Anda di halaman 1dari 2

Bacalah cerita berikut dengan seksama untuk menjawab pertanyaan

nomer 16 – 28!

Suatu hari di sebuah sungai yang kecil hiduplah ikan dan katak. Katak
biasa dipanggil Lompi dan ikan biasa dipanggil katak dengan nama Koi.
Mereka hidup bersama dan mecari makan bersama. Hanya saja katak
memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh ikan yakni berjalan jalan di
daratan.

Saat malam yang dingin, katak pergi ke daratan untuk mencari nyamuk.
Tak disangka katak melihat Anak manusia yang sedang membawa
pancing, Jova namanya. Dengan semangatnya Jova berkata akan menipu
ikan-ikan disungai dengan cacing yang gemuk dan lincah. Katak hanya
bisa melihat dari kejauhan. Ia menyaksikan bagaimana ikan di kelabuhi
Jova dengan umpannya, lalu tenggorokan ikan ditarik dengan kailnya.
Tidak sampai di situ saja, katak menyaksikan ikan dibelah tubuhnya
menjadi dua, lalu dimasukkan kedalam minyak yang panas dan setelahnya
dimakan berkali kali dengan lahap. Dan katakpun mencuri dengar, ia
mendapatkan kabar bahwa esok pagi Jova akan mengulang lagi
keberuntungannya malam ini.

Melihat kejadian malam itu katak lari tunggang langgang menuju tempat
Koi sahabatnya. Sesampainya di bawah air ia bertemu Koi dan
menceritakan semuanya. “Koi selapar apapun kamu jangan pernah
memakan cacing yang dikaitkan dengan besi, itu adalah umpan yang akan
mengakhiri hidupmu. Sungguh aku melihat sendiri bagaimana manusia
menipumu lalu menyiksamu setelah mendapatkanmu”. Kata Lompi pada
Koi. “berikan aku bukti kalau ceritamu itu benar lompi”. Jawab Koi. Lompi
meneteskan air mata lalu berkata, “percayalah padaku Koi, aku melihatnya
sendiri dan bukankah kamu tahu aku bisa hidup di daratan. Andaikan kamu
bisa hidup di darat tentu aku akan mudah memperlihatkanmu, sekali lagi
percayalah padaku”. Koi memalingkan wajahnya dan pergi begitu saja dari
Lompi, ia merasa Lompi kini mulai ikut campur dalam kehidupannya
dengan terlalu banyak mengekang hidupnya. Hingga akhirnya ia
mendapati cacing yang terkait dengan besi, Koi sudah tak peduli lagi
dengan nasihat Lompi. Dengan keras ia berteriak “Losss gak rewel, No
setiiiir, Sokkk kabeeeh”. Ia pun memakan cacing dengan lahab, saat ia
menariknya tiba tiba ia tersangkut di kail itu, dan tertarik ke udara. Hingga
akhirnya ia terlambat menyadari dan terlambat menyesali betapa
berharganya nasihat orang yang berilmu dan sahabat sejatinya itu.

Anda mungkin juga menyukai