Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Teknik Pertanian Sriwijaya Vol.1 No.

1 (Mei 2012)

MEMPELAJARI KINERJA BAJAK SINGKAL TIPE SLATED


BERBAHAN BAJA STAINLESS PADA PERUBAHAN
KECEPATAN KERJA DAN KEDALAMAN OLAH
Performance of Stainless Steel Mouldboard Plow with Slated Type at Several
Forward Speeds and Tillage Depths

Kemas M Ismail, Hersyamsi, Endo Argo Kuncoro


Program Studi Teknik Pertanian Jurusan Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya

ABSTRACT

The objective of this research was to study the performance of stainless steel type slated
mouldboard plow at several forward speeds and tillage depths. The research was conducted at the
Experimental Farm of Agricultural Faculty and Chemical Laboratory, Biology and Fertility of Land,
Soil Science, Sriwijaya University, Indralaya, from October to December 2011. This research was
performed using Randomized Factorial Block Design that consisted of three levels of depth of the
plough (10 cm, 15 cm, and 20 cm), and three levels of forward speed (2 km/hr, 3 km/hr dan 4 km/hr),
and each treatment was repeated three times. The observed parameters were efficiency of tillage,
energy’s need of tillage, and draft of tillage. The result showed that, the depth of tillage and the
forward speed of tillage had very significant effect on the performance of tillage. The best treatment
was the depth of tillage 10 cm and forward speed of tillage 2 km/hr, with efficiency of tillage 90.52 %,
energy’s need of tillage 748.98 MJ/ha and draft of tillage 6.87 kg.

Keywords: mouldboard plow, type slated, stainless steel.

PENDAHULUAN Salah satu kegiatan budidaya


pertanian yang membutuhkan tenaga besar
Kondisi tanah adalah salah satu faktor adalah kegiatan pengolahan tanah. Pengolahan
penting dalam penerapan alat dan mesin tanah merupakan penyiapan lahan untuk
budidaya pertanian, alat dan mesin yang menciptakan keadaan tanah yang baik bagi
digunakan akan menentukan hasil pengolahan pertumbuhan tanaman. Penghancuran tanah
tanah. Salah satu tujuan dari pengolahan tanah oleh bajak ketika dilakukan pengolahan tanah
adalah untuk mendapatkan struktur tanah yang digolongkan ke dalam tiga proses, yaitu proses
baik sebagai media tempat tumbuh biji dan potongan tanah oleh mata bajak, pengangkatan
akar tanaman (Septirizal, 2004). tanah, dan proses pembalikan tanah dari bajak.
Tanah akan berada pada kondisi yang Pada pengolahan tanah terjadi gesekan antara
baik jika dilakukan pengolahan tanah. tanah dan alat yang mempengaruhi
Pengolahan tanah bertujuan merubah dan besarnya gaya gesek tanah. Besarnya gesekan
memperbaiki struktur tanah serta memberantas ini dipengaruhi oleh gaya adhesi antara tanah
gulma. Perbaikan struktur tanah dengan dan alat. Adhesi adalah gaya tarik menarik
pengolahan tanah dapat berpengaruh baik pada antar molekul yang berbeda jenisnya. Gaya
pertumbuhan tanaman. Tanah yang gembur ini menyebabkan antara satu dengan yang
akibat pengolahan memiliki rongga-rongga lain dapat menempel dengan baik karena
yang cukup untuk menyimpan air dan udara molekulnya saling tarik menarik atau merekat
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. (Andhini, 2003).
Kondisi ini juga menguntungkan bagi Menurut (Pahlevi, 2003), komponen
mikroorganisme tanah yang berperan dalam penting yang mempengaruhi efisiensi dalam
proses dekomposisi mineral dan zat organik pengolahan tanah adalah tahanan tarik (draft).
tanah, sehingga zat hara yang dibutuhkan Tahanan tarik (Draft) didefinisikan sebagai
tanaman mudah diserap oleh tanaman komponen horizontal dari gaya tarik alat
(Mulyana, 2001). pengolahan tanah yang searah dengan unit
penggerak. Gesekan pada permukaan bajak

18
Jurnal Teknik Pertanian Sriwijaya Vol.1 No. 1 (Mei 2012)

singkal sebesar 30 % dari draft total yang ada. lahan percobaan Fakultas Pertanian dan
Semakin besar draft maka akan semakin besar laboratorium kimia, biologi, dan kesuburan
energi yang dibutuhkan untuk melakukan tanah Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian,
pengolahan tanah. Tahanan tarik (draft) Universitas Sriwijaya, Indralaya.
dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu
peralatan pengolahan tanah, cara Alat dan Bahan
penggandengan alat dengan sumber tenaga, Peralatan yang digunakan dalam
dan sifat-sifat fisik tanah. penelitian ini adalah traktor tangan (Hand
Traktor tangan (hand tractor) tractor), bajak singkal tipe slated berbahan
merupakan salah satu sumber tenaga dan baja stainles, gelas ukur, stopwatch, meteran,
penggerak dari implemen (peralatan) cangkul, penggaris ukuran 30 cm.
pertanian, traktor tangan banyak digunakan Bahan yang digunakan pada
petani untuk mempercepat waktu kegiatan penelitian ini adalah bahan bakar solar.
pengolahan tanah. Jenis energi yang sering
dipakai pada traktor tangan (hand tractor)
Metode
adalah bahan bakar solar. Traktor tangan dapat
Metode penelitian ini menggunakan
digunakan dengan roda berban karet ataupun
Rancangan Acak Kelompok Faktorial
roda besi sehingga bisa digunakan pada lahan
dengan dua faktorial yaitu kedalaman olah
kering maupun basah (Wijanto, 1996).
bajak (d) dan kecepatan pembajakan (v).
Salah satu jenis bajak adalah bajak
Setiap kombinasi perlakuan dilakukan
singkal. Bajak singkal merupakan peralatan
ulangansebanyak tiga kali, adapun rincian
pertanian untuk pengolahan tanah yang
perlakuannya adalah :
digandengkan dengan sumber tenaga
penggerak atau penarik seperti traktor 1. Kedalaman olah bajak (d), terdiri dari :
pertanian. Bajak singkal berfungsi untuk d1 = kedalaman olah bajak 10 cm
memotong, membalikkan, pemecahan tanah d2 = kedalaman olah bajak 15 cm
serta pembenaman sisa-sisa tanaman ke dalam d3 = kedalaman olah bajak 20 cm
tanah dan digunakan untuk tahapan kegiatan
pengolahan tanah (Hardjosentono et al., 1996). 2. Kecepatan pembajakan (v), terdiri dari
Salah satu jenis bajak singkal adalah v1 = kecepatan pembajakan 2 km/jam
bajak singkal tipe slated (berongga) yaitu v2 = kecepatan pembajakan 3 km/jam
bajak yang digunakan dengan tujuan untuk v3 = kecepatan pembajakan 4 km/jam
mengurangi energi gesekan menjadi lebih
kecil, bajak singkal tipe slated biasanya
Cara Kerja
digunakan pada tanah-tanah yang liat atau
Penelitian dilakukan dengan beberapa
berat agar baik dalam melakukan pengolahan
tahap yaitu: persiapan alat dan bahan,
tanah. Jenis logam yang digunakan pada bajak
persiapan perlakuan, pengujian alat, dan
singkal tipe slated juga akan mempengaruhi
analisis data.
kontak antara tanah dengan bahan (Kesuma,
2010).
1. Persiapan alat dan bahan
Hersyamsi (2005), menyatakan
Pembuatan daun singkal berbahan baja
bahwa besarnya tahanan gesek berbahan baja
stainles dengan ukuran sama dengan daun
stainles pada tanah gramusol adalah 0,098
singkal baja. Persiapan lahan seperti
N/cm3. Selain itu baja stainles pada dasarnya
membersihkan lahan dari tumbuhan yang
memiliki permukaan yang lebih licin
mengganggu proses pengambilan data. Lahan
dibandingkan dengan baja. Oleh karena itu
yang digunakan adalah lahan percobaan
diperlukan penelitian penggunaan baja stainles
Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya,
sebagai singkal pada bajak singkal tipe slated
Indralaya. Panjang lahan yang digunakan 30
untuk menghasilkan kinerja bajak yang lebih
m, dan lebar lahan 15 m.
baik dibandingkan dengan bajak singkal slated
berbahan baja.
2. Pengukuran perlakuan :
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
Pengukuran sifat fisik tanah meliputi
mengetahui dan mempelajari kinerja bajak
pengukuran tekstur tanah, dan kadar air tanah.
singkal tipe slated berbahan baja stainles pada
Persiapan pengukuran kedalaman kerja
perubahan kecepatan kerja dan kedalaman
bajak singkal sebesar 10, 15 dan 20 cm
olah.
dengan cara menggali lahan sesuai dengan
METODE PENELITIAN
kebutuhan kedalaman yang diinginkan
sebelum melakukan pengolahan tanah.
Penelitian ini dilaksanakan pada
Pengukuran kecepatan laju pembajakan dalam
bulan Oktober sampai Desember 2011, di
mengolah tanah dapat dilakukan dengan

19
Jurnal Teknik Pertanian Sriwijaya Vol.1 No. 1 (Mei 2012)

panjang lintasan atau jarak tempuh traktor 10 (1 – Slip)


m dan mencatat waktu yang dibutuhkan hand
tractor untuk mencapai lintasan tersebut. ((π x D x N) – L)
Kecepatan dalam pengolahan tanah diukur Slip = …...... (6)
dengan menggunakan rumus (Santosa et al., (π x D x N)
2005) :
Keterangan :
s
v ..................................... (1) Kke = Kapasitas kerja efektif (ha/jam)
t KKteo = Kapasitas kerja teoritis (ha/jam)
Keterangan: A = Luas petakan (ha)
v : kecepatan (m/detik) T = Waktu lintasan (jam)
s : panjang lintasan (m) W = Lebar kerja pengolahan (m)
t : waktu tempuh (detik) Vteo = Kecepatan kerja teoritis (m/detik)
Vakt = Kecepatan aktual (m/detik)
3. Pengujian Alat : D = Diameter roda (m)
Pada tahap pengujian alat ini dilakukan N = Putaran roda
setelah tanah dikondisikan sesuai dengan L = Jarak tempuh (m)
yang dijelaskan pada tahap persiapan lahan.
Alat dan Bahan pengujian telah disiapkan di 2. Kebutuhan energi
lahan tempat pengujian alat. Kebutuhan energi, dihitung dengan
menggunakan rumus (Kesuma, 2010) :
4. Analisis Data : mxn
Pengumpulan data secara langsung di q = .................. (7)
lapangan dengan mencatat data yang telah A
didapatkan ke dalam buku catatan. Keterangan :
Pengolahan data pada penelitian ini q = Kebutuhan energi (J/ha)
dilakukan dengan melakukan uji statistik m = Berat solar yang terpakai (kg)
melalui analisis keragaman untuk melihat n = Nilai energi minyak solar (kkal/kg)
pengaruh setiap perlakuan terhadap parameter A = Luas petakan (ha)
yang diamati
3. Tahanan tarik (draft)
Parameter Yang Diukur Tahanan tarik (draft), dihitung dengan
Parameter yang dapat diukur dalam rumus (Kramadibrata, 2000, dalam Kesuma,
penelitian ini adalah : Putaran roda (putaran), 2010) :
waktu lintasan (detik), luas petakan (ha), A’ = T’ x B’ ............................... (8)
diameter roda (m), lebar kerja bajak lapangan Ae = k x A’ ................................ (9)
(cm), kedalaman kerja bajak lapangan (cm), Da = Ds x Ae .............................. (10)
Solar yang digunakan dalam 1 kali lintasan
(ml). Keterangan :
Parameter yang diukur digunakan untuk A’ = Daerah operasi lapangan (cm2).
menghitung efisiensi lapang, kebutuhan T’ = Kedalaman kerja bajak lapangan (cm).
energi, dan tahanan tarik (draft). B’ = Lebar kerja bajak lapangan (cm).
Ae = Daerah operasi efektif (cm2).
Analisis Teknis Da = Tahanan tarik aktual (draft aktual) (kg).
Analisis teknis yang dilakukan adalah Ds = Draft spesifik (kg/cm2).
sebagai berikut : = 0,342 (kg/cm2).
= Faktor pengali
rerataT'rerataT
1. Efisiensi lapang
Efisiensi lapang, dihitung dengan rerataT
menggunakan rumus (Santosa et al., 2005):
HASIL DAN PEMBAHASAN
Efisiensi =
KKe x 100 %......... (2)
KKteo Efisiensi Kerja
A Berdasarkan hasil pengujian pada
KKe = ........................ (3) perlakuan kecepatan pembajakan, dan
T kedalaman olah dengan menggunakan bajak
singkal slated berbahan baja stainles. Rata-
KKteo = W x Vteo ................... (4) rata efisiensi kerja pembajakan dapat dilihat
pada Gambar 1.
Vakt
Vteo = .............. (5)

20
Jurnal Teknik Pertanian Sriwijaya Vol.1 No. 1 (Mei 2012)

dibandingkan dengan berbahan baja, hal ini


dipengaruhi oleh kekasaran pada permukaan
bahan.
Nilai kekasaran suatu bahan berbeda-
beda tergantung dari jenis bahan tersebut,
setiap permukaan bahan memiliki nilai
kekasaran yang mempengaruhi besarnya gaya
gesek antara alat dengan bahan. Semakin kasar
bahan maka gaya gesek alat dengan tanah akan
semakin tinggi yang membuat tahanan tarik
menjadi besar sehingga efisiensi pembajakan
juga menurun (Pahlevi, 2003).
Hasil analisis keragaman atau dikenal
dengan hasil uji beda nyata jujur (BNJ)
pengaruh perlakuan kedalaman olah bajak
Keterangan :
d1 = Kedalaman olah bajak 10 cm terhadap efisiensi kerja pembajakan dapat
d2 = Kedalaman olah bajak 15 cm dilihat pada Tabel 1.
d3 = Kedalaman olah bajak 20 cm
v1 = Kecepatan pembajakan 2 km/jam Tabel 1. Uji BNJ pengaruh kedalaman olah
v2 = Kecepatan pembajakan 3 km/jam bajak terhadap efisiensi pembajakan
v3 = Kecepatan pembajakan 4 km/jam
Rerata efisiensi BNJ 0,01
Gambar 1. Rata-rata efisiensi kerja Perlakuan
kerja (%) = 1,96
pembajakan pada bajak singkal
d3 (20 cm) 25,59 a
slated berbahan baja stainles (%)
d2 (15 cm) 40,02 b
Gambar 1 menujukkan bahwa d1 (10 cm) 53,70 c
efisiensi kerja pembajakan tertinggi terdapat Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh huruf
pada perlakuan d1v1 (kedalaman olah bajak 10 yang sama berarti berbeda tidak
cm dan kecepatan pembajakan 2 km/jam) yaitu sangat nyata
sebesar 90,52 %, sedangkan efisiensi kerja
pembajakan terendah terdapat pada perlakuan Hasil uji BNJ pada Tabel 1
d3v3 (kedalaman olah bajak 20 cm dan menunjukkan bahwa pada taraf uji 1 %
kecepatan kerja pembajakan 4 km/jam) yaitu pengaruh kedalaman olah bajak terhadap
14,25 %. Hasil rata-rata efisiensi kerja efisiensi kerja pembajakan (%) pada d1
pembajakan menjelaskan bahwa semakin (kedalaman kerja olah 10 cm) berpengaruh
tinggi kecepatan dan semakin dalam sangat nyata terhadap perlakuan lainnya.
kedalaman olah bajak maka efisiensi kerja Semakin besar kedalaman yang digunakan,
pembajakan akan semakin menurun. Hal ini maka akan semakin kecil efisiensi kerja
disebabkan karena terjadinya slip pada roda, pembajakan. Hal ini dipengaruhi oleh gaya
slip di lapangan terjadi ketika roda dengan adhesi yang terjadi antara tanah dengan bajak
tanah bergesekan yang dipengaruhi oleh gaya singkal. Ketika dilakukan pembajakan mata
adhesi antara tanah dengan bajak singkal. bajak akan semakin dalam sehingga gaya
Menurut Kepner et al., (1978), gesek antara daun singkal dengan tanah akan
kedalaman olah bajak akan mempengaruhi semakin besar.
tahanan tarik spesifik. Pada kedalaman olah Hasil uji Beda Nyata Jujur (BNJ)
bajak yang optimum yaitu 13 - 18 cm nilai pengaruh perlakuan kecepatan kerja bajak
tahanan tarik (draft) spesifik tanah akan terhadap efisiensi kerja pembajakan dilihat
minimum kemudian akan meningkat dengan pada Tabel 2. Hasil uji BNJ menunjukkan
penambahan kedalaman olah bajak yang bahwa pada taraf uji 1 % pengaruh kecepatan
berikutnya karena massa dan volume tanah kerja bajak terhadap efisiensi kerja
yang dipotong dan dibalikkan oleh bajak pembajakan (%) pada v1 (kecepatan kerja 2
semakin besar sehingga efisiensi kerja km/jam) berpengaruh sangat nyata terhadap
pembajakan akan menurun. perlakuan lainnya. Semakin besar tingkat
Efisiensi kerja pembajakan kecepatan kerja bajak yang digunakan, maka
menggunakan bajak singkal tipe slated akan semakin kecil efisiensi kerja pembajakan.
berbahan baja stainles pada perlakuan d1v1 Hal ini disebabkan karena ketika dilakukan
sebesar 90,52 %, sedangkan bajak singkal tipe pembajakan roda akan berputar lebih cepat
slated berbahan baja pada perlakuan d1v1 yang menyebabkan terjadinya gaya adhesi
sebesar 84,19 %. Hal ini menunjukkan bahwa antara tanah dengan roda.
bajak singkal tipe slated berbahan baja stainles
memiliki efisiensi kerja yang lebih tinggi

21
Jurnal Teknik Pertanian Sriwijaya Vol.1 No. 1 (Mei 2012)

Tabel 2. Uji BNJ pengaruh kecepatan kerja rata kebutuhan energi pembajakan hand
bajak terhadap efisiensi kerja tractor dapat dilihat pada Gambar 2.
pembajakan
Rerata
BNJ 0,01 = 1.319,62
Perlakuan efisiensi kerja 1400 1.212,63
1,96 1.105,631.069,97
(%)

Kebutuhan Energi (MJ/ha)


1200 1.034,30
927,30
v3 (4 km/jam) 21,40 a 1000 820,31 855,97
748,98
v2 (3 km/jam) 33,29 b 800
v1 (2 km/jam) 64,62 c 600
Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh huruf 400
yang sama berarti berbeda tidak 200
sangat nyata 0
d1v1 d1v2 d1v3 d2v1 d2v2 d2v3 d3v1 d3v2 d3v3
Hasil uji Beda Nyata Jujur (BNJ) Perlakuan
pengaruh interaksi perlakuan kedalaman olah Keterangan :
dan kecepatan kerja bajak terhadap efisiensi d1 = Kedalaman olah bajak 10 cm
kerja pembajakan dapat dilihat pada Tabel 3. d2 = Kedalaman olah bajak 15 cm
d3 = Kedalaman olah bajak 20 cm
Tabel 3. Uji BNJ pengaruh interaksi v1 = Kecepatan pembajakan 2 km/jam
perlakuan kedalaman olah bajak dan v2 = Kecepatan pembajakan 3 km/jam
kecepatan kerja bajak terhadap v3 = Kecepatan pembajakan 4 km/jam
efisiensi kerja pembajakan
Gambar 2. Rata-rata kebutuhan energi
Perlakuan Rerata BNJ 0,01 = 4,42 pembajakan hand traktor pada
bajak singkal slated berbahan
d3v3 14,25 a baja stainles (MJ/ha).
d3v2 22,39 b Gambar 2 menujukkan bahwa
d2v3 23,23 kebutuhan energi pembajakan hand tractor
bc
d1v3 27,56 terendah terdapat pada perlakuan d1v1
c (kedalaman olah bajak 10 cm dan kecepatan
d2v2 33,62 pembajakan 2 km/jam) yaitu 748,98 MJ/ha,
d
d3v1 39,28 sedangkan kebutuhan energi pembajakan hand
e
tractor tertinggi terdapat pada perlakuan d3v3
d1v2 43,03 e (kedalaman olah bajak 20 cm dan kecepatan
d2v1 64,05 f pembajakan 4 km/jam) yaitu sebesar 1.319,62
d1v1 MJ/ha. Dari hasil rata-rata kebutuhan energi
90,52 g pembajakan hand tractor menjelaskan bahwa
Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh huruf semakin tinggi kecepatan dan semakin dalam
yang sama berarti berbeda tidak kedalaman olah bajak maka kebutuhan energi
sangat nyata
pembajakan hand tractor akan semakin
Hasil uji BNJ Tabel 3 menunjukkan meningkat. Hal ini disebabkan karena ketika
bahwa pada taraf uji 1 % pengaruh kecepatan dan kedalaman olah bajak
interaksi perlakuan kedalaman olah dan bertambah maka tenaga yang dibutuhkan
kecepatan kerja bajak terhadap efisiensi untuk mengolah tanah dan menahan tahanan
kerja hand tractor (%) pada d1v1 (kedalaman tarik menjadi lebih besar sehingga kebutuhan
olah bajak 10 cm dan kecepatan kerja 2 energi pembajakan hand tractor akan semakin
km/jam) berpengaruh sangat nyata terhadap meningkat.
perlakuan lainnya. Semakin tinggi kecepatan Menurut Lubis (2003), kedalaman
dan semakin dalam kedalaman olah kerja pengolahan tanah adalah jarak vertikal dari
bajak maka efisiensi kerja pembajakan akan permukaan tanah ke titik terjauh pada
semakin menurun. Hal ini terjadi karena penetrasi alat. Kebutuhan tenaga untuk
terjadinya slip pada roda, slip terjadi ketika menahan tahanan tarik (draft) yang dihasilkan
roda dengan tanah bergesekan. oleh hand tractor juga tergantung pada
kedalaman olah bajak, kecepatan pembajakan,
Kebutuhan Energi dan permukaan bahan. Semakin
Berdasarkan hasil pengujian pada bertambahnya kecepatan dan kedalaman olah
perlakuan kecepatan kerja pembajakan dan ketika pembajakan maka tenaga yang
kedalaman olah dengan menggunakan bajak dibutuhkan untuk menahan tahanan tarik
singkal slated berbahan baja stainles. Rata- (draft) menjadi besar.

22
Jurnal Teknik Pertanian Sriwijaya Vol.1 No. 1 (Mei 2012)

Kebutuhan energi pembajakan hand Hasil uji beda nyata jujur (BNJ)
tractor menggunakan bajak singkal tipe slated pada Tabel 5 menunjukkan bahwa pada
berbahan baja stainles pada perlakuan d1v1 taraf uji 1 % pengaruh kecepatan kerja
adalah 748,98 MJ/ha, sedangkan bajak singkal bajak terhadap kebutuhan energi
tipe slated berbahan baja pada perlakuan d1v1 pembajakan hand tractor (MJ/ha) pada v3
adalah 784,64 MJ/ha. Hal ini menunjukkan (kecepatan kerja 4 km/jam) berpengaruh
bahwa kebutuhan energi pembajakan hand sangat nyata terhadap perlakuan lainnya.
tractor menggunakan bajak singkal tipe slated Semakin besar tingkat kecepatan kerja yang
berbahan baja stainles lebih rendah digunakan, maka akan semakin besar
dibandingkan dengan berbahan baja, hal ini kebutuhan energi pembajakan hand tractor.
dipengaruhi oleh kekasaran pada permukaan Hal ini karena ketika kecepatan pembajakan
bahan. Semakin besar nilai kekasaran bahan bertambah maka tenaga untuk menarik bajak
maka gaya gesek alat dengan tanah akan menjadi lebih besar sehingga kebutuhan energi
semakin tinggi yang membuat tahanan tarik pembajakan hand tractor yang dibutuhkan
menjadi besar dan tenaga untuk menahan juga semakin meningkat.
tahanan tarik juga semakin besar sehingga Hasil uji Beda Nyata Jujur (BNJ)
kebutuhan energi pembajakan hand tractor pengaruh interaksi perlakuan kedalaman olah
juga semakin bertambah. bajak dan kecepatan kerja bajak terhadap
kebutuhan energi pembajakan hand tractor
Tabel 4. Uji BNJ pengaruh kedalaman olah dilihat pada Tabel 6.
bajak terhadap kebutuhan energi
pembajakan hand traktor (MJ/ha). Tabel 6. Uji BNJ pengaruh interaksi
Rerata kebutuhan BNJ 0,01 perlakuan kedalaman olah bajak dan
Perlakuan kecepatan kerja terhadap kebutuhan
energi (MJ/ha) = 60,27
d1 (10 cm) 832,20 a energi pembajakan hand traktor
(MJ/ha).
d2 (15 cm) 998,63 b
d3 (20 cm) 1.200,74 c Perlakuan Rerata BNJ 0,01 = 136,03
Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh 748,98
huruf yang sama berarti berbeda tidak d1v1 a
sangat nyata 820,31
d1v2 ab
Hasil uji BNJ pada Tabel 4 d2v1 855,97 ab
menunjukkan bahwa pada taraf uji 1 %
pengaruh kedalaman olah bajak terhadap d1v3 927,30 bc
kebutuhan energi pembajakan hand tractor d2v2 1.034,30 cd
(MJ/ha) pada d3 (kedalaman olah bajak 20 cm)
berpengaruh sangat nyata terhadap perlakuan d2v3 1.069,97 d
lainnya. Semakin besar tingkat kedalaman 1.105,63
d3v1 de
olah yang digunakan, maka akan semakin
besar kebutuhan energi pembajakan hand d3v2 1.212,63 ef
tractor. Hal ini disebabkan karena ketika 1.319,62
kedalaman pembajakan semakin dalam maka d3v3 f
Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh huruf
tenaga yang dibutuhkan untuk mengolah tanah
yang sama berarti berbeda tidak
dan menahan tahanan tarik menjadi lebih besar sangat nyata
sehingga kebutuhan energi pembajakan hand
tractor yang dibutuhkan juga semakin Hasil uji beda nyata jujur (BNJ) pada
bertambah. Tabel 6 menunjukkan bahwa pada taraf uji 1
Tabel 5. Uji BNJ pengaruh kecepatan kerja % pengaruh interaksi perlakuan kedalaman
bajak terhadap kebutuhan energi olah dan kecepatan kerja bajak terhadap
pembajakan hand traktor (MJ/ha). kebutuhan energi pembajakan hand tractor
(MJ/ha) pada d3v3 (kedalaman olah 20 cm dan
Rerata kecepatan kerja bajak 4 km/jam) berbeda
BNJ 0,01
Perlakuan kebutuhan energi tidak nyata terhadap perlakuan d3v2
= 60,27
(MJ/ha) (kedalaman olah 20 cm dan kecepatan kerja
v1 (2 km/jam) 891,64 a bajak 3 km/jam), tetapi berbeda sangat nyata
v2 (3 km/jam) 1.022,41 b dengan perlakuan lainnya. Semakin tinggi
v3 (4 km/jam) 1.117,52 c kecepatan kerja bajak dan semakin dalam
Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh huruf pembajakan maka tenaga yang dibutuhkan
yang sama berarti berbeda tidak untuk mengolah tanah dan menahan tahanan
sangat nyata

23
Jurnal Teknik Pertanian Sriwijaya Vol.1 No. 1 (Mei 2012)

tarik menjadi lebih besar sehingga energi yang bajak, dan kecepatan pengoperasian bajak
dibutuhkan juga akan semakin meningkat. adalah salah satu faktor penting yang
mempengaruhi tarikan bajak karena semakin
Tahanan Tarik (draft) besar kecepatan dan kedalaman olah saat
Berdasarkan hasil pengujian pada pembajakan maka tahanan tarik (draft) juga
perlakuan kecepatan pembajakan dan semakin bertambah.
kedalaman olah dengan menggunakan bajak Tahanan tarik (draft) pembajakan
singkal slated berbahan baja stainles. Rata-rata dengan menggunakan bajak singkal tipe slated
tahanan tarik (draft) pembajakan pada bajak berbahan baja stainles pada perlakuan d1v1
singkal slated berbahan baja stainles dapat adalah 6,87 kg, sedangkan bajak singkal tipe
dilihat pada Gambar 3. slated berbahan baja pada perlakuan d1v1
adalah 7,82 kg. Hal ini menunjukkan bahwa
tahanan tarik (draft) pada bajak singkal tipe
18 15,78 slated berbahan baja stainles lebih rendah
16 14,44
dibandingkan dengan berbahan baja, hal ini
Tahanan tarik (draft, kg)

14 12,94
11,66 12,26 dipengaruhi oleh kekasaran pada permukaan
12 9,96
10 8,46 9,15 bahan. Nilai kekasaran permukaan bahan
8 6,87 mempengaruhi besarnya gaya gesek. Gaya
6 gesek alat dengan tanah akan meningkat
4
dengan bertambahnya nilai kekasaran pada
2
0
suatu bahan sehingga tahanan tarik (draft) juga
d1v1 d1v2 d1v3 d2v1 d2v2 d2v3 d3v1 d3v2 d3v3 semakin meningkat.
Perlakuan
Hasil Uji BNJ pengaruh perlakuan
kedalaman olah bajak terhadap tahanan tarik
(draft) pembajakan dapat dilihat pada Tabel 7.
Keterangan :
d1 = Kedalaman olah bajak 10 cm
d2 = Kedalaman olah bajak 15 cm Tabel 7. Uji BNJ pengaruh kedalaman kerja
d3 = Kedalaman olah bajak 20 cm bajak terhadap tahanan tarik (draft)
v1 = Kecepatan pembajakan 2 km/jam pembajakan (kg)
v2 = Kecepatan pembajakan 3 km/jam
v3 = Kecepatan pembajakan 4 km/jam Rerata tahanan BNJ 0,01
Perlakuan
tarik (draft, kg) = 0,29
Gambar 3. Rata-rata tahanan tarik (draft) hand d1 (10 cm) 8,16 a
traktor pada bajak singkal slated d2 (15 cm) 11,29 b
berbahan baja stainles (kg).
d3 (20 cm) 14,39 c
Gambar 3 menujukkan bahwa Keterangan: Angka – angka yang diikuti oleh huruf
tahanan tarik (draft) pembajakan dengan yang sama berarti berbeda tidak
menggunakan bajak singkal slated berbahan sangat nyata
baja stainles terendah terdapat pada perlakuan
d1v1 (kedalaman olah bajak 10 cm dan Hasil uji BNJ pada Tabel 7
kecepatan kerja 2 km/jam) yaitu 6,87 kg, menunjukkan bahwa pada taraf uji 1 %
sedangkan tahanan tarik (draft) pembajakan pengaruh kedalaman olah bajak terhadap
tertinggi terdapat pada perlakuan d3v3 tahanan tarik (draft) pembajakan (kg) pada d3
(kedalaman olah bajak 20 cm dan kecepatan (kedalaman olah bajak 20 cm) berpengaruh
kerja 4 km/jam) yaitu sebesar 15,78 kg. Dari sangat nyata terhadap perlakuan lainnya.
hasil rata-rata tahanan tarik (draft) pembajakan Semakin besar tingkat kedalaman olah yang
dengan menggunakan bajak singkal slated digunakan, maka akan semakin besar tahanan
berbahan baja stainles menjelaskan bahwa tarik (draft) pembajakan hal ini karena
semakin tinggi kecepatan dan semakin dalam terjadinya gaya gesek antara bajak singkal
kedalaman olah kerja bajak maka tahanan tarik dengan tanah.
(draft) pembajakan akan semakin meningkat. Hasil uji Beda Nyata Jujur (BNJ)
Hal ini disebabkan karena kecepatan, perngaruh perlakuan kecepatan kerja bajak
kedalaman dan lebar kerja olah bajak yang terhadap tahanan tarik (draft) pembajakan
semakin besar sehingga terjadi gaya gesek dapat dilihat pada Tabel 8.
antara tanah dengan bajak singkal. Hasil uji BNJ pada Tabel 8
Menurut Smith and Wilkes (1990), menunjukkan bahwa pada taraf uji 1 %
tarikan bajak singkal dipengaruhi oleh pengaruh kecepatan kerja bajak terhadap
beberapa faktor yaitu, tipe dan bentuk telapak tahanan tarik (draft) pembajakan pada v3
bajak, ketajaman mata bajak, dan karateristik (kecepatan kerja bajak 3 km/jam) berpengaruh
tanah. Selain itu kedalaman olah, lebar kerja sangat nyata terhadap perlakuan lainnya.

24
Jurnal Teknik Pertanian Sriwijaya Vol.1 No. 1 (Mei 2012)

Semakin besar tingkat kecepatan kerja yang Pengaruh kedalaman olah dan kecepatan
digunakan, maka akan semakin besar tahanan pembajakan terhadap perubahan
tarik (draft) pembajakan hal ini karena ketika kedalaman hasil bajak
menarik bajak terjadi gaya gesek antara roda Berdasarkan hasil pengujian pada
dengan tanah. perlakuan kecepatan pembajakan dan
kedalaman olah dengan menggunakan bajak
Tabel 8. Uji BNJ pengaruh kecepatan kerja singkal slated berbahan baja stainles. Rata-
bajak terhadap tahanan tarik (draft) rata perubahan kedalaman olah hasil bajak
pembajakan (kg). dapat dilihat pada Gambar 4. Perubahan
Rerata kedalaman olah hasil bajak terendah terdapat
BNJ 0,01 = pada perlakuan d1v1 (kedalaman olah bajak 10
Perlakuan tahanan tarik
0,29 cm dan kecepatan kerja 2 km/jam) yaitu 11,33
(draft, kg)
v1 (2 km/jam) 9,92 a cm, sedangkan perubahan kedalaman olah
bajak tertinggi terdapat pada perlakuan d3v3
v2 (3 km/jam) 11,52 b (kedalaman olah bajak 20 cm dan kecepatan
v3 (4 km/jam) 12,40 c kerja 4 km/jam) yaitu sebesar 21,33 cm. Dari
Keterangan: Angka – angka yang diikuti oleh huruf hasil rata-rata perubahan kedalaman olah hasil
yang sama berarti berbeda tidak bajak menjelaskan bahwa semakin tinggi
sangat nyata kecepatan dan semakin dalam kedalaman olah
bajak maka perubahan kedalaman olah hasil
Hasil uji Beda Nyata Jujur (BNJ) bajak akan semakin meningkat.
pengaruh interaksi perlakuan kedalaman olah
dan kecepatan kerja bajak terhadap tahanan
25
tarik (draft) pembajakan dapat dilihat pada
Kedalaman Olah Bajak (cm)
21,33
20,1120,44
Tabel 9. 20
16 17,1117,67

15 11,3312,8913,11
Tabel 9. Uji BNJ pengaruh interaksi perlakuan 10
kedalaman olah dan kecepatan
5
kerja bajak terhadap tahanan tarik
(draft) pembajakan (kg). 0
d1v1 d1v2 d1v3 d2v1 d2v2 d2v3 d3v1 d3v2 d3v3

Perlakuan Rerata BNJ 0,01 = 0,68 Perlakuan

6,87 Keterangan :
d1v1 a
d1 = Kedalaman olah bajak 10 cm
d1v2 8,46 b d2 = Kedalaman olah bajak 15 cm
d1v3 9,15 c d3 = Kedalaman olah bajak 20 cm
d2v1 9,96 d v1 = Kecepatan pembajakan 2 km/jam
v2 = Kecepatan pembajakan 3 km/jam
d2v2 11,66 e v3 = Kecepatan pembajakan 4 km/jam
d2v3 12,26 ef
12,94 Gambar 4. Rata-rata perubahan kedalaman
d3v1 f
hasil bajak (cm)
d3v2 14,44 g
d3v3 15,78 h Menurut, Andhini (2003), salah satu
Keterangan: Angka – angka yang diikuti oleh huruf faktor yang mempengaruhi besarnya tahanan
yang sama berarti berbeda tidak tarik (draft) adalah kedalaman. Kenaikan
sangat nyata kedalaman pengolahan tanah mengakibatkan
meningkatnya tahanan tarik pengolahan tanah
Hasil uji beda nyata jujur (BNJ) pada karena pada pengolahan tanah yang lebih
Tabel 9 menunjukkan bahwa pada taraf uji 1% dalam, massa dan volume tanah yang dipotong
pengaruh interaksi perlakuan kedalaman olah dan dibalikkan oleh bajak singkal semakin
dan kecepatan kerja bajak terhadap tahanan besar.
tarik (draft) pembajakan (kg) pada d3v3
(kedalaman 20 cm dan kecepatan kerja bajak 4 Pengaruh kedalaman olah dan kecepatan
km/jam) berpengaruh sangat nyata dengan pembajakan terhadap perubahan lebar
perlakuan lainnya. Semakin besar kecepatan kerja bajak
dan semakin dalam kedalaman olah kerja Berdasarkan hasil pengujian pada
bajak maka tahanan tarik (draft) pembajakan perlakuan kecepatan pembajakan dan
akan semakin meningkat. Hal ini karena kedalaman olah dengan menggunakan bajak
terjadinya gaya gesek antara tanah dengan singkal slated berbahan baja stainles. Rata-
bajak singkal. rata perubahan lebar kerja bajak dapat dilihat
pada Gambar 5.

25
Jurnal Teknik Pertanian Sriwijaya Vol.1 No. 1 (Mei 2012)

tumbuhan, dan bebatuan kecil yang dapat

Lebar Kerja Bajak (cm)


25 menyebabkan terjadinya slip pada roda.
18,78 19,67
20 17,44 18,56 16,56 18,11 18,44 17,11 Keahlian operator dalam melakukan
16,11
pembajakan juga perlu untuk diperhatikan.
15

10
DAFTAR PUSTAKA
5

0 Andhini, P. R. 2003. Perubahan Tahanan


d1v1 d1v2 d1v3 d2v1 d2v2 d2v3 d3v1 d3v2 d3v3 Tarifk (Draft) Pembajakan Pada
Perlakuan Perubahan Kadar Air dan Kedalaman
Keterangan : Olah dengan Menggunakan Berbagai
d1 = Kedalaman olah bajak 10 cm Jenis Bahan dan Ukuran Panjang
d2 = Kedalaman olah bajak 15 cm Landside Bajak Singkal. Skripsi
d3 = Kedalaman olah bajak 20 cm Fakultas Teknologi Pertanian. Institut
v1 = Kecepatan pembajakan 2 km/jam Pertanian Bogor. Bogor (tidak
v2 = Kecepatan pembajakan 3 km/jam dipublikasikan).
v3 = Kecepatan pembajakan 4 km/jam
Hardjosentono, M., Wijato., Rachlan, E.,
Gambar 5. Rata-rata perubahan lebar kerja
Badra, I.W., dan Tarmana, R.D. 1996.
bajak (cm)
Mesin-Mesin Pertanian. Bumi
Aksara. Jakarta.
Gambar 5 menujukkan bahwa
perubahan lebar kerja bajak terendah terdapat
Hersyamsi. 2005. Penggunaan Bahan yang
pada perlakuan d1v1 (kedalaman olah bajak 10
Mempunyai Nilai Adhesi dan
cm dan kecepatan kerja 2 km/jam) yaitu 16,11
Koefisien Gesek yang Rendah pada
cm, sedangkan perubahan lebar kerja bajak
Landside Bajak Singkal. Disertasi.
tertinggi terdapat pada perlakuan d3v3
Sekolah Pasca Sarjana. Institut
(kedalaman olah bajak 20 cm dan kecepatan
Pertanian Bogor. IPB (tidak
kerja 4 km/jam) yaitu sebesar 19,67 cm. Dari
dipublikasikan).
hasil rata-rata perubahan lebar kerja bajak
menjelaskan bahwa semakin tinggi kecepatan Kepner, R. A., Bainer, R., and Barger, E. L.
dan semakin dalam kedalaman olah bajak 1977. Principles of Farm Machinery.
maka perubahan lebar kerja bajak akan Third Edition. AVI Publishing
semakin meningkat. Hal ini disebabkan Company. Connecticut. USA.
karena semakin besar perubahan kedalaman
olah bajak maka perubahan lebar kerja bajak Kesuma, A. 2010. Kinerja Bajak Singkal
juga akan semakin besar. Slated Tembaga Pada Beberapa
Kedalaman Kerja dan Kecepatan
hand Tractor. Skripsi Pada Fakultas
KESIMPULAN DAN SARAN Pertanian. Univertsitas Sriwijaya.
Inderalaya (Tidak dipublikasikan).
Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil Lubis, R. 2003. Perubahan Tahanan Tarik
penelitian ini adalah : (Draft) Pembajakan Pada Perubahan
1. Kedalaman olah bajak dan kecepatan kerja Kecepatan dan Kedalaman Olah
pembajakan berpengaruh sangat nyata Menggunakan Berbagai Jenis Bahan
terhadap efisiensi kerja pembajakan, dan Ukuran Landside Bajak Singkal.
kebutuhan energi pembajakan hand traktor Skripsi Fakultas Teknologi Pertanian.
dan tahanan tarik (draft) pembajakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor (tidak
2. Kombinasi perlakuan kedalaman olah bajak dipublikasikan).
10 cm dan kecepatan kerja bajak 2 km/jam
menghasilkan efisiensi lapang tertinggi Mulyana. 2001. Pengujian Tahanan Tarik
yaitu 90,52 %, kebutuhan energi terendah (Draft) Bajak Subsoil Getar Dengan
748,98 MJ/ha dan tahanan tarik aktual Dua Bilah Bajak. Skripsi Fakultas
pembajakan terendah 6,87 kg. Teknologi Pertanian. Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang Pahlevi, H. 2003. Perubahan Tahanan Tarik
dilakukan untuk meningkatkan kinerja bajak (Draft) Pembajakan Pada Perubahan
singkal perlu mengurangi perakaran Kadar Air Tanah dan Kecepatan Olah

26
Jurnal Teknik Pertanian Sriwijaya Vol.1 No. 1 (Mei 2012)

Menggunakan Berbagai Jenis Bahan


dan Ukuran Landside Bajak Singkal.
Skripsi Fakultas Teknologi Pertanian.
Institut Pertanian Bogor. Bogor (tidak
dipublikasikan).

Santosa, Andasuryani, Veronica, V. 2005.


Kinerja Traktor Tangan Untuk
Pengolahan Tanah. Jurnal Teknologi
Pertanian Andalas. Vol. 9 No.2:
Oktober 2005, hal.1 – 7. Padang

Septirizal, P. 2004. Penentuan Besar Tahanan


Tarik (Draft) Tanah Pada Berbagai
Ukuran Panjang Landside,
Kedalaman Bajak Singkal dan
Kecepatan Maju Traktor. Skripsi Pada
Fakultas Pertanian. Univertsitas
Sriwijaya. Inderalaya (Tidak
dipublikasikan).

Smith, H. P. and Wilkes, L. H. 1990. Farm


Machinery and Equipment.
Diterjemahkan Oleh Purwadi, T.
1996. Mesin dan Peralatan Usaha
Tani. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.

Wijanto, M. S. 1996. Memilih, Merawat, dan


Menggunakan Traktor Tangan.
Penebar Swadaya. Jakarta.

27

Anda mungkin juga menyukai