Anda di halaman 1dari 59

LAPORAN PRAKTIK

TUGAS MATA KULIAH

IMPLEMENTASI PROMOSI KESEHATAN

( Promosi Kesehatan di Puskesmas Air Dingin)

Dosen pengajar:

Oleh :

Kelompok 8

1. Sandrina Akbar (206110669)


2. Siti Mardiah Heriati (206110673)
3. Suci Frian Nabila (206110674)
4. Thalya Salsabilla (206110675)
5. Thesya Julian Bukhori (206110676)

Dosen Pengampu :

Evi Maria Lestari Silaban, SKM, MKM

Widdefrita, SKM, MKM

SARJANA TERAPAN PROMOSI KESEHATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG

2022
LEMBARAN PENGESAHAN

Judul : Implementasi Program Promosi Kesehatan di Puskesmas


Air Dingin

Tim Penyusun : 1. Sandrina Akbar (206110669)


2. Siti Mardiah Heriati (206110673)
3. Suci Frian Nabila (206110674)
4. Thalya Salsabilla (206110675)
5. Thesya Julian Bukhori (206110676)

Padang, 19 November 2022

Pembimbing Lapangan Ketua Kelompok

PJ Promkes Puskesmas Air Dingin

Atriasfa Yuneri, SKM Sandrina Akbar

NIP.199206052022032007 NIM. 206110669

Mengetahui,

Pembimbing Akademik

Widdefrita,S.KM, M.KM

NIP. 197607192002122202
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami uncapkan kehadirat Allah SWT karena atas segala rahmat dan karunia
– Nya, maka kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Praktik Mata Kuliah
Implementasi Promosi Kesehatan mengenai Promosi Kesehatan di Puskesmas Air Dingin.
Tugas ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Implementasi Promosi Kesehatan.

Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna baik dari segi
penulisan maupun materinya, namun dari hal tersebut tidak menggurangi isi dari laporan yang
menjadi tujuan dari pebuatan laporan ini. Oleh sebab itu Kami mohon kritikkan dan saran demi
kesempurnaan untuk pembuatan laporan berikutnya. Kami berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan segala informasi yang berkaitan dengan
aktivitas

Akhir kata, Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga dari makalah ini, kita dapat
menambah pengetahuan dan memberi manfaat bagi semua.

Padang, 19 November 2022

Kelompok 8
DAFTAR ISI

LEMBARAN PENGESAHAN ................................................................................................. 2


KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 3
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 4
BAB I ......................................................................................................................................... 5
LATAR BELAKANG ............................................................................................................... 5
A. Latar Belakang ............................................................................................................ 5
B.Angka Kejadian .................................................................................................................. 6
C.Dasar Hukum...................................................................................................................... 7
D.Tujuan Program.................................................................................................................. 8
E.Sasaran Program ................................................................................................................. 9
F.Manfaat Program .............................................................................................................. 10
BAB II...................................................................................................................................... 11
KELENGKAPAN TINJAUAN TEORITIS ............................................................................ 11
A. Teori Terkait Masalah Yang dikaji ........................................................................... 11
B.Implementasi Promosi Kesehatan dalam masing-masing Program Prioritas................... 19
C.Kebijakan Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Masalah ......................................... 30
BAB III .................................................................................................................................... 32
STUDI KASUS ........................................................................................................................ 32
A. Diagnosis Masalah Kesehatan ................................................................................... 32
B. Prioritas Masalah ....................................................................................................... 33
C. Kelengkapan Instrumen Penilaian Implementasi ...................................................... 33
D. Sinkronisasi Kasus dengan Instrument ..................................................................... 36
BAB IV .................................................................................................................................... 37
PEMBAHASAN ...................................................................................................................... 37
A. Sinkronisasi Teori dengan Kasus .............................................................................. 37
B. Menetapkan GAP/ Masalah ...................................................................................... 37
C. Penyusunan POA....................................................................................................... 38
D. Upaya Penanggulangan Masalah .............................................................................. 40
E. Evaluasi dan Rencana Tindak Lanjut ........................................................................ 40
LAMPIRAN ............................................................................................................................. 42
BAB I

LATAR BELAKANG

A. Latar Belakang

Pusat kesehatan masyarakat menjadi salah satu jenis fasilitas pelayanan


kesehatan tingkat pertama memiliki peranan penting dalam sistem kesehatan nasional.
Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
prevetif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
diwilayah puskesmas air dingin.

Puskesmas air dingin mempunyai kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan


pembangunan kesehatan diwilayah kerja dalam rangka mendukung terwujudnya
kecamatan sehat. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud puskesmas
menyelenggarakan fungsi penyelenggaraan UKM tingkat pertama diwilayah kerja dan
penyelenggaraan UKP tingkat pertama diwilayah kerja puskesmas air dingin.

Kami melakukan pengamatan program promosi kesehatan berbagai ruang


lingkup di Puskesmas Air Dingin meliputi :

1. Promosi kesehatan dalam program prioritas KIA


2. Promosi kesehatan dalam program prioritas Kesehatan Lingkungan
3. Promosi kesehatan dalam program prioritas penyakit menular
4. Promosi kesehatan dalam program prioritas penyakit tidak menular
5. Promosi kesehatan dalam program prioritas usaha kesehatan sekolah
B.Angka Kejadian

Berikut angka kejadian mengenai perilaku masyarakat di wilayah kerja puskesmas air dingin :

PUSKESMAS INDIKATOR IKS

Keluarga Ibu Bayi Bayi Balita Penderita Penderita Penderita Anggota Keluarga Keluarga Keluarga
mengikuti melakukan mendapat mendapat mendapatkan tuberculosis hipertensi gangguan keluarga sudah mempunyai mempunyai
program persalinan imunisasi air susu pemantauan paru melakukan jiwa tidak menjadi akses akses atau
Keluarga di fasilias dasar ibu (ASI) pertumbuhan mendapatkan pengobatan mendapatkan merokok anggota sarana air menggunakan
Berencana kesehatan lengkap ekslusif pengobatan secara pengobatan JKN bersih jamban sehat
(KB) sesuai teratur dan tidak
standar ditelantarkan

Air Dingin 72.24% 90.72% 72.81% 82,25% 75.91% 40.48% 39.56% 41.18% 20.85% 67.65% 95.96% 87.40% 0.22

Warga sesuai 542 733 332 5.5 1.509 43 303 21 3.562 5.898 8.362 7.604 1.886
“Y”

Keluarga 2.437 808 456 614 1.988 210 766 51 8.719 8.719 8.714 8.700 8.719

Cakupan 22.24% 90.72% 72.81% 82.25% 75.91% 20.48% 39.56% 41.18% 40.85% 67.65% 95.96% 87.40% 0.22

SEHAT

Berdasarkan indikator diatas dapat disimpulkan bahwa indikator perilaku anggota keluarga yang tidak merokok yaitu 20.85%. dan indikator perilaku
Keluarga mempunyai akses sarana air bersih yaitu 95.96%.
C.Dasar Hukum

Dalam peran puskesmas memiliki dasar hukum yang menjadi landasan pelaksanaannya di
Puskesmas Air Dingin adalah antara lain :

1. Dasar Hukum terkait Kesehatan ibu dan anak


Berdasarkan Permenkes 21 tahun 2021 tentang Pelayanan Kesehatan Masa
Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan,
Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, serta Pelayanan Kesehatan Seksual
2. Dasar Hukum terkait Kesehatan Lingkungan
Berdasarkan Permenkes 13 Tahun 2015 tentang penyelenggaraan pelayanan
kesehatan lingkungan di puskesmas. Berdasarkan pasal 3 tentang kegiatan
pelayanan kesehatan lingkungan dilakukan di puskesmas dalam bentuk: (1)
Konseling, (2) Inspeksi Kesehatan Lingkungan, (3) Intervensi Kesehatan
Lingkungan.
3. Dasar Hukum terkait Penyakit Menular
Berdasarkan Permenkes 82 Tahun 2015 Tentang Penanggulangan penyakit
menular. Sesuai dengan pasal 12 bahwasannya promosi kesehatan dapat dilakukan
dengan metode komunikasi, informasi, dan edukasi untuk tercapainya perubahan
perilaku pada masyarakat umum dan pencegahan penyakit.
Berdasarkan pasar 18 menyebutkan bahwa setiap orang yang mengetahui
adanya penderita penyakit menular berkewajiban melaporkan kepada tenaga
kesehatan atau Puskesmas, yang mana akan dilakukan verifikasi, pengobatan dan
upaya lain yang diperlukan agar tidak terjadi penularan penyakit.
4. Dasar Hukum terkait Penyakit Tidak Menular
Instruksi presiden No. 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat.
Peraturan Menteri Kesehatan No.71 tahun 20015 tentang penanggulangan penyakit
tidak menular
5. Dasar Hukum terkait UKS
Berdasarkan UU No 36 Tahun 2009 tentang kesehatan pada pasal 79 ayat (1)
menyatakan bahwa kesehatan sekolah diselenggarakan kemampuan hidup sehat
peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta dapat belajar, tumbuh
dan berkembang secara harmonis dan setinggi-tingginya.
D.Tujuan Program

1) Kesehatan Ibu dan Anak


Melalukan penyuluhan kepada masyarakat di wilayah kerja puskesmas air
dingin tentang pencegahan stunting sehingga menurunkan prevalensi stunting di
puskesmas air dingin. Melaksanakan pemberian vitamin A untuk bayi, balita tiap 6
bulan ibu nifas, pendataan keluarga sadar gizi untuk menilai perubahan perilaku
gizi anggota keluarga dan kebiasaan keluarga dalam mengkonsumsi makanan
sehari-hari.
2) Kesehatan Lingkungan
Melakukan penyuluhan DBD dengan Gerakan 3M sebagai upaya merebaknya
wabah DBD yang terjadi karena perilaku hidup masyarakat yang kurang
memperhatikan kebersihan lingkungan. Selanjutnya program penyemprotam
Fogging yang merupakan kegiatan untuk mencegah penyebaran nyamuk Aedes
Aygepti.
3) Penyakit menular
Tujuan program edukasi tentang penyakit menular terutama penyakit saluran
pernafasan akut (ISPA) diwilayah kerja puskesmas air dingin yaitu upaya
pencegahan dan pengendalian penyakit menular yang terjadi tahun ini serta
meningkatkan deteksi dini dan respon cepat terhadap penanggulangan penyakit
tidak menular.
4) Penyakit tidak menular
Tujuan program pemberian sosialisasi pencegahan Hipertensi Di wilayaha kerja
puskesmas air dingin dan melakukan screening kesehatan yaitu meningkatkan
pelayanan kesehatan komprehensif pada penderita penyakit tidak menular salah
satunya hipertensi, mendukung pencapaian standar pelayanan minimum (SPM),
mendukung gerakan masyarakat hidup sehat (GERMAS).
5) Usaha kesehatan Sekolah
Tujuan program pelatihan dan pembinaan dokter kecil di unit sekolah wilayah
puskesmas air dingin yaitu agar dokter kecil mampu merubah perilaku siswa untuk
menjaga kesehatan diri sendiri, temam, keluarga dan lingkungannya. Selanjutnya
tujuan program pemeriksaan kesehatan anak sekolah yaitu untuk mengetahui status
kesehatan siswa sebagai salah satu upaya deteksi dini jika siswa memiliki masalah
kesehatan.
E.Sasaran Program

1) Kesehatan Ibu Dan Anak


• Sasaran primer, yaitu masyarakat umum diwilayah kerja puskesmas air dingin.
• Sasaran sekunder, yaitu kader, nakes dipolindes.
• Sasaran tersier, yaitu Dinas Kesehatan Kota Padang, kepala UPTD Puskesmas
Air Dingin dan pemangku kebijakan setempat.
2) Kesehatan Lingkungan
• Sasaran primer, yaitu masyarakat umum di wilayah kerja puskesmas air dingin.
• Sasaran sekunder, yaitu ketua RT dan tokoh masyarakat
• Sasaran tersier, yaitu Dinas Kesehatan Kota Padang, kepala UPTD Puskesmas
Air Dingin dan pemangku kebijakan setempat.
3) Penyakit Menular
• Sasaran primer, yaitu masyarakat umum di wilayah kerja puskesmas air dingin
dan pasien puskesmas air dingin
• Sasaran sekunder, yaitu kader dan tokoh masyarakat
• Sasaran tersier, yaitu Dinas Kesehatan Kota Padang, kepala UPTD Puskesmas
Air Dingin dan pemangku kebijakan setempat.
4) Penyakit Tidak Menular
• Sasaran primer, yaitu masyarakat umum di wilayah kerja puskesmas air dingin
• Sasaran sekunder, yaitu tokoh masyarakat
• Sasaran tersier, yaitu Dinas Kesehatan Kota Padang, kepala UPTD Puskesmas
Air Dingin dan pemangku kebijakan setempat.
5) Unit Kesehatan Sekolah
• Sasaran primer, yaitu peserta didik atau anak sekolah di wilayah kerja
puskesmas air dingin
• Sasran sekunder yaitu guru, orang tua, dan pengelola sekolah di wilayah kerja
puskesmas air dingin
• Sasaran tersier, lembaga pendidikan mulai dari tingkat TK, SLTA dan
lingkunan.
F.Manfaat Program

1. Kesehatan Ibu Dan Anak


• Meninkatkan pengetahuan dan penyadaran kepada orang tua tentang
pentingnya pemenuhan gizi dan meningkatkan kualitas kesehatan anak demi
terhindar dari berbagai penyakit terutama stunting. Manfaat lainya yaitu
perbaikan terhadap pola makan, pola asuh dan serta perbaikan sanitasi dan
akses air bersih.
• Masyarakat sadar terkait tumbuh kembang anak semakin diperhatikan,
sehingga bisa mencegah terjadinya stunting dan menurunkan presentasi
stunting di indoneisa
2. Kesehatan Lingkungan
• Salah satu upaya promotif dan preventive pencegahan penyakit yang
disebabkan oleh lingkungan serta memberikan pengetahuan kepada
masyarakat tentang gerakan 3m mencegah DBD di wilayah kerja
puskesmas Air Dingin.
3. Penyakit Menular
• Program yang dilaksanakan dapat memberikan manfaat dalam
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat dan kader guna
meningkatkan pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan serta kader
ispa selalu aktif dalam pencegahan dan pelaporan kejadian sakit di wilayah
kerja puskesmas air dingin.
4. Penyakit Tidak Menular
• dapat mengendalikan penyakit tidak menular serta mengontrol dan
menjaga kesehatan secara optimal dengan upaya promotif dan preventif
yang dilakukan di wilayaha kerja puskesmas air dingin.
5. Unit Kesehatan Sekolah (UKS)
• Manfaat program kesehatan di unit kesehatan sekolah yaitu menjadikan
cara yang efektif memberikan kesadaran dan pengetahuan kesehatan
kepada anak-anak sekolah
• Dengan terbentuknya dokter kecil di sekolah diharapkan dapat menjadi
kader kesehatan di sekolah yang handal sehingga dapat ikut serta menjga
kesehatan siswa.
BAB II

KELENGKAPAN TINJAUAN TEORITIS

A. Teori Terkait Masalah Yang dikaji

1. Kesehatan Ibu dan Anak


Stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan pada anak balita akibat kekurangan
gizi kronis terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Keadaan gagal
tumbuh pada anak balita disebabkan asupan gizi dalam waktu yang lama serta terjadi
infeksi yang berulang, dan kedua faktor penyebabnya pola asuh yang tidak mendukung
terutama dalam 1.000 HPK. (Kemenkes,2013)
1000 Hari pertama kehidupan anak dimulai sejak anak dalam kandungan ibu
hingga dua tahun, ini merupakan masa-masa kritis dalam membantu pertumbuhan dan
perkembangan anak secara optimal. Ibu hamil dengan konsumsi asupan gizi yang
rendah dan mengalami penyakit infeksi akan mempengaruhi pertumbuhan anak.
Dampak stunting akan berdampak pada Sumber Daya Manusia (SDM) baik
berdampak dalam jangka pendek menyebabkan gagal tumbuh dan jangka panjang
menurunnya kapasitas intelektual. Kurangnya pengetahuan pada ibu mengenai
kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan, pengetahuan tentang penyebab
jika tumbuh kembang anak yang berbeda, pengetahuan tentang stunting, kurangnya
kesadaran dan kemandirian ibu dan kondisi anak balitanya, dll.
Berikut penjelasan lebih rinci penyebab dan dampak stunting terhadap
kesehatan ibu dan anak :

Penyebab Anak Mengalami Stunting

Status gizi buruk pada ibu hamil dan bayi merupakan faktor utama yang menyebabkan
anak balita mengalami stunting. Ada banyak sekali hal-hal yang dapat memicu
terjadinya gizi buruk ini. Berikut adalah penyebab gizi buruk pada ibu hamil dan bayi
yang masih sering ditemui:

1. Pengetahuan ibu yang kurang memadai

Sejak di dalam kandungan, bayi sudah membutuhkan berbagai nutrisi untuk


pertumbuhan dan perkembangannya. Untuk mencapai ini, ibu harus berada dalam
keadaan sehat dan bergizi baik. Jika ibu tidak memiliki pengetahuan akan asupan nutrisi
yang baik untuknya dan janin, hal ini akan sulit didapatkan.

Begitu pula setelah lahir, 1000 hari pertama kehiduan (0-2 tahun) adalah waktu yang
sangat krusial untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Pada masa ini, bayi
membutuhkan ASI eksklusif selama 6 bulan dan tambahan makanan pendamping ASI
(MPASI) yang berkualitas setelahnya. Oleh karena itu, ibu harus memiliki pengetahuan
yang cukup mengenai gizi anak.

Faktor lainnya yang juga dapat memicu stunting adalah jika anak terlahir dengan
kondisi sindrom alkohol janin (fetus alcohol syndrome). Kondisi ini disebabkan oleh
konsumsi alkohol berlebihan saat hamil yang kemungkinan diawali ketidaktahuan ibu
akan larangan terhadap hal ini.

2. Infeksi berulang atau kronis

Tubuh mendapatkan energi dari asupan makanan. Penyakit infeksi berulang yang
dialami sejak bayi menyebabkan tubuh anak selalu membutuhkan energi lebih untuk
melawan penyakit. Jika kebutuhan ini tidak diimbangi dengan asupan yang cukup, anak
akan mengalami kekurangan gizi dan akhirnya berujung dengan stunting.

Terjadinya infeksi sangat erat kaitannya dengan pengetahuan ibu dalam cara
menyiapkan makan untuk anak dan sanitasi di tempat tinggal.

3. Sanitasi yang buruk

Sulitnya air bersih dan sanitasi yang buruk dapat menyebabkan stunting pada anak.
Penggunaan air sumur yang tidak bersih untuk masak atau minum disertai kurangnya
ketersediaan kakus merupakan penyebab terbanyak terjadinya infeksi. Kedua hal ini
bisa meninggikan risiko anak berulang-ulang menderita diare dan infeksi cacing usus
(cacingan).

4. Terbatasnya layanan kesehatan

Kenyataannya, masih ada daerah tertinggal di Indonesia yang kekurangan layanan


kesehatan. Padahal, selain untuk memberikan perawatan pada anak atau ibu hamil yang
sakit, tenaga kesehatan juga dibutuhkan untuk memberi pengetahuan mengenai gizi
untuk ibu hamil dan anak di masa awal kehidupannya.
Dampak Stunting terhadap Kesehatan Anak

Stunting pada anak dapat mempengaruhinya dari ia kecil hingga dewasa. Dalam jangka
pendek, stunting pada anak menyebabkan terganggunya perkembangan otak,
metabolisme tubuh, dan pertumbuhan fisik. Sekilas, proporsi tubuh
anak stunting mungkin terlihat normal. Namun, kenyataannya ia lebih pendek dari
anak-anak seusianya.

Seiring dengan bertambahnya usia anak, stunting dapat menyebabkan berbagai macam
masalah, di antaranya:

• Kecerdasan anak di bawah rata-rata sehingga prestasi belajarnya tidak bisa


maksimal.
• Sistem imun tubuh anak tidak baik sehingga anak mudah sakit.
• Anak akan lebih tinggi berisiko menderita penyakit diabetes, penyakit jantung,
stroke, dan kanker.

Dampak buruk stunting yang menghantui hingga usia tua membuat kondisi ini sangat
penting untuk dicegah. Gizi yang baik dan tubuh yang sehat merupakan kunci dari
pencegahan stunting. Berikut hal-hal yang harus diingat untuk mencegah stunting:

• Mengonsumsi makanan dengan kandungan nutrisi yang dibutuhkan selama


hamil dan selama menyusui.
• Memberikan nutrisi yang baik kepada Si Kecil, seperti memberikan ASI
eksklusif dan nutrisi penting lainnya seiring pertambahan usi
• Rutin memeriksakan kehamilan serta pertumbuhan dan perkembangan anak
setelah lahir.
• Menerapkan pola hidup bersih dan sehat, terutama mencuci tangan sebelum
makan, serta memiliki sanitasi yang bersih di lingkungan rumah.

2. Kesehatan Lingkungan
Menurut Soemirat (2000), lingkungan adalah segala sesuatu baik berupa benda
mati atau benda hidup, nyata atau abstrak seperti suasana yang terbentuk akibat
interaksi semua elemen yang ada di alam. Lingkungan sangat erat hubungannya dengan
kesehatan, karena lingkungan yang menyediakan fasilitas untuk keberadaan suatu
kehidupan.Pengertian sanitasi menurut Ehler dan Steel (1958) adalah sebagai usaha
untuk mencegah penyakit dengan cara menghilangkan atau mengatur faktor-faktor
lingkungan yang berkaitan dengan rantai penularan penyakit tersebut. Sementara
menurut Riyadi (1984), sanitasi lingkungan adalah prinsip-prinsip untuk meniadakan
atau setidak-tidaknya menguasai faktor-faktor lingkungan yang dapat menimbulkan
penyakit.

World Health Organization memberikan batasan kajian sanitasi pada usaha


pengawasan penyediaan air minum bagi masyarakat, pengelolaan pembuangan tinja
dan air limbah, pengelolaan sampah, vektor penyakit, kondisi perumahan, penyediaan
dan penanganan makanan, kondisi atmosfer dan kesehatan kerja. Sedangkan ruang
lingkup kegiatan sanitasi lingkungan menurut Riyadi (1984) antara lain mencakup
sanitasi perumahan, sanitasi makanan, penyediaan air bersih, pengelolaan sampah,
pembuangan air limbah dan kotoran manusia serta pemberantasan vektor. Terkait
dengan usaha pemberantasan dan pengendalian vektor diatas, menurut Depkes RI
(1985), usaha perbaikan sanitasi lingkungan merupakan salah satu cara untuk menjaga
populasi vektor dan binatang pengganggu tetap pada suatu tingkatan tertentu yang tidak
menimbulkan masalah kesehatan. Sedangkan WHO (2001) menyatakan bahwa aspek
penyediaan air bersih, pengelolaan sampah dan perbaikan disain rumah sangat penting
kaitannya dengan upaya pengendalian vektor Demam Berdarah Dengue (DBD). Maka
dapat kita kembalikan pada prinsip penting pengendalian vektor ini, bahwa pada
dasarnya usaha sanitasi bertujuan untuk menghilangkan food preferences, breeding
place) dan resting placevektor dan binatang pengganggu.
Aspek sanitasi lingkungan yang berhubungan dengan pengendalian vektor,
khususnya aedes aegypti meliputi penyediaan air bersih dan pengelolaan
sampah. Sistem penyediaan air pada tingkat rumah tangga, berpengaruh langsung pada
kepadatan vektor ini. Jika sistem itu telah meminimalisasi tempat penampungan air,
misalnya karena sudah menggunakan jaringan perpipaan, maka sangat dimungkinkan
kepadatan vektor (baca jentik) juga akan menurun. Sebagaimana kita ketahui, tempat-
tempat penampungan air (kontainer) pada tingkat rumah tangga yang menjadi tempat
kehidupan telur, larva, pupa Aedes.
Kebiasaan penyimpanan air untuk keperluan rumah tangga yang mencakup
gentong, baik yang terbuat dari tanah liat, semen maupun keramik serta drum
penampungan air. Wadah atau tempat penyimpanan air harus ditutup rapat-rapat
setelah diisi penuh dengan air. Jika habitat jentik juga mencakup tangki di atas atau
bangunan pelindung jaringan pipa air, bangunan atau benda tersebut harus dibuat rapat.
Bangunan pelindung pintu air dan meteran air harus dilengkapi dengan perembesan
sebagai bagian dari tindakan pencegahan. Tumpah bocornya dalam bangunan
pelindung, dari pipa distribusi, katup air, meteran air dan sebagainya, menyebabkan air
tergenang dan dapat menjadi habitat yang penting untuk Ae. aegypti (WHO, 2001).
3. Penyakit Menular
Penyakit menular merupakan salah satu masalah kesehatan global baik di
negara maju dan di negara berkembang. Di Indonesia penyakit menular merupakan
salah satu masalah penting yang menjadi perhatian dalam upaya peningkatan
kesehatan, dari data statistik menunjukkan bahwa penyakit menular merupakan
penyebab kematian kedua di negara berkembang termasuk Indonesia setelah penyakit
jantung (Ridwan, 2012).
Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyakit utama
penyebab kesakitan dan kematian bayi dan balita. Menurut World Health Organization
(WHO) (2003), ISPA terutama pneumonia menduduki peringkat pertama dari enam
penyebab kematian postnatal yang berkontribusi dengan 63% dari 10,4 juta kematian
pada anak di bawah lima tahun di seluruh dunia. Penyebab utama kematian anak
tersebut atara lain infeksi saluran pernapasan akut (17%), diare (16%), prematur dan
berat badan lahir rendah (11%), infeksi neonatal seperti sepsis (9%), asfiksi kelahiran
dan trauma (8%) serta malaria (7%).
a. Pengertian ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut)
Infeksi Saluran Pernapasan Akut atau ISPA adalah infeksi yang
menyerang saluran pernapasan, baik saluran atas maupun bawah. Kondisi
ini dapat terjadi pada beberapa organ pernapasan seperti sinus, faring, laring
hingga hidung.
ISPA adalah salah satu penyakit menular dan rentan mengenai anak-
anak, di mana imunitas mereka memang masih dalam
perkembangan. Selain itu, kondisi ini juga banyak terjadi pada lansia, yang
biasanya telah mengalami penurunan kekebalan tubuh.
Contoh ISPA yang paling umum adalah flu biasa dan influenza. Adapun
beberapa penyakit lain yang tergolong dalam ISPA adalah sebagai berikut:
• Sinusitis
• Batuk pilek
• Pneumonia
• Radang tenggorokan akut (faringitis)
• Covid 19
• Laringitis akut
b. Penyebab ISPA
ISPA disebabkan oleh adanya infeksi virus atau bakteri pada saluran
pernapasan. Baik pernapasan atas maupun bawah dapat terserang infeksi,
namun paling sering terjadi pada bagian pernapasan atas.Beberapa jenis
virus yang dapat menyebabkan orang terkena ISPA adalah sebagai berikut:
• Rhinovirus (dapat menyebabkan flu)
• Pneumokokus (menyebabkan pneumonia dan meningitis)
• Adenovirus (dapat menyebabkan bronkitis, pneumonia dan flu)
• Virus Influenza (dapat menyebabkan flu)
• Virus Corona (menyebabkan penyakit covid19)

Sementara, bakteri yang dapat menyebabkan ISPA adalah sebagai berikut:

• Streptococcus
• Haemophilus
• Staphylococcus aureus
• Klebsiella pneumoniae
• Mycoplasma pneumoniae
• Chlamydia

Untuk penularan ISPA sendiri dapat terjadi melalui kontak dengan


percikan air liur orang yang terinfeksi, bisa lewat penyebaran udara ataupun
sentuhan dengan benda yang terkontaminasi virus atau bakteri penyebab
ISPA.

4. Penyakit Tidak Menular


Penyakit Tidak Menular (PTM) secara global telah mendapat perhatian serius
dengan masuknya PTM sebagai salah satu target dalam Sustainable Development Goals
(SDGs) 2030 khususnya pada Goal 3: Ensure healthy lives and well-being. SDGs 2030
telah disepakati secara formal oleh 193 pemimpin Negara pada UN Summit yang
diselenggarakan di New York pada 25-27 September 2015. Hal ini didasari pada fakta
yang terjadi di banyak negara bahwa meningkatnya usia harapan hidup dan perubahan
gaya hidup juga diiringi dengan meningkatnya PTM. Penanganan PTM memerlukan
waktu yang lama dan teknologi yang mahal, dengan demikian pencegahan dan
penanggulangannya memerlukan biaya yang tinggi. Publikasi World Economic Forum
April 2015 menunjukkan bahwa potensi kerugian akibat PTM di Indonesia pada
periode 2012-20130 diprediksi mencapai US$ 4,47 triliun atau 5,1 kali GDP 2012.
Penyakit Tidak Menular adalah sekelompok penyakit yang bersifat kronis, tidak
menular, dimana diagnosis dan terapinya pada umumnya lama dan mahal. PTM sendiri
dapat terkena pada semua organ, sehingga penyakitnya juga banyak sekali. Enam PTM
yang menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia adalah stroke, hipertensi,
diabetes, tumor ganas, penyakit hati, dan penyakit jantung iskemik. Faktor risiko
perilaku yang berkaitan dengan PTM di Indonesia adalah merokok, kurang aktifitas
fisik, kurang konsumsi sayur dan buah, obesitas, obesitas sentral dan konsumsi alkohol
berbahaya.
a. Pengertian Hipertensi
Tekanan darah adalah desakan darah terhadap dinding-dinding arteri
ketika darah tersebut dipompa dari jantung ke jaringan. Tekanan darah
merupakan gaya yang diberikan darah pada dinding pembuluh darah.
Tekanan ini bervariasi sesuai pembuluh darah terkait dan denyut jantung.
Tekanan darah pada arteri besar bervariasi menurut denyutan jantung.
Tekanan ini paling tinggi ketika ventrikel berkontraksi (tekanan sistolik)
dan paling rendah ketika ventrikel berelaksasi (tekanan diastolik).31 Ketika
jantung memompa darah melewati arteri, darah menekan dinding pembuluh
darah. Mereka yang menderita hipertensi mempunyai tinggi tekanan darah
yang tidak normal. Penyempitan pembuluh nada atau aterosklerosis
merupakan gejala awal yang umum terjadi pada hipertensi. Tekanan darah
menjadi tinggi karena arteri-arteri terhalang lempengan kolesterol dalam
aterosklerosis sehingga darah memaksa melewati jalan yang sempit.
b. Gejala Klinis Hipertensi
Menurut Corwin, sebagian besar tanpa disertai gejala yang mencolok dan
manifestasi klinis timbul setelah mengetahui hipertensi bertahun-tahun
berupa:
a) Nyeri kepala saat terjaha, kadang-kadang disertai mual dan muntah,
akibat tekanan darah intrakranium.
b) Penglihatan kabur akibat kerusakan retina karena hipertensi.
c) Ayunan langkah tidak mantap karena kerusakan susunan syaraf.
d) Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi
glomerolus.
e) Edema dependen akibat peningkatan tekanan kapiler
5. Unit Kesehatan Sekolahc(UKS)
a. Definisi
Usaha Kesehatan Sekolah dirintis sejak tahun 1956 melalui pilot project di
Jakarta dan Bekasi yang merupakan kerjasama antara Departemen Kesehatan,
Departemen Pendidikan, dan kebudayaan dan Departeman Dalam Negeri. Pada
tahun 1980 ditingkatkan menjadi keputusan bersama antara Depdikbud dan Depkes
tentang kelompok kerja UKS (Effendi, 2012).
Masalah kesehatan seperti tingkat penyakit yang tinggi, keadaan gizi yang
buruk, pencemaran lingkungan, kurangnya kesadaran, pengertian dan partisipasi
terhadap usaha kesehatan, terdapat pula pada masyarakat sekolah (Bahar, 2011).
Masyarakat sekolah terdiri dari para pendidik, karyawan sekolah, orang tua murid,
perlu diikut sertakan dalam mengenal masalah kesehatannya dan kemudian di ajak
mencoba mengatasi sendiri dengan bimbingan petugas kesehatan (Effendi, 2012).
b. Tujuan UKS
a) Memiliki pengetahuan, sikap, dan ketrampilan untuk melaksanakan prinsip
hidup sehat, serta berpartisipasi aktif di dalam usaha peningkatan kesehatan di
sekolah dan diperguruan agama, di rumah tangga, maupun di lingkungan
masyarakat;
b) Sehat, baik dalam arti fisik, mental, sosial maupun lingkungan,
c) Memiliki daya tangkal terhadap pengaruh buruk, penyalahgunaan narkoba,
alkohol, dan kebiasaan merokok serta hal-hal yang berkaitan dengan masalah
pornografi dan masalah sosial lainnya.
B.Implementasi Promosi Kesehatan dalam masing-masing Program Prioritas

1) Program Prioritas KIA di Puskesmas Air Dingin

NO INDIKATOR SASARAN MEDIA METODE MITRA SUMBER LOKASI WAKTU KET Hasil
DATA penilaian
PROGRAM

A. Kegiatan Promotif A K TA

1. Penyuluhan Ibu Hamil, Media Ceramah, Bidan, Data Wilayah 1x -


kepada masyarakat Ibu Baduta, AVA, tanya jawab perawat, Puskesmas Kerja Sebulan
mengenai Masyarakat PPT, ahli gizi Air Dingin Puskesmas
Pencegahan wilayah SMD Air Dingin
Stunting kerja Pre test
puskesmas
Materi sbb: air dingin
• Definisi
stunting
• Dampak
stunting
• Pencegahan
stunting bagi
masyarakat
B. Kegiatan Preventif

2. Pemberian Ibu Baduta, Leaflet Konsultasi Bidan, Data Wilayah 2x


Vitamin A untuk anak perawat Puskesmas Kerja Setahun
bayi, balita tiap 6 Air Dingin Puskesmas
bulan ibu nifas Air Dingin

3. Pemberian PMT Ibu Hamil Leaflet Konsultasi Bidan, Data Wilayah Trimester
untuk ibu hamil perawat, Puskesmas Kerja 1
dengan KEK ahli gizi Air Dingin Puskesmas ,Trimester
Air Dingin 2 dan 3
Kehamilan
n

4. Pemberian PMT Ibu Baduta, Leaflet Konsultasi Bidan, Data Wilayah 1x


Balita untuk Balita anak perawat, Puskesmas Kerja Sebulan
Gizi Kurang/Gizi ahli gizi Air Dingin Puskesmas
Buruk Air Dingin

5. Pendataan Ibu Hamil, SMD Pemeriksaan Ahli Gizi Data Wilayah 1x


keluarga sadar gizi Ibu Baduta, Pro test Langsung Puskesmas Kerja Setahun
(Kadarzi) Masyarakat Air Dingin Puskesmas
wilayah Air Dingin
kerja
puskesmas
air dingin
6. Pemantauan status Ibu Baduta Lembar Survey Tenaga Data Wilayah 1x
gizi (PSG) balita Tilik Promosi Puskesmas Kerja Sebulan
Kesehatan Air Dingin Puskesmas
Air Dingin

7. Pemantauan Masyarakat Lembar Survey Tenaga Data Wilayah 1x


Konsumsi Gizi wilayah Tilik Promosi Puskesmas Kerja Setahun
(PKG) kerja Kesehatan Air Dingin Puskesmas
puskesmas Air Dingin
air dingin

NO INDIKATOR SASARAN MEDIA METODE MITRA SUMBER LOKASI WAKTU KET HASIL
DATA PENILAIAN
PROGRAM

A. Kegiatan Promotif A K TA

1. Sosialisasi Lansia, Media Ceramah, Bidan, Data Wilayah 1x


kepada lansia Masyarakat AVA, tanya jawab perawat, Puskesmas Kerja Sebulan
mengenai wilayah PPT, ahli gizi Air Dingin Puskesmas
PUGS kerja SMD Air Dingin
(Pedoman puskesmas Pre test
Umum Gizi air dingin
Seimbang)
penyakit
Degeneratif
2. Memberikan Lansia Poster Konsultasi Bidan, Data Wilayah Setiap
konseling perawat Puskesmas Kerja Kunjungan
kepada lansia Air Dingin Puskesmas (Senin-
mengenai Air Dingin Sabtu)
penyakit
degeneratif

B.Kegiatan Preventif

3. Pemeriksaan Lansia Poster Konsultasi Bidan, Data Wilayah 1x


kesehatan perawat, Puskesmas Kerja Sebulan
tanda vital Air Dingin Puskesmas
Air Dingin
Screening:

• Demensia
• Tekanan
Darah
• Gula

4. Pembentukan Lansia, Poster Konsultasi, Tenaga Data Wilayah 1x


dan Masyarakat pengamatan Promosi Puskesmas Kerja Sebulan
pembinaan wilayah langsung Kesehatan Air Dingin Puskesmas
kelompok kerja Air Dingin
lansia puskesmas
air dingin
Tujuan :
Meningkatkan
Produktivitas
Lansia

5. Pendataan Lansia, SMD , survey Tenaga Data Wilayah 1x


kelompok Masyarakat Pro test Pemeriksaan Promosi Puskesmas Kerja Setahun
lansia wilayah Langsung Kesehatan, Air Dingin Puskesmas
mengenai kerja ahli gizi Air Dingin
keluarga sadar puskesmas
gizi (Kadarzi) air dingin
penyakit
degeneratif

6. Pemantauan Lansia, Lembar Pemeriksaan Tenaga Data Wilayah 1x


Konsumsi Masyarakat Tilik Langsung, Promosi Puskesmas Kerja Sebulan
Gizi (PKG) wilayah Survey Kesehatan, Air Dingin Puskesmas
kerja ahli gizi Air Dingin
puskesmas
air dingin
1) Program Prioritas Kesehatan Lingkungan di Puskesmas Air Dingin

N INDIKATOR SASARAN MEDIA METODE MITRA SUMBER LOKASI WAKT KET HASIL
O PROGRAM DATA U PENILAIA
N

A K TA

A. Kegiatan Promotif

1 Penyuluhan DBD Masyarakat Media Ceramah Tenaga Data Wilayah 1x


dengan Gerakan 3M di Wilayah AVA, Diskusi Promosi Puskesmas kerja Sebulan
Plus Kerja Poster Langsung Kesehatan Air Dingin Puskesmas
Puskesmas Leaflet
Air Dingin
Materi: Air Dingin

• Pengertian
DBD
• Gejala DBD
• Pencegahan
DBD Melalui
Gerakan 3M
Plus
• Manfaat 3M
Plus
B. Kegiatan Preventif

2 Screening DBD Masyarakat Spanduk Pemeriksaa Ibu Kader Data Wilayah 2x


“Bundo Jentik” di Wilayah Poster an atau Ibuk Puskesmas kerja Setahun
Kerja Langsung PKK Air Dingin Puskesmas
Puskesmas
Air Dingin
Air Dingin
3 Penyemprotan Masyarakat Spanduk Turun Surveilans Data Wilayah 2x
Fogging untuk di Wilayah Lapangan Puskesmas kerja Setahun
Pencegahan Penularan Kerja Leaflet (Demonstra Air Dingin Puskesmas
Puskesmas si)
DBD Air Dingin
Air Dingin

2) Program Prioritas Penyakit Tidak Menular di Puskesmas Air Dingin

N INDIKATOR SASARA MEDIA METODE MITRA SUMBER LOKASI WAKTU KET HASIL
O PROGRAM N DATA PENILAIA
N

A K TA

A. Kegiatan Promotif

1 Sosialisasi Masyara Leaflet Ceramah • Bidan Data Wilayah 1x 3 Bulan


Pencegahan kat SMD Wawancara • Perawat Puskesmas kerja
Hipertensi diwilaya • Tenaga Air Dingin
h kerja Promosi
Kesehatan
Materi : puskesm Puskesmas
as Air Air Dingin
• Penyebab Dingin
Hipertensi
• Gejala
Hipertensi
• Pencegahan
Hipertensi

B. Kegiatan Preventif

2 Cegah Masyarak Poster Pemeriksaan • Perawat Data Wilayah 1x 3 Bulan


Hipertensi at Langsung • Bidan Puskesmas kerja
dengan Skrining diwilayah Air Dingin Puskesmas
Kesehatan kerja Air Dingin
puskesma
s Air
Dingin
3) Program Prioritas Penyakit Menular di Puskesmas Air Dingin
NO INDIKATOR SASARA MEDIA METODE MITRA SUMBER LOKASI WAKT KE HASIL
. PROGRAM N DATA U T PENILAIA
N

A. Kegiatan Promotif

1. Memberikan edukasi Masyaraka Spanduk Sosialisasi PJ Jumlah Puskesma 1x


tentang Penyakit t diwilayah Power Tanya Promke masyaraka s Air sebulan
Menular mengenai kerja point Jawab s t di Dingin
Video
puskesmas puskesmas
• Penyebab Air Dingin Air Dingin
ISPA
• Gejala
ISPA
• Bahaya
ISPA
• Dampak
ISPA
• Cara
pencegaha
n dan
pengobata
n terhadap
penyakit
ISPA
2. Pelatihan para kader Kader Poster Ceramah Bidan Jumlah Balai 1x6
mengenai P2M Spanduk Tanya kader di Desa bulan
(Pemberantasan dan PPT Jawab Peraway puskesmas
Air Dingin
Pencegahan Penyakit
Menular)

B. Kegiatan Preventive

1. Pemeriksaan P2M Masyaraka Alat-Alat Wawanacar PJ Data Puskesma 1x


t diwilayah kesehata a Medis, Perawat Puskesmas s Air sebulan
Kegiatan : kerja n Pemeriksaa Air Dingin Dingin
n Fisik,
• Pemeriksaan puskesmas
Spanduk Pemeriksaa
Dahak Air Dingin n Penunjang
• Pemeriksaan Poster Lainnya
Darah

1. Program Prioritas Unit Kesehatan Sekolah (UKS) di Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin
NO. INDIKATOR SASARAN MEDIA METODE MITRA SUMBER LOKASI WAKTU KET HASIL
PROGRAM DATA PENILAIAN

A. Kegiatan Promotif

1. Pelatihan dokter kecil Dokter Poster Demontrasi PJ Jumlah Aula 1x


Pembinaan dokter kecil SD dan Perawat dokter sekolah setahun
kecil dan SMP video kecil
animasi
2. Melakukan Anak SD Video Sosialisasi PJ Gizi Jumlah SD dan 1x6
penyuluhan mengenai dan SMP animasi siswa SD SMP bulan
gizi dan menjaga dan SMP
kesehatan diri
sendiri,teman,keluarga
dan lingkungannya

B. Kegiatan Preventive

1. Pemeriksaan Siswa SD Spanduk, Konsultasi PJ Jumlah SD dan 1x


Kesehatan anak SD dan SMP stiker Perawat siswa SD SMP setahun
kelas (1-6) SMP kelas dan SMP
(7-8)

• Berat badan
• Tinggi badan
• Gigi dan mulut
• Kuku
C.Kebijakan Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Masalah

1. Kesehatan Ibu Dan Anak


• Pemerintah Indonesia telah menerbitkan rangkaian peraturan, kebijakan, dan
program sebagai bentuk intervensi langsung untuk menangani persoalan
stunting di Indonesia. Keseriusan pemerintah terwujud melalui Peraturan
Presiden Nomor 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan
Perbaikan Gizi. Peraturan ini memuat upaya pemerintah bersama masyarakat
dan organisasi untuk berpartisipasi dalam perbaikan percepatan gizi masyarakat
prioritas pada 1000 HPK. Tindak lanjut pemerintah terhadap peraturan tersebut
kemudian mendasari pembentukan Program Pencegahan Stunting di 100
kabupaten/ kota di Indonesia pada Tahun 2017.
• Pemerintah menargetkan prevalensi stunting di tahun 2024 sebesar 14 persen
dengan angka stunting di tahun 2021 sebesar 24,4 persen maka untuk mencapai
target tersebut membuat strategi percepatan penurunan stuntimg dengan
penurunan 2,7 persen setiap tahunya.
• Intervensi spesifik adalah intervensi yang ditujukan kepada anak dalam 1.000
hari pertama kehidupan (HPK) dan kepada ibu sebelum dan di masa kehamilan,
yang umumnya dilakukan di sektor kesehatan. Sedangkan intervensi sensitif
dilakukan melalui berbagai kegiatan pembangunan di luar sektor kesehatan.
2. Kesehatan Lingkungan
• Kebijakan Nasional program pengendalian penyakit DBD sesuai Kepmenkes
No. 581/MENKES/SK/VII/1992, tentang pemberantasan penyakit demam
berdarah dengue. Kebijakan ini memuat berbagai program pokok kegiatan
meliputi surveilans epidemiologi, penemuan dan tatalaksana kasus,
pengendalian vektor, Sistem kewaspadaan dini (SKD) dan penanggulangan
KLB, peningkatan peran serta masyarakat, penyuluhan, kemitraan /jejaring
kerja, capacity building, penelitian dan survei, serta monitoring dan evaluasi.
3. Penyakit Menular
• Berdasarkan permen 82 tahun 2014 tentang penanggulangan penyakit menular
pasal 11 tentang upaya pencegahan, dan pemberantasan dalam penanggulangan
penyakit menular dilakukan melalui kegiatan : promosi kesehata, surveilans
kesehatan, pengendalian faktor resiko, pemberian kekekabalan, dan kegiatan
lainya.
4. Penyakit Tidak Menular
• Melaksanakan perubahan perilaku untuk melaksanakan gaya hidup sehat
(GERMAS) untuk mencegah terjadinya PTM. Deteksi dini, pengendalian
faktor resiko dan kontrol kesehatan serta minum obat teratur wajib dilakukan
guna mencegah terjadinya PTM sebagai penyebab kematian terbanyak.
Penyakit tidak menular sendiri terjadi karena berbagai faktor, seperti
kebiasaan merokok, diet atau pola makan yang tidak sehat, minim aktivitas
fisik, dan konsumsi minuman beralkohol. Selain itu, riwayat kesehatan
keluarga juga dapat menjadi pemicu penyakit tidak menular.
• Puskesmas air dingin berkerja bersama dengan kader dan lintas sektor untuk
melakukan promosi kesehatan berupa sosialisasi den screening kesehatan.
5. Unit Kesehatan Sekolah (UKS)
• Menerapkan, mempromosikan, dan meningatkan kesehatan di sekolah
dibawah binaan puskesmas
• Ketersediaan guru UKS dalam berjalannya pelaksanaan program kegiatan
UKS.
• Kebijakan didukung oleh seluruh staff sekolah yang dapat menciptakan
lingkunga psikososial yang sehat bagi peserta didik.
BAB III

STUDI KASUS

A. Diagnosis Masalah Kesehatan

Data 10 Penyakit Terbanyak di Puskesmas Air Dingin di Bulan Oktober


Tahun 2022 :

No Penyakit Jumlah

1 Saluran Pernafasan (ISPA) 458

2 Stunting 320

3 DBD 230

4 Hipertensi 152

5 Diabetes Melitus 125

6 86

7 Arthritis/Pembengkakan dan Nyeri 73


yang dirasakan pada satu sendi atau
lebih

8 Gastritis/ Lapisan lambung 58


mengalami iritas

9 Kudis 49

10 Pupitis/Peradangan pada pulpa/saraf 44


gigi akibat infeksi bakteri

Berdasarkan data diatas didapatkan peringkatkan pertama ditempati oleh


penyakit Saluran Pernafasan (ISPA) dengan jumlah 458 kasus. Penyakit ISPA ini
adalah infeksi yang terjadi disaluran pernafasan bisa diatas atau dibawah. Meski
biasanya dapat sembuh tanpa perawatan khusus, kondisi ini bisa berbahaya bagi anak-
anak, lansia, atau orang dengan daya tahan tubuh yang lemah. Penyebab banyaknya
kasus saluran pernafasan (ISPA) dipuskesmas air dingin adalah :

• Kebiasaan merokok
• Kurang menjaga kebersihan (PHBS)
• Melakukan perjalanan kedaerah yang sedang banyak kasus infeksi
saluran pernafasan

B. Prioritas Masalah

No Kriteria Bobot Masalah (skor 1-10)

Kebiasaan Kurang Melakukan perjalanan


merokok menjaga kedaerah yang sedang
kebersihan banyak kasus infeksi
saluran pernafasan

S BS S BS S BS

1 Kegawatan 5 6 30 4 20 3 15

2 Mendesaknya 5 4 20 3 15 2 10

3 penyebarannya 5 3 15 2 10 5 25

4 Sumber daya 5 4 20 3 15 1 5
yang dimiliki

Total 85 60 55

Rangking I II III

Keterangan :

S = Skor

BS = Bobot * Skor

Dari tabel diatas didapatkan permasalahan pada peringkat pertama yaitu


kebiasaan merokok yang tidak baik, pada peringkat kedua yaitu kurang menjaga
kebersihan , dan pada peringkat ketiga yaitu perjalanan kedaerah yang sedang banyak
kasus infeksi saluran pernafasan

C. Kelengkapan Instrumen Penilaian Implementasi

Adapun instrumen di area Puskesmas Air Dingin yang digunakan :


No Instrumen Indikator Hasil Ket

Ya Tidak

1 Kebiasaan Apakah ada tenaga kesehatan ✓ Terdapat


Merokok yang merokok? beberapa
tenaga
kesehatan
yang masih
merokok

Adakah kebijakan larangan ✓ Tetapi belum


merokok dipuskesmas? terlaksana
dengan baik

Adakah Kawasan Tanpa Rokok ✓ Tetapi tidak


(KTR) dipuskesmas? digunakan
oleh
pengunjung
puskesmmas

Adakah penyuluhan rutin yang ✓ Masih


dilakukan oleh tenaga kesehatan kurangnya
dalam mengatasi kebiasaan penyuluhan
merokok pada masyarakat yang
dilaksanakan
oleh tenaga
kesehatan

Adakah partisipasi masyarakat ✓ Karena


dalam mengikuti penyuluhan masyarakat
sibuk dengan
kegiatan
masing-
masing

2 PHBS Apakah ada kebijakan larangan ✓ Tetapi masih


CTPS ? ada
Mecuci tangan pengunjung
pakai sabun yang tidak
menerapkan
CTPS
Apakah puskesmas ✓
menyediakan tempat cuci
tangan?

Apakah tersedia sabun bakteri ✓


ditempat cuci tangan?

Apakah ada media tempat cuci ✓


tangan pakai sabun?

Apakah tenaga kesehatan ✓


mencuci tangan pakai sabun
sebelum dan sesudah pelayanan
kesehatan?

Menggunakan Apakah ditempat kerja ✓


air bersih menggunakan sarana air bersih
yang memenuhi syarat (tidak
berbau, berwarna, berasa)?

Penggunaan Apakah septic tank berjarak 10- ✓


jamban sehat 15 m dari sumur atau sumber air
bersih dan tertutup?

Apakah pekerja menggunakan ✓


jamban sehat?

Apakah tersedia menampungan ✓


air dan sabun?

Apakah dudukan jamban aman? ✓

Apakah jamban berbau(bersih)? ✓

Apakah lantai licin dan sulit ✓


dibersihkan?

Apakah ada ventilasi udara? ✓

Pemberantasan Adakah kegiatan pemberantasan ✓


jentik nyamuk jentik nyamuk 4M ditempat
kerja?

Adakah menanam tanaman ✓


pengusir nyamuk?
3 Melakukan Adakah pendataan masyarakat ✓
perjalanan terkait perjalanan keaderah yang
kedaerah yang sedang banyak kasus infeksi
sedang banyak saluran pernafasan
kasus infeksi
saluran
pernafasan

Adakah pemeriksaan kesehatan ✓


bagi masyarakat yang
melakukan perjalanan keaderah
yang sedang banyak kasus
infeksi saluran pernafasan

D. Sinkronisasi Kasus dengan Instrument

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan instrumen penilaian di Area


Puskesmas Air dingin yang telah dibuat didapatkan bahwa sudah adanya upaya pencegahan
kebiasaan merokok dengan melakukan penyuluhan namun setelah dipantau masih
kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap bahaya merokok bagi kesehatan terutama
kesehatan saluran pernafasan. Hal itu disebabkan masih kurangnya penyuluhan yang
diadakan oleh tenaga Kesehatan Puskesmas Air Dingin dan kurangnya partisipasi
masyarakat dalam mengikuti penyuluhan dikarenakan adanya kesibukan kerja.
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Sinkronisasi Teori dengan Kasus

Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaaya kesehatan


perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan prevetif,
untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya diwilayah
puskesmas air dingin.
Promosi kesehatan dipuskesmas adalah upaya puskesmas melaksanakan pemberdayaan
kepada masyarakat untuk mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan kepada setiap
individu, keluarga serta lingkungannya secara mandiri dan mengembangkan upaya
kesehatan bersumber masyarakat

Berdasarkan Data 10 penyakit tertinggi dari Puskesmas Air Dingin yang paling tinggi
yaitu penyakit ISPA. Faktor perilaku yang menyebabkkan tingginya penyakit ISPA adalah
Kebiasaan merokok oleh masyarakat.

B. Menetapkan GAP/ Masalah

Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan ditemukannya kurangnya


penyuluhan tentang bahaya merokok bagi kesehtan terutama kesehatan saluran pernafasan
(ISPA) yang dilakukan oleh petugas kesehatan. Hal ini disebabkan oleh kurangnya
partisipasi masyarakat dalam mengikuti penyuluhan tersebut dikarenakan waktu
pelaksanaan bentrok dengan kesibukan kerja masyarakat. Penyebab lainnya masyarakat
sukar mengikuti penyuluhan adalah kurang menariknya media edukasi dan informasi
tentang bahaya merokok bagi kesehatan masyarakat.
C. Penyusunan POA

Pihak yang
No. Kegiatan Tujuan Sasaran Tempat Waktu PJ Sumber Data
Program Terlibat

1. Melakukan survey - Untuk mengetahui - Lurah Air dingin 11 Petugas Informasi dari - Kader
di wilayah kerja apa masalah yang - RT/RW November Promkes sasaran
puskesmas Air terjadi di wilayah - Tokoh 2022
masy.
Dingin kerja puskesmas Air
Dingin

2. Menjalin kemitraan MIAS ( Untuk bekerjasama Puskesmas 11 Petugas Bahan


dengan puskesmas Masyarakat dalam melakukan Air dingin November Promkes Informasi - Dinas
Air dingin dalam Siaga Asap advokasi dan - Puskesmas 2022 kesehatan
menjalankan Rokok) pemberdayaan
program masyarakat terkait
masalah ISPA

3. Melakukan MIAS ( Meminta dukungan - Lurah Kantor 11 Petugas - Bahan -


advokasi dengan Masyarakat dan komitmen dari - RT/RW Lurah atau November Promkes informasi
pemangku Siaga Asap pemerintah tokoh - Tokoh Balai Desa 2022 - Media
masyarakat advokasi
kebijakan di Rokok) masyarakat setempat di Air dingin
(factsheet)
wilayah kerja Air dalam pelaksanaan
dingin dalam program MIAS
menjalankan
program
4. Menyiapkan Media Sebagai alat bantu - Masyarakat Puskesmas 18 Petugas - Bahan - Dinas
KIE (leaflet,data dalam di wilayah November Promkes informasi kesehatan
informasi mengenai menyebarluaskan Air dingin 2022
ISPA) informasi terkait
masalah ISPA

4. Melakukan Sosialisasi Untuk meningkatkan - Masyarakat Balai desa 18 Petugas - Bahan - Dinas
penyuluhan kepada pengetahuan dan di wilayah November Promkes Informasi kesehatan
masyarakat terkait kesadaran Air dingin 2022 - Media - Kader
penyuluhan Posyandu
bahaya kebiasaan masyarakat tentang
(PPT,
merokok yang dapat bahaya kebiasaan poster,
menyebabkan merokok yang dapat leaflet, dll)
Penyakit ISPA menyebabkan
penyakit ISPA
Materi :

• Bahaya rokok
• Dampak rokok
• Pengaruh rokok
terhadap
penyakit ISPA
D. Upaya Penanggulangan Masalah

Dengan ditemukannya permasalahan yang ada, setelah dilakukan observasi dan


wawancara, maka perlu upaya penanggulangan dengan membentuk Duta Anti Rokok di
wilayah kerja puskesmas air dingin, yang bertugas mengubah pola pikir masyarakat tentang
bahaya merokok bagi kesehatan dan memberikan edukasi secara individu mengenai
perilaku merokok.

E. Evaluasi dan Rencana Tindak Lanjut

1. Evaluasi Kegiatan
Pelaksaan Kegiatan Praktik Lapangan di Poltekkes Kemenkes Padang dimulai
yaitu pada tanggal 04-19 November 2022. Dimana kami memulai dengan Pengajuan
Surat Persetujuan Praktik kepada Pihak ADUM pada tanggal 04 November 2022 dan
surat tersebut disetujui. Setelah disetujuinya Surat Tersebut maka kami mulai
melakukan observasi kepada sasaran. Observasi yang kami lakukan dilakukan dengan
lembar checklist dan wawancara. Lembar checklist digunakan untuk pemenuhan
instrumen penilaian implementasi di Tatanan Puskesmas.
Setelah itu, kami melanjutkan diskusi dan menjelaskan hasil observasi yang
dilakukan kepada pihak puskesmas. Hal ini merupakan salah satu proses advokasi,
dimana kami juga mengadvokasi kepala puskesmas tentang program yang sudah kami
rencanakan, terkait hal itu kepala puskesmas juga sangat menyetujui dan berharap
program yang kami rencanakan berjalan baik.
2. Rencana Tindak Lanjut
Beberapa saran yang disampaikan kepada kepala puskesmas yaitu adanya
“Pembentukan Duta Anti Rokok”dari masyarakat yang bertujuan untuk mengubah
pola pikir masyarakat tentang bahaya merokok bagi kesehatan dan memberikan
edukasi secara individu mengenai perilaku merokok.
Berikut Rencana Tindak Lanjut Dari Program Duta Anti Rokok:
1) Kegiatan : Membentuk Duta Anti Rokok
2) Tujuan : Mengubah pola pikir masyarakat tentang bahaya
merokok bagi kesehatan dan memberikan edukasi secara individu mengenai
perilaku merokok.
3) Sasaran : Masyarakat wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin
4) Tempat/Waktu : Puskesmas Air Dingin
5) Metode : Sosialisasi
6) Media :-
7) Dana :-
8) Penanggung Jawab : Tenaga Promosi Kesehatan
LAMPIRAN

Lampiran 1. POA

Pihak yang
No. Kegiatan Tujuan Sasaran Tempat Waktu PJ Sumber Data
Program Terlibat

1. Melakukan survey - Untuk mengetahui - Lurah Air dingin 11 Petugas Informasi dari - Kader
di wilayah kerja apa masalah yang - RT/RW November Promkes sasaran
puskesmas Air terjadi di wilayah - Tokoh 2022
masy.
Dingin kerja puskesmas Air
Dingin

2. Menjalin kemitraan MIAS ( Untuk bekerjasama Puskesmas 11 Petugas Bahan


dengan puskesmas Masyarakat dalam melakukan Air dingin November Promkes Informasi - Dinas
Air dingin dalam Siaga Asap advokasi dan - Puskesmas 2022 kesehatan
menjalankan Rokok) pemberdayaan
program masyarakat terkait
masalah ISPA

3. Melakukan MIAS ( Meminta dukungan - Lurah Kantor 11 Petugas - Bahan -


advokasi dengan Masyarakat dan komitmen dari - RT/RW Lurah atau November Promkes informasi
pemangku Siaga Asap pemerintah tokoh - Tokoh Balai Desa 2022 - Media
masyarakat advokasi
kebijakan di Rokok) masyarakat setempat di Air dingin
(factsheet)
wilayah kerja Air dalam pelaksanaan
dingin dalam program MIAS
menjalankan
program
4. Menyiapkan Media Sebagai alat bantu - Masyarakat Puskesmas 18 Petugas - Bahan - Dinas
KIE (leaflet,data dalam di wilayah November Promkes informasi kesehatan
informasi mengenai menyebarluaskan Air dingin 2022
ISPA) informasi terkait
masalah ISPA

4. Melakukan Sosialisasi Untuk meningkatkan - Masyarakat Balai desa 18 Petugas - Bahan - Dinas
penyuluhan kepada pengetahuan dan di wilayah November Promkes Informasi kesehatan
masyarakat terkait kesadaran Air dingin 2022 - Media - Kader
penyuluhan Posyandu
bahaya kebiasaan masyarakat tentang
(PPT,
merokok yang dapat bahaya kebiasaan poster,
menyebabkan merokok yang dapat leaflet, dll)
Penyakit ISPA menyebabkan
penyakit ISPA
Materi :

• Pengertian
merokok
• Zat-zat yang
terkandung
dalam rokok
• Bahaya
merokok
• Cara
mengurangi
efek jelek dari
rokok
• Alasan
menghindari
merokok
• Cara mencegah
merokok
• Kiat-kiat
berhenti
merokok
• Pengaruh rokok
terhadap
penyakit ISPA
Lampiran 2. SAP

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


BAHAYA KEBIASAAN MEROKOK

I. IDENTIFIKASI MASALAH
Merokok merupakan kebiasaan buruk yang banyak sekali akibat buruknya bagi tubuh
perokok maupun orang yang berada disekitar perokok (perokok pasif) yang menjadi masalah
kesehatan dimasyarakat sampai saat ini.dengan persepsi oleh perokok yang bermacam-macam
padahal telah jelas akibat bagi organ-organ tubuh seperti jalan pernafasan, paru, jantung, ginjal
dan mata.
Pengetahuan masyarakat yang kurang akan bahaya merokok berpengaruh terhadap
tingkat kebiasaan merokok pada masyarakat yang cukup tinggi.

II. PENGANTAR
Topik : Merokok
Subtopik : Bahaya Merokok bagi kesehatan
Sasaran : Masyarakat Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin
Jam : 08.00-Selesei
Hari/Tanggal : Jumat, 18 November 2022
Waktu : 30 Menit
Tempat : Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Air dingin

III. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 30 menit, masyarakat dapat mengerti
tentang bahaya kebiasaan merokok.

IV. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan siswa dan guru akan
dapat menjelaskan tentang:
1. Pengertian merokok
2. Zat-zat yang terkandung dalam rokok
3. Bahaya merokok
4. Cara mengurangi efek jelek dari rokok
5. Alasan menghindari merokok
6. Cara mencegah merokok
7. Kiat-kiat berhenti merokok
8. Pengaruh rokok terhadap penyakit ISPA

V. MATERI
Terlampir

VI. MEDIA
1. Materi SAP
2. Poster

VII. METODE
1. Penyuluhan
2. Tanya jawab

VIII. KEGIATAN PEMBELAJARAN


No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. 3 menit Pembukaan :
1. Mmemberi salam Menjawab salam
2. Menjelaskan tujuan penyuluhan Mendengarkan dan
3. Menyebutkan materi/pokok bahasan memperhatikan
yang akan disampaikan
2. 15 menit Pelaksanaan : Menyimak dan
Menjelaskan materi penyuluhan secara memperhatikan
berurutan dan teratur.
Materi :
1. Pengertian merokok
2. Zat-zat yang terkandung dalam
rokok
3. Bahaya merokok
4. Cara mengurangi efek jelek dari
rokok
5. Alasan menghindarii merokok
6. Cara mencegah merokok
7. Kiat-kiat berhenti merokok
8.

3. 5 menit Evaluasi Menyimak dan


-Menyimpulkan inti penyuluhan mendengarkan
-Menyampaikan secara singkat materi
penyuluhan
-memberi kesempatan kepada
responden untuk bertanya
-memberi kesempatan kepada
responden untuk menjawab
pertantanyaan yang dilontarkan
4. 2 menit Penutup Menjawab salam
-menyimpulkan materi yang telah
disampaikan
-menyampaikan terima kasih atas
perhatian dan waktu yanga telah
dibarikan kepada peserta
-Mengucapkan salam

IX. EVALUASI
Metode Evaluasi : Diskusi dan Tanya jawab
Jenis Pertanyaan : Lisan
Jumlah Soal : 2 soal

X. LAMPIRAN MATERI
a. Pengertian Merokok
Merokok adalah menghisap zat-zat yang dapat menimbulkan gangguan pada
organ tubuh.

b. Zat-zat yang terkandung dalam rokok


1. Nikotin
Nikotin itu sendiri apabila diisap akan merangsang keluarnya hormone adrenalin dan
horman non adrenalin, yaitu hormon yang mengakibatkan naiknya frekuensi denyut
jantung dengan sendirinya akan menaikkan kebutuhan energi.

2. Tar
Cairan kental berwarna coklat tua atau hitam didapattkan dengan cara distilasi
kayu dan arang juga dari getah tembakau. Zat inilah yang menyebabkan kanker paru-
paru. Zat berbahaya ini berupa kotoran pekat yang dapat menyumbat dan mengiritasi
paru-paru dan sistem pernapasan sehingga menyebabkan penyakit bronchitis kronis,
emfisema, dan dalam beberapa kasus dapat menyebabkan kanker paru-paru.

c. Bahaya yang ditimbulkan akibat merokok


1. Rambut rontok
Rokok memperlemah system kekebalan sehingga tubuh lebih rentan terhadap
penyakit yang menyebabkan rambut rontok, sariawan mulut ,dll.

2. Katarak
Merokok dipercaya dapat memperburuk kondisis mata yaitu memutihnya lensa
mata yang menghalangi masuknya cahaya dan menyebabkan kebutaan, 40 % lebih
terjadi pada perokok. Rokok dapat menyebabkan katarak dengan 2 cara, yaitu cara
mengiritasi mata dan dengan terlepasnya zat-zat kimia dalam paru yang oleh aliran
darah dibawa sampai ke mata. Merokok dapat juga dihubungkan dengan degrasi
muscular yang berhubungan dengan usia tua yaitu penyakit mata yang
tak tersembuhkan yang disebabkan oleh memburuknya bagian pusat retina yang
disebut Mucula. Mucula ini berfungsi untuk memfokuskan pusat penglihatan di dalam
mata dan mengontrol kemampuan membaca, mengendarai mobil, mengenal wajah dan
warna dan melihat objek secara detail.
3. Kulit keriput
Merokok dapat menyebabkan penuaan dini pada kulit karena rusaknya protein
yang berguna untuk menjaga elastisitas kulit, terkikisnya vitamin A, terhambatnya
aliran darah. Kulit perokok menjadi kering dan keriput terutama disekitar bibir dan
mata.

4. Hilangnya pendengaran
Karena tembakau dapat menyebabkan timbulnya endapan pada dinding
pembuluh darah sehingga menghambat laju aliran darah ke dalam telinga bagian dalam
. perokok dapat kehilangan pendengaran lebih awal dari pada orang yang tidak merokok
atau lebih mudah kehilangan pendengaran karena infeksi telinga atau suara yang keras.
Resiko untuk terkena infeksi telinga bagian tengah yang dapt megarah kepada
kompliksi yang lebih jauh disebut Meningitis dan Paralysis wajah bagi perokok 3 kali
lebih besar dari pada orang yang tidak merokok.

5. Kanker kulit
Merokok tidak menyebabkan melanoma ( sejenis kanker kulit yang kadang-
kadang menyebabkan kematian ) tetapi merokok mengakibatkan meningkatnya
kemungkinan kematian akibat penyakit tersebut. Ditengarai bahwa perokok berisiko
menderita Custaneus Scuamus Cell Cancer sejenis kanker yang meninggalkan bercak
merah pada kulit 2 kali lebih besar dibandingkan dengan non perokok

6. Caries
Rokok mempengaruhi keseimbangan kimiawi dalam mulut membentuk plak
yang berlebihan, membuat gigi menjadi kuning dan terjadinya caries, perokok berisiko
kehilangan gigi mereka 1,5 kali lipat.

7. Enfisema
Selain kanker paru, merokok dapat menyebabkan enfisema yaitu pelebaran dan
rusaknya kantong udara pada paru-paru yang menurunkan kapasitas paru untuk
menghisap oksigen dan melepaskan CO 2. Pada kasus yang parah dugunakan
Tracheotomy untuk membantu pernafasan pasien. Ibarat suatu asyatn untuk lubang
ventilasi pada tenggorokan sebagai jalan masuk udara ke dalam paru-paru. Pada kasus
Bronkhitis kronis terjadi penumpukan muncus sehingga mengakibatkan batuk yang
terasa nyeri dan kesulitan bernafas.

8. Kerusakan paru
Selain kanker paru dan jantung merokok dapat pula menyebabkan batuk.
Dikarenakan rusaknya kantung udara pada paru yang menurunkan kapasitas paru dan
oksigen untuk melepas O2. bila keadaan ini belanjut akan terjadi penumpukan lender
sehingga mengakibatkan batuk yang tersa nyeri dan kesulitan bernafas.

9. Berisiko tinggi terkena kanker paru-paru dan jantung


Satu diantara tiga kematian di dunia disebabkan oleh penyakit jantung.
Pemakaian tembakau adalah salah satu factor resiko terbesar untuk penyakit ini. Telah
ditetapkan bahwa asap rokok mengandung lebih dari 40 macam zat racun.
Kemungkinan timbulnya kanker paru dan jantung pada perokok 22 kali lebih besar
dariyang tidak merokok.

10. Osteoporosis
Karbon monoksida (CO) yaitu zat kimia beracun yang banyak terdapat pada gas
buangan mobil,dan asap rokok lebihmudah terikat pada darah dari pada oksigen
sehingga kemampuan darah untuk mengangkat oksigen turun 15% pada perokok.
Akibatnya tulang pada perokok kehilangan densitasnya menjadi lebih mudah patah atau
retak dan penyembuhannya 805 lebih lama. Perokok jiga menjadi lebih rentan terhadap
masalah tulang punggung. Perokok juga menjadi lebih retan terhadap masalah tulang
punggung. Sebuah studi menunjukkan bahwa buruh pabrik yang merokok 5 kali lebih
banyak mengalami nyeri punggung setelah terjadi trauma.

11. Penyakit jantung


Satu diantara tiga kematian di dunia diakibatkan oleh penyakit kardiovaskuler.
Pemakaian tembakau adalah salah satu factor resiko terbesar untuk penyakit ini. Di
Negara yang sedang berkembang penyakit membunuh lebih dari satu juta orang setiap
tahun. Penyakit kardiovaskuler yang menyangkut pemakaian tembakau di Negara-
negara maju membunuh lebih dari 600.000 orang setiap tahun. Rokok menyebabkan
jantung berdenyut lebih cepat, menaikkkan tekanan darah dan meningkatkan resiko
terjadinya hipertensi dan penyumbatan arteri yang akhirnya menyebabkan serangan
jantung dan stroke.

12. Tukak lambung


Konsumsi tembakau menurunkan resistensi terhadap bakteri yang
menyebabkan tukak lambung juga meminimalisasi kemampuan lambung untu
menetralkan asam lambung setelah makan sehingga sisa asam akan mengerogoti
dinding lambung. Tukak lambung yang diderita para perokok lebih sulit dirawat dan
disembuhkan.

13. Diskolori jari-jari


Tar yang terdapat pada asap rokok terakumulasi pada jari-jari dan kuku yang
meninggalkan warna coklat kekuningan.

14. Kanker uterus


Selain meningkatkan resiko kanker serviks dan uterus rokok meneyebabkan
timbulnya masalah kezsuburan pada wanita dan berbagai komplikasi selama masa
kehamilan dan kelahiran bayi. Merokok selama masa kehamilan meningkatkan resiko
kelahiran bayi dengan BBLR dan masalah kesehatan sesudahnya. Kegagalan hamil atau
abortus terjadi 2-3 kali lebih besar pada wanita perokok. Angka yang sama berlaku juga
untuk kelahiran atau kematian karena kekurangan oksigen pada janin dan plasenta yang
menjadi abnormal karena tercemar oleh Karbon Monoksida dan Nikotin dalam asap
rokok. Sindrom kematian bayi mendadak (Sudden Infant Death) juga dihubungkan
dengan pemakaian tembakau. Tambahan pula, rokok dapat menurunkan kadar estrogen
yang menyebabkan terjadinya menopause dini.
15. Kerusakan sperma
Rokok dapat menyebabkan deformasi pada sperma dan kerusakan pada
DNAnya sehiungga mengakibatkan aborsi. Beberapa studi menemukan bahwa pria
yang merokok meningkatkan resiko menjadi ayah dari anak yang berbakat kanker.
Rokok juga memperkecil jumlah sperma dan infertilitas banyak terjadi pada perokok.

16. Penyakit Buerger


Terjadinya inflamasi pada arteri, vena, dan saraf terutama di kaki, yang
mengakibatkan terhambatnya aliran darah. Dan jika dibiarkan tanpa perawatan akan
mengarah ke gangrene (matinya jaringan tubuh) sehingga pasien perlu diamputasi.

e. Cara mengurangi efek jelek dari rokok


1. Kurangi jumlah rokok yang diisap perharinya
2. Jangan menghisap asap dalam-dalam
3. Tinggalkan puntung rokok sejauh mungkin (jangan menghisap sampai habis)
4. Melepaskan rokok dari bibir diantara tiap sedotan
5. Memakai rokok yang berfilter, pipa atau cerutu.

f. Alasan harus menghindari rokok


1. Melemahkan pikiran, ketagihan, cemas dan gelisah
2. Kita akan mempunyai kebugaran dan penampilan yang segar
3. Akan menghemat uang
4. Asap rokok akan merusak kesehatan keluarga dan lingkungan
5. Tidak menambah polusi alam dan turut memelihara kesehatan lingkungan dengan udara
bersih.

g. Cara mencegah merokok


1. Agar dibuat peta merokok selama 20 jam
2. Setiap merokok agar ditulis waktu dan apa yang dilakukan pada saat itu. Hal ini agar
dilakukan setiap merokok dalam satu hari.
3. Peta dan situasi ketika merokok agar dicatat dan dipelajari
4. Untuk menghitung jumlah rokok setiap hari agar dicatat pada setiap dimana kita
menikmati
5. Merubah situasi merokok. Apakah merokok ketika jenuh, konsentrasi penuh, istirahat,
minum dengan teman, dan sesudah makan?
6. Sekarang perlu dipertimbangkan untuk melakukan kegiatan lain pada situasi tersebut
diatas untuk merubah kebiasaan merokok pada saat itu
7. Apabila jenuh, tanganipekerjaan yang sudah lama tertunda
8. Apabila konsentrasi, kunyah sebatang wortel atau apel
9. Luangkan lebih bannyak waktu dengan orang yang tidak merokok dan mendiskusikan
masalah menarik yang sedang terjadi
10. Setelah makan, jalan-jalan atau membaca buku.

h. Kiat-kiat berhenti merokok


1. Tidak membeli rokok
2. Melakukan hobi yang menyenangkan setiap kali teringat atau merokok
3. Meminta keluarga atau teman yang tidak merokok untuk mengingatkan agar tidak
merokok setiap kali kita akan mulai merokok
4. Setiap ada perasaan ingin merokok agar ditunggu 10 menit, tarik nafas dalam-dalam
atau genggam kepalan tangan erat-erat dan coba untuk santai, dorongan merokok akan
hilang.

i. Pengaruh rokok terhadap Penyakit ISPA


Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah gangguan saluran pernapasan
yang sering terjadi dan merupakan penyakit yang masih dianggap remeh oleh
masyarakat Indonesia. Pajanan asap rokok dalam rumah merupakan faktor utama
pencemaran udara dalam ruangan yang menyebabkan gangguan pada saluran
pernapasan, khususnya pada kelompok balita. Kecenderungan orang tua untuk
merokok di dalam rumah membuat anak balita menjadi perokok pasif yang sering
terpapar asap rokok.
Dampak negatif akibat rokok tidak hanya dirasakan oleh perokok aktif saja,
perokok pasif juga dapat terkena dampak tersebut. Hal tersebut dikarenakan perokok
pasif menghirup asap sampingan yang dikeluarkan oleh rokok yang dibakar. Salah satu
masalah yang seringkali terjadi karena paparan asap asap rokok adalah Infeksi Saluran
Pernapasan Akut (ISPA).
Lampiran 3. Media Penyuluhan
Lampiran 4. Rekap Kegiatan dan Absen Kegiatan
Lampiran 5. Dokumentasi Kegiatan

Dokumentasi

(Implementasi Promosi Kesehatan di Program KIA)

(Implementasi Promosi Kesehatan di Program KIA)


Dokumentasi

(Implementasi Promosi Kesehatan di Program


PTM&P2M)

(Implementasi Promosi Kesehatan di Program Kesling)

Dokumentasi

(Implementasi Promosi Kesehatan di Program UKS)


Dokumentasi

(Penyuluhan Bahaya Merokok bersama masyarakat”

Dokumentasi

(menyusun Laporan )
(Penutupan bersama Pj Promkes Puskesmas Air Dingin)

Anda mungkin juga menyukai