Anda di halaman 1dari 7

BUDIDAYA TANAMAN HORTIKULTURA

KOMODITAS STRATESI DI INDONESIA


(CABAI, BAWANG MERAH, SLADA, JERUK, MELON, JAHE,
AGLONEMA, JAMUR TIRAM)

RIKA DESPITA
IQOMATUS SA’DIYAH

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MALANG


BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN
I. TANAMAN HORTIKULTURA DATARAN RENDAH DAN
DATARAN TINGGI

1.1 Deskripsi
Materi pembelajaran tanaman hortikultura dataran rendah dan dataran tinggi
terdiri dari pembagian ketinggian tempat, kareakteristik masing-masing
ketinggian tempat dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman, serta contoh
varietas-varietas unggul sesuai ketinggian tempat. Selanjutnya mahasiswa
diharapkan mampu mengidentifikasi varietas-varietas berbagai komoditas pada
berbagai ketinggian tempat.

1.2 Kegiatan Pembelajaran


1. Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa mengetahui pembagian ketinggian tempat untuk budidaya
pertanian, karakteristiknya dan mampu mengidentifikasi berbagai varietas pada
komoditas yang telah ditentukan yang sesuai dengan berbagai ketinggian tempat.
2. Uraian Materi
Secara umum di Indonesia ketinggian tempat dikaterogrika menjadi tiga yaitu
dataran rendah dengan ketingiian <400 mdpl, dataran medium dengan ketinggian
400-700 m dpl, dataran tinggi dengan ketinggian >700m dpl. Ketiga ketinggian
tempat tersebut memiliki perbedaan secara iklim mikro sehingga dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman. Menurut penelitian Istiawan dan
Kastono (2019) iklim mikro di ketiga ketinggian tempat dapat dilihat pada Tabel
2.1. Ketinggian 167 m dpl mewakili dataran rendah, ketinggian 582 m dpl
mewakili dataran medium dan ketinggian 897 m dpl mewakili dataran tinggi.
Tabel 2.1 Iklim mikro (Suhu udara, Kelembaban udara dan Intensitas cahaya)
pada beberapa ketinggian tempat
Sumber: Istiawan dan kastono, 2019
Suhu adalah salah satu unsur iklim yang berperan penting dalam kehidupan
mikroorganisme di permukaan bumi. Setiap makluk hidup mempunyai batas suhu
minimum dan maksimum yang dikenal dengan suhu kardinal. Suhu yang berbeda
akan mempengaruhi fisiologi tanaman. Arifin (2003) menjelaskan bahwa suhu
berperan dalam rekasi enzymatic. Suhu yang semakin tinggi akan mendorong
aktivitas enzym yang lebih meningakat. Berdasarkan hukum Van Hoff bahwa
aktivitas enzyme meningkat dua kali lipat untuk setiap peningkatan suhu 10oC
pada kisaran 10oC sampai 30oC.
Tabel 2.1 menunjukkan tempat yang lebih tinggi memiliki suhu yang lebih
rendah dibandingkan tempat yang lebih rendah. Purwanto (2015) menengaskan
setiap kenaikan 100 m ketinggian tempat rata-rata menurunkan suhu 0,6 oC, tetapi
untuk udara kering suhu dapat turun sampai 1 oC. Begitu juga dengan kelembaban
udara, daerah dengan ketinggian lebih rendah cendrung kelembaban lebih rendah.
Arifin (2003) menyatakan bawah kelembaban udara adalah kandungan uap air
pada udara dalam waktu tertentu. Semakin tinggi kelembaban udara maka
kandungan uap air pada udara semakin banyak. Suhu dan kelembaban
diperngaruhi oleh distribusi intensitas cahaya matahari. Intensitas cahaya matahari
lebih rendah/kecil seiring dengan kenaikan ketinggian tempat. Hal ini akan
mempengaruhi ikim mikro yang ada disekitar tanaman.
Suhu, kelembaban dan intensitas cahaya matahari adalah satu kesatuan yang
saling berkaitan. Pada tempat yang tinggi intensitas cahaya matahari cendrung
lebih rendah sehingga suhu juga rendah. Cahaya matahari adalah sumber panas
yang akan mempengaruhi perubahan suhu. Intensitas cahaya rendah maka suhu
rendah dan kelembaban akan naik dan begitu pula sebaliknya. Suhu tanah,
kelembaban udara dan intensitas cahaya matahari akan mempengaruhi suhu tanah.
Suhu tanah pada daerah atas dan daerah bawah cendrung lebih rendah. Penurunan
intensitas cahaya matahari menyebabkan penurunan suhu udara, suhu tanah, dan
meningkatkan kelembaban udara.
Perbedaan iklim mikro pada ketinggian tempat yang berbeda akan
mempengaruhi fisiologi tanaman. Sugito (2009) menjelaskan bahwa intensitas
radiasi matahari akan berpengaruh terhadap proses fotosintesis, laju transpirasi,
pertumbuhan memanjang dan pertumbuhan kearah sinar. Fotosintesis tanaman
akan meningkat seiring dengan meningkatnya intensitas cahaya matahari sampai
pada batas optimum masing-masing tanaman. intensitas cahaya matahari tinggi
maka laju transpirasi akan miningkat. Tanaman yang kekurangan cahaya akan
tumbuh memanjang (abnormal). Hal ini diperngaruhi oleh auksin. Auksin tidak
menyukai cahaya sehingga auksin akan terkumpul pada pucuk tanamn yang tidak
tersinari matahari sehingga pertumbuhan tanaman akan lebih cepat memanjang.
Baliknya pada pucuk yang tersinari matahari auksin akan beralih ke bagian
tanaman yang lebih bawah untuk menghindari sinar matahari sehingga
pertumbuhan tanaman lebih lambat.
Pada umumnya tanaman akan memberikan respon terhadap lingkungan
tempat tumbuhnya. Andini dan Purbayanti (1994) menjelaskan bahwa tanaman
akan beradaptasi dengan lingkungan tempat tumbuhnya dalam rangka
mempertahankan hidupnya. Contohnya adalah komoditas dan varietas yang sama
ditanaman pada ketinggian tempat yang berbeda, maka tanaman pada ketinggian
tempat yang lebih rendah akan memasuki fase generative lebih cepat. Oleh karena
itu maka dalam pemilihan varietas tanaman perlu di cermati deskripsi varietas
sehingga dapat mencapai potensi hasil dari varietas tersebut.
Contoh deskripsi varietas tanaman yang sesuai dengan ketinggian tempat tertentu:
1. Komoditas cabai varietas Dimas

2. Komoditas Bawang merah varietas


3. Rangkuman
1. Ketinggian tempat untuk budidaya pertanian dapat dikategorikan menjadi
tiga yaitu: dataran rendah dengan ketingiian <400 mdpl, dataran medium
dengan ketinggian 400-700 m dpl, dataran tinggi dengan ketinggian
>700m dpl.
2. Suhu, kelembaban dan intensitas cahaya matahari berbeda-beda pada
masing-masing ketinggian tempat sehingga mempengaruhi iklim mikro
sekitar tanaman yang akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
3. Contoh varietas yang cocok untuk dataran rendah untuk komoditas cabai
adalah varietas Dimas. Varietas super Philip komoditas bawang merah
cocok untuk ketinggian tempat medium.

4. Latihan soal
1. Tuliskan 3 kategori pembagian ketinggian tempat untuk budidaya
pertanian!
2. Apa pengaruh intensitas cahaya matahari terhadap pertumbuhan tanaman?
3. Tuliskan contoh komoditas yang cocok untuk beberap ketinggian tempat!

5. Kunci jawaban
1. Ketinggian tempat untuk budiday pertanian dapat dikategorikan menjadi
tiga yaitu: dataran rendah dengan ketingiian <400 mdpl, dataran medium
dengan ketinggian 400-700 m dpl, dataran tinggi dengan ketinggian
>700m dpl.
2. Intensitas radiasi matahari akan berpengaruh terhadap proses fotosintesis,
laju transpirasi, pertumbuhan tanaman.
3. Contoh varietas yang cocok untuk dataran rendah untuk komoditas cabai
adalah varietas Dimas. Varietas super Philip koditas bawang merah cocok
untuk ketinggian tempat medium.

6. Sumber informasi dan Rreferensi


Andini, S., E.D. Purbayanti. 1994. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Yogyakarta:
Universitas Gadjah Mada Press.
Arifin. 2003. Dasar Klimatologi. Malang: Universitas Brawijaya.
Istiawan, N. D. dan D. Kastono. 2019. Pengaruh Ketinggian Tempat Tumbuh
terhadap Hasil dan Kualitas Minyak Cengkih (Syzygium aromaticum (L.)
Merr. & Perry.) di Kecamatan Samigaluh, Kulon Progo. Jurnal Vegetalika.
8(1).
Purwanta, S. 2015. Studi Temperatur Udara Terkini Di Wilayah Di Jawa Tengah
Dan Diy. Jurnal Geomedia, 13 (1).
Sugito, Y. 2009. Ekologi Tanaman. Malang: UB Press.

1.3 Penilaian
A. Sikap
Mahasiswa aktif dalam kegiatan pembelajaran dan saling menghargai.
B. Pengetahuan
Mahasiswa mampu membedakan ketinggian tempat untuk budidaya
pertanian, memahami karakteristik masing-masing ketinggian tempat dan
dapat mengidentifikasi varietas berbagai komoditas tanaman yang cocok
untuk berbagai ketinggian tempat.

C. Keterampilan
Ketepatan mahasisiwa dalam mengidentifikasi varietas berbagai komoditas
tanaman yang sesuai dengan berbagai ketinggian tempat.

Anda mungkin juga menyukai