PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu unsur penting dan sangat vital yang menentukan keberhasilan
akreditasi Puskesmas adalah bagaimana mengatur sistem pedokumentasian
dokumen.
Dokumen UPTD Puskesmas Gebang secara garis besar dibagi atas dua bagian
yaitu dokumen internal dan eksternal. Dokumen tersebut digunakan untuk
membangun dan membakukan sistem menejemen mutu dan sistem manajemen
pelayanan. Regulasi internal tersebut berupa kebijakan, pedoman, standar
operasional prosedur (SOP) dan dokumen lain disusun berdasarkan peraturan
perundangan dan pedoman-pedoman (regulasi) eksternal yang berlaku.
C. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116;
2. Undang – undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan
Lembaran Negara 4846);
3. Undang-Undang RepubliIk Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik, L embaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112;
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Tenaga
Kesehatan;
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah;
7. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem
Kesehatan Nasional;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang –
undang Nomor 48 tahun 2009 tentang Kearsipan (lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 58, tambahan lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5286);
9. Peraturan Menteri Pe dayagunaan Aparatur Negara dan RB Nomor 35 tahun
2012 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur
Administrasi Pemerintahan;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 tahun 2013 tentang Pelayanan
Kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 tahun 2014 tentang Klinik;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang Puskesmas;
13. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 59 tahun 2015 tentang Komisi Akreditasi
FKTP;
14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 tahun 2015 tentang Tentang Akreditasi
Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter, Dan Tempat P raktik
Mandiri Dokter Gigi.
BAB II
DOKUMENTASI AKREDITASI FKTP
A. Ketentuan Umum
1. Penggunaan kertas;
a. Kertas yang digunakan untuk dokumen adalah HVS 70 gram;
b. Ukuran kertas yang digunakan untuk dokumen adalah Folio/F4 (215 mm x
330 mm);
c. Ukuran kertas untuk makalah/paper/laporan adalah A4 (210 mm x 297 mm);
d. Margins kertas dokumen;
1) Top : 20 mm
2) Bottom : 25 mm
3) Left : 30 mm
4) Right : 20 mm
2. Pengetikan Dokumen;
a. Pengetikan Dokumen dalam bentuk Surat Keputusan/SK, menggunakan
jenis huruf bookman old style dengan ukuran 12 dan spasi 1 atau 1,5 sesuai
kebutuhan;
b. Pengetikan Dokumen selain Surat Keputusan/SK menggunakan jenis huruf
arial ukuran 12 atau disesuaikan kebutuhan dan spasi 1 atau 1,5 sesuai
kebutuhan.
4. Kop surat;
a. Kop Dokumen Untuk UPTD Puskesmas Gebang menggunakan lambang
daerah hitam putih ditempatkan pada bagian atas kiri kertas, memuat
sebutan Pemerintah Kabupaten Cirebon, nama UPTD, alamat, nomor
telepon, nomor faksimile, website, email dan kode pos;
b. Jenis huruf pada dokumen dalam bentuk dan susunan produk hukum yaitu
Surat Keputusan/SK, menggunakan jenis huruf bookman old style dengan
ukuran 12 dan spasi 1 atau 1,5 sesuai kebutuhan. Ukuran huruf pada nama
institusi adalah 12 dan ditebalkan;
c. Jenis huruf pada dokumen selain Surat Keputusan/SK menggunakan jenis
huruf arial ukuran 12 atau disesuaikan kebutuhan dan spasi 1 atau 1,5
sesuai kebutuhan. Ukuran huruf pada nama institusi adalah 14 dan
ditebalkan.
5. Penulisan Nama;
a. Penulisan nama pejabat untuk dokumen dalam bentuk dan susunan produk
hukum/SK tidak menggunakan gelar, pangkat dan Nomor Induk Pegawai
(NIP).
b. Penulisan nama pejabat untuk dokumen selain SK menggunakan gelar,
pangkat dan Nomor Induk Pegawai (NIP).
6. Penandatanganan Dokumen;
Penandatanganan dokumen dalam bentuk SK dan dokumen lainnya dilakukan
oleh kepala UPTD.
7. Penggunaan tinta dokumen;
a. Tinta yang digunakan untuk dokumen berwarna hitam;
b. Tinta yang digunakan untuk penandatanganan dan paraf dokumen berwarna
biru tua;
c. Tinta yang digunakan untuk keperluan keamanan dokumen dinas berwarna
merah.
8. Penomoran Dokumen.
a. Penomoran dokumen yang ditandatangani oleh kepala UPTD Puskesmas
Gebang menggunakan Kode Klasifikasi, Kode dokumen, nomor urut
dokumen, nama UPTD terkait sesuai dengan substansi naskah dinas surat
dan tahun terbit dokumen;
b. Pengaturan nomor dokumen adalah sebagai berikut:
1) Kode Klasifikasi dibuat berdasarkan kode buku arsiparis yang berlaku;
2) Kode dokumen merupakan kode untuk dokumen yang dibuat;
3) Nama SKPD/unit/UPTD dicantumkan sesuai dengan substansi naskah
dinas surat;
4) Tahun terbit sesuai dengan tahun penerbitan ditulis dengan angka;
9. Stempel.
Ukuran stempel SKPD dan UPTD Puskesmas Gebang adalah sebagai berikut:
a. Ukuran garis tengah lingkaran luar stempel jabatan dan stempel perangkat
daerah adalah 4 cm;
b. Ukuran garis tengah lingkaran tengah stempel jabatan dan stempel
perangkat daerah adalah 3,8 cm;
c. Ukuran garis tengah lingkaran dalam stempel jabatan dan perangkat
daerah adalah 2,7 cm;
d. Jarak antara 2 (dua) garis yang terdapat dalam lingkaran dalam maksimal
1 cm.
e. Stempel untuk SKPD berisi nama Pemerintah Kabupaten Cirebon, nama
SKPD yang bersangkutan;
Stempel untuk UPTD berisi nama Pemerintah Kabupaten Cirebon, nama SKPD
dan nama UPTD yang bersangkutan.
c. Peraturan
Peraturan/Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Gebang
dituangkan dalam pasal-pasal dalam keputusan tersebut, atau merupakan
lampiran dari peraturan/ keputusan.
Format Peraturan/ Surat Keputusan disusun sebagai berikut :
1. Pembukaan ( ditulis dengan huruf kapital ) :
a. Judul : Peraturan/Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Gebang,
b. Nomor : ditulis sesuai dengan penomoran pengendalian dokumen
Puskesmas Gebang, yaitu Kode Klasifikasi/SK.nomor urut/nama SKPD/tahun
diterbitkan
Keterangan :
Kode Klasifikasi dibuat berdasarkan kode buku arsiparis
SK merupakan jenis dokumen yang dibuat
Nomor urut merupakan nomor kendali yang telah terdokumentasi ditulis
dalam 4 (empat) angka
Nama SKPD dicantumkan sesuai dengan substansi naskah dinas surat
Tahun diterbitkan merupakan tahun dimana dokumen SK tersebut
dibuat
Contoh : 446/SK.001/PkmGebang/2021
c. Jabatan pembuat keputusan ( KEPALA UPTD PUSKESMAS GEBANG )
ditulis simetris, diletakkan di tengah margin diakhiri dengan tanda koma ( ,)
2. Konsideran, meliputi:
a. Menimbang:
1) Memuat uraian singkat tentang pokok-pokok pikiran yang menjadi latar
belakang dan alasan pembuatan keputusan,
2) Huruf awal kata "Menimbang" ditulis dengan huruf kapital diakhiri
dengan tanda baca titik dua ( : ), dan diletakkan dibagian kiri,
3) Konsideran menimbang diawali dengan penomoran menggunakan huruf
kecil dan dimulai dengan kata "bahwa" dengan "b" huruf kecil, dan
diakhiri dengan tannda baca ( ;).
b. Mengingat:
1) Memuat dasar kewenangan dan peraturan perundangan yang
memerintahkan pembuat Peraturan/ Surat Keputusan tersebut,
2) Kata "Menginat” ditulis sejajar dengan kata “Menimbang” diawali dengan
penomoran menggunakan angka.
3) Perundangan ditulis tanpa menggunakan garis miring (/) tetapi kata “atau”
4) Perundangan diurutkan sesuai hirarki tata perundangan dengan tahun
awal disebut terlebih dahulu
5) Hirarki Perundangan
a) Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
b) Ketetapan MPR
c) Undang-undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang
d) Peraturan Pemerintah
e) Peraturan Presiden
f) Peraturan Daerah Provinsi
g) Peraturan Daerah Kabupaten
Peraturan perundang-undangan selain dari ketentuan tersebut diatas
mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang tidak bertentangan.
6) Pelaksanaan teknis dari suatu peraturan perundangan dapat
menggunakan peraturan sebagai berikut (sesuaikan dengan kebutuhan
dan urutannya):
a) Keputusan Presiden
b) Peraturan Menteri
c) Keputusan Menteri
d) Peraturan Gubernur
e) Peraturan Bupati
3. Diktum:
a. Diktum "MEMUTUSKAN" ditulis simetris ditengah, seluruhnya dengan huruf
kapital;
b. Diktum “Menetapkan” dicantumkan setelah kata memutuskan sejajar dengan
kata menimbang dan mengingat, huruf awal kata menetapkan ditulis dengan
huruf kapital , dan diakhiri dengan tanda baca titik dua ( : );
c. Nama keputusan sesuai dengan judul keputusan (kepala), seluruhnya ditulis
dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik ( . ).
4. Batang Tubuh.
a. Batang tubuh memuat semua substansi peraturan Keputusan yang di
rumuskan dalam diktum-diktum, misalnya:
KESATU : Siapa yang melaksanakan
KEDUA : Siapa sasaran kegiatan
KETIGA : Kapan dilaksanakan
KEEMPAT : Bagaimana cara melaksanakan
KELIMA : Penutup
b. Dicantumkan saat berlakunya peraturan/Keputusan, perubahan,
pembatalan, pencabutan ketentuan, dan peraturan lainnya, dan
c. Materi kebijakan dapat dibuat sebagai lampiran Peraturan/Keputusan, dan
pada halaman terakhir ditanda tangani oleh pejabat yang menetapkan
Peraturan/Keputusan.
5. Kaki:
Kaki Peraturan/ Surat Keputusan merupakan bagian akhir substansi yang
memuat penandatangan penerapan Peraturan/Keputusan, pengundangan
peraturan/ keputusan yang terdiri dari:
a. Tempat dan tanggal penetapan,
b. Nama jabatan diakhiri dengan tanda koma ( ,),
c. Tanda tangan Kepala FKTP
d. Nama lengkap Kepala FKTP
e. Ditandatangani oleh Kepala/Koordinator FKTP tanpa gelar dan NIP
f. Jika surat keputusan lebih dari satu halaman. Halaman kedua, ketiga dan
seterusnya ditulis tanpa menggunakan KOP Surat, dan penandatangan
kepala FKTP diletakan di halaman terakhir
g. Lampiran Surat Keputusan
Penulisan kata lampiran terletak disebelah kiri, ditulis dengan huruf kapital,
penulisan nomor, tanggal, Tentang sejajar dengan titik dua (:)
C. Manual Mutu
Manual mutu adalah dokumen yang memberi informasi yang konsisten dalam
maupun ke luar tentang sistem manajemen mutu. Manual mutu disusun, ditetapkan,
dan dipelihara oleh organisasi. Manual mutu tersebut meliputi:
Kata Pengantar
I. Pendahuluan
A. Latar belakang
1. Profil Organisasi
2. Kebijakan Mutu
3. Proses Pelayanan (Proses Bisnis)
B. Ruang Lingkup
C. Tujuan
D. Landasan hukum dan acuan
E. Istilah dan definisi
II. Sistem Manajemen Mutu dan Sistem penyelenggaraan Pelayanan:
A. Persyaratan umum
B. Pengendalian dokumen
C. Pengendalian rekaman
III. Tanggung Jawab Manajemen:
A. Komitmen Manajemen
B. Fokus pada sasaran/pasien
C. Kebijakan Mutu
D. Perencanaan Sistem Manajemen Mutu dan Pencapaian Sasaran Kinerja/
Mutu :
E. Tanggung jawab, wewenang dan komunikasi
F. Wakil Manajemen Mutu/ penanggung Jawab Manajemen Mutu
G. Komunikasi internal
IV. Tinjauan Manajemen:
A. Umum
B. Masukan Tinjauan Manajemen
C. Luaran tinjauan
V. Manajemen Sumber Daya:
A. Penyediaan sumber daya
B. Manajemen sumber daya manusia
C. lnfrastruktur
D. Lingkungan kerja
VI. Penyelenggaraan Pelayanan:
A. Upaya Kesehatan Masyarakat di Puskesmas:
1. Perencanaan Upaya Kesehatan Masyarakat, akses dan pengukuran
kinerja
2. Proses yang berhubungan dengan sasaran:
a. Penetapan persyaratan sasaran
b. Tinjauan terhadap persyaratan sasaran
c. Komunikasi dengan sasaran
3. Pembelian (jika ada)
4. Penyelenggaraan UKM:
a. Pengendalian proses penyelenggaraan upaya
b. Validasi proses penyelenggaraan upaya
c. Identifikasi dan mampu telusur
d. Hak dan kewajiban sasaran
e. Pemeliharaan barang milik pelanggan (jika ada)
f. Manajemen risiko dan keselamatan
5. Pengukuran, analisis, dan penyempurnaan sasaran kinerja UKM:
a. Umum
b. Pemantauan dan pengukuran:
1) Kepuasan pelanggan
2) Audit internal
3) Pemantauan dan pengukuran proses
4) Pemantauan dan pengukuran hasil layanan
c. Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai
d. Analisis data
e. Peningkatan berkelanjutan
f. Tindakan korektif
g. Tindakan preventif
B. Pelayanan klinis (Upaya Kesehatan Perseorangan):
1) Perencanaan pelayanan klinis
2) Proses yang berhubungan dengan pelanggan
3) Pembelian/ pengadaan barang terkait dengan pelayanan klinis:
a. Proses pembelian
b. Verifikasi barang yang dibeli
c. Kontrak dengan pihak ketiga
4) Penyelenggaraan pelayanan klinis:
a. Pengendalian proses pelayanan klinis
b. Validasi proses pelayanan
c. Identifikasi dan ketelusuran
d. Hak dan kewajiban pasien
e. Pemeliharaan barang milik pelanggan (spesiemen, rekam medis, dsb)
f. Manajemen risiko dan keselamatan pasien
5) Peningkatan Mutu pelayanan Klinis dan Keselamatan pasien:
a. Penilaian indikator kinerja klinis
b. Pengukuran pencapaian sasaran keselamatan pasien
c. Pelaporan insiden keselamatan pasien
d. Analisis dan tindaklanjut
e. Penerapan manajemen risiko
6) Pengukuran, analisis, dan penyempurnaan:
1) Umum
2) Pemantauan dan pengukuran:
a) Kepuasan pelanggan
b) Audit internal
c) Pemantauan dan pengukuran proses, kinerja
d) Pemantauan dan pengukuran hasil layanan
3) Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai
4) Analisis data
5) Peningkatan berkelanjutan
6) Tindakan korektif
7) Tindakan preventif
VII. Penutup
Lampiran (jika ada)
F. Pedoman/ Panduan
Pedoman/ panduan adalah: kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah
langkah- langkah yang harus dilakukan. Pedonran merupakan dasar untuk
menentukan dan melaksanakan kegiatan. Panduan adalah petunjuk dalam
melakukan kegiatan, sehingga dapat diartikan pedoman mengatur beberapa hal,
sedangkan panduan hanya mengatur (satu) kegiatan. Pedoman/ panduan dapat
diterapkan dengan baik dan benar melalui penerapan SOP.
Mengingat sangat bervariasinya bentuk dan isi pedoman/ panduan maka FKTP
menyusun/ membuai sistematika buku pedoman/ panduan sesuai kebutuhan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dokumen pedoman atau panduan
yaitu:
1. Setiap pedoman atau panduan h arus dilengkapi dengan peraturan atau
keputusan Kepala FKTP untuk pemberlakuan pedoman/ panduan tersebut.
2. Peraturan Kepala FKTP tetap berlaku meskipun terjadi penggantian Kepala
FKTP.
3. Sefiap pedoman/ panduan sebaiknya dilakukan evaluasi minimal setiap 2-3
tahun sekal i .
4. Bila Kementerian Kesehatan telah menerbitkan pedoman/ Panduan untuk
suatu kegiatan/ pelayanan tertentu, maka FKTP dalam membuat pedoman/
panduan wajib mengacu pada pedoman/ panduan yang diterbitkan oleh
Kementerian Kesehatan.
5. Format baku sistematika pedoman panduan yang lazim digunakan sebagai
berikut:
a. Format Pedoman Pengorganisasian Unit K erja
Kata pengantar
BAB I Pendahuluan
BAB ll Gambaran Umum FKTP
BAB lll Visi, Misi, Falsafah, Nilai dan Tujuan FKTP
BAB lV Struktur Organisasi FKTP
BAB V Struktur Organisasi Unit Kerja
BAB Vl Uraran Jabatan
BAB Vll Tata Hubungan Kerja
BAB Vlll Pola Ketenagaan dan Kualifikasi personil
BAB lX Kegiatan Orientasi
BAB X Pertemuan/ Rapat
BAB Xl Pelaporan
1. Laporan Harian
2. Laporan Bulanan
3. Laporan Tahunan
b. Format Pedoman Pelayanan Unit Kerja
Kata pengantar
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
C. Sasaran Pedornan
D. Ruang Lingkup Pedoman
E. Batasan Operasional
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
B. Distribusi Ketenagaan
C. Jadwal Kegiatan ,:
BAB III STANDAR FA SILITAS
A. Denah R uang
B. Standar Fasilitas
BAB IV TATA L AKSANA P ELAYANAN
A. Lingkup Kegiatan
B. Metode
C. Langkah Kegiatan
BAB V LOGISTIK
BAB VI KESELA MATAN SASARAN KEGIA TAN/ PROGR AM
BAB VII KESELAMATAN KERJA
BAB VIII P ENGENDALIAN MUTU
BAB IX PENUTUP
c. Format Panduan Pelayanan
BAB I DEFINISI
BAB II RUANG LINGKUP
BAB III TATA L AKSANA
BAB IV DOKUMENTASI
Sistematika pedoman/ panduan pelayanan puskesmas dapat dibuat sesuai
dengan materi/isi pedoman/panduan. pedoman/ panduan yang harus dibuat
adalah pedoman / panduan minimal yang harus ada di FKTP yang
dipersyaratkan sebagai regulasi yang diminta dalam elemen penilaian,
Bagi FKTP yang telah menggunakan e-file tetap harus mempunyai hardcopy
pedornan/ panduan yang dikelola oleh tim akreditasi FKTP atau bagian Tata
Usaha FKTP.
Akhir kegiatan:
Ya
?
Simbol keputusan
Tidak
Penghubung
Dokumen
Arsip
Jumlah Jawaban Ya
Compliance rate (CR) = 100 %
Jumlah Jawaban Ya + Tidak
2) Evaluasi isi SOP
a) Evaluasi SOP dilaksanakan sesuai kebutuhan dan minimal dua tahun
sekali yang dilakukan oleh masing-masing unit kerja.
b) Hasil evaluasi: SOP masih tetap bisa dipergunakan atau SOP tersebut p
erlu diperbaiki/ direvisi. Perbaikan/ revisi isi SOP bisa dilakukan sebagian
atau seluruhnya.
c) Perbaikan/ revisi perlu dilakukan bila:
Alur SOP sudah tidak sesuai dengan keadaan yang ada,
Adanya Perkembangan llmu dan Teknologi (IPTEK) pelayanan
kesehatan,
Adanya perubahan organisasi atau kebijakan baru,
Adanya perubahan fasilititas.
d) Peraturan Kepala Puskesmas tetap berlaku meskipun terjadi
penggantian Kepala Puskesmas.
TENTANG
KOMUNIKASI INTERNAL
UPTD PUSKESMAS GEBANG
Menimbang : a. bahwa ……
b. bahwa …….
c. bahwa …….
Mengingat : 1. Undang – undang nomor 36 tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan (tambahan lembaran negam
republik indonesia nomor 5607);
2. Peraturan Menteri ….
3. Peraturan Menteri ….
4. dll
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di Gebang
Pada tanggal 01 Febaruari 2020
KEPALA UPTD PUSKESMAS GEBANG,
(KEPALA FKTP)
LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS GEBANG
NOMOR : 440/SK.0001/PkmGebang/2020
TANGGAL : 01 Februari 2020
TENTANG : KOMUNIKASI INTERNAL DI
UPTD PUSKESMAS GEBANG
Lampiran II : Contoh SOP Halam Pertama
Lampiran III : Contoh SOP Halam Selanjutnya