Anda di halaman 1dari 3

NILAI KRITIS

No. Dokumen : PK-5.4.63A-LABKES


No. Revisi :1
PK Tanggal Terbit : 06 November 2019
Halaman : 1 dari 2
Plt.Kepala UPTD LABKES Prov Kaltim
Pemerintah
Provinsi UPTD LABKES
Kalimantan Prov. Kaltim
Timur Setyo Budi Basuki, SKM.,M.Kes
NIP. 19670706 199201 1 003

1. Pengertian 1. Nilai kritis adalah hasil pemeriksaan laboratorium yang secara


signifikan diluar rentang nilai hasil yang seharusnya sehingga memberi
indikasi resiko tinggi atau kondisi yang mengancam jiwa pasien.
2. Penetapan Nilai Kritis
Nilai kritis parameter pemeriksaan klinis tertentu ditetapkan berdasarkan
pertimbangan dari beberapa tulisan atau publikasi baik secara nasional
dan internasional untuk laboratorium klinik sejenis, serta kecenderungan
dari nilai normal ras Asia dan pasien lab secara umum.
3. Pelaporan nilai kritis laboratorium
Pelaporan nilai kritis merupakan proses penyampaian hasil kritis kepada
dokter yang merawat pasien, yang bertujuan untuk penatalaksanaan
atau penanganan pasien dengan segera
2. Tujuan 1. Terlaksananya proses pelaporan nilaikritisyang perlu diwaspadai;
2. Mencegah keterlambatan penatalaksanaan pasien dengan
hasillaboratorium kritis;
3. Hasil kritis dapat diterima oleh dokter yang merawat dan
diinformasikan pada pasien sesuai waktu.
4. Mekanisme pelaporan nilai kritis laboratorium
5. Alat dan Alat :
Bahan 1. AlatTulis Kantor
2. Alat Komunikasi kantor (pesawat telepon dan telepon genggam)
6. Prosedur 1. Penanganan Nilai Kritis
1. Analis yang mendapati nilai kritis pada hasil pemeriksaan akan
memverifikasi kembali sampel yang diterima.
2. Mengulang pemeriksaan dengan metode dan alat yang sama.
3. Apabila tetap dihasilkan hasil yang termasuk ke dalam nilai kritis
maka analis segera memberitahu penyelia atau manajer teknis untuk
segera ditindak lanjuti.
4. Hasil dituangkan oleh analis dalam lembar hasil uji sementara (LHUS)
dan disimpan dalam bentuk rekaman.
2. Pelaporan nilai kritis laboratorium
1. Apabila hasil pasien termasuk ke dalam nilai kritis maka laboratorium
harus segera menghubungi dokter pengirim terkait/ Rumah Sakit/
Laboratorium perujuk/ pasien yang bersangkutan
2. Petugas laboratorium yang berwenang untuk menghubungi dokter
pengirim/ Rumah Sakit/ Laboratorium perujuk/ pasien yang
bersangkutan adalah penyelia atau PJ laboratorium klinis.
3. Sebelum menghubungi dokter pengirim, laboratorium harus
menyediakan data lengkap antara lain nama pasien, alamat, nomor
telepon pasien bila ada, tanggal pengumpulan spesimen, hasil
pemeriksaan, dan nama dokter pengirim.
4. Setelah data pasien lengkap maka penyelia atau PJ laboratorium
klinis menghubungi dokter pengirim dan menyampaikan informasi
tersebut. Jika pasien berasal dari rumah sakit, maka penyelia atau PJ
laboratorium klinis segera menghubungi dokter terkait dan apabila
dokter tidak berada di tempat, maka sampaikan informasi tersebut
kepada perawat atau nomor kontak yang ditunjuk.
5. Penyelia atau PJ laboratorium klinis harus menanyakan kembali
nama pasien, nama pemeriksaan dan hasil pemeriksaan yang telah
disampaikan sebelumnya untuk memastikan validitas data.
6. Penyelia atau PJ laboratorium klinis harus mendokumentasikan
informasi yang telah disampaikan, nama dokter/ petugas yang
menerima informasi tersebut, tanggal dan jam pemberitahuan, catat di
buku pelaporan nilai kritis.
7. Untuk sampel rujukan, penyelia atau PJ laboratorium klinis akan
menghubungi laboratorium perujuk untuk menyampaikan hasil
tersebut sesuai poin 5 dan 6. Informasi nilai kritis dari penyelia atau
PJ laboratorium klinis dapat melalui fax atau telepon terutama rujukan
24 jam, sedangkan laboratorium perujuk yang sudah tidak beroperasi
diatas jam14.00, segera langsung untuk menghubungi pasien yang
bersangkutan.

7. Referensi Akreditasi 15189

Anda mungkin juga menyukai