Anda di halaman 1dari 13

ISTILAH DAN TERMINOLOGI GELOMBANG BUNYI

Menurut Zemansky & Sears, bunyi dapat didefinisikan sebagai sebuah gelombang
longitudinal yang dalam perambatannya melalui suatu medium cair, padat, atau gas. Cara dan
bentuk menghasilkan gelombang bunyi bisa dengan diilustrasikan dengan getaran diafragma
atau selaput sebuah pengeras suara. Saat diafragma bergerak secara radial keluar, maka
diafragma akan merapatkan atau memampatkan udara yang terdapat di depannya.

Gambar 2.1 Gerakan diafragma radial keluar

Pemampatan atau perapatan ini membuat tekanan udara lebih dari tekanan biasa.
Wilayah di mana tegangan udara ekstra disebut kerapatan. Kerapatan ini seperti kerapatan di
sekitar gulungan slinki dalam gelombang longitudinal. Setelah kerapatan dibentuk, arah
gerakan diafragma berbalik menjadi radial ke dalam atau radial masuk.

Gambar 2.2 Gerakan diafragma radial masuk

Menurut Truax, gelombang bunyi memiliki kelajuan yang tidak sama atau berbeda di
berbagai medium. Pada medium yang sama, ada beberapa faktor yang mempengaruhi arah
penyebaran energi gelombang bunyi diantaranya adalah bentuk geometri sumber yang
berakibat pada penyebaran muka gelombang, efek permukaan, dan keadaan atmosfer sekitar.
Geometri muka gelombang dibagi menjadi dua jenis, yaitu geometri silinder dan geometri
bola.
Gambar 2.3 Sumber gelombang yang berbentuk garis geometri silinder.

Gambar 2.4 Sumber gelombang yang berbentuk titik geometri bola

Bunyi merupakan gelombang mekanik, karena bunyi karena bunyi membutuhkan


medium perantara untuk perambatannya. Terdapat tiga syarat agar terjadi bunyi yaitu
medium, pendengar, dan sumber bunyi. Bunyi muncul karena adanya getaran dari partikel-
partikel yang menyusun medium. Getaran partakel inilah menyebabkan energi yang berasal
dari sumber bunyi merambat di dalam medium. Sehingga bunyi hanya dapat merambat jika
ada medium perantaranya.

Di ruangan yang hampa bunyi tidak bisa merambat. Dalam zat cair bunyi merambat
karena adanya getaran molekul atau atom penyusun zat cair, di dalam zat padat bunyi
merambat karena getaran atom zat padat, dan di udara bunyi merambat karena getaran
molekul udara. Terdapat beberapa sifat gelombang mekanik diantaranya, yaitu refleksi,
refraksi, interferensi, difraksi, disperse, dan polarisasi.

Setiap gelombang merambat dengan arah tertentu. Arah perambatan suatu gelombang
disebut sebagai sinar gelombang. Arah dari sinar gelombang selalu tegak lurus terhadap
muka gelombang. Satu panjang gelombang (λ) sama dengan jarak antara dua muka
gelombang yang berdekatan sama dengan satu.
FUNGSI GELOMBANG DAN CONTOH GELOMBANG MENJALAR

Besaran yang dibutuhkan dalam mekanika kuantum ialah fungsi gelombang partikel.
Mengetahui hal ini memberikan informasi tentang posisi partikel, momentum, momentum
sudut, dan energi. Ini dikonfirmasi oleh postulat utama mekanika kuantum:

"Setiap keadaan sistem yang dapat diamati secara fisik dalam mekanika kuantum dapat
dijelaskan oleh fungsi keadaan, yang berisi informasi yang tersedia secara fisik tentang
keadaan sistem."

Fungsi suatu gelombang bisa didapatkan dengan cara memecahkan persamaan Schrödinger.
Persamaan Schrödinger adalah persamaan dasar dari mekanika kuantum. Agar diperoleh
persamaan Schrödinger, dapat kita awali dengan persamaan yang diperoleh sebelumnya,
yaitu gelombang paket.

+∞
Ψ ( x , t)= ∫ ❑ A (k )e
i (kx−wt)

−∞

(1)

h p
Dari postulat de Broglie, λ= dan λ=2 π , maka diperoleh k = . Dari teori kuantum
p h
E
Einstein bahwa 𝐸 = ℎ𝑣 dan 𝜔 = 2𝜋𝑣 , diperoleh 𝜔 = maka, persamaan (1) menjadi
h
+∞
Ψ ( x , t)= ∫ ❑ φ( p) e
i (px−Et )/h
dp (2)
−∞

Diferensialkan persamaan (2) terhadap t didapatkan

+∞
∂Ψ (x , t) −i
= N ∫ ❑φ ( p) E( p) e
i (px − Et)/h
dp (3)
∂t h −∞

2
p
Oleh karena partikel bebas berenergi E= maka
2m

+∞
∂Ψ (x , t) −i
= N ∫ ❑ φ( p) p 2( p) e i( px− Et)/h dp (4)
∂t 2 mh −∞

Diferensialkan persamaan (2) dua kali terhadap x , diperoleh


+∞
∂Ψ (x , t) −i
= N ∫ ❑φ ( p) p ei ( px− Et)/h ϕ (5)
∂x h −∞

+∞
∂2 Ψ (x , t) −i
= 2 N ∫ ❑φ( p) p (p)e
2 i( px −Et)/ h
2
dp (6)
∂x h −∞

Dari persamaan (4) dan (6), kemudian didapatkan

∂ Ψ ( x ,t ) −h 2 ∂2 Ψ ( x ,t )
ih = (7)
∂x 2m ∂x
2

Persamaan diatas merupakan persamaan Schrödinger satu dimensi untuk partikel bebas,
dan untuk bentuk tiga dimensinya yaitu :

∂ Ψ ( x , y , x , t) −h2
ih = ¿
∂t 2m

2 2 2 2
−h ∂ ∂ ∂
= ( + + )Ψ ( x , y , z ,t )
2m ∂ x 2 ∂ y 2 ∂ z 2

2
−h 2
= ∇ Ψ (x , y , z , t) (8)
2m

62 62 62
dengan ∇ adalah operator laplacian, ∇ ¿
2 2
+ +
6 x2 6 y 2 6 z 2

Perhatikan kembali persamaan (3) !

+∞
∂Ψ (x , t) −i
= N ∫ ❑φ ( p) E( p) e
i (px − Et)/h
dp (3)
∂t h −∞

+∞
∂ Ψ ( x ,t )
=N ∫ ❑ φ( p)E ( p) e
i( px −Et )/ h
ih dp
∂t −∞

Terlihat bahwa untuk memperoleh suatu energi partikel yaitu dengan cara mengoperasikan

6
ih terhadap Ψ ( x , t) .
6t

Lalu perhatikan persamaan (5) !


+∞
∂Ψ (x , t) −i
= N ∫ ❑φ ( p) p ei ( px− Et)/h ϕ (5)
∂x h −∞

+∞
∂ Ψ ( x ,t )
=N ∫ ❑φ( p) p e
i( px −Et )/ h
−ih dp
∂x −∞

6
Untuk memperoleh suatu momentum partikel yaitu dengan cara mengoperasikan −ih
6x
terhadap Ψ ( x , t ).

Oleh karena itu, terdapat korespondensi antara energi E, momentum p, dan operator
diferensial, yaitu


E →ih
∂t


p →ih
∂x

Jika partikel bergerak dalam potensial (𝑥) maka energinya

p2
E= +V (x)
2m

serta persamaan Schrödinger dalam 1 dimensi jadi

2
∂ Ψ ( x ,t ) −h 2 ∂ Ψ ( x ,t )
ih = +V (x )Ψ ( x , t ) (9)
∂t 2m ∂x
2

dan dalam tiga dimensinya menjadi

∂ Ψ ( x , y , x , t) −h2 2
ih = ∇ Ψ (x , y , z , t )+V ( x , y , z ,t )+Ψ ( x , y , z , t) (10)
∂t 2m

Persamaan (9) dapat dituliskan sebagai

∂ Ψ ( x ,t )
ih =HΨ (x , t) (11)
∂t

dengan H adalah Hamiltonian


2
−h 2
H= ∇ +V (x ) (12)
2m

Energi Potensial 𝑉 atau disebut Potensial saja, dapat berupa fungsi dalam ruang dan waktu,
(𝑥, 𝑦, 𝑧, 𝑡). Begitu fungsi dari 𝑉 diketahui maka persamaan. Begitu fungsi dari 𝑉 diketahui
maka persamaan

Kita dapat memecahkan Schrödinger untuk mendapatkan fungsi gelombang partikel.


Persamaan Schkroedinger yang dihasilkan didasarkan pada dua asumsi:

1. Tanda-tanda penciptaan atau penciptaan dan pemusnahan partikel materi diabaikan.


Ini berarti bahwa jumlah partikel adalah konstan.
2. Kecepatan partikel cukup kecil sehingga kita tidak membutuhkan relativitas (bukan
relativistik).

Syarat Fungsi Gelombang T

1. Kuadrat dari fungsi gelombang |Ψ|2 harus dapat diintegralkan dan bernilai berhingga.

2. Fungsi gelombang Ψ(𝑥, 𝑡) dan turunannya 6 T (x , t), harus bernilai berhingga.

3. Fungsi gelombang Ψ(𝑥, 𝑡) dan turunannya6 T ( x , t), harus bernilai tunggal.

4. Ψ(𝑥, 𝑡) dan turunan pertamanya 6 T (x , t)kontinue di semua.

Berikut merupakan contoh gelombang menjalar :

1. Gelombang Cahaya
Gelombang transversal pada cahaya, hal tersebut lantaran gelombang tadi bisa
memancarkan sinar yg searah dengan rambat gelombangnya.
2. Gelombang Tali
Pada saat tali bergerak ke atas dan ke bawah, akan membentuk suatu gelombang
searah serta tegak lurus lalu gelombang ini tergolong ke gelombang transversal.
3. Gelombang Air
Di kolam, dijatuhkan batu ke dalam air menciptakan riak air yang muncul terutama
saat air tenang. Ini menciptakan gelombang kecil di dalam air
4. Gelombang Bunyi
Suara dihasilkan oleh gelombang yang mengubah kerapatan udara. Kemudian adanya
suara atau nada yang bisa di dengar. Tetapi, gelombang ini disebut gelombang suara
longitudinal..
5. Gelombang Seismik
Gelombang seismik ialah gelompang yang terjadi saat terjadi gempa, gelombang bisa
mengubah kerapatan tanah. Jenis gelombang ini dinamakan juga dengan gelombang
longitudinal.
6. Gelombang Pegas
Mengompresi pegas menciptakan gelombang dan menciptakan kerapatan, dan
melepaskannya menciptakan pemanjangan.
AMPLITUDO TEKANAN

Amplitudo tekanan diartikan sebagai nilai puncak max dan min dari rata rata tekanan
gelombang bunyi ke medium. Amplitudo tekanan positif dan negatif sama dalam kasus
bentuk gelombang simetrik.

Bunyi adalah gelombang longitudinal yang bergerak dalam suatu medium. Bunyi
dapat bergerak melalui cairan, padatan, dan gas. Gelombang bunyi yang paling efektif adalah
gelombang sinus dengan frekuensi, panjang gelombang tertentu, dan amplitudo. Telinga
manusia peka terhadap gelombang suara dalam rentang frekuensi dari 20 Hz hingga 20.000
Hz, dikenal sebagai rentang nada. Gelombang bunyi dengan frekuensi di luar jangkauan
dapat mencapai telinga kita, tetapi kita tidak menyadari frekuensi ini.

Gelombang bunyi sinusoidal dapat merambat ke arah sumbu x positif. Gelombang


tersebut dapat dinyatakan dengan persamaan

y(x,t) = A sin (wt – kx) (1)

Pada gelombang longitudinal, pergerakan partikel sejajar dengan arah rambat.


Berdasarkan hal tersebut, x dan y diukur dengan tidak tegak lurus namun sejajar seperti pada
gelombang transversal. Gelombang bunyi juga dapat digambarkan sebagai perubahan tekanan
pada titik yang berbeda.

Sedangkan pada gelombang sinusoidal di udara, tekanannya berbeda baik saat berada
di atas atau di bawah tekanan atmosfer Pa. Perubahan tekanan ini dapat di deteksi oleh
telinga manusia.

Misal p(x,t) berarti perubahan tekanan di titik x pada saat t. Artinya, tekanan di titik
itu berbeda dengan tekanan atmosfer Pa. Hubungan antara perubahan tekanan p(x,t) dan
modulus bulk udara B, yaitu

∂ y (x , t)
p (x,t) = – B (2)
∂x

Tekanan berkurang disebabkan oleh perubahan volume yang ditandai dengan (-).
Pada persamaan (2), diperoleh
Δ p (x,t) = BkA sin(kx – wt) (3)

Jumlah BkA pada persamaan (3) menunjukkan perubahan tekanan maksimum atau
amplitudo tekanan (Pmax). Sehingga

Pmax = BkA (4)

Amplitudo pergeseran A berbanding lurus dengan amplitudo tekanan maks seperti yang
ditunjukkan pada persamaan 4 dan bergantung juga pada panjang gelombang, karena k = 2p/l.
LAJU GELOMBANG

Gelombang bunyi terjadi karena akibat adanya peregangan dan perapatan pada
medium zat cair, padat, dan gas. Bunyi merupakan suatu gelombang dimana ketika frekuensi
gelombangnya terdapat dalam jangkauan pendengaran manusia. Terdapat banyak alat musik
yang dapat menghasilkan gelombang bunyi, yaitu alat musik yang bisa ditiup seperti pianika,
terompet, harmonika, seruling, dan lainnya. Hal itu dikarenakan terdapat medium udara
didalam pipa sehingga bunyi dapat merambat. Seperti yang sudah dijelaskan pada laju
gelombang transversal (gelombang tali). Laju gelombang bunyi bergantung dari sifat – sifat
medium yang dimiliki. Selain itu, pada gelombang bunyi terdapat pergeseran antara partikel –
partikel. Partikel tidak tegak lurus dengan arah rambatan, akan tetapi partikel tersebut searah
dengan arah rambatannya.

Pada penjelasan laju gelombang transversal (gelombang tali), laju gelombang bunyi
sama – sama bergantung dengan sifat medium. Contoh gelombang bunyi pada fluida yaitu air
atau udara dimana gelombang dapat merambat dari zat cair. Raksa, helium cair, dan air
merupakan suatu medium zat cair. Laju v yang dapat dihasilkan adalah :

v=
√ β
ρ
(2.1)

Dimana V adalah cepat rambat bunyi (m/s), β adalah Modulus Bulk (N/m2), dan ρ adalah
massa jenis (Kg/m3)

Pada gelombang bunyi dari benda padat dan panjang, gelombang dapat merambat dari
zat padat. Beberapa contoh dari medium zat padat yaitu baja, kaca, dan aluminium. Laju v
yang diberikan yaitu :

v=
√ E
ρ
(2.2)

Modulus young (E) adalah ukuran kekerasan dari bahan padat.

Dengan membandingkan kedua persamaan tersebut, yaitu laju gelombang longitudinal


(gelombang bunyi) dengan laju gelombang transversal (gelombang tali), dapat kita jelaskan
bahwa secara umum laju gelombang bergantung pada elastisitas medium dan sifat inersial
medium.
Pada gelombang bunyi dari gas seperti udara dimana modulus limbak berbanding
lurus dengan tekanan dan akan sebanding dengan temperature mutlak T dan kerapatan . Maka
dari itu, Rasio B/ρ tidak bergantung pada tekanan dan volume, sehingga hanya sebanding
dengan temperature mutlak T. Laju v yang diberikan pada gelombang bunyi dalam gas yaitu :

v=
√ γ RT
M

Dengan γ adalah konstanta laplace, T adalah suhu gas , R adalah konstanta gas umum (J/mol
K), dan M adalah massa molekul relatif gas.

Konstanta laplace dapat digunakan untuk gas monoatomik atau diatomik.

● Gas Monoatomik

Cp
γ=
Cv

5
nR
2
γ=
3
nR
2

5
γ=
3

γ=1,67

● Gas Diatomik

Konstanta laplace gas diatomik dibagi 3 yaitu suhu rendah, sedang, dan tinggi. Nilai –

nilai yang dihasilkan adalah :

Berikut tabel laju bunyi dari medium gas, zat cair, dan zat padat :
Ada beberapa cara untuk mengetahui pengukuran laju gelombang, salah satunya

mengukur laju gelombang bunyi dalam air. Pengukuran ini dapat kita lakukan di

laboratorium, dengan langkah – langkah sebagai berikut. Siapkan tabung kaca kedap air lalu

masukkan air. Pasangkan sebuah sensor bunyi pada ujung bebas dan pasangkan speaker pada

ujung tetap. Sensor bunyi dan speaker adalah alat yang sering dipakai dalam medium udara.

Pada percobaan tersebut kita sudah memodifikasi, sehingga alat tersebut dapat bekerja dalam

air. Masukkan tabung kaca pengukuran kedalam pipa paralon yang bisa kita isi dengan air

panas, alat tersebut dapat kita gunakan sebagai temperatur medium. Hasil yang didapat dalam

percobaan ini adalah terdapat perbedaan jika mengacu pada teoritis. Hal itu dikarenakan,

pengaturan temperatur yang tidak merata.

Anda mungkin juga menyukai