Penyakit Menular
Penyakit Menular
Implementasi program
A. Program Prioritas
B. Kegiatan Promotif
2. Pelatihan para kader Kader Poster Ceramah Bidan Jumlah Balai Desa 1x6
mengenai P2M kader di bulan
Spanduk Tanya Jawab Peraway
(Pemberantasan dan puskesmas
Pencegahan Penyakit PPT Air Dingin
Menular)
C. Kegiatan Preventive
Berdasarkan data diatas didapatkan peringkatkan pertama ditempati oleh penyakit Saluran Pernafasan (ISPA) dengan jumlah 458 kasus.
Penyakit ISPA ini adalah infeksi yang terjadi disaluran pernafasan bisa diatas atau dibawah. Meski biasanya dapat sembuh tanpa perawatan khusus,
kondisi ini bisa berbahaya bagi anak-anak, lansia, atau orang dengan daya tahan tubuh yang lemah. Penyebab banyaknya kasus saluran pernafasan
(ISPA) dipuskesmas air dingin adalah:
Kebiasaan merokok
Kurang menjaga kebersihan (PHBS)
Melakukan perjalanan kedaerah yang sedang banyak kasus infeksi saluran pernafasan
B. Prioritas Masalah
Keterangan :
S = Skor
BS = Bobot * Skor
Dari tabel diatas didapatkan permasalahan pada peringkat pertama yaitu kebiasaan merokok yang tidak baik, pada peringkat kedua yaitu
kurang menjaga kebersihan , dan pada peringkat ketiga yaitu perjalanan kedaerah yang sedang banyak kasus infeksi saluran pernafasan
C. Kelengkapan Instrumen
PEMBAHASAN
Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan
upaya promotif dan prevetif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya diwilayah puskesmas air dingin.
Promosi kesehatan dipuskesmas adalah upaya puskesmas melaksanakan pemberdayaan kepada masyarakat untuk mencegah penyakit dan
meningkatkan kesehatan kepada setiap individu, keluarga serta lingkungannya secara mandiri dan mengembangkan upaya kesehatan bersumber
masyarakat
Berdasarkan Data 10 penyakit tertinggi dari Puskesmas Air Dingin yang paling tinggi yaitu penyakit ISPA. Faktor perilaku yang menyebabkkan
tingginya penyakit ISPA adalah Kebiasaan merokok oleh masyarakat.
Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan ditemukannya kurangnya penyuluhan tentang bahaya merokok bagi kesehatan terutama
kesehatan saluran pernafasan (ISPA) yang dilakukan oleh petugas kesehatan. Hal ini disebabkan oleh kurangnya penyuluhan oleh tenaga kesehatan
mengenai dampak perilaku merokok terhadap penyakit ISPA. Penyebab lainnya adalah kurang menariknya media edukasi dan informasi tentang
bahaya merokok bagi kesehatan masyarakat.
Dengan ditemukannya permasalahan yang ada, setelah dilakukan observasi dan wawancara, maka perlu upaya penanggulangan dengan
membentuk Duta Anti Rokok di wilayah kerja puskesmas air dingin, yang bertugas mengubah pola pikir masyarakat tentang bahaya
merokok bagi kesehatan dan memberikan edukasi secara individu mengenai perilaku merokok.
1. Evaluasi Kegiatan
Evaluasi dilakukan dengan menilai tingkat keberhasilan dari program yang dicanangkan. Untuk evaluasi proses dapat dilakukan
dengan melihat sejauh mana program tersebut dijalankan, sedangkan evaluasi hasil dilihat dari capaian target program tersebut, dimana
target dari programI Duta Anti Rokok adalah 100 %. Dari kegiatan program yang telah dilaksanakan evaluasi dan rencana tindak lanjut
yang dapat dilakukan ialah meningkatkan kolaborasi dengan program lain seperti program lintas lembaga (pokjanal atau kelompok kerja
operasional). Tenaga promosi kesehatan di Puskesmas Air Dingin juga dapat memperbanyak Media, seperti poster dan leaflet tentang
bahaya merokok terhadap ISPA, serta video edukasi dan Radio spot yang dapat meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan
masyarakat untuk mencegah ISPA.
Beberapa saran yang disampaikan kepada kepala puskesmas yaitu adanya “Pembentukan Duta Anti Rokok”dari masyarakat yang
bertujuan untuk mengubah pola pikir masyarakat tentang bahaya merokok bagi kesehatan dan memberikan edukasi secara individu
mengenai perilaku merokok.
Tujuan : Mengubah pola pikir masyarakat tentang bahaya merokok bagi kesehatan dan memberikan edukasi secara
individu mengenai perilaku merokok.
Metode : Sosialisasi
Media :-
Dana :-