Pada hari ini, Selasa tanggal 01 November 2022, di Bandung, yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
NIK :
Alamat :
Bahwa PIHAK PERTAMA bermaksud hendak meminjam sejumlah uang kepada PIHAK KEDUA
sebesar Rp. 120.000.000,- (Seratus dua puluh juta rupiah).
Selanjutnya PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara sendiri-sendiri disebut sebagai “PIHAK”
dan secara bersama-sama disebut sebagai “PARA PIHAK”. Dengan ini PARA PIHAK sepakat
untuk mengikatkan diri dalam PERJANJIAN UTANG PIUTANG (“PERJANJIAN”) ini, dengan syarat
dan ketentuan sebagai berikut :
PASAL 1
1. PARA PIHAK dengan ini sepakat dan menyetujui Nilai utang piutang adalah sebesar Rp.
120.000.000,- (Seratus dua puluh juta rupiah).
2. PARA PIHAK sepakat uang sebagaimana dimaksud pada Pasal 1 ayat (1) diatas diserahkan
oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA setelah dilakukan penandatanganan pada
kwitansi yang bermaterai senilai Rp. 10.000,- (sepuluh ribu rupiah).
3. PIHAK PERTAMA sepakat untuk menjamin pembayaran kembali utang kepada PIHAK KEDUA
dengan menyerahkan jaminan berupa Sertifikat Hak Milik Nomor 514, Desa Bojong,
Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan-Jawa Barat, atas sebidang tanah sebagaimana yang
diuraikan dalam Surat Ukur tanggal 23 Februari 1994, Nomor 10.22.15.07.1.00514, seluas
182 M2 (Seratus delapan puluh dua Meter Persegi), Surat Pemberitahuan Pajak Terutang
Pajak Bumi dan Bangunan (SPPT PBB) Nomor Objek Pajak (NOP) : 32.10.160.012.011-0043.0.
PASAL 2
Halaman 1 dari 3
2. PIHAK PERTAMA sepakat apabila setelah tanggal 15 November 2022 belum dapat
mengembalikan seluruh pinjaman kepada PIHAK KEDUA, maka PIHAK PERTAMA dikenakan
kenaikan pengembalian utang sebesar 2,5% (dua koma lima persen) dari nilai utang per 7
(tujuh) hari setelah tanggal jatuh tempo dan seterusnya selama 14 (empat belas) hari.
3. PIHAK PERTAMA sepakat apabila setelah 14 (empat belas) hari setelah tanggal 15 November
2022 atau bertepatan pada tanggal 29 November 2022 belum melunasi pinjaman kepada
PIHAK KEDUA, maka jaminan Sertifikat Tanah diatas tersebut akan menjadi milik PIHAK
KEDUA.
PASAL 3
PIHAK PERTAMA menyatakan bahwa sertifikat tanah beserta bangunan yang terdapat
didalamnya tersebut diatas bebas dari sitaan dan/atau tidak dalam keadaan sengketa oleh pihak
manapun, sehingga PIHAK PERAMA dengan ini membebaskan PIHAK KEDUA dan mengambil
alih tanggungjawab dalam bentuk apapun mengenai segala tuntutan dan/atau gugatan dari Pihak
manapun juga mengenai hal tersebut.
PASAL 4
Setelah PIHAK PERTAMA melaksanakan kewajibannya kepada PIHAK KEDUA sesuai dengan
Pasal 2 PERJANJIAN ini, maka PIHAK KEDUA berkewajiban untuk mengembalikan jaminan
tersebut diatas kepada PIHAK PERTAMA,
PASAL 5
PERJANJIAN UTANG PIUTANG ini mulai berlaku sejak ditandatangani oleh PARA PIHAK dan akan
berakhir dengan sendirinya setelah PIHAK PERTAMA memenuhi kewajibannya, atau PIHAK
PERTAMA gagal melaksanakan isi PERJANJIAN ini sebagaimana Pasal 5 di atas.
PASAL 6
PASAL 7
Segala perubahan dan hal-hal lain yang belum diatur dan/atau belum cukup diatur dalam
PERJANJIAN ini akan dimusyawarahkan terlebih dahulu oleh PARA PIHAK dan hasilnya akan
dituangkan ke dalam suatu Addendum Perjanjian yang disepakati dan ditandatangani oleh PARA
PIHAK yang merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari PERJANJIAN ini.
Halaman 2 dari 3
PASAL 8
Perjanjian ini diatur dan ditafsirkan berdasarkan hukum Negara Republik Indonesia. PARA
PIHAK selanjutnya sepakat untuk mengesampingkan ketentuan-ketentuan Pasal 1266 Kitab
Undang – Undang Hukum Perdata yang tidak dapat dicabut kembali, sejauh diperlukannya
penetapan Pengadilan sehubungan dengan pengakhiran Perjanjian ini.
Demikianlah PERJANJIAN UTANG PIUTANG ini dibuat dalam 2 (dua) rangkap dan ditandatangani
secara sempurna, sadar dan sukarela oleh PARA PIHAK dengan dihadiri oleh Saksi-Saksi yang
namanya akan disebutkan sebagai berikut :
Saksi-Saksi
Halaman 3 dari 3