Anda di halaman 1dari 26

DAFTAR ISI

Hai...KPA

PROSEDUR PENCAIRAN DANA APBN ..................................................... 1


Hai...PP-SPM

PENGAJUAN KIPS ........................................................................................ 4 Hai...PPK

PENGAJUAN PIN PP-SPM ........................................................................... 5 Hai...Bendahara

ONLINE MONITORING SPAN .................................................................... 8 Hai...Para Operator

IZIN REKENING ........................................................................................... 10 Jangan diabaikan buku sederhana ini


UANG PERSEDIAAN (UP) .......................................................................... 15

PENGAJUAN TUP ........................................................................................ 19

PENGAJUAN SPM GUP, PTUP DAN NIHIL ............................................. 21


Buku ini disusun sebagai pedoman
PEMBAYARAN LS ...................................................................................... 23

PEMBAYARAN PPNPN .............................................................................. 30 untuk pegawai yang mengelola

KOREKSI / RALAT SPM ............................................................................ 33


keuangan negara khususnya para
PENYETORAN KE KAS NEGARA ........................................................... 40

PROSESUR e-REKON (MANDIRI) ........................................................... 44


pejabat pengelola anggaran
LPj BENDAHARA ....................................................................................... 47
a. Fotokopi dokumen pelaksanaan anggaran; dan
PROSEDUR PENCAIRAN DANA APBN b. Surat permohonan persetujuan pembukaan rekening pemerintah sesuai format lampiran
PMK No : 182/PMK.05/2017
c. Surat Kuasa KPA/Pemimpin BLU kepada Kuasa BUN Pusat/Daerah sesuai format lampiran
PMK No : 182/PMK.05/2017
Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan No.PMK-190/PMK.05/2012 tanggal 29
3. KPA menunjuk petugas pengantar SPM dan Pengambilan SP2D (maksimal 3 orang).
Nopember 2012 tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran
Petugas yang ditunjuk adalah pejabat perbendaharaan atau PNS yang memahami
Pendapatan dan Belanja Negara, serta peraturan lainnya yang masih berlaku. Berikut langkah-
prosedur pencairan dana sesuai dengan PER-57/PB/2010 diubah dengan PER-
langkah yang harus dilakukan oleh satuan kerja setiap Awal Tahun Anggaran :
41/PB/2011 diubah dengan PER-88/PB/2011;
4. Menyampaikan surat penunjukan KIPS kepada KPPN (format Lampiran III PER-
Langkah-Langkah Awal Tahun Anggaran (di satker): 57/PB/2010), dilampiri :
a. Surat penunjukkan Petugas Pengantar SPM dan Pengambil SP2D dari KPA
1. Menetapkan Pejabat Perbendaharaan (KPA, PPK, PPSPM, Bendahara, dst) pada satker b. Foto copy SIM/KTP atau identitas lainnya.
dengan menerbitkan SK c. Foto berwarna terbaru ukuran 4 x 6
2. Meneliti DIPA untuk memastikan kebenaran baik jumlah dana atau akun yang 5. PPSPM melakukan registrasi pendaftaran PIN PPSPM sesuai PER-19/PB/2012,
digunakan, jika ada yang salah dan tidak sesuai segera lakukan revisi DIPA dilengkapi lampiran sebagai berikut :
a. Formulir Pendaftaran PIN PPSPM
3. Menyusun POK beserta jadwal kegiatan
b. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk
4. Menyusun rencana penarikan dana berdasarkan POK yang telah disusun c. Fotokopi dan asli SK penunjukan Pejabat Penanda tangan SPM
5. Mengajukan persetujuan pembukaan rekening untuk menampung APBN (khusus satker d. Materai Rp.6.000,- yang akan digunakan untuk membuat surat pernyataan dalam Formulir
baru) Pendaftaran PIN PPSPM
6. Menunjuk petugas pengantar SPM dan Pengambilan SP2D 6. Menyampaikan Pakta Integritas tahun anggaran berjalan (diperbaharui setiap awal tahun)
7. Menyampaikan dokumen syarat-syarat awal tahun anggaran ke KPPN Metro, antara lain dengen ketentuan :
sebagai berikut : a. Sudah ditandatangani oleh KPA dan diberi stempel
a. Copy SK Pengelola Perbendaharaan pada satuan kerja b. Dibuat dalam 3 (tiga) rangkap
b. PPSPM melakukan registrasi pendaftaran PIN PPSPM (khusus satker baru/jika terjadi c. Dicetak menggunakan kertas Buffalo warna Putih
perubahan PPSPM) d. Ukuran kertas adalah F4 (US Folio)
c. Menyampaikan Surat pernyataan bahwa Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) akan segera 7. Melakukan pencairan dana dengan menggunakan aplikasi yang disediakan, antara lain :
menyelesaikan rekonsiliasi Laporan Keuangan tahun sebelumnya a. Aplikasi GPP PNS (khusus satker KD yang ada pembayaran gaji);
d. Menyampaikan Spesimen Tanda Tangan b. Aplikasi BPP Polri (khusus satker POLRI);
e. Menyampaikan Surat Permohonan Penerbitan KIPS c. Aplikasi DPP (khusus satker TNI);
f. Menyampaikan Pakta Integritas yang ditandatangani oleh KPA (dibuat dalam 3 rangkap d. Aplikasi SAS (dahulunya bernama Aplikasi SPM);
dengan kertas buffalo putih ukuran F4) e. Aplikasi PIN PPSPM (untuk injeksi PIN pada ADK SPM).
8. Melaksanakan penyampaian Laporan Keuangan ke KPPN (LPJ Bendahara) dan
Langkah-Langkah Awal Pencairan Anggaran Negara (di KPPN): Rekonsiliasi dengan menggunakan :
a. Aplikasi SILABI (tergabung dalama aplikasi SAS);
b. Aplikasi SAIBA.
1. KPA menyampaikan surat keputusan penetapan pejabat perbendaharaan kepada Kepala
KPPN selaku Kuasa BUN beserta spesimen tanda tangan dan cap/stempel Satker, apabila
belum ada penunjukkan dapat mempergunakan pejabat yang lama dengan
memberitahukan kepada KPPN; (PMK-190/PMK.05/2012)
2. KPA mengajukan permohonan persetujuan pembukaan rekening pengeluaran sebagai
penampungan dana DIPA kepada KPPN sebagai Kuasa BUN (dalam hal satker yang
baru membuka rekening) sesuai PMK-182/PMK.05/2017

1 2
Pengajuan KIPS

Surat Pernyataan akan Menyelesaikan Rekonsiliasi S-117/PB/2018 Syarat mengajukan:


Permohonan Pengajuan KIPS Baru PER-57/PB/2010
1. Permohonan Pengajuan KIPS dari KPA sesuai PER-57/PB/2010
Dispensasi KIPS untuk Honorer (diajukan ke Kanwil 2. fotocoy Identitas Pribadi (KTP atau SIM)
PER-40/PB/2016
DJPb) 3. Foto 4 x 6 berwarna dan terbaru (soft copy dikirim ke email KPPN)
Kartu Spesimen Tanda Tangan (1 DIPA) –
Kartu Spesimen Tanda Tangan (2 DIPA) – Note :
Kartu Spesimen Tanda Tangan (Banyak DIPA) –
DASAR HUKUM : PER-57/PB/2010 tentang Tata Cara Penerbitan SPM dan SP2D
Pakta Integritas KPA dengan Kepala KPPN dan

Kanwil DJPb Dalam rangka penyampaian SPM dan pengambilan SP2D, Kuasa PA menunjuk petugas
Surat Pernyataan UP PMK-190/PMK.05/2012 pengantar SPM dan Pengambil SP2D. KIPS adalah Kartu Identitas Petugas Satker yang
fungsinya untuk penyampaian SPM dan Pengambilan SP2D serta keperluan lainnya
Pendaftaran AWAL PIN PPSPM satker baru PER-19/PB/2012 (maksimal 3 orang). Pemegang KIPS adalah Seorang PNS yang memahami Proses pencairan
Perubahan/Penggantian PPSPM karena mutasi, dll PER-19/PB/2012 dana di KPPN

Ketentuan :

1. Petugas ditunjuk oleh KPA dengan Surat Keputusan (SK);


2. Petugas dimaksud adalah pejabat perbendaharaan atau pegawai negeri yang memahami
prosedur pencairan dana;
3. Petugas yang ditunjuk dilakukan secara selektif dan sesuai kebutuhan, paling banyak 3
orang;
4. Surat penunjukan dibuat sesuai format, dan disampaikan kepada Kepala KPPN selaku
Kuasa BUN dengan dilampiri :
– Fotocopy KTP/SIM/Identitas lainnya;
– Foto berwarna terbaru berukuran 4×6.
5. KPPN mencetak KIPS dan menyampaikan kepda KPA dengan menggunakan Berita
Acara Penyampaikan KIPS;
6. Dalam hal terjadi perubahan petugas, KPA penyampaikan kembali surat penunjukan
beserta lampirannya kepada Kepala KPPN untuk dibuatkan KIPS.

3 4
Pengajuan PIN Penandatangan SPM
Siapa yang bertanggung jawab terhadap penggunaan PIN PPSPM?

PPSPM bertanggung jawab secara pribadi maupun jabatan atas penggunaan PIN PPSPM. Hal
ini karena PIN PPSPM bersifat rahasia dan hanya diketahui oleh PPSPM.

PPSPM melakukan registrasi dengan didampingi operator SPM dengan membawa laptop
untuk diinstall Aplikasi Injeksi PIN Satker. Dalam pelaksanaan registrasi ini PPSPM tidak
boleh diwakili.

Syarat registrasi awal PIN PPSPM yang harus disiapkan oleh satuan kerja :

1. Formulir Pendaftaran PIN PPSPM


2. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk
3. Fotokopi dan asli SK penunjukan Pejabat Penanda tangan SPM
Apakah PIN 4. Materai Rp.6.000,- yang akan digunakan untuk membuat surat pernyataan dalam
PPSPM itu? Formulir Pendaftaran PIN PPSPM

Personal Identification Number (PIN) PPSPM adalah Tanda Tangan Elektronik Pejabat Prosedur registrasi PIN PP-SPM adalah sebagai berikut :
Penanda Tangan SPM (PPSPM) yang berisi sederet angka yang diverifikasi autentikasinya
(keasliannya) oleh sistem pada KPPN. Tanda Tangan Elektronik digunakan sebagai alat 1. Menyerahkan persyaratan sebagaimana tersebut, kemudian Customer Service KPPN
verifikasi dan autentikasi sebagaimana dimaksud dalam Undang Undang Informasi dan Metro akan mengeceknya dan menuangkanya dalam check list kelengkapan
Transaksi Elektronik. PIN PPSPM yang dapat diterima aplikasi SP2D KPPN merupakan 2. Menandatangani surat pernyataan (disediakan di KPPN) yang telah dibubuhi materai
bentuk pernyataan bahwa SPM adalah benar telah diterbitkan dan ditandatangani oleh PPSPM 6000
satker bersangkutan. Proses penandatanganan dengan tanda tangan elektronik ini dilakukan 3. Sesuai dengan nomor yang didaftarkan, PPSPM akan menerima 2 (dua) SMS yang berisi
dengan dengan “Aplikasi Inject PINPPSPM” . PIN Awal (5 angka – 1 huruf) dan Lisensi/Register Aplikasi PIN PPSPM (24 digit kode).
4. Pengaktifan PIN PPSPM dilakukan langsung ke KPPN (petugas CSO) dengan cara
Dasar Pelaksanaan PINPPSPM : memasukkan PIN Awal (5 angka-1 huruf) dan menggantinya dengan PIN Baru (6 digit
angkat).
1. PMK Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka 5. SMS berhasil Aktivasi akan terkirim ke nomor HP PPSPM.
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara pasal Pasal 58 (2) : “… SPM 6. Meng-install aplikasi injeksi PIN PPSPM pada laptop yang telah dibawa
yang diterbitkan melalui system aplikasi SPM .. memuat Personal Identification Number 7. Memasukkan nama PPSPM, nomor HP yang didaftarkan, dan 24 digit kode
(PIN) PPSPM sebagai tanda tangan elektronik pada ADK SPM dari penerbit SPM yang Lisensi/Register PIN PPSPM lalu klik Enter License
sah.” 8. Inject ADK SPM sesuai dengan PIN Baru (6 digit angkat) yang tadi sudah dimasukkan
2. Perdirjen Perbendaharaan No : PER-19/PB/2012 tanggal 11 Mei 2012 tentang JUKNIS di petugas CSO
PENERAPAN TANDA TANGAN ELEKTRONIK PADA ARSIP DATA KOMPUTER
SURAT PERINTAH MEMBAYAR

5 6
Bagaimana Jika terdapat Pergantian atau Perubahan PPSPM? ONLINE MONITORING SPAN

Lakukan penonaktifan PIN PPSPM lama dan lakukan Pendaftaran PIN PPSPM baru dengan
membuat : Permintaan User OM SPAN

1. Formulir Penggantian PIN PPSPM karena Mutasi, dll. OM SPAN (online monitoring SPAN) adalah Aplikasi berbasis WEB yang dapat diakses
2. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk melalui jaringan Intranet dan Internet yang digunakan untuk melakukan monitoring transaksi
3. Fotokopi dan asli SK penunjukan Pejabat Penanda tangan SPM SPAN dan menyajikan reporting sesuai kebutuhan.
4. Materai Rp.6.000,- yang akan digunakan untuk membuat surat pernyataan dalam
Formulir Pendaftaran PIN PPSPM KONSEP APLIKASI :
Memindahkan data dari SERVER SPAN sesuai kebutuhan, penarikan data bersifat
Prosedur selanjutnya sama dengan prosedur pendaftaran PIN PPSPM sebelumnya. Apabila incremental baik dilakukan dengan menjalan batch dalam setiap jam maupun batch pada akhir
terjadi pergantian PPSPM atau perubahan data pribadi PPSPM (misal nomor handphone yang hari. Dengan Aplikasi ini user pada KPPN / Satker Tidak perlu melakukan akses langsung ke
didaftarkan), satker segera melaporkan perubahan tersebut ke KPPN. Dalam hal sistem SPAN tapi dapat menggunakan komputer lain/mobile device. Aplikasi ini
perubahan/pergantian tidak dilaporkan maka KPPN tidak bertanggung jawab atas transaksi dikembangkan secara inhouse oleh Tim pada Direktorat DTP, sehingga jika dibutuhkan
keuangan negara terkait dengan penggunaan data PPSPM yang belum dimutakhirkan. pengembangan kedepannya dapat dilakukan secara cepat.

Berkenalan dengan OM SPAN


Pendaftaran AWAL PIN PPSPM satker baru PER-19/PB/2012
Penggantian PPSPM karena mutasi, dll PER-19/PB/2012 Dalam rangka memberikan layanan informasi yang cepat, akurat, terinci dan terintegrasi
Perubahan Data PPSPM PER-19/PB/2012 mengenai implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN), Ditjen
Perbendaharaan telah mengembangkan suatu aplikasi berbasis web yang dinamakan Aplikasi
Penonaktifan PIN oleh PPSPM PER-19/PB/2012 Online Monitoring Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (Aplikasi OM-SPAN).
Aplikasi OM-SPAN dapat diakses dengan mengetikkan alamat web
http://spanint.kemenkeu.go.id pada browser di komputer/laptop/smartphone yang tersambung
dengan jaringan internet.

Untuk login ke dalam aplikasi tersebut, telah disediakan user dan password untuk seluruh
satker per-DIPA. User dan password dapat diperoleh dengan terlebih dahulu mengajukan
persyaratan dengan format dan lampiran sebagaimana diatur dalam Peraturan Dirjen
Perbendaharaan Nomor PER-41/PB/2014 tentang Penggunaan Aplikasi Online Monitoring
Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara, dengan mekanisme sbb :

1. Surat Permohonan Pembuatan User ID dan Password Aplikasi Online Monitoring


SPAN;
2. Form Isian/Data Pengguna Aplikasi OM-SPAN Level SATKER;

Melalui Aplikasi OM-SPAN, Satker dapat mengetahui status invoice/Surat Perintah


Membayar (SPM) apakah ditolak atau sudah diproses dan diterbitkan Surat Perintah Pencairan

7 8
Dana (SP2D)-nya oleh KPPN, termasuk informasi mengenai status penyaluran dana SP2D Izin Rekening
tersebut apakah sukses ataukah terjadi Retur.
Dasar Hukum
Adapun fungsi Aplikasi OM-SPAN berdasarkan tiap modul yang tersedia antara lain:
PMK No : 182/PMK.05/2017 tanggal 29 November 2017 tentang Pengelolaan Rekening
1. Modul Penganggaran
Milik Satuan Kerja Lingkup Kementerian Negara/Lembaga
Untuk mengetahui informasi revisi DIPA, realisasi dan sisa pagu, termasuk
informasi mengenai penolakan revisi DIPA karena menyebabkan pagu minus
Pendahuluan
2. Modul Komitmen
Untuk mengetahui iformasi tentang data supplier Berdasarkan Pasal 20 Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang
Negara/Daerah, jenis Rekening yang dapat dibuka oleh Kementerian Negara/ Lembaga
3. Modul Pembayaran adalah:
Untuk mengetahui status Payment Management Resume Tagihan (PMRT), 1 . Rekening Penerimaan.
mencetak daftar SP2D dan rekap penerbitan SP2D serta Karwas UP/TUP Rekening Penerimaan adalah Rekening g1ro pemerintah pada Bank Umum yang
dipergunakan untuk menampung uang pendapatan negara dalam rangka pelaksanaan
4. Modul Penerimaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara pada Kementerian Negara/ Lembaga/ Satuan
Untuk monitoring potongan SPM, realisasi pendapatan per Akun, juga dapat Kerja.
digunakan untuk mengetahui NTPN yang benar atas transaksi setoran yang telah
dilakukan dan unduh ADK konfirmasi/koreksi penerimaan negara 2 . Rekening Pengeluaran .
Rekening Pengeluaran adalah Rekening giro pemerintah pada Bank Umum yang
5. Modul Bank dipergunakan untuk menampung uang bagi keperluan belanj a negara dalam rangka
Untuk monitoring status SP2D termasuk informasi mengenai Retur SP2D pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanj a Negara pada Kementerian Negara/ Lembaga/
Satuan Kerja, termasuk didalamnya Rekening Pengeluaran Pembantu.
6. Referensi
3 . Rekening Lainnya;
Selain fungsi monitoring tersebut Satker juga dapat mengetahui kode Satker, kode KPPN dan
Rekening Lainnya adalah Rekening g1ro atau deposito pada Bank Umum yang dipergunakan
kode Akun yang benar dengan memanfaatkan menu Referensi yang telah disediakan.
untuk menampung uang yang tidak dapat ditampung pada Rekening Penerimaan dan
Rekening Pengeluaran berdasarkan tugas dan fungsi Kementerian Negara/Lembaga/Satuan
Mengingat betapa bergunanya tersebut diharapkan seluruh Satker yang telah menerima user & Kerja.
password Aplikasi OM-SPAN dapat mengoptimalkan penggunaan aplikasi dimaksud demi
kelancaran pelaksanaan APBN dan penyusunan laporan keuangan.
Kewenangan KPPN

KPPN mempunyai kewenangan untuk menerbitkan ijin pembukaan rekening sebagai berikut:
 Rekening Bendahara Penerimaan
 Rekening Bendahara Pengeluaran
 Rekening Penampungan Hibah Langsung
 Rekening Milik Badan Layanan Umum (BLU)

9 10
Sebagai bagian dari upaya pengendalian Rekening milik Satuan Kerja lingkup Rekening yang dibuka oleh satuan kerja harus diberi nama sesuai dengan format :
Kementerian Negara/ Lembaga, maka KPPN melakukan rekonsiliasi tingkat daerah
paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya dengan Satuan Kerja dan Bank Umum mitra Rekening Penerimaan dibuka dengan menggunakan nama: “BPN (kode KPPN mitra
kerja KPPN. kerja) (nama kantor)”

Persyaratan Persetujuan Izin Rekening Rekening Pengeluaran dibuka dengan menggunakan nama: “BPG (kode KPPN mitra
kerja) (nama kantor)”
1. Pembukaan Rekening Satker pada Kementerian Negara/Lembaga
Pengajuan dan persyaratannya sebagai berikut : Rekening Pengeluaran Pembantu dibuka menggunakan nama: “BPP (kode KPPN mitra
1. Surat permohonan persetujuan pembukaan rekening pemerintah sesuai format lampiran kerja) (nama kantor)”
PMK No : 182/PMK.05/2017
2. Surat Kuasa KPA/Pemimpin BLU kepada Kuasa BUN Pusat/Daerah sesuai format Rekening Lainnya berupa Rekening Penyaluran Dana Bantuan dibuka dengan
lampiran PMK No : 182/PMK.05/2017 menggunakan nama: “RPL (kode KPPN mitra kerja) DB (nama Satuan Kerja)
3. Surat persetujuan pembukaan Rekening yang diterbitkan oleh Kuasa BUN di Daerah untuk . . . . “
(KPPN) berlaku selama 15 (lima belas) hari kerja sejak tanggal penerbitan
4. Laporan setelah membuka rekening
2. Rekening Khusus untuk menampung dana Hibah Langsung
KPA/ Kepala Satuan Kerja/ Pimpinan BLU harus menyampaikan laporan pembukaan
Satu rekening hibah langsung untuk satu register Rekening kepada Kuasa BUN di Daerah paling lambat:
Melampirkan paling sedikit : 20 (dua puluh) hari kerja sejak terbitnya surat persetujuan pembukaan Rekening; dan
1. Surat permohonan persetujuan pembukaan rekening pemerintah sesuai format lampiran 10 (sepuluh) hari kerj a sej ak pembukaan rekening pengelolaan kas BLU dalam bentuk
PMK No : 182/PMK.05/2017 deposito .
2. Surat Kuasa KPA/Pemimpin BLU kepada Kuasa BUN Pusat/Daerah sesuai format
lampiran PMK No : 182/PMK.05/2017
5. Pendebitan Rekening
3. Salinan/copy surat penerbitan nomor register hibah.
Pendebitan Rekening milik Satuan Kerja lingkup Kementerian Negaraj Lembaga dilakukan
3. Penamaan Rekening dengan menggunakan :
Nama kantor yang disebut pada nama rekening harus sama dengan nama satker dalam Layanan Perbankan Secara Elektronik, yaitu :
DIPA yang dilampirkan dalam persyaratan. Internet Banking
Apabila jumlah karakter nama satker melebihi jumlah karakter dalam sistem bank/kantor Kartu Debit
pos, maka diperkenankan untuk menyingkat nama satker dengan singkatan yang lazim. Cek/bilyet giro.

Jika kode untuk jenis rekening ( tiga huruf pertama) hanya bisa dilakukan dengan huruf Layanan Perbankan Secara Elektronik berupa Kartu Debit dikecualikan untuk Rekening
capital semua, maka pemberian nama rekening disesuaikan dengan sistem pada bank/ Penerimaan
kantor pos.

11 12
Perubahan Nama Rekening Rekonsiliasi Rekening

KPA/Kepala Satuan Kerja/Pimpinan BLU dapat mengajukan permohonan persetujuan KPPN melakukan rekonsiliasi data Rekening tingkat daerah di wilayah kerjanya setiap bulan
perubahan nama Rekening kepada Kuasa BUN di Daerah (KPPN) dalam hal terjadi perubahan dengan :
nomenklatur nama Satuan Kerja tanpa mengubah tujuan penggunaan Rekening dimaksud dan
hal-hal lain. Atas permohonan persetujuan perubahan Rekening dimaksud, Kuasa BUN di Satuan Kerja Lingkup Kementerian Negaraj Lembaga
Daerah (KPPN) kemudian menerbitkan Surat Perubahan Nama Rekening yang ditujukan Kantor cabang Bank Umum di wilayah kerj anya setiap bulannya
kepada Bank Umum tempat Rekening dibuka.
Sanksi
Perubahan Bank tempat rekening dibuka (pindah Bank)
Kuasa BUN di Daerah (KPPN) dapat mengenakan sanksi blokir Rekening dalam hal
KPA/Kepala Satuan Kerja/Pimpinan BLU dapat mengajukan permohonan perubahan KPA/Kepala Satuan Kerja/Pimpinan BLU tidak menyampaikan laporan saldo Rekening
bank tempat Rekening dibuka setelah mendapat persetujuan dari Kuasa BUN di Daerah
Kuasa BUN di daerah berwenang menutup Rekening milik Satuan Kerja lingkup Kementerian
dengan tahapan sebagai berikut :
Negara/ Lembaga paling lambat 1 (satu) tahun sejak Rekening dikategorikan sebagai
KPA/Kepala Satuan Kerja/Pimpinan BLU mengajukan surat permohonan persetujuan
Rekening pasif.
perubahan bank tempat pembukaan Rekening kepada Kepala KPPN di Daerah;
KPA/Kepala Satuan Kerja/Pimpinan BLU membuka Rekening pada Bank Umum setelah
Persetujuan Pembukaan Rekening PMK-182/PMK.05/2017
mendapat surat persetujuan perubahan bank tempat pembukaan Rekening dari Kepala
KPPN;
KPA/Kepala Satuan Kerja/Pimpinan BLU memindahkan saldo dari Rekening lama ke Laporan Pembukaan Rekening PMK-182/PMK.05/2017
Rekening baru;
KPA/Kepala Satuan Kerja/Pimpinan BLU menutup Rekening lama; Permohonan Perubahan Nama Rekening PMK-182/PMK.05/2017
KPA/Kepala Satuan Kerja/Pimpinan BLU melaporkan pembukaan Rekening baru dan
melaporkan penutupan Rekening lama kepada Kepala KPPN (ditembuskan ke Kanwil & Permohonan Perubahan Bank PMK-182/PMK.05/2017
eselon I masing-masing).
Laporan Penutupan Rekening PMK-182/PMK.05/2017
Pelaporan Saldo Rekening ke KPPN

KPA/ Kepala Satuan Kerja/Pimpinan BLU wajib melaporkan saldo seluruh Rekening Laporan Saldo Rekening PMK-252/PMK.05/2014
yang dikelolanya setiap bulan kepada Kuasa BUN di Daerah paling lambat tanggal 10
(sepuluh) bulan berikutnya.
Dalam hal tanggal 10 (sepuluh) jatuh pada hari libur, penyampaian laporan saldo
Rekening dilaksanakan pada hari kerja sebelumnya.
Laporan Saldo Rekening harus dipisahkan antara Rekening yang dibuk aatas
permohonan dari :
 KPA/Pimpinan BLU; dan
 Kepala Satuan Kerja.

13 14
UANG PERSEDIAAN (UP)  Frekuensi penggantian UP tahun yang lalu lebih dari rata-rata 1 (satu) kali dalam 1 (satu)
RM / PNBP bulan selama 1 (satu) tahun.
 kebutuhan penggunaan UP dalam 1 (satu) bulan yang melampaui besaran UP.

Ketentuan Umum dalam Uang Persediaan (UP) : KPA dapat mengajukan UP dalam bentuk UP tunai sebesar 100% apabila memiliki
pagu jenis belanja Satker yang dapat dibayarkan melalui UP hanya sampai dengan Rp.
 Untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari. 2.400.000.000,- (dua miliar empat ratus juta rupiah).
 Untuk membiayai pengeluaran yang tidak dapat dilakukan melalui mekanisme
Pembayaran LS. Pembayaran kepada 1 (satu) penerima/penyedia barang/jasa paling banyak sebesar Rp.
 KPA mengajukan UP kepada KPPN sebesar kebutuhan operasional Satker dalam 1 50.000.000,-.
(satu) bulan yang direncanakan dibayarkan melalui UP. Saldo kas tunai BP/BPP pd akhir hari kerja paling banyak Rp. 50.000.000,- .
 UP dapat diberikan untuk pengeluaran-pengeluaran:
Belanja Barang (akun 52); Penggantian UP (SPM-GUP) dapat dilakukan jika dana UP telah dipergunakan paling
Belanja Modal (akun 53); sedikit 50% (lima puluh persen).
Belanja Lain-lain (akun 58). Untuk Bendahara Pengeluaran yang dibantu oleh beberapa BPP, dalam pengajuan UP
UP yang diajukan berupa : tunai ke KPPN harus melampirkan daftar rincian yang menyatakan jumlah uang yang
dikelola oleh masing-masing BPP.
 UP Tunai adalah UP yang diberikan dalam bentuk uang tunai kepada Bendahara
Pengeluaran/BPP melalui rekening Bendahara Pengeluaran/BPP yang sumber dananya Terkait dengan teguran dalam pengelolaan Uang Persediaan, dirubah menjadi sebagai
berasal dari rupiah murni. berikut :
 UP Kartu Kredit Pemerintah adalah uang muka kerja yang diberikan dalam bentuk  Dalam 1 (satu) bulan sejak SP2D-UP diterbitkan, jika satker tidak mengajukan
batasan belanja (limit) kredit kepada Bendahara Pengeluaran/BPP yang penggunaannya penggantian UP maka Kepala KPPN menyampaikan surat pemberitahuan kepada KPA
dilakukan dengan kartu kredit pemerintah untuk membiayai kegiatan operasional sehari- (sesuai format dalam PMK-190).
hari Satker atau membiayai pengeluaran yang menurut sifat dan tujuannya tidak  Dalam 1 (satu) bulan sejak disampaikan surat pemberitahuan belum dilakukan pengajuan
mungkin dilakukan melalui mekanisme Pembayaran LS yang sumber dananya berasal penggantian UP (revolving UP), maka Kepala KPPN akan memotong UP sebesar 25%.
dari rupiah murni.
Sudah menyelesaikan kewajiban administrasi Tahun Anggaran Sebelumnya, antara
Proporsi pengajuan UP ke KPPN adalah sebagai berikut : lain :
 Besaran UP tunai sebesar 60% (enam puluh persen) dari besaran UP.  Sisa UP/TUP tahun anggaran sebelumnya sudah nihil;
 Besaran UP kartu kredit pemerintah sebesar 40% (empat puluh persen) dari besaran UP.  Sudah melakukan rekonsiliasi UAKPA bulan Desember TA sebelumnya;
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan atas permintaan KPA,  Sudah menyampaikan LPJ Bendahara bulan Desember TA sebelumnya;
dapat memberikan persetujuan terhadap :  Sudah menyampaikan syarat-syarat awal tahun anggaran (SK Pejabat Pengelola
Keuangan, Spesimen Tanda Tangan, PIN PPSPM, dan Permohonan KIPS)
Perubahan UP melampaui besaran UP.
 Pemberian UP diberikan paling banyak (dihitung dari pagu akun 52, 53, dan 58) :
Perubahan proporsi besaran UP tunai yang lebih besar sebagaimana dimaksud dengan
 Rp. 100.000.000 (seratus juta rupiah) untuk pagu jenis belanja yang bisa dibayarkan melalui
mempertimbangkan : UP sampai dengan Rp2.400.000.000;

15 16
 Rp. 200.000.000 (dua ratus juta rupiah) untuk pagu jenis belanja yang bisa dibayarkan Ketentuan Khusus SPM-UP Dana PNBP :
melalui UP di atas Rp2.400.000.000 sampai dengan Rp6.000.000.000 ;
 Rp. 500.000.000 (lima ratus juta rupiah) untuk pagu jenis belanja yang bisa dibayarkan Dalam hal realisasi PNBP melampaui target dalam DIPA, penambahan pagu dalam
melalui UP di atas Rp6.000.000.000 . DIPA dilaksanakan setelah mendapat persetujuan Menteri Keuangan c.q Direktur
Syarat SPM-UP RUPIAH MURNI : Jenderal Anggaran.
Pembayaran UP/TUP untuk Satker Pengguna PNBP dilakukan terpisah dari UP/TUP
1. SPM 2 rangkap dan ADK SPM yang berasal dari Rupiah Murni.
2. Surat Pernyataan UP dari KPA Satker pengguna PNBP dapat diberikan UP sebesar 20% (dua puluh persen) dari realisasi
3. Surat Pernyataan akan Menyelesaikan Rekonsiliasi PNBP yang dapat digunakan sesuai pagu PNBP dalam DIPA maksimum sebesar
Rp500.000.000,-
Satker pengguna PNBP yang belum memperoleh Maksimum Pencairan (MP) dana
Jenis Sifat
Jenis Uraian PNBP dapat diberikan UP sebesar maksimal 1/12 (satu perduabelas) dari pagu dana
SPM Akun Kelengkapan
Pembayaran Pembayarn SPM PNBP pada DIPA, maksimal sebesar Rp200.000.000,-
Penggantian UP atas pemberian UP dilakukan setelah Satker pengguna PNBP
10 4 1 “Penyediaan 1. Surat
Pernyataan UP memperoleh Maksimum Pencairan (MP) dana PNBP paling sedikit sebesar UP yang
825111 Uang
Dana Pengeluaran Dana Uang (sesuai Lamp diberikan.
(RM) Persediaan
UP(UYHD) Transito Persediaan Rupiah PMK 190/2012) Sisa Maksimum Pencairan (MP) dana PNBP tahun anggaran sebelumnya dari Satker
2. Surat
Murni Satker Pernyataan akan pengguna, dapat dipergunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan tahun anggaran
…………. Menyelesaikan berjalan setelah DIPA disahkan dan berlaku efektif.
TA 20…. Rekonsiliasi Dana yang berasal dari PNBP dapat dicairkan maksimal sesuai formula sebagai berikut:
sesuai SPP 3. Copy
No…. persetujuan MP = (PPP x JS) – JPS
Tanggal rekening dari MP : Maksimum Pencairan
……” KPPN (untuk
PPP : proporsi pagu pengeluaran terhadap pendapatan sesuai dengan yang ditetapkan oleh Menteri
rekening
bendahara baru) Keuangan
JS : jumlah setoran
JPS : jumlah pencairan dana sebelumnya sampai dengan SPM terakhir yang diterbitkan

Syarat SPM-UP DANA PNBP :


1. Surat Pernyataan UP dari KPA
2. Bukti setor PNBP yang telah dikonfirmasi oleh KPPN; dan
3. Daftar Perhitungan Jumlah Maksimum Pencairan (MP) dibuat sesuai format dalam
Lampiran XVII PMK-190/PMK.02/2012.

17 18
Jenis Sifat Dalam hal TUP sebelumnya belum dipertanggungjawabkan seluruhnya dan/atau belum
Jenis Uraian disetor ke kas negara KPPN dapat menyetujui permintaan TUP berikutnya setelah
SPM Pembayaran Akun Kelengkapan
Pembayaran SPM mendapat persetujuan Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan
“Penyediaan 1. Surat Dalam hal selama 1 (satu) bulan sejak SP2D TUP diterbitkan belum dilakukan
10 4 1 Pernyataan UP pengesahan dan pertanggungjawaban TUP, Kepala KPPN menyampaikan surat teguran
Dana Pengeluaran Dana Uang 825113 Uang
Persediaan (sesuai Lamp kepada KPA (sesuai format)
UP(UYHD) Transito Persediaan (PNBP) PMK-
Rupiah Sisa TUP yang tidak habis digunakan harus disetor ke Kas Negara paling lambat 2 (dua)
190/2012)
PNBP 2. Copy hari kerja setelah batas waktu
Satker persetujuan Untuk perpanjangan pertanggungjawaban TUP melampaui 1 (satu) bulan, KPA
…………. rekening dari mengajukan permohonan persetujuan kepada Kepala KPPN
TA 20…. KPPN (untuk
sesuai SPP rekening
Kepala KPPN memberikan persetujuan perpanjangan pertanggungjawaban TUP dengan
No…. bendahara pertimbangan:
Tanggal baru) 1. KPA harus mempertanggungjawabkan TUP yang telah dipergunakan
……” 3. Daftar 2. KPA menyampaikan pernyataan kesanggupan untuk mempertanggungjawabkan sisa
Perhitungan TUP tidak lebih dari 1 (satu) bulan berikutnya (sesuai format)
Jumlah MP
(sesuai Lamp Syarat SPM-TUP :
XVII PMK-
190/2012) 1. SPM 2 rangkap dan ADK SPM
2. Surat Persetujuan Pemberian TUP dari Kepala KPPN
3. Maksimum Pencairan Dana (MP) khusus untuk dana PNBP

Pengajuan SPM TUP Jenis Sifat


Jenis Uraian
SPM Pembayaran Akun Kelengkapan
Ketentuan dalam TUP (Tambahan Uang Persediaan) : Pembayaran SPM

TUP dapat diajukan dalam hal sisa UP pada Bendahara Pengeluaran tidak cukup tersedia 10 4 2 825511 “Penyediaan Asli surat
untuk membiayai kegiatan yang sifatnya mendesak/tidak dapat ditunda. Tambahan (RM) Tambahan Persetujuan
Dana Pengeluaran Uang
digunakan dan dipertanggungjawabkan paling lama 1 (satu) bulan sejak tanggal SP2D Uang TUP dari
UP(UYHD) Transito Persediaan Kepala KPPN
diterbitkan Persediaan 825513 (Rupiah
tidak digunakan untuk kegiatan yang harus dilaksanakan dengan pembayaran LS. (PNBP) Murni/PNBP
Pengajukan Permohonan TUP kepada Kepala KPPN selaku Kuasa BUN disertai : *) Satker
…………
1. Surat Permohonan TUP dari KPA; sesuai SPP
2. Surat Pernyataan TUP dari KPA; No….
3. Rincian Rencana Penggunaan TUP; Tanggal
surat yang memuat syarat penggunaan TUP (sesuai format) ……”
*) pilih
salah satu

19 20
PENGAJUAN SPM GUP, PTUP & NIHIL
Akun
SPM-GUP adalah surat perintah membayar yang diterbitkan oleh PPSPM dengan membebani Jenis Jenis Sifat
Untuk Potongan Uraian SPM
DIPA, yang dananya dipergunakan untuk menggantikan uang persediaan yang telah dipakai.
SPM Pembayaran Pembayaran
SPM-GUP dapat diberikan apabila dana UP telah dipergunakan paling sedikit 50% dari dana
UP yang diterima. “Penggantian Uang
05 1 3 Persediaan untuk
SPM-GUP Nihil adalah surat perintah membayar penggantian uang persediaan nihil yang SPM- Ganti Pengeluaran Penggantian Keperluan Belanja
diterbitkan oleh PPSPM sebagai pertanggungjawaban UP dengan membebani DIPA. –
GUP UP Anggaran UP …. (Barang/Modal/
Lain-lain) sesuai SPP
SPM PTUP adalah surat perintah membayar pertanggungjawaban uang persediaan yang No…. Tanggal ……”
diterbitkan oleh PPSPM sebagai pertanggungjawaban TUP dengan membebani DIPA. “Pertanggungjawaba
815511 n Tambahan Uang
Pembayaran yang dapat dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran kepada satu rekanan tidak
SPM- 05 1 (RM) Persediaan untuk
boleh melebihi Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) kecuali untuk pembayaran honorarium
Ganti Pengeluaran
6 Keperluan Belanja
dan perjalanan dinas. PTUP PTUP
UP Anggaran 815513 …. (Barang/Modal
Nihil
(PNBP) /Lain-lain) sesuai
SPM-GUP :
SPP No…. Tanggal
1. SPM 2 rangkap ……”
2. ADK SPM yang sudah diinject PIN oleh PPSPM “Penggantian Uang
Persediaan untuk
SPM-GUP-Nihil / PTUP-Nihil : 815111 Keperluan Belanja
SPM-
GUP 05 1 5
(RM) …. (Barang/Modal/
1. SPM 2 rangkap Ganti Pengeluaran Lain-lain) sebagai
Nihil Nihil
2. ADK SPM yang sudah diinject PIN oleh PPSPM UP Anggaran 815113 pengesahan atas
(Nihil
3. Copy bukti setor jika masih ada sisa UP/TUP yang dikembalikan kepada Negara (PNBP) pertanggungjawaban
UP)
UP tahun anggaran
Catatan : Potongan SPM GU-Nihil dan atau SPM PTUP mencantumkan kode BA Es I … sesuai SPP No….
sesuai kode BA Es I satuan kerja yang bersangkutan bukan 999.99. Tanggal ……”

21 22
LANGSUNG (LS) D. GAJI BULAN KE-13:
1. SPM 2 lembar beserta Arsip Data Komputer (ADK)nya;
2. Daftar Perubahan Data Pegawai beserta ADK Perubahan Data Pegawai (.PRB);
3. ADK Gaji (.GPP);
I. SPM untuk Pembayaran langsung (LS) Belanja Pegawai :
4. Surat Setoran Pajak (SSP)
5. Daftar Rekening Terlampir (penerima lebih dari 1 pegawai);
A. GAJI INDUK :
1. SPM 2 lembar beserta Arsip Data Komputer (ADK)nya; E. GAJI TERUSAN:
2. Daftar Perubahan Data Pegawai beserta ADK Perubahan Data Pegawai (.PRB);
1. SPM 2 lembar beserta Arsip Data Komputer (ADK)nya dan Uraian dalam SPM
3. ADK Gaji (.GPP);
mencantumkan gaji terusan ke-berapa dan bulan gaji terusan dimaksud;
4. Surat Setoran Pajak (SSP);
2. Daftar Perubahan Data Pegawai beserta ADK Perubahan Data Pegawai (.PRB);
5. Daftar Rekening Terlampir (penerima lebih dari 1 pegawai);
3. ADK Gaji (.GPP);
6. Apabila pegawai baru (CPNS):
4. Surat Setoran Pajak (SSP)
7. ADK kirim pegawai baru (.krm) setelah SK,SPMT, data keluarga direkam pada aplikasi GPP
5. Daftar Rekening Terlampir (penerima lebih dari 1 pegawai);
dengan lengkap dan benar.
8. Bila Pegawai Baru Pindahan:
F. UANG MUKA GAJI :
9. ADK kirim pegawai baru (.krm)
1. SPM 2 lembar beserta Arsip Data Komputer (ADK)nya;
B. KEKURANGAN GAJI : 2. Daftar Perubahan Data Pegawai beserta ADK Perubahan Data Pegawai (.PRB);
3. ADK Gaji (.GPP);
1. SPM 2 lembar beserta Arsip Data Komputer (ADK)nya;
4. Daftar Rekening Terlampir (penerima lebih dari 1 pegawai);
2. Daftar Perubahan Data Pegawai beserta ADK Perubahan Data Pegawai (.PRB);
3. ADK Gaji (.GPP);
G. UANG LEMBUR :
4. Surat Setoran Pajak (SSP)
5. Daftar Rekening Terlampir (penerima lebih dari 1 pegawai); 1. SPM-LS Belanja Pegawai Gaji dalam rangkap 2 (dua)
2. Uraian dalam SPM menyebutkan bulan pelaksanaan lembur beserta nomor dan tanggal SPK
C. GAJI SUSULAN: Lembur
1. Gaji Susulan Pegawai Pindahan/Baru (Jika belum pernah masuk Gaji Induk): 3. Daftar Rekening Terlampir (penerima lebih dari 1 pegawai) dari Aplikasi SAS
2. SPM 2 lembar beserta Arsip Data Komputer (ADK)nya; 4. ADK SPM dari Aplikasi SAS yang telah diinjeksi PIN oleh PPSPM (*.spm)
3. Daftar Perubahan Data Pegawai beserta ADK Perubahan Data Pegawai (.PRB); 5. Surat Setoran Pajak (SSP)
4. ADK Gaji (.GPP); 6. Daftar Rekapitulasi pembayaran Uang Lembur
5. Surat Setoran Pajak (SSP)
6. Daftar Rekening Terlampir (penerima lebih dari 1 pegawai); H. UANG MAKAN :
7. ADK kirim pegawai pindahan (.krm) 1. SPM-LS Belanja Pegawai Gaji dalam rangkap 2 (dua)
8. Gaji Susulan Pegawai Pindahan/Baru (Jika belum sudah masuk Gaji Induk): 2. Uraian dalam SPM menyebutkan bulan pelaksanaan lembur beserta nomor dan tanggal SPK
9. SPM 2 lembar beserta Arsip Data Komputer (ADK)nya; Lembur
10. Daftar Perubahan Data Pegawai beserta ADK Perubahan Data Pegawai (.PRB); 3. Daftar Rekening Terlampir (penerima lebih dari 1 pegawai) dari Aplikasi SAS
11. ADK Gaji (.GPP); 4. ADK SPM dari Aplikasi SAS yang telah diinjeksi PIN oleh PPSPM (*.spm)
12. Surat Setoran Pajak (SSP) 5. Surat Setoran Pajak (SSP)
13. Daftar Rekening Terlampir (penerima lebih dari 1 pegawai); 6. Daftar Rekapitulasi pembayaran Uang Makan

23 24
I. HONORARIUM TETAP (HONOR 51)/VAKASI/TUNJANGAN PROFESI/TUNJANGAN Sifat
TAMBAHAN PENGHASILAN NON SERTIFIKASI/UANG KEHORMATAN, DSB: Jenis SPM Jenis
Pembayaran Akun Uraian SPM
Pembayaran
1. SPM-LS Belanja Pegawai Gaji dalam rangkap 2 (dua)
2. Uraian dalam SPM menyebutkan bulan pelaksanaan lembur beserta nomor dan tanggal SPK “Pembayaran
Lembur Belanja Pegawai
3. Daftar Rekening Terlampir (penerima lebih dari 1 pegawai) dari Aplikasi SAS berupa … (Gaji
4. ADK SPM dari Aplikasi SAS yang telah diinjeksi PIN oleh PPSPM (*.spm) Induk/Gaji
5. Surat Setoran Pajak (SSP) Susulan/Kekurangan
6. Daftar Rekapitulasi pembayaran Honorarium/Tunjangan 01-04 1 4 Gaji/Gaji Terusan/
Khusus dengan Pengeluaran Pembayaran sesuai Uang Makan/Uang
KETENTUAN LAIN-LAIN : GPP/BPP/DPP Anggaran Langsung pembebanan Lembur) Sesuai
Daftar Gaji No ….
o Pengangkatan dalam jabatan tidak boleh berlaku surut (terutama dalam jabatan Tanggal …., Untuk
Bulan …. Tahun ….
pertama)
dan sesuai SPP
o Untuk pejabat struktural, bulan pertama tugas belajar tunjangan jabatan hilang No…. Tanggal
o Tanggal pertama SK pengangkatan menjadi PNS tidak boleh melebihi tanggal TMT SK ……”
o Anak dinyatakan dewasa umur 21 tahun apabila tidak kuliah, dan 25 tahun apabila
sekolah dengan ketentuan harus melampirkan Surat Keterangan Masih Kuliah setiap
tahun. II. SPM LS Non-Belanja Pegawai :
o Bila anak telah menyelesaikan sekolah/telah bekerja maka segera diubah statusnya dari
daftar tanggungan gaji menjadi tidak dapat walaupun tanpa ijazah. Hal ini untuk A. SPM Pembayaran Langsung (LS) NON Kontraktual :
menghindari kelebihan tunjangan anak beserta berasnya. 1. SPM-LS dalam rangkap 2 (dua)
o Anggota keluarga yang sudah tidak berhak mendapatkan tunjangan keluarga agar 2. ADK SPM yang telah diinjeksi PIN oleh PPSPM
3. Faktur Pajak, Surat Setoran Pajak (SSP) dan/atau bukti setor lainnya
segera dihapus
o Uang Duka Wafat/Uang Duka Tewas dibayarkan melalui PT. Taspen/PT. ASABRI B. SPM Pembayaran Langsung (LS) Kontraktual :
Sesuai Pasal 36 PMK 190/PMK.05/2012, data perjanjian/kontrak disampaikan kepada KPPN
paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah ditandatanganinya perjanjian/kontrak untuk
dicatatkan ke dalam Kartu Pengawasan Kontrak KPPN.
1. SPM-LS dalam rangkap 2 (dua)
2. ADK SPM yang telah diinjeksi PIN oleh PPSPM
3. ADK Kontrak
4. Karwas Kontrak (dicetak dari Aplikasi SAS modul PPK)
5. Karwas Realisasi Kontrak (dicetak dari Aplikasi SAS modul PPK)
6. Faktur Pajak, Surat Setoran Pajak (SSP) dan/atau bukti setor lainnya
7. Khusus untuk pembayaran yang barangnya belum diterima (misal : sewa gedung) harus
melampirkan copy Surat Pernyataan Kesanggupan Penyedia Barang/Jasa (SPKPBJ) sesuai Lamp
II PMK No. 145/PMK.05/2017

25 26
Untuk Jenis SPM-PNBP, SPM Pinjaman/Hibah Luar Negeri (P/HLN) diatur sesuai dengan SE Jenis Jenis Sifat
yang masih berlaku.
Untuk Uraian SPM
SPM Pembayaran Pembayaran
“Pembayaran Belanja ….
Catatan : Atas kontrak yang telah didaftarkan ke KPPN, jika terjadi kesalahan data maka 07 1 4 (Pegawai/Barang/Modal/Lain-
SPM-LS ke Pengeluaran Pembayaran
untuk membenarkannya harus melalui perekaman addendum data dan disampaikan ke KPPN Langsung lain) sesuai …. (SK/ST/SPD)
Bendahara Anggaran Langsung No …. Tanggal …. dan sesuai
BUKAN langsung dilakukan UBAH
SPP No…. Tanggal ……”
C. SPM untuk Belanja yang bersumber PNBP, dilengkapi dengan : SPM-LS ke “Pembayaran Belanja ….
Pihak (Barang/Modal/Bansos/Lain-
1. Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP) yang sudah dilegalisasi oleh KPPN. Khusus satker yang Ketiga 07 1 4 lain) Sesuai …. (Kuitansi/Nota
penerimaannya terpusat tidak melampirkan SSBP (Kuitansi) Pengeluaran Pembayaran Pesanan/Faktur) Nomor ….
Langsung
2. Perhitungan maksimum pencairan dana sesuai ketentuan yang berlaku. Anggaran Langsung Tanggal …., BAST Nomor
(Sekaligus
…. Tanggal …. dan sesuai
Lunas) SPP No…. Tanggal ……”
D. SPM Pengembalian/Restitusi Pajak/Bea dan Cukai/PBB/ BPHTB/ Imbalan Bunga (IB)
dilengkapi dengan: SPM-LS ke “Pembayaran Belanja ….
Pihak (Barang/Modal/Bansos/Lain-
1. Surat Keputusan Pengembalian/ Restitusi Pajak/ Imbalan Bunga (IB) dari Kantor Pelayanan 1 4 lain) Sesuai ….
Pajak/ Kantor Pelayanan Bea dan Cukai (KPP/KPBC). Ketiga 07 Pengeluaran Pembayaran (Kontrak/SPK) Nomor ….
(Kontrak) Langsung Tanggal …., BAP Nomor ….
Anggaran Langsung
E. SPM Pengembalian PNBP dilengkapi dengan : (Sekaligus Tanggal …. , BAST Nomor
Lunas) …. Tanggal …. dan sesuai
1. Surat Keterangan telah dibukuan SPP No…. Tanggal ……”
2. Surat Persetujuan Pembayaran Pengembalian. “Pembayaran Belanja ….
(Barang/Modal/Bansos/Lain-
SPM-LS ke lain) sesuai …. (Kontrak/SPK)
Pihak Nomor …. Tanggal ….,
07 1 4 SPMK (Surat Perintah
Ketiga Pengeluaran Pembayaran
Langsung Mulai Kerja) Nomor ….
(Uang Anggaran Langsung Tanggal …., BAP Nomor ….
Muka) Tanggal …., Jaminan Uang
Muka Nomor …. Tanggal
…. dan sesuai SPP No….
Tanggal ……”

27 28
Jenis
Jenis Sifat Pembayaran Penghasilan PPNPN
Untuk Pembayara Pembayara Uraian SPM
SPM
n n
“Pembayaran Belanja …. Menunjuk Peraturan Direktur Jenderal Nomor : PER-31/PB/2016 tentang Tata Cara
(Barang/Modal/Bansos/Lain Pembayaran Penghasilan Bagi Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri yang Dibebankan
SPM-LS ke
Pihak Ketiga 07 1 4 -lain) Termin ke … Pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Surat Direktur Jenderal Perbendaharaan
Langsun Pengeluaran Pembayaran (I/II/III/dst.) sesuai …. Nomor : S-5790/PB/2016 tanggal 22 Juli 2016 hal tersebut pada pokok surat di atas, dengan
(Termin (Kontrak/SPK) Nomor ….
g Anggaran Langsung ini disampaikan hal-hal sebagai berikut :
Berjalan) Tanggal …., BAP Nomor
…. Tanggal …. dan sesuai Dalam rangka kelancaran sistem pembayaran belanja pegawai bagi Pegawai Pemerintah Non
SPP No…. Tanggal ……” Pegawai Negeri (PPNPN), pembayaran penghasilan PPNPN perlu dilakukan dengan
“Pembayaran Belanja ….
menggunakan aplikasi yang seragam.
SPM-LS ke (Barang/Modal/Bansos/Lain
Pihak Ketiga -lain) Termin ke …
Yang dimaksud dengan PPNPN adalah pegawai tidak tetap, pegawai honorer, staf khusus, dan
(Termin 07 1 4 (I/II/III/dst.) sesuai ….
pegawai lain yang penghasilannya dibebankan pada APBN, antara lain :
Langsun Pengeluaran Pembayaran (Kontrak/SPK) Nomor ….
Akhir) Tanggal …., BAP Nomor
g Anggaran Langsung
Dengan/Tanp …. Tanggal …., BAST  Satpam, Pengemudi, Petugas Kebersihan, dan Pramubakti pada satker yang membuat
a Retensi Nomor …. Tanggal …. dan perjanjian kerja/kontrak dengan KPA/PPK untuk melaksanakan kegiatan operasional
sesuai SPP No…. Tanggal kantor;
……”  PPPK/staf khusus/staf ahli non pegawai negeri pada Kementerian Negara/ Lembaga;
“Pembayaran Belanja ….  Komisioner/pegawai non pegawai negeri pada lembaga nonstructural;
(Barang/Modal/Bansos/Lain  Dokter/Bidan PTT;
-lain) sesuai ….
SPM-LS ke  Dosen/Guru Tidak Tetap; dan,
07 1 4 (Kontrak/SPK) Nomor ….
 Pegawai non pegawai negeri lainnya yang penghasilannya bersumber dari APBN.
Pihak Ketiga Langsun Pengeluaran Pembayaran Tanggal …., BAP Nomor
(Retensi) g Anggaran Langsung …. Tanggal …., BAST
Nomor …. Tanggal …., Dalam hal ini, PPNPN tidak termasuk :
Jaminan Pemeliharaan
Nomor …. Tanggal …. dan  Pegawai pada BLU yang penghasilannya dibayarkan dari pendapatan BLU;
sesuai SPP No…. Tanggal  Pegawai tidak tetap/penerima honorarium yang ditugaskan terkait output kegiatan.

Pembayaran penghasilan bagi PPNPN yang diatur dalam PER-31/PB/2016 adalah penghasilan
PPNPN yang dibebankan pada APBN, tidak termasuk pembayaran tunjangan kinerja PPNPN.

Pembayaran penghasilan PPNPN dilakukan setiap bulan, paling cepat pada hari kerja pertama
dan paling lambat tanggal 10 (sepuluh) pada bulan berikutnya. Dalam hal terdapat penghasilan
yang telah menjadi hak PPNPN bulan-bulan sebelumnya yang belum dibayarkan, maka
pembayarannya dapat dirapel.

29 30
Pengajuan SPM penghasilan PPNPN menggunakan Aplikasi SAS di user PPK pada menu Pembayaran penghasilan PPNPN sesuai PER-31/PB/2016 dengan menggunakan Aplikasi
PPNPN. Sambil menunggu rilis aplikasi SAS terbaru, satker agar mempersiapkan data untuk SAS mulai diterapkan untuk pembayaran honorarium bulan Agustus 2016 yang akan diajukan
keperluan perekaman terkait pembayaran penghasilan PPNPN, antara lain : di bulan September 2016.

Data identitas PPNPN; PPSPM menyampaikan SPM-LS pembayaran Penghasilan PPNPN ke KPPN dengan
dilengkapi :
Data surat keputusan/perjanjian kerja/kontrak PPNPN;
1. Daftar nominatif untuk lebih dari 1 (satu) penerima dari aplikasi SAS;
Data jumlah penghasilan PPNPN; dan
2. SSP (dalam hal terdapat potongan Pajak Penghasilan Pasal 21);
Data keluarga PPNPN.
3. ADK SPM; dan
Dalam rangka pelaksanaan Jaminan Kesehatan (BPJS), penghasilan PPNPN dikenakan 4. ADK PPNPN (dari Aplikasi SAS di user PPK).
potongan sebesar 2% (dua persen) dari penghasilan yang diterima setiap bulan, dengan
ketentuan :
Sesuai Perpres No. 12 tahun 2013 yang telah diubah dengan Perpres No. 19 Tahun 2016, batas Ayo kerja
tertinggi gaji/upah (penghasilan) per bulan yang dijadikan dasar perhitungan besaran iuran
cerdas bung !!
jaminan kesehatan bagi PPNPN adalah sebesar Rp. 8.000.000,- (delapan juta rupiah);
Batas terendah gaji/upah (penghasilan) per bulan yang dijadikan dasar perhitungan besaran
iuran jaminan kesehatan bagi PPNPN adalah sebesar Upah Minimum Regional (UMR)
terendah atau honorarium terendah berdasarkan PMK tentang Standar Biaya Masukan (SBM)
Tahun 2016, yaitu sebesar Rp. 1.700.000,- (satu juta tujuh ratus ribu rupiah);
Dalam hal terdapat penghasilan PPNPN yang baru pertama kali dibayarkan untuk beberapa
bulan sekaligus (rapel), potongan Iuran Jaminan Kesehatan (BPJS) pertama kali dikenakan
terhadap penghasilan 1 (satu) bulan terakhir;
Sedangkan apabilan pembayaran penghasilan untuk beberapa bulan sekaligus (rapel) bagi
PPNPN yang pada bulan sebelumnya pernah dibayarkan oleh satker berkenaan, potongan
Iuran Jaminan Kesehatan (BPJS) dikenakan terhadap penghasilan setiap bulan.
Pembayaran penghasilan kepada PPNPN dilaksanakan secara Langsung (LS) kepada rekening
PPNPN secara giral dengan menggunakan SPM-LS (tidak diperbolehkan lagi menggunakan
dana UP/TUP).
Dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud pada poin (8) belum dapat dilaksanakan,
pembayaran penghasilan PPNPN dilakukan secara Langsung (LS) melalui rekening
Bendahara Pengeluaran.

31 32
Koreksi/Ralat SPM 2. Pembebanan Rekening Khusus;
Dilakukan terhadap SP2D sebelum pembebanan pada Rekening Khusus Berkenaan.
KOREKSI DATA TRANSAKSI PENGELUARAN
3. Deskripsi/uraian pengeluaran.
Prosedur mengenai Koreksi Data Transaksi Keuangan telah diatur dalam Peraturan Direktur Dilakukan terhadap semua uraian keperluan pembayaran sesuai jenis tagihan yang tercantum
Jenderal Perbendaharaan nomor PER-16/PB/2014 tentang Tata Cara Koreksi Data dalam SPM.
Transaksi Keuangan pada Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara. Satuan kerja
yang hendak melakukan perubahan atau Koreksi/Ralat atas SPM yang telah diterbitkan Koreksi Transaksi Pengeluaran berupa SPM/SP2D, syarat pengajuan koreksi SPM :
SP2Dnya oleh KPPN wajib berpedoman pada peraturan tersebut. Koreksi Data adalah proses 1. Surat Permintaan Koreksi sesuai format Lampiran I PER-16/PB/2014;
memperbaiki data transaksi tanpa mengubah data awal dan hasil koreksi membentuk history. 2. Detil Permintaan Koreksi sesuai format Lampiran I PER-16/PB/2014;
Data transaksi keuangan dapat dilakukan koreksi oleh KPPN atau Kantor Pusat Direktorat 3. SPTJM sesuai format Lampiran II PER-16/PB/2014;
Jenderal Perbendaharaan. Data transaksi keuangan dimaksud merupakan data transaksi 4. Hardcopy SPM dan Daftar SP2D sebelum koreksi;
keuangan yang diproses melalui aplikasi SPAN, yang meliputi : 5. Hardcopy SPM setelah koreksi;
Data Transaksi Pengeluaran, antara lain berupa: SP2D, SP2B BLU, SPHL, SP3HL, 6. ADK Koreksi SPM (sudah diinject PIN PPSPM).
Persetujuan MPHL BJS, dan SP3.
Data Transaksi Penerimaan, antara lain berupa: Data setoran transaksi penerimaan Negara Koreksi/Ralat Setoran
melalui bank/pos persepsi atau Bank Indonesia; Prosedur mengenai Koreksi Data Transaksi Keuangan telah diatur dalam Peraturan Direktur
Data penerimaan kiriman uang antar rekening milik BUN; Jenderal Perbendaharaan nomor PER-16/PB/2014 tentang Tata Cara Koreksi Data
Data penerimaan yang berasal dari potongan SPM atau pengesahan pendapatan dan Transaksi Keuangan pada Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara. Satuan kerja
belanja; dan yang hendak melakukan perubahan atau Koreksi/Ralat atas SPM yang telah diterbitkan
Data penerimaan lainnya yang menurut undang-undang termasuk dalam penerimaan SP2Dnya oleh KPPN wajib berpedoman pada peraturan tersebut.
Negara.
Koreksi Data adalah proses memperbaiki data transaksi tanpa mengubah data awal dan hasil
Mekanisme Koreksi Data Transaksi Pengeluaran koreksi membentuk history. Data transaksi keuangan dapat dilakukan koreksi oleh KPPN atau
Kantor Pusat Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Data transaksi keuangan dimaksud
Koreksi data transaksi pengeluaran dilakukan terhadap: merupakan data transaksi keuangan yang diproses melalui aplikasi SPAN, yang meliputi :

1. BAS; 1. Data Transaksi Pengeluaran, antara lain berupa: SP2D, SP2B BLU, SPHL, SP3HL,
Persetujuan MPHL BJS, dan SP3.
Koreksi BAS dilakukan terhadap dokumen transaksi pengeluaran dengan ketentuan:
2. Data Transaksi Penerimaan, antara lain berupa:
 Sepanjang tidak mengakibatkan perubahan jumlah uang dan sisa pagu anggaran pada
 Data setoran transaksi penerimaan Negara melalui bank/pos persepsi atau Bank
DIPA menjadi minus;
Indonesia;
 Semua segmen BAS dapat diubah kecuali segmen 1 (Kode Satker) dan segmen 2 (Kode
 Data penerimaan kiriman uang antar rekening milik BUN;
KPPN);
 Data penerimaan yang berasal dari potongan SPM atau pengesahan pendapatan dan
 Dalam hal terdapat koreksi potongan penerimaan, semua segmen BAS sisi penerimaan belanja; dan
dapat diubah sepanjang tidak merubah jumlah uang.

33 34
 Data penerimaan lainnya yang menurut undang-undang termasuk dalam penerimaan  Membawa ADK SPM yang telah injek PIN PPSPM
Negara.  SPM diajukan ke FO pencairan dana
 Mekanisme perubahan data supplier menggunakan user khusus pada KPPN (melalui
Ketentuan Koreksi Data Transaksi Penerimaan : permintaan surat ke Kepala KPPN, format sesuai PER-58/PB/2013)
 Membuat surat permohonan perubahan supplier (seperti format dibawah)
Dapat dilakukan terhadap seluruh segmen BAS;
 Melampirkan Nomor Register Supplier (NRS) yang sudah terdaftar pada KPPN
Tidak merubah total nilai penerimaan;
KPPN hanya dapat melakukan koreksi penerimaan yang menjadi penerimaan Satker B. Penonaktifan supplier
dalam wilayah kerja KPPN berkenaan;
 Penonaktifan supplier dapat dilakukan melalui mekanisme sebagai berikut :
Apabila terdapat permintaan koreksi atas setoran pada Satker dalam wilayah kerja KPPN
 Surat permintaan penonaktifan supplier oleh Satker format sesuai PER-58/PB/2013)
lain, KPPN akan meneruskan permintaan koreksi dimaksud kepada KPPN lain tersebut
 Laporan audit sistem yang dihasilkan oleh aplikasi
dengan disertai informasi original BAS atas penerimaan Negara berkenaan;
 Melampirkan NRS yang telah terdaftar
Dalam hal KPPN lain tersebut di atas belum melaksanakan SPAN, maka permintaan
koreksi setoran akan diteruskan ke Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan c.q. Direktorat C. Merge (penggabungan supplier)
Tranformasi Perbendaharaan (Direktorat TP).  Penggabungan (merge) data supplier dilakukan apabila terdapat duplikasi informasi
pokok supplier yang telah dilakukan pembayaran.
Mekanisme Koreksi Data Transaksi Penerimaan Negara :
 Penggabungan data supplier dilaksanakan oleh unit khusus pengelola data supplier atas
 Satker mengajukan Surat Permohonan Perbaikan Transaksi Penerimaan Negara ke surat yang diajukan oleh satuan kerja.
KPPN sesuai format Lampiran IV PER-16/PB/2014 dengan dilampiri:  Membuat surat permohonan seperti pada format terlampir
 Copy SSP/SSBP/SSPB/SSPCP beserta NTPN/BPN;  Melampirkan NRS yang telah terdaftar
 Permohonan Perbaikan Transaksi Penerimaan Negara sesuai PER-16/PB/2014;  Perubahan data supplier yang sudah terdaftar pada SPAN dapat dilakukan dengan
 Daftar Rincian Perbaikan Transaksi Penerimaan Negara sesuai format Lampiran IV mengajukan Surat Permintaan Perubahan Data Supplier sesuai Format Lampiran VII
PER-16/PB/2014; PER-58/PB/2013 dengan melampirkan :
 ADK Koreksi Setoran hasil dari Aplikasi K2PN/Aplikasi Konfirmasi Setoran terbaru.  Fotokopi/Scan Surat Keterangan Domisili Perusahaan / Akta Pendirian Badan Usaha;
 Update/Perubahan Supplier  Fotokopi/Scan Rekening Koran Bank;
 Fotokopi/Scan NPWP untuk perubahan NPWP
Apabila terjadi kesalahan input data supplier yang telah terdaftar pada KPPN, dapat  Update/Perubahan Kontrak
dilakukan hal-hal sebagai berikut :
Perubahan Kontrak yang telah terdaftar pada KPPN, dapat dilakukan sebagai berikut :
A. Update Supplier A. Perubahan data kontrak

 Perubahan supplier dapat dilakukan melalui mekanisme sebagai berikut : Perubahan data kontrak dapat dilakukan terkait hal sebagai berikut :
 Pendaftaran data supplier dengan elemen data supplier yang benar ke KPPN (melalui  Perubahan kontrak terkait adanya addendum kontrak sesuai ketentuan perpres
SPM Dummy dan pendaftaran kontrak) pengadaan barang/jasa
 SPM dummy bernilai Rp 1,-, dengan program,kegiatan,output dan akun apapun, yang  Perubahan kontrak tidak terkait adanya addendum kontrak sesuai ketentuan perpres
diperlukan hanya untuk pendaftaran supplier pengadaan barang/jasa
 Membawa hardcopy SPM yang telah ditanda tangani PP SPM

35 36
Pengajuan perubahan kontrak ke KPPN sebagai berikut : MEKANISME PENYELESAIAN RETUR SP2D DI KPPN :
 Apabila perubahan kontrak terkait merubah struktur data kontrak (sumber dana dan
jumlah termin), perubahan harus menggunan surat permohonan sesuai format pada Berdasarkan pembukuan transaksi penerimaan dana retur SP2D, KPPN menyampaikan Surat
PER-58/PB/2013 (terlampir), apabila tidak terkait itu, perubahan semua elemen Pemberitahuan Retur SP2D ke Kuasa PA/Satker dengan dilampiri Daftar Retur SP2D paling
kontrak menggunkan addendum aplikasi lambat 3 (tiga) hari kerja berikutnya.
 Addendum aplikasi merupakan urutan perubahan kontrak, misal addendum 01, 02,
Berdasarkan Surat Pemberitahuan Retur SP2D, Satker menyampaikan :
03 dst, apabila addendum kontrak merupakan addendum yang dilaksanakan dengan
pihak ke-3, maka yang berlaku ada penomoran sesuai kesepakatan dengan pihak ke-3 Surat Ralat/Perbaikan Rekening (SRPR) sesuai format dalam Lampiran B pada PER-
tersebut 9/PB/2018 (paling lambat hari kerja terakhir pada minggu ke-3 bulan berikutnya);
 Membuat surat permohonan perubahan kontrak sesuai format terlampir Surat Pernyataan Tanggungjawab Mutlak (SPTJM) sesuai format dalam Lampiran C
 Mencetak karwas kontrak yang telah dilakukan perubahan pada PER-9/PB/2018 ;
 Melampirkan Nomor Register Kontrak (NRK) yang telah terdaftar ADK SPM Dummy untuk pendaftaran data supplier apabila
Supplier belum pernah didaftarkan ke SPAN;
B. Pembatalan data Kontrak Data Supplier yang telah didaftarkan memerlukan perubahan pada nama bank, nama
dan/atau nomor rekening.
Pembatalan kontrak dapat dilakukan atas hal sebagai berikut :
Surat Permintaan Perubahan Data Supplier dalam hal perubahan Data Supplier bukan
 Pemutusan kontrak oleh PPK )
merupakan kesalahan/perubahan nama bank, nama dan/atau nomor rekening yang dibuat
 Karena Perubahan struktur kontrak
sesuai format Lampiran D pada PER-9/PB/2018
 Revisi DIPA
ADK perubahan Data Kontrak apabila perubahan data supplier mengakibatkan
 Pengajuan pembatalan kontrak ke KPPN :
perubahan data kontrak yang telah didaftarkan di SPAN
 Membuat surat permohoanan pembatalan kontrak
 Melampirkan karwas kontrak dan NRK yang telah terdaftar Guna mengurangi kesalahan perekaman data supplier, satker dapat memeriksa supplier yang
sudah didaftar pada SPAN melalui aplikasi OM SPAN. Masuk ke dalam aplikasi OM SPAN
C. Penutupan data Kontrak
di alamat : spanint.kemenkeu.go.id. Selanjutnya pilih Modul Komitmen > Cek Data Supplier
 Dilakukan oleh KPPN untuk tahun tunggal atau tahun jamak > dan masukkan nomor rekening supplier yang dikehendaki;
 Penyelesaian Retur SP2D
Dalam hal Kuasa PA/Satker tidak menyampaikan Surat Ralat/Perbaikan Rekening
 Dasar hukum penyelesaian retur SP2D adalah Peraturan Direktur Jenderal
(SPPR) sampai dengan hari kerja terakhir minggu ke-3 bulan berikutnya setelah adanya
Perbendaharaan Nomor : PER-9/PB/2018 tanggal 28 Juni 2018 tentang Tata Cara
Surat Pemberitahuan Retur SP2D, KPPN akan :
Penyelesaian Retur Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D).
melakukan penyetoran dana Retur SP2D dari Rekening RR SPAN/Rekening RR
Atas dana Retur SP2D yang telah dibukukan di rekening retur dapat dilakukan : Gaji/Rekening RR BI ke Rekening Kas Negara; dan
menyampaikan Surat Pemberitahuan Penyetoran Dana Retur SP2D kepada Kuasa
 Pembayaran kembali ke rekening penerima sesuai dengan permintaan Kuasa PA/Satker;
PA/Satker
atau
 Penyetoran ke Kas Negara.

37 38
Cara membuat SPM Dummy : Penyetoran ke Kas Negara
 Menggunakan aplikasi SAS update terbaru;  Setiap Transaksi Penerimaan Negara baik berupa penerimaan perpajakan maupun
 Pada saat pengisian data supplier, pastikan telah melihat data supplier yang telah Penerimaan Negara Bukan pajak harus mendapat Nomor Transaksi Penerimaan Negara
terdaftar pada SPAN untuk mengecek apakah supplier yang akan direkam sudah (NTPN) sebagai tanda bahwa penerimaan tersebut telah masuk ke rekening Kas Negara
terdaftar pada SPAN atau belum; atau sah sebagai Penerimaan Negara.
 Nomor dan tanggal SPM sesuai dengan nomor dan tanggal perekaman;  Untuk mendapatkan NTPN Wajib Pajak penyetor agar mencantumkan data-data dengan
 Akun bebas (disarankan untuk tidak memakai akun 51 untuk menghindari rekon gaji); benar seperti kode Satker, Bagian Anggaran, NPWP. Kekeliruan data dapat
 Nilai SPM Rp. 1,-; mengakibatkan penerimaan tersebut tidak mendapatkan NTPN atau sah sebagai
 SPM dibuat secara Non Kontraktual; Penerimaan Negara.
 Uraian SPM “Penyelesaian retur SP2D nomor ….. tanggal …..”  Penerimaan negara yang disetorkan dengan menggunakan formulir SSP, SSPCP, SSCP,
 ADK SPM tetap harus diinject PIN-PPSPM. SSPBB, SSPB dan STBS memerlukan NPWP, kecuali untuk setoran Penerimaan dengan
 SPM harus dihapus setelah proses penyelesaian retur berhasil. Mata Anggaran Penerimaan bukan Pajak yang disetor menggunakan formulir SSBP
tidak memerlukan NPWP, kecuali setoran yang dilakukan oleh Bendahara Satuan Kerja.
 Penerimaan Negara dapat disetorkan melalui Bank/Pos yang ditunjuk atau terhubung
dengan MPN (Modul Penerimaan Negara) atau melalui potongan SPM, SP2D.
 Pengembalian atas belanja TA yang berjalan disetor menggunakan SSPB dengan mata
Anggaran Kontra Pos belanja bersangkutan, sedangkan untuk belanja TA yang lalu
menggunakan formulir SSBP dengan kelompok Mata Anggaran Pendapatan Lain-Lain.
Penyetoran tersebut harus mencantumkan NPWP.
 Sisa UP yang disetor sebelum berakhirnya TA berjalan menggunakan MA 815111 untuk
Rupiah Murni, 815112 untuk Bantuan Luar Negeri, 815113 untuk PNBP, sedangkan
yang disetor setelah berakhirnya tahun anggaran berjalan menggunakan MA 815114
dengan menggunakan formulir SSBP.
 Penyetoran dapat dilakukan melalui loket maupun elektronic banking (e-banking)

Pembayaran Melalui Loket/Teller bank/Pos atau MPN Generasi Pertama (MPN-G1):


 Mengisi formulir bukti setoran dengan data lengkap, benar dan jelas dalam rangkap 4
(empat);
 Menyerahkan formulir bukti setoran kepada petugas Bank/Pos dengan menyerahkan
uang setoran sebesar nilai yang tersebut dalam formulir yang bersangkutan;
 Menerima kembali formulir bukti setoran lembar 1 dan lembar 3 yang telah diberi NTPN
dan NTB/NTP serta dibubuhi tanda tangan/paraf, nama pejabat bank/pas, cap bank/pos
tanggal dan waktu/jam setor sebagai bukti setor;
 Menyampaikan bukti setoran kepada unit terkait.
 Khusus untuk sistem Manual (MPN-G1) akan dihentikan terhitung mulai Juni 2016.

39 40
Pembayaran melalui Elektronic Banking (e-banking)/MPN Generasi Kedua (MPN-G2): sebagaimana diamanatkan dalam Perdirjen Perbendaharaan No. PER-5/PB/2018 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Konfirmasi Surat Setoran Penerimaan Negara, maka setiap
 Melakukan pendaftaran pada system registrasi pembayaran via internet di sse.pajak.go.id satuan kerja harus melakukan konfirmasi kebenaran setoran penerimaan negara ke KPPN
(untuk setoran perpajakan) dan simponi.kemenkeu.go.id (untuk PNBP dan Pengembalian , dengan mekanisme sebagai berikut :
Belanja);  Setoran penerimaan negara yang disetor pada Bank Persepsi atau Pos Persepsi, dapat
 Mengisi data setoran dengan lengkap dan benar untuk mendapatkan Nomor Register dikonfirmasi paling cepat pada H+1 setelah penyetoran penerimaan negara pada Bank
Pembayaran atau ID-Billing. Masa berlaku ID-Billing sampai dengan jangka waktu Persepsi
yang ditetapkan;  Rekam surat setoran penerimaan negara yang telah disetor ke Bank/Pos persepsi dengan
 Untuk tagihan yang ditetapkan instansi pemerintah pendaftaran dilakukan oleh instansi menggunakan aplikasi yang telah disediakan oleh Ditjen Perbendaharaan, yaitu :
terkait dan NRP tercantum pada surat tagihan dimaksud;  Untuk satker yang memiliki DIPA, dapat menggunakan Aplikasi SAS pada menu Data
 Melakukan pembayaran dengan menggunakan ID-Billing; Konfirmasi di user PPK/SPP atau melalui user SILABI Penerimaan
 Menerima NTPN sebagai bukti pengesahan setelah pembayaran dilakukan;  Untuk pihak ketiga, satker non DIPA, dan masyarakat umum, dapat menggunakan
 Mencetak BPN melalui system registrasi pembayaran atau di Bank dengan menunjukan Aplikasi Konfirmasi Satker (K2PN) yang bisa diperoleh di Customer Service KPPN
NTPN/NTB;
 Menyampaikan BPN kepada unit terkait. Pastikan perekaman data yang meliputi :
o Kode NTPN
SYARAT PENGGUNAAN LAYANAN MPN-G2 : o Kode NTB/NTP
1. Terhubung dengan internet o Kode NPWP
2. Mempunyai akun email yang valid dan aktif o Kode Akun
3. Mempunyai NPWP o Nilai Setor

MANFAAT LAYANAN MPN-G2 : Setelah dilakukan perekaman maka satker mencetak daftar surat setoran penerimaan negara
yang akan di konfirmasi dan mentransfer ADK (Arsip Data Komputer) ke dalam flashdisk;
 Tidak perlu lagi membawa dan mengisi surat setoran (SSP, SSBP, SSPCP, dll), data
setoran digantikan dengan proses billing. Kemudian ADK, cetakan daftar surat setoran penerimaan negara, dan fotocopy surat setoran
 Proses billing (pembentukan data setoran) dapat dilakukan sendiri’ atau struk pembayaran setoran secara elektronik sesuai daftar diajukan ke petugas konfirmasi
 Banyak alternatif metode pembayaran (channel pembayaran) yang dilakukan selain pada KPPN Metro untuk mendapatkan daftar hasil konfirmasi setoran penerimaan negara;
teller bank/pos persepsi (mis: ATM, Internet-Banking, Phone-Banking, SMS-Banking,
dll). Pentingnya pelaksanaan konfirmasi setoran penerimaan negara ini juga diamanatkan di dalam
 Pembayaran dapat dilakukan kapanpun (24 jam on-line) dan dimanapun sehingga tidak ketentuan Pasal 52 ayat (2) huruf c PMK 190/PMK.05/2012 Tentang Tata Cara Pembayaran
perlu lagi mengantri di teller bank/pos persepsi. Dalam Rangka Pelaksanaan APBN, bahwa setiap lampiran SSP (Surat Setoran Pajak) untuk
 Kerahasiaan data wajib pajak/wajib setor/wajib bayar lebih terjamin mengingat bank/pos SPP-GU harus sudah dikonfirmasi terlebih dahulu oleh KPPN.
persepsi tidak lagi
merekam data detail (hanya kode pembayaran/billing saja) pada setiap setoran.
 Pengajuan Konfirmasi Setoran
 Untuk memastikan setoran penerimaan negara baik setoran Pajak, PNBP, dan Non
Anggaran diterima di Kas Negara serta untuk pengamanan atas penerimaan negara

41 42
Syarat dan kelengkapan pengajuan Konfirmasi Setoran ke KPPN : Prosedur e-Rekon (Rekonsiliasi Mandiri)
1. Surat Permohonan Konfirmasi Setoran Penerimaan Negara (Lampiran A PER-
5/PB/2018) Gambaran Umum Aplikasi e-Rekon-LK
2. Rekapitulasi daftar setoran penerimaan negara (Lampiran B PER-5/PB/2018) dapat
e-Rekon-LK adalah aplikasi berbasis web yang dikembangkan dalam rangka proses
dicetak dari Aplikasi K2PN
rekonsiliasi data transaksi keuangan dan penyusunan Laporan Keuangan Kementerian
3. ADK konfirmasi setoran penerimaan Negara (ADK dari aplikasi K2PN)
Negara/Lembaga tahun 2016.
4. Fotokopi BPN atau dokumen lain yang dipersamakan.
Dengan adanya e-Rekon-LK, diharapkan :
Proses rekonsiliasi menjadi lebih mudah karena dapat dilakukan oleh satker secara
mandiri dari lokasi mana saja, tidak perlu ke KPPN;
Terbentuk single database yang berisi data seluruh satker di seluruh kementerian
lembaga sehingga sangat membantu KL dalam menyusun/mengkompilasi laporan
keuangan.;
Data yang dikirim oleh satker/UAKPA ke KPPN sama dengan data yang dikonsolidasi
oleh UAPPA-W, UAPPA-E1, dan UAPA untuk menyusun laporan keuangan;
Menciptakan keseragaman laporan di tiap level unit akuntasi dan mempercepat
penyusunan Laporan Keuangan KL.

Dengan adanya e-Rekon-LK tentunya mengakibatkan tidak diperlukannya lagi rekonsiliasi


tingkat atas dan Aplikasi Saiba tingkat atas.

e-Rekon dijadwalkan untuk dilaksanakan pertama kali pada bulan Juni 2016 untuk transaksi
bulan Januari s.d Mei 2016.

Proses Bisnis Rekonsiliasi Dengan e-Rekon

Dengan adanya Aplikasi e-Rekon-LK, satuan kerja dapat melakukan rekonsiliasi secara
mandiri.

Aplikasi e-Rekon-LK dapat diakses pada alamat http://e-rekon-lk.djpbn.kemenkeu.go.id


melalui jaringan internet;

Satker menggunggah data kiriman dari Aplikasi SAIBA ke Aplikasi e-Rekon-LK


menggunakan user e-Rekon-LK masing-masing;

Proses rekonsiliasi akan berjalan secara otomatis kemudian satker dapat mengunduh laporan
hasil rekonsiliasi => data sama atau tidak;

43 44
Dari hasil rekon, apabila menurut ketentuan bisa diterbitkan BAR, sistem akan memberikan Prosedur Pengoperasian e-Rekon-LK Pada Satuan Kerja
status bahwa BAR siap untuk ditandatangani oleh KPA. Tanda tangan dimaksud disini adalah
tanda tangan elektronik, dengan mengisikan PIN; Satuan Kerja login dengan username yang sudah ditentukan;

Apabila diperlukan perbaikan, satker dapat melakukan perbaikan data dan mengunggah ulang Satuan Kerja melakukan upload ADK dari Aplikasi Saiba pada menu Upload ADK;
data SAIBA ke Aplikasi e-Rekon-LK. Setiap perubahan data yang diunggah ke e-Rekon-LK
Bila hasil rekon menunjukkan :
memerlukan approval dari KPPN;
Warna Hijau => Status semua sama;
Setelah BAR ditandatangani oleh KPA, sistem akan memberikan status bahwa BAR siap
untuk ditandatangani oleh KPPN (tanda tangan elektronik dengan mengisikan PIN); Warna Merah => Status tidak semua sama dengan catatan.
Rekon selesai. Apabila BAR dicetak, tanda tangan yang tertera pada BAR untuk KPA maupun Bila hasil rekon tidak semua sama, maka satker harus meneliti hasil rekonsiliasi. Jika
KPPN tersaji dalam bentuk barcode. kesalahan data berada pada satker, maka satker memperbaiki kesalahan tersebut kemudian
melakukan peng-upload-an ulang. Jika kesalahan terdapat pada data SiAP, satker memberikan
Proses rekonsiliasi dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
catatan alasan hal terjadinya status tidak sama dimaksud;

Satker dapat mencetak hasil rekonsiliasi sesuai periode pengiriman ADK SAIBA;

Satker dapat mencetak BAR setelah mendapat persetujuan dari KPPN dan mendapat
pengesahan dari KPPN.

Saldo Awal e-Rekon :

Saldo awal LKKL tahun 2016 = saldo LKKL tahun 2015 audited

DJPB melakukan upload ADK LKKL tahun 2015 audited yang telah diterima dari KL ke
dalam e-Rekon

E-Rekon melakukan pendetailan (break down) saldo awal tahun 2016 hingga level satker

Satker memastikan saldo awal 2016 sama dengan saldo akhir LK 2015 audited

Satker mengunduh saldo awal 2016 dari e-Rekon untuk dilakukan restore ke Aplikasi SAIBA
tingkat satker

Satker wajib menggunakan aplikasi SAIBA versi 3.2

Import saldo awal ke SAIBA melalui menu UITILITY >> PENERIMAAN SALDO AWAL
AUDITED

45 46
LPJ Bendahara Sanksi

Sanksi bagi yang belum menyampaikan LPJ sama dengan sanksi pada Rekonsiliasi UAKPA
Laporan Pertanggungjawaban Bendahara (LPJ Bendahara) adalah laporan yang dibuat oleh yaitu Penundaan Penerbitan SP2D atas :
Bendahara Penerimaan/Pegeluaran atas uang/surat berharga yang dikelolanya sebagai SPM-UP
pertanggungjawaban pengelolaan uang. SPM-TUP
SPM-GUP
Dasar Hukum : Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan No. PER-03/PB/2014 tentang SPM-LS ke Bendahara
Petunjuk Teknis Penatausahaan, Pembukuaan, dan Pertanggungjawaban Bendahara pada
Satuan Kerja Pengelola Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara serta Verifikasi Laporan Dasar Pengisian Format Laporan Pertanggungjawaban :
Pertanggungjawaban Bendahara. Sebelum mengisi LPJ yang akan disampaikan ke KPPN, Bendahara Satuan Kerja mengisi
Buku Kas Umum. Format Buku Kas Umum adalah sebagaimana yang tertuang dalam PER-
Rekonsiliasi Data Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Bendahara :
03/PB/2014 beserta lampirannya. Rangkuman dari Buku Kas Umum tersebut yang diisikan
Rekonsiliasi Data LPJ merupakan wewenang Seksi Verifikasi dan Akuntansi (Seksi Vera) dalam format LPJ (proses dilakukan melalui Aplikasi SAS).
Proses Rekonsiliasi Data LPJ dilaksanakan melalui Aplikasi SPRINT di alamat Dokumen yang disyaratkan pada waktu penyampaian LPJ yaitu :
http://sprint.kemenkeu.go.id/
Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran sesuai format PER-03/PB/2014. LPJ
Satker diwajibkan mengupload ADK LPJ yang dihasilkan dari aplikasi SAS ke aplikasi
Pengeluran dibuat oleh Satuan Kerja di wilayah kerja KPPN nya. Pembukuan pengeluaran
SPRINT setiap awal bulan dengan batas waktu 10 (sepuluh) hari kerja setelah bulan
yang dilaporkan dalam LPJ merupakan Realisasi Belanja atas beban APBN
bersangkutan berakhir atau pada hari kerja sebelumnya jika tanggal 10 adalah hari
libur, Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan sesuai format PER-03/PB/2014. LPJ
Selain mengupload ADK LPJ ke aplikasi SPRINT, satker juga wajib menyampaikan hardcopy Penerimaan hanya dibuat oleh Satuan Kerja yang memiliki Penerimaan Negara Bukan Pajak
LPJ Bendahara ke KPPN sebelum batas sesuai poin di atas (PNBP) Fungsional

Jika sampai batas waktu tersebut belum melaksanakan maka akan dikenakan peringatan Laporan Saldo Rekening Bendahara (dapat dicetak di aplikasi SAS)
dengan batas waktu 5 (lima) hari sejak dikeluarkan Surat Teguran Penyampaian LPJ,
Copy Rekening Koran/Daftar Rekening Bendahara Pengeluaran/Penerimaan/ Lainnya Satuan
Proses Rekonsiliasi di Aplikasi SPRINT antara lain sebagai berikut : Kerja untuk setiap akhir semester.
 Membandingkan saldo UP dalam LPJ dengan Kartu Pengawasan Kredit Anggaran
 Membandingkan saldo Awal dalam LPJ dengan saldo akhir dalam LPJ bulan
sebelumnya
 Menguji kebenaran nilai uang di Rekening Bank dengan Rekening koran bendahara
 Menguji kebenaran perhitungan(tambah/kurang) pada LPJ
 Meneliti kepatuhan bendahara dalam penyetoran dan penyampaian LPJ
 Membandingkan data rekening Bendahara dengan data Rekening yang telah diterbitkan
persetujuan di SPRINT

47 48

Anda mungkin juga menyukai