Anda di halaman 1dari 7

STRATEGI PEMERINTAH KOTA BANDUNG DALAM

MEWUJUDKAN KAWASAN BEBAS RENTENIR


STUDI PADA SATGAS ANTI RENTENIR
Wiji Astuti, S.I.P
Program Studi Magister Ilmu Pemerintahan
Universitas Langlangbuana, Bandung, Indonesia
E-mail: wijiastuti12345@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganilisis Strategi Pemerintah Kota Bandung dalam
Mewujudkan Kawasan Bebas Rentenir melalui Studi Pada Satuan Tugas Anti Rentenir untuk
mengetahui Strategi Pemerintah Kota Bandung dalam hal tersebut penulis menggunakan
teori Strategi Pemerintah (Geoff Mulgan, 2009) yang diukur melalui lima tahapan yaitu :
Tujuan (Purpose), Lingkungan (Environment), Arah (Directions), Aksi/Tindakan (Actions), dan
Pembelajaran (Learning). Teknik pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumentasi,
observasi, dan literasi pada Satuan Tugas Anti Rentenir. Hasil penelitian menunjukan bahwa
Strategi Pemerintah Kota Bandung dalam mewujudkan Kawasan Bebas Rentenir melalui
Satgas Anti Rentenir belum berjalan Optimal. Hal ini terlihat dari dibutuhkannya Sosialisasi
langsung yang lebih masif kepada masyarakat, dan Penambahan Inovasi dan Solusi yang
lebih Konkret berdasarkan kepada Kemajuan teknolohgi digital karena Koperasi yang
ditawarkan sebagai Solusi kalah saing dengan Pinjaman Online (Pinjol).

Kata Kunci : Strategi Pemerintah, Rentenir, Satuan tugas Anti Rentenir, Koperasi

Pendahuluan
Fenomena lintah darat (Rentenir) masih marak terjadi bahkan bergeser kepada yang
tadinya bersifat Konvensional (Door to door) menjadi yang berbasis teknologi digital, hal ini
terjadi karena perkembangan zaman yang begitu pesat dan budaya yang serba cepat dan
instan. Lintah darat merupakan penyakit masyarakat yang akan mempengaruhi Moral,
Spiritual, Sosial bahkan akan menjadi tindak kriminal. Rentenir menurut Heru nugroho adalah
orang yang meminjam uang kepada nasabahnya untuk memperoleh keuntungan melalui
tingkat bunga. Praktek rentenir merupakan salah satu aktivitas ekonomi dalam Pinjam
meminjam uang yang pada umumnya banyak diminati oleh orang-orang dari Strata
Pendapatan Rendah (Menengah Kebawah) yang membutuhkan Kredit-kredit untuk
membayar biaya hidup sehari-hari maupun untuk berusaha (Heru nugroho, 18;2001).
Sektor Informal sebagai istilah yang bisa digunakan untuk menunjukan sejumlah
Kegiatan ekonomi yang berskala kecil. Pada masa kini merupakan manifestasi dari situasi
Pertumbuhan kesempatan di berbagai Kota, Kehadiran sektor Informal memegang peranan
penting dalam kehidupan Perkotaan, dalam hal ini Kota Bandung sebagai Kota Jasa, dimana
salah satu Sektor Informal Penjual jasa yang tumbuh Kondusif dan berkembang adalah Praktik
pelepas uang yang biasa dikenal sebagai Rentenir atau Money Lender. Tumbuh kembangnya
Praktik Rentenir kalau meminjam Teori Ekonomi yaitu adanya Penawaran dan Permintaan,
Penawaran dilakukan oleh Rentenir sebagai Perorangan atau Badan atau yang berkedok
Koperasi Sekalipun, Penawaran dilakukan oleh masyarakat yang membutuhkan uang yang
terdesak kebutuhan, seperti dua sisi magnet yang saling tarik-menarik. Melengkapi alasan
tersebut adalah karena masyarakat kita bersifat Pragmatis menginginkan hal-hal yang serba
cepat dan sederhana, sebagaimana yang sudah diketahui bahwa meminjam uang ke rentenir
lebih mudah dan efisien, tidak membutuhkan kelengkapan Surat-surat Identitas dan
Keterangan jenis usaha lainnya, seperti apabila kita harus meminjam ke Bank yang perlu
adanya Jaminan, Ke Pegadaian harus ada yang digadaikan, ke Koperasi harus menjadi
Anggota terlebih dahulu, dan Syarat-syarat lain yang membuat masyarakat semakin enggan
untuk meminjam. Dari data yang dihimpun Satgas Anti Rentenir Kota Bandung dari Tahun
2018 sampai dengan Oktober 2021 terdapat 7.231 aduan tentang rentenir dan lebih dari
setengahnya aduan Spesifik dari Pinjaman online (Online), Bulan Januari-Maret terdapat 384
aduan terjerat rentenir konvensional. Dilihat dari data awal tersebut terlihat bahwa
Pemerintah Kota Bandung belum Optimal dalam mengatasi Permasalahan rentenir sehingga
belum bisa dikatakan dapat mewujudkan Visi Kota Bandung yaitu Terwujudnya Kota Bandung
yang Unggul Nyaman, Sejahtera dan Agamis serta Salah satu Misinya Membangun
Perekonomian yang Mandiri, Kokoh, dan Berkeadilan. Berdasarkan dari Urgensi latar
belakang permasalahan yang telah dijabarkan, maka tujuan penelitian ini untuk mengkaji
bagaimana Strategi Pemerintah Kota Bandung dalam mewujudkan Kawasan Bebas rentenir.
Metodologi
Jenis Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yaitu dengan
mengumpulkan data yang diperoleh di lapangan kemudian menganalisanya sesuai dengan
kenyataan yang ada untuk menarik kesimpulan dan metode yang digunakan adalah kualitatif.
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumentasi, observasi, dan wawancara.
Penelitian dilakukan di Kota Bandung pada Satuan Tugas (SATGAS) Anti Rentenir.

Hasil dan Pembahasan


Strategi Pemerintah Kota Bandung dalam mewujudkan Kawasan bebas Rentenir dapat
menggunakan Teori Strategi Pemerintah dari (Geoff Mulgan,2009) yang menguraikan Strategi
Pemerintah dilakukan dengan 5 (Lima Tahapan) yaitu : tujuan (purpose) Karena tujuan
menentukan apa yang akan dicari oleh Pemerintah, setelah tujuan ditetapkan tahapan kedua
yang harus dimiliki adalah lingkungan (environment), Lalu setelah selesai dengan dua tahapan
tersebut dilanjutkan dengan tahapan arah (directions) terhadap langkah-langkah yang harus
dituju, kemudian harus ada aksi/tindakan (actions) yang dilakukan, yang terakhir tahapan
yang harus ada yaitu pembelajaran (learnings) . Kelima Tahapan tersebut dapat diuraikan
sebagai berikut :
A. Tujuan (Purpose)
Tujuan (Purpose) adalah upaya untuk mencapai hal yang menjadi sasaran yang akan
dijangkau oleh organisasi atau Perangkat Pemerintah. Dimana pada tujuan ini juga meliputi
Visi misi, yang berupa arah yang diinginkan oleh pemerintah daerah dengan memaksimalkan
kemampuan yang ada, dalam hal ini Visi Satgas Anti Rentenir menjadi Garda Terdepan untuk
mewujudkan Kota Bandung kawasan bersih dari rentenir, serta menjadi penggerak
pemberdayaan masyarakat yang berkeadilan. Sedangkan Misi dari Satgas Anti Rentenir
adalah Mewujudkan Bandung Kota Bersih dari Rentenir, Menjadi Solusi Terhadap
permasalahan masyarakat dalam menghadapi Rentenir, Memberikan Edukasi dan
Pencerahan kepada masyarakat dalam menghadapi Rentenir, Memberikan Edukasi dan
Pencerahan kepada masyarakat tentang koperasi, Meningkatkan Ekonomi Masyarakat
Melalui Perkoperasian. Dilihat dari aspek Tujuan (Purpose) Kota Bandung sudah memiliki
tujuan yang jelas dalam mewujudkan Kota Bersih dari Rentenir dengan adanya pembentukan
Satuan Tugas tersebut, namun dalam Pelaksanaan Visi Misi serta Tugas dan fungsinya untuk
mencapai tujuan tersebut Perlu lebih dalam dilihat, dimana masyarakat Kota Bandung masih
banyak yang terjerat rentenir, dan Sosialiasi yang dianggap paling penting untuk mngenalkan
Masyarakat akan keberadaan Satgas Anti Rentenir sampai ke tingkat Pemahaman untuk tidak
terlibat dengan rentenir dan Solusi terbebas dari hal tersebut, Berdasarkan Informasi dari
Kanal Media Sosial Satgas Anti Rentenir Sosialisasi yang dilakukan Satuan tugas tersebut yang
secara Offline yang dilakukan hanya “nebeng” saat ada kegiatan (KUKM Kota Bandung)
Karena Satgas tersebut tidak mempunyai Anggaran, sehingga Sosialisasi berjalan seadanya.

B. Lingkungan (environment)

Lingkungan (environment) adalah ruang dimana alam, manusia, benda dan seluruh
kondisi didalamnya yang mempengaruhi kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia.
Lingkungan juga meliputi aspek perubahan pada kondisi lingkungan sekitar dan juga
perubahan pada kondisi perekonomian yang turut mempengaruhi strategi yang dibuat oleh
Pemerintah. Lingkungan dalam Penelitian ini yang dimaksud adalah Lingkugan Kota Bandung
dimana Kota ini adalah Kota Jasa yang masyarakatnya kebanyakan mendapatkan Penghasilan
dari Pekerjaaan-pekerjaan yang berupa Jasa dan Perdagangan. Kemajuan dan Kegemilangan
dari Kota Bandung tidak terlepas dari masyarakat Urban yang berkontribusi didalamnya.
Masyarakat urban adalah masyarakat pendatang yang melakukan perpindahan dari desa ke
kota. Lintah darat (Rentenir) biasanya sangat mudah beraksi Pada masyarakat yang terbuka
dan ramah seperti Masyarakat Kota Bandung baik masyarakat asli Bandung maupun
Masyarakat Urbannya, Kota Bandung yang warganya berProfesi dalam Bidang Jasa dan
Sedikitnya Lahan untuk Profesi yang lain seperti Petani dan Peternak membuat Kota ini
sangat bergantung kepada “Uang” untuk bertahan hidup, karena tidak ada Sumber daya alam
yang begitu saja dapat diambil dengan Cuma-Cuma seperti di Pedesaan, Kota yang sudah
Padat dengan penduduk dan Beton-beton Bangunan.

C. Arah (directions)

Arah (directions) adalah petunjuk atau instruksi atau arahan yang diberikan oleh
pemberi arahan (dalam hal ini adalah pimpinan) yang meliputi koordinasi, komunikasi, dan
motivasi yang baik dan benar untuk melakukan suatu perintah resmi yang berasal dari
pimpinan. Arahan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Bandung mengenai Kawasan Bebas
rentenir adalah dengan adanya Keputusan Wali Kota Bandung Nomor 518/Kep.965-
DiskopUMKM/2017 yang kemudian di Perbaharui dengan Keputusan Wali Kota Bandung
Nomor 518/Kep.336-Dikukm/2021 tentang Satuan Tugas Anti Rentenir yang mempunyai
tugas pokok sebagai berikut; a. melaksanakan pengawasan, pemantauan, penindakan
terhadap koperasi yang melaksanakan kegiatan usaha simpan pinjam; b. menyusun program
kerja gerakan anti rentenir c. mempersiapkan data-data maupun profil pendukung
keberadaan koperasi; d. menginventarisasi koperasi yang melaksanakan praktek rentenir;
e. memfasilitasi bantuan terhadap korban-korban rentenir; f. merekomendasikan hasil
temuan perorangan, badan, Lembaga yang praktek rentenir kepada yang berwenang, dan g.
menyampaikan laporan secara berkala dan/atau sewaktu-waktu apabila diminta kepada Wali
Kota Bandung melalui Sekretaris Daerah Kota Bandung.

Kepwal tersebut di keluarkan oleh Kota Bandung sebagai arahan untuk menjalankan
tugas bagi pemberantasan Kawasan yang memiliki banyak rentenir, Khusunya Program Kerja
gerakan anti rentenir.

D. Aksi/ Tindakan (Actions)

Dari Segi Aksi/Tindakan (Actions) yakni Bagaimana langkah-langkah yang diambil atau
yang dilakukan oleh Satgas Anti Rentenir untuk mewujudkan Visi dan Misi nya. Di Satgas Anti
Rentenir ini sendiri dibina Secara Langsung oleh Wali Kota Bandung dan memiliki Bidang-
bidang tertentu diantaranya ; Bidang Sosial dan Kemitraan, Bidang Verifikasi Pelayanan,
Bidang Mediasi dan Advokasi, dan Bidang Pemberdayaan. Aksi/ Tindakan dilaksanakan
dengan Sinergis dimana berbagai Unsur terlibat dari Mulai Walikota Bandung, Dinas Koperasi
dan Usaha Kecil dan Menengah Kota Bandung, Para Camat Se Kota Bandung, LBH, Dewan
Mesjid Indonesia, karena memang solusi dari Penanganan masalah rentenir harus melibatkan
daya juang semua Pihak. Satgas Anti Rentenir sendiri sudah melaksanakan Sosialiasi yang
masif di Medias Sosialnya terutama di Instagram memberikan Edukasi kepada warga
masyarakat Kota Bandung dan membuka Pengaduan dengan adanya Layanan Whatssapp
Pengaduan, Gerakan terhadap rentenir sendiri sudah dilakukan oleh Warga Masyarakat
dengan memasang Spanduk-spanduk sebagaimana Poto berikut :

Gambar 1.1 Spanduk di Kelurahan Sukajadi


Gambar 1.2 Spanduk di Kelurahan Sukamiskin

E. Pembelajaran (Learning)

Pembelajaran (Learning) adalah proses yang dilakukan oleh organisasi atau


perangkat pemerintahan untuk menentukan strategi maupun merumuskan kebijakan
dimana didalamna meliputi metode perbandingan dan identifikasi. Dalam hal ini
Pemerintah Kota Bandung harus belajar terkait Evaluasi yang telah dilakukan dari
belum optimalnya Program Satuan Tugas Anti Rentenir guna Pembelajaran masa
depan. Pemerintah Kota Bandung sekalipun sudah melakukan Sosialisasi yang Intensif
di Media Sosial namun Sosialisasi yang diperlukan harus juga berupa Sosialisasi
Langsung dengan menggunakan Pendekatan Kewilayahan misalnya bersosialisasi di
setiap Kelurahan dan Koperasi-koperasi yang ada di Kewilayahan, dalam hal
penanganan kasus juga harus lebih memberikan solusi jangka Panjang dan harus
menghentikan alur “Gali lubang tutup lubang” karena solusi yang diberikan Satgas
diantaranya pelunasan dengan meminjam kembali dari Koperasi, guna hal tersebut
semua actor pemangku kepentingan dan yang peduli terhadap ekonomi wilayah kota
bandung harus bersinergis dalam penanganan dan antisipasi merebaknya kembali
rentenir-rentenir digital seperti Pinjaman online yang membahayakan, dan
seharusnya Koperasi-koperasi yang ada dihidupkan dengan cara-cara yang lebih
mudah, lebih kekinian (menggunakan teknlogi digital) jangan sampai kalah dengan
rentenir yang berkedok Pinjaman Online (Pinjol)
Ucapan Terimakasih

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas, rahmat,
ridho dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan artikel ilmiah dengan judul “STRATEGI
PEMERINTAH KOTA BANDUNG DALAM MEWUJUDKAN KAWASAN BEBAS RENTENIR STUDI PADA
SATGAS ANTI RENTENIR” Penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Prof. Dr. Davidescu Christiana Victoria, M., MA selaku dosen pembimbing penulisan
artikel ilmiah
2. Kedua Orang tua dan adik tercinta karena berkat dukungannya penulis dapat
menyelesaikan artikel ilmiah ini
3. Sahabat, teman dan Rekan kerja yang selalu memberi semangat dan dukungan kepada
penulis.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak yang sudah membantu dan
menjadi sumber informasi dalam mengerjakan artikel ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa
dalam penulisan artikel ilmiah ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna, Penulis mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan artikel ini.

Daftar Pustaka
Nugroho Heru, Uang, Rentenir dan Hutang Piutang di Jawa, Pustaka Pelajar, Yogyakarta:2001.

Lampiran Keputusan Wali Kota Bandung Nomor 518/Kep.336-Dikukm/2021 tentang Satuan Tugas Anti
Rentenir

Anda mungkin juga menyukai