Anda di halaman 1dari 11

BAB V.

III

SASARAN KESELAMATAN PASIEN

V.III.I PROSES IDENTIFIKASI DILAKUKAN DENGAN BENAR

PUSKESMAS BENDUNGAN

KABUPATEN TRENGGALEK

TAHUN 2022

BAB V.III.I PROSES IDENTIKASI PASIEN DI LAKUKAN DENGAN BENAR


A. Latar Belakang

Ketepatan identifikasi pasien menjadi hal yang penting bahkan


berhubungan dengan keselamatan pasien .Kesalahan karena keliru pasien
dapat terjadi disemua aspek diagnosis dan pengobatan .Keadaan yang dapat
mengarahkan terjadinya error/kesalahan dalam mengidentifikasi pasien,
adalah pasien yang mengalami disorientasi atau tidak Sadar sepenuhnya,
mungkin bertukar tempat tidur, sakit, mengalami disabilitas sensori atau
akibat situasi lain.

Oleh karena itu kebijkan/ prosedur yang secara kolaboratif diperlukan


untuk memperbaiki proses identifikasi , khususnya proses yang digunakan
untuk mengidentifikasi pasien ketika pemberian obat, darah, pengambilan
sampel, dan specimen lain, memberikan pengobatan, atau tindakan lain.Hal
ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahan identifikasi pasien yang nantinya
bisa berakibat fatal jika pasien menerima prosedur medis yang tidak sesuai
dengan kondisi pasien seperti salah pemberian obat, salah pengambilan darah
bahkan salah Tindakan medis sangat berat hukumnya.

B. Definisi

Identifikasi adalah proses pengumpulan data dan pencatatan segala


keterangan tentang bukti bukti dari seseorang sehingga kita dapat
menetapkan dan menyamakan keterangan tersebut dengan individu
seseorang. Gelang identitas pasien adalah suatu alat berupa gelang identifikasi
dipasangkan kepada pasien secara individual yang digunakan sebagai
identitas pasien selama dalam masa perawatan di puskesmas.

C. Tujuan
1. Diskripsi prosedur, untuk memastikan agar tidak terjadi kesalahan
dalam identifikasi pasien selama dalam perawatan.
2. Mengurang kejadian kesalahan dalam proses identifikasi, dapat berupa
pasien tertukar, salah prosedur, salah medikasi, kesalahan pemeriksaan
laboratorium.
3. Mengurangi insiden keselamatan pasien

D.Sasaran

Sesuai dengan tujuan pelaksanaan ketepatan identifikasi yakni untuk


membedakan pasien satu dengan pasien yang lainnya dan mencegah
kesalahan dan kekeliruan dalam proses pemberian pelayanan pengobatan
tindakan /prosedur, maka sasaran identifikasi pasien tersebut dikaitkan
dengan pencapaian tujuan tersebut.
Pasien pasien sasaran ketepatan identifikasi yaitu :
1. Pasien sadar
2. Pasien tidak sadar (kasus kecelakaan , meninggal, koma , dalam
pengaruh bius, dan sebagainya)
3. Pasien observasi di instalasi gawat darurat dan instalasi rawat inap
4. Pada saat sebelum pemberian terapi (obat dan tindakan medis)
5. Pasien pada saat sebelum pengambilan darah dan specimen lain.
6. Pasien pada saat sebelum pemberian diet pasien.
7. Pasien pada saat saat bayi baru lahir, identifikasi juga dilakukan
sebelum mentransfer pasien daari kamar bayi ke kamar ibu.

TATA LAKSANA
A. Pemberian identitas pasien
1. Sistem Penamaan Pasien
Semua identifikasi pasien menggunakan label dan boleh ditulis
manual bila sedang down sistem.
Sistem penamaan dalam pengidentifikasian pasien adalah tata
cara penulisan nama seseorang yang bertujuan untuk membedakan
satu pasien dengan pasien lain sehingga mempermudah /
memperlancar di dalam memberikan pelayanan rekam medis kepada
pasien yang datang berobat di PUSKESMAS . Prinsip utama yang harus
di taati oleh petugas identifikasi:
a. Nama pasien sendiri terdiri dari satu suku kata atau lebih.
b. Penulisan nama sesuai dengan KTP/SIM/PASPOR Yang masih
berlaku.
c. Untuk keseragaman penulisan nama pasien di gunakan ejaan baku
yang di sempurnakan dengan menggunakan huruf cetak / capital di
setiap awal kata.
d. Apabila pasien berkewarganagaraan asing maka penulisan namanya
harus di sesuaikan dengan paspor yang berlaku di indonesia.
e. Bila seorang bayi baru lahir hingga saat pulang belum mempunya
nama, maka penulisan namanya adalah bayi ny X.
f. Tulisan harus jelas dapat terbaca oleh orang lain dan tidak ada
penghapusan tipe EX jika terjadi kesalahan pembetulannya di beri
paraf dan tulisan yang di ubah masih dapat di baca.
g. Penulisan nama menggunakan nama asli pasien bukan
namasamaran atau panggilan.

B. Pemberian gelang pada pasien.


Dalam mewujudkan pencapaian ketepatan identifikasi pada pasien guna
mencegah kesalahan dan kekeliruan pemberian pelayanan atau pengobatan
maka perlu di adakan langkah – langkah untuk tercapainya tujuan
tersebut salah satu langkah dalam mewujudkan ketepatan identifikasi
pasien adalah dengan cara memberikan gelang pada setiap pasien dengan
kriteria tertentu. Dengan adanya pemberian gelang pasien maka akan
memudahkan dan mencegah terjadinya kesalahan pada petugas pemberi
pelayanan.
Gelang pasien juga harus memiliki berbagai warna yang di sesuaikan
dengan jenis kelamin dan kondisi derajat kesehatan pasien. Setiap petugas
rumah sakit harus memahami maksud warna gelang tersebut, guna
mencegah terjadinya angka kejadian yang tidak diharapkan.

C. Pemberian identitas pada gelang pasien.


Agar memudahkan petugas kesehatan membedakan pasien satu dengan
yang lain maka gelang pasien harus tercantum identitas si pasien tersebut
antara lain nama lengkap pasien, nomor rekam medis dan tangal lahir.
Adapun prosedur tetatap dalam pemberian identitas pada gelang pasien
sebagai beikut:
1. Pada gelang pasien tertulis nama lengkap pasien
2. Pada gelang pasien tertulis noor rekam medis pasien
3. Pada gelang pasien tertulis tanggal lahir pasien.
Petugas harus benar – benar menuliskan data identitas pada gelang
pasien secara lengkap, benar,jelas, dan terbaca. Adapun kriteria warna
gelang untuk membedakan kondisi pasien dengan yang lain antara lain :

1. Gelang berwarna biru untuk pasien laki-laki.


2. Gelang berwarna merah muda untuk pasien perempuan
3. Gelang berwarna putih sebagai tanda identifikasi untuk bayi baru lahir
yang belum jelas jenis kelamin.
Sedangkan untuk stiker.
1. Stiker berwarna merah untuk pasien yang memiliki alergi.
2. Stiker berwarna kuning untuk pasien dengan resiko jatuh
3. Stiker berwarna ungu sebagai tanda identifikasi untuk pasien
dengan katagori “ do not resuscitate”. (DNR).

D. Prosedur Pemakaian Gelang identitas.


1. Semua pasien harus diidentifikasi dengan benar sebelum pemberian
obat, darah, atau produk darah, pengambilan darah danspesimen lain
untuk pemeriksaan klinis : atau pemberian pengobatan atau tindakan
lain.
2. Pakaikan gelang identitas di pergelangan tangan pasien yang dominan,
jelaskan dan pastikan gelang terpasang dengan baik dan nyaman untuk
pasien. Jika tidak dapat dipakaikan di pergelangan tangan pakaikan di
pergelangan kaki. Apabila tidak dapat dipasangkan pada keduanya,
gelang identitas dapat dikalungkan di leher pasien dengan
menggunakan
tali kasur.

3. Identifikasi pasien di PUSKESMAS menggunakan gelang identitas


dengan minimal 2 data dari 3 data yang wajib yaitu nama lengkap,
minimal dengan dua nama pasien (tidak boleh disingkat dan di coret)
sesuai E-KTP, tanggal lahir dan nomor rekam medis. Apabila pasien
tidak memilikikartu identitas mintalah pasien / keluarganya untuk
menulis pada formulir identitas yang di sediakan puskesmas dengan
huruf capital, jelas dan benar.
4. Gelang identitas dipasangkan denagan tulisan menghadap ke
pemeriksa.
5. Identitas lainnya adalah warna gelang identitassesuai jenis kelamin
pasien. Warna biru untuk laki-laki , warna merah muda untuk pasien
pasien perempuan.
6. Nama tidak boleh di singkat nama harus sesuai dengan yang tertulis di
rekam medis.
7. Identitas di tulis tangan jika sistem elektronik tidak bisa di gunakan
dan tetap mencantumkan tiga identitas. Identitas di tulis menggunakan
tinta warna hitam denagn backgraund putih.
8. Jika dalam perawatan gelang identitas tersebut terlepas, rusak atau
penulisan yang salah harus segera diganti yang baru.
9. Perikasa ulang 3 identitas data di gelang identitas sebelumnya
dipakaikan ke pasien.
10. gelang identitas di lakukan tiap kali pergantian jaga petugas.

11.Sebelum pasien di transver ke unit lain, lakukan identifikasi dengan benar


dan pastikan gelang identitas terpasang dengan baik.

12.Unit yang menerima transfer pasien harus menanyakan ulang identitas


pasien dan membandikan data yang di peroleh dengan yang tercantum di
gelang identitas.

13.Gelang penanda tambahan untuk pasien beresiko (gelang warna merah


untuk pasien alergi, gelang warna kuning untuk pasien resiko jatuh, dan
gelang warna ungu untuk pasien menolak resusitasi jantung) juga wajib di
pasangkan pada pasien yang sudah di lakukan pengkajian oleh dokter /
perawat / bidan dan hanyaboleh di lepasapabila apasien keluar / pulang dari
rumah sakit untuk gelang penanda warna merah dan gelang penanda warna
kuning apabila pasien sudah dinyatakan resiko jatuh rendah melalui
pengkajian ulang.

10. Proses identifikasi pasien


Proses identifikasi pasien di lakukan dengan 2 cara yaitu :
1. AKTIF : setiap petugas menanyakan secara aktif nama lengkap dan
tanggal lahir pasien, selalu gunakan pertanyaan terbuka, janagan
menggunakan pertanyaan tertutup. Jika pasien tidak mampu
memberitahukan namanaya (pasien tidak sadar, bayi,dysphagia,
gangguan jiwa) verifikasi identitas pasien kepada keluarga/pengantar
yang bertangguang jawab terhadap pasien.
2. PASIF : Setiap petugas melihat dan mencocokan namalengkap dan
tanggal lahir pasien yang tertera dalam gelang identitas pasien dengan
kartu berobat atau dengan formulir permintaan pemeriksaan
penunjang. Beberapa prosedur yang membutuhkan identifikasi pasien
yaitu :
a. Pemberian obat-obatan
b. Prosedur pemeriksaan radiologi
c. Pengambilan sample atau spesimen ( darah, urin, tinja dan
sebagainya).
d. Transfusi darah.
e. Tindakan medis baik invasif maupun non invasif
f. Transver pasien
g. Pemberian gizi
h. Konfirmasi kematian
i. Pemberian diet pasien

j. Pelepasan gelang
k. pelepasan gelang dilakukan pada saat pulang, rujuk dan
meninggal.
IDENTIFIKASI PASIEN PADA MASA
ADAPTASI KEBIASAAN BARU

No. Dokumen :

003/SOP/LKT/2020

No. Revisi :

01
SOP
Tanggal Terbit :

6 Juni 2020

Halaman :

9/3

UPT PUSKESMAS dr. AINUR ROFIQ


BENDUNGAN
NIP. 19680429 200904 1 00 1

1. Pengertian

2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam mengidentifikasi pasien di


Puskesmas Bendungan pada masa adaptasi kebiasaan baru
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Bendungan Nomor
003/SK/ADM/2017 tentang penyelenggaraan upaya kesehatan
perorangan
4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 tahun 2019
tentang Puskesmas
2. Standart Puskesmas Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Timur
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor Hk.02.02/Menkes/514/2015 Tentang Panduan
Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Tingkat Pertama
4. Petunjuk Teknik Pelayanan Puskesmas pada Masa
Pandemi Covid 19
5. Prosedur/ 1. Pasien datang memakai masker dan diarahkan petugas
Langkah-langkah untuk mencuci tangan dengan sabun ditempat yang sudah
disediakan
2. Petugas melakukan pengecekan suhu tubuh.
3. Petugas menanyakan keperluan pasien.
4. Petugas menilai pasien apakah ada gejala yang mengarah
pada covid 19. Bila ada gejala yang mengarah pada covid 19
pasien diarahkan pada ruang pemeriksaan khusus.
5. Petugas memberikan nomor antrian kepada pasien yang tidak
ada gejala yang mengarah covid 19.
6. Petugas memanggil pasien dengan 3 S (Senyum, Salam,
Sapa,) dan meminta identitas pasien (KTP/SIM) dan kartu
jaminan kesehatan yang dimiliki (BPJS/KIS)
7. Petugas menanyakan keluhan pasien dan unit layanan yang
dituju.
8. Petugas menanyakan data diri pasien Nama, Alamat, Agama,
Tempat/Tanggal Lahir, Tanda Tangan, Nama Orang
Tua/Istri/Suami, Nama Kepala Keluarga dsb
9. Petugas mengecek kesamaan data diri pasien dengan
Identitas pasien pada KTP/SIM serta Kartu jaminan
Kesehatan
10. Petugas memasukkan data pasien ke dalam aplikasi
pendaftaran puskesmas.
11. Petugas mencari map rekam medis pasien sesuai nama
kepala keluarga.
12. Petugas mecetakkan kartu berobat (bagi pasien baru) dan
menyerahkan kembali kartu identitas, kartu jaminan
kesehatan yang dimiliki, dan kartu berobat kepada
pasien.
13. Petugas mempersilahkan pasien untuk menunggu di
ruang tunggu unit layanan yang dituju
14. Petugas membawa rekam medis ke unit layanan yang
dituju.

Anda mungkin juga menyukai