Anda di halaman 1dari 10

International Sustainable Competitiveness Advantage

2020

PENGARUH PROACTIVE PERSONALITY TERHADAP


PERILAKU KERJA INOVATIF DENGAN CREATIVE
SELF EFFICACY SEBAGAI PEMEDIASI
(STUDI PADA UMKM ANYAMAN PANDAN KEBUMEN)
Agus Mustofa *1, Ratno Purnomo2, Dwita Darmawati3, Irfan Helmy4
1
Universitas Jenderal Soedirman, aguskebumen8@gmail.com, Purwokerto, Indonesia
2
Universitas Jenderal Soedirman, ratno.purnomo@unsoed.ac.id, Purwokerto, Indonesia
3
Universitas Jenderal Soedirman, dwitadarma75@gmail.com, Purwokerto, Indonesia
4
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Putra Bangsa, risetirfan@gmail.com, Kebumen, Indonesia

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh proactive personality terhadap perilaku
inovatif dengan creative self efficacy (CSE) sebagai pemediasi. Penelitian ini dilaksanakan pada
UMKM Anyaman Pandan di Kabupaten Kebumen dengan jumlah responden 80 orang. Penelitian
ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan alat uji statistik analisis jalur (path analyses). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa proactive personality, creative self efficacy (CSE) berpengaruh
signifikan terhadap perilaku inovatif. Selain itu Creative Self Efficacy (CSE) terbukti mampu
memediasi hubungan antara proactive personality terhadap perilaku inovatif.

Kata Kunci: Proactive Personality, Creative Self Efficacy, Perilaku Kerja Inovatif

1. Pendahuluan
Kabupaten Kebumen merupakan Kabupaten yang berada di sebelah selatan Provinsi
Jawa Tengah yang memiliki beragam potensi untuk dikembangkan, baik dalam bidang
pariwisata, pertanian, peternakan, makanan maupun kerajinan. Oleh sebab itu tahun
2018, Kabupaten Kebumen memiliki tagline “Agro City Of Java”. Terdapat 449 Desa
dan 26 Kecamatan yang menghiasi wajah Kabupaten yang berslogan “Beriman” ini.
Kemajuan perekonomian di setiap daerah tidaklah lepas dari peran UMKM yang
berada pada perdesaan, begitu halnya dengan Kabupaten Kebumen yang mempunyai
visi modern, berkepribadian, makmur dan sejahtera.

Keberadaan UMKM atau lebih dikenal dengan home industri, selama ini hanya
dipandang sebelah mata oleh berbagai pihak. Hal ini bisa terlihat ketika disahkannya
perjanjian AFTA yang menjatuhkan begitu banyak UMKM di Indonesia, namun
belum ada penanganan serius yang dilakukan oleh pemerintah untuk menangani hal
tersebut. Masuknya pengusaha asing dengan mendirikan bangunan-bangunan mewah
disepanjang jalan, justru menjadi kebanggaan bagi sebagian banyak orang yang
melihat. Berbanding terbalik dengan keadaan UMKM yang kebanyakan berada di
desa-desa yang tak terlihat keberadaanya, dan produknya justru tidak diminati oleh
masyarakatnya sendiri.

*1 Agus Mustofa. E-mail: aguskebumen8@gmail.com


1
International Sustainable Competitiveness Advantage
2020

Kenyataanya UMKM justru menyerap banyak tenaga kerja di wilayah sendiri.


Kecenderungan banyak menyerap tenaga kerja umumnya membuat banyak UMKM
bisa mengoptimalkan penggunaan sumber daya alam lokal. Apalagi karena
lokasinya banyak di perdesaan dan turun- temurun akan menimbulkan dampak
positif terhadap peningkatan jumlah tenaga kerja, pengurangan jumlah kemiskinan,
pemerataan dalam distribusi pendapatan, dan pembangunan ekonomi di perdesaan.

Dari sisi kebijakan pemerintah, UMKM jelas perlu mendapat perhatian lebih karena
UMKM tidak hanya memberikan penghasilan bagi pemiliknya tapi bagi sebagian
masyarakat sekitarnya dan tentunya sebagai ujung tombak dalam upaya pengentasan
kemiskinan. Di perdesaan, peran penting UMKM memberikan tambahan pendapatan
bagi pengembangan industri dan sebagai pelengkap produksi pertanian bagi penduduk
miskin. Boleh dikatakan, UMKM juga berfungsi sebagai strategi mempertahankan
hidup (survival strategy). Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji literatur dan
menguji faktor yang berpengaruh terhadap perilaku inovatif UMKM Anyaman
Pandan di Kebumen.

2. Landasan Teori

2.1 Proactive Personality


Proactive personality diartikan sebagai kecenderungan relatif stabil untuk membawa
perubahan dan mempengaruhi lingkungan (Bateman & Crant, 1993). Proactive
personality juga dapat dikaitkan sebagai seseorang yang memiliki sikap relatif tidak
dibatasi oleh kekuatan situasional serta seseorang yang dapat mempengaruhi suatu
perubahan lingkungan (Bateman & Crant, 1993). Seseorang yang proaktif cenderung
dapat mengidentifikasi peluang, menunjukkan inisiatif dan bertahan sampai terjadi
perubahan (Aryee et al, 2005). Sebagian penelitian mengungkapkan bahwa
kepribadian proaktif mempengaruhi berbagai hasil, termasuk untuk menghadapi
kendala pekerjaan (Parker & Sprigg, 1999).

2.2 Perilaku Kerja Inovatif


Perilaku kerja inovatif ( IWB ) merupakan serangkaian tindakan individu yang
mengarah pada pemunculan ide (idea generating), pengenalan ide (idea promoting),
dan mewujudkan ide-ide baru dalam organisasi (idea implementation) (Janssen 2000;
Messmann and Mulder 2014; Scott and Bruce 1994). Sebagian peneliti telah
menyoroti betapa pentingnya faktor kepribadian dalam pembentukan perilaku inovatif
di tempat kerja. Siebert (2001) menyimpulkan individu yang memiliki kepribadian
proaktif memiliki kecenderungan yang kuat untuk mencari informasi dan peluang di
lingkungan kerjanya yang berdampak terhadap kreativitas kerja. Selain itu, Kim, et al
(2010) dalam penelitiannya mengatakan karyawan yang memiliki kepribadian
proaktif yang tinggi memiliki kecenderungan meningkatkan selalu pengetahuan yang
dibutuhkan dalam pekerjaan dibandingkan dengan karyawan dengan kepribadian yang
pasif. Sejalan dengan hasil penelitian tersebut, penelitian ini akan menguji pengaruh
proactive personality sebagai faktor disposisi yang berpengaruh terhadap perilaku.
Kepribadian proaktif merupakan tentang motivasi yang merespon perubahan
lingkungan seseorang (Bateman & Crant, 1993). Dengan demikian, konsep
proaktivitas pada dasarnya menekankan bahwa kepribadian, lingkungan, dan perilaku
saling mempengaruhi secara konstan (Fuller & Marler, 2009).

2
International Sustainable Competitiveness Advantage
2020

2.3 Creative Self Efficacy


Tierney dan Farmer (2002; 2011) mengajukan sebuah konsep creative self efficacy
(CSE), keyakinan individu tentang kemampuannya menghasilkan kinerja yang
kreatif. Individu yang memiliki CSE yang tinggi mampu meningkatkan kepercayaan
diri dan motivasi untuk berperilaku inovatif (Hsu et al. 2011; Liao et al. 2010). Selain
itu inidividu juga terlibat dalam pekerjaan secara kreatif yang akhirnya berdampak
pada inovasi kerja (Lee dan Yang, 2015). CSE mampu meningkatkan keyakinan dan
kepercayaan diri karyawan pegawai untuk menambah wawasan dan informasi dalam
menyelesaikan pekerjaan (Tierney and Farmer, 2002).

3. Metode Penelitian

3.1 Jenis Penelitian


Jenis Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang
didasarkan pada data kuantitattif dimana data adalah data yang berbentuk angka atau
bilangan (Suliyanto, 2018). Penelitian ini terdapat hipotesis yang akan diuji kebenarannya.
Hipotesis ini menggambarkan hubungan antara dua variabel, untuk mengetahui apakah
variabel berasosiasi ataukah tidak dengan variabel lainnya, atau apakah variabel
disebabkan atau dipengaruhi atau tidak oleh variabel lainnya.

3.2 Teknik Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data dengan teknik kuesioner (angket) yaitu dengan membagikan
daftar pertanyaan kepada responden agar responden tersebut memberikan jawabannya.
Angket didesain tertutup kecuali untuk pertanyaan mengenai identitas responden berupa
angket semi terbuka. Tiap item pertanyaan tertutup diberikan lima opsi jawaban yaitu:
sangat setuju (SS), skor 5, setuju (S) skor 4, Netral (N) skor 3, tidak setuju (TS) skor 2 dan
sangat tidak setuju (STS) skor 1.

3.3 Populasi dan Sampel


Populasi dalam penelitian ini adalah UMKM Anyaman Pandan Kebumen, Kebumen 80
orang. Jumlah tersebut sekaligus menjadi sampel dalam penelitian ini sehingga disebut
penelitian survey sensus atau sampel jenuh (Sugiyono, 2014). Teknik pengambilan sampel
yang digunakan adalah proporsional random sampling), yaitu teknik pengambilan sampel
dimana semua anggota mempunyai kesempatan yang sama dijadikan sampel, sesuai
dengan proporsinya, banyak sedikit populasi. Dalam penelitian ini terdiri tiga variabel.
Yakni variabel bebas (independent): proactive personality, variabel mediasi: creative self
efficacy, dan variable (dependent) terikat yaitu perilaku inovatif.

Berdasarkan model penelitian yang telah di rancang, maka rumusan masalah hipotesis yang
diajukan pada penelitian ini sebagai berikut:
H1 : Proactive Personality berpengaruh positif terhadap Perilaku Kerja Inovatif
H2 : Proactive Personality berpengaruh positif terhadap Creativity Self Efficacy
H3 : Proactive Personality berpengaruh positif terhadap Perilaku Kerja Inovatif Melalui
Creativity Self Efficacy

3
International Sustainable Competitiveness Advantage
2020

Creative Self Efficacy

2 3

1 Perilaku Kerja
Proactive Personality
Inovasi

Gambar 1.
Model Penelitian

3.4 Teknik Analisis Data


Dalam penelitian ini menggunakan model analisis jalur (path analysis) dengan bantuan
SPSS, karena di antara variabel independent dengan variabel dependent terdapat
pemediasi yang mempengaruhi.. Variabel perilaku inovatif dalam penelitian ini diukur
menggunkan instrument 10 item (skala 1-7) yang dikembangkan oleh De Jong dan Hartog
(2010). Variabel proactive personality diukur menggunakan instrumen yang
dikembangkan oleh Seibert et al.’s (1999) 10-item. Variabel CSE diukur menggunakan
tiga item pada instrumen yang dikembangkan oleh Tierney & Farmer (2002).

4. Hasil

4.1 Uji Validitas

Dari jumlah kuesioner yang telah dibagikan ke responden sejumlah 80 orang dan kuesioner
yang kembali hanya 80 orang maka untuk menguji validitas item pertanyaan dibandingkan
dengan r tabel untuk N=80 pada signifikansi 5%, maka ditemukan r tabel sebesar 0.1829
Adapun hasil uji validitas dengan total nilai korelasi diperoleh sebagai berikut: X1=0.571,
X2=0.497, X3=0.584, X4=0.643, X5=0.263, X6=332, X7=0.572, X8=0.345, X9=0.480,
X10=0.563, Y1=0.643, Y2=0.738, Y3=0.528, Y4=0.458, Y5=0.695, Y6=0.756
Semua nilai X dan Y tersebut lebih besar dari r tabel = 0.1829, maka diartikan bahwa item
pertanyaan dalam kuesioner tersebut valid.

4.2 Uji Reliabilitas

Agar item pertanyaan dalam kuesioner dikatakan reliabel, maka nilai Cronbach's Alpha
harus lebih besar dari 0,6 Cronbach (1951). Dari 10 item pertanyaan Proactive Personality
dengan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0.624. Karena nilai Cronbach’s Alpha lebih besar
0.6 maka uji reabilitas untuk semua item pertanyaan Proactive Personality adalah reliabel
atau konsisten.

Selanjutnya untuk 6 item pertanyaan Perilaku Inovatif dengan nilai Cronbach’s Alpha
sebesar 0.698. Karena nilai Cronbach’s Alpha lebih besar 0.6 maka uji reliabilitas semua
item pertanyaan Perilaku Kerja Inovatif adalah reliabel atau konsisten.

4
International Sustainable Competitiveness Advantage
2020
Sedangkan untuk 3 item pertanyaan Creative Self Efficacy dengan nilai Cronbach’s Alpha
sebesar 0.804. Karena nilai Cronbach’s Alpha lebih besar 0.6 maka uji reliabilitas untuk
semua item pertanyaan Creative Self Efficacy adalah reliabel atau konsisten.

4.3 Analisis Jalur (Path Analysis)

Hasil yang diperoleh setelah pengolahan data menggunakan uji analisis Jalur melalui
program komputer / aplikasi SPSS adalah sebagai berikut:

Koefisien Jalur Model I: hasil output regresi model I bagian tabel Coefficients dapat
diketahui bahwa nilai signifikan dari kedua variabel yaitu X = 0,001 lebih kecil dari 0,05.
Hasil ini memberikan kesimpulan bahwa Regresi Model 1 yaitu Variabel Proactive
Personality berpengaruh signifikan terhadap Perilaku Kerja Inovatif. Besar nilai R2 atau R
Square yang terdapat pada tabel Model Summary adalah 0,144 hal ini menunjukkan
kontribusi pengaruh X terhadap Y adalah 14,4 % sementara sisanya 85,6 % merupakan
kontribusi dari variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian. Sementara
itu, untuk nilai e1 dapat dicari dengan rumus e1 = √(1 − 0,144) = 0,9252

Dengan demikian diperoleh diagram jalur model struktur 1 sebagai


berikut: e = 0,9252

0,379
Proactive Perilaku Kerja Inovatif
Personality (X) (Y)

Koefisien Jalur Model II : hasil output regresi model II bagian tabel Coefficients dapat
diketahui bahwa nilai signifikan dari kedua variabel yaitu X = 0,116 dan Y = 0,000 lebih
kecil dari 0,05. Hasil ini memberikan kesimpulan bahwa Regresi Model II yaitu X, Y
berpengaruh terhadap Z. Besar nilai R2 atau R Square yang terdapat pada tabel Model
Summary adalah 0,268 hal ini menunjukkan kontribusi pengaruh X, Y terhadap Z adalah
26,8 % sementara sisanya 73,2 % merupakan kontribusi dari variabel-variabel lain yang
tidak diteliti. Sementara itu, untuk nilai e2 dapat dicari dengan rumus e2 =
√(1 − 0,268) = 0,8555

Dengan demikian diperoleh diagram jalur model struktur 1 sebagai berikut:

e = 0,8555
0,168
PP CSE
(X) (Z)

0,379
IWB 0,430
(Y)

5
International Sustainable Competitiveness Advantage
2020
5. Pembahasan

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kepribadian proaktif berpengaruh signifikan


terhadap Creative Self Efficacy (CSE) dan perilaku kerja inovatif. seseorang yang
memiliki kepribadian proaktif memiliki inisiatif pribadi untuk mempengaruhi lingkungan
seseorang (Crant, 2000). Selain itu Parker et al (2006), mengatakan bahwa seseorang yang
proaktif sebagai orang-orang yang biasanya melibatkan diri dalam tindakan yang
berdampak terhadap diri mereka sendiri dan juga terhadap perubahan lingkungan
disekitarnya. Hon, Bloom, dan Crant (2011) menyatakan bahwa perubahan merupakan
bagian dari kreativitas. Kreativitas lebih mungkin hadir jika individu atau karyawan
memiliki inisiatif melakukan perubahan. Bagi seseorang dengan kepribadian yang
cenderung menyukai perubahan, maka kinerja yang kreatif dapat dengan mudah dicapai
karena individu berani melawan kebiasaan dan merasa bertanggung jawab untuk
melakukan perubahan (Kim et al 2009). Kreativitas membantu individu untuk
mengidentifikasi peluang dan menghasilkan ide-ide yang baru dan inovatif
(Schumpeter,1934, seperti dikutip oleh Baum & Locke, 2004). Selanjutnya kepribadian
proaktif merupakan faktor utama yang memprediksi perilaku kerja inovatif. Hasil
ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan (Pons, Ramon, &Ramon, 2016). Individu
yang memiliki kepribadian proaktif akan selalu mencari solusi atas permasalahan dan
tantangan yang muncul dengan inovasi baru. Selain itu, hasil analisis menunjukkan CSE
mampu memediasi hubungan antara kepribadian proaktif terhadap perilaku inovatif.
Individu yang memiliki kepribadian proaktif terbukti memiliki kepercayaan diri untuk
berperilaku kreatif yang pada akhirnya akan meningkatkan perilaku kerja inovatif.

6. Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian di atas serta hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap
penelitian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Kepribadian Proaktif memiliki pengaruh siginifikan terhadap perilaku kerja inovatif dan
Kemampuan efikasi diri. Perilaku kerja yang inovatif membutuhkan kondisi mental yang
memadai. Ketika seseorang bekerja dalam kondisi emosi yang positif dan
menyenangkan, maka seseorang akan mampu menciptakan ide-ide baru dan bermanfaat.
Ini biasanya terjadi pada orang yang merasa bahagia.
2. Kemampuan Efikasi diri memiliki peran lebih besar dalam menganalisis perilaku
inovatif. Mengembangkan tingkat self-efficacy individu dapat untuk membantu
mendorong perilaku inovatif, memperkuat keefektifan proses kreativitas dalam
wirausaha, dan menjadikan perilaku kerja inovatif sebagai aktivitas yang menarik.

6
International Sustainable Competitiveness Advantage
2020

DAFTAR PUSTAKA

Altura, T. G., Rao, A. N., & Virick, M. (2020). Proactive Personality as a Double-Edged Sword:
The Mediating Role of Work–Family Conflict on Employee Outcomes. Journal of Career
Development, 0894845319899984
Alam, S. S., Mohd, R., Kamaruddin, B. H., & Nor, N. G. M. (2015). Personal values and
entrepreneurial orientations in Malay entrepreneurs in Malaysia. International Journal of
Commerce and Management.
Annida, S., & Harsanti, I. (2019, October). Challenge at Work: Innovative Work Behavior among
Teachers. In Third International Conference on Sustainable Innovation 2019–Humanity,
Education and Social Sciences (IcoSIHESS 2019). Atlantis Press.
Aryee, S., Budhwar, P. S., & Chen, Z. X. (2002). Trust as a mediator of the relationship between
organizational justice and work outcomes: Test of a social exchange model. Journal of
Organizational Behavior: The International Journal of Industrial, Occupational and
Organizational Psychology and Behavior, 23(3), 267-285.
Bateman, T. S., & Crant, J. M. (1993). The proactive component of organizational behavior: A
measure and correlates. Journal of organizational behavior, 14(2), 103-118.
Caniëls, M. C., Semeijn, J. H., & Renders, I. H. (2018). Mind the mindset! The interaction of
proactive personality, transformational leadership and growth mindset for engagement at
work. Career Development International.
Clarke, N., & Higgs, M. (2020). Political skill and role overload as antecedents of innovative work
behavior in the public sector. Public Personnel Management, 49(3), 444-469.
Crant, J. M. (2000). Proactive behavior in organizations. Journal of management,
26(3), 435-462.
Cronbach, L. J. (1951). Coefficient alpha and the internal structure of tests. psychometrika, 16(3),
297-334.
De Jong, J., & Den Hartog, D. (2010). Measuring innovative work behaviour.
Creativity and Innovation Management, 19(1), 23-36.
Dikkers, J. S., Jansen, P. G., de Lange, A. H., Vinkenburg, C. J., & Kooij, D. (2010). Proactivity,
job characteristics, and engagement: a longitudinal study. Career Development
International.
Fuller Jr, B., & Marler, L. E. (2009). Change driven by nature: A meta-analytic review of the
proactive personality literature. Journal of vocational behavior, 75(3), 329-345.
Giebels, E., de Reuver, R. S., Rispens, S., & Ufkes, E. G. (2016). The critical roles of task conflict
and job autonomy in the relationship between proactive personalities and innovative
employee behavior. The Journal of applied behavioral science, 52(3), 320-341.

7
International Sustainable Competitiveness Advantage
2020
Hon, A. H., Bloom, M., & Crant, J. M. (2014). Overcoming resistance to change and enhancing
creative performance. Journal of Management, 40(3), 919-941.

Kumar, R., & Shukla, S. (2019). Creativity, proactive personality and entrepreneurial intentions:
examining the mediating role of entrepreneurial self-efficacy. Global Business Review,
0972150919844395.
Li, M., Liu, Y., Liu, L., & Wang, Z. (2017). Proactive personality and innovative work behavior:
The mediating effects of affective states and creative self-efficacy in teachers. Current
Psychology, 36(4), 697-706.
Messmann, G., & Mulder, R. H. (2020). A short measure of innovative work behaviour as a
dynamic, context-bound construct. International Journal of Manpower.
Parker, S. K., & Sprigg, C. A. (1999). Minimizing strain and maximizing learning: the role of job
demands, job control, and proactive personality. Journal of applied psychology, 84(6), 925.
Park, Y. K., Song, J. H., Yoon, S. W., & Kim, J. (2014). Learning organization and innovative
behavior: The mediating effect of work engagement. European Journal of Training and
Development, 38(1-2), 75-94.
Seibert, S. E., Kraimer, M. L., & Crant, J. M. (2001). What do proactive people do?
A longitudinal model linking proactive personality and career success. Personnel
psychology, 54(4), 845-804.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Bisnis.Alfabeta. Bandung
Suliyanto. (2018). Metode Penelitian Bisnis. Andi Offset. Yogyakarta
Tai, H. T., & Mai, N. Q. (2016). Proactive personality, organizational context, employee creativity
and innovative capability. International Journal of Organizational Analysis.
Tierney, P., & Farmer, S. M. (2011). Creative self-efficacy development and creative performance
over time. Journal of Applied Psychology, 96(2), 277.
Trifiletti, E., Capozza, D., Pasin, A., & Falvo, R. (2009). A validation of the proactive personality
scale. Testing, Psychometrics, Methodology in Applied Psychology, 16(2), 77-93.
Turner, J. E. (2003). Proactive personality and the Big Five as predictors of motivation to learn.

8
International Sustainable Competitiveness Advantage
2020

Lampiran
1. Tabel 1. Hasil Uji Reliabilitas untuk Proactive Personality

2. Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas untuk Perilaku Kerja Inovatif

3. Tabel 3. Hasil Uji Reliabilitas untuk Creative Self Efficacy

4. Tabel 4. Hasil Uji Analisis Jalur Model 1

5. Tabel 5. Hasil Koefisien Jalur Model 1

9
International Sustainable Competitiveness Advantage
2020
6. Tabel 6. Hasil Uji Analisis Jalur Model II

7. Tabel 7. Hasil Koefisien Jalur Model II

10

Anda mungkin juga menyukai