Anda di halaman 1dari 36

1

LAPORAN
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITASLAMPUNG

PELATIHAN PELATIH TINGKAT DASAR SENAM ARTISTIK PUTRA GURU


PENJASORKES DI KOTA BANDAR LAMPUNG

TIM PENGUSUL

Dr. Rahmat Hermawan, M.Kes. (Ketua)


NIDN 0027015804, SHINTA ID 6664042
Joan Siswoyo, M.Pd. ( Anggota )
NIDN 0029018806, SHINTA ID6679448
Ardiyan Cahyadi, M.Pd. ( Anggota )
NIDN 0214069104, SHINTA ID

PRODI PENDIDIKAN JASMANI


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2020
HALAMANPENGESAHAN
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNGGULAN
UNIVERSITAS LAMPUNG

Judul Penelitian : Pelatihan Pelatih Tingkat Dasar Senam Artistik Putra


Guru Penjas Kota Bandar Lampung
Ketua Peneliti
a. NamaLengkap : Dr. Rahmat Hermawan, M.Kes.
b. NIDN : 0027015804
c. SINTAID : 6664042
d. Jabatan Fungsional : Lektor Kepala IVa
e. Program Studi : Pendidikan Jasmani
f. NomorHP : 081369134037
g. Alamat surel (e-mail) : rahmat.hermawan@fkip.unila.ac.id
Anggota Peneliti(1)
a. NamaLengkap : Joan Siswoyo, M.Pd.
b. NIDN : 0029018806
c. Program Studi : Penjaskes
Anggota Peneliti(2)
a. NamaLengkap : Ardiyan Cahyadi, M.Pd
b. NIDN : 0214069104
c. Program Studi : Pendidikan Jasmani
Jumlah mahasiswayang terlibat : 1 (satu) orang
Jumlah alumniyangterlibat : 1 ( satu ) orang
Jumlah stafyang terlibat : 1 (satu)
Lokasi kegiatan : Provinsi Lampung
Lamakegiatan : 6 bulan
BiayaKegiatan : Rp 5.000.000 (lima juta rupiah)
Sumber dana : Mandiri
KATA PENGANTAR

Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) adalah salah satu bagian Tri Dharma
Perguruan Tinggi yang harus dilaksanakan oleh civitas akademika, khususnya para tenaga
pengajar (dosen) Universitas Lampung. Kegiatan yang harus dilaksanakan itu salah satunya
adalah “Pelatihan Pelatih Tingkat Dasar Senam Artistik Putra Bagi Guru Penjasorkes di Kota
Bandar Lampung”, dan sebagai sasaran dalam kegiatan ini adalah guru penjasorkes se- Kota
Bandar Lampung yang dibatasi umlah pesertanya dengan pertimbangan pandemic Covid 19.

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan pada tanggal 26 September


2020 bertempat di GOR Sumpah Pemuda Way Halim Kota Bandar Lampung berupa penataran
atau pelatihan yang diberikan kepada guru penjasorkes se-Kota Bandar Lampung, yang diikuti
oleh 20 (dua puluh) orang peserta dan berjalan lancar.

Semoga kegiatan yang dilaksanakan ini akan ada manfaatnya dan akan terus berlanjut
sesuai dengan perkembangan zaman dan tuntutan serta tujuan pengabdian kepada masyarakat di
lingkungan lembaga pendidikan.

Demikian dan terima kasih.


1

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN…………………………………………………………. ii

LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………… iii

DAFTAR ISI…………………………………………………………… iv

DAFTAR TABEL…………………………………………………….. vi

DAFTAR GAMBAR………………………………………………….. vii

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………….. viii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………….. 1

A. Latar Belakang Masalah,……………………………………. 1


B. Perumusan Masalah…………………………………………. 4
C. Tujuan Kegiatan…………………………………………….. 4
D. Manfaat Kegiatan…………………………………………… 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………

A. Pengertian latian…………………………………………….. 6
B. Prinsip Latihan Olahraga…………………………………….. 6
C. Ilmu yang Mendukung Latihan………………………………. 8

BAB III KERANGKA PEMEBAHAN MASALAH………………… 14

BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN…………………………….. 19

A. Metode yang Digunakan dalam Kegiatan ini, antara lain:…… 19

iv
B. Jadwal, Tempat dan Waktu Kegiatan………………………… 20

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………… 23

A.Hasil…………………………………………………………. 23
B. Pembahasan…………………………………………………. 25

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN…………………………. 28

A. Kesimpulan…………………………………………….. 28
B. Saran…………………………………………………… 29

LAMPIRAN ……………………………………………………. 32

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………. 30

v
3

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 Jadwal Kegiatan Pelatihan ………………………………….. 20

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Bngan Pemecahan Masalah…………………………………. 15

4.1 Rancangan Evaluasi…………………………………………. 21

5.1 Jenis Kelamin…………………………………………………. 23

5.2 Klasifikasi Peserta……………………………………………. 24

5.3 Aspek Afektif………………………………………………… 24

vii
5

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Izin Pengabdian dari LPPM Universitas Lampung……… 33

2. Surat Keterangan dari Dinas Pendidikan dan kebudayaan ……. 34


Kabupaten Pesawaran………………………………………….

3. Daftar Hadir Peserta …………................................................... 35

4. Instrumen Tes Pengetahuan ………………………………….. 36

5. Rekapitulasi Nilai Peserta……………………………………. 37

6. Bahan Pelatihan ( Ilmu Melatih)……………………………. 38

7. Dokumentasi (Foto Kegiatan)……………………………….. 63

7. Video Model Latihan …..………………….. ………………… 72

viii
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

KONI Provinsi Lampng sebagai wadah pembinaan olahraga, memiliki kepedulian yang
sangat besar terhadap pembinaan olahraga, terutama pada cabang olahraga perorangan, hal ini
bisa dipahami karena cabang olahraga perorangan selain memiliki kontribusi yang cukup
besar terhadap perolehan medali, juga biaya yang dikeluarkan untuk pembinaan relatif kecil
bila dibandingkan dengan cabang olahraga beregu. Karena itu, hal yang wajar bila cabang
olahraga menjadi cabang unggulan dan prioritas untuk dibiayaisudah dilakukan perbaikan
pada kepengurusan KONI Lampung yang mejadi wadah para pelatih maupun atlit.
Keberadaan pelatih sangat diperlukan bagi seorang atlit untuk meningkatkan perfoman yang
baik di setiap latihan. Pelatih memiliki pemahaman yang lebih untuk dapat menterjemahkan
kemampuan atlit dalam bertanding. Kesuksesan pelatih tidak lebah dari wadah organisasi
yang membawahinya. Dalam hal ini pelatih senam artistik putra di bawah PERSANI
Lampung selaku induk organisasi senam yang bertanggung jawab meningkatkan kemampuan
pelatih.

Senam merupakan cabang olahraga unggulan Koni Lampung, terutama pada disiplin
senam artistik putra yang telah menyumbang beberapa kali medali pada Pekan Olahraga
Nasional (PON) dari mulai tahun 208, 2012, dan 2016 atas nama Meyusi Ade Putra, dan
Alhamdulillah selalu memperoleh medali emas sehingga memberikan kontribusi yang positif
bagi Lampung dalam mencapai peringkat yang terhormat. Namun, era kaderisasi atau
pengganti atlet berikutnya terasa lamban dan hampir terjadi jarak yang cukup jauh, hal ini
disebabkan karena proses rekrutmen pelatih sangat menentukan proses pembinaan yang
berkesinambungan. Karena itu, Persatuan senam Indonesia (PERSANI) Pengprov Lampung
bekerjasama dengan Universitas Lampung dalam hal ini Program Studi (Prodi) Penjas FKIP
7

Unila bermaksud menyelenggarakan kegiatan pencarian bibit atlet melalui penataran pelatih
tingkat dasar dan sekaligus pencarian calon bibit atlet kategori senam artistik putra.

Penataran calon pelatih senam tingkat dasar ini dibuka untuk berbagai kalangan, bukan
hanya dari para guru pendidikan jasmani (PJOK) saja, tapi yang diutamakan mantan atlet
senam itu sendiri karena sudah memiliki pengalaman gerak dan hanya tinggal ditambah ilmu
pendukung saja, sedangkan guru olahraga pada umumnya tidak memiliki kompetensi sebagai
pelatih karena mereka bukan dari lulusan program studi kepelatihan. Padahal, pada
perkembangannya guru olahraga selain harus bisa mengajar, juga dituntut untuk membina dan
mempersiapkan O2SN. Keadaan ini tentu saja dituntut untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan melatih bagi para guru, sedangkan kegiatan kepelatihan yang diselenggarakan
oleh Dinas Pendidikan serta Dinas Pemuda dan Olahraga pada setiap cabang olahraga hanya
bersifat insidental. Akibat kondisi tersebut, tentu saja prestasi tidak dapat dicapai secara
optimal dan merata, hal ini disebabkan karena penguasaan ilmu pengetahuan keolahragaan
dan keterampilan yang mendasari kemampuan melatih belum maksimal serta penerapan ilmu
yang mendukung latihan pun belum cukup, seperti ilmu jiwa kepelatihan, penyusunan
program latihan, ilmu faal, kondisi fisik serta tes pengukuran dan pencarian bibit atlet (talent
scouting), belum dikuasai secara benar.

Universitas Lampung, melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada


Masyarakat (LPPM) berkewajiban untuk melaksanakan kegiatan tersebut dengan
memaksimalkan sumber daya manusia (SDM) yang ada di Program Studi Penjaskes Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung sebagai perwujudan dari Tri
Dharma Perguruan Tinggi, yang memiliki kompetensi yang relevan dengan tujuan dari
kegiatan tersebut yaitu berlatar belakang ilmu kepelatihan serta memiliki pengalaman yang
luas, baik secara nasional maupun internasional. Proses transfer of knowledge ini, walaupun
dalam waktu yang sangat terbatas, namun diharapkan para guru penjasorkes di Kota Bandar
Lampung memiliki pengetahuan praktis tentang ilmu cara melatih, sehingga kebutuhan dan
sekaligus permasalahan yang dihadapi tentang kemampuan untuk membina atlet pelajar yang
akan dipersiapkan untuk O2 SN, paling tidak dapat teratasi.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari pendahuluan di atas maka dapat dirumuskan permasalahan-
nya sebagai berikut:

1 Apakah melalui pelatihan tentang ilmu melatih bagi guru penjasorkes di Kota Bandar
Lampung dapat meningkat, baik secara teoritis maupun praktis?
2 Bagaimana pelaksanaan pelatihan tentang ilmu melatih pada guru penjasorkes di Kota
Bandar Lampung?

C. Tujuan Kegiatan

Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah:

1. Meningkatkan pengetahuan secara praktis tentang ilmu melatih, yang didukung ilmu
lainnya, seperti ilmu faal olahraga, ilmu jiwa kepelatihan, kondisi fisik, dan pembuatan
program latihan pada guru penjasorkes di Kota Bandar Lampung.
2. Mampu menilai dan mencari calon atlet berbakat senam artistik
3. Meningkatkan keterampilan secara praktis tentang cara melatih yang berdasarkan iptek
keolahragaan.
4. Menguasai cara melatih dan cara memberikan pertolongan pada siswa atau calon atlet
dalam senam artistik
D. Manfaat Kegiatan

Manfaat yang diharapkan dari kegiatan ini, yaitu:

1. Bagi Dinas Pemuda olahraga Kota Bandar Lampung


Hasil kegiatan ini dapat menambah jumlah pelatih yang memiliki kualifikasi terutama
dalam pembinaan atlet PPLP
2. Bagi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Hasil pelatihan ini dapat dijadikan bahan evaluasi bagi peningkatan kinerja guru dalam
remonerasi atau tunjangan lainnya terutama yang menyangkut karir guru
3. Bagi Cabang Olahraga yang bersangkutan dapat merekrut pelatih untuk cabang olahraga
yang dibina di sekolah, sehingga kegiatan ekstra kurikuler dapat dilaksanakan secara benar.
4. Bagi sekolah
9

Dengan banyaknya guru yang mengikuti penataran maka dapat meningkatkan penilaian
dalam akreditasi, khususnya kinerja guru. Selanjutnya guru menguasai cara melatih di
sekolah.
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Lembaga Olahraga
Tidak bisa diabaikan bahwa untuk mencapai hasil yang maksimal dari suatu performa
diperlukan adanya Sistem Pembinaan Olahraga Nasional yang meliputi sepuluh pilar
kebijakan, salah satu diantaranya ialah pengadaan & pengembangan pelatih, (Lutan, 2011
dan Mutokhir, Toho Cholik 2009). Pelatih sebagai ujung tombak pembinaan mempunyai
tanggung jawab langsung terhadap maju mundurnya prestasi seorang atlet. Oleh karena itu,
seorang pelatih dituntut harus memiliki, selain keterampilan pada cabang olahraga yang
dibinanya, juga pengetahuan yang mendukung latihan.
Setiap cabang olahraga memiliki visi atau harapan yang hendak dicapai yakni prestasi,
namun prestasi tidak mudah dicapai bahkan bukan seperti membalikan telapak tangan.
Prestasi akan dicapai melalui program pembinaan yang sistematis, berjenjang dan
berkesinambung serta kian hari kian meningkat beban latihannya.

B. Pembinaan Prestasi
Agar prestasi dapat dipertahankan maka perlu ada program promosi dan identifikasi
bakat, secara berlanjut dan berkesinambungan dengan memperhatikan prinsip-prinsip latihan
yaitu, beban lebih, individual, reversibility, variasi, dan beban bertambah (Bompa, 1990;
Harsono, 1988). Dalam hubungan Olahraga, Kebijakan dan Politik, Sebuah Analisis, Lutan
(2003:179) mengatakan bahwa “pembinaan usia dini dan yunior melalui penjenjangan usia
perlu digiatkan berdasarkan kaidah pelatihan ilmiah dan dukungan iptek olahraga tepat guna,
disesuaikan dengan kondisi ekonomi di Indonesia. Club, lembaga olahraga atau apapun
namanya didirikan bukan untuk waktu yang terbatas, tetapi diharapkan tetap eksis sebagai
bagian yang tidak terpisahkan pada visi dan misinya club atau lembaga olahraga itu
dibentuk. Karena itu, penyebar luasan tentang keberadaan club perlu diketahui oleh khalayak
agar peminat untuk menjadi atlet pada cabang yang bersangkutan akan berbondong-bondong
untuk mendaftarkan diri. Sementara itu, agar prestasi yang dicapai tetap konsisten maka
11

kemampuan pelatih dalam memilih calon atlet sangat dituntut sekali, apalagi bagi pelatih
yang ditunjang oleh landasan iptek dan memiliki intuisi berdasarkan pengalaman sebagai
seorang atlet yang berhasil. Kedua hal tersebut merupakan bagian dari promosi dan sistem
perekrutan pada club atau lembaga olahraga yang cukup ideal.

C. Fasilitas Latihan.
Menurut Hermawan (2012:5) bahwa ketersediaan sarana-prasarana merupakan salah
satu faktor penting dalam meningkatkan geliat dan prestasi olahraga. Tanpa adanya fasilitas
yang memadai, meraih prestasi mungkin hanya sekadar mimpi. Pada zaman yang serba
canggih dan moderen seperti sekarang ini, peralatan latihan (fasilitas) bukan lagi menjadi
penghalang bagi pelaksanaan latihan di club atau lembaga olahraga. Apalagi lembaga
olahraga yang sudah memiliki reputasi cukup baik, karena para atlet binaannya sudah
mencapai prestasi, bukan saja tingkat nasional bahkan tingkat dunia. Karena itu, segala
macam keperluan latihan akan dibantu oleh pemerintah dan KONI, baik daerah maupun
pusat.

E. Pengadaan&Pengembangan Pelatih.
Bukan atlet saja yang harus diperhatikan dari segi pemasalan maupun peningkatan
prestasinya, tetapi pelatih pun harus pula mendapat perhatian yang serius dari sebuah club
atau lembaga olahraga agar pembinaan akan berjalan dengan baik dan lancar. Oleh karena
itu, aspek pengadaan dan pengembangan pelatih perlu ditata sedemian rupa sehingga
keberadaan pelatih akan tetap terjaga, dan pengembangan kemampuan baik skill maupun
pengetahuannya akan terus meningkat dan karir pun akan berkembang pula. Sebagai
rujukan dapat mengadopsi penjenjangan pelatih dari pedoman Pusdiktar KONI Pusat (1995)
tentang pengadaan dan penataran pelatih, tingkat pemula, muda, madya dan utama. Seperti
Harsono (1988:7) menekankan bahwa, ”tinggi rendahnya prestasi atlet banyak tergantung
dari tinggi rendahnya pengetahuan dan keterampilan pelatihnya”.

E. Kompetisi.
Betapapun berat dan intensifnya latihan seorang atlet tentu tidak akan berarti apa-apa
bila tidak mengikuti pertandingan atau kompetisi. Karena itu, kompetisi baik tingkat lokal,
nasional lebih-lebih tingkat internasioanl merupakan sarana atau alat ukur sejauhmana para
atlet dapat membuktikan kemajuan prestasinya. Menurut Deaux, Dane, & Wrightsman
(1993), kompetisi adalah aktivitas mencapai tujuan dengan cara mengalahkan orang lain atau
kelompok. Individu atau kelompok memilih untuk bekerja sama atau berkompetisi
tergantung dari strukturreward dalam suatu situasi. Demikian pula Chaplin (1999), kompetisi
adalah saling mengatasi dan berjuang antara dua individu, atau antara beberapa kelompok
untuk memperebutkan objek yang sama (http://id.wikipedia.org/wiki/Kompetisi) .

F. Riset atau Iptekor.


Kesadaran akan pentingnya riset serta ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang
olahraga dimulai sejak tahun 1950, hal ini sesuai pernyataan Lutan (2003:76), bahwa riset
sistematik, terutama pemandu-an bakat yang ilmiah mulai dirintis. Padahal, salah satu faktor
utama yang memberikan sumbangan bagi pencapaian prestasi yang tinggi dalam olahraga dan
pemahaman masalah pembinaan olahraga yang kompleks yaitu penerapan metode ilmiah.
Sebagai contoh, Brazil berhasil mengembangkan prinsip pelatihan dan menerapkan iptek
olahraga tepat guna, sederhana tetapi efektif, dikaitkan dengan faktor sosial ekonomi dan
budaya (Lutan, 2003:179). Lebih lanjut Rusli Lutan menekankan bahwa,
“Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam olahraga merupakan sebuah
kebutuhan sehingga iptek olahraga dapat dimanfaatkan sebagai modal pembangunan dalam
olahraga. Akan tetapi iptek tak lepas dari aspek moral, baik dalam pengembangan maupun
penerapannya. Dengan mewaspadai akses iptek yang bertentangan dengan nilai-nilai
kemanusiaan, tantangan bagi kita di Indonesia ialah bagaimana mengembangkan iptek
sederhana, tetapi bermanfaat untuk memecahkan masalah pembinaan.”

G. Sasaran
Sasaran dari kegiatan ini adalah para guru pendidikan jasmani. Olahraga dan kesehatan
(penjasorkes) SD/MI, SMP/Tsanawiyah, SMA/Aliyah dan SMK yang berada di Kabupaten
Pesawaran, berjumlah kurang lebih 60 orang yang diambil secara proposional dengan
13

presentasi sebesar 50% untuk guru SD atau sekitar 30 orang, guru SMP 30% atau sekitar 12
orang dan guru SMA sekitar 20% atau sebanyak 8 orang. Guru SD lebih banyak karena
populasinya lebih besar dari pada guru SMP maupun SMA. Hasil pelatihan ini akan
menghasilkan pelatih tingkat dasar dengan kompetensi yang diharapkan mereka mampu
menyusun suatu program latihan.
III. KERANGKA PEMECAHAN MASALAH

Permasalahan yang paling mendasar bagi guru pendidikan jasmani, olahraga dan
kesehatan (penjasorkes), baik di sekolah dasar (SD/MI), sekolah menengah pertama
(SMP/MTs), maupun sekolah menengah atas (SMA/MA/SMK) ketika dihadapkan pada
tanggung jawab unttuk melaksanakan tugas dari kepala sekolah, yaitu melakukan pemilihan
dan pembinaan atlet yang akan diikutkan pada kegiatan pertandingan dan perlombaan di
Olympiade Olahraga dan Sains Nasional (O2SN). Hal ini tentu saja mengalami kesulitan
disebabkan karena keterbatasan pengetahuan tentang ilmu melatih, sedangkan guru
penjasorkes hanya dibekali ilmu pengetahuan tentang pendidikan dan pembelajaran di
sekolah. Dan, apabila kondisi seperti ini dibiarkan terus berlangsung maka akan terjadi
ketidak harmonisan hubungan antara kepala sekolah dengan guru itu sendiri, sebab kepala
sekolah menganggap bahwa semua guru penjasorkes, selain harus bisa mengajar juga harus
bisa melatih. Padahal, lulusan penjasorkes dari prodi penjaskes, bukan dari jurusan atau prodi
kepelatihan. sedangkan Universitas Lampung sendiri belum punya jurusan atau prodi
kepelatihan.
Untuk mengatasi permasalahan dan sekaligus mengatasi kondisi di lapangan yang
dihadapi oleh para guru penjasorkes maka melalui pelatihan atau penataran tentang ilmu
melatih, khususnya cabang olahraga senam terutama disiplin senam artistic, diharapkan dapat
mengatasi kesulitan melatih khususnya bagi guru penjasorkes di Kota Bandar Lampung. Oleh
karena itu, penataran ini diharapkan sekali dapat meningkatkan pengetahuan tentang melatih
pada cabang olahraga senam artisktik yang di pertandingkan dalam O2SN.
Alasan kenapa Kota Bandar Lampung dipilih menjadi obyek kegiatan ini, yaitu karena
Kota Bandar Lampung berdasarkan pengamatan memiliki prospek yang cukup besar dalam
pembinaan olahraga di Provinsi Lampung, karena lebih dekat domisilinya dengan kegiatan
Pengprov Persani Lampung.
Adapun materi yang diberikan atau disampaikan dalam pelatihan tersebut meliputi
beberapa aspek yang sangat penting dipahami dan dikuasai oleh para guru, antara lain: (1)
15

Ilmu melatih, (2) Ilmu faal olahraga, (3) Ilmu jiwa kepelatiha, dan (4) Praktek melatih senam
artistik.

Tabel 1. Pemecahan Masalah

Kondisi Sekarang Pelaksanaan Kondisi yang diharapkan

Guru belum memiliki Pelatihan melalui Guru memiliki bekal ilmu


kemampuan melatih, pemberian materi senam melatih yang berguna
terutama melatih senam artistik diharapkan dapat untuk memilih dan melatih
artistik karena keterbatasan meningkatkan atlet senam, khususnya
ilmu pengetahuan dan keterampilan secara gerakan artistik di sekolah
pengalaman, padahal praktis tentang cara untuk menghadapi
sebagian besar materi melatih senam artistik perlombaan dalam O2SN
bahan ajar senam di dan bekal jika diberi
silabus /kurikulum adalah tanggung jawab melatih di
materi gerak artistik. sekolah atau Pengkot

Kegiatan yang akan dilaksanakan dalam rangka pengabdian pada masyarakat ini adalah:

a. Mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi oleh para guru pada masing-masing sekolah
karena belum mendapatkan pendidikan kepelatihan atau pengetahuan tentang melatih
b. Mengidentifikasi kebutuhan dan kelemahan guru tentang ilmu melatih yang diharapkan dapat
meningkatkan keterampilan secara praktis tentang cara melatih, khususnya cabang senam
terutama disiplin artistik serta cara memilih atlet di sekolah untuk dipertandingkan dalam
perlombaan O2SN dan perlombaan lainnya.
c. Mengadakan penataran dan pelatihan tentang ilmu melatih tingkat dasar bagi guru
penjasorkes di Kota Bandar Lampung.

Realisasi Pemecahan Masalah


1 Persiapan
Dalam rangka persiapan kegiatan termasuk pemantapan proposal dan melakukan pengujian
pustaka yang berkenaan dengan jenis dan jenjang pendidikan masing-masing peserta. Dalam
tahap ini pula dilakukan beberapa kegiatan, antara lain:
a. melakukan observasi lapangan untuk menentukan tempat kegiatan pelatihan dengan
pertimbangan yang dapat dijangkau oleh semua peserta
b. menghubungi ketua MGMP dan KKGO di Kota Bandar Lampung, untuk memastikan
jumlah peserta dari masing –masing jenjang
c. mengurus izin kegiatan ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bandar Lampung
d. menyiapkan perlengkapan seperti kit seminar, cetak banner, pemesanan konsumsi dan
penyusunan personalia kepanitiaan.
2. Pelaksanaan
Penataran dan pelatihan tentang ilmu melatih dibutuhkan sekali bagi guru di sekolah guna
melatih dan memilih atlet yang akan diikutsertakan dalam pertandingan atau perlombaan
O2SN, sementara ini guru hanya memiliki bekal ilmu pendidikan dan pembelajaran di
sekolah. Oleh karena itu pelaksanaan pengabdian pada masyarakat ini diharapkan dapat
membantu guru yang pemahaman ilmu melatihnya relatif masih kurang. Pada tahap ini diisi
dengan berbagai kegiatan seperti yang tercantum pada jadwal kegiatan pelatihan, yaitu antara
lain:
a. pendaftaran ulang peserta dilakukan mulai pukul 7.00 sd 8.00
b. pembukaan acara dilakukan pukul 8.30 oleh kepala seksi pendidikan SMP Drs. Agus
Riyadi, M.Pd
d. pada pukul 9.00 dilakukan tes awal (pretest) untuk memperoleh data tentang kemampuan
awal peserta sebelum diberikan materi
e. penyajian materi tentang pengertian latihan, prinsip latihan, dan cara mencari bibit atlet
potensial oleh Dr. Rahmat Hermawan, M.Kes.
f. penyajian materi tentang program latihan dan periodisasi oleh Johan Kuswoyo M. Pd.
g. penyajian materi tentang cara melatih aspek fisik secara praktis oleh Ardiyan Cahyadi,
M.Pd
h. Penyaian praktek melatih materi sena artistic oleh Ade Mayusi (atlet senam Lampung)
i. diakhir seluruh penyajian dilakukan tes akhir (posttest), untuk memperoleh data tentang
kemampuan peserta setelah diberikan materi pelatihan
j. penutupan dan penugasan, sebagai tindaklanjut kegiatan
17

3. Penyimpulan Hasil
Hasil pelatihan diperoleh sejumlah data berupa nilai kemampuan para peserta yang terdiri
dari aspek kognitif, yang diperoleh melalui tes awal dan tes akhir yang menunjukkan adanya
peningkatan yang cukup besar sekitar 90%. Sedangkan dari aspek afektif yang dilakukan
melalui pengamatan menunjukkan nilai baik. Para peserta dalam mengikuti berbagai materi
kegiatan selama pelatihan cukup antusias sekali atau bersemangat. Namun dari aspek
psikomotor, menunjukkan nilai yang kurang sekali, hal ini dibuktikan dengan kemampuan
membuat video latihan tentang cara melatih fisik hanya beberapa orang saja yang dapat
menyerahkannya. Semua ini kemungkinan disebabkan karena kemampuan membuat video,
biaya yang terbatas dan waktu yang diberikan panitia relatif sangat singkat.
Dan dapat disimpulkan bahwa kegiatan pelatihan tentang ilmu melatih bagi guru
penjasorkes di Kota Bandar Lampung cukup berhasil. Hal ini tentu saja sesuai dengan
kondisi yang diharapkan dati tujun kegiatan ini yaitu guru memiliki bekal ilmu melatih yang
berguna untuk memilih dan melatih atlet di sekolah yang akan diterjunkan dalam
pertandingan dan perlombaan di O2SN serta bekal jika diberi tanggung jawab untuk melatih
pembinaan cabang olahraga di sekolah.
4. Pelaporan
Sebagai akhir kegiatan dari pelatihan ini, LPPM Universitas Lampung sebagai
lembaga yang mendanai seluruh kegiatan ini menagih pertanggungjawaban keuangan dan
kegiatan kepada dosen sebagai pihak yang melaksanakan kegiatan tersebut.
Adapun pelaporan terdiri dari dua bagian, yakni (1) laporan kegiatan dan (2) laporan
keuangan. Laporan kegiatan meliputi tahap persiapan, pelaksanaan dan hasil yang diperoleh
serta penugasan sebagai tindak lanjut kegiatan pelatihan tersebut. Sedangkan pelaporan
keuangan merupakan pertanggungjawaban aspek keuangan yang telah digunakan, baik
langsung maupun tidak langsung.
IV. PELAKSANAAN KEGIATAN

C. Metode yang Digunakan dalam Kegiatan ini, antara lain:


1 Dokumentasi, untuk mengiventarisir jumlah peserta dan klasifikasi serta jenjang
pendidikan para peserta berasal
2 Ceramah, untuk menyampaikan semua materi yang bersifat teori
3 Diskusi atau tanya jawab, untuk membahas suatu materi atau persoalan yang disajikan
dan ditanggapi peserta
4 Penugasan, untuk membuat program latihan dan video latihan
5 Pengamatan (observasi), untuk mengamati aktivitas dan partisipasi sebelum, selama dan
sesudah kegiatan pelatihan.
B. Sasaran
Sasaran dari kegiatan ini adalah para guru pendidikan jasmani. Olahraga dan
kesehatan (penjasorkes) SD/MI, SMP/Tsanawiyah, SMA/Aliyah dan SMK yang berada di
Kota Bandar Lampung. Sementara menurut catatan atau informasi dari Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan Kota Bandar Lampung, data menunjukkan bahwa guru SD berjumlah
sekitar 60 orang, guru SMP sekitar 32 orang dan guru SMA sekitar 8 orang. Guru SD lebih
banyak karena populasinya lebih besar dari pada guru SMP maupun SMA. Hasil pelatihan ini
akan menghasilkan pelatih tingkat dasar dengan kompetensi yang diharapkan mereka mampu
menyusun suatu program latihan.

C. Jadwal, Tempat dan Waktu Kegiatan


1 Tempat dan Waktu
Pelaksanaan teori dan praktek GOR Sumpah Pemuda Way Halim Kota Bandar Lampung,
Waktu dimulai dari pukul 07.30-16.00 WIB.
2 Jumlah Peserta
Peserta seluruhnya berjumlah 20 orang
19

Adapun jumlah peserta yang mengikuti pelatihan sebanyak 20 orang dan dapat dilihat
pada lampiran.
3 Keterlibatan Mitra
Dalam kegiatan ini diharapkan turut berpartisipasi sebagai mitra (stakeholder), yaitu
a. Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung yang mempunyai tanggung jawab terhadap
guru, tanpa izin dan restunya maka kegiatan tersebut tidak akan terlaksana.
b. Dinas Pemuda dan Olahraga yang bertugas membawahi pembinaan atlet usia muda
atau atlet pelajar seperti PPLP. Karena itu mempunyai tanggung jawab terhadap
pembinaan dan pengawasan terhadap pelatih yang menangani pembinaan atlet pelajar
di sekolah, termasuk guru penjasorkes yang menangani pembinaan atlet di sekolah.

4 Jadwal Kegiatan
Tabel 4.1. Jadwal Kegiatan Pelatihan

Hari/ Tanggal Waktu Materi Keterangan

07.30-09.00 Pembukaan

09.00-10.30 Pengantar Periodisasi


Latihan
Sabtu, 29
September 2020 10.30-12.00 1. Tahapan

Periodesasi Latihan

2. Program Latihan

Fisik

3. Program Talent scouting Ruangan

12.00-13.00 Ishoma

13.00-14.00 Pembuatan Program


Latihan Untuk Peserta

14-30-16.00 Diskusi

16.00 s/d Penutup


Minggu, 13 07.30 s/d Latihan gerakan senam GOR Sumpah
September 2020 artistik Pemuda

D. Rancangan evaluasi

Kegiatan
TES1 Teori TES2
praktek

Performa
pelatih

Gambar 4.1. Rancangan Evaluasi

Untuk menghasilkan pelatih yang berkualitas dari kegiatan pelatihan ini, maka dapat
ditempuh dalam beberapa tahap yang disebut sebagai rancangan evaluasi, antara lain
Tahap pertama sebelum diberikan perlakuan berupa penyampain materi maka dilakukan
tes awal yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan materi atau
perlakuan
Tahap kedua diberikan materi yang berupa, ilmu faal olahraga, ilmu jiwa kepelatihan,
latihan kondisi fisik dan cara pembuatan program latihan. Dan sebaiknya dilakukan
pertandingan atau perlombaan dari masing-masing atlet yang dibina oleh para pesrta pelatihan
ini. Namun, perlu dipertimbangkan aspek waktu dan biaya.
Tahap tiga dilakukan tes akhir guna mengetahui kemampuan setelah diberikan materi
atau perlakuan dan sekaligus kemampuan membuat program latihan yang benar sesuai prinsip
dan penerapan iptekor.
E. Pelaksanaan Tes
21

Sebelum pembukaan dilakukan tes awal tujuannya untuk mengukur kemampuan


sebelum diberi materi kemudian setelah akhir diberikan tes untuk mengukur kemampuan peserta
setelah diberi materi pelatihan, berupa teori dan praktek.

F. Tugas
Pemberian tugas setelah diberikan pembekalan materi yang berupa ilmu melatih dan
diberi tugas berupa untuk mencari atlet dan melatih selama 3 (tiga) bulan serta pembuatan
program latihan atau cara melatih rangkaian gerak senam dengan melalui pembuatan video.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Kegiatan

Untuk melihat hasil pelatihan Pelatih Tingkat Dasar Senam Artistik Putra bagi para
guru penjas se Kota Bandar Lampung, baik kemampuan secara kognitif, afektif, maupun
psikomotor maka dapat dilihat dalam sajian data berikut ini,

Berdasarkan berbagai metode yang digunakan dalam kegiatan pelatihan tersebut, maka
sejumlah data telah dikumpulkan sebagai berikut :

1. Jenis Kelamin, peserta penataran semua pria sebanyak 20 orang

2. Klasifikasi Peserta

Berdasarkan klasifikasi mengajar bahwa peserta yang berasal dari guru pendidikan
sekolah dasar (SD) sekitar 12 orang, sedangkan guru yang mengajar di SMP 6 orang, dan
guru SMA, 2 orang.

3. Aspek Kognitif
Berdasarkan hasil tes awal dan tes akhir menunjukan bahwa kemampuan pengetahuan
setelah diberikan materi terjadi adanya peningkatan sebesar 90% hal ini membuktikan
bahwa kemampuan peserta cukup baik. Hasil ini tidak dikategorikan berdasarkan, baik
secara jenjang pendidikan SD, SMP, SMA, maupun jenis kelamin.
4. Aspek Afektif
Berdasarkan hasil pantauan selama berlangsungnya kegiatan maka dapat dilaporakn
bahwa mayoritas peserta memiliki sikap yang baik sebesar 60% dan sikap yang cukup
sebesar 40%.
5. Aspek Psikomotor
23

Berdasarkan tugas yang disampaikan kepada peserta setelah pemberian semua materi
tentang ilmu melatih dan praktek pembelajaran komponen gerak senam artistik, ternyata
peserta yang tidak bisa mengikuti sampai tuntas hanya 2 orang dan 1 orang tidak membuat
program latihan.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil yang disajikan di atas bahwa peserta yang terlibat dalam kegiatan
pelatihan atau penataran tentang ilmu melatih senam artistic tingkat dasar bagi guru se Kota
Bandar Lampung cukup antusias sekali, hal ditunjukkan dari populasi guru (SD, SMP dan
SMA) menurut catatan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan mencapai sekitar 230 orang
lebih, sedangkan yang ikut sebanyak 12 orang yang ditentukan berdasarkan sistem kuota atau
persentase (%), yang terdiri dari guru SD sebesar 60%, SMP 30% dan SMA sebesar 10%.
karena pertimbangan keterbasan panitia, baik tempat maupun dana. Kehadiran guru SMA
dalam kegiatan ini sangat terganggu dengan adanya SK Gubernur yang mengatur bahwa
operasional atau pengelolaan SMA di bawah langsung Gubernur, sedangkan SD dan SMP di
bawah langsung Bupati/Wali Kota, sehingga kuotanya digantikan oleh guru SD dan SMP.
Menurut aspek partisipasi bahwa peserta pelatihan ini mayoritas adalah pria karena gerakan
yang banyak ditampilkan pada putra terutama di alat seperti palang tunggal, palang seajajar
dan ring dibutuhkan tenaga yang ekstra kuat. Hal ini menunjukkan bahwa guru pria lebih
besar mobilitasnya dibandingkan dengan guru wanita, sehingga tingkat kepercayaan pada
guru pria lebih besar.

Bila melihat mengenai klasifikasi tempat bertugas dari jenjang pendidikan ternyata
guru SD lebih banyak dibandingkan dengan guru SMP maupun SMA, hal ini dapat dipahami
selain karena jumlah populasi yang lebih banyak dari pada guru SMP maupun SMA, juga
guru SD lebih tinggi soliditasnya dibandingkan dengan kedua jenjang pendidikan tersebut,
dan yang membuat keakraban mereka karena hampir sebagian besar berasal dari alumni
program S1 penyetaraan Prodi Penjaskes FKIP Universitas Lampung, sedangkan guru SMP
dan SMA lebih banyak berasal dari Perguruan Tinggi lain, baik dari luar maupun dari daerah
Lampung sendiri.
Sedangkan bila melihat kemampuan dari aspek pengetahuan (kognitif) para peserta
menunjukan adanya peningkatan yang cukup baik, yakni sekitar 90%. Artinya, bahwa
kemampuan secara penguasaan kognitif cukup bagus, Seperti Harsono (1988:7) mengatakan
bahwa, ”tinggi rendahnya prestasi atlet banyak tergantung dari tinggi rendahnya pengetahuan
dan keterampilan pelatihnya”. Jadi, dengan demikian bila melihat hasil tersebut menunjukana
bahwa calon pelatih tingkat dasar yang mengikuti pelatihan tentang ilmu melatih yang
dilakukan oleh LPPM Universitas Lampung sudah memenuhi harapan atau berhasil.
Walaupun persyaratan menjadi pelatih yang professional perlu waktu dan latihan yang
berjenjang. Pada tahap pemberian materi ni meliputi pembuatan program latihan secara
periodisasi yang meliputi tahap persiapan umum (TPU) yang menitik beratkan pada latihan
fisik sebanyak 60% dan jenis latihannya antara lain, daya tahan umum (cardiovascular
respiratory) yang bertujuan untuk melatih jantung dan paru- paru serta VO2 max jenis
latihannya berupa interval training, cross country, fartlrek, continue running dan latihan –
latihan fisik yang ringan seperti kelincahan, kecepatan, kelentukan, kekuatan, dst. Tahap
Persiapan Khusus (TPK), untuk mempertahankan kondisi fisik sebanyak 40% cabang
olahraga khusus yang dipertandingkan pada O2SN. Tahap pemantapan satu, yang diisi
dengan kegiatan pertandingan atau uji coba baik dilaksanakan diluar maupun disekolah
sendiri. Tahap pemantapan dua, yang diisi dengan evaluasi akhir untuk menentukan calon
atlet yang akan diterjunkan di O2SN yang mewakili sekolah yang bersangkutan. Gambaran
materi di atas yang disampaikan merupakan program ilmu melatih guru di pesawaran, materi
selanjutnya adalah membuat program latihan.

Berdasarkan rentang aspek afektif menunjukan bahwa para peserta memiliki sikap yang
positif dalam kegiatan pelatihan ini dengan kategori, hal ini ditunjukan dengan kehadiran dari
awal kegiatan (pembukaan) sampai akhir kegiatan, yang dibuktikan melalui presensi dan
antusiasme serta semangat peserta dalam mengikuti diskusi (hasil observasi).

Ditinjau dari aspek psikomotor menunjukkan adanya nilai yang relatih kurang, hal ini
dapat dilihat para peserta yang menyerahkan tugas praktek kegiatan melatih secara sederhana
dari suatu model latihan fisik yang dituangkan dalam bentuk video dan pembuatan program
25

latihan sangat sedikit, hal ini kemungkinan disebabkan karena biaya sangat terbatas dan waktu
yang diberikan panitia relatif sangat singkat.

Namun secara keseluruhan kegiatan pelatihan tentang ilmu melatih senam tingkat dasar
bagi guru penjasorkes di Kota Bandar Lampung cukup berhasil, karena didasari dua dari tiga
aspek sudah terpenuhi dengan baik, yakni aspek pengetahuan (kognitif), psikomotor dan sikap
(afektif).
VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pelaksanaan dan hasil yang telah dicapai dari kegiatan pelatihan tentang ilmu
melatih bagi para guru penjasorkes se Kabupaten Pesawaran, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1 Berdasarkan hasil tes awal dan tes akhir menunjukan bahwa dari aspek Kognitif adanya
peningkatan sebesar 90% hal ini membuktikan bahwa kemampuan peserta cukup baik.
Hasil ini tidak dikategorikan berdasarkan, baik secara jenjang pendidikan SD, SMP,
SMA, maupun jenis kelamin. Demikian dari aspek. Afektif, hal ini menunjukkan nilai
baik. Para peserta dalam mengikuti berbagai materi kegiatan selama pelatihan cukup
antusian sekali atau bersemangat. Sedangkan dari aspek Psikomotor, yaitu kemampuan
membuat video latihan tentang cara melatih fisik kurang sekali, hal ini mungkin
disebabkan karena biaya dan waktu yang diberikan panitia relatif sangat singkat.
2 Hasil kegiatan penataran dan pelatihan ini telah memberikan harapan adanya perubahan
dari para peserta atau guru di Kabupaten Pesawaran ini dibuktikan dengan antusias
peserta mengikuti acara dari pembukaan sampai akhir acara.

B. Saran
1. Pelatihan tentang ilmu melatih bagi guru PJOK (SD/MI,SMP/MTS,SMA/MA dan SMK)
model seperti ini perlu dilanjutkan pada kabupaten dan kota di provinsi Lampung. dalam
rangka meningkatkan pengetahuan tentang cara melatih terutama untuk persiapan O2SN.

2. Dalam kegiatan ini dapat pula dijadikan sebagai kegiatan selain pengabdian juga penelitian
27

3. Informasi dari pengabdian atau penelitian ini bisa dijadikan sumber data bagi para
pengambil kebijakan baik di tingkat kabupaten kota, provinsi maupun nasional.

4. perlu pelatihan khusus aspek psikomotor melalui peran teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) untuk menjawab tantnagn era 4.0 (milineal) agar pelatih dapat
mengakses berbagai informasi secara cepat dan tepat.
.

DAFTAR PUSTAKA

Bompa, Tudor O (1990) Theory and Methodology of Training, The Key to Athletic
Performance. Dubuque, Iowa: Kendall/Hunt Publishing Company,
Bompa, Tudor O (1983) Theory and Methodology of Training, The Key to Athletic
Performance. Kendall/Hunt Publishing Company, Dubuque, Iowa

Chaplin. (1999). Kompetisi .Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Kompetisi

Deaux, Dane, & Wrightsman (1993). Kompetisi . Tersedia : http://id.wikipedia.org/wiki/ Kompetisi

Fox, Edward L. (1984) Sports Physiology; Tokyo : Saunders College Publishing


Company

Hairy J, 1989; Fisiologi Olahraga Jilid I; Depdikbud, Dirjen Dikti, Jakarta.

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta. CV. Tambak
Kusuma.
Hermawan, Rahmat, (2012). Efektivitas Kepemimpinan Lembaga Swadaya Masyarakat dalam
Pembinaan Olahraga Prestasi (Studi Kasus di Padepokan Angkat Besi dan Angkat Berat
Gajah Lampung). Disertasi. Bandung, Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan
Indonesia,
Jandbot. 2010. Kompetisi. Online. Tersedia:http://id.wikipedia.org/wiki/Kompetisi. 5 Juli 2010

Lutan, Rusli (2003) Olahraga, Kebijakan dan Politik: Sebuah Analisis.Proyek Pengembangan
dan Keserasian Kebijakan Olahraga, Dirjen Olahraga, Depdiknas, Jakarta.

Lutan, Rusli (2005) Teori Belajar Keterampilan Motorik; Konsep dan Penerapannya. Program
Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

Lutan, Rusli. (2011) “Review Perencanaan Pra-PON & PON 2012 Riau. Prov. Kalteng, Satgas
Pra-PON & PON Kalteng” Juli, 2011. Makalah pada Seminar Komnas Penjasor, 27-28
September 2011, di UPI Bandung
Mutohir, Toho Cholik (2011). “Kebijakan Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran Pendidikan
Jasmani”, Makalah pada. Seminar Komnas Penjasor, 25-26 Nopember 2008, di UPI
Bandung
29

O’Shea, 1976; Teori SAID (Specific Adaptation to Improve Demand); Addison-


WisleyPublishing Company, California

Park, Janet B. and Quarterman, Jerome (2003). Contemporary Sport Management, Second
Edition. USA:Human Kinetic,

Tim Moneva, 2018. Laporan Hasil Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Porpov Ke VIII
Lampung Tahun 2017 Koni Provinsi Lampung
DAFTAR HADIR
PESERTA PELATIHAN TENTANG PELATIH TINGKAT DASAR SENAM ARTISTIK
BAGI GURU PENJASORKES DI KOTA BANDAR LAMPUNG

Hari/tanggal : Sabtu, 26 September 2020


Tempat : GOR Sumpah Pemuda
31

Gambar 1. Pembukaan Acara

Gambar 2. Pelaksanaan Kegiatan


MATERI PELATIHAN
33

Anda mungkin juga menyukai