Anda di halaman 1dari 112

PENGARUH SIKAP KEWIRAUSAHAAN ,NORMA

SUBYEKTIF,DAN EFIKASI DIRI TERHADAP PERILAKU


BERWIRAUSAHA MELALUI INTENSI BERWIRAUSAHA
( Studi Pada Agropreneur Di Kota Kupang )

SKRIPSI

OLEH

ANTO PITER HATTU


NIM : 1710030112

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2021
PENGARUH SIKAP KEWIRAUSAHAAN ,NORMA

SUBYEKTIF,DAN EFIKASI DIRI TERHADAP PERILAKU

BERWIRAUSAHA MELALUI INTENSI BERWIRAUSAHA

( Studi Pada Agropreneur Di Kota Kupang )

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Manajemen Pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

OLEH

ANTO PITER HATTU

NIM : 1710030112

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2021
ABSTRAK

“PENGARUH SIKAP KEWIRAUSAHAAN,NORMA SUBYEKTIF,DAN

EFIKASI DIRI TERHADAP PERILAKU BERWIRAUSAHA MELALUI

INTENSI BERWIRAUSAHA

( STUDI PADA AGROPRENEUR DI KOTA KUPANG )”

Oleh : Anto Piter Hattu

NIM : 1710030112

Penelitian ini berfokus pada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di bidang

pertanian,terkhusunya pelaku agribisnis yaitu agropreneur di kota kupang. Tujuan

dalam pelenilitian ini untuk meneliti sikap kewirausahaan,norma subyektif dan

efikasi diri berpengaruh terhadap perilaku berwirausaha pada agropreneur di kota

kupang serta memakai variabel antara atau moderating sebagai variabel mediasi

terhadap variabel independen dan dependen. Metode dalam penelitian ini

menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif dan pendekatan penelitian

kuantitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa

kuesioner,wawancara,observasi dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data

menggunakan aplikasi statistik Smart Partial Least Square (PLS) 3.0 dengan

menggunakan Struktural Equation Model PLS dan intervening. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa Model 1 (Pengaruh Variabel independen terhadap Intensi

berwirausaha) yaitu sikap kewirausahaan tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap Intensi berwirausaha,norma subyektif tidak berpengaruh signifikan

terhadap Intensi berwirausaha,Efikasi diri berpengaruh signifikan terhadap Intensi

berwirausaha. Model 2 (Pengaruh Variabel independen terhadap Perilaku

iv
berwirausaha) menunjukkan bahwa Sikap kewirausahaan berpengaruh signifikan

terhadap perilaku berwirausaha,Norma Subyektif tidak berpengaruh signifikan

terhadap perilaku berwirausaha,Efikasi diri tidak berpengaruh signifikan terhadap

perilaku berwirausaha,Intensi berwirausaha berpengaruh signifikan terhadap

perilaku berwirausaha. Hasil penelitian berdasarkan variabel moderating

menunjukkan bahwa Intensi berwirausaha sebagai mediator secara tidak langsung

mampu memediasi Sikap kewirausahaan terhadap Perilaku berwirausaha,Intensi

berwirausaha sebagai mediator secara tidak langsung tidak mampu memediasi

Norma subyektif terhadap Perilaku berwirausaha,Intensi berwirausaha sebagai

mediator secara tidak langsung mampu memediasi Efikasi diri terhadap Perilaku

berwirausaha.

Kata kunci :Agropreneur,Sikap Kewirausahaan,Norma Subyektif,Efikasi

Diri,Perilaku Berwirausaha,Intensi Berwirausaha

v
ABSTRACT

"THE INFLUENCE OF ENTREPRENEURIAL ATTITUDES, SUBJECTIVE

NORMS, AND SELF-EFFICACY ON ENTREPRENEURIAL BEHAVIOR

THROUGH ENTREPRENEURIAL INTENTIONS

( STUDY ON AGROPENEURS IN KUPANG CITY )"

By : Anto Piter Hattu

NIM : 1710030112

This study focuses on Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs) in

agriculture, especially agribusiness actors, namely agropreneurs Kupang city .

The purpose of this research is to examine entrepreneurial attitudes, subjective

norms and self-efficacy that affect entrepreneurial behavior in agropreneurs in

Kupang city and use intermediate or moderating variables as mediating variables

on the independent and dependent variables. The method in this study uses

descriptive quantitative research and quantitative research approaches using data

collection techniques in the form of questionnaires, interviews, observations and

documentation. While the data analysis technique uses the Smart Partial Least

Square (PLS) 3.0 statistical application using the Structural Equation ModelPLS

and intervention. The results showed that Model 1 ( Influence of Independent

Variables on Entrepreneurial Intentions) i.e. entrepreneurial attitude had no

significant effect on entrepreneurial intentions , subjective norms had no

significant effect on entrepreneurial intentions, self-efficacy had a significant

effect on entrepreneurial intentions . Model 2 ( Influence of Independent

Variables on Entrepreneurial Behavior ) shows that entrepreneurial attitudes

vi
have a significant effect on entrepreneurial behavior, subjective norms have no

significant effect on entrepreneurial behavior, self-efficacy has no significant

effect on entrepreneurial behavior, entrepreneurial intentions have a significant

effect on entrepreneurial behavior . The results of research based on moderating

variables indicate that entrepreneurial intentions as a mediator are indirectly

able to mediate entrepreneurial attitudes towards entrepreneurial behavior,

entrepreneurial intentions as mediators are indirectly unable to mediate

subjective norms on entrepreneurial behavior, entrepreneurial intentions as

mediators are indirectly able to mediate self-efficacy against Entrepreneurial

behavior .

Keywords :Agropreneurs,Entrepreneurial Attitude,Subjective Norm,Self

Efficacy,Entrepreneurial Behavior,Entrepreneurial Intention

vii
Motto

“Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah

teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu,

dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu”.

1 Timotius 4:12

viii
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur kepada Tuhan,Allah yang menciptakan Bumi serta

segala isinya. Karena atas kasih dan berkat penyertaan-Nya penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Sikap Kewirausahaan ,Norma

Subyektif,Dan Efikasi Diri Terhadap Perilaku Berwirausaha Melalui Intensi

Berwirausaha( Studi Pada Agropreneur Di Kota Kupang )”. Skripsi ini disusun

untuk memenui salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Manajemen

pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Nusa Cendana Kupang. Penelitian

ini dapat terwujud berkat bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini

izinkan penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Ir. Fredrik L. Benu, M.Si.,Ph.D, Rektor Universitas Nusa Cendana

Kupang.

2. Christien C. Foenay,ST.,SE.,M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Nusa Cendana Kupang.

3. Dr. Rolland E. Fanggidae, S.Si-Teol.,MM, Ketua Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Nusa Cendana

Kupang sekaligus sebagai pembimbing I.

4. Ni Putu Nursiani, SE, MM, selaku Pembimbing II yang telah meluangkan

waktu dan memberikan masukan serta saran dalam penyusunan skripsi.

5. Dr. Apriana H.J Fanggidae,SE.,M.Si, selaku Penguji yang telah

memberikan masukan serta perbaikan dalam penyusunan skripsi.

6. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Nusa Cendana

Kupang yang telah memberikan bekal pengetahuan kepada penulis.

7. Bapak/Ibu Staf Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Nusa

ix
Cendana yang banyak membantu penulis dalam hal administrasi dan

lainnya.

8. Orangtua terkhusunya Mama dan keluarga yang telah berjuang untuk

membiayai penulis sampai mendapat gelar sarjana di pendidikan

perguruan tinggi.

9. Teman-teman seperjuangan MAESTRO’17,HIMPRO Manajemen dan

saudara serta patner dalam segala hal,Yuvita,Gacy,Ona,Fais,Epaf,Andy

keke,Yoan Deta,Kino molo,Ronald Jadho,Bayu,Adhar,Bryan

liukae,Tesa,Merlyn,Yeni,Omy,Rit endi,Hendra,Melky Ratu,Niken,Ostin

Bhebe.

10. Teman-teman Pemuda Rayon 2 JKK terkhususnya K’Ary Lande dan

Naselya Therik serta Mama Sel yang selalu mendukung dalam doa.

11. Para Responden terkhususnya kelompok usaha tani yang telah bersedia

membantu penulis untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam

penlitian ini. biarlah kebaikan pihak-pihak yang telah disebutkan dibalas

kasih dan berkat dari pada Tuhan yang melimpah.

Kupang, Juni 2021

Penulis,

Anto Piter Hattu

NIM.1710030112

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN.....................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI..............................................iii

ABSTRAK..............................................................................................................iv

ABTRACT..............................................................................................................vi

MOTTO ...............................................................................................................viii

KATA PENGANTAR............................................................................................ix

DAFTAR ISI...........................................................................................................xi

DAFTAR TABEL.................................................................................................xiii

DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................xiv

DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................xv

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang..............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................8

1.3 Tujuan Penelitian..........................................................................................8

1.4 Manfaat Penelitian........................................................................................9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori...........................................................................................11

2.1 Kajian Empirik...........................................................................................19

2.2 Kerangka Berpikir......................................................................................21

2.3 Hipotesis.....................................................................................................25

BAB III METODE PENELITIAN

xi
3.1 Jenis Penelitian dan Pendekatan penelitian................................................26

3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian..........................................................26

3.3 Populasi dan sampel...................................................................................29

3.4 Jenis dan Sumber Data...............................................................................30

3.5 Teknik Pengumpulan Data.........................................................................31

3.6 Skala Pengukuran.......................................................................................32

3.7 Teknik Analisis Data..................................................................................33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian...........................................................................................37

4.2 Pembahasan................................................................................................54

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan................................................................................................64

5.2 Saran ..........................................................................................................66

DAFTAR PUSTAKA

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu............................................................19

Tabel 3.1 Operasionalisasi variabel.......................................................................26

Tabel 4.1 Analisis convergent validity ..................................................................43

Tabel 4.2 Analisis convergent validity 2...............................................................44

Tabel 4.3 analisis Average Variance extracted (AVE).........................................45

Tabel 4.4 analisis composite reliability..................................................................45

Tabel 4.5 Cronbach’s Alpha..................................................................................46

Tabel 4.6 Hasil analisis Multicolinearity...............................................................46

Tabel 4.7 Hasil R Square.......................................................................................48

Tabel 4.8 Analisi NFI.............................................................................................49

Tabel 4.9 Pengujian Pengaruh Langsung ( Path Coefficients)..............................50

Tabel 4.10 Hasil Analisis Pengaruh Tidak Langsung (Indirect Effect).................52

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir..............................................................................24

Gambar 4.1 Diagram Data Primer Berdasarkan jenis kelamin..............................37

Gambar 4.2 Diagram Data Primer Berdasarkan Usia............................................38

Gambar 4.3 Diagram Data Primer Berdasarkan Penghasilan Per Bulan...............39

Gambar 4.4 Diagram Data Primer berdasarkan pendidikan terakhir.....................39

Gambar 4.5 Outer Model 1....................................................................................41

Gambar 4.6 Outer Model 2....................................................................................42

Gambar 4.7 Inner Model........................................................................................47

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian...........................................................................71

Lampiran 2 Data Penelitian....................................................................................76

Lampiran 3 Distribusi Nilai Ttabel...........................................................................88

Lampiran 4 Skema Model Partial Least Square(Outer model1,2,convergent

validity 1,2,Analisis AVE,Compisite reliability,Cronbach’s

Alpha,Multikolineariti,Inner model,Rsquare,Analisis

NFI).....................................................................................................89

Lampiran 5 Path Coefficients,Indirect Effect........................................................94

xv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Kualitas Sumber daya manusia (SDM) yang terus menerus meningkat

dalam hal ini keunggulannya, tentu perlu dibutuhkannya sebuah inovasi-inovasi

baru pada jenjang lokal,regional dan nasional. Namun persaingan secara global

juga turut dalam mempersiapkan berbagai strategi dalam persaingan secara

global,sehingga dalam Memasuki dunia usaha (wirausaha) harus memililiki

kreatifitas dan pengetahuan tentang usaha yang ingin dijalankan, dan berani

mencoba serta berani mengambil resiko yang ada, guna sebagai peningkatkan

kualitas SDM yang unggul dalam berwirausaha yang menjadi salah satu faktor

dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara. Praag dan Versloot (2007),

mengemukakan bahwa kewirausahaan sering dikaitkan untuk merangsang

pertumbuhan ekonomi,inovasi,pekerjaan dan kreasi usaha. Hal ini menunjukkan

bahwa adanya pertumbuhan wirausaha yang signifikan akan membawa dampak

positif dalam peningkatan perekonomian bagi suatu Negara,sehingga semakin

banyak suatu Negara memiliki wirausaha,maka akan semakin meningkat

perekonomiannya.

Melihat peluang dalam berwirausaha, seorang entrepreneur tentu harus

memilih sebuah strategi yang baik dan tepat dalam menjalankan sebuah usaha

yang kreatif ,inovatif dan tentunya memiliki daya saing yang tinggi. Di samping

itu terdapat sebuah pengertian Kewirausahaan sebagai dasar dalam berwirausaha,

adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan

sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses, inti dari

kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru

dan berbeda (create new and defferent) melalui berfikir kreatif dan bertindak

1
inovatif untuk menciptakan peluang (Nasud.2004). Melalui keterampilan,inovatif

serta skill dalam menciptakan peluang entrepreneur yang dimiliki seorang

entrepreneur sejati,kebanyakan dalam pelaksanaannya terbilang sukses. Banyak

orang yang berhasil dan sukses karena memiliki kemampuan berfikir kreatif

dan inovatif dalam hal berwirausaha. Sukses kewirausahaan akan tercapai

apabila berfikir dan melakukan sesuatu yang baru atau sesuatu yang lama

dengan cara-cara baru (thing and doing new things or old thing in new

way) (Suryana, 2006). Oleh karena itu di butuhkan The New Entrepreneur yang

mampu dalam menjawab tantangan dan peluang. Ciri kewirausahaan merupakan

karakter dalam diri seseorang yang mendorong kegiatan berwirausaha yaitu

dibutuhkan juga sebuah sikap dalam pengembangan sebuah usaha atau dalam

berwirausaha.

Sikap kewirausahaan dipersepsikan sebagai kesiapan seseorang untuk

merespon secara konsisten terhadap ciri-ciri yang dimiliki oleh seorang

wirausaha, yaitu percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, pengambilan

risiko dan suka tantangan, kepemimpinan, keorisinilan, dan berorientasi ke masa

depan (Suryana,2011). Dari sikap kewirausahaan yang ditunjukkan oleh

seseorang akan dapat menunjukan kemampuannya dalam mengelola usahanya.

Menurut Gadaam (2008) sikap kewirausahaan dapat diukur dengan skala sikap

berwirausaha dengan indikator: 1) Tertarik dengan peluang usaha, 2) Berfikir

kreatif dan inovatif,3) Pandangan positif mengenai kegagalan usaha,4) Memiliki

jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab, 5) Suka menghadapi resiko dan

tantangan. Implementasi dalam berwirausaha untuk menunjukan sebuah

kepercayaan atas apa yang telah di hasilkan dalam usaha,maka di butuhkannya

pengakuan,dorongan dalam diri serta tindakan.

2
Sebuah persepsi individu dimana merupakan sebuah dukungan dalam

terwujudnya sebuah tindakan yang dilakukan. Baron dan Byrne (2003)

mempersepsikan, norma subyektif sebagai persepsi individu tentang apakah orang

lain akan mendukung atau tidak terwujudnya tindakan tersebut. Hogg dan

Vaughan (2005) memberikan penjelasan bahwa norma subyektif sebagian produk

dari persepsi individu tentang beliefs yang dimiliki orang lain. Mada (2005)

menyatakan bahwa Norma subjektif adalah persepsi seseorang terhadap pendapat

atau masukan orang lain yang mampu mempengaruhi niat seseorang untuk

melaksanakan atau tidak melaksanakan perilaku. Norma subyektif yaitu

keyakinan individu untuk mematuhi arahan atau anjuran orang disekitarnya

untuk turut dalam melakukan aktifitas berwirausaha. Untuk itu, semua yang telah

dilakukan dalam berwirusaha baik itu sikap dan norma subyektif untuk menjadi

seorang entrepreneur sejati, maka perlu juga adanya sebuah kontrol perilaku akan

berwirusaha sehingga dalam perjalanannya sebuah usaha yang di jalankan dapat

tercapai.

Terdapat sebuah kontrol perilaku guna sebagai pencapaian tujuan

berwirausaha yang sebenarnya, dengan kata lain bahwa sebuah niat yang

memengaruhi seorang individu dalam melakukan sebuah usaha. Grizzell (2003)

menguraikan bahwa Theory Of Planned Behavior merupakan penyempurnaan

dari Theory Of Reasoned Action dengan penambahan variabel Perceived

Behavior Control atau dalam operasional disebut dengan efikasi diri. Efikasi

Diri atau Kontrol Perilaku. Menurut Luthan (2006) efikasi diri (self efficacy)

adalah kepercayaan seseorang bahwa ia memiliki kemampuan untuk mengerjakan

dan menyelesaikan suatu pekerjaan pada suatu tingkat tertentu. Efikasi diri

mempengaruhi niat seseorang untuk berwirausaha dari sisi internal seseorang

yaitu rasa kepercayaan diri untuk memulai suatu usaha. Keputusan untuk menjadi

3
wirausahawan dan menciptakan bisnis baru adalah keputusan yang disengaja dan

sadar yang membutuhkan waktu, serta perencanaan yang cukup besar dan tingkat

keinginan (Wilson, 2007). Oleh karena itu dalam berwirausaha yang dikatakan

sebagai seorang entrepreneur yaitu orang yang memberanikan diri dalam

mengambil resiko apapun,sehingga dalam menjalankan usaha yang di jalankan

perlu adanya kontrol perilaku atau efikasi diri dalam berwirausaha guna sebagai

sebuah bentuk kepercayaan dalam diri individu dan dalam hal mengambil

keputusan dengan benar dan tepat serta secara sadar dalam pengambilan

keputusan untuk memulai sebuah bisnis baru.

Perilaku berwirausaha yaitu bagaimana seorang entrepreneur atau the new

entrepreneur dalam melakukan sebuah aktifitas atau kegiatanya yang berkaitan

dengan minat dalam berwirausaha yang mampu dalam bersikap dan berperilaku

sebagai entrepreneur sejati. Nishimura dan Tristan (2011) dalam penelitiannya

menjelaskan tentang teori perilaku yang memiliki hubungan kuat terhadap

aktivitas wirausaha baru, yaitu perilaku mengenal pelaku usaha lain, persepsi

kesempatan membuka usaha baru, kemampuan dalam berwirausaha, dan

ketakutan akan kegagalan. keberhasilan tersebut akan sangat ditentukan oleh

motivasi berprestasi,berorientasi pada keuntungan,kekuatan dan

ketabahan/keuletan berusaha, kerja keras, enerjik, dan inisiatif (Hunger dan

Wheelen, 2003). Perilaku berwirausaha menurut Wijaya (2008) merupakan

tindakan yang tampak atau pernyataan lisan mengenai perilaku berwirausaha yang

dapat diukur dengan skala perilaku berwirausaha, dengan indikator: 1) Keputusan

wirausaha,2) Tindakan nyata telah menjalankan usaha, dan 3) Pernyataan rencana

pengembangan usaha yang ada. Dengan demikian upaya dalam berbisnis atau

memulai usaha baru, pasti adanya sebuah tekanan dalam diri individu dan dari

luar sehingga timbulnya sebuah intensi dalam berwirausaha.

4
Sebuah kondisi yang bersifat atraktif dan menantang dalam intensi

tersebut yaitu mendorong diri sesesorang dalam hal memberanikan diri untuk

memecahkan permasalahannya dalam berwirausaha serta berani mengambil resiko

dan menciptakan peluang bisnis baru. Ada beberapa faktor yang dapat mem-

pengaruhi intensi, namun faktor-faktor penentu intensi diperjelas dalam theory of

planned behavior (TPB) yang dikemukaan oleh Ajzen (2005:134) yaitu tiga jenis

keyakinan penting yaitu pertama keyakinan perilaku (behavior of belief), ke

dua keyakinan normatif (normative belief), dan ketiga keyakinan kontrol (control

belief). Maulida dan Nurkhin (2017) berpendapat bahwa intensi berwirausaha

menunjukkan komitmen seseorang untuk memulai berwirausaha dan mempelajari

hal mengenai kewirausahaan. Tunjungsari dan Hani (2013) mempersepsikan

bahwa intensi berwirausaha merupakan langkah pertama yang perlu dipahami dari

sebuah proses pembentukan usaha yang seringkali memerlukan waktu dalam

jangka panjang. Dengan demikian dalam tujuan berperilaku ini berpengaruh

terhadap peluang akan berwirausaha dalam berbagai bidang. Dalam hal ini bila

dilihat dari sebuah peluang akan berwirausaha dan fenomena akan kebutuhan

masyarakat terhadap pangan maka bidang niaga usaha tani dapat di lihat sebagai

peluang dalam hal ini agribisnis,dimana merupakan sebuah pemanfaatan akan

pertanian dan bahan baku pertanian.

Agribisnis menurut Sjarkowi dan Sufri (2004) merupakan setiap usaha

yang berkaitan dengan kegiatan produksi pertanian yang meliputi pengusahaan

input pertanian dan atau pengusahaan produksi itu sendiri atau pun juga

pengusahaan pengelolaan hasil pertanian. Perkembangan di era yang semakin

maju yaitu era globalisasi tentu perlu adanya sebuah strategi atau kegiatan sistem

dalam perekonomian berbasis wirausaha dengan kata lain dalam bidang agro

sebagai dorongan dalam usaha baru. Agribisnis merupakan sebuah bidang bisnis

5
yang cocok bagi para pelaku agropreneur untuk dijalankan di masa sekarang ini

guna sebagai pendongkrak perekonomian masyarakat. Brathwaite (2009)

mengemukakan Agropreneurship yaitu berbagai upaya yang dilakukan pihak-

pihak, khususnya wirausahawan, dalam memanfaatkan peluang industri

agribisnis. Wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT), didominasi oleh lahan kering

beriklim kering. Lahan kering di NTT tersebar di Timor Barat, Sumba, Alor, Sabu

dan Flores. Kondisi klimatologis dan geografis tersebut sangat memberi warna

pada pola kehidupan dan perilaku bagi masyarakatnya terutama pada aktivitas

pertanian sebagai mata pencaharian utama masyarakat NTT. Sebagai ciri khas

pembeda antara usahatani di lahan kering dan lahan basah adalah kondisi

kekeringan yang berdampak pada risiko kegagalan panen yang besar (Fanggidae

dan Airtur, 2020). Permasalahan pertanian tersebut juga dibarengi dengan

masalah lain seperti penggunaan teknologi pertanian yang belum maksimal,

masalah distribusi, hingga masalah anggaran pertanian. Alasan mengapa

permasalahan- permasalahan tersebut belum dapat teratasi hingga saat ini adalah

karena para petani di Indonesia yang belum memiliki jiwa entrepreneurship

(wirausaha). Pada kenyataanya kewirausahaan adalah jiwa atau semangat

seseorang yang mampu melihat sesuatu sebagai peluang, persediaan dan

permintaan serta memanfaatkannya. Jika petani memiliki jiwa entrepreneur,

mereka selalu terdorong untuk terus menciptakan peluang dari apa yang mereka

miliki, terus berpikir bagaimana membesarkan pertaniannya agar lebih efektif dan

efisien. Sehingga mereka tidak akan pernah berpikir pragmatis. Kewirausahaan

merupakan jiwa mutlak yang dibutuhkan oleh petani. Hal tersebut mampu

mengatasi masalah- masalah dasar petani seperti, pemanfaatan lahan kering,

ketidaktahuan dalam penggunaan teknologi, pemanfaatan modal, mencari pasar,

6
membuat produk yang bernilai tambah, serta produksi yang belum efektif dan

efisien.

Kegiatan pengembangan sistem ekonomi yang bertumpu pada usaha kecil

dan menengah akan mendorong tumbuhnya perekonomian berbasis wirausaha,

yang nantinya akan mendorong tumbuhnya usaha-usaha baru (Wijaya, 2008).

Usaha kecil menengah dan usaha mikro kecil menengah dalam berbagai bidang

cukup dominan di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) khususnya daerah kota

kupang. Berdasarkan data dari Dinas koperasi dan UKM kota kupang bahwa

tercatat pada tahun 2020 terdapat Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di

provinsi NTT berjumlah 38.760 UMKM yang tercatat bersih dalam Dinas

koperasi dan UKM Kota Kupang dengan berbagai bidang usaha di

NTT,sedangkan jumlah bersih UMKM yang ada di Kota Kupang berjumlah 6.891

UMKM yang tercatat pada Dinas koperasi dan UKM Kota Kupang dengan

berbagai bidang pada tahun 2020. Kota Kupang yang merupakan daerah

perkotaan dengan jumlah kependudukan sebanyak 434.972 jiwa per 2019 (BPS

Kota kupang) sebagian besar masyarakat Kota kupang adalah sebagai petani pada

bidang UMKM di bidang agribisnis yang berjumlah 570 UMKM di bidang

agribisnis atau para Agropreneur,namun masyarakat kota kupang masih minim

dalam pengelolaan sebuah usaha tersebut yang mejadikan seseorang agropreneur

sebagai entrepreneur sejati.

Berdasarkan uraian tersebut maka penulis melakukan penelitian tentang;

“Pengaruh Sikap Kewirausahaan,Norma Subyektif,Dan Efikasi Diri

Terhadap Perilaku Berwirausaha Melalui Intensi Berwirausaha ( Studi Pada

Agropreneur Di Kota Kupang )”.

7
1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti menyusun rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana sikap kewirausahaan,Norma subyektif,efikasi diri,perilaku

berwirausaha dan intensi berwirausaha pada agropreneur di kota kupang?

2. Apakah sikap kewirausahaan berpengaruh terhadap perilaku berwirausaha

pada agropreneur di kota kupang?

3. Apakah sikap kewirausahaan berpengaruh terhadap intensi berwirausaha

pada agropreneur di kota kupang?

4. Apakah norma subyektif berpengaruh terhadap perilaku berwirausaha pada

agropreneur di kota kupang?

5. Apakah norma subyektif berpengaruh terhadap intensi berwirausaha pada

agropreneur di kota kupang?

6. Apakah efikasi diri berpengaruh terhadap perilaku berwirausaha pada

agropreneur di kota kupang?

7. Apakah efikasi diri berpengaruh terhadap intensi berwirausaha pada

agropreneur di kota kupang?

8. Apakah melalui intensi berwirausaha, sikap kewirausahaan, norma

subyekif, dan efikasi diri berpengaruh terhadap perilaku berwirausaha pada

agropeneur di kota kupang?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang dilakukan adalah:

1. Untuk mendeskripsikan sikap kewirausahaan,Norma subyektif,efikasi

diri,perilaku berwirausaha dan intensi berwirausaha pada agropreneur di

kota kupang?

8
2. Untuk mengetahui sikap kewirausahaan berpengaruh terhadap perilaku

berwirausaha pada agropreneur di kota kupang?

3. Untuk mengetahui sikap kewirausahaan berpengaruh terhadap intensi

berwirausaha pada agropreneur di kota kupang?

4. Untuk mengetahui norma subyektif berpengaruh terhadap perilaku

berwirausaha pada agropreneur di kota kupang?

5. Untuk mengetahui norma subyektif berpengaruh terhadap intensi

berwirausaha pada agropreneur di kota kupang?

6. Untuk mengetahui efikasi diri berpengaruh terhadap perilaku berwirausaha

pada agropreneur di kota kupang?

7. Untuk mengetahui efikasi diri berpengaruh terhadap intensi berwirausaha

pada agropreneur di kota kupang?

8. Untuk mengetahui melalui intensi berwirausaha, sikap kewirausahaan,

norma subyekif, dan efikasi diri berpengaruh terhadap perilaku

berwirausaha pada agropeneur di kota kupang?

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

1.4.1 Bagi para Agroreneur Kota Kupang

Hasil dari penelitian ini di harapkan menjadi sebuah acuan

pengembagan usaha dalam hal berwirausaha di bidang agro untuk

para pelaku usaha agropreneur di kota kupang dengan melihat

beberapa indikator yang terkait.

1.4.2 Bagi peneliti

Sebagai menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dalam memahami

akan Pengaruh Sikap Kewirausahaan ,Norma Subyektif dan Efikasi

Diri Terhadap Perilaku Berwirausaha Melalui Intensi Berwirausaha

9
Pada Agropreneur Di Kota Kupang serta implementasi dalam

berwirausaha.

1.4.3 Bagi peneliti selanjutnya

Sebagai bahan perbandingan pengembangan wawasan dalam

penelitian lainnya,serta bagi yang ingin mengadakan penelitian serupa

di masa mendatang atau pun pengembangan metode penelitian.

10
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

Pada umumnya kualitas sumber daya manusia merupakan sebuah

keutamaan dalam faktor penggerak perekonomian suatu negara, dalam hal ini

kualitas sumber daya manusia dalam kegiatan kewirausahaan untuk melihat

peluang berwirausaha. Praag dan Versloot (2007), mengemukakan bahwa

kewirausahaan sering dikaitkan untuk merangsang pertumbuhan

ekonomi,inovasi,pekerjaan dan kreasi usaha. Nasud (2004) mendefinisikan inti

dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan

berbeda ( create new and defferent ) melalui berfikir kreatif dan bertindak inovatif

untuk menciptakan peluang. Dengan demikian perilaku berwirausaha turut

mengambil peran dalam hal berwirausaha untuk menciptakan peluang

berwirausaha,sehingga untuk menciptakan wirausaha baru dan berbeda serta

kreatif dibutuhkannya perilaku berwirausaha dalam meningkatkan dan

mempertahankan eksistensi kualitas sumber daya manusia yang terus berkembang

dari masa ke masa.

2.1.1 Pengertian Perilaku Berwirausaha

A. Pengertian

Perilaku berwirausaha menurut Wijaya (2008) merupakan tindakan yang

tampak atau pernyataan lisan mengenai perilaku berwirausaha yang dapat diukur

dengan skala perilaku berwirausaha. Nishimura dan Tristan (2011) dalam

penelitiannya menjelaskan tentang teori perilaku yang memiliki hubungan kuat

terhadap aktivitas wirausaha baru, yaitu perilaku mengenal pelaku usaha lain,

persepsi kesempatan membuka usaha baru, kemampuan dalam berwirausaha, dan

11
ketakutan akan kegagalan. keberhasilan tersebut akan sangat ditentukan oleh

motivasi berprestasi,berorientasi pada keuntungan, kekuatan dan

ketabahan/keuletan berusaha, kerja keras, enerjik, dan inisiatif (Hunger dan

Wheelen, 2003).

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat di simpulkan bahwa Perilaku

berwirausaha merupakan pernyataan rencana pengembangan usaha yang ada.

Perilaku berwirausaha merupakan suatu kegiatan atau aktivitas dalam bersikap

atas melakukan segala sesuatu yang berlandaskan atas kemauan

sendiri,memotivasi diri dan dalam pengambilan keputusan dalam berwirausaha.

Perilaku berwirausaha juga sebagai suatu kemampuan dalam berwirausaha dan

dalam menangkap peluang.

B. Indikator Perilaku berwirausaha

Menurut Wijaya (2008) indikator perilaku di ukur dengan skala indikator

yang terbagi atas beberapa bagian:

1) Keputusan wirausaha,

2) Tindakan nyata telah menjalankan usaha, dan

3) Pernyataan rencana pengembangan usaha yang ada.

Ahli lain yaitu Hendro (2011) mengemukakan bahwa telah menjelaskan

mengenai indikator perilaku berwirausaha bagi individu yang terwujud dalam

sikap-sikap individu. Indikator perilaku berwirausaha tersebut yakni:

1. Perilaku wirausaha secara individu

2. Perilaku wirausaha secara sosial dan lingkungan

3. Perilaku wirausaha dalam pekerjaan

4. Perilaku wirausaha dalam menghadapi risiko

5. Perilaku wirausaha dalam kepemimpinan (leadership)

12
2.1.2 Pengertian Sikap kewirausahaan

A. Pengertian

Sikap kewirausahaan merupakan sebuah kecenderungan akan respon atau

menerima sebuah rangsangan terhadap suatu objek secara konsisten, dan

merupakan kemampuan dalam menanggapi secara positif akan semua peluang

yang datang untuk mendapatkan keuntungan yang memilki banyak manfaat dan

menerapkan cara kerja dengan mengasah keberanian dalam mengambil risiko,sifat

kreatifitas dan inovatif dalam berwirausaha.

Menurut Assael (2001) sikap didefinisikan kecenderungan yang dipelajari

untuk memberikan respon kepada obyek atau kelas obyek secara konsisten baik

dalam rasa suka maupun tidak suka. Sedangkan menurut Mowen dan Minor

(2002) sikap merupakan afeksi atau perasaan terhadap sebuah rangsangan.

Menurut Gadaam (2008) sikap kewirausahaan yaitu kecenderungan untuk

bereaksi secara afektif dalam menanggapi resiko yang akan dihadapi dalam suatu

bisnis yang dapat diukur dengan skala sikap berwirausaha.

Berdasarkan beberapa definisi diatas maka sikap kewirausahaan dapat

disimpulkan sebagai kecenderungan yang dipelajari untuk memberi respon atau

menerima rangsangan terhadap obyek secara konsisten baik dalam rasa suka

maupun tidak suka.

B. Indikator Sikap Kewirausahaan

Menurut Gadaam (2008) sikap kewirausahaan dapat diukur dengan

skala sikap berwirausaha dengan indikator:

1) Tertarik dengan peluang usaha,

2) Berfikir kreatif dan inovatif,

3) Pandangan positif mengenai kegagalan usaha,

4) Memiliki jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab,

13
5) Suka menghadapi resiko dan tantangan.

Meredith (2005:5-6) mengemukakan indikator sikap kewirausahaan, yaitu

ada enam ciri dan watak kewirausahaan yang dijadikan cerminan sikap seorang

wirausaha yaitu:

1) Percaya diri dan Optimis.

Memiliki kepercayaan diri yang kuat, ketidakbergantungan terhadap

orang lain, dan invidualistis.

2) Beriorientasi pada tugas dan hasil.

Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi pada laba, mempunyai

dorongan kuat, energik, tekun dan tabah, bertekad kerja keras serta

inisiatif.

3) Berani mengambil risiko dan menyukai tantangan.

Mampu mengampil resiko yang wajar.

4) Kepemimpinan.

Berjiwa kepemimpinan, mudah beradaptasi dengan orang lain, dan

terbuka terhadap saran serta kritik.

5) Keorisinilan.

Inovatif, kreatif dan fleksibel.

6) Berorientasi masa depan.

Memiliki visi dan perspektif terhadap masa depan.

2.1.3 Pengertian Norma Subyektif

A. Pengertian

Definisi Norma Subyektif menurut Caecilia (2012) adalah persepsi

individu tentang apakah orang lain akan mendukung atau tidak terwujudnya

tindakan tersebut. Norma subyektif yaitu sebuah keyakinan dalam diri individu

untuk mematuhi arahan atau anjuran orang di sekitarnya untuk turut dalam

14
melakukan aktifitas dalam melakukan berwirausaha. (Ramayah & Harun,2005)

mengemukakan norma subyektif sebagai Keyakinan individu untuk mematuhi

arahan atau anjuran orang sekitarnya untuk turut dalam aktivitas berwirausaha.

Mada (2005) menyatakan bahwa Norma subjektif adalah persepsi seseorang

terhadap pendapat atau masukan orang lain yang mampu mempengaruhi niat

seseorang untuk melaksanakan atau tidak melaksanakan perilaku.

Berdasarkan definisi Norma Subyektif di atas maka dapat di simpulkan

bahwa Norma Subyektif adalah persepsi individu tentang apakah orang lain akan

mendukung atau tidak terwujudnya tindakan tersebut.

B. Komponen-komponen Norma Subyektif

Menurut Fishbein dan Azjen (2005), norma subjektif secara umum mempunyai

dua komponen berikut:

1) Normative beliefs (Keyakinan Norma).

Persepsi atau keyakinan mengenai harapan orang lain terhadap dirinya

yang menjadi acuan untuk menampilkan perilaku atau tidak. Keyakinan yang

berhubungan dengan pendapat tokoh atau orang lain yang penting dan

berpengaruh bagi individu atau tokoh panutan tersebut apakah subjek harus

melakukan atau tidak suatu perilaku tertentu.

2) Motivation to comply (motivasi untuk memenuhi).

Motivasi individu untuk memenuhi harapan tersebut. Norma subjektif

dapat dilihat sebagai dinamika antara dorongan-dorongan yang dipersepsikan

individu dari orang-orang disekitarnya dengan motivasi untuk mengikuti

pandangan mereka (motivation to comply) dalam melakukan atau tidak melakukan

tingkah laku tersebut.

15
C. Indikator Norma Subyektif

Norma subjektif diukur dengan skala subjective norm (Hogg & Vaughan,

2005) dengan indikator:

1) Keluarga, teman, dan panutan lainya / role model,

2) Suasana dan lingkungan sekitar individu bersosialisasi dan,

3) Atribut pendukung seperti modal, relasi, pendidikan dan lain lain.

Norma subjektif diukur dengan skala subjective norm (Ramayah &Harun,

2005) dengan indikator :

1) keyakinan peran keluarga dalam memulai usaha,

2) keyakinan dukungan teman dalam usaha,

3) keyakinan dukungan dari dosen,

4) keyakinan dukungan dari pengusaha-pengusaha yang sukses,

5) keyakinan dukungan dalam usaha dari orang yang di anggap penting.

2.1.3 Pengertian Efikasi Diri

A. Pengertian

efikasi diri didefinisikan sebagai kekuatan keyakinan seseorang bahwa

dia akan mampu dan berhasil melakukan berbagai peran dalam berwirausaha.

Manda & Iskandarsyah (2012) mendefinisikan efikasi diri sebagai kepercayaan

seseorang atas kemampuan dirinya untuk menyelesaikan suatu pekerjaan,dengan

kata lain kondisi motivasi seseorang yang lebih didasarkan pada apa yang

mereka percaya dari pada apa yang secara objektif benar. Efikasi diri yaitu

sebuah persepsi akan kepercayaan individu mengenai suatu kemampuan untuk

membentuk suatu perilaku berwirausaha. Nursito (2013) mendefinisikan efikasi

diri sebagai penilaian diri terhadap kemampuan diri dalam mengatur dan

melaksanakan tindakan yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang ditetapkan.

Moiz (2011) juga menyatakan efikasi diri atau kepercayaan diri dalam

16
domain tertentu didasarkan pada persepsi diri individu terhadap keterampilan

dan kemampuan mereka.

Menurut definisi di atas dapat di simpulkan bahwa efikasi diri adalah

keyakinan seorang individu mengenai kemampuannya dalam mengorganisasi dan

menyelesaikan suatu tugas yang diperlukan untuk mencapai hasil tertentu . Efikasi

diri juga sebagai kepercayaan seseorang atas kemampuan dirinya untuk

menyelesaikan suatu pekerjaan,dengan kata lain kondisi motivasi seseorang yang

lebih didasarkan pada apa yang mereka percaya dari pada apa yang secara objektif

benar.

B. Indikator Efikasi Diri

Efikasi diri diukur dengan skala (Moiz, 2011), dengan indikator:

1) Potensi diri,

2) Kesempatan yang dimiliki

3) Kemampuan mengatur dan,

4) Melaksanakan tindakan

Efikasi diri diukur dengan skala (Gadaam, 2008) dengan indikator :

1) kepercayaan diri akan kemampuan mengelola usaha,

2) kepemimpinan sumber daya manusia,

3) kematangan mental dalam usaha,dan

4) merasa mampu memulai usaha

2.1.4 Pengertian Intensi Berwirausaha

A. Pengertian

Menurut Emnet & Chalchissa (2013), intensi adalah motivasi seseorang

untuk bertindak dengan cara tertentu dan menjelaskan seberapa keras orang

tersebut untuk bersedia mencoba dan seberapa banyak waktu dan upaya

yang dilakukan untuk memunculkan suatu perilaku. Maulida dan Nurkhin

17
(2017) berpendapat bahwa intensi berwirausaha menunjukkan komitmen

seseorang untuk memulai berwirausaha dan mempelajari hal mengenai

kewirausahaan. Tunjungsari dan Hani (2013) mendefinisikan bahwa intensi

berwirausaha merupakan langkah pertama yang perlu dipahami dari sebuah proses

pembentukan usaha yang seringkali memerlukan waktu dalam jangka panjang..

Berdasarkan pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa intensi adalah

kesungguhan niat seseorang untuk melakukan perbuatan atau memunculkan suatu

perilaku tertentu. Intensi berwirausaha yaitu tendensi keinginan individu untuk

melakukan tindakan wirausaha dengan menciptakan produk baru melalui peluang

bisnis dan pengambilan risiko.

B. Indikator Intensi Berwirausaha

Intensi berwirausaha diukur dengan skala entrepreneurial intention

(Ramayah & Harun, 2005) dengan indikator :

1) Memilih jalur usaha dari pada bekerja pada orang lain,

2) Memilih karir sebagai wirausahawan,

3) Membuat perencanaan untuk memulai usaha,

4) Meningkatkan status sosial (harga diri) sebagai wirausaha dan

5) Mendapatkan pendapatan yang lebih baik.

Intensi berwirausaha diukur dengan skala entrepreneurial intention (Rasli,

2013) dengan indikator :

1) Mengambil keputusan untuk menjadi wirausaha

2) Memiliki rencana untuk membangun usaha dan

3) Berusaha untuk mewujudkan intensi berwirausaha

Aktivitas berwirausaha dapat dilihat sebagai fungsi manajemen yang

terdiri dari kegiatan di luar pekerjaan rutin yang memberikan tantangan pada cara

berfikir dan perilaku manusia (B´echard dan Gr´egoire, 2005). Beberapa

18
penelitian telah dilakukan mengenai variabel-variabel yang mempengaruhi intensi

dan perilaku berwirausaha. Wijaya (2008) menemukan bahwa sikap, norma

subyektif dan efikasi diri secara simultan berpengaruh terhadap intensi dan

perilaku berwirausaha..

C. Hubungan antara variabel sikap kewirausahaan,norma

subyektif,efikasi diri,perilaku berwirausaha dan intensi

berwirausaha

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Novita Nurul yang terdapat pada

jurnal ekonomi pendidikan dan kewirausahaan pada tahun 2015 bahwa sikap

kewirausahaan dan efikasi diri berpengaruh signifikan terhadap intensi

berwirausaha. Sikap kewirausahaan dan efikasi diri berpengaruh signifikan

terhadap perilaku berwirausaha. Sedangkan, norma subyektif tidak berpengaruh

langsung baik terhadap intensi berwirausaha maupun perilaku berwirausaha.

Intensi berwirausaha juga tidak berpengaruh langsung terhadap perilaku

berwirausaha. Demikian juga dengan sikap kewirausahaan, norma subyektif dan

efikasi diri juga tidak berpengaruh signifikan terhadap perilaku berwirausaha

melalui intensi berwirausaha.

2.2 Kajian Empirik

Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu

NAMA,TAHUN DAN HASIL


No PERBEDAAN
JUDUL PENULIS PENELITIAN

(Manda Andika dan Variabel sikap, Lokasi penelitian,


Iskandarsyah norma subyektif Permasalahan penelitian
1
Madjid.2012) dan efikasi diri serta indikator yang di pakai
Analisis Pengaruh Sikap, secara simultan berbeda dengan peneliti.

19
Norma Subyektif Dan berpengaruh secara Penelitian ini juga tidak
Efikasi Diri Terhadap signifikan terhadap menelaah variabel perilaku
Intensi Berwirausaha intensi berwirausaha
Pada Mahasiswa berwirausaha.
Variabel sikap dan
efikasi diri secara
parsial berpengaruh
signifikan terhadap
intensi berwirausaha.
Variabel norma
subyektif secara
parsial tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
intensi
berwirausaha.
Sesuai model Objek penelitian
penelitian, sikap menggunakan alat analisis
berwirausaha, Model Structural Equation
norma subjektif dan (MSE) terhadap perilaku
efikasi diri berwirausaha sebagai kajian
berpengaruh positif model Empiris dan Lokasi
terhadap perilaku penelitian,Permasalahan
(Tony Wijaya, 2008) berwirausaha penelitian serta indikator
Kajian Model Empiris melalui intensi yang di pakai berbeda
2 Perilaku Berwirausaha berwirausaha. dengan peneliti
UKM DIY dan Jawa Secara parsial,
Tengah efikasi diri tidak
ber-pengaruh
signifikan terhadap
perilaku
berwirausaha secara
langsung maupun
melalui intensi
berwira-usaha.
(Dewi, N. L. A., Suwena, Sikap kewirausahaan Peneliti hanya meneliti 1
K. R., & Sujana, I. N., berpengaruh positif variabel dependen yaitu
2016) dan signifikan sikap kewirausahan dan
Pengaruh Sikap terhadap Lokasi penelitian,
Kewirausahaan Terhadap kemampuan Permasalahan penelitian
3
Kemampuan Mengelola mengelola usaha serta indikator yang di pakai
Usaha Pada Peserta pada PMW berbeda dengan peneliti
Program Mahasiswa Undiksha Tahun
Wirausaha (Pmw) 2015
Undiksha Tahun 2015
20
(Nur Santi, Amir Dari hasil penelitian Variabel perilaku
Hamzah, Teti menunjukan bahwa berwirausaha (Y) digunakan
Rahmawati, 2017) efikasi diri, norma sebagai variabel X4 atau
Pengaruh Efikasi Diri, subjektif, sikap variabel terikat
Norma Subjektif, Sikap berperilaku, dan (independen) tidak sebagai
4
Berperilaku, dan pendidikan variabel Y atau (dependen)
Pendidikan kewirausahaan dan Lokasi penelitian,
Kewirausahaan Terhadap berpengaruh positif Permasalahan penelitian
Intensi Berwirausaha terhadap intensi serta indikator yang di pakai
berwirausaha. berbeda dengan peneliti
variabel Norma Objek penelitian ini tidak
subjektif menggunakan variabel
berpengaruh positif perilaku berwirausaha (Y)
dan signifikan sebagai variabel dependen
terhadap intensi melainkan memakai
berwirausaha siswa variabel Intensi
SMKN di Denpasar, Berwirausaha (Z) sebagai
variabel Efikasi diri variabel (Y) dan Lokasi
berpengaruh positif penelitian,Permasalahan
5 dan signifikan penelitian serta indikator
(I Putu Bayu Adi Jaya terhadap intensi yang di pakai berbeda
dan Ni Ketut Seminari, berwirausaha siswa dengan peneliti.
2016) SMKN di Denpasar,
Pengaruh Norma variabel Sikap
Subjektif, Efikasi Diri, berpengaruh positif
Dan Sikap Terhadap dan signifikan
Intensi Berwirausaha terhadap intensi
Siswa Smkn Di Denpasar berwirausaha siswa
SMKN di Denpasar.

2.3 Kerangka Berpikir

Seorang entrepreneur di kenal sebagai wirausaha yang mampu dalam

menciptakan peluang dan memberikan inovasi-inovasi baru dalam bisnis yang di

jalankannya, serta mampu dalam memperhatikan sikap berwirausaha. Sikap

berwirausaha yaitu kecenderungan untuk bereaksi secara afektif dalam

menanggapi risiko yang akan dihadapi dalam suatu bisnis.

Sikap kewirausahaan (X1) diukur dengan skala sikap berwirausaha

(Gadaam, 2008) dengan indikator; 1) tertarik dengan peluang usaha, 2) berfikir

21
kreatif dan inovatif, 3) pandangan positif mengenai kegagalan usaha, 4)

memiliki jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab, dan 5) suka menghadapi

risiko dan tantangan.

Norma subyektif (X2) merupakan sebuah dorongan dalam diri yaitu

tekanan sosial untuk membentuk sebuah keyakinan akan usaha yang di jalankan

dalam berwirausaha. Norma subjektif diukur dengan skala subjective norm

(Hogg & Vaughan, 2005) dengan indikator: 1) Keluarga, teman, dan panutan

lainya / role model, 2) Suasana dan lingkungan sekitar individu bersosialisasi

dan, 3) Atribut pendukung seperti modal, relasi, pendidikan dan lain lain.

Efikasi diri (X3) merupakan sebuah kesadaraan akan

kemampuan,keterampilan dan kepercayaan dalam diri individu dalam

menjalankan usahanya untuk berhasil. Menurut penelitian Armitage & Conner

(2011) menyatakan bahwa efikasi diri berkorelasi sangat kuat terhadap niat dan

sikap seseorang. Moiz (2011) juga menyatakan efikasi diri atau kepercayaan diri

dalam domain tertentu didasarkan pada persepsi diri individu terhadap Efikasi

diri diukur dengan skala (Moiz, 2011), dengan indikator: 1) Potensi diri, 2)

Kesempatan yang dimiliki, 3) Kemampuan mengatur dan, 4) Melaksanakan

tindakan.

Perilaku berwirausaha (Y) adalah bagaimana seorang entrepreneur atau the

new entreprenur dalam melakukan sebuah aktifitas atau kegiatanya yang

berkaitan dengan minat dalam berwirausaha yang mampu dalam bersikap dan

berperilaku sebagai entrepreneur sejati. Keberhasilan tersebut akan sangat

ditentukan oleh motivasi berprestasi,berorientasi pada keuntungan,kekuatan dan

ketabahan/keuletan berusaha, kerja keras, enerjik, dan inisiatif (Hunger dan

Wheelen, 2003). Perilaku berwirausaha menurut Wijaya (2008) merupakan

tindakan yang tampak atau pernyataan lisan mengenai perilaku berwirausaha yang

22
dapat diukur dengan skala perilaku berwirausaha, dengan indikator: 1) Keputusan

wirausaha,2) Tindakan nyata telah menjalankan usaha, dan 3) Pernyataan rencana

pengembangan usaha yang ada.

Intensi berwirausaha (Z) merupakan suatu niat atau keinginan seorang

individu untuk melakukan tindakan dalam berwirausaha. Intensi berwirausaha

yaitu tendensi keinginan individu untuk melakukan tindakan wirausaha dengan

menciptakan produk baru melalui peluang bisnis dan pengambilan risiko. Intensi

berwirausaha diukur dengan skala entrepreneurial intention (Ramayah & Harun,

2005) dengan indikator; 1) memilih jalur usaha dari pada bekerja pada orang lain,

2) memilih karir sebagai wirausahawan, 3) membuat perencanaan untuk memulai

usaha, 4) meningkatkan status sosial (harga diri) sebagai wirausaha dan 5)

mendapatkan pendapatan yang lebih baik.

23
Gambar 2.1

Kerangka Berpikir
Sikap Kewirausahaan (X1) Perilaku Berwirausaha (Y)
 Tertarik dengan peluang usaha  Keputusan wirausaha
 Berfikir kreatif dan inovatif  Tindakan nyata telah menjalankan
 Pandangan positif mengenai kegagalan usaha usaha
 Memiliki jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab H1  Pernyataan rencana pengembangan
 Suka menghadapi resiko dan tantangan usaha yang ada
(Gadaam 2008) (Wijaya, 2008)

H2
H3
Norma Subyektif (X2)
 Keluarga, teman, dan panutan lainnya/role model
 Suasana dan lingkungan sekitar individu H7
bersosialisasi dan,
H1 H5
 Atribut pendukung seperti modal, relasi, pendidikan
dan lain-lain. H4
(Hogg & Vaughan, 2005)
Intensi Berwirausaha (Z)
 Memilih jalur usaha dari pada bekerja
Efikasi Diri (X3) pada orang lain
 Potensi diri  Memilih karir sebagai wirausahawan
 Kesempatan yang dimiliki H6  Membuat perencanaan untuk memulai
 Kemampuan yang mengatur usaha
 Melaksanakan tindakan  Meningkatkan status sosial (harga diri)
(Moiz, 2011) sebagai wirausaha
 Mendapatkan pendapatan yang lebih
baik
(Ramayah dan Harun 2005)

24
2.4 Hipotesis :

H1: Ada pengaruh sikap kewirausahaan terhadap perilaku berwirausaha pada

agropreneur di Kota Kupang

H2: Ada pengaruh sikap kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha pada

agropreneur di Kota Kupang

H3: Ada pengaruh norma subyektif terhadap perilaku berwirausaha pada

agropreneur di Kota Kupang

H4: Ada pengaruh norma subyektif terhadap intensi berwirausaha pada

agropreneur di Kota Kupang

H5: Ada pengaruh efikasi diri terhadap perilaku berwirausaha pada

agropreneur di Kota Kupang

H6: Ada pengaruh efikasi diri terhadap intensi berwirausaha pada

agropreneur di Kota Kupang

H7: Ada pengaruh melalui intensi berwirausaha,sikap kewirausahaan,norma

subyektif,efikasi diri terhadap perilaku berwirusaha pada agropreneur di

Kota Kupang

25
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian dan Pendekatan penelitian

Jenis penelitian yang di gunakan yaitu penelitian deskriptif kuantitatif untuk

menggambarkan situasi dan kondisi variabel yang berpengaruh secara simultan.

Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan kuantitatif karena diolah dalam

berupa angka untuk menguji pengaruh terhadap variabel terkait.

3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian

3.2.1 Variabel penelitian

Dalam penelitian tersebut menggunakan variabel independen dengan

Sikap Kewirausahaan (X1), Norma Subyektif (X2), Efikasi Diri (X3) dan

variabel dependen Perilaku Berwirausaha (Y) serta menggunakan vriabel

antara yaitu Intensi Berwirausaha (Z).

Tabel 3.1

Operasionalisasi variabel

Variabel
Indikator Item Skala
dan Definisi
- Senang dan tertarik terhadap
dunia wirausaha
1) Tertarik dengan peluang - Mencari peluang bisnis
Sikap
usaha dalam berwirausaha
Kewirausahaan
- Menciptakan peluang dalam
(X1) yaitu sebuah
wirausaha sendiri
reaksi individu
- Kreatif dalam berpikir dan
dalam bersikap
melakukan ide-ide baru Ordinal
untuk menunjukkan
- Menciptakan sesuatu yang
perasaan suka atau 2) Berfikir kreatif dan
bernilai tinggi dan inovatif
tidak suka terhadap inovatif,
serta beda dari yang lainnya
sebuah rangsangan
- Melakukan inovasi-inovasi
yang diterima.
terbaru
- Selalu berpikir Optimis dalam
3) Pandangan positif mengenai
menjalani usaha
26
kegagalan usaha, - Menjadikan kegagalan
sebagai pengalaman usaha
menjadi lebih baik
- Tingkatkan Mindset dan rasa
percaya diri
- Bertanggungjawab atas
segala kerugian yang di
terima
4) Memiliki jiwa kepemimpinan
- Berani dalam mengambil
dan tanggung jawab,
keputusan yang tepat
- Mampu mengendalikan
emosi di bawah tekanan
- Menyukai tantangan
5) Suka menghadapi resiko - Siap menghadapi risiko yang
dan tantangan. di terima
- Bertanggungjawab dalam
pengambilan risiko
- Relasi yang lebih kuat di
antara keluarga,teman dan
1) Keluarga, teman, dan panutan lainnya
panutan lainya / role model, - Selalu memiliki relasi yang
baik di lingkungan
- Prioritas relasi yang lebih
dominan dalam mendukung
- Memiliki sikap bersosialisasi
Norma Subyektif 2) Suasana dan lingkungan yang baik
(X2) merupakan sekitar individu - Tidak menutup diri untuk
sebuah pengakuan bersosialisasi berinteraksi sosial
Ordinal
atau kepercayaan - Mudah membangun relasi
pihak eksternal atas sekitar dalam bersosialisasi
presepsi individu. - Mempunyai modal yang
mumpuni dalam faktor
pendukung individu
3) Atribut pendukung seperti
- Memiliki modal yang kuat
modal, relasi, pendidikan
dalam mendorong dan
dan lain lain.
membangun relasi yang baik
- Memiliki pengalaman dan
skill sebagai modal
pendukung
Efikasi Diri - Mengetahui kekurangan dan
(X3) adalah kelebihan dalam diri
kepercayaan 1) Potensi diri, - Mengetahui tingkat
Ordinal
seseorang atas emosional dalam diri
sebuah tindakan - Mengetahui skill yang
yang dilakukan diri dimiliki
27
individu dalam - Menggunakan kesempatan
melakukan sesuatu. dengan efektif
2) Kesempatan yang dimiliki - Memanfaatkan kesempatan
dengan semaksimal mungkin
- Memakai kesempatan
sebagai peluang
- Mengenal potensi dalam diri
- Kemampuan dalam mengatur
3) Kemampuan mengatur dan, emosi dalam bertindak
Melaksanakan tindakan - Mampu mengatur dan
melaksanakan tindakan yang
dilakukan dengan baik
- Berani mengambil keputusan
untuk berwirausaha
- Menerima segala bentuk
1) keputusan wirausaha
risiko dalam wirausaha
Perilaku - Menghadapi segala risiko
Berwirausaha yang di hadapi
(Y) merupakan - Memulai usaha baru
sebuah tindakan - Menjalankan usaha yang
2) Tindakan nyata telah
nyata atas perilaku sudah ada Ordinal
menjalankan usaha
berwirausaha dan - Mepertahankan eksistensi
dapat di ukur dengan usaha yang di jalani
skala perilaku - Menggunakan ide yang
berwirausaha. berasal dari diri sendiri
3) Pernyataan rencana
- Menggunakan ide yang
pengembangan usaha yang
berasal dari orang lain
ada.
- Mengimplementasikan ide
yang di rancang
- Menciptakan peluang usaha
dengan berwirausaha sendiri
- Mempelajari keterampilan
Intensi Berwirausaha 1) Memilih jalur usaha dari berwirausaha di tempat lain
(Z) merupakan pada bekerja pada orang untuk diterapkan pada bisnis
tekanan dalam diri lain sendiri
seseorang untuk - Mengembangkan jalur usaha
memberanikan diri sendiri dalam menciptakan
dalam memecahkan peluang usaha
permasalahan
berwirausaha dan - Menciptakan peluang
menciptakan peluang - Bekerja pada orang lain
2) Memilih karir sebagai
bisnis baru. - Menciptakan inovasi baru
wirausahawan
dengan memilih karir
wirausaha

28
- Membuat rencana sendiri
- Bekerjasama dengan orang
3) Membuat perencanaan
lain
untuk memulai usaha
- Pengembangan perencanaan
usaha
- Keberhasilan dalam
berwirausaha untuk
menaikan status sosial
4) Meningkatkan status sosial
- Peningkatan status sosial
(harga diri) sebagai
melalui berwirausaha
wirausaha
- Menjadikan wirausaha
sebagai peningkatan harga
diri atau status sosial
Ordinal
- Meningkatan pendapatan
dengan berwirausaha
- Berwirausaha sebagai
5) Mendapatkan pendapatan
penunjang peningkatan
yang lebih baik
pendapatan
- Menjadikan wirausaha
sebagai penyambung
kebutuhan ekonomi

3.3 Populasi dan sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah bagian keseluruhan element yang akan dijadikan

wilayah generalisasi. Elemen generalisasi adalah keseluruhan subjek

yang akan di ukur, yang merupakan unit yang diteliti (Sugiyono

2017). Dalam penelitian ini yang di maksud populasi yaitu jumlah

agropreneur di bidang UMKM di kota kupang yang berjumlah 570

(per 2020).

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2014: 149). Bila di lihat bahwa populasi

tidak di ketahui maka peneliti menggunakan metode sampling

insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan


29
kebetulan,yaitu siapa saja yang secara kebetulan/ insidental bertemu

dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel,bila di pandang orang

yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data ( Sugiyono

2017 :144 ). Menurut Riduwan dan Akdon (2013), rumus dalam

menghitung sampel pada populasi yang tidak diketahui jumlahnya

menggunakan rumus Lemeshow sebagai berikut:

Keterangan:

n = Jumlah sampel minimal yang diperlukan

Zα = Nilai standar dari distribusi sesuai nilai α = 5% = 1.96

P = Prevalensi outcome, karena data belum didapat, maka dipakai

50%

Q=1–P

L = Tingkat ketelitian 10%

Berdasarkan rumus, maka n = (1.96)2 x 0.5 x 0.5 = 96.04 (0.1)2

Maka diperoleh hasil jumlah sampel minimal yang dibutuhkan

dalam penelitian ini adalah 96 responden.

3.4 Jenis dan Sumber Data

3.4.1 Jenis Data

Data kualitatif adalah data yang di dapat dan diperoleh tidak dalam

berupa angka melainkan berupa data deskriptif mengenai kondisi

agropreneur di kota kupang.

30
Data kuantitatif adalah data yang di dapat dan diperoleh dalam

berupa angka yang dapat di olah dan di sajikan dalam bentuk hasil dari

pengolahan data seperti jumlah agropreneur di kota kupang,

3.4.2 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini menggunakan dua sumber data yaitu:

3.4.2.1 Data primer

Data primer ialah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung

di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang

bersangkutan yang memerlukannya ( Hasan 2002:82 ). Data

primer dalam penelitian ini berupa catatan hasil

wawancara,observasi lokasi penelitian dan data-data mengenai

informan.

3.4.2.2 Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh

orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah

ada (Hasan, 2002: 58). Dalam penelitin ini data sekunder berupa

hasil dokumentasi yang di peroleh pada saat peneliti melakukan

penelitian pada objek penelitian.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa:

3.5.1 Kuesioner

Kuesioner merupakan sebuah teknik pengumpulan data dengan cara

menyebarkan angket tertulis berupa daftar pertanyaan kepada para

agropreneur di kota kupang untuk menjawab setiap pertanyaan atas

penelitian yang di lakukan.

3.5.2 Wawancara

31
Wawancara merupakan sebuah teknik pengumpulan data dengan cara

menanyakan langsung kepada orang yang bersangkutan pada objek

penelitian.

3.5.3 Observasi

Observasi merupakan sebuah pengamatan langsung pada lokasi objek

penelitian dengan mengamati segala aktivitas dan rutinitas dari para

agropreneur di kota kupang.

3.5.4 Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengambilan data berupa

pengambilan gambar dengan segala aktivitas dan rutinitas para

agropreneur di lapangan,guna sebagai pelengkap dalam pengumpulan

data terkait.

3.6 Skala Pengukuran

Menurut (Sugiyono 2017 : 159) skala Likert dimana untuk mengukur

sikap,pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena

sosial. Skala Likert maka variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator

variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai tolak ukur menyusun

item-item instrumen yang berupa pernyataan atau pertanyaan.

Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai

gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata

antara lain :

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Ragu –ragu

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

32
3.7 Teknik Analisis Data

3.7.1 Uji Instrumen

3.7.1.1 Model Pengukuran atau Outer Model

Model ini menspesifikasi hubungan antar variabel laten dengan

indikator-indikatornya atau dapat dikatakan juga untuk

mendefinisikan bagaimana setiap indikator berhbungan dengan

variabel latennya (Wati,2017).dalam melakukan pengujian outer

model tersebut digunakan model:

a. Convergent validity

Nilai Convergent validity adalah nilai loading faktor pada

variabel laten dengan indikator-indikatornya. Nilai yang di

harapkan > 0,7. tetapi untuk penelitian pertama nilai di atas 0,5

masih di anggap valid (Wati,2017).

b. Discriminant validity

Nilai ini merupakan nilai cross loading faktor yang berguna

untuk mengetahui apakah konstruk memiliki diskriminan yang

memadai yaitu dengan cara membandingkan nilai loading pada

konstruk yang di tuju harus lebih besar dibandingkan dengan

nilai loading dengan konstruk yang lain (Wati,2017). Model

pengukun ni di nilai berdasarkan Average Variance Extracted

(AVE) dengan setiap konstruk memilki korelasi antar kosntruk

lainnya dalam model. Untuk masing-masing indikator memiliki

kriteria sebesar > 0,5 agar dikatakan valid dan dikatakan

memiliki nilai discriminant validity yang baik (Ghozali,2014).

c. Composite realibility

33
Data yang memiliki composite reliability > 0.8 dapat di katakan

mempunyai reliabilitas yang tinggi (Wati,2017). Sehingga jika

nilai composite > 0.8 maka di katakan riliable.

d. Cronbach alpha.

Uji reliabilitas di perkuat dengan nilai cronbach alpha. Nilai

yang diharapkan > 0,6 untuk semua konstruk.

e. Uji multikolinearitas

Uji ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antar indikator.

Untuk mengetahui apakah indikator formatif mengalami

multicolinearity dengan mengetahui nilai VIF. Nilai VIF antara

5-10 dapat dikatakan bahwa nilai tersebut terdapat

multicolinearity (Waty,2017).

3.7.1.2 Inner model (Model Structural)

Uji pada model struktural ini digunakan untuk menguji hubungan

antara konstruk laten. Dalam pengujian model struktural ini

terdapat beberapa uji untuk model struktural (Inner Model)

(Wati,2017). Model ini di evaluasi dengan menggunakan dengan

Uji path coefficients,Uji Kebaikan (Goodness of fit), dan Uji

Hipotesis.

a. Uji Kebaikan ( Goodness of Fit )

Penggunaan goodness of fit di ketahui dari nilai Q-Square. Nilai

Q-Square memiliki arti yang sama coefficient determination (R-

Square) pada analisis regresi. Koefisien korelasi adalah tingkat

keeratan hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat

yang bernilai di antara 0-1.

34
Apabila R-Square mendekati 1 maka artinya pengaruh variabel

dependen seluruhnya dapat dijelaskan oleh variabel independen

dan tidak ada faktor lain yang menyebabkan pengaruh variabel

dependen (Ghozali,2009).

3.7.1.3 Uji Hipotesis

Uji hipotesis ini dilakukan dengan melihat t statistics dan p values

dengan menggunakan smart PLS.

a. Uji t

Pengujian hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan uji t. Uji t bertujuan untuk mengetahui besarna

pengaruh masing-masing variabel independen secara individual

(parsial) terhadap variabel dependen. Apabila thitung> ttabel maka Ho

ditolak dan Ha diterima, artinya variabel independen secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.. Apabila thitung

< ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya variabel

independen secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap

variabel dependen dengan menggunakan tingkat kesalahan 0,05.

Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:

- H0 diterima jika nilai thitung ≤ ttabel atau nilai sig > α

- H0 ditolak jika nilai thitung ≥ ttabel atau nilai sig > α

Bila terjadi penerimaan H0 maka dapat disimpulkan bahwa tidak

terdapat pengaruh signifikan, sedangkan bila Ho ditolak artinya

terdapat pengaruh yang signifikan.

b. Analisis SEM PLS Dengan Mediasi (Intevening)

Pengujian ini berguna untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh langsung terhadap variabel pemediasi dengan

35
menggunakan Smart PLS 3.0 melalui gambar inner model

pada tabel path Coefficients. Sedangkan untuk pengaruh tidak

langsung dapat di lihat melalui hasil analisis tabel indirect

effect

3.7.1.4 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis Regresi Linear Berganda bermaksud meramalkan

bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium),

bila dua atau lebih variabel independen sebagai factor prediator

dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Jadi, analisis regresi

berganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya

minimal dua (Sugiyono,2014). Persamaan regresi linear berganda

yang ditetapkan adalah sebagai berikut :

Y = a +b1X1 + b2X2 +b3X3

Keterangan :

Y = Perilaku Berwirausaha

X1 = Sikap Kewirausahaan

X2 = Norma Subyektif

X3 = Efikasi Diri

a = konstanta

b1,b2,b3 = koefisien regresi / koefisien untuk masing-masing variabel

independen

36
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan objek yang berfokus di kota kupang.

Responden yang di teliti yaitu para agribisnis ( agropreneur di kota dan kabupaten

kupang ) yang bergerak pada kegiatan produksi pertanian yang meliputi

pengusahaan input pertanian dan atau pengusahaan produksi itu sendiri atau pun

juga pengusahaan pengelolaan hasil pertanian. Berdasarkan data agropreneur di

kota kupang berjumlah 570 yang bergerak pada bidang agribisnis pertanian di

kota kupang. Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel untuk di teliti

sebanyak 96 responden yang di kategorikan dalam beberapa karakteristik sebagai

berikut:

1. Karakteristik Agropreneur

a) Jenis Kelamin

Dalam penelitian ini di klasifikasi menjadi dua yaitu Laki-laki dan

Perempuan.

Gambar 4.1

Laki-laki Perempuan

46%
54%

Sumber: Data Primer (2021)

37
Berdasarkan diagram tersebut dapat di gambarkan responden yang mengisi

kuesioner penelitian ini,bahwa presentase dari laki-laki lebih besar dari pada

perempuan dengan nilai presentase laki-laki sebesar 54% dan perempuan sebesar

46%. Dapat disimpulkan bahwa para pelaku agribisnis yang bergerak di bidang

pertanian lebih mendominasi laki-laki dari pada perempuan.

b) Usia

Dalam penelitian ini peneliti mengklasifikasikan Usia dalam beberapa

bagian yaitu 15-25 tahun,26-36 tahun, 37-47 tahun, 48-58 tahun,59-69

tahun dan 70-80 tahun.

Gambar 4.2

Berdasarkan Usia
15-25 26-36 37-47 48-58 59-69 70-80
11% 1% 10%
13%
26%

39%

Sumber: Data Primer (2021)

Berdasarkan diagram tersebut dapat di gambarkan responden yang mengisi

kuesioner penelitian ini berkisar antara usia 15-25 tahun sebesar 10%, 26-36 tahun

sebesar 13%, 37-47 tahun sebesar 39%, 48-58 tahun sebesar 26%, 59-69 tahun

sebesar 11% dan 70-80 tahun sebesar 1%. Dalam hal ini jumlah presentase yang

di kategorikan dalam beberapa kategori terlihat bahwa yang terlibat dalam

kegiatan agribisnis pertanian yang lebih dominan dan tertarik dalam melakukan

wirausaha agribisnis yaitu rata-rata di antara usia 37-47 tahun dengan nilai

presentase 39%. Hal ini di karenakan, pada usia 37–47 tahun pemikiraan dari para

pelaku agribisnis ini lebih cenderung untuk mandiri dengan membentuk kelompok

usaha tani mereka sendiri dengan memanfaatkan lahan mereka yang di anggap

38
bisa menjadi mata pencarian bagi keluarga mereka untuk meningkatkan

perekonomian keluarga.

c) Penghasilan per bulan

Dalam penelitian ini peneliti membagi dalam beberapa kategori

penghasilan per bulan, yaitu <Rp.500.000, Rp.500.000 - 1Juta,

>Rp.1.500.000.

Gambar 4.3

Berdasarkan Penghasilan Per


Bulan
< Rp.500.000 Rp.500.000 - 1Juta > Rp.1,500.000
3%
12%

85%

Sumber : Data Primer (2021)

Berdasarkan diagram tersebut responden yang berpenghasilan per bulan

dengan presentase <Rp.500.000 sebesar 3%, Rp.500.000 – 1 juta sebesar 85% dan

>Rp.1.500.000 sebesar 12%. Dapat di simpulkan bahwa rata-rata penghasilan per

bulan dari para pelaku kegiatan agribisnis di bidang pertanian yaitu sebesar Rp.

500.000 – 1 juta dengan presentase 85%

d) Pendidikan Terakhir

Gambar 4.4

Berdasarkan Pendidikan Terakhir


Tidak Sekolah SD SMP SMA/SMK DIPLOMA SARJANA
8% 1% 22%
2%

54%
13%

Sumber : Data Primer (2021)

39
Berdasarkan diagram tersebut responden yang mengisi kuesioner dengan

presentase berdasarkan pendidikan terakhir yaitu Tidak sekolah sebesar 1%, SD

22%,SMP 13%,SMA/SMK 54%,DIPLOMA 2% dan Sarjana 8%. Dapat di

simpulkan bahwa para pelaku agribisnis yang bergerak di bidang pertanian

berdasarkan pendidikan terakhir yang lebih mendominasi yaitu rata-rata

berpendidikan terakhir SMA/SMK dengan presentase 54%. Hal ini di karenakan

pada tingkat pendidikan SMA/SMK memiliki presentase lebih besar dimana para

pelaku agribisnis lebih memilih untuk bertani dan bekerja secara individu atau

kelompok dengan membentuk kelompok usaha tani dan menghasilkan pendapatan

sendiri untuk langsung dapat di kelola dengan memanfaatkan lahan yang ada,dari

pada harus bekerja di tempat lain atau pun harus menjadi pegawai swasta atau

PNS.

4.1.2 Analisis Data

4.1.2.1 Skema Model Partial Least Square (PLS)

Penelitian ini menggunakan teknik analisis Partial Least Square (PLS)

dengan menggunakan Smart PLS 3.0. Dalam skema ini sebelum masuk

dalam pengujian validitas dan reabilitas maka akan di uji terlebih dahulu

outer loading dari masing-masing variabel laten terhadap indikator

pertanyaan,Apakah indikator pertanyaan tersebut mampu untuk

menjelaskan indikator tersebut atau tidak. Berikut adalah skema dari

model Model Partial Least Square (PLS) 3.0

40
Gambar 4.5 Outer Model 1

Sumber : Data Primer,diolah (2021)

Berdasarkan pengujian outer model 1 terdapat nilai outer loading masing-

masing indikator dengan nilai-nilai yang bervarian. Dalam pengujian smart

Partial Least Square (PLS) bahwa jika nilai outer loading dalam pengujian < 0,5

maka nilai tersebut harus di drop atau di hilangkan. Terlihat pada gambar 4.5

outer model 1 bahwa nilai outer loading variabel laten perilaku berwirausaha (Y.6

memiliki outer loading < 0,5 yaitu 0,376) dan variabel laten Intensi berwirausaha

(Z.1 dengan outer loading < 0,5 yaitu 0,217,Z.4 0,442 dan Z.6 0,415).

41
Gambar 4.6 Outer Model 2

Sumber : Data Primer,diolah (2021)

Sehingga berdasarkan pengujian outer model 2 yang telah di calculate

ulang maka terdapat nilai outer loading masing-masing indkator dengan nilai-nilai

yang berbeda dari outer model 1. Maka nilai-nilai outer loading pada outer model

2 terdapat nilai puter loading yang sudah sesuai atau > 0,5.

4.1.2.2 Evaluasi Outer Model

Model ini menspesifikasi hubungan antar variabel laten dengan indikator-

indikatornya atau dapat dikatakan juga untuk mendefinisikan bagaimana

setiap indikator berhubungan dengan variabel latennya (Wati,2017).

1) Analisis Uji Validitas

Dalam pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah setiap pertanyaan

yang di buat dalam bentuk kuesioner mampu mewakili variabel yang di

42
teliti atau tidak. Penggunaan smart PLS pengujian validitas terdapat 2 cara

dan hasil analisis yag sudah di lakukan sebagai berikut:

a. Convergent Validity

Nilai Convergent validity adalah nilai loading faktor pada variabel laten dengan

indikator-indikatornya. Nilai yang di harapkan > 0,7. Tetapi peneliti

menggunakan penelitian pertama yaitu nilai di > 0,5.

Tabel 4.1 Hasil Analisis Convergent Validity 1


Item Pe rta nyaan Efika si Diri (X3) Intensi Berw ira usa ha (Z) Norma Subyektif (X2) Perila ku Berw irausaha (Y) Sikap Kewirausahaan (X1)

X1.1 0,622
X1.10 0,716
X1.2 0,881
X1.3 0,826
X1.4 0,757
X1.5 0,639
X1.6 0,596
X1.7 0,774
X1.8 0,797
X1.9 0,726
X2.1 0,729
X2.2 0,743
X2.3 0,761
X2.4 0,755
X2.5 0,732
X2.6 0,683
X3.1 0,555
X3.2 0,797
X3.3 0,723
X3.4 0,822
X3.5 0,552
X3.6 0,830
Y.1 0,766
Y.2 0,826
Y.3 0,800
Y.4 0,798
Y.5 0,671
Y.6 0,376
Z.1 0,217
Z.10 0,766
Z.2 0,556
Z.3 0,843
Z.4 0,442
Z.5 0,690
Z.6 0,415
Z.7 0,581
Z.8 0,729
Z.9 0,797

Sumber : Data Primer,diolah Smart PLS (2021)

Berdasarkan data tabel 4.1 diatas merupakan bentuk pengujian dari skema

outer model 1, dimana outer loading variabel laten perilaku berwirausaha (Y.6

memiliki outer loading < 0,5 yaitu 0,376) dan variabel laten Intensi berwirausaha

(Z.1 dengan outer loading < 0,5 yaitu 0,217,Z.4 0,442 dan Z.6 0,415). Dapat di

simpulkan bahwa, masih terdapat loading faktor > 0,5 karena memiliki nilai

Convergen Validity yang rendah,maka indikator-indikator yang memiliki nilai

loading faktor > 0,5 harus di drop.

43
Tabel 4.2 Hasil Analisis Convergent Validity 2
Item Pertanyaan Efikasi Diri (X3) Intensi Berwirausaha (Z) Norma Subyektif (X2) Perilaku Berwirausaha (Y) Sikap Kewirausahaan (X1)

X1.1 0,626
X1.10 0,714
X1.2 0,883
X1.3 0,824
X1.4 0,755
X1.5 0,642
X1.6 0,592
X1.7 0,777
X1.8 0,799
X1.9 0,721
X2.1 0,731
X2.2 0,742
X2.3 0,755
X2.4 0,747
X2.5 0,731
X2.6 0,692
X3.1 0,544
X3.2 0,797
X3.3 0,728
X3.4 0,822
X3.5 0,552
X3.6 0,833
Y.1 0,779
Y.2 0,813
Y.3 0,805
Y.4 0,785
Y.5 0,715
Z.10 0,798
Z.3 0,848
Z.5 0,753
Z.7 0,589
Z.8 0,726
Z.9 0,817

Sumber : Data Primer,diolah Smart PLS (2021)

Berdasarkan data tabel 4.2 diatas merupakan bentuk pengujian dari

skema outer model 2. Dapat dilihat bahwa dalam pengujian validitas dari

indikator-indikator pertanyaan sudah tidak ada yang memiliki nilai di bawah 0,5

sehingga indikator tersebut di katakan valid dan layak untuk di uji.

b. Discriminant validity

Nilai ini merupakan nilai cross loading faktor yang berguna untuk

mengetahui apakah konstruk memiliki diskriminan yang memadai yaitu dengan

cara membandingkan nilai loading pada konstruk yang di tuju harus lebih besar

dibandingkan dengan nilai loading dengan konstruk yang lain (Wati,2017). Model

pengukuran ini di nilai berdasarkan Average Variance Extracted (AVE) dengan

setiap konstruk memilki korelasi antar kosntruk lainnya dalam model. Untuk

masing-masing indikator memiliki kriteria sebesar > 0,5 agar dikatakan valid dan

dikatakan memiliki nilai discriminant validity yang baik (Ghozali,2014).

44
Tabel 4.3 Hasil Analisis Average Variance Extracted (AVE)
Variabel Average Variance Extracted (AVE)

Efikasi Diri (X3) 0,522


Intensi Berwirausaha (Z) 0,578
Norma Subyektif (X2) 0,538
Perilaku Berwirausaha (Y) 0,609
Sikap Kewirausahaan (X1) 0,545

Sumber: Data Primer,diolah Smart PLS (2021)

Berdasarkan pada tabel di atas ,dapat diketahui bahwa nilai AVE dari variabel

Sikap Kewirausahaan > 0,5 atau 0,545,Norma subyektif > 0,5 sebesar

0,538,Efikasi diri > 0,5 sebesar 0,522,Perilaku berwirausaha > 0,5 sebesar 0,609

dan Intensi berwirausaha > 0,5 sebesar 0,578. Hal ini menunjukan bahwa

variabel-varabel tersebut memiliki nilai Discriminant validity yang baik.

c. Composite realibility

Data yang memiliki composite reliability > 0.8 dapat di katakan mempunyai
reliabilitas yang tinggi (Wati,2017). Sehingga jika nilai composite > 0.8 maka di
katakan riliable.
Tabel 4.4 Hasil Analisis Composite Reliability
Variabel Composite Reliability

Efikasi Diri (X3) 0,864


Intensi Berwirausaha (Z) 0,890
Norma Subyektif (X2) 0,875
Perilaku Berwirausaha (Y) 0,886
Sikap Kewirausahaan (X1) 0,922

Sumber: Data Primer,diolah Smart PLS (2021)

Berdasarkan nilai composite reliability yang di hasilkan oleh setiap variabel

yaitu Sikap kewirausahaan,Norma subyektif,Efikasi diri,Perlilaku berwirausaha

dan Intensi Berwirausaha > 0,8. Dimana nilai composite reliability sikap

kewirausahaan > 0,8 sebesar 0,922,Norma subyektif > 0,8 sebesar 0,875,Efiksi

diri > 0,8 sebesar 0,864,Perilaku berwirausaha > 0,8 sebesar 0,886 dan Intensi

berwirausaha >0,8 sebesar 0,890. Hal ini menunjukan bahwa setiap variabel nilai

composite reliability > 0,8 maka dapat di simpulakn bahwa variabel tersebut

reliabel.

45
d. Cronbach alpha.

Uji reliabilitas di perkuat dengan nilai cronbach alpha. Nilai yang diharapkan >

0,6 untuk semua konstruk.

Tabel 4.5 Cronbach's Alpha


Variabel Cronbach's Alpha

Efikasi Diri (X3) 0,810


Intensi Berwirausaha (Z) 0,855
Norma Subyektif (X2) 0,833
Perilaku Berwirausaha (Y) 0,839
Sikap Kewirausahaan (X1) 0,905

Sumber: Data Primer,diolah Smart PLS (2021)

Berdasarkan nilai Cronbach's Alpha yang di hasilkan oleh setiap variabel

yaitu Sikap kewirausahaan,Norma subyektif,Efikasi diri,Perlilaku berwirausaha

dan Intensi Berwirausaha > 0,6. Dimana nilai Cronbach's Alpha sikap

kewirausahaan > 0,6 sebesar 0,905,Norma subyektif > 0,6 sebesar 0,833,Efiksi

diri > 0,6 sebesar 0,810,Perilaku berwirausaha > 0,6 sebesar 0,839 dan Intensi

berwirausaha >0,6 sebesar 0,855. Hal ini menunjukan bahwa keseluruhan variabel

telah memenuhi syarat nilai Cronbach's Alpha > 0,6 maka dapat di simpulakn

bahwa keseluruhan variabel tersebut memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi.

e. Uji multikolinearitas

Uji ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antar indikator. Untuk mengetahui

apakah indikator formatif mengalami multicolinearity dengan mengetahui nilai

VIF. Nilai VIF antara 5-10 dapat dikatakan bahwa nilai tersebut terdapat

multicolinearity (Waty,2017).

Tabel 4.6 Hasil Analisis Multicolinearity


Variabel Intensi Berwirausaha (Z) Perilaku Berwirausaha (Y)

Efikasi Diri (X3) 1,000 1,000


Intensi Berwirausaha (Z) 1,000
Norma Subyektif (X2) 1,000 1,000
Perilaku Berwirausaha (Y)
Sikap Kewirausahaan (X1) 1,000 1,000

Sumber: Data Primer,diolah Smart PLS (2021)

46
Berdasarkan hasil analisis Multicolinearity dengan hasil inner yang di

hasilkan oleh setiap variabel yaitu Sikap kewirausahaan terhadap Intensi sebesar

1,000 dan sikap kewirausahaan terhadap Perilaku berwirausaha sebesar

1,000,Norma subyektif terhadap Intensi berwirausaha sebesar 1,000 dan Norma

subyektif terhadap Perilaku berwirausaha sebesar 1,000,Efikasi diri terhadap

intensi berwirausaha sebesar 1,000 dan Efikasi diri terhadap Perilaku

berwirausaha sebesar 1,000,Intensi Berwirausaha terhadap Perilaku Berwirausaha

sebesar 1,000. Maka dapat di simpulkan bahwa dari masing-masing variabel VIF

< 5-10,maka tidak melanggar uji asumsi multikolinearitas.

4.1.2.3 Inner model (Model Structural)

Gambar 4.7 Inner Model

Sumber : Data Primer,diolah (2021)

Uji pada model struktural ini digunakan untuk menguji hubungan antara

konstruk laten. Dalam pengujian model struktural ini terdapat beberapa uji untuk

model struktural (Inner Model) (Wati,2017). Model ini di evaluasi dengan

47
menggunakan dengan Uji path coefficients,Uji Kebaikan (Goodness of fit), dan

Uji Hipotesis.

a. Uji Kebaikan ( Goodness of Fit )

Penggunaan goodness of fit di ketahui dari nilai Q-Square. Nilai Q-Square

memiliki arti yang sama coefficient determination (R-Square) pada analisis

regresi. Koefisien korelasi adalah tingkat keeratan hubungan antara variabel bebas

dan variabel terikat yang bernilai di antara 0-1. Apabila R-Square mendekati 1

maka artinya pengaruh variabel dependen seluruhnya dapat dijelaskan oleh

variabel independen dan tidak ada faktor lain yang menyebabkan pengaruh

variabel dependen (Ghozali,2009).

tabel 4.7 Hasil R Square


Variabel R Square R Square Adjusted
Intensi Berwirausaha (Z) 0,625 0,612
Perilaku Berwirausaha (Y) 0,791 0,782
Sumber: Data Primer,diolah Smart PLS (2021)

Berdasarkan tabel 4.7 Hasil R Square di atas digunakan untuk melihat

pengaruh variabel Sikap kewirausahaan,Norma subyektif dan Efikasi diri terhadap

Perilaku Berwirausaha dan besarnya pengaruh variabel Sikap

kewirausahaan,Norma subyektif dan Efikasi diri terhadap Intensi berwirausaha.

Maka berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa besar pengaruh variabel

Sikap kewirausahaan,Norma subyektif dan Efikasi diri terhadap Perilaku

Berwirausaha sebesar 0,791 atau 79,1% dan besar pengaruh Sikap

kewirausahaan,Norma subyektif dan Efikasi diri terhadap Intensi berwirausaha

sebesar 0,625 atau 62,5%.

Jika di lakukan penilaian goodness of fit menggunakan Q Square dengan

perhitungan sebagai berikut:

Q2 = 1 – [(1-R21) x (1-R22)]

48
= 1 – [(1-0,625) x (1-0,791)]

=1 – (0,375 x 0,209)

= 1 – 0,078

= 0,922

Terlihat hasil dari analisis ini menunjukan bahwa nilai Q Square sebesar

0,922 artinya bahwa tingkat keberagaman model yang ditunjukan variabel

independen dalam menjelaskan variabel dependennya sebesar 0,922 atau 92,2%,

sedangkan 0,078 atau 7,8% masih di pengaruhi oleh faktor lain yang tidak di teliti

dalam penelitian ini. Dengan demikian hasil model dikatakan telah memiliki

Goodness of fit yang baik.

Tabel 4.8 Analisis NFI


Saturated Model Estimated Model
SRMR 0,103 0,103
d_ULS 5,913 5,913
d_G 2,964 2,964
Chi-Square 1253,719 1253,719
NFI 0,553 0,553

Sumber: Data Primer,diolah Smart PLS (2021)

Berdasarkan hasil analisis di atas terlihat indikator model fit menunjukan bahwa

nilai NFI > 0,1 atau lebih tinggi dari 0,1 . dengan demikian dapat di katakan jauh

lebih baik.

4.1.3 Analisis Hipotesis

Berdasarkan hasil dari analisi hipotesisi ini dilakukan untuk melihat hasil uji

hipotesis pada penelitian ini yang dapat dlakukan dengan melihat hasil dari t

Statistic dan P Vlaues. Hasil analisis ini dikatakan di terima jika nilai apabila P

Values < 0,05. Hasil penelitian ini juga menampilkan pengaruh langsung da tidak

langsung terhadap masing-masing variabel karena di dalam penelitian ini

menggunakan dependen,independen dan variabel intervening. Untuk uji pengaruh

49
langsung dapat di lihat dari tabel path coefficients pada Bootstrapping Smart PLS

3.0 sebagai berikut:

a) Pengujian pengaruh Langsung

Pada pengujian path coefficients menunjukan seberapa kuat pengaruh

langsung dari variabel dependen terhadap independen berdasarkan skema inner

model yang telah di tampilkan pada gambar, dan pada tabel path coefficients yang

dapat di jelaskan mulai dari pengaruh terbesar samapi terkecil.

Tabel 4.9 Pengujian Pengaruh Langsung (path coefficients)


Model Original Sample (O) T Statistics (|O/STDEV|) P Values
Efikasi Diri (X3) -> Intensi Berwirausaha (Z) 0,433 3,413 0,001
Efikasi Diri (X3) -> Perilaku Berwirausaha (Y) 0,142 1,459 0,145
Intensi Berwirausaha (Z) -> Perilaku Berwirausaha (Y) 0,355 4,856 0,000
Norma Subyektif (X2) -> Intensi Berwirausaha (Z) 0,131 1,255 0,210
Norma Subyektif (X2) -> Perilaku Berwirausaha (Y) 0,089 1,287 0,199
Sikap Kewirausahaan (X1) -> Intensi Berwirausaha (Z) 0,287 1,954 0,051
Sikap Kewirausahaan (X1) -> Perilaku Berwirausaha (Y) 0,393 4,089 0,000

Sumber: Data Primer,diolah Smart PLS (2021)

Berdasarkan data di atas maka dapat di jelaskan pengaruh langsung terbesar

di tunjukan pada pengaruh variabel Intensi berwirausaha terhadap Perilaku

berwirausaha sebesar 4,856. Kemudian pengaruh terbesar ke dua terdapat pada

variabel Sikap kewirausahaan terhadap Perilaku berwirausaha sebesar 3,413.

Pengaruh terkecil terdapat empat variabel terkecil yaitu variabel Efikasi diri

terhadap Perilaku berwirausaha sebesar 1,459,Sikap kewirausahaan terhadap

Intensi berwirausaha sebesar 1,954,Norma subyektif terhadap perilaku sebesar

1,287 dan yang paling terkecil yaitu variabel Norma subyektif terhadap Intensi

berwirausaha 1,255. Berdasarkan hasil analisis di atas dapat di simpulakn bahwa

sebagian model dalam variabel ini memiliki Path Coefficients ada yang negatif

dan positif. Untuk melihat tingkat signifikan terdapat pada tabel 4.9 dilihat dengan

P Values < 0,05 dikatakan signifikan sedangkan > 0,05 dikatakan tidak signifikan

( nilai ttabel 1,664 ).

50
4.1.3.1 Model 1 ( Pengaruh Variabel independen terhadap Intensi berwirausaha )

1. Secara parsial nilai yang di hasilkan pada variabel Sikap Kewirausahaan

terhadap Intensi berwirausaha dengan tStatistic 1,954 dengan P Values 0,051

maka dapat di jelaskan nilai dengan tStatistic 1,954 > ttabel 1,664 atau P Values

0,051 > 0,05 secara statistik Ho di terima dan Ha di tolak atau artinya

variabel sikap kewirausahaan tidak berpengaruh dan tidak signifikan

terhadap Intensi berwirausaha.

2. Nilai yang di hasilkan pada variabel Norma Subyektif terhadap Intensi

berwirausaha dengan tStatistic 1,255 dengan P Values 0,210 maka dapat di

jelaskan nilai dengan tStatistic 1,255 < ttabe 1,664 atau P Values 0,210 > 0,05

secara statistik Ho di terima dan Ha di tolak atau artinya variabel Norma

subyektif berpengaruh tidak signifikan terhadap Intensi berwirausaha.

3. Nilai yang di hasilkan pada variabel Efikasi diri terhadap Intensi

berwirausaha dengan tStatistic 3,413 dengan P Values 0,001 maka dapat di

jelaskan nilai dengan tStatistic 3,413 > ttabe 1,664 atau P Values 0,001< 0,05

secara statistik Ho di tolak dan Ha di terima atau artinya variabel Efikasi

diri berpengaruh signifikan terhadap Intensi berwirausaha

4.1.3.2 Model 2 ( Pengaruh Variabel independen terhadap Perilaku berwirausaha )

1. Secara parsial nilai yang di hasilkan pada variabel Sikap Kewirausahaan

terhadap Perilaku berwirausaha dengan tStatistic 4,089 dengan P Values 0,000

maka dapat di jelaskan nilai dengan tStatistic 4,089 > ttabel 1,664 atau P Values

0,000 < 0,05 secara statistik Ho di tolak dan Ha di terima atau artinya

variabel sikap kewirausahaan berpengaruh signifikan terhadap perilaku

berwirausaha.

51
2. Nilai yang di hasilkan pada variabel Norma subyektif terhadap Perilaku

berwirausaha dengan tStatistic 1,287 dengan P Values 0,199 maka dapat di

jelaskan nilai dengan tStatistic 1,287 < ttabel 1,664 atau P Values 0,199 > 0,05

secara statistik Ho di terima dan Ha di tolak atau artinya variabel Norma

Subyektif berpengaruh tidak signifikan terhadap perilaku berwirausaha.

3. Nilai yang di hasilkan pada variabel Efikasi diri terhadap Perilaku

berwirausaha dengan tStatistic 1,459 dengan P Values 0,145 maka dapat di

jelaskan nilai dengan tStatistic 1,459 < ttabel 1,664 atau P Values 0,145 > 0,05

secara statistik Ho di terima dan Ha di tolak atau artinya variabel Efikasi diri

tidak berpengaruh signifikan terhadap perilaku berwirausaha.

4. Nilai yang di hasilkan pada variabel Intensi berwirausaha terhadap Perilaku

berwirausaha dengan tStatistic 4,856 dengan P Values 0,000 maka dapat di

jelaskan nilai dengan tStatistic 4,856 > ttabel 1,664 atau P Values 0,000 < 0,05

secara statistik Ho di tolak dan Ha di terima atau artinya variabel Intensi

berwirausaha berpengaruh signifikan terhadap perilaku berwirausaha.

b) Pengujian Pengaruh Tidak Langsung

Hasil pengujian ini di lakukan guna sebagai pengujian pengrauh tidak

langsung atau menggunakan varibael mediasi,berikut adalah variabel yang di

peroleh:

Tabel 4.10 Hasil Analisis Indirect Effect

Model Original Sample (O) T Statistics (|O/STDEV|) P Values

Sikap Kewirausahaan (X1) -> Intensi Berwirausaha (Z) -> Perilaku Berwirausaha (Y) 0,102 1,976 0,049
Efikasi Diri (X3) -> Intensi Berwirausaha (Z) -> Perilaku Berwirausaha (Y) 0,154 2,799 0,005
Norma Subyektif (X2) -> Intensi Berwirausaha (Z) -> Perilaku Berwirausaha (Y) 0,046 1,178 0,239

Sumber: Data Primer,diolah Smart PLS (2021)

Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.10 di atas maka menunjukan bahwa

nilai tstatistic 1,976 dan P Values 0,049 dengan nilai koefisien 0,102 pada variabel

52
Sikap kewirausahaan Terhadap Perilaku berwirausaha melalui Intensi

Berwirausaha terlihat nilai tstatistic 1,976 > ttabel 1,664 atau P Values 0,049 < 0,05

dengan nilai koefisien menunjukan ke arah yang positif yaitu 0,102. Dengan

demikian variabel mediasi yaitu Intensi berwirausaha secara positif dan signifikan

berpengaruh antara Sikap kewirausahaan terhadap Perilaku berwirausaha.

Nilai tstatistic 1,178 dan P Values 0,239 dengan nilai koefisien 0,046 pada

variabel Norma subyektif Terhadap Perilaku berwirausaha melalui Intensi

Berwirausaha terlihat nilai tstatistic 1,178 < ttabel 1,664 atau P Values 0,239 > 0,05

dengan nilai koefisien menunjukan ke arah yang positif yaitu 0,046. Dengan

demikian variabel mediasi yaitu Intensi berwirausaha mengarah ke arah positif

tetapi tidak berpengaruh secara signifikan antara Norma Subyektif terhadap

Perilaku berwirausaha.

Nilai tstatistic 2,779 dan P Values 0,005 dengan nilai koefisien 0,154 pada

variabel Norma subyektif Terhadap Perilaku berwirausaha melalui Intensi

Berwirausaha terlihat nilai tstatistic 2,779 > ttabel 1,664 atau P Values 0,005 < 0,05

dengan nilai koefisien menunjukan ke arah yang positif yaitu 0,154. Dengan

demikian variabel mediasi yaitu Intensi berwirausaha secara positif dan signifikan

berpengaruh antara Efikasi diri terhadap Perilaku berwirausaha.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Model 1 ( Pengaruh Variabel independen terhadap Intensi berwirausaha )

1. Berdasarkan hasil pengujian model 1 yaitu pengaruh Variabel independen

terhadap Intensi berwirausaha Secara parsial nilai yang di hasilkan pada

variabel Sikap Kewirausahaan terhadap Intensi berwirausaha dengan tStatistic

1,954 > ttabel 1,664 atau P Values 0,051 > 0,05 secara statistik Ho di terima

dan Ha di tolak atau artinya sikap kewirausahaan tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap Intensi berwirausaha pada agropreneur di kota

53
kupang,sehingga para pelaku agribisnis di bidang pertanian belum mampu

dalam menjalankan kegiatan berwirausaha dengan sikap kewirausahaan

sebagai tolok ukur dalam berwirausaha di bidang agribisnis dengan kata lain

sikap kewirausahaan dalam penelitian ini sangat lemah.

Berdasarkan teori Menurut Gadaam (2008) sikap kewirausahaan

yaitu kecenderungan untuk bereaksi secara afektif dalam menanggapi resiko

yang akan dihadapi dalam suatu bisnis yang dapat diukur dengan skala sikap

berwirausaha., sedangkan teori intensi berwirausaha menurut Tunjungsari

dan Hani (2013) mendefinisikan bahwa intensi berwirausaha merupakan

langkah pertama yang perlu dipahami dari sebuah proses pembentukan

usaha yang seringkali memerlukan waktu dalam jangka panjang.Namun

dalam penelitian ini bertentangan dengan teori tersebut,dimana variabel

sikap kewirausahaan terhadap intensi tidak berlaku dalam penelitian ini dan

secara langsung variabel intensi berwirausahaa tidak ada pengaruh dalam

penelitian ini,karena pada dasarnya para pelaku agribisnis melakukan

kegiatan berwirausahaa hanya berdasarkan hobi dan rutinitas turun-temurun.

Hal ini di karenakan para pelaku agribisnis tidak sepenuhnya

menjadikan faktor sikap kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha

sebagai acuan dalam berwirausaha,namun mereka belajar secara otodidak

dan secara turun temurun dalam hal bertani berdasarkan rutinitas sebagai

petani.

2. Berdasarkan hasil pengujian model 1 nilai yang di hasilkan pada variabel

Norma Subyektif terhadap Intensi berwirausaha dengan tStatistic 1,255 < ttabe

1,664 atau P Values 0,210 > 0,05 secara statistik Ho di terima dan Ha di

tolak. artinya norma subyektif tidak berpengaruh signifikan terhadap Intensi

berwirausaha pada agropreneur di kota kupang, sehingga para pelaku

54
agribisnis di bidang pertanian belum mampu dalam menjalankan kegiatan

berwirausaha dengan Norma Subyektif sebagai tolok ukur dalam

berwirausaha di bidang agribisnis.

Berdasarkan teori menurut Mada (2005) mengemukakan bahwa

norma subjektif adalah persepsi seseorang terhadap pendapat atau masukan

orang lain yang mampu mempengaruhi niat seseorang untuk melaksanakan

atau tidak melaksanakan perilaku. sedangkan teori intensi berwirausaha

menurut Tunjungsari dan Hani (2013) mendefinisikan bahwa intensi

berwirausaha merupakan langkah pertama yang perlu dipahami dari sebuah

proses pembentukan usaha yang seringkali memerlukan waktu dalam jangka

panjang.

Hasil penenilitian yang di lakukan oleh (Islami,2017) mengatakan

bahwa variabel Norma subyektif tidak berpengaruh signifikan terhadap

variabel Intensi berwirausaha. Temuan yang sama juga di kemukakan oleh

(Andhika dan Iskandarsyah Madjid,2012) dengan hasil penelitian yang

sama yaitu variabel Norma subyektif tidak berpengaruh signifikan terhadap

Intensi berwirausaha.

Hal ini di karenakan faktor norma subyektif yaitu dimana sebagai

sebuah faktor pendukung atau pendorong dalam diri individu para pelaku

agribisnis tidak terdapat dalam diri mereka,karena secara tidak langsung

para pelaku agribinsis tersebut melakukan kegiatan berwirausaha dalam hal

ini bertani dengan berdasarkan kemauan sendiri tanpa dorongan atau

dukungan dari orang lain,sehingga indikator Norma subyektif terhadap

intensi berwirausaha tidak berpengaruh bagi para pelaku agribisnis di kota

kupang. Karena pada dasarnya para pelaku agribisnis melakukan kegiatan

berwirausahaa hanya berdasarkan hobi dan rutinitas turun-temurun.

55
3. Berdasarkan hasil pengujian model 1 Nilai yang di hasilkan pada variabel

Efikasi diri terhadap Intensi berwirausaha dengan tStatistic 3,413 dengan P

Values 0,001 maka dapat di jelaskan nilai dengan tStatistic 3,413 > ttabe 1,664

atau P Values 0,001< 0,05 secara statistik Ho di tolak dan Ha di terima atau

artinya variabel Efikasi diri berpengaruh signifikan terhadap Intensi

berwirausaha. Artinya Efikasi diri berpengaruh signifikan dan kuat terhadap

Intensi berwirausaha pada agropreneur di kota kupang, sehingga para pelaku

agribisnis di bidang pertanian mampu dalam menjalankan kegiatan

berwirausaha dengan Efikasi diri sebagai tolok ukur dalam berwirausaha di

bidang agribisnis.

Berdasarkan teori menurut Manda dan Iskandarsyah (2012) bahwa

efikasi diri sebagai kepercayaan seseorang atas kemampuan dirinya untuk

menyelesaikan suatu pekerjaan,dengan kata lain kondisi motivasi seseorang

yang lebih didasarkan pada apa yang mereka percaya dari pada apa yang

secara objektif benar. Sedangkan Tunjungsari dan Hani (2013)

mendefinisikan bahwa intensi berwirausaha merupakan langkah pertama

yang perlu dipahami dari sebuah proses pembentukan usaha yang seringkali

memerlukan waktu dalam jangka panjang.

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori tersebut dan sejalan

berdasarkan penelitian yang di lakukan oleh (Nur santi dkk,2017) dan

(Andhika dan Iskandarsyah Madjid,2012) yang mengatakan bahwa variabel

Efikasi diri berpengaruh positif dan signifikan terhadap intensi

berwirausaha.

Dapat di simpulkan bahwa variabel efikasi diri memiliki hubungan

yang kuat dalam memengaruhi variabel intensi berwirausaha pada pelaku

aggribisnis di kota kupang.

56
4.2.2 Model 2 (Pengaruh Variabel independen terhadap Perilaku berwirausaha)

1. Berdasarkan hasil pengujian Secara parsial nilai yang di hasilkan pada

variabel Sikap Kewirausahaan terhadap Perilaku berwirausaha dengan

tStatistic 4,089 > ttabel 1,664 atau P Values 0,000 < 0,05 secara statistik Ho di

tolak dan Ha di terima atau artinya variabel Sikap kewirausahaan

berpengaruh signifikan terhadap perilaku berwirausaha pada agropreneur di

kota kupang,sehingga para pelaku agribisnis di bidang pertanian mampu

dalam menjalankan kegiatan berwirausaha di bidang agribisnis.

Berdasarkan teori menurut teori sikap kewiraushaan Menurut Gadaam

(2008) sikap kewirausahaan yaitu kecenderungan untuk bereaksi secara

afektif dalam menanggapi resiko yang akan dihadapi dalam suatu bisnis

yang dapat diukur dengan skala sikap berwirausaha. sedangkan Nishimura

dan Tristan (2011) dalam penelitiannya menjelaskan tentang teori perilaku

yang memiliki hubungan kuat terhadap aktivitas wirausaha baru, yaitu

perilaku mengenal pelaku usaha lain, persepsi kesempatan membuka usaha

baru, kemampuan dalam berwirausaha, dan ketakutan akan kegagalan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori tersebut dan hasil penelitian

yang di lakukan oleh (Andika dan Iskandarsyah

Madjid,2012),(Wijaya,2008) dan (Dewi,2016) yang mengatakan bahwa

variabel Sikap kewirausahaan secara positif dan signifikan berpengaruh

terhadap Perilaku berwirausaha.

Dengan demikian dapat di simpulkan variabel Sikap kewirausahaan

terindikasi kuat dalam memengaruhi Perilaku berwirausaha pada

agropreneur di kota kupang.

2. Berdasarkan hasil pengujian nilai yang di hasilkan pada variabel Norma

subyektif terhadap Perilaku berwirausaha dengan tStatistic 1,287 < ttabel 1,664

57
atau P Values 0,199 > 0,05 secara statistik Ho di terima dan Ha di tolak atau

artinya variabel Norma Subyektif tidak berpengaruh signifikan terhadap

perilaku berwirausaha. atau artinya variabel Norma subyektif tidak

berpengaruh signifikan terhadap perilaku berwirausaha pada agropreneur di

kota kupang pada bidang agribisnis pertanian.

Berdasarkan teori norma subyektif menurut (Ramayah & Harun,2005)

mengemukakan norma subyektif sebagai Keyakinan individu untuk

mematuhi arahan atau anjuran orang sekitarnya untuk turut dalam aktivitas

berwirausaha. sedangkan teori menurut Nishimura dan Tristan (2011) dalam

penelitiannya menjelaskan tentang teori perilaku yang memiliki hubungan

kuat terhadap aktivitas wirausaha baru, yaitu perilaku mengenal pelaku

usaha lain, persepsi kesempatan membuka usaha baru, kemampuan dalam

berwirausaha, dan ketakutan akan kegagalan. Namun tidak berlaku dalam

penelitian ini,karena dalam penelitian ini di hasilkan bahwa norma suyektif

terhadap perilaku berwirausaha tidak berpengaruh secara signifikan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil temuan yang dikemukakan

oleh (Islami,2017) yang mengatakan bahwa variabel Norma Subyektif

secara parsial tidak berpengaruh terhadap perilaku berwirausaha. Namun

bertentangan dengan hasil penelitian yang di lakukan oleh (Wijaya,2008)

yang mengatakan bahwa norma subyektif merupakan salah satu prediktor

yang berpengaruh positif terhadap perilaku berwirausaha.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel norma subyektif

terindikasi lemah,karena bertentangan dengan teori Norma subyektif

terhadap Perilaku berwirausaha pada para pelaku agribisnis yaitu

agropreneur di kota kupang.

58
3. Berdasarkan hasil pengujian Nilai yang di hasilkan pada variabel Efikasi

diri terhadap Perilaku berwirausaha dengan tStatistic 1,459 < ttabel 1,664 atau P

Values 0,145 > 0,05 secara statistik Ho di terima dan Ha di tolak atau

artinya variabel Efikasi diri tidak berpengaruh signifikan terhadap perilaku

berwirausaha.

Berdasarkan teori menurut Manda & Iskandarsyah (2012)

mendefinisikan efikasi diri sebagai kepercayaan seseorang atas kemampuan

dirinya untuk menyelesaikan suatu pekerjaan,dengan kata lain kondisi

motivasi seseorang yang lebih didasarkan pada apa yang mereka percaya

dari pada apa yang secara objektif benar. sedangkan teori menurut

Nishimura dan Tristan (2011) dalam penelitiannya menjelaskan tentang

teori perilaku yang memiliki hubungan kuat terhadap aktivitas wirausaha

baru, yaitu perilaku mengenal pelaku usaha lain, persepsi kesempatan

membuka usaha baru, kemampuan dalam berwirausaha, dan ketakutan akan

kegagalan. Namun dalam penelitian ini teori tersebut tidak berpengaruh

pada pelaku agribisnis di kota kupang.

Hasil penelitian yang di kemukakan oleh Wijaya (2008) yang

menerangkan bahwa efikasi diri merupakan salah satu prediktor yang

berpengaruh positif terhadap perilaku berwirausaha. Penelitian Wong

dan Lena (2005) yang menyimpulkan bahwa variabel persepsi seperti di

antaranya efikasi diri memiliki pengaruh yang signifikan di semua aspek

kegiatan kewirausahaan di Singapura, efikasi diri memiliki dampak terbesar.

Namun hasil penelitian tersebut bertentangan dengan Hasil penelitian yang

di temukan oleh (Wijaya,2008) yang menerangkan bahwa secara parsial

variabel Efikasi diri tidak berpengaruh signifikan terhadap Perilaku

berwirausaha secara langsung maupun melalui intensi berwirausaha.

59
Dalam penelitian ini sejalan dengan hasil peneltian oleh

(Wijaya,2008) dimana variabel efikasi diri tidak berpengaruh signifikan

terhadap perilaku berwirausaha. Dengan demikian dapat di simpulkan

bahwa variabel Efikasi diri terindikasi lemah terhadap perilaku

berwirausaha pada para pelaku agribisnis yaitu agropreneur di kota kupang.

Hal ini di karenakan para pelaku agribisnis yaitu petani tidak menjadikan

efikasi diri sebagai faktor kepercayaan dalam diri individu bahwa keyakinan

seseorang mengenai kemauannya ia mampu dalam menyelesaikan tugas

yang di embani dan mencapai suatu hasil yang baik pula ,tetapi berbeda

dengan hasil penelitian ini karena pada dasarnya pelaku agribisnis yaitu

petani mampu dalam menjalani usaha tani secara individu,namun ada

beberapa hal yang membuat petani membutuhkan beberapa bantuan sebagai

faktor pendukung mereka,sehingga dengan begitu mereka membentuk suatu

kelompok usaha tani sebagai wadah untuk mereka manfaatkan dan

mendapat bantuan berupa material ataupun bahan-bahan serta sarana dan

prasarana yang di butuhkan dalam kegiatan usaha tani.

4. Berdasarkan hasil penelitian Nilai yang di hasilkan pada variabel Intensi

berwirausaha terhadap Perilaku berwirausaha dengan tStatistic 4,856 > ttabel

1,664 atau P Values 0,000 < 0,05 secara statistik Ho di tolak dan Ha di

terima atau artinya variabel Intensi berwirausaha berpengaruh signifikan

terhadap perilaku berwirausaha.

Berdasarkan teori intensi berwirausaha menurut Tunjungsari dan Hani

(2013) mendefinisikan bahwa intensi berwirausaha merupakan langkah

pertama yang perlu dipahami dari sebuah proses pembentukan usaha yang

seringkali memerlukan waktu dalam jangka panjang. Sedangkan teori

menurut Nishimura dan Tristan (2011) dalam penelitiannya menjelaskan

60
tentang teori perilaku yang memiliki hubungan kuat terhadap aktivitas

wirausaha baru, yaitu perilaku mengenal pelaku usaha lain, persepsi

kesempatan membuka usaha baru, kemampuan dalam berwirausaha, dan

ketakutan akan kegagalan. Dalam penelitian ini penelitian tersebut dapat di

terima dan berpengaruh signifikan terhadap agropreneur di kota kupang.

Hasil penelitian ini bertentangan dengan pendapat dan hasil penelitian

terdahulu oleh (Islami,2017) yang menerangkan bahwa variabel Intensi

berwirausaha tidak berpengaruh signifikan terhadap Perilaku berwirausaha.

Namun tidak berlaku dalam penelitian ini,dimana penelitian ini mendapat

hasil penelitian variabel Intensi berwirausaha berpengaruh signifikan

terhadap perilaku berwirausaha,maka dapat di simpulkan bahwa variabel

Intensi berwirausaha terindikasi kuat terhadap Intensi berwirusaha pada para

pelaku agribisnis di kota kupang yaitu para agropreneur.

4.2.3 Pengujian pengaruh tidak langsung terhadap variabel Mediasi

Hasil pengujian ini di lakukan guna sebagai pengujian pengrauh tidak

langsung atau menggunakan varibael mediasi,berikut adalah variabel yang

di peroleh

1. Berdasarkan hasil penelitian variabel mediasi yaitu Intensi berwirausaha

secara positif dan signifikan berpengaruh antara Sikap kewirausahaan

terhadap Perilaku berwirausaha,dimana variabel Sikap kewirausahaan

Terhadap Perilaku berwirausaha melalui Intensi Berwirausaha terlihat nilai

tstatistic 1,976 > ttabel 1,664 atau P Values 0,049 < 0,05 dengan nilai koefisien

menunjukan ke arah yang positif yaitu 0,102.

Dengan demikian variabel Intensi berwirausaha sebagai mediator

secara tidak langsung mampu memediasi Sikap kewirausahaan terhadap

61
Perilaku berwirausaha pada pelaku agribisnis di kota kupang yaitu para

agropreneur.

2. Berdasarkan hasil penelitian variabel mediasi yaitu Intensi berwirausaha

mengarah ke arah positif tetapi tidak berpengaruh secara signifikan antara

Norma subyektif terhadap Perilaku berwirausaha terlihat nilai tstatistic 1,178 <

ttabel 1,664 atau P Values 0,239 > 0,05 dengan nilai koefisien menunjukan ke

arah yang positif yaitu 0,046.

Hasil penelitian ini sama seperti hasil temuan yang di kemukakan

terdahulu oleh (Islami,2017) yang menerangkan bahwa variabel Intensi

tidak mampu memediasi Norma subyektif terhadap perilaku berwirausaha.

Dengan demikian variabel Intensi berwirausaha sebagai mediator secara

tidak langsung tidak mampu memediasi Norma subyektif terhadap Perilaku

berwirausaha pada pelaku agribisnis di kota kupang yaitu para agropreneur.

3. Berdasarkan hasil penelitian variabel mediasi yaitu Intensi berwirausaha

secara positif dan signifikan berpengaruh antara Efikasi diri terhadap

Perilaku berwirausaha. terlihat nilai tstatistic 2,779 > ttabel 1,664 atau P Values

0,005 < 0,05 dengan nilai koefisien menunjukan ke arah yang positif yaitu

0,154.

Dengan demikian variabel Intensi berwirausaha sebagai mediator

secara tidak langsung mampu memediasi Efikasi diri terhadap Perilaku

berwirausaha pada pelaku agribisnis di kota kupang yaitu para agropreneu

62
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pada pembahasan di atas maka dapat di tarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Hasil deskriptif berdasarkan uji analsisis deskriptif, bahwa dalam

menggambarkan gambaran umum objek penelitian digunakannya hasil dari

observasi,dokumentasi dan pembagian kuesioner untuk menggambarkan

gambaran umum mengenai objek penelitian yaitu para pelaku agribisnis di kota

kupang atau Agropreneur,dengan klasifikasi berdasarkan Usia,jenis

kelamin,penghasilan per bulan dan pendidikan terakhir.

2. Model 1 ( Pengaruh Variabel independen terhadap Intensi berwirausaha )

a) Berdasarkan hasil pengujian model sikap kewirausahaan tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap Intensi berwirausaha pada

agropreneur di kota kupang.

b) Berdasarkan hasil pengujian model 1 norma subyektif tidak berpengaruh

signifikan terhadap Intensi berwirausaha pada agropreneur di kota kupang.

c) Berdasarkan hasil pengujian model 1 variabel Efikasi diri berpengaruh

signifikan terhadap Intensi berwirausaha.

3. Model 2 (Pengaruh Variabel independen terhadap Perilaku berwirausaha)

a) Berdasarjan hasil pengujian Model 2 Secara parsial variabel Sikap

kewirausahaan berpengaruh signifikan terhadap perilaku berwirausaha

pada agropreneur di kota kupang.

b) Berdasarkan hasil pengujian Model 2 variabel Norma Subyektif tidak

berpengaruh signifikan terhadap perilaku berwirausaha pada agropreneur

di kota kupang.

63
c) Berdasarkan hasil pengujian Model 2 variabel Efikasi diri tidak

berpengaruh signifikan terhadap perilaku berwirausaha pada agropreneur

di kota kupang.

d) Berdasarkan hasil penelitian Model 2 variabel Intensi berwirausaha

berpengaruh signifikan terhadap perilaku berwirausaha pada pada

agropreneur di kota kupang.

4. Pengujian pengaruh tidak langsung terhadap variabel Mediasi

Hasil pengujian ini di lakukan guna sebagai pengujian pengrauh tidak

langsung atau menggunakan varibael mediasi,berikut adalah variabel yang di

peroleh:

a) Berdasarkan hasil penelitian tidak langsung variabel mediasi yaitu Intensi

berwirausaha secara positif dan signifikan berpengaruh antara Sikap

kewirausahaan terhadap Perilaku berwirausaha. Dengan demikian variabel

Intensi berwirausaha sebagai mediator secara tidak langsung mampu

memediasi Sikap kewirausahaan terhadap Perilaku berwirausaha pada

pelaku agribisnis di kota kupang yaitu para agropreneur.

b) Berdasarkan hasil penelitian tidak langsung variabel mediasi yaitu Intensi

berwirausaha mengarah ke arah positif tetapi tidak berpengaruh secara

signifikan antara Norma subyektif terhadap Perilaku berwirausaha.

Dengan demikian variabel Intensi berwirausaha sebagai mediator secara

tidak langsung tidak mampu memediasi Norma subyektif terhadap

Perilaku berwirausaha pada pelaku agribisnis di kota kupang yaitu para

agropreneur.

c) Berdasarkan hasil penelitian variabel mediasi yaitu Intensi berwirausaha

secara positif dan signifikan berpengaruh antara Efikasi diri terhadap

Perilaku berwirausaha. Dengan demikian variabel Intensi berwirausaha

64
sebagai mediator secara tidak langsung mampu memediasi Efikasi diri

terhadap Perilaku berwirausaha pada pelaku agribisnis di kota kupang.

5.2 Saran

1. Bagi Para Agropreneur Di Kota Kupang

Responden dalam hal ini para pelaku agribisnis di bidang pertanian di

harapkan mampu untuk menjalankan kegiatan berwirausaha dengan melihat

beberapa faktor atau indikator yang terkait seperti sikap kewirausahaan yaitu

bagaimana perilaku seseorang dalam hal ini pelaku agropreneur dalam bersikap

untuk menjalankan wirausaha yang di jalankan, norma subyektif yaitu bagaimana

seseorang dalam melakukan berwirausaha atas dasar niat dalam diri,efikasi diri

yaitu sebuah keyakinan dalam diri untuk berani dan mampu dalam menjalankan

wirausaha dalam keadaan apapun,perilaku berwirausaha yaitu suatu perilaku

dalam memiliki hubungan antara wirausaha yang di jalankan untuk suatu

kesuksesan yang di raih dan intensi berwirausaha yaitu bagaimana seseorang

dalam hal ini pelaku agropreneur dalam menunjukkan .komitmen dalam

berwirausaha dan sebagai bahan pembelajaran dalam jangka waktu tertentu

2. Bagi peneliti selanjutnya

Bagi para peneliti selanjutnya di harapkan dapat meneliti dengan indikator –

indikator atau faktor – faktor lain yang tidak dapat di teliti dalam penelitian ini

dan mnambahkan variabel mempengaruhi atau ataupun variabel mediasi dalam

pengembangan penelitian. Dan juga, peneliti dapat menambahkan variabel

maupun teori tentang sikap kewirausahaan, norma subyektif dan efikasi diri

terhadap perilaku berwirausaha melalui intensi berwirausaha dalam melakukan

penelitian-penelitian lainnya yang berkaitan dengan teori - teori tersebut.

65
DAFTAR PUSTAKA

Sumber jurnal:

Ajzen, I. (2005). Attitudes, Personality and Behav-ior. New York: Open

University Press.

Ajzen,Fishbein. (2005). “The Theory of Planned Behavior”. Organizational

Behavior and Human Decision Processes Jurnal. Vol. 50. No. 2: 179-

211.

Assael, H., 2001, 6th ed, Consumer Behavior and Marketing Action,New York

University: South Western College Publishing.

B´echard, J. P., dan Gr´egoire, D. 2005. “Entrepreneurship Education Research

Revisited: The Case of Higher Education.” Academy of Management

Learning dan Education 4(1): 22-43.

Baron, R.A and Byrne,D. (2003) ,Social Psychology, Understanding Human

Interactions. 6th Edition.

Caecilia Vemmy,S.2012.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Intensi Berwirausaha

Siswa SMK. Jurnal Pendidikan Vokasi. 2 (1): h: 117-126.

Emnet Negasha & Chalchissa Amentie. 2013. An investigation of higher

education student’s entrepreneurial intention in Ethiopian

Universities:Technology and business fields in focus. Journal of Business

Management and Accounts. 2(2): h: 30-35

Gaddam, Soumya., 2008. Identifying the Relayionship Between Behavioral

Motives and Entrepreneurial Intentions:An Empirical Study Based

Participations of Business Management Students. The Icfaian Journal of

Management Research. Vol.7,pp. 35-5.

Grizzell, P. L. (2003). Insights to Performance Excellence in Healthcare.

Wisconsin: Amer Society for Quality.

66
Hogg, M. A. & Vaughan, G. M.. 2003. Social Psychology. British: Prentice

HallJoao J. Ferreira, Mario L.Raposo, Ricardo Gouveia Rodrigues,

Anabela Dinis and Arminda do Paco. 2012. A model of

entrepreneurial intention An application of the psychological and

behavioral approaches. Journal of Small Business and Enterprise

Development. 19(3): h: 424-440.

Luthans,(2006) Organizatioal Behavior, Ten Edition, McGraw-Hill International

Edition Printed in Singapore.

Mada,Yudhi Prasetya. 2005. Analisis Pengaruh Sikap terhadap Perilaku, Norma

Subjektif dan Kontrol Kepemilikan yang Dirasakan terhadap Niat dan

Perilaku Konsumen. Infestasi. 1(1):79-88.

Maulida, W. N., & Nurkhin, A. (2017). Penga-ruh Personal Attitude dan

Lingkungan Sosial Terhadap Intensi Berwirausaha dengan Efikasi

Diri Sebagai Variabel Intervening Siswa Kelas XI Kompe-tensi

Keahlian Akuntansi SMK Gajah Mada 01 Margoyoso Pati Tahun

Ajaran 2015/2016. EEAJ, 6(2), 501–516.

Moiz, Mohammed & M.P. Aparna. 2011. Entrepreneurial Intentions of

MBA Students –AStudy in Hyderabad, Vol.1, No.4, pp. 20-37.

Mowen, John C & Minor, 2002, Consumer Behavior,Canada: McMillan

Nasud,Mahfufzd.2004.Kewirausahaan Suatu Pendekatan Kontemporer.UPP

APM YKPN: Yogyakarta.

Nursito, Sarwono & Arif J.S.N. 2013. Analisis Pengaruh Interaksi

Pengetahuan Kewirausahaan Dan Efikasi Diri Terhadap Intensi

Kewirausahaan, Kiat bisnis .5(2), h: 148-158.

67
Ramayah, T., & Harun,Z.2005. Entrepreneurial Intention Among the Studen of

Universiti Sains Malaysia (USM). International Journalof Management

and Entrepreneurship, Vol. 1 pp. 8-20.

Rasli, Amran M.Khan, Rhehman. Malekifar.2013. Factors Affecting

Entrepreneurial Intention Among Graduate Students of Universiti

Teknologi Malaysia, International Journal of Business and Social

Science, 4(2), pp: 182-188.

Tunjungsari, H. K., & Hani. (2013). Pengaruh Faktor Psikologis dan

Kontekstual Terhadap Intensi Berwirausaha Pada Mahasiswa.

PROCEEDING SEMINAR NASIONAL DAN CALL FOR PAPERS

SANCALL 2013, 425–432.

Van Praag, C. Mirjam and Peter H Versloot. 2007.A Review of Recent

Research: What Is the Value of Entrepreneurship?.Disampaikan pada

IZA Discussion Paper,University of Amsterdam and Tinbergen Institute,

Netherlands, Agustus 2007.

Wijaya,Tony,2008.Kajian Model Empiris Perilaku Berwirausaha UKM DIY dan

Jawa Tengah. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 10 No. 2,

(PP: 93 –104).

Wilson, F.(2007).ET & P Intentions:Implications for Entrepreneurship.

Education, (617), 387–407.

Sumber Buku:

Apriana H.J. Fanggidae,Moresi M. Airtur. 2020. Budaya Lahan Kering

Kepulauan dan Pariwisata. Penerbit: Literasi Nusantara.Undana

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta.

Jakarta.

68
Azwar, Saifuddin. 2000. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

David Hunger. J. and Wheelen. Thomas L. 2003. Manajemen Strategis, ANDI:

Yogyakarta.

Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program IBM

SPSS 23(VIII). Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam, 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS,

Edisi. Keempat,Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. 2012. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS

20”. Semarang : UNDIP

Ghozali, Imam.2006. Analisis Multivariate Lanjutan dengan Program SPSS.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hendro. (2011). Dasar-dasar Kewirausahaan. Jakarta: Erlangga.

Iqba, M, Hasan. (2002). Teori Pengambilan Keputusan. Ghalia Indonesia. Jakarta

Kline, R. B. (2011). Principles And Practice Of Structural Equation Modeling.

Third Edition. New York Guilford Press.

Meredith, G. (2005).Kewirausahaan, Teori dan praktek.Jakarta: PT.Pustaka

Binaman Pressindo.

Nasud,Mahfufzd.2004. Kewirausahaan Suatu Pendekatan Kontemporer. UPP

APM YKPN: Yogyakarta

Pakan,S 2003.Bahan Ajar Statistik. Faperta Undana

Riduwan dan Akdon, (2013). Rumus dan Data dalam Analisis Data

Statistika,Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :

Alfabeta, CV.

69
Suryana, 2006. Kewirausahaan Pedoman Praktis: Kiat Dan Proses Menuju

Sukses,Edisi Ketiga,Penerbit Salemba, Jakarta.

Suryana, 2011. Kewirausahaan Pendekatan Karaktersitik Wirausahaan Sukses.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Wati, Lela Nurlela. (2017). Metodologi Penelitian Terapan, Mujahid Press,

Bandung.

Sumber internet:

Sjarkowi, Sufri 2004. Definisi dan pengertian Agribisnis. http://wordpress.com.

Di akses tanggal 20 februari 2021

Brathwaite 2009, pengertian Agropreneurship

https://theoputri.wordpress.com/2011/09/22/agropreneurship-2/.

Di akses pada tanggal 20 februari 2021.

70
Lampiran 1

KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH SIKAP KEWIRAUSAHAAN ,NORMA SUBYEKTIF,DAN

EFIKASI DIRI TERHADAP PERILAKU BERWIRAUSAHA MELALUI

INTENSI BERWIRAUSAHA

( Studi Pada Agropreneur Di Kota Kupang )

Mohon kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i untuk mengisi kuesioner ini. Kuesioner

yang penulis susun merupakan suatu pelaksanaan penelitian di bidang wirausaha

agribisnis. Jawaban dan responden yang Bapak/Ibu/Sdr/i berikan tidak akan

mempengaruhi kedudukan dan status sosial, mengingat penelitian ini hanya ingin

meneliti sejauh mana tingkat pengaruh sikap kewirausahaan ,norma subyektif,dan

efikasi diri terhadap perilaku berwirausaha melalui intensi berwirausaha ( Studi

Pada Agropreneur Di Kota Kupang ).

PETUNJUK PENGISIAN :

1. Jawablah setiap pertanyaan sesuai dengan pendapat anda

2. Pilihlah jawaban dengan memberi tanda cek (√ ) pada salah satu jawaban

yang paling sesuai menurut anda

3. Adapun makna dari tanda tersebut sebagai berikut :

SS (Sangat setuju) :5

S ( Setuju) :4

RR (Ragu – ragu) :3

TS (Tidak setuju) :2

STS (Sangat tidak setuju) : 1

71
IDENTITAS RESPONDEN

Nama :.......................................................

Jenis Kelamin :.......................................................

Umur :.......................................................

Penghasilanper bulan :.......................................................

Pendidikan Terakhir :.......................................................

72
NO PERTANYAAN 5 4 3 2 1
SIKAP KEWIRAUSAHAAN SS S RR TS STS
Saya senang dan tertarik terhadap dunia
1
wirausaha
Saya mampu menciptakan peluang wirausaha
2
sendiri
Saya mampu menciptakan sesuatu yang
3 bernilai tinggi dan inovatif serta beda dari yang
lainnya
Saya selalu melakukan inovasi-inovasi terbaru
4
dalam berwirausaha
Saya selalu berpikir Optimis dalam menjalani
5
usaha
Kegagalan adalah sebagai pengalaman bagi
6 saya dalam berwirausaha untuk menjadi lebih
baik kedepannya
Saya selalu bertanggungjawab atas segala
7
kerugian yang di terima
Saya mampu dalam mengambil keputusan yang
8
tepat
9 Saya sangat menyukai tantangan
Saya selalu siap menghadapi risiko yang di
10
terima

5 4 3 2 1
NORMA SUBYEKTIF
SS S RR TS STS
Saya selalu membangun hubungan yang baik
dalam keluarga,teman dan panutan lainnya
11
sebagai faktor pendukung dalam
berwirausaha
Saya selalu memiliki relasi/hubungana yang
12
baik di lingkungan sekitar
Saya tidak menutup diri untuk berinteraksi
13
sosial
Saya mudah untuk membangun relasi sekitar
14
dalam bersosialisasi
Saya cukup memiliki modal yang kuat dalam
15
mendorong dan membangun relasi yang baik
Pengalaman dan skill yang saya miliki sudah
16 cukup sebagai modal pendukung dalam
berwirausha

73
5 4 3 2 1
EFIKASI DIRI
SS S RR TS STS
Saya mengetahui kekurangan dan kelebihan
17
dalam diri saya
18 Saya mengetahui skill yang saya miliki
Saya memanfaatkan kesempatan
19
berwirausaha dengan semaksimal mungkin
20 Saya memakai kesempatan sebagai peluang
Saya mampu dalam mengatur emosi dalam
21
bertindak
Saya mampu mengatur dan melaksanakan
22
tindakan yang dilakukan dengan baik

5 4 3 2 1
PERILAKU BERWIRAUSAHA
SS S RR TS STS
Saya berani mengambil keputusan untuk
23
berwirausaha
Saya sanggup menerima segala bentuk risiko
24
dalam Berwirausaha
Saya mampu mempertahakan kualitas dalam
25
berwirausaha
Saya mampu menjalankan usaha yang sudah
26
ada atau usaha yang baru di jalankan
Saya menggunakan ide yang berasal dari diri
27
sendiri
Saya menggunakan ide yang berasal dari
28
orang lain

5 4 3 2 1
INTENSI BERWIRAUSAHA
SS S RR TS STS
Saya menciptakan peluang usaha dengan
29
berwirausaha sendiri
Saya mempelajari keterampilan berwirausaha
30 di tempat lain untuk diterapkan pada bisnis
sendiri
31 Saya mampu dalam menciptakan peluang
Saya bekerja pada orang lain sebelum
32
memulai usaha saya sendiri

74
Saya membuat rencana sendiri untuk
33
berwirausaha
Saya Bekerjasama dengan orang lain dalam
34
berwirausaha
Keberhasilan dalam berwirausaha,saya
35 gunakan untuk menaikan status sosial dalam
diri
Saya menjadikan wirausaha sebagai
36
peningkatan harga diri atau status sosial
Saya Meningkatan pendapatan dengan
37
berwirausaha
Saya melakukan wirausaha sebagai penunjang
38
peningkatan pendapatan

75
Lampiran 2

DATA PENELITIAN

No Sikap Kewirausahaan (X1)


Responden X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 X1.8 X1.9 X1.10 Skor
1 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 49
2 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 43
3 4 4 3 2 5 5 4 4 3 4 38
4 5 3 3 3 3 4 3 3 3 4 34
5 4 4 3 4 4 4 5 4 3 3 38
6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
7 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
8 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 44
9 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 35
10 5 3 3 2 5 2 4 4 2 4 34
11 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 42
12 4 4 1 1 4 4 5 4 3 5 35
13 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 43
14 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 42
15 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 43
16 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 38
17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
18 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 47
19 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
20 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
21 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 46
22 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 45
23 4 4 3 3 4 5 4 3 3 3 36
24 5 4 3 4 4 5 4 4 4 4 41
25 4 4 3 2 4 4 4 4 3 5 37
26 4 3 3 3 4 5 5 5 3 3 38
27 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 46
28 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 46
29 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
30 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 46
31 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
32 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
33 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
34 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
35 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 49
36 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
37 4 4 2 3 3 4 4 3 3 3 33
38 5 4 4 3 5 4 5 5 2 3 40
39 5 5 4 4 5 4 5 5 4 5 46

76
40 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 39
41 4 3 3 3 5 4 4 4 4 3 37
42 4 4 3 3 5 5 4 4 4 4 40
43 4 4 4 3 5 4 4 4 3 4 39
44 5 4 4 3 5 5 5 4 4 4 43
45 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 40
46 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 39
47 4 4 3 4 5 5 4 4 4 4 41
48 5 4 4 3 5 5 5 4 4 4 43
49 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 43
50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
51 4 4 3 3 5 5 4 4 4 4 40
52 5 4 4 3 5 4 4 4 4 4 41
53 4 4 3 3 5 5 4 4 4 4 40
54 5 5 3 3 5 5 4 4 4 4 42
55 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 41
56 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 40
57 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 42
58 4 4 3 3 5 5 4 4 4 4 40
59 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
60 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 49
61 5 3 3 4 4 4 3 3 2 3 34
62 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 43
63 5 3 4 4 4 4 4 3 3 3 37
64 5 4 3 3 4 4 4 4 3 4 38
65 5 4 4 3 4 4 4 3 3 4 38
66 4 3 3 2 3 4 3 3 3 3 31
67 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 42
68 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 38
69 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 34
70 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 34
71 4 3 4 3 4 5 4 4 4 4 39
72 4 4 4 3 4 5 4 4 5 4 41
73 4 3 3 3 4 5 4 3 4 4 37
74 4 3 3 3 4 4 4 2 3 4 34
75 4 3 4 3 4 5 4 3 4 4 38
76 3 2 2 2 4 4 4 1 3 4 29
77 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 36
78 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 36
79 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 36
80 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 36
81 3 2 3 3 4 4 4 2 4 4 33
82 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 40
83 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 47
84 4 4 3 3 5 4 4 4 4 4 39
77
85 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
86 4 4 4 3 5 5 4 4 4 4 41
87 5 4 4 3 5 5 5 5 4 4 44
88 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
89 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 39
90 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
91 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 46
92 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 42
93 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 48
94 5 4 3 3 4 4 4 4 3 3 37
95 5 4 3 4 4 5 5 2 1 5 38
96 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50

No Norma Subyektif (X2)


Responden X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 Skor
1 5 5 5 5 5 5 30
2 4 4 4 4 3 4 23
3 4 5 5 4 3 3 24
4 4 5 5 5 3 4 26
5 5 4 4 4 4 4 25
6 5 5 5 5 5 5 30
7 5 5 5 5 5 5 30
8 5 4 5 4 2 5 25
9 4 5 5 4 4 3 25
10 5 5 4 4 4 5 27
11 4 4 4 4 5 5 26
12 5 5 3 4 3 4 24
13 5 5 4 4 3 4 25
14 5 5 4 3 5 4 26
15 4 5 4 4 4 2 23
16 4 4 4 4 4 4 24
17 4 4 4 4 4 4 24
18 5 5 5 5 4 4 28
19 5 5 5 5 5 5 30
20 5 5 5 4 4 5 28
21 5 5 5 5 3 4 27
22 5 5 5 4 3 5 27
23 4 4 4 4 3 5 24
24 3 4 4 4 3 4 22
25 4 4 5 5 4 2 24
26 4 5 4 4 3 1 21
27 5 5 5 5 5 4 29
28 5 5 5 5 4 5 29
29 5 5 5 5 5 5 30
78
30 5 5 5 5 4 4 28
31 5 5 5 5 5 5 30
32 5 5 5 5 5 5 30
33 5 5 5 5 5 5 30
34 5 5 5 5 5 5 30
35 5 5 5 5 4 5 29
36 5 5 5 5 5 5 30
37 5 5 5 5 2 3 25
38 5 5 5 5 3 2 25
39 5 5 5 5 4 4 28
40 4 5 5 5 4 4 27
41 5 5 5 5 4 4 28
42 4 4 5 5 4 4 26
43 4 4 4 4 4 2 22
44 4 4 4 4 4 4 24
45 4 4 4 4 4 4 24
46 5 5 5 4 4 4 27
47 5 5 5 5 4 4 28
48 4 4 4 4 4 4 24
49 4 5 5 5 4 4 27
50 5 5 5 5 4 4 28
51 5 4 4 4 4 4 25
52 4 4 5 4 4 4 25
53 4 4 4 4 4 4 24
54 4 5 5 5 4 4 27
55 4 4 4 4 4 4 24
56 5 5 5 4 4 4 27
57 5 5 5 5 4 4 28
58 4 4 4 4 4 4 24
59 4 4 4 4 4 4 24
60 5 5 5 5 5 4 29
61 4 4 4 4 3 2 21
62 4 4 5 5 4 4 26
63 4 4 4 4 3 3 22
64 5 5 4 4 3 3 24
65 5 4 5 5 3 3 25
66 4 4 3 4 2 2 19
67 4 4 3 4 4 4 23
68 4 4 4 4 3 3 22
69 5 5 5 4 3 3 25
70 4 4 4 4 2 2 20
71 4 4 4 4 3 3 22
72 5 4 4 4 4 4 25
73 4 4 4 4 4 3 23
74 4 4 4 4 3 3 22
79
75 4 4 4 4 4 3 23
76 4 4 4 4 2 3 21
77 4 4 4 4 3 3 22
78 4 4 4 4 3 3 22
79 4 4 4 4 3 3 22
80 4 4 4 4 3 3 22
81 4 4 4 4 2 2 20
82 5 5 5 5 5 4 29
83 5 5 5 5 3 4 27
84 5 5 5 5 4 4 28
85 4 4 4 4 4 4 24
86 4 4 4 4 4 4 24
87 4 4 4 4 4 4 24
88 5 5 5 5 4 4 28
89 5 5 5 5 5 4 29
90 5 5 5 5 4 4 28
91 5 4 5 5 4 4 27
92 4 4 4 4 3 3 22
93 5 5 5 5 4 5 29
94 5 5 5 4 3 3 25
95 5 4 5 3 2 3 22
96 5 5 5 5 5 1 26

No Efikasi Diri (X3)


Responden X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 X3.6 Skor
1 5 5 5 5 5 5 30
2 5 5 5 5 5 5 30
3 4 3 4 4 3 5 23
4 5 4 5 5 3 4 26
5 3 4 5 4 3 4 23
6 5 4 5 5 5 5 29
7 4 5 5 5 4 5 28
8 4 4 1 4 4 4 21
9 3 4 4 4 4 4 23
10 3 3 4 4 4 4 22
11 5 4 5 4 3 4 25
12 4 4 4 4 3 3 22
13 4 4 4 4 4 4 24
14 5 4 4 4 4 4 25
15 4 4 5 4 5 4 26
16 4 4 4 4 5 4 25
17 4 4 4 4 5 4 25
18 5 4 4 4 5 4 26
19 5 5 5 5 5 5 30
80
20 5 5 5 5 5 5 30
21 5 4 4 4 4 4 25
22 5 4 5 5 4 4 27
23 3 3 5 5 4 4 24
24 4 3 4 4 4 4 23
25 5 2 4 4 5 4 24
26 4 4 5 5 5 5 28
27 4 5 4 4 4 4 25
28 4 4 5 5 4 5 27
29 5 5 5 5 3 5 28
30 5 5 5 5 5 5 30
31 5 5 5 5 5 5 30
32 5 5 5 5 5 5 30
33 5 5 5 5 5 5 30
34 5 5 5 5 5 5 30
35 4 4 5 5 5 5 28
36 5 5 5 5 5 5 30
37 3 4 5 4 3 3 22
38 4 5 5 5 3 4 26
39 4 4 4 5 4 4 25
40 4 4 4 4 5 5 26
41 5 5 4 4 4 4 26
42 4 4 4 4 4 4 24
43 4 4 4 4 3 4 23
44 4 4 4 4 4 4 24
45 5 4 4 4 3 4 24
46 4 4 4 4 4 4 24
47 4 4 4 4 3 4 23
48 4 4 4 4 5 4 25
49 4 4 4 4 4 4 24
50 4 4 5 5 4 5 27
51 4 4 4 4 3 4 23
52 4 4 4 4 3 4 23
53 4 4 4 4 3 5 24
54 4 4 5 5 3 4 25
55 4 4 5 4 4 4 25
56 4 4 4 4 3 4 23
57 4 4 4 4 3 4 23
58 4 4 4 4 3 4 23
59 4 4 4 4 4 4 24
60 5 5 4 5 4 4 27
61 4 3 3 4 2 3 19
62 5 5 4 4 3 4 25
63 4 3 4 4 3 3 21
64 4 3 4 4 4 3 22
81
65 5 4 4 4 3 3 23
66 4 3 4 4 3 3 21
67 4 4 4 4 4 4 24
68 4 3 4 4 3 4 22
69 5 3 4 4 3 3 22
70 4 3 4 4 3 3 21
71 4 3 4 4 4 4 23
72 4 4 4 4 5 5 26
73 4 4 3 4 4 4 23
74 4 3 3 4 4 3 21
75 4 3 4 4 4 4 23
76 4 3 3 4 3 3 20
77 4 3 4 4 4 4 23
78 4 3 4 4 4 4 23
79 4 3 4 4 4 4 23
80 4 3 4 4 4 4 23
81 4 3 4 4 4 4 23
82 4 4 5 4 4 4 25
83 5 5 5 5 3 4 27
84 4 4 4 4 4 4 24
85 5 4 4 4 3 4 24
86 5 5 5 5 3 4 27
87 4 4 5 5 3 4 25
88 4 4 5 5 3 5 26
89 4 4 4 4 4 4 24
90 4 4 4 4 4 4 24
91 5 5 5 5 4 5 29
92 4 4 4 4 4 4 24
93 4 5 5 5 4 5 28
94 4 4 4 4 4 4 24
95 5 4 4 5 3 3 24
96 5 5 5 5 5 5 30

No Perilaku Berwirausaha (Y)


Responden Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.6 Skor
1 5 5 5 5 5 5 30
2 5 5 5 5 5 5 30
3 4 3 5 3 5 3 23
4 4 3 3 5 3 4 22
5 4 4 4 4 5 1 22
6 5 5 5 5 5 4 29
7 5 5 5 5 4 5 29
8 5 4 5 4 4 2 24
9 4 5 4 4 4 4 25
82
10 4 4 5 4 5 1 23
11 4 4 4 4 4 2 22
12 4 4 4 4 5 1 22
13 3 4 4 4 3 4 22
14 4 4 4 4 4 4 24
15 4 4 4 4 4 1 21
16 4 4 4 4 5 1 22
17 4 4 4 4 5 2 23
18 4 4 4 4 5 2 23
19 5 5 5 5 5 5 30
20 5 5 5 5 5 5 30
21 5 5 4 4 4 4 26
22 5 4 5 4 5 3 26
23 4 3 3 4 4 1 19
24 4 4 4 4 4 3 23
25 4 5 4 3 4 4 24
26 4 4 4 4 2 5 23
27 4 4 4 4 4 2 22
28 4 5 5 4 5 3 26
29 5 5 5 5 5 2 27
30 5 5 5 4 4 4 27
31 5 5 5 5 5 5 30
32 5 5 5 5 5 5 30
33 5 5 5 5 5 2 27
34 5 5 5 5 5 5 30
35 5 5 5 5 5 5 30
36 5 5 5 5 5 5 30
37 4 3 3 4 3 4 21
38 5 3 4 5 5 4 26
39 4 4 5 4 5 4 26
40 4 4 5 5 2 5 25
41 4 3 3 4 4 4 22
42 4 4 3 4 4 3 22
43 4 4 4 4 4 3 23
44 4 5 3 4 4 4 24
45 5 5 5 4 4 5 28
46 4 4 3 4 5 5 25
47 5 5 4 4 4 4 26
48 4 5 4 4 4 4 25
49 4 4 4 4 5 5 26
50 5 5 4 4 4 4 26
51 4 4 4 4 4 4 24
52 4 5 4 5 5 4 27
53 5 5 4 4 5 4 27
54 4 4 4 4 4 4 24
83
55 4 4 4 4 4 4 24
56 4 4 4 4 4 4 24
57 5 4 4 4 4 4 25
58 4 4 4 4 5 4 25
59 5 5 5 5 4 4 28
60 5 5 4 5 4 5 28
61 3 3 3 3 2 4 18
62 5 4 4 4 5 2 24
63 4 4 3 3 3 3 20
64 4 4 3 3 4 2 20
65 4 4 3 3 4 3 21
66 3 3 3 3 3 3 18
67 5 4 4 4 5 3 25
68 5 3 3 3 3 3 20
69 4 3 3 3 4 3 20
70 4 3 3 2 3 3 18
71 3 3 4 4 2 4 20
72 5 4 4 4 4 4 25
73 4 4 4 4 3 4 23
74 2 3 3 3 3 4 18
75 3 4 4 4 3 4 22
76 2 3 4 4 2 3 18
77 3 4 4 4 3 4 22
78 3 4 4 4 3 4 22
79 3 4 4 4 3 4 22
80 3 4 4 4 4 4 23
81 2 4 4 3 3 3 19
82 4 5 4 4 4 4 25
83 4 4 4 4 5 5 26
84 4 5 3 4 4 4 24
85 4 4 4 4 4 2 22
86 4 4 4 4 4 4 24
87 5 5 5 4 5 4 28
88 4 4 4 4 4 4 24
89 4 4 4 4 5 5 26
90 5 4 4 4 5 2 24
91 5 5 5 4 4 4 27
92 3 4 4 4 5 3 23
93 5 5 5 5 4 3 27
94 4 3 3 4 3 3 20
95 5 4 3 4 3 4 23
96 5 5 5 5 5 5 30

84
No Intensi Berwirausaha (Z)
Responden Z.1 Z.2 Z.3 Z.4 Z.5 Z.6 Z.7 Z.8 Z.9 Z.10 Skor
1 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 48
2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
3 3 2 3 1 5 2 5 4 4 5 34
4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 35
5 4 1 4 4 4 5 5 5 4 4 40
6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
7 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
8 5 4 4 2 5 2 2 5 4 3 36
9 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 37
10 4 1 3 1 4 1 5 4 5 5 33
11 4 4 4 1 4 1 4 4 4 4 34
12 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 45
13 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 34
14 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 34
15 4 1 4 1 4 5 4 3 3 3 32
16 4 4 4 2 4 4 4 5 5 5 41
17 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 38
18 5 2 4 4 4 2 4 4 5 4 38
19 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
20 5 5 5 2 5 4 5 4 5 5 45
21 4 5 5 2 5 5 5 4 5 5 45
22 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 47
23 4 1 4 1 4 1 5 5 4 5 34
24 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 37
25 2 4 3 4 3 4 4 2 3 4 33
26 2 5 4 5 4 5 5 5 5 5 45
27 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 42
28 5 5 5 5 5 3 1 4 5 5 43
29 5 5 5 5 5 2 2 5 5 5 44
30 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
31 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
32 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
33 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 48
34 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
35 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
36 5 5 5 5 5 3 3 5 5 5 46
37 4 2 3 2 3 4 2 2 4 4 30
38 5 1 5 1 5 4 3 2 5 5 36
39 5 4 4 4 5 3 2 2 4 4 37
40 4 5 4 5 1 5 5 5 5 5 44
41 4 3 4 2 4 2 2 2 4 4 31
85
42 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 41
43 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 41
44 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 46
45 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 41
46 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 46
47 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
48 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 41
49 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
50 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 45
51 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 46
52 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
53 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
54 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 41
55 4 4 4 2 4 4 5 5 5 5 42
56 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 41
57 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
58 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 45
59 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 42
60 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 47
61 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 36
62 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 41
63 2 4 3 4 3 4 3 3 4 4 34
64 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 36
65 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 35
66 3 4 3 4 3 4 2 2 4 4 33
67 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 39
68 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 36
69 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 35
70 2 4 2 4 2 4 2 2 4 4 30
71 2 2 1 2 2 4 4 4 4 4 29
72 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 41
73 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 38
74 2 4 3 4 2 4 4 4 4 4 35
75 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39
76 22 4 3 4 2 4 4 4 4 4 55
77 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 37
78 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 37
79 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 37
80 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 37
81 2 4 2 4 2 4 4 4 4 4 34
82 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 44
83 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 42
84 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 42
85 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
86 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 44
86
87 4 4 4 4 2 5 5 5 5 5 43
88 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 43
89 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 44
90 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 44
91 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 47
92 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
93 4 4 4 3 5 3 5 5 5 5 43
94 3 4 3 3 4 4 2 2 5 5 35
95 3 4 4 4 4 3 5 5 4 4 40
96 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50

87
Lampiran 3

Distribusi Nilai ttabel

88
Lampiran 4

Skema Model Partial Least Square (PLS)

Gambar 4.5 Outer Model 1

89
Skema Model Partial Least Square (PLS)

Gambar 4.6 Outer Model 2

90
Tabel 4.1 Hasil Analisis Convergent Validity 1
Item Pertanyaan Efikasi Diri (X3) Intensi Berwirausaha (Z) Norma Subyektif (X2) Perilaku Berwirausaha (Y) Sikap Kewirausahaan (X1)

X1.1 0,622
X1.10 0,716
X1.2 0,881
X1.3 0,826
X1.4 0,757
X1.5 0,639
X1.6 0,596
X1.7 0,774
X1.8 0,797
X1.9 0,726
X2.1 0,729
X2.2 0,743
X2.3 0,761
X2.4 0,755
X2.5 0,732
X2.6 0,683
X3.1 0,555
X3.2 0,797
X3.3 0,723
X3.4 0,822
X3.5 0,552
X3.6 0,830
Y.1 0,766
Y.2 0,826
Y.3 0,800
Y.4 0,798
Y.5 0,671
Y.6 0,376
Z.1 0,217
Z.10 0,766
Z.2 0,556
Z.3 0,843
Z.4 0,442
Z.5 0,690
Z.6 0,415
Z.7 0,581
Z.8 0,729
Z.9 0,797

Tabel 4.2 Hasil Analisis Convergent Validity 2

Item Pertanyaan Efikasi Diri (X3) Intensi Berwirausaha (Z) Norma Subyektif (X2) Perilaku Berwirausaha (Y) Sikap Kewirausahaan (X1)

X1.1 0,626
X1.10 0,714
X1.2 0,883
X1.3 0,824
X1.4 0,755
X1.5 0,642
X1.6 0,592
X1.7 0,777
X1.8 0,799
X1.9 0,721
X2.1 0,731
X2.2 0,742
X2.3 0,755
X2.4 0,747
X2.5 0,731
X2.6 0,692
X3.1 0,544
X3.2 0,797
X3.3 0,728
X3.4 0,822
X3.5 0,552
X3.6 0,833
Y.1 0,779
Y.2 0,813
Y.3 0,805
Y.4 0,785
Y.5 0,715
Z.10 0,798
Z.3 0,848
Z.5 0,753
Z.7 0,589
Z.8 0,726
Z.9 0,817

91
Tabel 4.3 Hasil Analisis Average Variance Extracted (AVE)
Variabel Average Variance Extracted (AVE)

Efikasi Diri (X3) 0,522


Intensi Berwirausaha (Z) 0,578
Norma Subyektif (X2) 0,538
Perilaku Berwirausaha (Y) 0,609
Sikap Kewirausahaan (X1) 0,545

Tabel 4.4 Hasil Analisis Composite Reliability

Variabel Composite Reliability

Efikasi Diri (X3) 0,864


Intensi Berwirausaha (Z) 0,890
Norma Subyektif (X2) 0,875
Perilaku Berwirausaha (Y) 0,886
Sikap Kewirausahaan (X1) 0,922

Tabel 4.5 Cronbach's Alpha

Variabel Cronbach's Alpha

Efikasi Diri (X3) 0,810


Intensi Berwirausaha (Z) 0,855
Norma Subyektif (X2) 0,833
Perilaku Berwirausaha (Y) 0,839
Sikap Kewirausahaan (X1) 0,905

Tabel 4.6 Hasil Analisis Multicolinearity

Variabel Intensi Berwirausaha (Z) Perilaku Berwirausaha (Y)

Efikasi Diri (X3) 1,000 1,000


Intensi Berwirausaha (Z) 1,000
Norma Subyektif (X2) 1,000 1,000
Perilaku Berwirausaha (Y)
Sikap Kewirausahaan (X1) 1,000 1,000

92
Gambar 4.7 Inner Model

Tabel 4.7 Hasil R Square

Variabel R Square R Square Adjusted


Intensi Berwirausaha (Z) 0,625 0,612
Perilaku Berwirausaha (Y) 0,791 0,782

Tabel 4.8 Analisis NFI


Saturated Model Estimated Model
SRMR 0,103 0,103
d_ULS 5,913 5,913
d_G 2,964 2,964
Chi-Square 1253,719 1253,719
NFI 0,553 0,553

93
Lampiran 5

( Pengujian Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung )

Tabel 4.9 Pengujian Pengaruh Langsung (path coefficients)

Model Original Sample (O) T Statistics (|O/STDEV|) P Values


Efikasi Diri (X3) -> Intensi Berwirausaha (Z) 0,433 3,413 0,001
Efikasi Diri (X3) -> Perilaku Berwirausaha (Y) 0,142 1,459 0,145
Intensi Berwirausaha (Z) -> Perilaku Berwirausaha (Y) 0,355 4,856 0,000
Norma Subyektif (X2) -> Intensi Berwirausaha (Z) 0,131 1,255 0,210
Norma Subyektif (X2) -> Perilaku Berwirausaha (Y) 0,089 1,287 0,199
Sikap Kewirausahaan (X1) -> Intensi Berwirausaha (Z) 0,287 1,954 0,051
Sikap Kewirausahaan (X1) -> Perilaku Berwirausaha (Y) 0,393 4,089 0,000

Tabel 4.10 Pengaruh Tidak Langsung

Hasil Analisis Indirect Effect

Model Original Sample (O) T Statistics (|O/STDEV|) P Values

Sikap Kewirausahaan (X1) -> Intensi Berwirausaha (Z) -> Perilaku Berwirausaha (Y) 0,102 1,976 0,049
Efikasi Diri (X3) -> Intensi Berwirausaha (Z) -> Perilaku Berwirausaha (Y) 0,154 2,799 0,005
Norma Subyektif (X2) -> Intensi Berwirausaha (Z) -> Perilaku Berwirausaha (Y) 0,046 1,178 0,239

94
BIODATA PENELITI

A. Biodata Pribadi

1. Nama : Anto Piter Hattu

2. Jenis Kelamin : Laki-laki

3. Tempat, Tanggal Lahir : Surabaya, 20 Mei 1999

4. Kebangsaan : Indonesia

5. Status : Belum Menikah

6. Tinggi, Berat Badan :

7. Agama : Kristen Protestan

8. Alamat : Fatufeto,Kec.Alak Kota Kupang

9. No HP : 082144491611

10. Email : antohattu10@gmail.com

B. Riwayat Pendidikan

1. SD : SD Inpres Fatufeto 1

2. SMP : SMP Negeri 18 Kota Kupang

3. SMA : SMK Negeri 1 Kota Kupang

4. Perguruan Tinggi : Universitas Nusa Cendana, Fakultas Ekonomi dan

Bisnis, Program Studi S1 Manajemen

95

Anda mungkin juga menyukai