Anda di halaman 1dari 4

Khutbah Jumat: Lima Keistimewaan bagi Umat Islam di Bulan Ramadhan

Sumber: https://nu.or.id/khutbah/khutbah-jumat-lima-keistimewaan-bagi-umat-islam-di-bulan-ramadhan-
93jBu

Khutbah I

ِ ‫ ذ ُو اْلجَلا‬،‫ َأ شْهَد ُ َأ ْن ل َا اِلَه َ ِإ َلّا الله وَحْدَه ُ لا شَرِيك لَه‬،ِ‫الن ّبِيّ الك َريم‬
‫ل‬ َ ُ ‫اْلحم َْد ُ لله ِ اْلحم َْد ُ لله ِ الّذي هَد َان َا سُب‬
َ ِ ‫ وََأ فْهَم َنَا ب ِشَرِيْعَة‬،‫ل السّلا َ ِم‬
ِ ‫َأصحابِه ِ و ََالت ّاب ِعينَ ب ِإحْ سا‬
‫ن إلَى‬ ْ ‫ك عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ و َعَلَى الِه و‬
ْ ِ‫سل ِ ّ ْم و َبار‬
َ ‫لو‬ َ ‫ اللّه ُ َ ّم‬،‫ن سَيِّد َن َا و َنَب َِي ّنَا مُحَم ّدًا عَبْدُه ُ و َ ر َسولُه‬
ِّ ‫ص‬ ّ ‫ وََأ شْهَد ُ َأ‬،‫و َالإك ْرام‬
َ ِ ‫ َأ عُوْذ ُ ب ِالله ِ م‬:ْ ‫ن ا ْلكَر ِيم‬
‫ن‬ ِ ‫ل الله ُ تَع َالى َ فِي اْلقُر ْا‬ ُ ِ ‫ي بتَِقْو َى الله ِ وَطَاع َتِه ِ لَع َ ّلك ُ ْم تُفْل‬
َ ‫ قَا‬،ْ‫حوْن‬ ُ ‫ أ ْو‬،‫ فَيَا ُ ّيهَا الِإ خْ وَان‬:ُ ‫ َأ َمّا بَعْد‬،‫يَو ْ ِم الد ِّين‬
ْ ِ ‫صيْك ُ ْم و َ ن َ ْفس‬
ْ‫ يُصْ ل ِحْ لَك ُ ْم َأ عْمَالَك ُ ْم و َيَغْفِر ْ لَك ُ ْم ذ ُنُوبَك ُ ْم وَم َن‬،‫سدِيد ًا‬ َ ‫ ي َا َأ ُ ّيهَا ال َ ّذ ِي‬:ْ ‫حيْم‬
َ ‫ن َآم َن ُوا َات ّق ُوا الله و َق ُولُوا قَوْل ًا‬ َ ‫ن‬
ِ ّ ‫الر‬ َ ِ ‫ ب ِس ْ ِم الله‬،‫جي ْم‬
ِ ‫الر ّحْمَا‬ َ ‫ن‬
ِ ّ ‫الر‬ ِ ‫َال ّشيْطَا‬
ْ ‫صد َقَ الله ُ العَظ ِيم‬ َ ‫ن آم َنُو ْا َات ّقُو ْا الله َ ح ََقّ تُق َاتِه ِ و َلا َ تَمُو ْت َُنّ ِإ‬
َ .َ‫لا ّ وََأ ن ْتُم ْ مُسْل ِمُوْن‬ ِ ُ‫ي‬
َ ْ ‫طِع الله وَرَسُولَه ُ فَق َ ْد فَاز َ فَوْز ًا عَظ ِيم ًا وقال تعالى ي َا ا ُ َ ّيهَا ال َ ّذ ِي‬
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah, Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari
Abu Hurairah bahwa umat Islam mendapatkan lima keistimewaan dengan datangnya bulan Ramadhan
sebagaimana beliau tegaskan berikut ini:  َ ‫ل في رَمَضَانَ ل َ ْم تُعْطَه َُنّ أ َمّة ٌ من الُأ م َ ِم قَبْلَها‬
ٍ ‫خصَا‬
ِ ‫خمس‬
َ ‫ ُأ ْعط ِي َْت ُأ َمّتِي‬Artinya:
“Di bulan Ramadhan umatku diberi lima keistimewaan yang tidak diberikan kepada umat-umat
sebelumnya.”  Kelima keistimewaan tersebut adalah sebagai berikut: Pertama, ِ ‫الصّ اِئ ِم َأ طْ ي َبُ عِنْد َ الله‬
َ ‫ْف ف َ ِم‬
ُ ‫خ ُلُو‬
ِ‫ م ِنْ ر ْ ِِيح ا ْلمِسْك‬Artinya: “Bau mulut orang yang berpuasa di hadapan Allah lebih baik dari pada minyak
misik.” Secara jujur kita mengakui bahwa bau mulut orang berpuasa tidak sedap. Hal ini terjadi karena
produksi air liur dalam mulut dan dalam saluran pencernaan berkurang sehingga menjadi lebih kering.
Akibatnya timbul halitosis atau bau mulut yang khas yang tak jauh berebeda dengan ketika kita baru
bangun tidur. Salah satu kiat untuk mengatasinya adalah perbanyak konsumsi air putih selama berbuka
hingga sahur. Kiat lain adalah menggosok gigi sehabis sahur atau paling akhir sebelum masuk waktu
dzuhur. Setelah dzuhur, menggosok gigi ataupun siwak tidak dianjurkan karena hukumnya makruh. Oleh
karena itu setelah dzuhur bau mulut yang tak sedap itu tidak perlu dirisaukan karena bagi Allah  ‫ ﷻ‬bau
seperti itu lebih baik dari pada bau minyak misik. Selain itu, perlu kta sadari bahwa bau mulut yang tak
sedap itu sesungguhnya memiliki hikmah atau manfaat tertentu. Misalnya, bau itu menjadi salah satu
pembeda antara orang berpuasa dengan yang tidak berpuasa. Dengan bau seperti itu orang yang berpuasa
akan cenderung lebih banyak diam dari pada bicara yang tidak perlu. Apalagi berkata jorok atau misuh-
misuh, jelas hal seperti itu sangat tidak pantas keluar dari mulut orang yang berpuasa karena hanya akan
mengurangi kualitas ibadah puasanya.  Maka dengan bau tak sedap seperti itu orang-orang berpuasa
diharapkan dapat menyadari keadaanya sehingga bisa menjaga mulutnya dengan baik dari kata-kata kotor,
misalnya dengan memperbanyak tadarus Al-Qur’an, membaca dzikir, istighfar, shalawat dan sebagainya.
Dengan memperbanyak ibadah lisan seperti itu sudah pasti bau tak sedap itu akan mendapat perimbangan
dan kemudian diganti oleh Allah dengan bau-bau wangi yang bahkan lebih wangi dari pada minyak misik
atau yang juga dikenal dengan minyak kasturi yang berasal dari rusa jantan.  Kedua, ّ‫و َتَسْتَغْفر ُ لَه ُ ْم ا ْلمَلاَِئك َة ُ حَت َى‬
‫ي ُ ْفط ِرُوْا‬  Artinya: “Orang-orang yang berpuasa semuanya dimintakan ampunan oleh para malaikat hingga
mereka berbuka.” Keistimewaan kedua ini, menjadi keuntungan besar bagi orang-orang yang berpuasa.
Kita semua tahu bahwa malaikat adalah makhluk yang tak kenal maksiat kepada Allah  ‫ ﷻ‬sehingga doa-
donya mudah dikabulkan. Para malaikat itu dari saat imsak hingga berbuka senantiasa memintakan
ampunan kepada Allah  ‫ ﷻ‬agar orang-orang berpuasa diampuni dosa-dosanya. Sekali lagi ini merupakan
keuntungan besar bagi kita karena kita sendiri terkadang merasa was was apakah istighfar kita diterima
Allah  ‫ ﷻ‬karena faktanya kita sering megulang kesalahan atau dosa yang sama setelah berkali-kali
memohon ampun atas dosa-dosa yang sama.   Oleh karena itu sekali lagi di bulan puasa ini kita mendapat
anugerah yang luar biasa dimana para malaikat mendoakan orang-orang yang berpuasa secara terus
menerus dari saat imsak hingga saat berbuka yang durasinya mencapai kira-kira 14 jam. Kita sendiri tak
ّ َ ‫ص َ ّفد ُ فِيْه ِ م َرَ َدّة ُ ال‬
mampu melakukan istighfar secara terus menerus hingga selama itu.  Ketiga, َ ‫ و َلا‬، ِ‫شياَطِيْن‬ َ ُ ‫و َت‬
‫صوْنَ فِي غَيْرِه‬
ُ ِ ‫يخ ْل‬
ُ ‫صوْنَ فِيْه ِ ِإ لَى م َا كان َُو ْا‬
ُ ِ ‫يخ ْل‬
ُ   Artinya: “Di bulan ini para setan dibelenggu yang semuanya tidak bisa
lepas seperti di bulan lainnya.” Kita semua tentu merasakan di bulan Puasa kita menjadi seperti malas
untuk berbuat apa saja kecuali ibadah. Semangat kita untuk beribadah meningkat dibandingkan dengan
di.luar Ramadhan. Hal ini terjadi karena setan-setan dibelenggu hingga selesainya Ramadhan. Ini semua
merupakan kemurahan Allah  ‫ ﷻ‬dalam rangka memberi kesempatan kepada kita untuk menambah
pundi-pundi amal ibadah kita. Di luar Ramadhan mungkin kita lebih banyak berpikir dan melakukan hal-
hal yang bersifat duniawi saja.  Dengan dibelenggunya setan-setan di bulan Ramadhan, maka secara teori
setidaknya kemaksiatan bisa ditekan serendah-rendahnya. Kemaksiatan-kemaksiatan yang ada tentu sulit
dikaitkan dengan keterlibatan setan. Mereka alibi dalam hal ini. Jika demikian halnya, maka kemaksiatan-
kemaksiatan itu timbul karena kesalahan kita yang tidak mampu mengendalikan nafsu yang ada dalam diri
َ ‫ِي‬
kita sendiri.  Keempat, َ‫الصّ اِئمُوْنَ َأ ْن يلُْقُو ْا عَنْه ُ ْم ال ْمَُئونَة َ وَا ْلَأ ذ َى و َيَصِ ي ْر ُ ْون‬ ْ ‫ك عِبَاد‬
ُ ‫ش‬ ُ ْ ‫ ثُمَّ يَقُو‬،ُ ‫ل يَو ْ ٍم ج ََن ّت َه‬
ِ ْ ‫ يُو‬: ‫ل‬ ّ َ ُ ‫ن الله ُ لَه ُ ْم ك‬
ُ ّ ِ ‫و َي ُزَي‬
‫ك‬
َ ْ ‫ِإ لَي‬. Artinya: “Setiap hari di bulan Ramadhan Allah memperindah surga untuk orang-orang yang
berpuasa. Kemudian Allah berfirman: “Para hamba-Ku yang melakukan puasa hampir menemukan hasil
dan jerih payahnya hingga sampai kepadamu (wahai surga).” Keistimewaan keempat ini dimana Allah
menghiasai surga dengan indahnya untuk menyambut para hamba-Nya yang berpuasa menunjukkan
bahwa ibadah puasa memiliki nilai spiritualitas yang sangat tinggi. Kepada surga Allah berfirman, “Para
hamba-Ku yang berpuasa hampir menemukan hasil dari jerih payahnya hingga sampai kepadamu.”
Kalimat ini mengandung arti bahwa tak ada balasan bagi orang-orang berpuasa kecuali surga karena
ibadah puasa memang untuk Allah sehingga Allah sendiri yang akan membalasnya sebagaimana disebutkan
ْ ‫الصّ وْم َ فِإ َ َن ّه ُ ل ِي وََأ ن َا َأ‬
dalam hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari: ِ ‫جز ِي بِه‬ َ ّ ‫لا‬
َ ‫ل اب ْ ِن آدَم َ لَه ُ ِإ‬ ّ ُ ُ ‫ ك‬Artinya: “Semua
ِ َ ‫ل ع َم‬
amal manusia adalah miliknya, kecuali puasa, sesungguhnya ia adalah milik-Ku dan Aku yang akan
memberikan balasannya.” Hadits tersebut mengungkapkan bahwa ibadah puasa urusannya dengan Allah 
‫ﷻ‬. Allah yang memerintahkan, Dia pula yang mengatur segala sesuatunya. Tidak ada orang sakit atau
bahkan mati karena puasa. Justru yang terjadi orang bisa sakit atau bahkan mati karena makan terlalu
banyak atau over dosis. Manfaat puasa juga diakui oleh dunia kedokteran yang dikenal dengan puasa
medis selama waktu tertentu sebelum seorang pasien menjalani pemeriksaan darah di sebuah
ْ ‫ل ِإ َن ّمَا يُو َفَ ّى َأ‬
laboratorium.  Kelima, ُ ‫جرُه‬ َ ِ ‫ الْع َام‬  ّ‫ وَل َك َِن‬، َ ‫ لا‬: ‫ل‬ ِ َ ‫ ا‬: ِ ‫ل الله‬
َ ‫ قَا‬، ‫هي َ لَي ْل َة ُ اْلقَدَرِ ؟‬ َ ْ ‫سو‬
ُ َ ‫ ي َا ر‬: ‫ل‬
َ ْ ‫ قِي‬، ٍ ‫خر ِ لَي ْل َة‬
ِ ‫و َيَغْف ِر ُ لَه ُ ْم ف ِ ْي آ‬
ُ ‫ِإ ذ َا ق َض َى ع َم َلَه‬  Artinya: “Dan di akhir malam bulan Ramadhan Allah memberikan ampunan. Kemudian Rasul
‫ﷺ‬. ditanya apakah itu malam Lailatul Qodar? Beliau. menjawab: “Bukan, hanya saja bagi orang yang
beramal maka akan mendapatkan pahala ketika sudah usai mengerjakannya.” Dalam keistimewaan kelima
ini, Allah mengampuni orang-orang berpuasa pada setiap akhir malam, dan itu bukan merupakan lailatul
qadar. Lailatul qadar adalah satu hal dan ampunan Allah pada setiap akhir malam di bulan Ramadhan
merupakan hal lainnya. Artinya Orang-orang berpuasa berhak mendapatkan ampunan sebagai imbalan
ibadahnya kepada Allah  ‫ﷻ‬. Sedangkan Lailatul qadar diberikan kepada orang-orang tertentu sesuai
dengan pilihan Allah sendiri. Maka beruntunglah mereka yang selain mendapatkan ampunan dari Allah
tetapi juga mendapatkan kebaikan lailatul qadar yang nilainya lebih tinggi dari pada kebaikan seribu bulan.
Jika keistimewaan kelima ini dihubungkan dengan keistimewaan kedua diatas, yakni Malaikat
memintakan ampunan kepada Allah untuk orang-orang yang berpuasa, maka menjadi klop dan jelas
bahwa orang-orang berpuasa diampuni dosa-dosanya sebagaimana juga disabdakan Rasulullah ‫ ﷺ‬dalam
hadits beliau yang diriwayatkan dari Abi Hurairah:  ِ ‫م َنْ صَام َ رَمَضَانَ ِإ يمَان ًا و َاحْتِسَاب ًا غُف ِر َ لَه ُ م َا تَق َ َ ّدم َ م ِنْ ذ َن ْبِه‬ 
Artinya: “Barang siapa menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan semata-mata karena Allah dan
mengharap ganjaran dari pada-Nya, maka diampunilah dosa-dosanya yang telah lewat.” Kelima hal diatas
sebagaimana telah diuraikan merupakan keistimewaan bulan Ramadhan yang hanya diberikan kepada
umat Nabi Muhammad ‫ﷺ‬. Kita bersyukur bahwa kita semua menjadi umat beliau.  Untuk itu semoga
kita semua dapat menjalankan ibadah puasa tahun ini dan tahun-tahun berikutnya dengan sebaik-baiknya
َ ِ ‫جع َلَنا الله ُ و َإ َي ّاكم م‬
sehingga kelima keistimewaan diatas dapat kita raih seluruhnya. Amin ya rabbal alamin.  ‫ن‬ َ
‫ن آم َن ُوا‬ َ ‫ن‬
َ ‫ يَا َأ ُّيهَا الَّذِي‬:ْ ‫الر ّحِيم‬ َ ِ ‫ ب ِس ْ ِم الله‬،ْ ‫الر ّجِيم‬
ِ ‫الر ّحْما‬ َ ‫ن‬ َ ِ ‫ أع ُوذ ُ ب ِالله ِ م‬: َ‫ و َأ ْدخَلَنَا وِإ َي ّاكم فِي زُمْرَة ِ عِبَادِه ِ الم ُْؤم ِنِيْن‬،‫الف َاِئزِين الآم ِنِين‬
ّ َ ‫ن ال‬
ِ ‫شي ْطا‬
‫جو ّاد ٌ كَرِيْم ٌ م َل ِكٌ ب َر ّ ٌ‬
‫كي ِْم‪ .‬إن ّه ُ تَعاَلَى َ‬
‫ِالآيات وذِكْر ِ الح َ ِ‬
‫ِ‬ ‫ن العَظِي ِْم‪ ،‬و َنَفَع َن ِ ْي وِإَ ي ّاك ُ ْم ب‬
‫سدِيد ًا‪  ‬باَرَك َ الله ُ ل ِ ْي و َلكم ْ فِي القُر ْآ ِ‬
‫اتَّق ُوا اللَّه َ و َق ُولُوا قَوْل ًا َ‬
‫حي ْم ٌ‬
‫ْف ر َ ِ‬
‫ك لَه ُ ‪ Khutbah II‬ر َُؤو ٌ‬ ‫شك ْر ُ لَه ُ عَلى َ تَو ْفِيْقِه ِ و َاِمْت ِنَانِه ِ‪ .‬وََأ شْهَد ُ َأ ْن لا َ اِلَه َ ِإ َ‬
‫لا ّ الله ُ و َالله ُ وَحْدَه ُ لا َ شَرِي ْ َ‬ ‫ا َ ْلحم َْد ُ لله ِ عَلى َ ِإ حْ سَانِه ِ و َال ُ ّ‬
‫سل ِ ّ ْم تَسْلِيْم ًا كِثيْر ًا َأ َمّا بَعْد ُ فَيا َ ا ُ َ ّيهَا‬
‫صحَابِه ِ و َ َ‬
‫ل عَلَى سَيِّدِن َا مُحَم ّدٍ وِعَلَى الَِه ِ وََأ ْ‬ ‫سوْلُه ُ ال َد ّاعِ ى إلى َ رِضْ وَانِه ِ‪ .‬الله ُ َ ّم َ‬
‫ص ِّ‬ ‫وََأ شْهَد ُ أ َ ّ‬
‫ن سَيِّد َن َا مُحَم ّدًا عَبْدُه ُ وَر َ ُ‬
‫ل تَعاَلَى ِإ َ ّ‬
‫ن الله َ وَم َلآِئكَت َه ُ‬ ‫سه ِ و َقَا َ‬
‫سه ِ و َثَـن َى بِمَلآ ِئكَتِه ِ بِق ُ ْد ِ‬ ‫اس ا َِت ّق ُواالله َ فِيْم َا َأ م َرَ و َان ْتَهُو ْا ع ََم ّا نَهَى و َاع ْلَمُو ْا َأ َ ّ‬
‫ن الله َ َأ م َرَك ُ ْم ب َِأ مْر ٍ بَدََأ فِيْه ِ بنِ َ ْف ِ‬ ‫َ‬
‫الن ّ ُ‬
‫ل سَيِّدِنا َ مُحَم ّدٍ و َعَلَى‬ ‫سل ِ ّ ْم و َعَلَى آ ِ‬‫ل عَلَى سَيِّدِنَا مُحَم ّدٍ صَلَ ّى الله ُ عَلَيْه ِ و َ َ‬
‫ص ِّ‬ ‫ن آم َنُو ْا ص َُل ّو ْا عَلَيْه ِ وَسَل ِّمُو ْا تَسْلِيْم ًا‪ .‬الله ُ َ ّم َ‬
‫الن ّبِى يآ ا ُ َ ّيهَا ال َ ّذ ِي ْ َ‬
‫يُص َُل ّوْنَ عَلى َ َ‬
‫الصّ ح َابَة ِ و ََالت ّاب ِعِيْنَ و َت َاب ِع ِي‬
‫ن َأ بِى بَكْر ٍ و َعُم َر وَع ُثْم َان و َعَل ِى وَع َنْ بَق َِي ّة ِ َ‬ ‫شدِي ْ َ‬ ‫ن اْلخل َُف َاء ِ َ‬
‫الر ّا ِ‬ ‫ْض اللّه ُ َ ّم ع َ ِ‬ ‫ك وَم َلآِئكَة ِ ا ْلمُق ََر ّبِيْنَ و َار َ‬ ‫ك وَرُسُل ِ َ‬‫اَن ْب ِيآِئ َ‬
‫ات‬ ‫الر ّا ِحم ِيْنَ اَلله ُ َ ّم ا ْغفِر ْ ل ِلْم ُْؤم ِنِيْنَ وَا ْلم ُْؤم ِن َ ِ‬
‫ات وَا ْلمُسْل ِمِيْنَ وَا ْلمُسْل ِم َ ِ‬ ‫حم َ َ‬
‫ك ي َا َأ ْر َ‬ ‫ن اِل َىيَو ْ ِم الد ِّي ْ ِن و َار َ‬
‫ْض ع ََن ّا مَعَه ُ ْم ب ِرَحْمَت ِ َ‬ ‫َ‬
‫الت ّاب ِع ِيْنَ لَه ُ ْم ب ِا ِحْ سَا ٍ‬
‫حّد َِي ّة َ و َان ْصُرْ م َنْ ن َصَر َ الدِّي ْ َ‬
‫ن و َاخْذ ُلْ‬ ‫ات الله ُ َ ّم َأ ع َ ِّز اْلِإ سْ لاَم َ وَا ْلمُسْل ِمِيْنَ وََأ ذِ َ ّ‬
‫ل الش ِّرْك َ وَا ْلم ُشْرِكِيْنَ و َان ْصُرْ عِبَادَك َ ا ْلمُو َ ِ‬ ‫ا َلاَحْ يآء ُ مِنْه ُ ْم وَا ْلاَمْو َ ِ‬
‫ن م َا‬
‫سو ْء َ اْلفِت ْنَة ِ وَا ْلمِح َ َ‬
‫ن وَ ُ‬
‫ل وَا ْلمِح َ َ‬ ‫ك ِإ لَى يَوْم َ الد ِّيْنِ‪ .‬الله ُ َ ّم ادْف َعْ ع ََن ّا اْلبَلا َء وَاْلو َبَاء و َ‬
‫َالز ّلاَزِ َ‬ ‫ل ك َل ِمَات ِ َ‬
‫ل ا ْلمُسْل ِمِيْنَ و َ دَمّ ِْر َأ عْد َاء َ الد ِّي ْ ِن و َاع ْ ِ‬
‫م َنْ خ َذ َ َ‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫حسَن َة ً‬ ‫خرَة ِ َ‬ ‫حسَن َة ً و َفِى ا ْلآ ِ‬ ‫َب اْلع َالم َي ِْنَ‪ .‬ر َب ّنَا آت ِنا َ فِى ال ُد ّن ْيَا َ‬
‫ن ا ْلمُسْل ِمِيْنَ عآ َمّة ً ي َا ر َ ّ‬
‫خآصّ ة ً وَسَاِئر ِ اْلبلُْد َا ِ‬ ‫َ‬ ‫ن ع َنْ بلََد ِن َا ا ِنْد ُون ِيْس َِي ّا‬ ‫ظه َر َ مِنْهَا وَم َا بَطَ َ‬
‫َ‬
‫ن و َ ي ْتآء ِ‬ ‫ن اْلخَاسِرِيْنَ‪ .‬عِبَاد َالله ِ ! ِإ َ ّ‬ ‫الن ّارِ‪ .‬ر َب ّنَا ظَلَم ْنَا اَنْفُسَنَا و َاإ ْن ل َ ْم تَغْفِر ْ لَنَا و َت َرْحَم ْنَا لَن َكُو ْنَنّ م ِ َ‬ ‫و َق ِنَا ع َذ َابَ َ‬
‫ل وَاْلِإ حْ سَا ِ ِإ‬ ‫ن الله َ ي َْأ م ُرُنَا ب ِاْلع َ ْد ِ‬
‫ن اْلف َحْ شآء ِ وَا ْلمُن ْكَر ِ وَاْلب َغْي يَعِظُك ُ ْم لَع َ ّلك ُ ْم ت َذ َ َك ّر ُ ْونَ و َاذْك ُر ُوا الله اْلعَظِي ْم َ ي َذْكُر ْك ُ ْم و َاشْ ك ُر ُ ْوه ُ عَلى َ نِعَمِه ِ ي َزِدْك ُ ْم وَلَذِك ْر ُ الله ِ‬ ‫ذِي اْلقُر ْبى َ و َي َ ْنهَى ع َ ِ‬
‫َ‬
‫َأ كْ بَرْ‬

‫‪Sumber: https://nu.or.id/khutbah/khutbah-jumat-lima-keistimewaan-bagi-umat-islam-di-bulan-ramadhan-‬‬
‫‪93jBu‬‬

Anda mungkin juga menyukai