No. Revisi :1 PK Tanggal Terbit : 06 November 2019 Halaman : 1 dari 2 Plt.Kepala UPTD LABKES Prov Kaltim Pemerintah Provinsi UPTD LABKES Kalimantan Prov. Kaltim Timur Setyo Budi Basuki, SKM.,M.Kes NIP. 19670706 199201 1 003
1. Pengertian 1. Nilai kritis adalah hasil pemeriksaan laboratorium yang secara
signifikan diluar rentang nilai hasil yang seharusnya sehingga memberi indikasi resiko tinggi atau kondisi yang mengancam jiwa pasien. 2. Penetapan Nilai Kritis Nilai kritis parameter pemeriksaan klinis tertentu ditetapkan berdasarkan pertimbangan dari beberapa tulisan atau publikasi baik secara nasional dan internasional untuk laboratorium klinik sejenis, serta kecenderungan dari nilai normal ras Asia dan pasien lab secara umum. 3. Pelaporan nilai kritis laboratorium Pelaporan nilai kritis merupakan proses penyampaian hasil kritis kepada dokter yang merawat pasien, yang bertujuan untuk penatalaksanaan atau penanganan pasien dengan segera 2. Tujuan 1. Terlaksananya proses pelaporan nilaikritisyang perlu diwaspadai; 2. Mencegah keterlambatan penatalaksanaan pasien dengan hasillaboratorium kritis; 3. Hasil kritis dapat diterima oleh dokter yang merawat dan diinformasikan pada pasien sesuai waktu. 4. Mekanisme pelaporan nilai kritis laboratorium 5. Alat dan Alat : Bahan 1. AlatTulis Kantor 2. Alat Komunikasi kantor (pesawat telepon dan telepon genggam) 6. Prosedur 1. Penanganan Nilai Kritis 1. Analis yang mendapati nilai kritis pada hasil pemeriksaan akan memverifikasi kembali sampel yang diterima. 2. Mengulang pemeriksaan dengan metode dan alat yang sama. 3. Apabila tetap dihasilkan hasil yang termasuk ke dalam nilai kritis maka analis segera memberitahu penyelia atau manajer teknis untuk segera ditindak lanjuti. 4. Hasil dituangkan oleh analis dalam lembar hasil uji sementara (LHUS) dan disimpan dalam bentuk rekaman. 2. Pelaporan nilai kritis laboratorium 1. Apabila hasil pasien termasuk ke dalam nilai kritis maka laboratorium harus segera menghubungi dokter pengirim terkait/ Rumah Sakit/ Laboratorium perujuk/ pasien yang bersangkutan 2. Petugas laboratorium yang berwenang untuk menghubungi dokter pengirim/ Rumah Sakit/ Laboratorium perujuk/ pasien yang bersangkutan adalah penyelia atau PJ laboratorium klinis. 3. Sebelum menghubungi dokter pengirim, laboratorium harus menyediakan data lengkap antara lain nama pasien, alamat, nomor telepon pasien bila ada, tanggal pengumpulan spesimen, hasil pemeriksaan, dan nama dokter pengirim. 4. Setelah data pasien lengkap maka penyelia atau PJ laboratorium klinis menghubungi dokter pengirim dan menyampaikan informasi tersebut. Jika pasien berasal dari rumah sakit, maka penyelia atau PJ laboratorium klinis segera menghubungi dokter terkait dan apabila dokter tidak berada di tempat, maka sampaikan informasi tersebut kepada perawat atau nomor kontak yang ditunjuk. 5. Penyelia atau PJ laboratorium klinis harus menanyakan kembali nama pasien, nama pemeriksaan dan hasil pemeriksaan yang telah disampaikan sebelumnya untuk memastikan validitas data. 6. Penyelia atau PJ laboratorium klinis harus mendokumentasikan informasi yang telah disampaikan, nama dokter/ petugas yang menerima informasi tersebut, tanggal dan jam pemberitahuan, catat di buku pelaporan nilai kritis. 7. Untuk sampel rujukan, penyelia atau PJ laboratorium klinis akan menghubungi laboratorium perujuk untuk menyampaikan hasil tersebut sesuai poin 5 dan 6. Informasi nilai kritis dari penyelia atau PJ laboratorium klinis dapat melalui fax atau telepon terutama rujukan 24 jam, sedangkan laboratorium perujuk yang sudah tidak beroperasi diatas jam14.00, segera langsung untuk menghubungi pasien yang bersangkutan.