Anda di halaman 1dari 8

Introduction

Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi yang memasuki Negara Indonesia,


tatanan kehidupan masyarakat pun berubah dalam setiap bidang, seperti halnya peralihan
penggunaan bahan-bahan dari alam untuk membuat bermacam-macam alat rumah tangga.
Dewasa ini sangat jarang ditemukan tas belanja dari rotan dan bamboo bahkan pembungkus
makanan yang biasanya menggunakan daun pisang. Saat ini, bahan-bahan dari alam tersebut
telah diganti dengan plastik. Plastik merupakan hal yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan
masyarakat di dunia, begitu juga di Indonesia. Produk sintetik polimerisasi ini sangat mudah
dijumpai di berbagai lapisan masyarakat Indonesia, seperti di pasar tradional, supermarket,
maupun toko-toko lainnya. Bagaimana tidak, plastik biasanya digunakan sebagai pembungkus
makanan atau minuman, sehingga dapat dikatakan bahwa plastik sudah menjadi kebutuhan hidup
bagi masyarakat Indonesia.

Penggunaan plastik telah mentransform kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia, hal


ini tentu menimbulkan dampak yang signifikan. Menurut Richard C. Tomphson (2003),
penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari tentu akan mengakibatkan peningkatan limbah
plastik. Saat ini, isu sampah plastik menjadi isu utama yang tak henti-hentinya diperdebatkan
oleh masyarakat dunia. Penggunaan plastik yang tidak sesuai persyaratan akan menimbulkan
berbagai gangguan kesehatan, karena dapat mengakibatkan pemicu kanker dan kerusakan
jaringan pada tubuh manusia (karsinogenik). Selain itu plastik pada umumnya sulit untuk
didegradasikan oleh mikro organisme sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan (Nurhenu
Karuniastuti, 2015). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Jenna R. Jambeck membuktikan
bahwa Indonesia menduduki posisi kedua untuk Negara penghasil limbah plastik terbanyak yang
dibuang ke laut, yaitu sebanyak 1.29 ton per tahun (Jenna R, Jambeck, 2015). Meski hasil
penelitian ini dibantah oleh berbagai pihak di Indonesia, tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa
Indonesia sedang mengahadapi krisis sampah plastik. Dikutip dari cleanomic.co.id, menurut
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti A. Nurbaya, dalam sehari rata-rata satu orang
menghasilkan 3/4 kilogram sampah plastik. Jadi, bila dijumlahkan secara keseluruhan, maka
dalam satu hari Indonesia memproduksi 60-65 juta ton sampah plastik.

Salah satu sampah plastik yang paling sering dijumpai adalah sampah botol plastik,
seperti kemasan soda, minyak goreng, dan terutama kemasan air minum. Air minum merupakan
kebutuhan masyarakat yang sangat penting, sehingga banyak perusahaan yang memproduksi air
minum dalam kemasan dengan berbagai merek dan hal ini sangat cocok untuk masyarakat yang
berpergian atau beraktivitas diluar rumah karena mereka tidak perlu membawa air minum dari
rumah. Air minum botol ini dapat dibeli dimana saja. Karena air minum botol terbilang murah
dan juga praktis, maka dari itu hal ini sangat diminati oleh masyarakat. Meskipun begitu, botol
air minum plastik yang tidak digunakan lagi akan dibuang dengan sembarangan sehingga
menyebabkan pencemaran lingkungan. Dilansir dari World Atlas, Indonesia menjadi negara ke-4
pengguna botol plastik terbanyak di dunia. Tercatat penggunaan botol plastik di negara Indonesia
mencapai 4,82 miliar. Hal inilah yang menyebabkan Indonesia saat ini darurat sampah botol
plastik, karena sampah botol plastik tidak diolah dengan baik.

Selain mendaur ulang sampah botol plastik, cara lain yang dapat dilakukan adalah
mengurangi konsumsi air minum dalam kemasan botol. Dikutip dari beritasatu.com, praktisi
lingkungan dari Waste4Change, Hana Nur Auliana, mengatakan, penggunaan botol minum
tumbler adalah salah satu cara untuk mengurangi sampah plastik dari kemasan air minum
yang di konsumsi sehari-hari. Botol minum tumbler terbuat dari bahan yang aman digunakan
dan juga sangat ramah lingkungan. Botol air tumbler saat ini mudah ditemukan dimana saja
karena harganya yang murah. Dengan menggunakan botol air tumbler, maka kita bisa mmeba air
minum dari rumah tanpa perlu membeli air minum dalam kemasan botol. Meskipun manfaat dari
penggunaan botol air tumbler sangat terasa untuk mengurangi sampah plastik, namun dibutuhkan
juga aksi dari masyarakat untuk menggerakkan upaya ini. Maka dari itu, penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui sejauh mana kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya mengurangi
sampah plastik dengan mengganti penggunaan air minum dalam kemasan botol dengan botol air
tumbler.

Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan metode survei dimana survey
tersebut berisi pertanyaan-pertanyaan terkait penggunaan botol air tumbler. Survei yang
diberikan berupa Google Form yang dikirimkan peneliti. Ada 120 peserta atau responden dari
penelitian ini yang merespon pertanyaan-pertanyaan pada survey. Beberapa diantara mereka
adalah siswa, aparatur sipil negara, dan pegawai kantor. Mereka diminta untuk mengisi survey
pada link http://bit.ly/TheUseOfTumblerWaterBottle. Pernyataan yang mereka berikan pada
survey akan otomatis dianalisis oleh Google Form.

Finding and Discussion

Setelah peserta mengisi survey pada link yang disebutkan diatas, diperoleh hasil sebagai berikut.

3.1 The Negative Impact of Using Plastic Bottle Sustainably

Diagram 1
The Response to The First Question

Pertanyaan pertama pada survey yaitu apakah responden tau dampak negative yang
ditimbulkan dari penggunaan botol air minum plastic. Diagram diatas menunjukan 100% yes,
yang artinya mereka semua mengetahui dampak negative yang ditimbulkan dari penggunaan
botol air minum plastic.

3.2 The Example of Negative Impact of Using Plastic Bottle Sustainably


Pertanyaan kedua bertujuan untuk mengetahui opini responden terhadap dampak-dampak yang
terjadi akibat penggunaan botol minum plastic secara berkelanjutan. Dilihat dari gambar diatas,
jawaban dari masing-masing responden sangat bervariasi, hal ini berarti responden bukan hanya
tau bahwa penggunaan botol minum plastic secara berkelanjutan memiliki dampak negative,
tetapi responden juga dapat menjabarkan dampak-dampak negative tersebut.

3.3 Using Tumbler Water Bottle to Replace Plastic Drinking Bottles

Diagram 2
The Response to The Third Question
Pertanyaan ketiga bertujuan untuk mengetahui apakah responden sudah menggunakan botol air
tumbler, tidak menggunakan, atau belum menggunakannya untuk mengganti penggunaan botol
minum plastic. Diagram 2 menunjukan bahwa 80% memilih “yes”, 15% memilih “not yet but I
will, dan 5% memilih “No”. Hal ini berarti bahwa 96 dari 120 responden telah menggunakan
botol air tumblr, 18 orang belum menggunakan botol air tumbler dan akan menggunakannya,
serta 6 responden tidak menggunakannya.

3.4 Kesadaran membawa tumbler water bottle dalam kegiatan sehari-hari

Diagram 3
The Response to The Fourth Question

Pertanyaan keempat yaitu mengenai seberapa sering responden membawa botol air tumbler
dalam kegiatan sehari-harinya misalnya saat ke sekolah, kampus, kantor, ataupun yang lainnya.
Diagram 3 menunjukan 45.8% atau 55 responden dari 120 responden selalu membawa botol air
tumbler dalam kegiatan mereka sehari-hari, 39.7% atau 47 responden dari 120 responden
menjawab bahwa mereka hanya membawa botol air tumbler sesekali, dan sisanya yaitu 15% atau
18 responden dari 120 responden tidak atau belum menggunakan botol air tumbler.

3.5 Kesediaan Dispenser Air

Diagram 4
The Response to The Fifth Question

Pertanyaan ini bertujuan untuk mengetahui apakah pada instansi responden (sekolah, kampus,
kantor, etc) menyediakan dispenser air untuk mengirsi ulang botol air tumbler. Diagram 4
menunjukan bahwa 55.8% atau 67 responden menjawab bahwa terdapat dispenser air pada
instansinya, 33.3% atau 40 responden menjawab bahwa tidak ada dispenser air pada instansinya,
sedangkan 10.8 atau13 responden menjawab tidak tahu.

3.6 Kesediaan untuk memulai menggunakan botol air tumbler

Diagram 5
The Response to The Sixth Question
Dalam rangka menyelamatkan bumi, pertanyaan ini mengacu pada kesediaan responden untuk
memulai menggunakan botol air tumbler. Diagram 5 menunjukan 51.7% atau 62 responden
menjawab bahwa mereka telah menggunakan botol air tumbler dan akan terus menggunakannya,
46.7% atau sebanyak 56 responden menjawab bahwa mereka bersedia untuk memulai
menggunakan botol air tumbler, sedangkan 1.7% atau 2 responden menyatakan tidak bersedia.
Disccusion

Keseluruhan hasil survei berdasarkan gambar dan diagram diatas menunjukan bahwa sebagian
besar responden memiliki kesadaran yang tinggi akan pentingnya penggunaan botol air tumbler
untuk mengurangi sampah plastic. Meskipun terdapat data yang menunjukan ketidaksesuaian
jawaban responden, yaitu pada diagram 2 dan diagram 3. Pertanyaan ketiga dan keempat saling
berhubungan, artinya jika pada pertanyaan ketiga, responden menjawab no dan not yet, maka
seharusnya pada pertanyaan ketiga mereka menjawab “No, I don’t use it”. Namun faktanya,
presentase antara pertanyaan tersebut tidak seimbang. Hal ini bisa dikarenakan responden
melakukan kekeliruan pada saat mengisi survey.
Di sisi lain, seluruh responden mengetahui dampak negative yang ditumbulkan jika
menggunakan botol minum plastic secara berkelanjutan, serta dampak-dampak negative yang
dijabarkan seperti menyebabkan pencemaran lingkungan, bencana alam, dan lainnya,
mengindikasikan bahwa responden memiliki kesadaran yang cukup tinggi. Hal ini sejalan
dengan penjelasan Salman Luthan dalam penelitiannya. Dia mengatakan bahwa masyarakat
Indonesia pada dasarnya memiliki kesadaran dan kepedulian yang cukup tinggi terhadap masalah
sampah plastic, namun upaya yang dilakukan untuk menanggulangi masalah tersebut belum
berjalan dengan efektif (Luthan, 2016). Namun, upaya kecil yang dapat dilakukan untuk
mengurangi sampah plastic telah dilakukan oleh peserta penelitian ini, yang tidak lain adalah
responden survey. Hampir keseluruhan responden telah menggunakan botol air tumbler dan
beberapa lainnya yang belum menggunakannya akan segera mengganti kebiasaan penggunaan
botol minum plastic dengan botol air tumbler. Hanya ada 2 responden yang menyatakan untuk
tidak menggunakan botol air tumbler. Upaya ini juga tentu harus didukung beberapa pihak,
contohnya yaitu dengan menyediakan beberapa dispenser air di sekolah, kampus, maupun
kantor, karena dilihat dari hasil survey, cukup banyak yang menyatakan bahwa pada instansinya
tidak menyediakan dispenser air.
Sampah plastic akan terus menjadi isu besar pada masyarakat Indonesia jika mereka
belum memulai untuk mengambil aksi untuk mengurangi sampah plastic. Hal-hal kecil yang
dapat dilakukan salah satunya dengan mengganti kebiasaan minum air dalam kemasan botol
dengan membawa botol air tumbler dalam kegiatan sehari-hari. Langkah kecil yang dilakukan
oleh semua lapisan masyarakan Indonesia dapat menciptakan perubahan yang besar dalam hal
penyelamatan bumi.
https://cleanomic.co.id/cerita-tentang-orang-indonesia-dan-sampahnya/

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2873021/

https://www.beritasatu.com/gaya-hidup/564202/kurangi-sampah-plastik-botol-dan-tumbler-
berbahan-stainless-steel-jadi-solusi

https://www.worldatlas.com/articles/top-bottled-water-consuming-countries.html

Anda mungkin juga menyukai