UTS Sejarah Fisika Siti Nashirah Anggraini
UTS Sejarah Fisika Siti Nashirah Anggraini
Nim : 06111182126011
2. Pada tahun 1899, Joseph John Thomson meneliti cahaya ultraungu dalam tabung sinar
katode. Dipengaruhi oleh kerja James Clerk Maxwell, Thomson menyimpulkan bahwa
sinar katode terdiri atas partikel-partikel bermuatan negatif, yang ia sebut corpuscles
(belakangan dikata "elektron"). Dalam penelitian tersebut, Thomson mendudukkan pelat
logam (yaitu, katode) dalam tabung hampa, dan menyinarinya dengan radiasi frekuensi
tinggi.
Jawaban :
James Prescott Joule merupakan ilmuwan fisika berkebangsaan Inggris yang lahir
di Salford, Lancashine, Inggris pada 24 Desember 1818 dan meninggal dunia pada 11
Oktober 1889. James Prescott Joule merupakan fisikawan yang memberikan kontribusi
signifikan pada pembentukan termodinamika. Dia memperkuat hukum kekekalan energi
melalui eksperimen. Menetapkan undang-undang yang mendefinisikan efek termal arus
listrik. Dia menghitung kecepatan pergerakan molekul gas dan menetapkan
ketergantungannya pada suhu.
Pada tahun 1840, Joule mengirimkan sebuah tulisan berjudul On the Production of
Heat by Voltaic Electricity kepada Royal Society di London. Tulisan itu menjelaskan
tentang jumlah panas yang dikerluarkan setiap detik dalam kawat yang menghantarkan
arus listrik, sama dengan arus (I) kuadrat dikalikan dengan hambatan (R) dari kawat
tersebut. Panas yang ditimbulkan adalah daya listrik yang hilang (P). Hubungan ini dikenal
dengan Hukum Joule.
Pada tahun 1840 ia menemukan efek saturasi magnetik selama magnetisasi
feromagnet, dan selama 1840-1845 ia secara eksperimental mempelajari fenomena
elektromagnetik. Pencarian cara yang lebih baik mengukur arus listrik, James Joule pada
tahun 1841 menemukan hukum yang dinamai menurut namanya, membangun
ketergantungan kuadrat antara kekuatan arus dan jumlah panas yang dilepaskan oleh arus
ini dalam konduktor (dalam literatur Rusia muncul sebagai hukum Joule-Lenz, karena
dalam 1842 hukum ini ditemukan secara independen oleh fisikawan Rusia Lenz).
Penemuan itu tidak dihargai oleh Royal Society of London, dan karya itu hanya diterbitkan
di jurnal berkala Manchester Literary and Philosophical Society.
Dalam karya-karya awal tahun 1840-an, ia menyelidiki pertanyaan tentang
kelayakan ekonomi motor elektromagnetik, pada awalnya percaya bahwa elektromagnet
dapat menjadi sumber kerja mekanis dalam jumlah yang tidak terbatas, tetapi segera
menjadi yakin bahwa dari sudut pandang praktis, uap mesin pada waktu itu lebih efisien,
menerbitkan pada tahun 1841 kesimpulan bahwa efisiensi motor elektromagnetik "ideal"
per pon seng (digunakan dalam baterai) hanya 20% dari uap per pon batu bara, tanpa
menyembunyikan kekecewaan.
Pada tahun 1842, ia menemukan dan menjelaskan fenomena magnetostriksi, yang
terdiri dari perubahan ukuran dan volume benda ketika keadaan magnetisasinya berubah.
Pada tahun 1843, ia merumuskan dan menerbitkan hasil akhir karya studi tentang
pembangkitan panas dalam konduktor, khususnya, ia secara eksperimental menunjukkan
bahwa panas yang dihasilkan tidak diambil dari lingkungan dengan cara apa pun, yang
secara tidak dapat ditarik kembali menyangkal teori kalori, para pendukungnya. yang
masih tersisa pada saat itu. Pada tahun yang sama menjadi tertarik masalah umum
hubungan kuantitatif antara berbagai kekuatan yang mengarah pada pelepasan panas, dan,
setelah sampai pada keyakinan adanya hubungan tertentu antara kerja dan jumlah panas
yang diprediksi oleh Mayer (1842), ia mencari hubungan numerik antara ini kuantitas -
setara mekanik panas. Selama 1843-1850, ia melakukan serangkaian eksperimen, terus
meningkatkan teknik eksperimen dan setiap kali menegaskan prinsip kekekalan energi
dengan hasil kuantitatif [⇨].
Pada tahun 1844, keluarga Joule pindah ke rumah baru di Whalley Range, di mana
laboratorium yang nyaman didirikan untuk James. Pada tahun 1847 ia menikah dengan
Amelia Grimes, segera mereka memiliki seorang putra dan seorang putri, pada tahun 1854
Amelia Joule meninggal. Pada tahun 1847, ia bertemu Thomson, yang sangat menghargai
teknik eksperimental Joule, dan dengan siapa ia kemudian berhasil berkolaborasi, sebagian
besar di bawah pengaruh Joule, ide-ide Thomson tentang pertanyaan teori kinetik
molekuler juga terbentuk. Dalam karya bersama pertama, Thomson dan Joule menciptakan
skala suhu termodinamika yang menyatakan
“jika gas yang dibiarkan mengembang tanpa adanya intervensi partikel-partikel
yang ada di luar gas tersebut, suhu gas akan turun”. Penemuan ini kemudian disebut dengan
Efek Joule-Thomson yang menjadi landasan diciptakannya mesin pendingin.
Joule kembali mempublikasikan kelanjutan dari karya ilmiahnya mengenai energi
mekanik dan energi panas. Di mana ia melakukan ekperimen dengan memakai roda
berpedal yang membuatnya berhasil merumuskan konsep kesetaraan dari energi mekanik
serta energi panas.
Pada tahun 1848, untuk menjelaskan efek termal dari peningkatan tekanan, ia
mengusulkan model gas yang terdiri dari bola elastis mikroskopis, yang tumbukannya
dengan dinding bejana menciptakan tekanan, dan memberikan perkiraan kecepatan "bola
elastis" hidrogen sekitar 1850 m / s. Atas rekomendasi Clausius, karya ini diterbitkan dalam
"Prosiding Filsafat Royal Society", dan, meskipun cacat serius kemudian terungkap di
dalamnya, ia memiliki pengaruh signifikan pada pembentukan termodinamika, khususnya,
menggemakan karya-karya tersebut secara ideologis. pada Van der Waals awal tahun 1870.
x tahun pada pemodelan gas nyata.
Dalam karya tahun 1851, meningkatkan model teoretisnya yang mewakili panas
sebagai pergerakan partikel elastis, ia secara teoritis menghitung kapasitas panas beberapa
gas dengan cukup akurat. Pada tahun 1852, ia menemukan, mengukur dan menjelaskan
dalam serangkaian karya bersama dengan Thomson efek perubahan suhu gas selama
pelambatan adiabatik, yang dikenal sebagai efek Joule-Thomson, yang kemudian menjadi
salah satu metode utama untuk mendapatkan super suhu rendah, sehingga berkontribusi
pada munculnya fisika suhu rendah sebagai cabang ilmu alam.
Pada tahun 1850-an, menerbitkan serangkaian besar artikel tentang peningkatan
pengukuran listrik menawarkan desain voltmeter, galvanometer, amperemeter,
memastikan akurasi pengukuran yang tinggi; secara umum, selama praktik ilmiahnya,
Joule menaruh perhatian besar pada teknik eksperimental, yang memungkinkan untuk
mendapatkan hasil yang sangat akurat.
Pada tahun 1859 menyelidiki sifat termodinamika padatan, mengukur efek termal
selama deformasi, dan mencatat sifat non-standar karet dibandingkan dengan bahan lain.
Pada tahun 1860-an, dia tertarik pada fenomena alam, menawarkan penjelasan yang
mungkin untuk sifat badai petir atmosfer, fatamorgana, meteorit.
Pada tahun 1867, Joule, menurut skema yang diusulkan oleh Thomson, mengukur
standar ekuivalen panas mekanis untuk British Scientific Association, tetapi menerima
hasil yang berbeda dari nilai yang diperoleh dari eksperimen mekanis murni, namun,
klarifikasi kondisi eksperimen mekanik mengkonfirmasi keakuratan pengukuran Joule dan
pada tahun 1878 standar resistansi direvisi.
3. Ilmu pengetahuan terus berkembang mulai era pra-sejarah hingga era modern dengan
teknologi yang begitu hebat. Begitu pula dengan perkembangan ilmu fisika pada zaman
masa pra-sains. Tuliskan hukum/azas/teori, fakta, prinsip dan prosedur yang berkembang
dan dihasilkan oleh 5 (lima) ilmuwan pada zaman tersebut.
Jawaban :
1. Thales (624 - 547 SM)
Dalam sejarah filsafat Yunani bahwa orang pertama kali berfilsafat pada masa Yunani
Kuno yaitu Thales, sehingga digelari Bapak Filsafat. Gelar itu diberikan karena ia
mengajukan pertanyaan yang amat mendasar yang jarang diperhatikan orang zaman
sekarang. What is the nature of the world stuff? Apa sebenarnya bahan alam semesta ini?
Tidak bisa dipungkiri lagi, pertanyaan itu amat mendasar sekali. Pertanyaan itu saja sudah
mengangkat namanya menjadi filosof pertama. Ia sendiri menjawab air. Jawaban ini
sebenarnya amat sederhana, dan belum tuntas. Karena timbul pertanyaan kedua, yaitu; dari
mana air itu? Thales mengambil air sebagai asal alam semesta barangkali karena ia
melihatnya sebagai sesuatu yang amat diperlukan dalam kehidupan, dan menurut
pendapatnya bumi ini terapung di atas air Pertanyaan itu dijawab dengan menggunakan
akal, bukan menggunakan agama atau kepercayaan lainnya. Alasannya ialah karena air
penting bagi kehidupan. Disini akal mulai digunakan, lepas dari keyakinan.
• Filsafat
Menurut Thales, air adalah prinsip dasar segala sesuatu. Air telah menjadi pokok dan yang
paling utama dari segala-galanya di alam semesta. Air dapat mengalir dan membentuk
dirinya sendiri tanpa ada hambatan dan gangguan dari luar. Pendapat Thales terhadap
pembentukan alam juga tidak dapat dipisahkan dengan argumennya bahwa segala sesuatu
di jagat raya memiliki jiwa. Bukan hanya makhluk hidup saja yang memiliki jiwa namun
juga benda mati sekalipun. Argument Thales didasarkan pada pengalaman dan
pengamatannya terhadap magnet yang dapat menarik besi. Thales dalam menemukan
gagasan ini memang telah menjauhi mitos-mitos yang ada dan berfikir secara logika dan
rasional.pemikiran ini dianggap oleh Aristoteles sebagai perintis filsafat alam pertama
yang ada.
● Teori
Thales dianggap sebagai perintis filsafat alam, pemikiran-pemikiran Thales yaitu:
1) Bumi berasal dari air
2) Air sebagai prinsip dasar segala sesuatu
Thales menyatakan bahwa air adalah prinsip dasar segala sesuatu. Air menjadi
pangkal, pokok, dan dasar dari segala-galanya yang ada di alam semesta. Berkat
kekuatan dan daya kreatifnya sendiri dan tanpa ada sebab-sebab dari luar dirinya,
air mampu tampil dalam segala bentuk, bersifat mantap, dan tak terbinasakan.
Argumentasi Thales terhadap pandangan tersebut adalah bagaimana bahan
makanan semua makhluk hidup mengandung air dan bagaimana semua makhluk
hidup juga memerlukan air untuk hidup. Karena air adalah sumber kehidupan, dan
tanpa air makhluk hidup pasti akan mati. Selain itu, air juga adalah zat yang dapat
berubah-ubah bentuk (padat, cair, dan gas) tanpa menjadi berkurang. Thales juga
mengemukakan bahwa bumi terletak pada di atas air. Bumi dipandang sebagai
bahan yang satu kali keluar dari laut dan kemudian terapung-apung di atasnya.
Menurut Theles bahan dasar dari segala sesuatu adalah air, kabut memberikan
kehidupan bagi segala sesuatu bahkan panas itu sendiri berasal dari kelembapan,
segala macam benih memiliki kodrat kelembapan, air merupakan asal dari hakikat
benda-benda yang lembab, air merupakan objek komando di kalangan dewa-dewi
benda. Benda-benda mempunyai banyak bentuk yang mempunyai unsur dasar dan
primer yang satu.
3) Pandangan tentang jiwa
Thales berpendapat bahwa segala sesuatu di jagad raya memiliki jiwa, baik benda
hidup maupun mati. Teori tentang materi berjiwa ini disebut hylezoisme.
Argumentasi Thales didasarkan pada magnet yang dikatakan memiliki jiwa karena
mampu menggerakan besi.
4) Teorema Thales (Dalam geometri yang dipakai dalam perhitungan matematika),
4. Perbedaan fakta, prinsip dan prosedur yang dihasilkan oleh Al-Kindi dan Ibnu Al-Haitham!
Jawaban :
• Fakta yang dihasilkan alkindi Semasa hidup, Al-Kindi telah menulis ratusan risalah tentang
berbagai subjek mulai dari metafisika, etika, logika, psikologi, hingga kedokteran.
Kemudian farmakologi, matematika, astronomi, astrologi dan optik. Bahkan, dia juga
menulis tentang parfum, pedang, perhiasan, kaca, pewarna, zoologi, pasang surut, cermin,
meteorologi, dan gempa bumi. Di bidang matematika, Al-Kindi memainkan peran penting
dalam memperkenalkan angka India ke dunia Islam. Al-Kindi juga salah satu bapak
kriptografi karena menulis buku berjudul Manuscript on Deciphering Cryptographic
Messages. Buku itu melahirkan kriptanalisis, penggunaan inferensi statistik yang paling
awal diketahui, dan memperkenalkan beberapa metode baru untuk memecahkan sandi,
terutama analisis frekuensi. Meskipun al-Kindi jarang dikutip oleh penulis yang menulis
dalam bahasa Arab setelah abad kesepuluh, dia adalah tokoh penting bagi penulis abad
pertengahan Latin. Sedangkan,
• Fakta yang dihasilkan Ibnu-Haitam adalah Haitham mencatatkan namanya sebagai orang
pertama yang menggambarkan seluruh detil bagian indra pengelihatan manusia. Ia
memberikan penjelasan yang ilmiah tentang bagaimana proses manusia bisa melihat. Salah
satu teorinya yang terkenal adalah ketika ia mematahkan teori penglihatan yang diajukan
dua ilmuwan Yunani, Ptolemy dan Euclid. Kedua ilmuwan ini menyatakan bahwa manusia
bisa melihat karena ada cahaya yang keluar dari mata yang mengenai objek. Berbeda
dengan keduanya, Ibnu Haitham mengoreksi teori ini dengan menyatakan bahwa justru
objek yang dilihatlah yang mengeluarkan cahaya yang kemudian ditangkap mata sehingga
bisa terlihat. Dalam buku ini, ia menjelaskan bagaimana mata bisa melihat objek. Ia
menjelaskan sistem penglihatan mulai dari kinerja syaraf di otak hingga kinerja mata itu
sendiri. Ia juga menjelaskan secara detil bagian dan fungsi mata seperti konjungtiva, iris,
kornea, lensa, dan menjelaskan peranan masing-masing terhadap penglihatan manusia.
Salah satu karyanya yang paling menomental adalah ketika Haitham bersama muridnya,
Kamaluddin, untuk pertama kali meneliti dan merekam fenomena kamera obsecura. Inilah
yang mendasari kinerja kamera yang saat ini digunakan umat manusia. Oleh kamus
Webster, fenomena ini secara harfiah diartikan sebagai “ruang gelap”. Biasanya bentuknya
berupa kertas kardus dengan lubang kecil untuk masuknya cahaya. Sementara dalam kitab
Mizan Al-Hikmah, ia mendiskusikan kepadatan atmosfer dan membangun korelasi antara
hal tersebut dengan faktor ketinggian. Ia juga mempelajari pembiasan atmosfer dan
menemukan fakta bahwa senja hanya muncul ketika matahari berada 19 derajat di bawah
horison. Dengan dasar itulah, ia mencoba mengukur tinggi atmosfer. Dalam buku ini, ia
juga membahas teori daya tarik massa, suatu fakta yang menunjukkan ia menyadari
korelasi percepatan dengan gravitasi. Selain di bidang fisika, Ibnu Haitham juga
memberikan kontribusi penting terhadap ilmu matematika. Dalam ilmu ini, ia
mengembangkan analisis geometri dengan membangun hubungan antara aljabar dengan
geometri.
• Prinsip dari Al-kindi adalah Persoalan metafisika dibicarakan oleh Al-Kindi dalam bahasa
risalahnya antara lain risalah yang berjudul “Tentang Filsafat Pertama” dan “Tentang
Keesaan Tuhan dan Berakhirnya Benda-benda Alam.” Pembicaraan dalam soal ini
meliputi Hakekat Tuhan, Wujud Tuhan, dan Sifat-sifat Tuhan. Hakikat Tuhan Tuhan
menurut Al-Kindi adalah wujud yang haq (benar) yang bukan asalnya tidak ada kemudian
ada. Ia selalu mustahil tidak ada. Ia selalu ada dan akan selalu ada. Oleh karenanya Tuhan
adalah wujud sempurna yang tidak didahului wujud lain, tidak berakhir wujud-Nya dan
tidak ada wujud kecuali dengan-Nya. Sedangkan,
• Prinsip Ibnu Haitam adalah Penemuan itu berawal ketika Al-Haitham mempelajari gerhana
matahari. Untuk mempelajari fenomena gerhana, Al-Haitham membuat lubang kecil pada
dinding yang memungkinkan citra matahari semi nyata diproyeksikan melalui permukaan
datar.
• Kajian ilmu optik berupa kamera obscura itulah yang mendasari kinerja kamera yang saat
ini digunakan umat manusia. Oleh kamus Webster, fenomena ini secara harfiah diartikan
sebagai ruang gelap. Biasanya bentuknya berupa kertas kardus dengan lubang kecil untuk
masuknya cahaya. Teori yang dipecahkan Al-Haitham itu telah mengilhami penemuan film
yang kemudiannya disambung-sambung dan dimainkan kepada para penonton.
• Prosedur yang dihasilkan Al-Kindi memperoleh pemahaman tentang astronomi dari
Ptolemy yang menempatkan Bumi sebagai pusat tata surya (Bulan, Merkurius, Venus,
Matahari, Mars, Jupiter, dan bintang). Ia mengatakan, pusat tata surya tersebut berada
dalam rangkaian yang rasional di mana gerakan berputarnya merupakan bentuk kepatuhan
dan pemujaan terhadap Tuhan. Sedangkan, Al-Haytham tak bisa dipungkiri merupakan
figur paling signifikan dalam sejarah optik di masa lalu dan abad ketujuh belas," kata
sejarahwan sains David Lindberg, yang dikutip dari Science News. Dia menambahkan
selain memberikan kontribusi besar untuk optik, namun Ibnu al-Haytham adalah salah satu
karakter berbeda dalam sejarah ilmu pengetahuan abad pertengahan. Tapi Ibn al-Haytham
tidak berhenti dengan penjelasan Arsiitoles tersebut. Dia juga harus menjelaskan mengapa
citra, katakanlah, gunung, bisa muat dalam bola mata manusia yang relatif kecil. Dalam
hal itu, Euclid dan Ptolemy telah mendeskripsi geometris-matematis rumit tentang
bagaimana sinar dari mata bisa membuat kerucut visual yang mampu mencakup gambar
dari objek yang dirasakan mata.
5. Jelaskan mekanisme terjadinya efek fotolistrik menurut Joseph John Thomson yang
dipengaruhi oleh hasil kerja James Clerk Maxwell pada perkembangan fisika modem
diakhir abad ke-19?
Jawaban :
Pada tahun 1899, Joseph John Thomson meneliti cahaya ultraungu dalam tabung
sinar katode. Dipengaruhi oleh kerja James Clerk Maxwell, Thomson menyimpulkan
bahwa sinar katode terdiri atas partikel-partikel bermuatan negatif, yang ia sebut corpuscles
(belakangan dikata "elektron"). Dalam penelitian tersebut, Thomson mendudukkan pelat
logam (yaitu, katode) dalam tabung hampa, dan menyinarinya dengan radiasi frekuensi
tinggi.