Anda di halaman 1dari 35

Teknik Pondasi I

Tugas 1

Disusun oleh :

Nama : Muhammad Rifqi Alfathin

Nim : 180511071020

Kelas : Teknik Kelautan -B

Dosen : Maria Angelin Naiborhu MT, IPM

INSTITUT TRANSPORTASI DAN LOGISTIK TRISAKTI


Soal Nomor 1 !

- Definisi Tanah lunak

- Nilai Penetrasinya

- Jenis – Jenis Tanah Lunak

- Sifat – Sifat Tanah Lunak

2.1.1. Definisi Tanah

Menurut Hary Christiady Hardiyatmo dalam bukunya, Mekanika

Tanah I Edisi Kelima, dalam pandangan teknik sipil, tanah adalah himpunan

mineral, bahan organik, dan endapan-endapan yang relatif lepas (loose),

yang terletak di atas batuan dasar (bedrock). Sedangkan menurut Terzaghi

yaitu ““tanah terdiri atas butiran-butiran hasil pelapukan massa batuan

massive, dimana ukuran tiap butirnya dapat sebesar kerikil-pasir-lanau

lempung dan kontak antar butir tidak tersementasi termasuk bahan organik.

Ikatan antara butiran yang relatif lemah dapat disebabkan oleh

karbonat, zat organik atau oksida-oksida yang mengendap di antara

partikel-partikel. Ruang di antara partikel-partikel dapat berisi air, udara

ataupun keduanya. Proses pelapukan batuan atau geologi lainnya yang

terjadi di dekat permukaan bumi membentuk tanah. Pembentukan tanah

dari batuan induknya, dapat berupa proses fisik maupun kimia. Proses

pembentukan tanah secara fisik yang mengubah batuan menjadi partikel

partikel yang lebih kecil, terjadi akibat pengaruh erosi, angin, air, es,
manusia atau hancurnya partikel tanah akibat perubahan suhu atau cuaca.

Umumnya, pelapukan akibat proses kimia dapat terjadi oleh pengaruh

oksigen, karbondioksida, air (terutama yang mengandung asam atau alkali)

dan proses-proses kimia lainnya.

PENETAPAN PENETRASI TANAH

Undang Kurnia, M. Sodik Djunaedi, dan Setiari Marwanto

1. PENDAHULUAN

Penetrasi tanah adalah daya yang dibutuhkan oleh sebuah benda untuk masuk ke
dalam tanah. Spangler dan Handy (1982) melakukan percobaan sederhana, mulai dari
penggunaan ibu jari tangan sampai hak sepatu boot untuk mengetahui penetrasi tanah.
Mereka berpendapat, penggunaan ibu jari tangan yang didorong ke dalam tanah
dengan tenaga penuh merupakan cara tertua untuk mendapatkan ukuran kekuatan
tekanan tanah (unconfined compressive strength) atau kapasitas menahan (bearing
capacity) dari tanah. Dalam bidang pertanian, untuk mengetahui ketahanan tanah
terhadap penetrasi akar tanaman digunakan penetrometer atau penetrograph.
Penggunaan penetrometer dimaksudkan untuk menilai kondisi tanah dalam
hubungannya dengan pertumbuhan dan perkembangan akar di dalam tanah, hasil
panen, dan sifat-sifat fisik tanah lainnya yang berhubungan dengan produksi
pertanian. Di bidang teknik sipil, penetrometer dirancang untuk mengetahui ketahanan
tanah sampai kedalaman lebih dari satu meter. Penetrasi tanah merupakan refleksi atau
gambaran dari kemampuan akar tanaman menembus tanah. Masuknya akar tanaman
ke dalam tanah tergantung dari kemampuan akar tanaman itu sendiri, sifatsifat fisik
tanah seperti struktur, tekstur dan kepadatan tanah, retakanretakan yang ada di dalam
tanah, kandungan bahan organik tanah, dan kondisi kelembapan tanah.
2. PRINSIP

Penetrometer digunakan untuk mengetahui sifat-sifat tanah tanpa merusak massa


tanah, sehingga kalaupun ada kerusakan yang diakibatkan oleh penggunaan
penetrometer sangat kecil. Ada dua prinsip dasar penetrometer, yaitu dinamis dan
statis. Penetrometer dinamis dirancang untuk dimasukkan ke dalam tanah dengan
bantuan beban yang ditimpakan kepada alat, digunakan untuk mengevaluasi lapisan
tanah di jalan raya. Sedangkan penetrometer statis adalah alat yang dirancang

Undang Kurnia et al.76

untuk didorong atau ditekan ke dalam tanah secara perlahan dengan kecepatan yang
tetap untuk menghindari pengaruh dinamis. Penetrometer statis terdiri atas
tangkai/tongkat baja yang dilengkapi dengan salah satu dari beberapa jenis bahan/alat
yang dipasang pada bagian ujung tangkai/tongkat tersebut. Hasil pengukuran
penetrometer sangat tergantung dari faktor geometri setiap jenis penetrometer, dan
kondisi tanah. Menurut Durgunoglu dan Mitchell (1975a, b), kegagalan terjadi pada
mekanisme penetrasi statis. Pada tanah yang relatif homogen, ketahanan penetrasi
meningkat seiring dengan bertambah dalamnya lapisan tanah dan kekerasan tanah,
serta diameter ujung penetrometer. Ketahanan ujung penetrometer diasumsikan
sebagai tekanan alat untuk memperluas lubang masuknya ujung penetrometer, dan
gesekan yang dipengaruhi oleh sifat-sifat dan bentuk ujung penetrometer serta
permukaan tanah. Dalam penggunaan penetrometer, sifat-sifat tanah dapat
mempengaruhi ketahanan tanah, diantaranya kandungan air tanah, berat isi, struktur,
dan tekstur tanah. Berbagai penelitian menunjukkan, bahwa kandungan air tanah,
berat isi, ukuran pori, tekstur, dan struktur tanah dapat mempengaruhi ketahanan
tanah. Nilai ketahanan tanah meningkat dengan menurunnya kelembapan tanah dan
tekstur tanah. Pada kelembapan tanah rendah, ketahanan tanah meningkat, demikian
juga dengan meningkatnya kandungan pasir. Hasil penelitian Vepraskas (1984)
memperlihatkan, ketika kandungan air tanah meningkat, ketahanan penetrasi tanah
menurun. Sedangkan Lowery dan Schuler (1994) memperoleh ketahanan penetrasi
meningkat seiring dengan meningkatnya kepadatan tanah. Ketahanan penetrasi tidak
hanya dipengaruhi oleh sifat-sifat fisik tanah, tetapi juga oleh jenis penetrometer yang
digunakan, khususnya sudut dan diameter ujung alat, serta kekasaran permukaan
ujung penetrometer tersebut. Semakin kasar permukaan ujung penetrometer, semakin
besar tahanan penetrasinya. Dalam bidang pertanian, rancang bangun diameter ujung
penetrometer harus menjadi pertimbangan utama. Pada tanah tanpa struktur dan
permukaannya homogen, ketahanan penetrasi tidak tergantung pada diameter ujung
alat. Pada tanah dengan struktur kuat, jika diameter ujung penetrometer besar, maka
keragaman ketahanan penetrasi tanahnya menjadi rendah. Jika diameter ujung
penetrometer kecil, maka keragaman ketahanan penetrasinya menjadi besar karena
rendahnya ketahanan retakan (cracks) antara unit struktur tanah.

Penetapan Penetrasi Tanah 77

3. METODE

Berbagai jenis penetrometer yang dapat digunakan untuk mengetahui ketahanan tanah
dalam kaitannya dengan tujuan pertanian, diantaranya penetrometer saku,
penetrometer kerucut, penetrometer gesekan lengan, dan penetrograph. Berikut
disajikan berbagai macam penetrometer sekaligus dengan cara kerjanya.

3.1. Penetrometer saku (pocket penetrometer)

Penetrometer saku merupakan miniatur penetrometer genggam, dikenal dalam


berbagai model dan ukuran, serta tersedia secara komersial, salah satunya seperti
terlihat dalam Gambar 1. Alat tersebut dibuat untuk mengetahui daya ikat atau
konsistensi tanah-tanah yang bertekstur halus. Penetrometer saku dapat digunakan
dalam berbagai macam ukuran, dan digunakan untuk mengukur ketahanan permukaan
tanah pertanian, tanah yang ditempatkan dalam tabung contoh, blok tanah utuh, tanah
dalam lubang galian, atau contoh tanah dalam kemasan. Penetrometer saku juga
digunakan untuk membandingkan kekuatan relatif beberapa jenis tanah yang sama,
tanah dengan lapisan padas (hardpans), tanah yang memadat atau lapisan tanah pada
penampang galian tanah.
Gambar 1. Penetrometer saku

Penetrometer saku mempunyai berat 170-200 g, panjang 160180 mm, diameter ujung
penetrometer 19,1 mm, dan diameter tongkat 6,4 mm. Hasil pengukuran penetrasi
dengan alat ini dapat dibaca langsung pada alat, dinyatakan dalam tft-2 atau kg cm-2.
Cara kerja penetrometer tangan sebagai berikut: Tanda geser (skala) pada tangkai
penetrometer dipindahkan ke pembacaan paling rendah, yaitu nol. Tangkai
penetrometer dipegang, kemudian didorong masuk ke dalam tanah dengan kekuatan
tetap sampai mencapai tanda

Undang Kurnia et al.78

garis 6 mm dari bagian ujung alat yang tumpul. Selanjutnya, keluarkan tangkai
penetrometer dari dalam tanah, dan baca nilai pengukuran pada skala. Bersihkan
batang penetrometer, kembalikan tanda geser ke posisi nol. Ulangi pengukuran
beberapa kali pada daerah yang berbeda untuk mendapatkan nilai penetrasi rata-rata.

3.2. Penetrometer kerucut (cone penetrometer)

Ada dua macam penetrometer kerucut, yaitu: (a) Penetrometer tangan (hand-push
penetrometer) Penetrometer ini terdiri atas sebuah pegangan, sebuah cincin, dan alat
pengukur putar (proving-ring dial gauge), sebuah kerucut, dan sebuah tongkat
penggerak (Gambar 2). Ada dua ukuran kerucut (cone) sesuai dengan masing masing
tongkat, yaitu: (1) diameter kerucut 9,5 mm dengan diameter tongkat 12,8 mm, dan
luas permukaan kerucut 1,3 cm2, digunakan pada tanah-tanah keras dan (2) diameter
kerucut 15,9 mm dengan diameter tongkat 20,3 mm, dan luas permukaan kerucut 3,2
cm2 untuk tanah-tanah lunak. Cone atau kerucut terbuat dari stainless steel, halus,
memiliki sudut 300. Cara kerja penetrometer tangan sebagai berikut: Untuk lahan budi
daya, lokasi pengukuran harus ditetapkan terlebih dahulu sehubungan dengan
pengelolaan lahannya, karena dipengaruhi oleh topografi, jalur-jalur roda traktor,
barisan-barisan tanaman, dan lain-lain. Posisi pengukuran sebagai berikut: (1) dalam
barisan tanaman; (2) di atas punggung relief antar baris, sekitar 15 – 20 cm dari
barisan tanaman; dan (3) di tengah-tengah antar barisan tanaman. Operasional
penetrometer laju konstan menggunakan konsep umum penetrometer tangan (hand
push penetrometer) dari US. Corps of Engeeners. Akan tetapi, diperlukan beberapa
pengukuran untuk kalibrasi penetrometer yang digerakkan secara mekanik. Diameter
kerucut (cone) yang lebih besar dari diameter tangkai penetrometer menghasilkan
ketahanan gesekan halus, terbentuk antara tangkai penetrometer dan tanah. Beberapa
penetrometer, khususnya yang mempunyai tambahan perlengkapan di atas kerucut
memiliki daya yang diletakkan beberapa milimeter di atas kerucut (Armbruster et al.,
1990). Desain ini mengurangi ketahanan gesekan antara tangkai penetrometer dan
tanah. Lubang yang terbentuk akibat ketahanan tangkai penetrometer dan tanah
tergantung pada perubahan sifat-sifat tanah, dan lubang yang terbentuk selama
penetrasi.

Penetapan Penetrasi Tanah 79


Gambar 2. Penetrometer tangan

(b) Penetrometer laju konstan (constant-rate penetrometer).

Cara penggunaan penetrometer laju konstan (constant-rate penetrometer) dapat


menggunakan prosedur baku penetrometer tangan (hand push penetrometer). Namun,
diperlukan kalibrasi untuk alat tersebut. Sebagai contoh, pembacaan nol dapat
diperoleh dengan mengikutsertakan kerucut dan tangkai penetrometer ke penetrometer
laju konstan. Dalam berbagai kasus, untuk penyesuaian alat ini ke posisi nol tidak
akan tercapai, dan pembacaan nol mungkin negatif akibat reaksi spontan dari berat
kerucut dan tangkai penetrometer. Nilai penetrasi tanah harus dikoreksi ke pembacaan
nol dengan cara menambahkan tenaga dorong tongkat, dan kerucut penetrometer
untuk memperoleh tenaga positif, sehingga diperoleh total daya yang diaplikasikan ke
tanah.

3.3. Penetrometer gesekan lengan (friction-sleeve cone penetrometer)

Berbagai macam penetrometer gesekan dirancang dan dibuat untuk kepentingan


teknik. Para ahli tanah dan para peneliti bidang
Undang Kurnia et al.80

pertanian lainnya belum sepenuhnya menggunakan penetrometer gesekan. Diameter


kerucut yang dibuat biasanya lebih besar dari 35 mm, namun jarang dijumpai melebihi
80 mm. Penetrometer dengan diameter kerucut lebih besar menghasilkan sensitifitas
rendah dalam menduga perubahan struktur tanah. Penetrometer gesekan telah
digunakan secara luas dalam pemetaan tanah pada kedalaman tanah yang lebih dalam.
Para ahli tanah menggunakan penetrometer gesekan dengan diameter kerucut lebih
kecil untuk mempelajari perpanjangan akar dan struktur tanah, seperti yang dibuat
oleh Barley et al. (1965) mempunyai diameter kerucut 3,0 mm. Berikut disajikan dua
macam penetrometer kerucut gesekan lengan.

(a) Gesekan lengan kecil (small friction-sleeve) Penetrometer gesekan lengan kecil
dirancang oleh Barlet et al. (1965) dilengkapi dengan kerucut bersudut 600 dan
diameter dasar 3,74 mm. Kerucut terbuat dari bahan stainless steel, dan metode
selengkapnya dapat dibaca dalam Bradford (1986)

(b) Gesekan lengan besar (large friction-sleeve) Penetrometer gesekan lengan besar
digunakan dalam teknik sipil. Sebagai contoh, unit penetrasi cone berukuran diameter
150 cm2 dan panjang tangkai 133,7 mm. Alat ini dioperasikan menggunakan
peralatan dinamis atau statis, dan dapat dioperasikan sampai kedalaman 50-80 m,
lebih besar dari penetrometer yang secara khusus digunakan dalam bidang pertanian.
Penetrometer gesekan lengan besar dioperasikan dengan cara didorong dengan
kecepatan 20 mm detik-1 menggunakan tenaga mekanik, hidraulik atau listrik.

Kedua macam penetrometer kerucut terdiri atas tangkai atau tongkat sebagai pusat
dorong, yang digunakan untuk mendorong kerucut ke dalam tanah. Di sekeliling pusat
tongkat terdapat lengan yang dapat bergerak dengan diameter luar lengan sama
dengan diameter dasar kerucut. Barley et al. (1965) menggunakan dua cincin untuk
mencatat ketahanan kerucut dan gesekan lengan, sementara Bradford et al. (1971) dan
Voorhees et al. (1975) hanya mencatat ketahanan kerucut. Penetrometer ini mudah
diadaptasikan, baik untuk penentuan di laboratorium maupun pengukuran di lapangan.

Penetapan Penetrasi Tanah 81


3.4. Penetrograf

Penetrograf adalah alat yang serupa dengan penetrometer, juga digunakan untuk
mengukur ketahanan tanah. Namun, hasil pengukuran berupa grafik yang tergambar
pada kertas grafik, yang perlengkapannya dipasang pada tangkai/tongkat penetrograf.
Penetrograf terdiri atas tangkai atau batang, perlengkapan untuk memasang pias
(kertas pengukur data ketahanan tanah), dan rod atau batang alat yang pada bagian
ujungnya dipasang kerucut (cone). Kerucut (cone) terdiri atas berbagai ukuran,
khususnya diameter kerucut, untuk digunakan sesuai dengan kondisi tanah atau jenis
tanah yang diamati.

4. PENJELASAN (COMMENT)

Ketahanan penetrasi tanah dihitung dalam pascal, yaitu dengan membagi daya yang
terbaca dengan luas penampang melintang kerucut (cone). Tentukan nilai rata-rata
ketahanan tanah (Pa) yang diperoleh pada setiap tambahan kedalaman tanah, dan
hitung simpangan baku (standard deviation) dan koefisien variasi ketahanan tanah.
Plot rata-rata ketahanan penetrasi tanah dan kedalaman tanah untuk setiap lokasi
pengukuran (ordinat, kedalaman penetrasi, skala absis, ketahanan penetrasi). Satuan
ketahanan tanah biasanya kilopascal atau megapascal. Data penetrometer sangat
berguna, jika tanah memiliki acuan kandungan air tanah seperti kapasitas lapang atau
bila data kandungan air dan berat volume tanah juga tersedia untuk lokasi yang sama.
Pengukuran penetrasi tanah pada kondisi kapasitas lapang sangat dianjurkan, karena
kandungan air tanahnya sangat ideal bagi pertumbuhan tanaman. Pada tanah keras
atau kering yang mengandung kerikil atau batubatuan, sulit untuk memperoleh hasil
pengukuran penetrometer yang konsisten. Pada tanah berbatu-batu, pengukuran harus
hati-hati, dan harus dijaga agar tidak merusak kerucut (cone) penetrometer, atau agar
alat sensor daya tidak kelebihan tekanan. Konsep umum cara penggunaan
penetrometer dengan laju konstan (constant-rate penetrometer) dapat menggunakan
prosedur baku penetrometer tangan (hand push penetrometer), namun diperlukan
kalibrasi alat tersebut. Sebagai contoh, pembacaan nol dapat diperoleh dengan
mengikutsertakan kerucut (cone) dan tangkai penetrometer laju konstan. Nilai
penetrasi tanah dikoreksi dengan pembacaan nol, dengan menambahkan daya tekan
tangkai penetrometer, dan kerucut penetrometer, agar diperoleh total daya yang
dibutuhkan penetrometer masuk ke dalam tanah.

JENIS JENIS TANAH BERDASARKAN PROSES TERBENTUKNYA

Tanah berdasarkan proses terbentuknya adalah sebagai berikut:


1. TANAH HUMUS

Tanah Humus

Tanah humus adalah tanah yang terbentuk dari pelapukan daun dan batang pohon.
Tanah ini sangat subur dan sangat cocok untuk digunakan sebagai lahan untuk
menanam tanaman. Salah satu contohnya adalah anda dapat menjumpai tanah tersebut
pada daerah hutan hujan tropis.
Karakteristik tanah humus adalah sebagai berikut :
1. Tanah berwarna gelap, sangat subur dan gembur
2. Memiliki daya serap yang bagus sehingga cocok untuk lahan bagi tumbuhnya
tanaman
3. Terbentuk dari hasil pelapukan bagian tumbuhan seperti daun dan batang
4. Banyak ditemukan pada daerah yang memiliki iklim tropis
Banyak sekali manfaat tanah humus yang dapat anda temukan, diantaranya adalah
sumber nutrisi bagi tanaman, mampu mengikat zat – zat yang bersifat toksik,
membantu meningkatkan kandungan air tanah, mencegah tanah tergerus,
meningkatkan aerasi tanah serta dapat digunakan sebagai pupuk alami.

2. TANAH PASIR

Tanah Pasir

Tanah pasir adalah tanah tanah yang berasal dari batuan beku dan batuan sedimen
yang terdiri atas butiran kasar dan ada juga yang seperti kerikil. Ada pun ciri – ciri
tanah berpasir adalah sebagai berikut:
1. Mengandung banyak butiran pasir
2. Sangat mudah dalam menyerap air
3. Sangat jarang dijumpai tumbuhan karena tanah pasir sulit untuk ditanami tumbuhan
4. Tanah pasir pada umumnya banyak digunakan untuk bahan bangunan rumah,
kantor, tempat beribadah dan lain – lain.
Tanah pasir kurang baik untuk digunakan sebagai lahan pertanian. Hal ini dikarenakan
pada tanah pasir tidak dijumpai adanya nutrisi untuk pertumbuhan tanaman. Selain itu,
pada tanah pasir juga kurang baik untuk menyimpan air.
Jenis jenis tanah berdasarkan proses terbentuknya, jenis jenis tanah berdasarkan
asalnya, jenis jenis tanah berdasarkan ke suburannya, jenis jenis tanah di Indonesia,
dll.

3. TANAH ALUVIAL

Tanah Aluvial

Tanah aluvial adalah tanah yang terbentuk dari pengendapan lumpur sungai dan
terletak di dataran rendah. Tanah ini sangat cocok untuk lahan pertanian karena tanah
ini juga sangat subur.
Tanaman yang dapat anda tanam pada jenis tanah tersebut adalah padi, palawija, tebu,
kelapa, buah – buahan dan lain – lain. Anda dapat menjumpai tanah jenis ini di daerah
Sumatra bagian timur, jawa dan papua.
Manfaat jenis tanah aluvial adalah sebagai berikut: melancarkan irigasi, berfungsi
sebagai lahan pertanian, dapat menyimpan cadangan air, memudahkan dalam
mengolah tanah untuk ditanami dan bercocok tanam.
Ciri – ciri tanah aluvial adalah sebagai berikut:
1. Berwarna cokelat
2. Banyak mengandung mineral sehingga
3. Mudah untuk menyerap air
4. Berbentuk seperti tanah liat
5. pH tanah dibawah 6.
6. Jumlah fosfor dan kalium sangat rendah pada daerah dengan curah hujan rendah
7. Sangat mudah untuk proses pengolahannya sehingga dapat menekan biaya
produksi.
8. Memiliki tekstur tanah liat
9. Epipedon tanah aluvial tidak memiliki struktur
10. Terdiri atas beberapa bahan induk, yaitu tanah aluvial pasir, lempung, kapur, basa
dan asam.

4. TANAH PODZOLIT

Tanah Podzolit
Tanah podzolit adalah tanah yang terdapat di daerah pegunungan yang memiliki curah
hujan tinggi serta bersuhu rendah. Pada umumnya tanah ini subur. Tanah jenis ini
dapat dijumpai di daerah Sumatra, Jawa Barat, Sulawesi, Kalimantan dan Papua.
Pada tanah ini memiliki ciri khas, yaitu mengandung sedikit unsur hara, tidak subur,
tanah berwarna merah hingga kuning. Tanah ini juga dapat dimanfaatkan untuk
menanam tanaman seperti jambu mete.
Selain itu, tanah ini tidak cocok untuk menanam tanaman semusim karena kandungan
unsur K, Ca dan Mg rendah. Bahan – bahan organik dalam tanah ini rendah dan hanya
dijumpai di permukaan tanah saja. Bahkan, tanah ini pun hanya dapat menyimpan
sedikit air sehingga mudah kekeringan.

5. TANAH VULKANIS

Tanah Vulkanis
Tanah vulkanik adalah tanah yang terbentuk akibat letusan gunung berapi sehingga
tanah tersebut sangat subur dan memiliki zat hara yang banyak. Berikut ini adalah ciri
– ciri tanah vulkanik:
1. Memiliki banyak unsur hara seperti N, P, K, Fe dan Al. Sumber unsur hara tersebut
adalah lava gunung berapi.
2. Pada lapisan atas berwarna hitam pekat dan pada lapisan bawah berwarna cokelat,
kemerahan dan kuning. Lapisan tersebut terbentuk dari larva yang berpijar akibat
etusan gunung berapi yang telah mengalami pendinginan sehingga terbentuk lapisan
yang berwarna – warni.
3. Struktur tanah rentan terhadap erosi
4. Sangat bagus digunakan untuk lahan pertanian dan perkebunan karena tanah
tersebut emngandung banyak unsur hara.
5. pH tanah 4 – 7.
6. Tanah ini juga bersifat gembur dan mudah untuk menguraikannya
7. Tanah ini tersebar di sekitar permukaan pada gunung berapi.
Tanah vulkanik terdiri atas dua jenis yang berbeda yaitu tanah vulaknik regosol dan
tanah vulkanik latosol. Tanah vulkanik regosol adalah tanah vulkanik yang memiliki
warna abu – abu hingga kuning. Kandungan bahan organik pada tanah ini sangat
sedikit. Oleh karena itu, jenis tanah tersebut dapat dimanfaatkan untuk menanam buah
– buahan, palawija dan tembakau.
Sedangkan tanah Latosol adalah salah satu jenis tanah vulkanik yang memiliki warna
merah sampai kuning. Mengandung bahan organik yang lebih banyak jika
dibandingkan dengan tanah vulkanik regosol dan memiliki sifat asam. Hal ini
menyebabkan tanah ini sangat bagus untu ditanami tanaman kopi, karet, kelapa, padi,
dan palawija.
Tanah vulkanik juga memiliki banyak manfaat dalam bidang pertanian, yaitu:
1. Menyuburkan tanah
Tanah yang subur mengandung banyak unsur hara yang dapat menutrisi tanaman yang
anda tanam. Anda sangat direkomendasikan untuk melakukan penanaman di area
tanah vulkanik. Selain tanahnya subur, tentu anda akan mendapatkan hasil panen yang
bagus pula.
2. Meningkatkan hasil panen
Pada lahan yang subur anda dapat menanam tanaman dengan mudah. Sumber
nutrisinya yang banyak menjadikan tanaan yang anda tanam subur dan menghasilkan
panenan yang banyak dan melimpah.
3. Sebagai tempat wisata alam
Daerah di sekitar gunung berapi tentu di sana terdapat tanah vulkanik dengan
karakteristik yang beragam. Oleh karena itu, anda dapat mengolah dan membuat
inovasi baru. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan daerah tersebut sebagai
obyek wisata alam.
Jenis jenis tanah berdasarkan proses terbentuknya, jenis jenis tanah berdasarkan
asalnya, jenis jenis tanah berdasarkan ke suburannya, jenis jenis tanah di Indonesia,
dll.

6. TANAH LATERIT

Tanah Laterit
Tanah laterit adalah tanah yang kehilangan kesuburan dan unsur – unsur hara karena
larut terbawa air hujan dengan intensitas yang tinggi. Ada pun ciri – ciri dan
karakteristik dari tanah laterit adalah sebagai berikut:
1. Memiliki pH netral sehingga kadar asamnya tidak tinggi
2. Mengandung bahan organik
Tanah ini termasuk dalam tanah yang tidak subur. Mengapa? Hal ini dikarenakan
kandungan senyawa organik pada tanah jeni ini sedang. Kandungan organik
berpengaruh terhadap tingkat kesuburan tanah.
3. Mudah menyerap air
Setiap tanah tentu memiliki kemampuan yang dan karakteristik yang berbeda – beda
sehingga dapat memiliki kemampuan yang berbeda pula dalam menyerap air. Jenis
tanah ini termasuk dalam tanah yang sangat baik dalam menyerap air.
4. Tanah berumur tua
Tanah pun dapat diukur usianya, apakah tanah tersebut termasuk dalam tanah tua, atau
tanah muda. Setiap tanah memiliki umur yang berbeda – beda. Tanah laterit ini
termasuk dalam tanah yang berumur tua.
5. Hanya dapat ditanami oleh tanaman tertentu
Antara lain adalah jagung, singkong, kopi, coklat, kelapa sawit dan palawija
Setelah mengetahui karakteristik dari tanah ini, kini apa saja sih manfaat yang dapat
anda peroleh? Tanah tersebut dapat anda jumpai di Kalimantan Barat daN Lampung.
Berikut ini adalah manfaat dari tanah laterit bagi kehidupan di sekitar kita:
1. pH tanah normal
2. Menyerap air dengan baik
3. Dimanfaatkan untuk mendirikan bangunan
4. Sebagai lahan perkebunan
5. Sebagai bahan campuran untuk suatu komponen
6. Dimanfaatkan sebagai bahan kerajinan
7. Sebagai cadangan air
8. Membantu mengelola air buangan sampah
9. Sebagai bahan bangunan dan jalan
10. Sebagai lahan perkebuna
7. TANAH MEDITERAN

Tanah Mediteran

Tanah mediteran adalah tanah yang memiliki tingkat kesuburan yang rendah dan
terbentuk dari proses pelapukan batuan kapur. Anda dapat menjumpai jenis – jenis
tanah tersebut di daerah Nusa Tenggara, Maluku, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Ciri – ciri dari tanah mediteran adalah sebagai berikut: batuan induk berbentuk batuan
beku berkapur, mengandung banyak senyawa karbonat yang tinggi. Warna dari tanah
ini adalah merah kekuningan dan ada juga yang berwarna abu – abu. Jenis tanah ini
dapat di jumpai di hutan dan banyak mengandung air. Tekstur tanahnya lempung dan
memiliki sifat asam.
Tanah ini juga mengandung banyak mineral seperti besi, air, aluminium, dan senyawa
organik lainnya yang membantu menyuburkan tanah. Selain itu, pada umumnya tanah
tersebut dimanfaatkan untuk menanam padi.
Tanah ini memiliki bahan induk batuan kapur dengan pH yang tinggi. Tingginya pH
tersebut dipengaruhi oleh pengendapan bahan induk tanah, adanya tumbuhan yang
tumbuh disekitar tanah, vegetasi alam, kedalaman tanah, pupuk nitrogen dan lain –
lain.
Tanah ini memiliki pH diatas 7 sehingga termasuk golongan tanah yang alkalis dan
dapat mengikat fosfat. Fosfat memiliki banyak manfaat bagi pertumbuhan tanaman.
Namun, tidak semua jenis tanaman dapat tumbuh baik pada tanah ini. Beberapa
tanaman yang dapat tumbuh antara lain adalah jati, tembakau, palawija dan jambu
mete.
Jenis jenis tanah berdasarkan proses terbentuknya, jenis jenis tanah berdasarkan
asalnya, jenis jenis tanah berdasarkan ke suburannya, jenis jenis tanah di Indonesia,
dll.

8. TANAH ORGANOSOL

Tanah Organosol

Tanah organosol adalah tanah yang kurang subur untuk ditanami tanaman. Tanah
tersebut terbentuk dari pelapukan tumbuhan rawa. Tanah organosol terbagi atas dua
jenis tanah, yaitu tanah humus dan tanah gambut. Ciri khas dari tanah humus adalah
tanahnya subur dan baik untuk lahan pertanian. Selain itu, mengandung banyak
senyawa organik.
Tanah gambut adalah tanah yang memiliki ciri – ciri sebagai berikut: memiliki
kandungan unsur hara yang rendah, kurang subur dan bersifat sangat asam. Selain itu,
tanah gambut memiliki warna gelap, cokelat kemerah – merahan atau cokelat tua.
Berikut ini adalah manfaat tanah gambut bagi kehidupan:
1. Sebagai lahan pertanian
Meskipun tanah jenis ini tidak sebagus tanah humus, namun masih dapat
dimanfaatkan untuk bercocok tanam. Jenis tanaman yang dapat tumbuh pada tanah
gambut ini adalah kopi, kelapa sawit, karet dan lain – lain.
2. Dimanfaatkan untuk usaha peternakan
Peternakan yang banyak dijumpai di lahan gambut salah satunya adalah peternaan
unggas dan sapi.
3. Sebagai sumber air
Tanah gambut dapat menampung air hujan dengan baik sehingga dapat digunakan
sebagai sumber air yang banyak dimanfaatkan.
4. Mencegah global warming.
Hal ini dikarenakan lahan gambut dapat menahan gas – gas rumah kaca sehingga
lahan tersebut mampu meminimalisir terjadinya global warming.
5. Sumber energi
Banyak sekali manfaat dari lahan gambut. Bahkan tanah gambut sendiri dapat dibuat
menjadi briket sehingga dapat berfungsi sebagai bahan bakar. Selain itu, gambut
ternyata juga dapat digunakan untuk tenaga listrik. Bahkan kini tanah gambut juga
dapat digunakan untuk pupuk yang dapat menyuburkan tanaman.

9. TANAH ANDOSOL
Tanah Andosol

Tanah andosol adalah tanah yang mengandung mineral dan bahan organik yang tinggi.
Selain itu tanah ini juga memiliki karakteristik khusus yaitu tanahnya gembur, licin,
daya absorbsi sedang, memiliki kelembaban yang tinggi, berwarna cokelat hingga
hitam dan lain – lain.
Selain itu, tanah tersebut juga kaya akan unsur hara dan air sehingga bagus untuk
tempat tumbuh tanaman. Jenis tanah tersebut banyak tersebar di seluruh wilayah yang
dekat dengan gunung berapi.
10. TANAH ENTISOL

Tanah Entisol

Tanah entisol merupakan tanah yang berasal dari pelapukan material yang berasal dari
letusan gunung berapi. Material itu antara lain adalah debu, pasir, lahar dan lapili. Hal
inilah yang menjadikan tanah ini sangat subur.
Tanah ini hanya dapat ditemukan pada area di sekitar gunung berapi. Tanah ini
termasuk tanah muda. Tanah entisol ini juga dapat dimanfaatkan sebagai lahan untuk
pertanian dan perikanan.
Jenis jenis tanah berdasarkan proses terbentuknya, jenis jenis tanah berdasarkan
asalnya, jenis jenis tanah berdasarkan ke suburannya, jenis jenis tanah di Indonesia,
dll.
JENIS JENIS TANAH BERDASARKAN ASALNYA
Jenis – jenis tanah berdasarkan asalnya dibedakan menjadi tanah organik dan tanah
anorganik. Tanah organik adalah tanah yang berasal dari pelapukan dan sisa tanaman
serta juga dapat berasal dari kulit organisme yang telah mati. Sedangkan tanah
anorganik adalah tanah yang terbentuk dari pelapukan batuan baik secara kimiawi
maupun secara fisik.
Tanah organik dapat memiliki ciri – ciri sebagai berikut: bertekstur lunak, warnanya
tua, mudah berubah bentuk saat dilakukan penekanan. Selain itu, tanah organik ini
juga memiliki sifat plastisitas yang rendah. Contohnya dapat anda temukan pada tanah
gambut.
Contoh tanah anorganik antara lain adalah seperti pada tanah liat, tanah entisol, oxisol,
ultisol dan lain – lain. Tanah anorganik ini memiliki beragam warna, yaitu hitam
pekat, kecoklatan, merah bata, kuning, putih. Warna pada tanah tersebut bergantung
pada kandungan mineral yang terkandung di dalamnya.
JENIS JENIS TANAH BERDASARKAN KESUBURANNYA
Jenis – jenis tanah berdasarkan kesuburannya dapat dibedakan menjadi empat, yaitu:
1. Tanah Muda. Tanah ini mengandung unsur hara sedikit sehingga kurang subur.
2. Tanah Dewasa. Tanah ini sangat subur dan bagus untuk dimanfaatkan untuk
pertanian. Hal ini dikarenakan tanah ini mengandung banyak unsur hara dan nutrisi
yang bagus untuk pertumbuhan tanaman.
3. Tanah Tua. Tanah ini sudah mulai berkurang kesuburannya. Hal ini dikarenakan
jumlah unsur hara di dalam tanah tersebu sudah mulai berkurang.
4. Tanah Sangat Tua. Pada tanah ini sudah tidak subur lagi karena unsur hara yang
terkandung di dalamnya tinggal sedikit dan hampir habis.
Jenis jenis tanah berdasarkan proses terbentuknya, jenis jenis tanah berdasarkan
asalnya, jenis jenis tanah berdasarkan ke suburannya, jenis jenis tanah di Indonesia,
dll.
Soal Nomor 2 !
- Pondasi Setapak untuk rumah lalu gambarkan gaya Vertikal, Horizontal,
Dan Momen
Saol Nomor 3 !
- Gambarkan gaya yang berkerja pada pondasi tiang dermaga di laut
- Apa saja gaya yang menyebabkan dan SWL menyumbang gaya berupa apa

Gaya-gaya Yang Bekerja Pada Dermaga

Gaya-gaya yang bekerja pada dermaga dapat dibedakan menjadi gaya lateral dan
gaya vertikal. Gaya lateral meliputi gaya benturan kapal pada dermaga, gaya
tarikan kapal dan gaya gempa, sedang gaya vertikal adalah berat sendiri dan beban
hidup.

3.1.1 Gaya benturan kapal

Gaya benturan kapal adalah gaya yang terjadi akibat merapatnya kapal ke
dermaga, pada saat merapat ke dermaga kapal masih mempunyai kecepatan
sehingga terjadi benturan antara kapal dan dermaga. Gaya benturan bekerja secara
horizontal dan dapat dihitung berdasarkan energi horizontal. Besarnya energi
benturan dapat dihitung menggunakan rumus

Cm = Koefisien massa
Ce = Koefisien eksentrisitas
Cs = Koefisien kekerasan (diambil 1)
Cc = Koefisien bentuk dari tambatan (diambil 1)
Kecepatan merapat kapal dapat ditentukan dari nilai pengukuran atau pengalaman,
secara umum kecepatan merapat kapal diberikan dalam tabel berikut ini

Tabel 3.1 Kecepatan merapat kapal pada demaga.

Koefisien massa tergantung pada gerakan air disekeliling kapal, yang dapat
dihitung dengan persamaan sebagai berikut:

dengan
Cb = Koefisien blok kapal
d = draft kapal (m)
B = lebar kapal

13 Lpp = Panjang Garis Air (M) γo = Berat Jenis Air Laut (t/m3)
untuk koefisien eksentrisitas dapat dihitung menggunakan rumus :
Dengan :
l = jarak sepanjang permukaan air dermaga dari pusat berat kapal sampai
titik sandar kapal.
r = jari jari putaran disekeliling pusat berat kapal pada permukaan air
dan panjang garis air (Lpp) dihitung menggunakan rumus :

Gaya akibat angin

Angin yang berhembus ke badan kapal yang ditambatkan akan menyebabkan


gerakan kapal yang bisa menimbulkan gaya pada dermaga. Besar gaya akibat
angin dapat dihitung menggunakan rumus : 1. Gaya longitudinal apabila angin datang
dari arah haluan (α =0o)
Rw = 0,42 Qa Aw

Gambar 3.1 Gaya angin longitudinal α = 0o

Dermaga
Arah angin Datang
Kapal
2. Gaya longitudinal apabila angin datang dari arah buritan (α =180o)
Rw = 0,5 Qa Aw

3. Gaya Lateral apabila angin datang dari arah lebar (α =90o)

dimana; Qa = 0,063 V2
dengan :
Rw = Gaya akibat angin (Kg)
Qa = Tekanan angin (kg/m2)
V = Kecepatan angin (m/d)
Aw = Proyeksi bidang yang tertiup angin (m2)
Gaya Tarikan Kapal Pada Dermaga

Gaya tarikan kapal pada dermaga dapat dihitung dengan cara ;

1. Gaya tarikan pada bollard yang terdapat pada tabel untuk berbagai ukuran
kapal dalam GRT, selain gaya tersebut yang bekerja secara horizontal,
bekerja juga gaya vertikal sebesar ½ dari nilai yang tercantum dalam tabel.

2. Gaya tarikan kapal pada bitt yang terdapat pada tabel untuk berbagai
ukuran kapal dalam GRT, yang bekerja dalam semua arah.

Daya Dukung Tiang

Ditinjau dari cara mendukung beban, tiang dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
1. Tiang dukung ujung (end bearing pile)
2. Tiang gesek (friction bearing pile)
Tiang dukung ujung adalah tiang yang berkapasitas dukungnya ditentukan oleh
tahanan ujung tiang. Umumnya tiang dukung ujung berada dalam zona tanah yang
lunak yang berada diatas lapisan tanah yang keras. Untuk menentukan gaya
perlawanan lapisan tanah keras tersebut terhadap ujung tiang dilakukan dengan
alat sondir atau SPT. Dengan alat ini dapat diketahui kedalaman tiang yang harus
dipancang dan berapa daya dukung lapisan tanah keras tersebut pada ujung tiang.
Tiang gesek adalah tiang yang kapasitas dukungnya lebih ditentukan oleh
perlawanan gesek antara dinding tiang tanah dan tanah disekitarnya. Tahanan
gesek dan pengaruh konsolidasi lapisan tanah dibawahnya diperhitungkan pada
hitungan kapasitas tiang.
Prosedur perencanaan pondasi tiang pancang :

a. Melakukan pemeriksaan tanah dibawah permukaan, penyelidikan


disekelilingnya dan penyelidikan terhadap bangunan di sekitar letak
pondasi, untuk menentukan diameter, jenis dan panjang tiang.

b. Menghitung daya dukung tiang pancang tunggal yang diizinkan, untuk


daerah yang bebas gempa pemeriksaan pada waktu gempa tidak
diperlukan.

c. Bila daya dukung tiang pancang tunggal sudah diperkirakan, maka daya
dukung yang diizinkan untuk seluruh tiang harus diperiksa, harga akhir
akibat gabungan tiang ini atau gaya gesekan dinding tiang merupakan daya
dukung yang diizinkan untuk pondasi tiang.

d. Menghitung rekasi yang didistribusikan kesetiap tiang, juga menentukan


jumlah tiang secara tepat.

e. Setelah beban kepala tiang dihitung, pembagian momen lentur dan gaya
gesek pada tiang dalam arah yang lebih mendetail pada bagian bagian
tiang dapat dilakukan.
f. Jika perencanaan tubuh tiang selesai, maka tumpuan harus diperiksa
terhadap reaksi pada kepala tiang.

Hitungan Kapasitas Tiang

Kapasitas Tiang adalah kemampuan dukung tiang dalam mendukung beban.


Hitungan kapasitas tiang dapat dilakukan dengan cara pendekatan statis dan
dinamis.
Perhitungan kapasitas tiang secara statis dilakukan menurut teori mekanika tanah
yaitu dengan mempelajari sifat-sifat teknis tanah, menggunakan data hasil uji
laboratorium dan data penyelidikan tanah berupa SPT, CPT dan Boring.
Kapasitas ultimityang didasarkan atas data-data yang didapat dari hasil pengujian
di laboratorium, dibedakan atas kapasitas daya dukung ujung dan daya dukung
gesek, sedangkan hitungan dengan cara dinamis meggunakan data pada saat
pemancangan.
Soal Nomor 4 !
- Klasifikasi Tanah Lunak, Keras, Medium Berdasarkan Nilai SPT

Nilai hasil Kuat geser niralir


Kecepatan Test rata-rata
Jenis tanah
rambat gelombang Penetrasi (kPa)
geser rata-rata, Standar rata-
rata
Su
N
v s (m/det)

Tanah Keras N > 50

vs > 350 Su > 100

Tanah 15 < N 50 < Su <


Sedang 100
175 < vs < < 50

350

Tanah Lunak N < 15

v s < 175 S u < 50


atau, setiap profil dengan tanah lunak yang tebal total
lebih dari 3 m dengan PI > 20, wn > 40 % dan Su < 25
kPa
Tanah Diperlukan evaluasi khusus di setiap lokasi
Khusus

Anda mungkin juga menyukai