Anda di halaman 1dari 14

Kelola

Jur n al Ma naj e m e n P e nd id ik a n
Magister Manajemen Pendidikan e-ISSN 2549-9661
FKIP Universitas Kristen Satya Wacana Volume: 7, No. 1, Januari-Juni 2020
jurnalkelola@gmail.com Halaman: 33-46

Evaluasi Program PPDB Berbasis Zonasi di SMP Negeri 2 Pabelan

Chatarina Sitoresmi Triwiniastuti


Universitas Kristen Satya Wacana
chatarina.sitoresmi@gmail.com

Bambang Suteng Sulasmono


Universitas Kristen Satya Wacana
bambang.sulasmono@staff.uksw.edu

ABSTRACT
The admission of new students (PPDB) is a school agenda that is held every year. The purpose
of the study is to evaluate the zoning-based PPDB Program in SMP Negeri 2 Pabelan,
Semarang Regency. Program evaluation is done by assessing any discrepancies/gaps between
the program standards from the central government and the actual conditions of the PPDB
program that occurred in SMP Negeri 2 Pabelan. This type of research is a program
evaluation research using Discrepancy Model developed by Malcolm Provus. The
Discrepancy Model consists of 5 stages: the design stage, the installation stage, the process
stage, the product stage, and the cost-benefit analysis stage. However, this research only used
4 stages, namely the design stage, the installation stage, the process stage, and the product
stage. Data collection used in this study were, interview, observation, and documentation. The
results showed that the design of the category program was sufficient (conformity score
73.3%), the installation of the good category program (100% suitability score), the process
of the good category program (suitability score 92.86%), and the program product category
was good (the suitability score 87.5%).

Keywords: Zoning, Admission of New Students, PPDB, Discrepancy Model,


Program Evaluation

Article Info
Received date: 9 April 2020 Revised date: 5 Mei 2020 Accepted date: 20 Juni 2020

PENDAHULUAN Pada tahap proses pendidikan


Berdasarkan Undang-undang Nomor 20 diharapkan berlangsung sesuai dengan standar
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan yang telah ditentukan, sehingga akan
Nasional, pada intinya menjelaskan bahwa menghasilkan sebuah output atau lulusan yang
jaminan pendidikan yang diberikan pemerintah memuaskan bagi pengguna jasa pendidikan.
kepada setiap warga negaranya adalah Salis (2010: 30) mengatakan bahwa mutu
pendidikan yang bermutu dan tidak pendidikan (Quality assurance) menjadi sebuah
memberikan perlakuan yang berbeda antara masalah pokok yang dapat menjamin
warga negara yang satu dengan yang lain. Hal perkembangan sekolah dalam meraih status di
ini berarti sistem penjaminan mutu (quality tengah persaingan dunia pendidikan saat ini
assurance) sangat diperlukan dalam bidang yang begitu sangat ketat.
pendidikan, khususnya pada tahap proses.
33
Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 7, No. 1, Januari-Juni 2020

Agar jaminan serta perlindungan Peningkatan dan pemerataan mutu


pendidikan terhadap semua warga negara bisa pendidikan merupakan salah satu tuntutan
terlaksana baik, maka sebaiknya pemerintah masyarakat Indonesia dalam bidang
bisa memberikan pelayanan yang sama bagi pendidikan. Namun demikian letak geografis
setiap lembaga pendidikan, baik dalam dan kondisi daerah yang berbada-beda
penyediaan sarana prasarana, kualitas tenaga menyebabkan sulitnya proses pemerataan mutu
pendidik dan kependidikan, serta penjaminan pendidikan. Sehingga Kemendikbud terus
mutu pendidikan. Dengan demikian terjadi berupaya untuk mewujudkan pendidikan yang
peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan merata dan berkuaitas melalui bermacam-
pada semua lembaga pendidikan. macam program dan kebijakan sebagai sasaran
prioritas nasional.

Jenjang SD 1200

1000
20000 1
1 800
15000 2
2 600
3
10000
3 400
4
5000 4 200 5
0 5 0
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

700
Jenjang SMK
600
1 1200
500
2 1000 1
400
800 2
300 3
600
4 3
200 400
100 5 4
200
0 0 5
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

Sumber: LPMP Jawa Tengah Tahun 2017

Gambar 1. Grafik Jumlah Sekolah Berdasarkan Kategori Capaian SNP

Dari gambar di atas menunjukkan sistem zonasi dalam PPDB. Salah satu tujuan
bahwa baik pada jenjang SD, SMP, SMA, dan dari sistem zonasi sendiri adalah pemetakan
SMK, berada pada level menuju SNP 4, dan peserta didik pada saat pendaftaran sekolah,
belum pada level SNP. Harapannya adalah disamping bertujuan untuk pemerataan kualitas
dengan adanya SNP maka setiap lembaga pendidikan, menghilangkan predikat sekolah
sekolah memiliki standar kualitas yang sama. favorit, peningkatan kualitas guru, dan
Sehingga peserta didik dapat dengan bebas mengurangi tingkat kemacetan lalu lintas.
memilih sekolah yang dekat dengan tempat PPDB berbasis zonasi bisa menjadi
tinggalnya, tanpa ada perbedaan status sekolah salah satu alternatif untuk pemerataan peserta
favorit dan non-favorit. didik. PPDB dengan menggunakan sistem
Salah satu cara untuk menghilangkan zonasi sudah dilaksanakan sejak tahun
status sekolah favorit dan non-favorit, maka pelajaran 2017/2018 dengan adanya
pemerintah membuat sebuah kebijakan yaitu Permendikbud No. 17 Tahun 2017. Namun
34
Evaluasi Program PPDB Berbasis Zonasi … | Chatarina S. Triwiniastuti & Bambang S. Sulasmono

demikian sejak digulirkannya sistem zonasi memenuhi kriteria meskipun jarak rumahnya
PPDB tersebut dalam pelaksanaannya belum dekat dengan sekolah tetap tidak bisa diterima.
benar-benar berbasis zonasi. Perbaikan terus Hal ini menimbulkan sebuah
menerus dilakukan oleh pemerintah untuk permasalahan, dimana tidak adanya pemerataan
pelaksanaan program yang lebih baik. Dengan peserta didik antara sekolah yang satu dengan
demikian pada saat PPDB, peserta didik yang yang lain. Disamping itu masyarakat sekitar
berada pada wilayah zonasi atau bertempat sekolah merasakan ketidak adilan dalam proses
tinggal dekat dengan sekolah itulah yang penerimaan peserta didik. Karena mereka
diterima. tinggal lebih dekat dengan sekolah.
PPDB merupakan langkah awal dari Hasil observasi awal, peneliti
sebuah manajemen untuk mendapatkan peserta menemukan bahwa ada beberapa permasalahan
didik, karena PPDB merupakan sebuah yang terjadi di SMP N 2 Pabelan selama
program yang mempunyai keterkaitan langsung menjalankan PPDB. Permasalahan tersebut
dengan keberlangsungan lembaga sekolah. adalah, bahwa sekolah selama ini belum pernah
Penerimaan siswa baru pada hakekatnya benar-benar mengadakan evaluasi secara
memiliki makna sebagai peristiwa penting bagi menyeluruh terhadap input, proses dan output
suatu sekolah, karena sebagai tonggak penentu dari program PPDB. Sekolah hanya melihat
keberhasilan sekolah Suharsimi dan Lia (2012: kualifikasi dan prestasi peserta didik saja.
32). Sedangkan Rugaiyah dan Sismiati Disamping itu sekolah belum mengadakan
(2011:54) menyatakan bahwa penerimaan evaluasi secara maksimal karena alasan
siswa baru merupakan suatu kegiatan sekolah keterbatasan waktu dan belum adanya panduan
untuk dapat menampung peserta didik dengan yang jelas untuk mengevaluasi program
menyesuaikan kuota yang telah ditentukan, tersebut.
fasilitas sekolah, tenaga pendidikan dan Penelitian yang memiliki keterkaitan
kependidikan, serta kemampuan peserta didik dengan PPDB berbasis zonasi antara lain
dalam mengikuti pembelajaran di sekolah penelitian yang dilakukan oleh Bintoro (2018)
tujuan. yang menunjukkan bahwa pelaksanaan PPDB
Pernyataan di atas menunjukkan bahwa dengan sistem zonasi yang terjadi kota
program PPDB merupakan suatu kegiatan yang Samarainda menimbulkan pertentangan di
sangat penting dimana dilaksanakan pada awal masyarakat karena pada saat pelaksanaan
sebelum proses pembelajara guna menyeleksi PPDB masyarakat belum mendapatkan
calon calon peserta didik baru sesuai dengan sosialisasi secara jelas. Dan adanya anggapan
analisa kebutuhan sekolah seperti, daya bahwa belum semua lembaga sekolah
tampung, sarana dan prasarana, jumlah guru mempunyai standar pendidikan yang sama.
dan staf. Penelitian yang lain dilakukan oleh
Salah satu yang menjadi sekolah favorit Badau dan Yahya (2017) untuk menilai
di wilayah kecamatan Pabelan adalah SMP keberhasilan sistem zonasi sekolah klaster di
Negeri 2 Pabelan. Lokasinya berada pada negara bagian Adamawa, Nigeria. Tujuan dari
pemukiman penduduk sehingga menjadikan penelitian ini adalah untuk menilai keberhasilan
sekolah yang strategis, mudah untuk akses ekonomi, pedagogik, administratif dan politik
kendaraan, dan sekolah pilihan. Dengan sistem zonasi klaster di Sekolah Menengah
banyaknya peminat yang mendaftar, maka Atas di Negara Bagian Adamawa. Hasil dari
sekolah bebas dalam memilih calon peserta penelitian ini menyimpulkan bahwa tujuan
didik, khususnya dalam prioritas pencapaian ekonomi, pedagogik, administratif dan politik
nilai UN. Nilai peserta didik yang tidak dari sistem zonasi kaster di Sekolah Menengah

35
Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 7, No. 1, Januari-Juni 2020

Atas di Negara Bagian Adamawa tidak Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan
tercapai. data, adalah studi dokumentasi, observasi
Adanya gejolak dimasyarakat tidak terhadap kegiatan yang diamati, dan
hanya ditunjukkan oleh penelitian yang wawancara mendalam dengan nara sumber
dilakukan oleh Bintoro. Tetapi juga yang terlibat dalam penelitian. Untuk
ditunjukkan dari hasil penelitian Mahyani, memvalidasi data digunakan teknik triangulasi
Wahyunengseh dan Haryanti (2019), yaitu sumber data dan triangulasi teknik/metode.
adanya kekawatiran bagi siswa berprestasi Dan sebagai analisis data digunakan tahapan
untuk diterima di sekolah favorit. reduksi data, kemudian menyajikan data, dan
Berdasarkan paparan di atas, dari terakhir penarikan kesimpulam.
beberapa penelitian menyatakan bahwa sistem
zonasi khususnya dalam penerimaan peserta HASIL PENELITIAN DAN
didik, masih ditemukan beberapa PEMBAHASAN
permasalahan. Sebagai acuan pelaksanaan Hasil Penelitian
PPDB tahun 2019 adalah Permendikbud No. Tahap Disain
51 Tahun 2018. Untuk PPDB jalur zonasi Lima belas (15) disain yang dibuat oleh
minimal 90%, jalur prestasi maksimal 5%, dan sekolah dapat dievaluasi tingkat kesesuaiannya
jalur perpindahan tugas orang tua maksimal dengan disain yang dibuat oleh pemerintah
5%. Sehingga peneliti tertarik untuk pusat. Dari hasil studi dokumen (Permendikbud
mengevaluasi program PPDB berbasis zonasi No. 51 Tahun 2018) dan berdasarkan
yang dilakukan di SMP Negeri 2 Pabelan mulai wawancara dengan kepala sekolah, panitia
dari desain yang digunakan sampai dengan PPDB, dan Operator PPDB menunjukkan
produk yang dihasilkan dari program tersebut. bahwa ada 4 (empat) aspek yang diterapkan
oleh sekolah tidak sesuai dengan disain
METODE PENELITIAN pemerintah pusat. Sedangkan 11 (sebelas)
Penelitian ini menggunakan evaluasi aspek telah sesuai.
program dengan Discrepancy Model menurut Aspek disain yang telah sesuai adalah,
Malcom Provus dengan empat tahap, yaitu (1) dasar hukum, (2) tujuan PPDB zonasi, (3)
disain, instalasi, proses, dan produk. Sedangkan prinsip PPDB zonasi, (4) tata cara pelaksanaan
tahap yang kelima yaitu analisis biaya-manfaat PPDB, (5) ketentuan jumlah rombongan
tidak dievaluasi karena lembaga sekolah dalam belajar, (6) Domisisli calon peserta didik, (7)
menjalankan program PPDB semua prosedur pendaftaran, (8) seleksi PPDB, (9)
pembiayaan bersumber dari dana pemerintah daftar ulang, (10) pelaporan dan pengawasan,
(BOS). Lokasi yang penelitian adalah SMP serta (11) sanksi. Hal ini artinya antara disain
Negeri 2 Pabelan, yang berada di Desa yang dibuat oleh pemerintah pusat dengan
Jembrak, Kecamatan Pabelan, Kabupaten realisasi di sekolah tidak terdapat kesenjangan.
Semarang. Keempat aspek yang tidak sesuai
Penelitian dilaksanakan dalam kurun adalah, (1) persyaratan peserta PPDB, (2)
waktu dari bulan November 2019 sampai ketentuan jumlah peserta didik, (3) jalur
dengan bulan Februari 2020. Subyek yang pendaftaran, dan (4) biaya PPDB. Pada
diteliti pada penelitian ini adalah Kepala persyaratan peserta PPDB kesenjangan
Sekolah, Panitia PPDB, Operator PPDB. disebabkan oleh penggunaan ijazah atau STTB
Subyek dalam penelitian ini dipandang cocok sebagai syarat pendaftaran calon peserta didik.
untuk memberikan informasi-informasi yang Jika pada disain yang dibuat oleh pemerintah
dibutuhkan peneliti secara akurat dan obyektif. pusat menyebutkan bahwa persyaratan peserta
36
Evaluasi Program PPDB Berbasis Zonasi … | Chatarina S. Triwiniastuti & Bambang S. Sulasmono

PPDB harus menggunakan ijazah atau STTB seragam atau buku tertentu yang dikaitkan
SD/sederajat, maka pada disain program di dengan PPDB, maka dalam disain yang dibuat
sekolah tidak mempersyaratkan penggunaan oleh sekolah adalah bagi peserta didik yang
ijazah atau STTB SD/sederajat bagi pendaftar. dinyatakan diterima dan sudah melakukan
Hal ini disebabkan karena pada saat daftar ulang diwajibkan membeli seragam
pelaksanaan PPDB belum diadakan UN, sekolah. Hal ini karena pembelian seragam
sehingga dapat menyulitkan calon pendaftar sekolah sudah menjadi tradisi dari tahun ke
jika ijasah/STTB dipersyaratkan dalam proses tahun, dan sudah menjadi kesepakatan bersama
pendaftaran. antara pihak orang tua peserta didik dengan
Kesenjangan ketentuan jumlah peserta komite sekolah.
didik adalah penambahan daya tampung Tahap Instalasi
maksimal peserta didik untuk setiap Tahap instalasi terhadap keempat aspek
rombel/kelas. Jika menurut disain pemerintah yang dievaluasi menunjukkan bahwa antara
pusat untuk jenjang SMP daya tampung setiap instalasi yang tersedia di sekolah dengan
rombel/kelas adalah paling sedikit 20 (dua instalasi kebutuhan yang diatur pada desain
puluh) peserta didik dan paling banyak 32 (tiga sekolah ataupun pemerintah telah terdapat
puluh dua) peserta didik, maka pada disain kesesuaian.
program sekolah daya tampung tiap Keempat indikator tersebut, adalah: (1)
rombel/kelas adalah 34 (tiga puluh empat) sumber daya manusia, (2) Sarana dan
peserta didik. Hal ini karena untuk prasarana, (3) pembiayaan, dan (4) jadwal
mengantisipasi jika ada peserta didik yang pelaksanaan program. Hal ini artinya dari
keluar/pindah sekolah. keempat indikator instalasi tidak terdapat
Kesenjangan jalur pendaftaran yaitu kesenjangan.
adanya penambahan satu jalur dari tiga jalur Sumber daya manusia yang terlibat
yang sudah ditetapkan pemerintah. Jadi pada dalam program PPDB berbasis zonasi meliputi
disain yang dibuat oleh pemerintah pusat guru, tata usaha, komite sekolah,
terdapat 3 (tiga) jalur saja yaitu, jalur zonasi, masyarakat/orang tua peserta didik, dan dinas
jalur prestasi, dan jalur perpindahan tugas orang pendidikan setempat. Untuk kepanitiaan di
tua, maka pada disain program di sekolah sekolah melibatkan guru dan staf tata usaha
terdapat 4 (empat) jalur yaitu jalur zonasi, jalur dengan dasar kualifikasi pengusaan teknologi
prestasi, jalur perpindahan tugas orang tua, dan informasi dan pergiliran tugas. Namun kadang
jalur pesantren atau asrama di sekitar SMP karena keterbatasan orang yang benar-benar
Negeri 2 Pabelan. Hal ini karena pada wilayah menguasai IT, kepanitiaan PPDB sering kali
zonasi SMP Negeri 2 Pabelan terdapat pondok menggunakan orang yang sebagian besar sama
pesantren dan asrama atlet yang peserta dengan tahun sebelumnya. Komite sekolah
didiknya bukan berasal dari daerah setempat. membantu dalam hal informasi ke luar atau ke
Dengan demikian maksud penembahan satu masyarakat dan terlibat dalam pemantauan
jalur tersebut supaya para santri/atlet tersebut pelaksanaan PPDB. Sedangkan masyarakat
bisa masuk di SMP Negeri 2 Pabelan. /orang tua peserta didik turut mendukung
Kesenjangan biaya PPDB yaitu adanya keberhasilan program dengan mematuhi aturan
pungutan pembelian seragam sekolah. Jika yang berlaku. Meskipun tidak menutup
menurut disain yang dibuat oleh pemerintah kemungkinan adanya penilaian negatif dari
pusat menyebutkan bahwa sekolah yang adanya sistem zonasi. Khususnya bagi orang
diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah tua yang tidak bisa mendaftar di sekolahan yang
dilarang melakukan pungutan untuk membeli dikehendaki. Dan panitia dinas biasanya

37
Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 7, No. 1, Januari-Juni 2020

terlibat dalam proses seleksi, pengumuman. Hasil penelitian pada tahap produk
Karena semua sudah menggunakan sistem yang terbagi dalam 3 aspek, yaitu hasil program,
terintegrasi. ketercapaian tujuan dan dampak program.
Sarana dan prasarana untuk mendukung Khusus untuk hasil program terdapat 6
program PPDB diusahakan dan dirancang oleh indikator, yaitu ketercapaian kuota jalur zonasi,
sekolahan dengan pembiayaan dari BOS. kuota jalur prestasi, kuota jalur perpindahan
Sarpras dapat menggunakan yang sudah tugas orang tua, jalur pondok/asrama, jumlah
dimiliki sekolah sebelumnya maupun dengan rombel, dan jumlah peserta didik dalam tiap
pengadaan/belanja khusus pada saat akan rombel.
PPDB. Kecuali untuk aplikasi website PPDB Aspek ketercapaian tujuan dan aspek
telah disediakan oleh pemerintah daerah dampak program tidak terdapat kesenjangan.
melalui dinas pendidikan setempat. PPDB berbasis zonasi di SMP Negeri 2 Pabelan
Jadwal pelaksanaan PPDB sekolah telah mencapai tujuan akhir yang sesuai dengan
mengikuti jadwal yang sudah ditetapkan oleh tujuan yang ditetapkan. Hampir sebagian besar
dinas pendidikan setempat. Baik PPDB online, (163) peserta didik yang diterima di SMP
seleksi, pengumuman dan daftar ulang. Negeri 2 Pabelan berasal dari lingkungan
Tahap Proses sekitar yang menjadi zonasi SMP Negeri 2
Hasil evaluasi pada tahap proses Pabelan. Sedangkan 4 (empat) peserta didik
terhadap 3 (tiga) aspek yang diamati yaitu menggunakan jalur prestasi yang berasal dari
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi wilayah di luar zonasi. Ketentuan tempat
program PPDB. Aspek perencanaan terdiri dari tinggal peserta didik berada pada radius kurang
tujuh indikator yaitu pembentukan panitia, dari 10 (sepuluh) kilo meter berdasarkan titik
sosialisasi, promosi, koordinasi awal, koordinat yang telah ditetapkan. Pemerataan
pendataan dan inventaris sarana dan prasarana, peserta didik benar-benar telah dirasakan
pelatihan proktor, dan sosialisasi proktor. karena pada saat pendaftaran hanya
Aspek pelaksanaan terdiri dari lima indikator mempersyaratkan jarak terdekat tempat tinggal
yaitu: pengumuman pendaftaran, pendaftaran, ke sekolah. Hal ini memberikan dampak bahwa
seleksi, pengumuman penerimaan, dan daftar komposisi tingkat keberagaman peserta didik
ulang. Dan aspek evaluasi terdiri dari dua yang diterima sangat tinggi, baik dari latar
indikator yaitu: evaluasi sekolah dan evaluasi belakang sosial, ekonomi, dan kompetensi yang
tingkat kabupaten/kota. dimiliki.
Setiap indikator pada aspek Hasil program PPDB berbasis zonasi
perencanaan tidak terdapat kesenjangan. kesenjangan terjadi pada aspek jumlah peserta
Demikian juga indikator pada aspek evaluasi didik dalam tiap rombel. Jika dalam aturannya
juga tidak terdapat kesenjangan. Namun pada maksimal adalah 32 peserta didik per rombel,
aspek pelaksanaan terdapat kesenjangan hanya maka faktanya sekolah membuka kesempatan
pada indikator pendaftaran. Dimana kebijakan maksimal 34 peserta didik per rombel. Hal ini
yang telah dibuat oleh SMP Negeri 2 Pabelan sebagai antisipasi jika terdapat peserta didk
dengan menambahkan satu jalur PPDB pada yang keluar/pindah sekolah. Untuk jalur zonasi
akhirnya tidak digunakan. Hal ini karena tidak hanya terisi 4 peserta didik saja yang
ada anak pondok/asrama yang mendaftar seharusnya memiliki kuota 8 peserta didik.
melalui jalur tersebut. Pondok telah memiliki Sedangkang untuk jalur perpindahan tugas
boarding school sendiri. orang tua dan jalur tinggal di pondok sekitar
Tahap Produk SMP negeri 2 Pabelan pada akhirnya tidak
terisi.
38
Evaluasi Program PPDB Berbasis Zonasi … | Chatarina S. Triwiniastuti & Bambang S. Sulasmono

Pembahasan mengikuti disain yang dikeluarkan oleh


Evaluasi Tahap Disain pemerintah daerah.
Wirawan (2011:7) yang mengatakan Sejalan dengan penelitian yang
bahwa evaluasi merupakan sebuah riset guna dilakukan oleh Nur, Eka, P., (2018) dalam
mengumpulkan data, menganalisis data, dan Design-Reality Gap Penerapan E-Goverment,
menyajikannya dalam bentuk informasi yang bahwa dari aspek information: dalam
bermanfaat tentang obyek evaluasi, serta pembuatan disain PPDB kurang adanya
menilai dengan cara membandingkan antara koordinasi sehingga disain yang dibuat untuk
indikator evaluasi dengan hasil yang dicapai penggunaan ijasah/SKHU pada kenyataannya
sebagai bahan pertimbangan dalam tidak dapat dilaksanakan. Hasil penelitian
pengambilan keputusan tentang obyek evaluasi. tersebut sama halnya dengan yang terjadi di
Sehingga dalam melakukan evaluasi, peneliti SMP Negeri 2 Pabelan, bahwa disain yang
juga membandingkan antara disain yang dibuat dibuat oleh pemerintah pusat dalam hal
oleh pemerintah dengan realita yang penggunaan ijasah atau STTB tidak dapat
dilaksanakan di sekolah terlaksana karena pada saat PPDB belum ada
Tahap disain, kesenjangan terjadi pada Ujian. Sehingga calon peserta didik belum
disain persyaratan PPDB, disain ketentuan mempunyai ijasah/STTB.
jumlah peserta didik, disain jalur pendaftaran, Disain ketentuan jumlah peserta didik,
dan disain biaya pelaksanaan PPDB. Keempat disain jalur pendaftaran dan disain biaya
disain tersebut jelas berbeda dengan disain yang pelaksanaan PPDB merupakan disain yang
ditetapkan oleh pemerintah pusat. Alasan dibuat oleh sekolah sebagai bentuk antisipasi
sekolah membuat 4 (empat) disain yang dari permasalahan yang bakal muncul di
berbeda dari disain pemerintah adalah karena lapangan. Berdasarkan aturan yang ditetapkan
melihat kondisi senyatanya dilapangan yang pada Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang
tidak memungkinkan untuk mengikuti disain Standar Proses Pendidikan Dasar Dan
pemerintah maka sekolah membuat disain Menengah, dan berdasarkan Permendikbud No.
sendiri. Namun demikian disain yang dibuat 51 Tahun 2018 tentang aturan PPDB 2019
memiliki dasar yang kuat untuk bisa disebutkan bahwa jumlah peserta didik dalam
dipertanggungjawabkan. Untuk disain tiap rombongan belajar untuk jenjang
persyaratan PPDB merupakan kasus nasional SMP/MTs tidak kurang dari 20 dan tidak lebih
dimana PPDB dilaksanakan sebelum UN. dari 32 peserta didik. Akan tetapi, pada
Perbedaan pada disain persyaratan PPDB kenyataannya SMP Negeri 2 Pabelan membuka
bukan semata-mata dibuat sendiri oleh sekolah. peluang pendaftaran untuk tiap rombelnya 34
Melainkan kebijakan dari pemerintah daerah peserta didik. Kebijakan ini diambil sebagai
yang menyebabkan adanya kesenjangan. bentuk antisipasi jika pada perjalanan peserta
Aturan dari pemerintah pusat telah didik selama 3 (tiga) tahun tidak bisa
ditindaklanjuti oleh pemerintah daerah dalam menyelesaikan masa studinya karena
menjawab kebutuhan di lapangan. Supaya keluar/pindah sekolah. Meskipun dalam
aturan pusat bisa dilaksanakan di daerah dengan praktiknya daya tampung yang dibuka
baik maka pemerintah daerah telah merevisi sebanyak 5 (lima) rombel dengan 34 peserta
pada bagian-bagian tertentu yang dianggap didik per rombel hanya terpenuhi pada saat
perlu sebagai pedoman pelaksanaan di tahap seleksi saja. Setelah proses daftar ulang
lapangan. Sebagai akibatnya disain yang hanya 167 peserta didik yang melakukan daftar
dilaksanakan di sekolah berbeda dengan disain ulang.
yang dikeluarkan oleh pusat, karena sekolah

39
Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 7, No. 1, Januari-Juni 2020

Meskipun kebijakan yang diambil Disamping itu penambahan jalur PPDB


sekolah dalam hal jumlah maksimal peserta bukan berarti menambahkan kuota tersendiri.
didik dalam tiap rombel tidak sesuai dengan Penambahan ini masuk ke dalam jalur zonasi
aturan yang berlaku, tetapi sekolah masih tetap sehingga sering disebut dengan jalur zonasi
memilih cara tersebut. Dalam hal ini sistem kombinasi. Dimana total daya tampungnya
Dapodikdasmen masih bisa menerima tetap mengacu pada Peraturan Menteri yaitu
kelebihan jumlah peserta didik per rombel minimal 90%.
dengan menggunakan perhitungan rasio jumlah Nurlailiyah (2019) dalam penelitiannya
peserta didik. Jika jumlah peserta didik yang menyebutkan bahwa, peraturan tentang PPDB
diterima di SMP Negeri 2 Pabelan sebanyak dari pemerintah pusat diturunkan kepada
170 peserta didik, maka rasio rombel adalah pemerintah daerah untuk dirancang sesuai
170 : 32 = 5,31 (pembulatan 6). Dalam hal ini tujuan PPDB di daerah serta melibatkan peran
sekolah boleh membuka rombel maksimal 6 serta pemda dan musyawarah kelompok kerja
(enam) rombel. Akan tetapi karena sekolah kepala sekolah (MKKS) dengan tetap mengacu
hanya membuka 5 (lima) rombel, maka ada pada Peraturan Menteri tentang PPDB.
peluang untuk menambah jumlah peserta Dengan melihat kondisi wilayah maka
didiknya dalam tiap rombel. Hanya saja akan sekolah mengambil kebijakan tersebut untuk
berpengaruh sedikit pada saat akreditasi atau memberikan kesempatan kepada siapapun yang
penilaian evaluasi diri sekolah (EDS), berusia tidak lebih dari 15 tahun untuk
(Dapodikdasmen Kementrian Pendidikan dan bersekolah. Juga sebagai bentuk upaya dalam
Kebudayaan). mendukung wajib belajar 9 (sembilan) tahun.
Disain jalur pendaftaran, terdapat Sesuai dengan Undang-undang Pendidikan
kesenjangan. Sesuai dengan Permendikbud Nasional No. 2/1989. Pemerintah berusaha
Nomor 51 Tahun 2018 tentang aturan PPDB meningkatkan taraf hidup rakyat dengan
2019 terdapat 3 (tiga) jalur pendafataran. Yaitu mewajibkan semua warga negara Indonesia
jalur zonasi, jalur prestasi dan jalur perpindahan yang berusia 7-12 tahun dan 12-15 tahun untuk
tugas orang tua. Namun pada disain yang menamatkan pendidikan dasar dengan program
dilaksanakan di SMP Negeri 2 Pabelan 6 tahun di SD dan 3 tahun di SLTP secara
ditambah 1 (satu) jalur lagi yaitu, jalur tinggal merata. Keduanya tidak terintegrasi secara fisik
di pesantren, asrama di sekitar wilayah SMP melainkan tetap menjadi dua lembaga yang
Negeri 2 Pabelan. terpisah, dengan kelompok belajar kelas I
Penambahan jalur PPDB boleh sampai dengan Kelas VI untuk jenjang SD dan
dilakukan selama tetap menggunaan Peraturan Kelas I sampai Kelas III untuk SLTP (Nawawi,
Menteri yang berlaku sebagai acuannya. Hal ini 1994: 351).
senada dengan pendapat yang disampaikan oleh Sama halnya dengan disain biaya
Wakil Ketua Komisi X DPR Abdul Fikri Fakih, pelaksanaan PPDB juga mengalami
yang mengatakan bahwa pemerintah daerah kesenjangan. Masalah pembiayaan adalah
akan diberikan otoritas yang cukup untuk masalah yang paling rawan. Terlebih lagi jika
membuat petunjuk teknis tentang PPDB. tujuan dan penggunaan dana tersebut tidak
Dalam pembuatan juknis harus disesuaikan transparan. Dalam Permendikbud No 51 Tahun
dengan kondisi daerah atau wilayah setempat. 2018 tentang aturan PPDB tahun 2019
Sehingga daerah mempunyai ruang gerak yang menyebutkan bahwa “Pelaksanaan PPDB pada
lebih leluasa untuk membuat kebijakan yang sekolah yang menerima dana BOS tidak
sesuai. (Republika.co.id, Rabu 16 Januari dipungut biaya (gratis)”. Pasal 33 ayat 3b
2019). menyebutkan pula bahwa, “Sekolah yang
40
Evaluasi Program PPDB Berbasis Zonasi … | Chatarina S. Triwiniastuti & Bambang S. Sulasmono

diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah kebersamaan, serta memperkuat persaudaraan,


dilarang melakukan pungutan untuk pembelian semangat kesatuan dan persatuan di kalangan
seragam atau buku tertentu yang dikaitkan peserta didik; meningkatkan rasa kesetaraan
dengan PPDB”. tanpa memandang kesenjangan sosial ekonomi
Ketika peserta didik dinyatakan orangtua/wali peserta didik; meningkatkan
diterima kemudian melakukan daftar ulang, disiplin dan tanggungjawab peserta didik serta
pada saat itu juga peserta didik diwajibkan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku;
untuk membeli seragam sekolah yang menjadi serta sebagai acuan bagi sekolah dalam
ketentuan di SMP Negeri 2 Pabelan. Sekolah menyusun tata tertib dan disiplin peserta didik
mengambil kebijakan yang berbeda dari aturan khususnya yang mengatur pakaian seragam
Menteri tersebut khususnya pada pasal 33 ayat sekolah. Dengan pertimbangan tersebut, maka
3b. Hal ini karena sekolah mempunyai dasar sekolah sangat mendukung untuk
yang kuat untuk dapat diberlakukannya seragam sekolah.
mempertanggungjawabkan keputusan yang Hal ini sejalan pula dengan Peraturan
diambil. Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang standar
Berdasarkan hasil kajian literasi dari nasional pendidikan. Dalam bab IX pasal 62
Permendikbud Nomor 75 Tahun 2016 tentang disebutkan bahwa, “Standar pembiayaan
Komite Sekolah. Pasal 10 Ayat (1) menjelaskan sekolah meliputi pembiayaan pendidikan yang
bahwa “Komite Sekolah melakukan berupa biaya investasi, biaya operasional, dan
penggalangan dana dan sumber daya biaya personal”. Yang dimaksud biaya personal
pendidikan lainnya untuk melaksanakan adalah biaya pendidian yang harus dikeluarkan
fungsinya dalam memberikan dukungan oleh peserta didik/orang tua agar bisa mengikuti
tenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasan proses pembelajaran secara teratur dan
pendidikan. Selanjutnya pasal 10 ayat (2) berkelanjutan. Dengan demikian apabila
menyebutkan bahwa “Penggalangan dana dan sekolah mewajibkan membeli seragam yang
sumber daya pendidikan lainnya sebagaimana menjadi ketentuan sekoloh, bukan berarti
dimaksud pada ayat (1) berbentuk bantuan sekolah melakukan pelanggaran karena
dan/atau sumbangan, bukan pungutan. memungut biaya dari peserta didik. Meskipun
“Sumbangan Pendidikan adalah pemberian ada kebijakan sekolah gratis, bukan berarti
berupa uang/barang/jasa/ oleh peserta didik, semua tanpa biaya. Sekolah bisa bekerja sama
orang tua/walinya, baik perseorangan maupun dengan komite sekolah dalam hal pembiayaan
bersama-sama, masyarakat atau lembaga sevara sekolah yang belum bisa terpenuhi dari dana
sukarela, dan tidak mengikat satuan BOS.
pendidikan”. Artinya pembelian seragam itu Menurut penelitian yang dilakukan oleh
sudah menjadi kesepakatan bersama antara Bauman dan Krskova (2016), menyebutkan
orang tua peserta didik dengan komite sekolah juga bahwa seragam berkontribusi pada
yang berbentuk sumbangan. kedisiplinan yang lebih baik dalam kegiatan
Demikian juga Peraturan Menteri sekolah sehari-hari. Sehingga dengan
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 45 Tahun menggunakan seragam sekolah dapat
2014 tentang Pakaian Seragam Sekolah Bagi meningkatkan kedisiplinan dan memungkinkan
Peserta Didik Jenjang Pendidikan Dasar dan untuk pembelajaran yang lebih baik.
Menengah, mendukung jika perlu adanya Dengan demikian dapat disimpulkan
keseragaman dalam berpakian di sekolah. bahwa kebijakan untuk menggunakan seragam
Karena dengan berseragam dapat menanamkan sekolah memberikan dampak yang lebih baik
dan menumbuhkan rasa nasionalisme, terhadap peserta didik. Sehingga apabila

41
Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 7, No. 1, Januari-Juni 2020

sekolah mewajibkan penggunaan seragam transportasi untuk koordinasi dengan dinas


dengan membeli seragam melalui komite pendidikan kota/kabupaten, publikasi/
sekolah, bukan berarti sekolah melakukan pengumuman, biaya layanan daring PPDB dan
pelanggaran. juga biaya untuk kegiatan pengenalan
Evaluasi Tahap Instalasi lingkungan sekolah (MPLS). Artinya
Meskipun pada tahap instalasi tidak kebutuhan di luar tersebut di atas meskipun
terdapat kesenjangan pada keempat aspek yang untuk mendukung pelaksanaan PPDB tetap
diteliti, bukan berarti pada aspek sumber daya tidak bisa diambilkan dari dana BOS PPDB.
manusia, sarana dan prasarana, pembiayaan Seperti pembelian komputer, pembelian
tidak terdapat masalah. Namun demikian printer, maka pendanaan berasal dari BOS
permasalahan pada ketiga aspek tersebut dapat dengan alokasi pembeliaan dan perawatan alat
teratasi dengan baik pada saat pelaksanaan. multi media pembelajaran. Aturan seperti ini
Sedangkan pada aspek penjadwalan diberlakukan agar tidak ada penyalahgunaan
pelaksanaan PPDB tidak terdapat masalah sama anggaran karena anggaran ganda.
sekali, karena sekolah telah mengikuti dan Aprilia & Rosdiana (2017) mengatakan
melaksanakan sesuai jadwal yang sudah dibuat bahwa implementasi kebijakan PPDB di SMA
oleh pemerintah daerah melalui dinas Negeri 4 Kota Madiun untuk sumber daya
pendidikan. manusia, penyediaan sarana dan fasilitas,
Aspek sumber daya manusia finansial, dan waktu tidak terdapat hambatan.
permasalahan yang terjadi karena kurangnya Demikian juga penelitian yang dilakukan oleh
sosialisasi dan informasi tentang PPDB zonasi Sularto, Wahyudi dan Sukmawati (2018)
dan keterbatasan SDM yang benar-benar memberikan gambaran tentang perencanaan
menguasai IT. Sedangkan pada aspek sarana calon siswa berbasis online, mengatur
dan prasarana munculnya permasalahan karena penerimaan siswa secara online, pelaksanaan
keterbatasan beberapa alat dan barang yang calon siswa secara online, pengawasan
akan digunakan untuk mendukung pelaksanaan penerimaan siswa secara online, dan evaluasi
PPDB berbasis zonasi tersebut. Kendala pada secara online terhadap calon siswa di SMA N 2
jaringan internet sekolah karena lokasi sekolah Singkawang. Sehingga untuk mendukung
yang berada di pedesaan sehingga sinyal program tersebut perlu adanya kesiapan SDM,
internet kurang bagus. Meskipun dengan pengawasan, dan fasilats jaringan internet dan
sarpras yang terbatas bukan berarti tidak dapat listrik yang memadai dan kedua fasilitas ini
melaksanakan program tersebut. Program tetap harus dipastikan dalam kondisi baik.
berjalan meskipun terdapat keterbatasana pada Melihat kedua penelitian terdahulu di
beberapa sarana dan prasarana yang digunakan. atas mempunyai kesamaam dengan yang
Namun demikian dalam pelaksanaan peneliti lakukan saat ini bahwa, perlu adanya
program PPDB berbasis zonasi permasalahan kesiapan sumber daya manusia, sarana dan
yang muncul pada kedua aspek tersebut tidak prasarana, finansial/pembiayaan dan waktu
memberikan dampak yang besar dan dapat pelaksanaan. Hanya saja pada penelitian yang
teratasi dengan baik. dilakukan oleh Aprilia menggunakan teori Van
Sedangkan dalam aspek pendanaan Metter dan Van Horn, sedangkan yang peneliti
program PPDB permasalahan muncul karena lakukan saat ini menggunakan teori model
adanya perbedaan alokasi pendanaan dari BOS. kesenjangan (Discrepancy Model). Sedangkan
Dimana untuk BOS PPDB hanya bisa penelitian yang dilakukan oleh Sularto,
digunakan untuk pengadaan alat tulis kantor, Wahyudi & Sukmawati hanya menekankan
penggandaan formulir, penyediaan konsumsi, pada aspek SDM, pengawasan, dan fasilats
42
Evaluasi Program PPDB Berbasis Zonasi … | Chatarina S. Triwiniastuti & Bambang S. Sulasmono

jaringan internet dan listrik. Namun demikian sebagai akibat telah dibukanya boarding school
pada hakikatnya beberapa penelitian ini di pondok tersebut.
mempunyai tujuan yang sama yaitu Ardhi M.I. (2015) mengatakan juga
mengevaluasi kesiapan pada tahap instalasi. bahwa manajemen program PPDB di Dinas
Evaluasi Tahap Proses Pendidikan Kota Yogyakarta meliputi:
Tahap ketiga atau tahap proses, dimana perencanaan PPDB, implementasi PPDB,
untuk melaksanakan program PPDB berbasis pengorganisasian PPDB (kepanitiaan), dan
zonasi membutuhkan proses yang panjang pengendalian dan evaluasi. Dari penelitian di
mulai dari persiapan awal sampai dengan hasil atas secara garis besar memiliki kesamaan
akhir program. Hal ini sejalan dengan pendapat dengan prosedur PPDB yang dilaksanakan di
Sukardi (2014: 4) yang mengatakan bahwa SMP Negeri 2 Pabelan. Hanya saja dalam
salah satu hasil dari sebuah kebijakan adalah penelitian tersebut tidak ada pembagian lagi
program, dimana untuk menetapkannya dari tiap-tiap tahapan yang ada.
melewati proses yang panjang, serta dalam Pramachintya & Sutrisno (2015)
pelaksanaannya telah disepakati bersama oleh mengatakan pula bahwa dalam rangka kegiatan
para pengelolanya. penerimaan peserta didik baru dimulai dari
Pada tahap proses program PPDB persiapan yang matang yang meliputi promosi,
berbasis zonasi, terdapat 3 (tiga) aspek yang pembentukan panitia, perencanaan waktu,
dievaluasi yaitu aspek perencanaan, aspek persiapan administrasi, persiapan sarpras.
pelaksanaan dan aspek evaluasi. Pada aspek Kemudian proses pelaksanaan penerimaan
perencanaan semua jenis kegiatan persiapan peserta didik baru yang meliputi pengambilan
PPDB telah berjalan dengan baik sesuai dengan formulir, pengisian formulir, pelaksanaan tes,
juknis yang ada. Terdapat sedikit permasalahan seleksi, pengumuman, dan daftar ulang.
dalam tahap perencanaan ini, yaitu kurangnya Relevansi penelitian di atas dengan penelitian
persiapan dari sekolah dalam hal promosi dan di SMP Negeri 2 Pabelan adalah adanya
sosialisai. tahapan persiapan dan pelaksanaan program
Bintoro (2018), kurangnya sosialisasi ke PPDB, tetapi pada penelitian tersebut tidak
masyarakat tentang PPDB dengan sistem dilakukan tahap evaluasi setelah pelaksanaan
zonasi menyebabkan gejolak di masyarakat seperi di SMP Negeri 2 Pabelan.
dalam pelaksanaan program PPDB zonasi. Hal Evaluasi Tahap Produk
ini sama halnya dengan permasalahan yang Tahap keempat dalam discrepancy
dihadapi SMP Negeri 2 Pabelan, meskipun model adalah tahap produk. Pada tahap produk
masyarakat pada akhirnya tetap bersedia untuk program PPDB berbasis zonasi terdapat tiga
mengikuti aturan yang berlaku. aspek yang dievaluasi, yaitu aspek hasil
Sedangkan pada tahap pelaksanaan, program, ketercapaian tujuan, dan dampak
sudah sebagian besar pelaksanaannya sesuai program. Pada ketiga aspek tersebut pada
dengan disain dan instalasi program sekolah. dasarnya sudah sebagian besar terlaksana
Akan tetapi, pada indikator pendaftaran saja sesuai dengan stadar yang diharapkan. Hanya
yang muncul kesenjangan. Sehingga kebijakan saja pada aspek hasil program terdapat sedikit
penambahan jalur yang sudah dibuat oleh kesenjangan khususnya pada jumlah peserta
sekolah sebagai respon dari kondisi masyarakat didik per rombel. Dimana sekolah mengambil
sekitar sekolah pada akhirnya tidak digunakan. kebijakan jumlah maskimalnya adalah 34
Hal ini karena pada saat PPDB tahun 2019 tidak peserta didik dalam tiap rombel. Meskipun
terdapat siswa dari pondok yang setelah proses daftar ulang harapan 34 peserta
masuk/mendaftar ke SMP Negeri 2 Pabelan didik per rombel tidak seleuruhnya terpenuhi.

43
Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 7, No. 1, Januari-Juni 2020

Karena saat proses seleksi sudah menerima 170 zonasi di Sekolah Menengah Atas Negeri telah
peserta didik, tetapi pada saat daftar ulang berhasil dilaksanakan. Demikian juga dengan
hanya 167 peserta didik. Sehingga ada rombel yang peneliti lakukan di SMP Negeri 2 Pabelan
yang berisi 33 peserta didik, dan ada rombel telah terlaksana dengan baik meskipun terapat
yang berisi 34 peserta didik. sedikit permasalahn di lapangan, namun tetap
Hal ini menyebabkan kesenjangan bisa teratasi dengan baik.
antara standar yang ditetapkan pemerintah Dampak program juga tidak terdapat
dengan fakta di sekolah. Kebijakan ini diambil kesenjangan karena dampak yang dirasakan
dengan alasan untuk mengantisipasi jika ada sekolah telah sesuai dengan disain tentang
peserta didik yang keluar/pindah sekolah. dampak program. Dimana jarak antara rumah
sehingga tidak mengurangi dari jumlah yang dengan sekolah menjadi dekat. Selain itu
ditentutan. Disamping itu sekolah berani sekolah akan menerima peserta didik dengan
mengambil kebijakan ini karena saat komposisi yang sangat heterogen dari aspek
singkronisasi dengan Dapodikdasmen masih sosial, ekonomi, dan kompetensi yang dimiliki.
tidak bermasalah dengan hitungan rasio jumlah Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini
rombel kelas VII. adalah untuk melihat adanya kesenjangan
Tujuan program juga telah tercapai dalam pelaksanaan program PPDB berbasis
dengan baik, yaitu memberikan akses dan zonasi mulai dari pembuatan disain sampai
keadilan terhadap pendidikan bagi semua dengan produk program yang dihasilkan.
kalangan masyarakat dengan memberikan Widoyoko (2010: 50) mengatakan bahwa
prioritas lebih kepada calon peserta didik untuk evaluasi kesenjangan bertujuan untuk
masuk sekolah yang dekat dengan zonasi mengetahui tingkat kesesuaian antara standard
tempat tinggalnya. yang sudah ditentukan dalam program dengan
Hal ini sejalan dengan penelitian penampilan aktual dari program tersebut.
terdahulu yang dilakukan oleh Ihlanfeldt (2019)
yang menyebutkan bahwa salah satu masalah SIMPULAN DAN SARAN
utama dalam sistem pendidikan di US, adalah Simpulan
bahwa siswa berkulit hitam dan Hispanik akan Hasil penelitian program PPDB
terpusat pada sekolah-sekolah yang berkualitas berbasis zonasi di SMP Negeri 2 Pabelan
rendah dimana sebagian besar siswa berasal dengan model kesenjangan atau discrepancy
dari keluarga miskin. Namun demikian terdapat model, dapat disimpulkan bahwa:
bukti bahwa kaum minoritas akan berprestasi 1. Desain Program PPDB Berbasis Zonasi di
lebih baik dalam ujian standar jika mereka SMP Negeri 2 Pabelan, termasuk kategori
bersekolah di sekolah yang tidak miskin. cukup (mendapat skor kesesuaian 73,3%)
Sebagai salah satu strategi untuk mengurangi karena dari 15 aspek yang dievaluasi
kaum minoritas di sekolah miskin dan terdapat 4 aspek yang memiliki
berkualitas rendah adalah dengan membuka kesenjangan dengan desain PPDB yang
perumahan yang terjangkau di zona sekolah ditetepkan pemerintah.
yang lebih baik (SAZs). Dari penelitian diatas 2. Instalasi Program PPDB Berbasis Zonasi di
jelas bahwa ada keadilan dalam bidang SMP Negeri 2 Pabelan, termasuk kategori
pendidikan untuk semua masyarakat baik dari baik (mendapat skor kesesuaian 100%)
latar belakang sosial, ekonomi, dan pendidikan. karena dari 4 aspek yang dievaluasi tidak
Demikian juga dengan penelitian yang terdapat kesenjangan dengan desain
dilakukan oleh Pratama & Bagadjati (2019), instalasi yang ditetapkan oleh sekolah
yang menyatakan bahwa penetapan kebijakan ataupun pemerintah.
44
Evaluasi Program PPDB Berbasis Zonasi … | Chatarina S. Triwiniastuti & Bambang S. Sulasmono

3. Proses Program PPDB Berbasis Zonasi di Arikunto, Suharsimi, Yuliana, L., 2012,
SMP Negeri 2 Pabelan, termasuk kategori Manajemen Pendidikan. Yogyakarta
baik (mendapat skor kesesuaian 92,86%) Aditya Media Yogyakarta
karena dari 14 indikator yang dievaluasi Badau dan Yahya, (2017), Assessing the
hanya terdapat 1 indikator yang memiliki Success of School Cluster Zoning
kesenjangan dengan rencana dalam desain System in Senior Secondary Schools of
dan instalasi program sekolah. Adamawa State, Nigeria, Journal of
4. Produk Program PPDB Berbasis Zonasi di Middle East and North Africa Sciences
SMP Negeri 2 Pabelan, termasuk kategori 2017; 3(4).
baik (mendapat skor kesesuaian 87,5%)
karena dari 8 indikator yang dievaluasi Baumann, C. dan Krskova, H., (2016), School
hanya terdapat 1 indikator yang memiki Discipline, School Uniforms and
kesenjangan dengan desain produk yang Academic Performance, International
ditetapkan sekolah. Journal of Educational Management,
Saran 30 (6), 1003-1029
Berdasarkan hasil simpulan dari Ihlanfeldt, Keith, (2019), The deconcentration
program PPDB yang telah diuraikan, maka of minority students attending bad
saran yang dapat peneliti berikan adalah: schools: The role of housing
Bagi kepala sekolah SMP Negeri 2 affordability within school attendance
Pabelan dalam melaksanakan program PPDB zones containing good schools, Journal
berbasis zonasi perlu adanya manajemen of Housing Economics, 43, 83-10.
pengorganisasian yang lebih baik, mulai dari
Nawawi, H., dan Martini, M., 1994, Kebijakan
perencanaan sampai evaluasi sehingga proses
Pendidikan di Indonesia Ditinjau Dari
pelaksanaan PPDB berbasis zonasi bisa
Sudut Hukum, Yogyakarta : UGM
berjalan lebih baik lagi. Selain itu jika dengan
Press.
sangat terpaksa sekolah harus membuat
kebijakan lokal yang dapat mengakibatkan Lestari H.A., dan Rosdiana, W., (2017),
kesenjangan, sebaiknya tetap memperhatikan Implementasi Kebijakan Penerimaan
tujuan PPDB berbasis zonasi. Kebijakan lokal Peserta Didik Baru (PPDB) Di SMA
yang berdampak negatif dapat membuka celah Negeri 4 Kota Madiun Tahun 2017,
yang bisa disalahgunakan, seperti penerimaan Jurnal Publika, 6 (5), 1-7.
peserta didik titipan, pungutan sekolah, dan Mahyani, Wahyunengseh dan Haryanti, (2019),
lain-lain. Apalagi sampai membuat kebijakan Public Perception of Zoning School
lokal yang pada akhirnya tidak berfungsi karena Policy in Surakarta Public Senior High
tidak ada peserta didik yang mendaftar Schools, Atlantis Press, 343, 274-278.
menggunakan jalur tersebut.
Marhaeni, AAIN, 2007, Evaluasi Program
DAFTAR PUSTAKA Pendidikan, Singaraja, Undiksha.
Ardhi, M.I., (2015), Evaluasi Manajemen Nur, Eka Purnama, (2018), Design-Reality Gap
Penerimaan Peserta Didik Baru Sistem Penerapan E-Goverment (Studi Kasus
Real Time Online Dinas Pendidikan Program PPDB Online di Dinas
Kota Yogyakarta, Jurnal Penelitian Pendidikan Kota Mojokerto,
Ilmu Pendidikan, 8 (1), 80-94. Repository, Universitas Airlangga,
Surabaya

45
Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 7, No. 1, Januari-Juni 2020

Nurlailiyah, Aris, 2019, Analisis Kebijakan In Samarinda, Jurnal Riset


Sistem Zonasi Terhadap Perilaku Siswa Pembangunan, 1 (1), 48-57.
SMP di Yogyakarta, Jurnal Realita, 17 Republika.co.id, Rabu 16 Januari 2019
(1), 13-21. Rugaiyah, Sismiati, A., 2011, Profesi
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Kependidikan, Bogor: Ghalia
tentang Standar Nasional Pendidikan. Indonesia, hal. 54
Permendikbud No. 45 Tahun 2014 tentang Sallis, E. 2010. Total Quality Management In
Pakaian Seragam Sekolah Bagi Peserta Education: Manajemen Mutu
Didik Jenjang Pendidikan Dasar dan Pendidikan. Terjemahan Riyadi, A.A.
Menengah Yogyakarta: IRCiSoD.
Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Sukardi, 2014, Evaluasi Program
Standar Proses Pendidikan Dasar Dan Kependidikan dan Kepelatihan, Jakarta:
Menengah Bumi Aksara
Permendikbud No. 75 Tahun 2016 tentang Sularto, Wahyudi, Sukmawati, 2018, The
Komite Sekolah Admission of New Students Based on
Online System at SMAN 2 Singkawang,
Permendikbud No. 17 Tahun 2017 Tentang
Journal of Education, Teaching and
PPDB
Learning 3 (2), 336-341.
Permendikbud No. 51 Tahun 2018 tentang
UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Aturan PPDB 2019
Pendidikan Nasional
Pramachintya, D.R., dan Sutrisno, Budi,
UU Pendidikan Nasional No. 2/1989 tentang
(2015), Strategi Penerimaan Peserta
Wajib Belajar 9 Tahun.
Didik Baru di SD Muhammadiyah
Program Khusus Boyolali, Jurnal Wirawan, 2011, Evaluasi Teori Model Standar
Varidika, Kajian Penelitian Aplikasi dan Profesi, Contoh Aplikasi
Pendidikan, 27 (1), 55-61. Evaluasi Program: Pengembangan
Sumber Daya Manusia, Program
Ratih Fenty A. Bintoro, 2018, Public
Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Perception Regarding Policy
(PNPM) Mandiri Pedesaan, Kurikulum,
Implementation On School Zoning
Perpustakaan, dan Buku Tes, Jakarta:
Policy In The Acceptance Of High
Raja Grafindo Persada.
School New Students Year 2017/2018

46

Anda mungkin juga menyukai