Disusun untuk memenuhi tugas Karya Tulis Ilmiah Muatan Lokal (Riset)
Disusun Oleh :
Annisa Rizka Dewi 0053996307
Salma Amara Nursandrina 0066178855
Khusnul Khotimah 0052370912
Muhammad Nabil Makarim 0059266579
Jurusan MIPA kelas X MIPA 5
Menyetujui
( ) ( )
LEMBAR PERNYATAAN ORIGINALITAS KARYA TULIS ILMIAH
1.Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tuliskan benar-benar bersumber dari kegiatan
yang telah saya lakukan :
Penulis telah melakukan mini riset,wawancara,penyebaran angket,dokumentasi
berkaitan dengan kandungan daun mint
Topik yang diambil dalam penelitian
Tempat dilaksanakan penelitian
2.Naskah Karya Tulis Ilmiah Ini belum pernah diterbitkan / dipublikasikan
3.Naskah ini belum pernah diikut sertakan dalam perlobaaan / kompetisi Karya Tulis Ilmiah
Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran untuk dapat digunakan untuk
menyelesaikan tugas mulok.
Mengetahui,
Kepala Madrasah Guru Pembimbing Ketua Tim Peneliti
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadiran Allah SWT. yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok mata pelajaran Muatan lokal (Riset), dengan judul “KANDUNGAN
DAUN MINT UNTUK JERAWAT”.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga
kepada guru kami yaitu Ibu Jamiatur Rasyidah, S.Si, selaku pembimbing dan pihak-pihak yang
membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan
segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya
kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia
pendidikan, Amiin Ya Robbal’ Alamiin.
Penulis
BAB 1 PENDAHULUAN
Pada masa pubertas, terjadi perubahan kondisi pada hormon tubuh. Sebelumnya perlu
diketahui, perubahan hormon menjadi salah satu penyebab munculnya jerawat pada permukaan
kulit. Saat masa puber, aktivitas hormon testosteron di dalam tubuh meningkat. Hal itu kemudian
menyebabkan kelenjar minyak menghasilkan sebum dalam jumlah lebih banyak dari yang
dibutuhkan kulit, dan memicu munculnya jerawat.
Pada dasarnya, ada empat kondisi yang bisa menyebabkan munculnya jerawat di
kulit.Produksi sebum berlebih, yaitu zat yang diproduksi oleh kelenjar minyak. Sebum
diproduksi untuk mencegah kulit kering, tetapi saat zat ini diproduksi berlebihan bisa memicu
timbulnya jerawat. Perubahan hormon, termasuk yang terjadi pada remaja. Produksi hormon
yang berlebih, misalnya testosteron dan androgen bisa menjadi penyebab jerawat. Ada sumbatan
pada folikel rambut. Kondisi ini biasanya terjadi oleh campuran sel kulit mati dan sebum. Infeksi
bakteri. Jerawat juga bisa terjadi karena bakteri Propionibacterium acnes. Bakteri ini bisa
berkembang dan menyumbat folikel rambut, sehingga memicu peradangan.
Masa pubertas dan jerawat menjadi dua hal yang seakan tidak bisa dipisahkan. Namun
umumnya, masalah jerawat pada remaja akan hilang dengan sendirinya pada awal usia 20 tahun.
Pada beberapa kasus, jerawat bisa bertahan lebih lama, terutama pada wanita dan orang yang
memiliki kondisi kulit berminyak. Sebab, kulit berminyak menjadi salah satu penyebab jerawat
bisa dengan mudah muncul.
Daun mint merupakan tanaman, yang biasanya sebagai aromaterapi, dan memilikik
banyak manfaat yang baik untuk kesehatan. Daun mint bisa diolah menjadi bubuk, yang
digunakan sebagai penyedap masakan, atau dijadikan kreasi minuman.
Daun mint memiliki kandungan mentol, methone, menthyl acetate dan limonene. Daun
mint juga memiliki kandungan beta pinene dan beta caryophyllene, yang sangat baik dan
bermanfaat untuk kesehatan tubuh, mulut hingga wajah.
Manfaat daun mint yang pertama, yaitu membantu mengatasi masalah kulit berjerawat,
yang membantu mempercepat mengeringkan jerawat. Daun mint memiliki sensasi dingin dan
pedas, jika dikonsumsi pada sebuah makanan dan minuman. Namun daun mint yang terkandung
dalam skincare juga bisa memberikan sensasi dingin di kulit.
Daun mint memiliki kandungan salicylic acid, yang bisa membantu mengurangi gatal dan
iritasi, yang disebabkan karena jerawat. Daun mint juga memiliki kandungan vitamin A, yang
bisa membantu mengontrol minyak berlebih pada wajah, yang bisa menjadi penyebab jerawat.
Daun mint yang memiliki nama ilmiah mentha piperita L.(Lamiaceae) merupakan tanaman
herba yang memiliki tinggi 30-90 cm. Memiliki batang yang tegak dan bercabang, serta bagian
atas yang selalu berbentuk persegi empat. Tanaman ini juga mempunyai daun berlawanan, dan
berbentuk petiolate, ovaleoblong(oblong-lanset), bergigi serta berwarna hijau tua pada
permukaan atas. Bunga pada tanaman daun mint memiliki warna keunguan, setiap bunga
menunjukkan kelopak berbentuk tabung dengan 5 gerigi tajam, berbulu, dan tidak teratur, 4-
sumbing corolla, 4 benang sari pendek, sebuah ovarium 4-bersel berakhir dengan stigma terpecah
dua (Azizah, 2013).
Dalam daun mint terkandung senyawa mentol, menton, isomenton, piperiton dan mentil
asetat, dimana kandungan mentol merupakan yang paling dominan (Sastrohamidjojo, 2018).
Unsur utama dari daun peppermint adalah minyak atsiri(0,5-4%), yang mengandung mentol(30-
55%) dan menthone(14-32%). Mentol terjadi kebanyakan dalam bentuk bebas alcohol, dengan
jumlah antara (3-5%) asetat dan valerat ester. Monoterpen lain yang hadir termasuk isomenthone
(2-10%), 1,8-cineole(6- 14%), a-pinene(1,0-1,5%), b-pinene(1-2%), limonene(1-5%),
neomenthol(2,5-3,5%) dan menthofuran(1-9%)( Anshori, 2010).
2.2 Madu
2.1.1 Definisi madu
Madu adalah bahan alami yang memiliki rasa manis yang dihasilkan oleh lebah dari nektar atau
sari bunga atau cairan yang berasal dari bagian-bagian tanaman hidup yang dikumpulkan, diubah
dan diikat dengan senyawa tertentu oleh lebah kemudian disimpan pada sarang yang berbentuk
heksagonal (Al Fady, 2015). Madu merupakan salah satu bahan pangan yang memiliki rasa
manis dan kental yang berwarna emas sampai coklat gelap dengan kandungan gula yang tinggi
serta lemak rendah (Wulansari, 2018)
Dibidang kedokteran, madu mendapatkan perhatian untuk digunakan sebagai agen antibakteri
dalam perawatan ulserasi, luka, dan infeksi lain akibat luka bakar maupun luka lainnya.
Efektivitas dalam mengatasi infeksi dan mempercepat proses penyembuhan disebabkan oleh
adanya aktivitas antibakteri yang terdapat pada madu. Aktivitas antibakteri madu terjadi karena
adanya hidrogen peroksida, flavonoid, dan konsentrasi gula hipertonik. Hidrogen peroksida
dibentuk di dalam madu oleh aktivitas enzim glucose oxide yang memperoduksi asam glukonat
dan hidrogen peroksida dari glukosa. Enzim ini akan aktif apabila madu diencerkan. Hidrogen
peroksida yang terbentuk akan terakumulasi dalam medium biakan yang akan menginhibisi
pertumbuhan bakteri (Suranto, 2008).
Madu hutan adalah cairan kental yang dihasilkan oleh lebah madu dari berbagai sumber
nektar. Madu hutan tersusun atas 17,1% air; 82,4% karbohidrat total; 0,5% protein; asam amino;
vitamin dan mineral (Al fady, 2015). Madu hutan mengandung banyak mineral seperti natrium,
kalsium, magnesium, alumunium, besi, fosfor dan kalium. Vitamin-vitamin yang terdapat dalam
madu adalah thiamin (B1), riboflavin (B2), asam askorbat (C), piridoksin (B6), niasin, asam
pantotenat, biotin, asam folat, dan vitamin K. Enzim yang penting dalam madu hutan adalah
enzim diastase, invertase, glukosa oksidase, peroksidase, dan lipase. Enzim diastase adalah
enzim yang mengubah karbohidrat komplek (polisakarida) menjadi karbohidrat yang sederhana
(monosakarida). Enzim invertase adalah enzim yang memecah molekul sukrosa menjadi glukosa
dan fruktosa. Enzim oksidase adalah enzim yang membantu oksidasi glukosa menjadi asam
peroksida. Enzim peroksidase melakukan proses oksidasi metabolisme. Semua zat tersebut
berguna bagi proses metabolisme tubuh (Suranto, 2008 ).
Madu hutan memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi dan rendah lemak. Kandungan
gula dalam madu hutan mencapai 80% dan dari gula tersebut 85% berupa fruktosa dan glukosa.
Asam utama yang terdapat dalam madu hutan adalah asam glutamat. Sementara itu, asam
organik yang terdapat dalam madu hutan adalah asam asetat, asam butirat, format, suksinat,
glikolat, malat, proglutamat, sitrat, dan piruvat (Suranto, 2008). Komposisi kimia madu hutan
dapat dilihat pada tabel berikut
Komposisi Kimia Madu Hutan per 100 gram (Suranto,
2008)
No. Komposisi Jumlah
1 Kalori 328 kal
2 Kadar Air 17,2 g
3 Protein 0,5 g
4 Karbohidrat 82,4 g
5 Abu 0,2 g
6 Tembaga 4,4-9,2 mg
7 Fosfor 1,9-6,3 mg
8 Besi 0,06-1,5 mg
9 Mangan 0,02-0,4 mg
10 Magnesium 1,2-3,5 mg
11 Thiamin 0,1 mg
12 Riboflavin 0,02 mg
13 Protein 0,5 g
14 Niasin 0,20 mg
15 Lemak 0,1 g
16 pH 3,9
17 Asam Total 43,1 mg
2.3 Kulit
2.1.1 Definisi Kulit
Kulit merupakan pembungkus yang elastis yang terletak paling luar yang melindungi
tubuh dari pengaruh lingkungan hidup manusia dan merupakan alat tubuh yang terberat dan
terluas ukurannya, yaitu kirakira 15% dari berat tubuh dan luas kulit orang dewasa 1,5 m 2.
Kulit sangat kompleks, elastis dan sensitif, serta sangat bervariasi pada keadaan iklim, umur,
seks, ras, dan juga bergantung pada lokasi tubuh serta memiliki variasi mengenai lembut, tipis,
dan tebalnya. Rata-rata tebal kulit 1-2m. Paling tebal (6 mm) terdapat di telapak tangan dan
kaki dan paling tipis (0,5 mm) terdapat di penis. Kulit merupakan organ yang vital dan esensial
serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan (Djuanda, 2007).
2.4 Jerawat
2.4.1 Definisi Jerawat
Jerawat merupakan penyakit kulit yang umum terjadi pada remaja berusia 16-19 tahun,
bahkan dapat berlanjut hingga usia 30 tahun. Walaupun jerawat tidak mengancam jiwa, namun
dapat memengaruhi kualitas hidup dengan memberikan efek psikologis. Faktor utama yang
terlibat dalam pembentukan jerawat adalah peningkatan produksi sebum, peluruhan
keratinosit, pertumbuhan bakteri dan inflamasi (Fissy et al, 2014).
Jerawat adalah bentuk ruam pada bagian kelenjar minyak di kulit bermula dari
timbulnya komedo dan berkembang menjadi inflamasi yang menyebabkan papula dan pustula
kemerahan. Inflamasi ini dapat disebabkan oleh ploriferasi Propionibacterium acnes yang
menyerang netrofil pada kelenjar minyak. Bakteri ini menghasilkan asam lemak bebas yang
kemudian menembus dermis dan menginduksi inflamasi. Secara alami, inflamasi akan sembuh
dengan sendirinya dalam waktu beberapa hari sampai beberapa minggu, namun kejadian ini
akan sangat mengganggu baik secara estetis bahkan secara medis pada kejadian infeksi yang
lebih parah (Dreno et al, 2001).
Produksi sebum berlebih, yaitu zat yang diproduksi oleh kelenjar minyak untuk
mencegah kulit kering.
Sumbatan pada folikel rambut oleh campuran sel kulit mati dan sebum.
Bakteri jenis Propionibacterium acnes yang berkembang, menyumbat folikel rambut,
serta menyebabkan peradangan.
Faktor genetik atau keturunan. Kamu bisa mengalami jerawat jika salah satu
orangtua memiliki masalah jerawat.
Folikel yang tersumbat bisa membengkak dan membentuk komedo putih atau
komedo hitam jika terpapar dengan dunia luar. Kondisi tersebut jangan dianggap
remeh. Sebab, bisa berkembang menjadi pustula, papula, nodul, atau bahkan kista,
apabila terkontaminasi oleh bakteri kulit.
Hormon, yaitu saat aktivitas hormon androgen berlebih atau saat terjadi perubahan
hormon saat masa menstruasi.
Penggunaan kosmetik yang tidak selalu dapat ditoleransi oleh kulit setiap orang.
Stres memengaruhi gaya hidup seseorang, termasuk dalam pola makan yang dapat
memicu jerawat.
BAB III
METODOLOGI PENULISAN
2. Mangkok Kecil
Mangkok digunakan untuk tempat membuat masker daun mint
3. Timbangan digital
Timbangan digital digunakan untuk mengukur massa dari daun mint yang dibutuhkan
dalam penelitian
4. Buku Tulis
Buku tulis digunakan sebagai media mencatat perkembangan serta hasil penelitian
5. Pulpen
Pulpen digunakan sebagai media mencatat perkembangan serta hasil penelitian
https://eprints.umm.ac.id/46846/3/BAB%20II.pdf
https://www.fimela.com/lifestyle/read/4281326/manfaat-bubuk-peppermint-untuk-kesehatan-
hingga-menghilangkan-jerawat
BAB V
PENUTUP