Anda di halaman 1dari 12

BAB IV

Strategi Komunikasi Kepala Desa Terhadap Penyelesaian Konflik Antar

Masyarakat di Desa Pattaneteang Kabupaten Bantaeng Sulawesi Selatan

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Gambar Peta Kabupaten Bantaeng

Sumber : Peta Kabupaten Bantaeng, Gambar Administrasi Sulawesi Selatan

Kabupaten Bantaeng merupakan salah satu kota yang berada di

Provinsi sulawesi selatan. Kabupaten Bantaeng memiliki luas wilayah

395.83 km2. Bagian utara berbatasan dengan Kabupaten Gowa, bagian timur

berbatasan dengan Kabupaten Bulukumba, bagian barat berbatasan

Kabupaten Jeneponto dan bagian selatan berbatasan dengan laut Flores.


Wilayah Kabupaten Bantaeng terbagi menjadi pegunungan, dataran dan

pantai.

Secara keseluruhan, Kabupaten Bantaeng memiliki penduduk

sebanyak 196,716 jiwa dengan kepadatan 497 jiwa/km2. Perkembangan

wilayah Kabupaten Bantaeng akibat dari ketersediaan air dari pegunungan,

daratan dan pantai yang aman sebagi pelabuhan, terhubungnya wilayah

Bantaeng dengan wilayah lain melalui laut tersedianya lahan yang memadai

untuk menjadi lahan pemukiman bagi masyarakat serta komoditas pertanian

dan perkebunan terjadi karena memiliki daratan yang subur.

Kabupaten Bantaeng terdiri dari 8 kecamatan, 21 kelurahan dan 46

desa dengan luas wilayah 395,83 km2. Ibu kota Kabupaten Bantaeng sendiri

adalah Kecamatan Bantaeng. Secara administrasi Kecamatan Bantaeng

terdiri dari 8 kelurahan dan 1 desa diantaranya, Pallantikang, Karatuang,

Lamalaka, Lembang, Letta Tappanjeng, Malilingi, Onto dan Desa Kayu

Loe.

1. Visi Misi Kabupaten Bantaeng

Adapun Visi dan Misi Kabupaten Bantaeng

a. Visi

Terwujudnya masyarakat Bantaeng yang sejahtera lahir dan batin

berorientasi pada kemajuan, keadilan, kelestarian dan keunggulan

berbasis agama dan budaya lokal.

b. Misi

Adapun yang menjadi misi Kabupaten Bantaeng adalah;

1) Mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas


2) Meningkatkan akselerasi program pengentasan kemisikinan dan

perluasan kesempatan kerja

3) Meningkatkan akses, peralatan, pemerataan pembangunan

infrastruktur yang berbasis kelestarian lingkungan

4) Mengoptimalkan kualitas dan pemerataan pembangunan

infrastruktur yang berbasis kelestarian lingkungan

5) Mengoptimalkan pengembangan pertanian dan pemberdayaan

ekonomi kerakyatan

6) Mewujudkan reformasi birokrasi dan pelayanan publik.

2. Letak geografis Desa Pattaneteang

Desa Pattaneteang adalah salah satu desa yang secara

administratif berada di Kecamatan tompobulu Kabupaten Bantaeng.

Desa Pattaneteang berbatasan langsung dengan Kabupaten Bulukumba

di sisi barat dengan Sungai Bialo secara pemisah. Secara geografis,

Desa Pattaneteang terletak pada kuadran 119057’53 dan 12002’9”

Bujur Timur (BT) dan 5022’31” dan 5024’40” Lintang Selatan.

3. Jarak dan Orbitasi

Terletak di ujung selatan timur Provinsi Sulawesi selatan, Desa

Pattaneteang berjarak hanya 8 km (garis lurus) dan menempuh 10 km

perjalanan ke Bnayorang pusat Kecamatan Tompobulu. Adapun jarak

ke kota Kabupaten Bantaeng adalah 29 km yang biasanya ditempuh

selama 40 menit perjalanan darat.


Jalur terpendek ke ibukota Provinsi (Kota Makassar) adalah 69

km melalui jalur kawasan wisata Malino di dataran tinggi Gowa. Jalur

paling umum ke Kota Makassar adalah 155 km melalui jalan poros

Makassar-Bantaeng menyusuri pantai selatan yang biasanya ditempuh

selama 3-4 jam perjalanan dapat menggunakan mobil atau sepeda

motor.

4. Batas dan Luas Wilayah

Desa Pattanetang merupakan mekaran dari desa Labbo pada

tahun 1980 dengan luas 1309,9 Hektar dengan perimeter 13,099 km 2.


bagian utara
berbatasan dengan Kalurahan Borong Rappoa, bagian timur

berbatasan dengan Desa Sipaenre, bagian selatan berbatasan dengan

Desa Benteng Malewang, Kabu. Bulukumba dan Desa Labbo

Kecamatan Tompobulu Kabupaten Bantaeng, bagian barat berbatasan

Desa Bonto Lojong Kecamatan Uluere Kabupaten Bantaeng.

Aliran sungai menjadi tanda batas yang paling jelas antar desa.

Namun pada batas tepatnya pada sungai Bialo dengan Sungai

Senggang, masih terdapat permasalahan tapal batas yang ada dalam

kawasan hutan Kelurahan Borong Rappoa Kecamatan Kondang

Kabupaten Bulukumba yang berbatasan dengan Hutan Desa

Pattaneteang.

Begitupun pada bagian sebelah selatan baras Desa Pattaneteang

yang berbatasan dengan Desa Labbo Kecamatan Tompobulu

Kabupaten Bantaeng mengukuti aliran Sungai Kulepang, namun pada

Peta Kabupaten Bantaeng secara wilayah administrasi batas Desa


Pattaneteang berada pada wilayah Desa Labbo yang seluas 196.9

hektar.

Luas keseluruhan wilayah Desa Pattaneteang secara

partisipasif yang dilakukan oleh masyarakat tahun 2018 luas Desa

Pattaneteang 1309.0 hektar, atau 13,09 km2.

5. Topografi

Berada di kawasan ekosistem kaki Pegunungan Bawakaraeng

Lompobattang, Desa Pattaneteang berada pada ketinggian antara 650-

1760 mdpl. Wilayah pemukiman utama Desa Pattaneteang pada

dasarnya terletak pada punggung perbukitan yang memanjang dari

timur ke barat.

Umumnya di sebelah Selatan barat dan tengah desa,

merupakan bentangan lembah dan sungai dengan tingkat kecuraman

>60%. Kawasan lembah dimanfaatkan untuk perkebunan dengan

membuat terasering di sepanjang sisi lembah. Hanya sebagian kecil

kawasan untuk persawahan, sebagian besar perkebunan campuran

dengan tanaman utama kopi dan juga cengkeh.

Prasarana dan Sarana Umum

Prasarana dan sarana pelayanan umum yang etrsedia di Desa Pattaneteang

sampai saat ini berupa prasarana dan sarana dasar penyelenggaraan pemerintahan,

pendidikan dasar dan menengah, pelayanan kesehatan, olahraga dan peribadatan atau

keagamaan.

Sampai sekarang, belum ada prasarana atau sarana perekonomian sektor

formal seperti pasar, koperasi dan bank di desa ini. Semua prasarana dan sarana
perekonomian formal tersebut termasuk prasarana pelayanan jasa (Kantor Pos) dan

keamanan (Pos Polisi) tersedia di pusat kecamatan (Banyorang) yang berjarak sekitar

8km dari pusat Desa Pattaneteang.

NO PRASARANA/SARANA JUMLAH KEADAAN


Renovasi tahun 2017 & 2018
1 Kantor Desa Pattaneteang 1
berfungsi, terawat
Tidak berfungsi, mulai rusak
2 Rumah Jabatan Kepala Desa 1
Berfungsi, terawat
3 Pustu 1
Dibangun Tahun 2013
4 Puskesdes 1
berfungsi terawat
1 dibangun tahun 2010, 1
5 PAUD/TK 3
dibangun 2017
Sekolah Dasar (SD)/ Berfungsi, terawat
6 3
Madrasah Ibtidaiyyah (MI)
Berfungsi, Terawat
7 Madrasah Tsanawiyah 1

(MTS)
Berfungsi Terawat
8 Madrasah Aliyah (MA) 1
Berfungsi, Terawat, 1 unit di
9 Masjid/Mushollah 14
Dusun Balla Lompoa mulai
rusak
Berfungsi, terawat pengadaan
10 Tempat Perkuburan Umum 1
tahun 2017
Sebagian berfungsi terawat
11 WC Umum 21
sebagian tidak berfungsi dan
tidak terawat
Berfungsi terawat
12 Lapangan Volly 2
Berfungsi terawat
13 PLTMH 1 Bantaeng 1
Berfungsi terawat pengadaan
14 Sanggar Tani 1
tahun 2017
Berfungsi terawat pengadaan
15 Gasebo 8
tahun 2018

JUMLAH 60

Data umum penduduk

Data umum penduduk Desa Pattaneteang tersebut menurut beberapa kategori

dasar kependudukan sebagai berikut.


KATEGORI SUB KATEGORI DUSUN JUMLAH
Balla Biring Bungeng Katabun
Lompoa Ere g
Rumah Kepala Keluarga 78 141 173 124 516
Tangga Laki-laki
Kepala Keluarga 22 25 51 29 127
Perempuan
Jumlah 100 166 224 153 643
Jenis Laki-laki 159 268 306 243 976
Kelamin Perempuan 168 275 338 233 1.014
Jumlah 327 543 644 476 1.990

Sejarah Budaya dan Agama

Sejarah Lokal Desa

Pattanetang adalah nama sebuah desa yang berada di sisi timur pegunungan

Lompobattang dengan ketinggian 650-1760 mdpl. Terletak di ujung selatan-timur

Provinsi Sulawesi selatan, Desa Pattaneteang berjarak hanya 8 km (garis lurus) dan

menempuh 10 km perjalanan ke Banyorang pusat Kecamatan Tompobulu. Adapun


jarak ke kota Kabupaten Bantaeng adalah 29 km yang biasanya di tempuh 40 menit

perjalanan darat.

Secara administratif, Desa Pattaneteang berada dalam Kecamatan Tompobulu,

Kabupaten Bantaeng. Desa Pattaneteang dulunya berstatus dusun dan merupakan

bagian dari wilayah Desa Labbo, Kecamatan Tompobulu.

Pada Tahun 1988, Dusun Pattaneteang dimekarkan menjadi desa dengan

Karaeng H. Pappa Mas sebagai pelaksana tugas. Karaeng Pappa’ menjabat sebagai

pelaksana tugas kepala desa hingga tahun 1993. Saat ini, Desa Pattaneteang dipimpin

oleh Lukman, SKM sebagai Kepala Desa periode 20-20.

Berikut daftar Kepala Desa Pattaneteang sejak terbentuk hingga sekarang.

1. Karaeng H. Pappa Mas (1988-1993)

2. Bohari M (1993-1998 sampai 1999-2004)

3. Arsyad (2004-2009 sampai 2009-2014)

4. Lukman, SKM (2015-2021 sampai 20-20)

Pada tahun 2016 Dusun Balla Lompoa dimekarkan menjadi dua dusun yaitu

Dusun Balla Lompoa dan Dusun Biring Ere. Saat ini Desa Pattaneteang

memiliki empat dusun yaitu Bungeng, Katabung, Biring Ere dan Balla

Lompoa.
Bagan Struktur Organisasi Pemerintah Desa Pattaneteang

BADAN KEPALA DESA


PERWAKILAN DESA
(BPD) LUKMAN, SKM

SEKERTARIS DESA

SULHATI, S.Sos

KEPALA SEKSI KEPALA SEKSI KEPALA SEKSI KEPALA URUSAN KEPALA URUSAN KEPALA URUSAN
PELAYANAN KESEJAHTERAAN PEMERINTAHAN KEUNGAN UMUM dan TU PERENCANAAN
Syamsinar, SE Megawati Hirmawati,S.Pd Nurhikmah, S.Pd Haedir Nurhayanti

KEPALA DUSUN KEPALA DUSUN KEPALA DUSUN KEPALA DUSUN


(KADUS) (KADUS) (KADUS) BALLA (KADUS) BIRING
BUNGENG KATABUNG Nurul LOMPOA ERE Andi
Syamsuddin Yaqin Salmawati Asri

KETUA-KETUA RK/RT

WARGA
B. Hasil Penelitian

1. Langkah-langkah Kepala Desa Terhadap Penyelesaian Konflik

AntarMasyarakat di Desa Pattaneteang Kabupaten Bantaeng

Konflik dapat berupa perselisihan, adanya ketegangan atau munculnya

kesulitan-kesulitan lain di antara dua belah pihak atau lebih. Konflik sering

menimbulkan sikap oposisi antara kedua belah pihak, sampai kepada tahap

dimana pihak-pihak yang terlibat memandang satu sama lain sebagai penghalang

dan pengganggu tercapainya kebutuhan dan tujuan masing-masing. Dalam

penyelesaian konflik ada beberapa langkah yang dapat di lakukan seperti yang di

sampaikan oleh Pendamping Desa Hasan Habibuh:

“Kepala Desa sendiri melakukan pendekatan, negoisasi dan juga


meminta pihak ketiga dalam membantu kepala desa dalam hal
merangkul kembali masyarakat yang sudah terlanjur terbelah dalam
hal penyelesaian konflik untuk meraih kembali simpati masyarakat
ataupun pada pemerintah desa agar bisa bekerja sama dalam hal
pembangunan, pemberdayaan dan pembinaan di desa tersebut.”
Hasil wawancara di atas dapat dicermati bahwa langkah yang diambil oleh

Kepala Desa Pattaneteang itu sendiri dalam menyelesaikan konflik adalah dengan

melibatkan pihak ketiga dalam penyelesaian konflik di desa tersebut selain dari

Kepala Desa itu sendiri karena penyelesaian konflik tidak dapat diselesaikan sendiri

tetapi harus melibatkan beberapa pihak. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Desa

Pattaneteang:

“Dalam penyelesaian konflik ini langkah yang dilakukan adalah


melibatkan semua unsur pimpinan dalam pemerintahan desa baik
Kepala Desa, babinsa Bhabinkabtibmas, BPD dan tokoh masyarakat
dalam penyampaian di tempat umum atau rumah ibadah akan
pentingnya persatuan dalam percepatan pembangunan desa.”
Sebagai salah satu mekanisme dalam menyelesaikan konflik Kepala Desa

melibatkan semua unsur kepemimpinan baik itu Babinsa, Bhabinkabtibmas, BPD dan

beberapa tokoh masyarakat untuk penyelesaian konflik tersebut. Selain itu

pemerintah desa juga memfasilitasi setiap individu agar komunikasinya terjalin

kembali. Hal ini diungkapkan oleh informan Asdar:

“Putusnya hubungan komunikasi antara individu yang satu dengan


lainnya. Langkah yang diambil oleh pemerintah desa saat ini adalah
memfasilitasi individu ini dalam menghubungkan komunikasi mereka
agar dapat terjalin kembali silaturahmi yang baik. Namun karena di
Desa Pattaneteang ini baru satu tahun melakukan pemilihan sehingga
baru sekitar 60% permasalahan ini telah dilakukannya untuk bisa
menyelesaikan permasalahan tersebut dengan melihat progres yang
terjadi saat ini itu membutuhkan 1 tahun lagi agar kembali normal.”

Hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa pemerintah desa

memfasilitasi individu dalam menghubungkan komunikasi mereka. Sayangnya

permasalahan ini progresnya masih 60% dan masih membutuhkan waktu untuk baik

kembali. Melihat hal tersebut Kepala Desa membuat beberapa program agar keadaan

normal kembali. Seperti yang diungkapkannya:


“Kami juga melakukan beberapa kegiatan bersama baik itu kegiatan-
kegiatan keagamaan yang dimotori oleh majelis ta’lim, PKK dan
tokoh-tokoh agama. Jenis kegiatannya itu seperti maulid di masjid-
masjid, Isra’ Mi’raj, pengajian dan sejenisnya.”

Mayoritas penduduk yang ada di Desa Pattaneteang beragama islam sehingga

hal yang dilakukan oleh Kepala Desa yaitu dengan melakukan kegiatan keagamaan

agar masyarakat yang berkonflik dapat bergabung kembali. Hal ini juga diungkapkan

oleh tokoh agama Ustadz Sulaiman:

“Kami selaku tokoh agama dan pemerintah desa yang terkait


melakukan beberapa kegiatan. Sebenarnya ini bukan pertama kalinya,
Isra’ Mi’raj maulid dan pengajian itu memang rutin kita laksanakan.
Pegajian sendiri itu kami laksanakan sekali sebulan. Jadi bukan
pertama kalinya tapi kami harap dengan berjalannya kembali kegiatan
ini semua unsur masyarakat dapat berkumpul kembali dalam kegiatan
keagamaan ini. Seperti baru-baru ini kita melaksanakan maulid nabi di
dusun Biring Ere dan Alhamdulillah masyarakat setempat sudah mulai
ada yang bergabung.”

Seperti yang dikatakan oleh Ustadz Sulaiman bahwa hubungan komunikasi

antar masyarakat ini sudah cukup membaik berkat dilaksanakannya beberapa

kegiatan keagamaan seperti pengajian, Isra’ Mi’raj dan juga maulid nabi. Selain dari

itu juga ada program sosial yang dilaksanakan agar konflik dapat mereda. Seperti

halnya yang disampaikan oleh Kepala Desa Pattaneteang:

Anda mungkin juga menyukai