1
DAFTAR ISI
i
BAB I
SASARAN I : KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN
a. Nama pasien : sesuai e KTP bila tidak ada KTP gunakan identitas
lainnya yaitu SIM dan KK
b. Nomer Rekam Medis pasien
c. Dan tanggal lahir sesuai e KTP bila tidak ada KTP gunakan identitas
lainnya yaitu SIM dan KK
2. Identitas pasien pada gelang identitas pasien harus tercetak dengan huruf
kapital
3. Jika pasien lupa dengan tanggal lahir, identitas pasien menggunakan usia dan
alamat
4. Tulis tangan hanya boleh bila printer sedang rusak / tidak ada fasilitas untuk
itu dan harus segera diganti bila printer berfungsi kembali
5. Warna gelang;
a. Gelang warna biru di pakai oleh pasien laki laki baik dewasa maupun anak
anak
b. Gelang warna pink dipakai oleh pasien wanita baik anak anak maupun
dewasa
2
bila tidak ada KTP dapat menggunakan identitas lain. Bila tidak ada semua,
minta pasien/keluarga untuk menulis pada formulir identitas yang disediakan
di Rumah Sakit dengan huruf kapital, nama tidak boleh disingkat, tidak boleh
salah ketik walaupun satu huruf.
7. Petugas Rawat inap melakukan identifikasi pasien dengan menanyakan
nama, umur, tanggal lahir dan alamat pasien pasien dengan cara verbal dan
mencocokan dengan gelang identitas pasien pasien
(visual) Semua pasien harus di identifikasi secara benar sebelum dilakukan:
a. Pemberian obat
f. Pemberian radioterapi
g. Pemberian intravena
Bila di IGD mendapatkan pasien dengan keadaan tidak sadar dan tidak
3
memiliki identitas, maka petugas pendaftaran membuatkan rekam medis yang
berisi identitas pasien dengan data Mr X/Mrs Y.
11. Bila terdapat nama pasien yang sama, pada cover luar status rekam medis dan
semua formulir permintaan penunjang untuk setiap unit harus memiliki tanda
”HATI HATI PASIEN DENGAN NAMA YANG SAMA ” Tulis nama
lengkap bila nama tidak memiliki nama panjang gunakan nama ayah kandung
atau alamat
12. Identifikasi pasien instalasi gizi gunakan nama lengkap, tanggal lahir, nomor
rekam medis, diet yang diberikan dan nama ruang perawatan.
13. Identifikasi Pasien Pada Keadaan Tertentu
Identifikasi Pasien harus dilakukan secara cermat dan hati-hati pada keadaan
pasien:
1) Pasien bayi dan anak identifikasi pasien dengan cara menanyakan nama,
tanggal lahir, umur dan alamat pada orang tuanya
2) Pasien baru masuk di unit perawatan tersebut melakukan identifikasi
ulang identitas pasien dengan petugas lainnya yang terkait (pasien pindah
tempat tidur/ruangan, pasien baru (operan pasien)
3) Penurunan kesadaran, disorientasi, gangguan psikis
4
2) Detelah didaftarkan, gelang sementara dilepas dan diganti dengan
gelang identitas bayi dari pendaftaran
3) Identifikasi bayi kembar baru lahir :
b) Tanggal lahir
d) Tanggal masuk
5
e) Dokumentasi foto wajah pasien
6
BAB II
SASARAN II : PENINGKATAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
Ketentuan menerima perintah secara lisan dan lisan lewat telepon di Rumah Sakit Ibu dan
Anak Kartini ;
1. Penerima perintah menulis lengkap perintahnya, membaca ulang dan melakukan
konfirmasi
2. Tulisan di tulis lengkap terdiri dari jam/tanggal,isi perintah,nama perintah dan tanda
tangan,nama pemberi perintah dan tanda tangan (pada kesempatan berikutnya)
3. Baca ulang dengan jelas,bila perintah mengandung obat Look Alike Sound Alike (LASA),
maka nama obat lasa harus dieja satu persatu hurufnya.
4. Diunit pelayanan harus tersedia daftar obat LASA
5. Konfirmasi lisan dan tertulis, konfirmasi lisan sesaat setelah pemberi perintah mendengar
pembacaan dan memberikan pernyataan kebenaran pembacaan secara lisan misal ”ya
sudah benar ”.konfirmasi tertulis dengan tanda tangan pemberi perintah yang harus
diminta pada kesempatan kunjungan berikutnya.
6. Handover
7
b. Konfirmasi ulang laporan pasien yang belum jelas oleh penerima operan
8
Pemeriksaan Hematologi, Koagulasi, dan Bank Darah
No Parameter Nilai Kritis Rendah Nilai Kritis Tinggi
Kuantitatif
1. Hemoglobin < 7g/dL > 20 g/Dl
Hemoglobin (Neonatus) < 6 g/dL -
2. Hematokrit < 20 % > 60 %
Hematokrit (Neonatus) < 33 % > 70 %
3. Jumlah Leukosit < 2000/ mm3 > 40000/ mm3
Jumlah Leukosit (Neonatus) > 50000/ mm3
4. Jumlah Netrofil Absolut (ANC) 0 - 9μgl/dL -
5. Jumlah Trombosit < 50.000 / mm3 > 1.000.000 / mm3
Jumlah Trombosit Neonatus < 30.000 / mm3 > 1.000.000 / mm3
Jumlah Trombosit Pasien Keganasan < 10.000 / mm3 -
Jumlah Trombosit Terapi UFH < 100.000/ mm3 -
6. INR - > 3 detik
7. APTT - > 90 detik
APTT (Neonatus) ≥ 240 detik
8. Fibrinogen < 50 mg/dL
9. Protombin Time ≥ 110 detik
3. Stroke Akut
9
2. Diseksi aorta
3. Emboli paru
4. Volvulus
6. Perdarahan retroperitoneal
7. Obstruksi usus
Urogenital 1. Kehamilan ektopik
2. Placenta previa menjelang aterm
3. Tersia testis atau ovarium
4. Kematian fetus
Vaskuler 1. DVT atau oksklusi vaskuler
2. Robekan arteri femoralis
10
BAB
III
2. Beri stiker high alert pada setiap ampul obat high alert yang akan diserahkan kepada
perawat
3. Pisahkan obat high alert dengan obat lain dalam kontainer/rak tersendiri/khusus
4. Simpan obat Narkotika secara terpisah dalam lemari terkunci double,double pintu,setiap
pengeluaran harus diketahui oleh penanggung jawabnya dan dicatat,setiap ganti shif harus
tercatat dalam buku pergantian shif lengkap dengan jumlahnya dan ditandatangani.
5. Elektrolit konsentrat tidak boleh berada di unit pelayanan pasien kecuali jika dibutuhkan
secara klinis. Elektrolit konsentrat yang disimpan pada unit pelayanan pasien harus diberi
lebel yang jelas dan elektrolit konsentrat hanya boleh ada diruang IRRI, IGD, IBS dan
IRB ,dan disimpan pada area yang dibatasi ketat (restricted )
6. Sebelum perawat memberikan obat high alert cek kepada perawat lain untuk memastikan
tak ada salah obat ( double check )
7. Obat high alert dalam infus : cek selalu kecepatan dan ketepatan pompa infus, tempel
stiker label,nama obat pada botol infus,dan diisi dengan catatan sesuai ketentuan
8. Resep obat harus diisi dengan lengkap nama, tanggal lahir, nomor RM, BB (khusus pasien
anak), alamat, tanggal permintaan resep dan nama ruangan serta bubuhkan stempel dokter
11
BAB IV
SASARAN IV : KEPASTIAN TEPAT- LOKASI, TEPAT-PROSEDUR, TEPAT PASIEN
OPERASI
A. Ketentuan verifikasi praoperatif di Rumah Sakit Ibu dan Anak Kartini;
2. Memastikan bahwa semua dokumen foto dan hasil penunjang diberi label dengan baik
dan di pampang
3. Melakukan verifikasi ketersediaan peralatan khusus dan/atau implan yang dibutuhkan
5. Rumah sakit menggunakan surgery safety checklist ( WHO- 2009 ) tim yang lengkap
menerapkan dan mencatat prosedur ”sebelum insisi/time out ” tepat sebelum
dimulainya suatu prosedur/tindakan pembedahan.
B. Ketentuan penandaan operasi di Rumah Sakit Umum Puri Asih:
1. Penandaan dilakukan pada semua kasus termasuk sisi (laterality), multiple struktur (jari
tangan, jari kaki, lesi),atau multiple level (tulang belakang), kecuali sectio
2. Perlu melibatkan pasien
3. Penandaan diberika tanda silang (X) dan disertai tanda panah menggunakan spidol
permanent warna hitam yang tidak mudah luntur terkena air, alkohol, ataupun betadine
4. Tanda mudah dikenali
7. Dilaksanakan saat pasien terjaga dan sadar jika memungkinkan,dan harus terlihat
sampai saat akan disayat.
12
BAB V
SASARAN V: PENGURANGAN RISIKO INFEKSI TERKAIT PELAYANAN
KESEHATAN
Ketentuan prosedur cuci tangan (hand hygiene) di Rumah Sakit Ibu dan Anak Kartini;
1. Rumah sakit menggunakan pedoman hand hygiene terbaru WHO patient safety yang
diterbitkan dan sudah diterima secara umum
2. Setiap unit pelayanan obat harus tersedia pedoman hand hygiene tersebut
3. Penerapan program hand hygiene yang efektif bertujuan untuk pengurangan secara
berkelanjutan risiko dari infeksi yang terkait pelayanan kesehatan di rumah sakit
4. Pengunjung pasien wajib melakukan cuci tangan
13
BAB IV
SASARAN VI: PENGURANGAN RISIKO PASIEN JATUH
A. Ketentuan pengurangan resiko jatuh di Rumah Sakit Ibu dan Anak Kartini ;
1. Melakukan proses assesmen awal atas pasien terhadap resiko jatuh dan melakukan
assesmen ulang pasien bila diindikasikan terjadi perubahan kondisi atau pengobatan.
2. Menerapkan langkah langkah untuk pencegahan /mengurangi risiko jatuh bagi mereka
yang pada hasil assesmen dianggap berisiko jatuh
3. Memonitor hasil penerapan langkah langkah untuk mengurangi risiko jatuh,baik
keberhasilan pengurangan cedera akibat jatuh dan dampak dari kejadian tidak
diharapkan
B. Penilaian resiko jatuh pasien Rawat Inap menggunakan :
1. Pasien anak usia < 17 tahun menggunakan penilaian skala Humpty Dumpty
2. Pasien dewasa usia ≥ 17 tahun menggunakan penilaian skala jatuh Morse (Morse Fall
Scale)
3. Pasien geriatri (usia ≥ 60 tahun) menggunakan penilaian skala sydney scoring
C. Jika skor penilaian resiko jatuhnya tinggi maka dilakukan pemasangan gelang kuning dan
dilakukan pencegahan pasien jatuh yang pelaksannanya sesuai dengan panduan
pengurangan resiko pasien jatuh
D. Penilaian pasien resiko jatuh di IGD dan rawat jalan menggunakan get up and go,
penanda pasien resiko jatuh dirawat jalan menggunakan penanda kalung warna kuning.
14
E. Ketentuan langkah langkah untuk pencegahan /mengurangi risiko jatuh di Rumah Sakit
Ibu dan Anak Kartini:
1. Anjurkan pasien meminta bantuan yang diperlukan
4. Pastikan bahwa jalur ke kamar kecil bebas dari hambatan dan terang
9. Pertimbangkan efek puncak obat yang diresepkan yang dapat mempengaruhi tingkat
kesadaran
10. Mengamati lingkungan untuk kondisi berpotensi tidak aman,dan segera laporkan
untuk perbaikan
11. Jangan biarkan pasien berisiko jatuh tanpa pengawasan saat di daerah diagnostik atau
terapi
12. Pastikan pasien yang diangkat dengan brandcard/tempat tidur,posisi bedside rel
dalam keadaan terpasang
13. Informasikan dan mendidik pasien dan /atau keluarga mengenai rencana perawatan
untuk mencegah jatuh
14. Berkolaborasi dengan pasien atau keluarga untuk memberikan yang dibutuhkan
1
2
3
4
5
6