Anda di halaman 1dari 2

Nama : Nurlailan Syahara

Nim : 180701009

1. Unsur unsur intrinsik dalam prosa


Terdaoat beberapa unsur intrinsik yang membangun suatu karya prosa, antara lain :
- Tema
Tema merupakan pokok-pokok permasalahan yang terdapat dalam sebuah
cerita dalam novel yang telah dibuat oleh pengarang.
- Penokohan
Penokohan merupakan pemberian watak atau karakter kepada setiap pelaku
dalam sebuah cerita. Para tokoh bisa diketahui karakternya dari ciri fisik,
lingkungan tempat tinggal, dan cara bertindaknya.
- Alur
Alur merupakan rangkaian-rangkaian peristiwa yang membentuk jalannya
suatu cerita dalam novel. Alur dibedakan menjadi dua bagian, yaitu alur maju
dan alur mundur. Alur maju merupakan peristiwa yang bergerak secara
bertahap berdasarkan urutan kronologis menuju alur cerita. Alur mundur
merupakan rangkaian peristiwa yang terjadi karena ada kaitannya dengan
peristiwa yang sedang berlangsung. Tahap alur meliputi pengenalan,
penampilan masalah, pemunculan konflik, puncak ketegangan, peleraian, dan
penyelesaian.
- Gaya Bahasa
Gaya bahasa merupakan alat utama pengarang untuk menjelaskan atau
menggambarkan serta menghidupkan cerita secara estetika. Jenis-jenis gaya
bahasa antara lainnya adalah personafikasi, simile, hiperbola, dan lainnya.
- Latar atau Setting
Latar merupakan penggambaran terjadinya suatu peristiwa dalam sebuah
cerita meliputi waktu, tempat, dan suasananya.
- Sudut Pandang
Sudut pandang merupakan penempatan diri pengarang dan juga cara
pengarang dalam melihat berbagai macam kejadian atau peristiwa dalam cerita
yang dipaparkannya kepada para pembaca.
- Amanat
Amanat merupakan pesan yang disampaikan, yang terdapat dalam cerita
dalam sebuah novel.

2. Kritik sastra merupakan analisis terhadap suatu karya sastra untuk mengamati atau
menilai baik-buruknya suatu karya secara objektif untuk menemukan kelebihan,
kekurangan, serta makna dari suatu karya sastra dan mengkaji karya sastra secara
lebih luas lagi. Kritik sastra bukanlah untuk penghakiman karya sastra, melainkan
sebagai bentuk apresiasi dan pengkajian lebih lanjut pada suatu karya sastra.
3. Kritik sastra dikenal setelah sastrawan Indonesia setelah mendapatkan pengaruh
sistem Eropa, sebelumnya penilaian terhadap karya sastra hanya terbatas pada karya
sastra dalam bahasa daerah. Para sastrawan mulai melancarkan penilaian yang keras
terhadap karya sastra yang dianggap tradisional dan bermaksud mengadakan
pembaharuan yang dilakukan oleh para sastrawan pujangga baru dan mulailah
perkembangan kritik sastra yang secara tak langsung dilakukan oleh para sastrawan.

Pada awalnya kritik sastra dipahami sebagai upaya penghakiman karya sastra karena
nilai yang ditemukan dalam karya sastra tersebut terdapat kekurangan dan kelebihan
yang memicu pendapat setuju dan tidak setuju. Kemudian karya sastra berkembang
dengan memahami nilai karya sastra sehingga dalam praktiknya pun berubah menjadi
bentuk apresiasi, pemahaman, dan mengangkat derajat karya sastra tersebut. Sehingga
karya sastra yang awalnya hanya mencari kekurangan saja sebagai bentuk penilaian
suatu karya sastra kini menjadi bentuk pemahaman dan pengkajian karya sastra
tersebut dan tidak hanya sekedar mencari kelemahan namun juga nilai dan makna
dalam karya sastra.

Anda mungkin juga menyukai