Anda di halaman 1dari 3

Nama : Lailatu Fithriyatul Ulya

NIM : 0640101210007
Prodi : K3
Matkul : K3 Rumah Sakit

KEBIJAKAN KESELAMATAN KERJA KEBAKARAN

Menimbang :

1. Memastikan sumber daya manusia Rumah Sakit,


pasien,pendamping pasien, pengunjung, maupun lingkungan
Rumah Sakit aman dan selamat dari api dan asap.
2. Memastikan asset/properti Rumah Sakit (bangunan,
peralatan,dokumen penting, sarana) yang aman dan selamat dari
api dan asap.

Mengingat :

1. UU No.1 Tahun 1970 tentang Penanggulangan Kebakaran

K3 Penanggulangan Kebakaran pada pasal 3(1) huruf b,c,d,e,g.

2. Kepmenaker No. 186 tahun 1999 tentang personil K3


Penanggulangan Kebakaran (Tingkat DCBA), dan penyusunan rencana
tanggap darurat.

3. Permenaker No. 4 tahun 1980 tentang sarana proteksi aktif (APAR).

4. Permenaker No. 2 tahun 1983 tentang sarana proteksi aktif


(Detektor dan Instalasi Alaram Kebakaran).

5. Permenaker No. 11 tahun 1997 tentang sarana proteksi aktif


(Pemeriksaan Hidran dan Sprinkler Detektor Alaram).

6. Menaker No.11 tahun 1997 tentang sarana proteksi pasif yaitu


pemeriksaanya.

MEMUTUSKAN
Menetapkan :

1. Melakukan identifikasi area berisiko bahaya kebakaran dan ledakan


dengan membuat daftar potensi-potensi bahaya kebakaran yang ada
di semua area rumah sakit.

2. Pembetukan unit penanggulangan kebakaran berupa perencanaan


personil dan pemenuhan sarana.

3. Inventarisasi dan pengecekan sarana proteksi kebakaran pasif dan


aktif

proteksi kebakaran secara aktif, contohnya APAR, hidran, detektor api,


detektor asap, sprinkler, dan lain- lain.

4. Inventarisasi dan pengecekan sarana proteksi kebakaran secara


pasif, contohnya jalur evakuasi, pintu darurat, tangga darurat, tempat
titik kumpul aman, ram, kompartemen, dan lain-lain.

5. Pemetaan Area Berisiko Tinggi Kebakaran dan Ledakan berupa peta


area risiko tinggi ledakkan dan kebakaran, peta keberadaan alat
proteksi kebakaran aktif (APAR,hydrant), peta jalur evakuasi dan titik
kumpul aman dan denah lokasi di setiap gedung.

6. Melakukan sistim peringatan dini; tanda-tanda dan/ atau rambu


evakuasi seperti akses keluar, akses evakuasi, dan area tempat titik
kumpulaman.

7. Penyediaan alat evakuasi untuk gedung bertingkat.

8. Penempatan bahan mudah terbakar aman dari api dan panas di


tempat yang tahan api dan panas.

9. Pengaturan konstruksi gedung sesuai dengan prinsip keselamatan


dan Kesehatan Kerja, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

10. Penyimpanan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang mudah


terbakar dan gas medis.

11. Pelarangan bagi sumber daya manusia Rumah Sakit,pasien,


pendamping pasien, dan pengunjung yang dapat menimbulkan
kebakaran (peralatan masak-memasak) dan larangan merokok.

12. Inspeksi fasilitas/area berisiko kebakaran secara berkala.

13. Menyusun kebijakan, pedoman dan SPO terkait keselamatan


kebakaran.

14. Pengendalian kebakaran alat pemadam api ringan dan deteksi


asap dan api.
16. Memfasilitasi sistim alarm kebakaran seperti penyemprot air
otomatis (sprinkler), pintu darurat, jalur evakuasi, tangga darurat,
pengendali asap, tempat titik kumpul aman, penyemprot air manual
(Hydrant) dan pembentukan tim penanggulangan kebakaran.

17. Melakukan pelatihan dan sosialisasi simulasi kebakaran minimal


dilakukan 1 tahun sekali untuk setiap gedung.

Anda mungkin juga menyukai