Anda di halaman 1dari 12

PUTUSAN

NOMOR 395/Pdt.G/2019/PN.Bdg
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadiran Negeri Bandung Keras 1A Khusus yang memeriksa dan mengadiri perkara-perkara
perdata gugatan dalam tingkat pertama, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara
antara :
IR RIHADI, warga Negara Indonesia, jenis keramin Laki-raki, rahir di Bandung tanggal 13
Agustus 1967, pekerjaan wiraswasta, beralamat tempat tinggal di Jr. suryaraya V, No. 22, RT.
008 RW. 004, Kelurahan Cijagra Kecamatan Lengkong, Kota Bandung Propinsi Jawa Barat.
Daram har ini diwakiri oreh Kuasanya yang bernama DADANG DARMAWAN, S.H,,
ALEXANDER FINENKO, S.H,, SONI WIDIANARKO, S.H,, KARTTKASART, S.H.,
kesemuanya adarah Advokat dan Konsurtan Hukum pada Kantor HUKUM DADANG
SUDARMAWAN S.H., & PARTNERS YANG BERKEDUDUKAN di Komplek Pesona
Rancamulya Kp. Rancakasiat RT. 006, RW. 004, Desa Rancamulya, Kecamatan
Pameungpeuk, Kabupaten Bandung, Propinsi Jawa Barat., berdasarkan Surat Kuasa Khusus
tanggar 16 Juri 2019, untuk selanjutnya disebut sebagai PENGGUGAT;

MELAWAN :
1. TETI IRAWATI, S.Pd., Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil (PNS), beralamat di Kp.
Lembang RT. 004 RW. 011 Kel/Desa Kiang Roke Kecamatan Banjaran Kabupaten
Bandung Propinsi Jawa Barat, untuk Selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT I ;
2. TAUFIK SAEFULLAH, pekerjaan Wiraswasta, beralamat di JI. Sederhana Gang Mukti
No 6, Sukajadi, Pasteur, Kota Bandung, Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut sebagai
TERGUGAT II ;
3. DICKI, pekerjaan Wiraswasta, beralamat di Perumahan Bale Permata Rahayu Blok B
No. 4 Baleendah Kabupaten Bandung Propinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut
sebagai TERGUGAT III ;

PENGADILAN NEGERI TERSEBUT ;


Setelah membaca dan mempelajari berkas perkara yang bersangkutan;
Setelah mendengar Para Pihak dan saksi-saksinya;
Setelah membaca dan mempelajari surat-surat bukti;
TENTANG DUDUKNYA PERKARA :
Menimbang, bahwa Penggugat dalam Gugatannya tertanggal 18 September 2019, yang telah
didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Bandung Klas I A Khusus pada tanggal 26 September
2019, dibawah Register Perkara Nomor 395/Pdt.G/2019/PN.Bdg., yang pada pokoknya telah
mengemukakan hal-hal sebagai berikut :
1. Bahwa bermula sekitar bulan Januari 2017, Tergugat II menawarkan Over Kredit sebuah
Kendaraan Roda Empat dengan Merk Honda CRV tahun 2008 melalui Hp kepada
Penggugat, namun saat itu Penggugat tidak menanggapi dan tidak menindaklanjuti
tawaran dari Tergugat II.
2. Bahwa sekitar awal bulan Februari 2017 Tergugat II datang ke kediaman Penggugat
untuk membahas tentang biaya-biaya atau harga Over Kredit Kendaraan Roda Empat
dengan Merk Honda CRV tahun 2008 tersebut dimana dalam pembahasannya dijelaskan
oleh Tergugat II bahwa Mobil Merk Honda CRV tahun 2008 tersebut sisa cicilan
sebanyak 26 x (kali) (26 bulan cicilan) yang setiap bulan pembayaran cicilannya sebesar
Rp. 4.076.000,- (empat juta tujuh puluh enam ribu rupiah), serta Penggugat membayar
biaya Over Kredit sebesar Rp. 60.000.000 (enam Puluh Juta Rupiah) kepada Tergugat I.
3. Bahwa kemudian berselang beberapa hari, Tergugat II bersama Tergugat Ill kembali
menemui Penggugat untuk meyakinkan Penggugat agar jadi mengambil Kendaraan Roda
Empat dengan Merk Honda CRV tahun 2008 tersebut. Maka dengan pertimbangan dan
keadaan ekonomi Penggugat, Penggugat menerima tawaran Over Kredit Kendaraan Roda
Empat dengan Merk Honda CRV tahun 2008 dari Terguggat II dengan meneruskan dan
membayarkan sisa cicilan sebanyak 26 x (kali) (26 bulan cicilan) yang setiap bulan
pembayaran cicilannya sebesar Rp. 4.076.000,- (empat juta tujuh puluh enam ribu
rupiah), serta Penggugat memembayar pula biaya Over Kredit sebesar Rp. 60.000.000,-
(enam puluh juta rupiah) dengan catatan ada perbaikan lampu spion, Cat Body, dan kaki
kaki diperbaiki oleh Penjual (Tergugat I dan Tergugat II), yang kemudian perbaikan
terhadap lampu spion, Cat Body, dan kaki kaki tersebut telah diperbaiki Tergugat II.
4. Bahwa untuk menindaklanjuti poin 3 di atas, maka pada tanggal 28 Febuari 2017 antara
Penggugat dengan Tergugat I yang disaksikan oleh Tergugat II dan Tergugat Ill membuat
Surat Perjanjian yang pada pokoknya perjanjian tersebut menerangkan bahwa :
a. Antara Penggugat dengan Tergugat I sepakat membuat perjanjian Over Kredit sebuah
mobil merk Honda CRV tahun 2008 warna abu-abu muda metalik Nomor Polisi
D.1888 FW, Nomor Rangka : MHRRE18408J803663 Nomor Mesin :
R20A14906366 Nomor Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor 1.08765408 atas nama
LUDFY HERMAWAN.
b. Bahwa Pihak Pertama (Tergugat I) mengoper kredit sebuah mobil merk Honda CRV
tahun 2008 warna abu-abu muda metalik Nomor Polisi D.1888 FW, Nomor Rangka :
MHRRE18408J803663 Nomor Mesin : R20A14906366 Nomor Bukti Pemilikan
Kendaraan Bermotor 1.08765408 atas nama LUDFY HERMAWAN tersebut kepada
Pihak Kedua (Penggugat).
c. Bahwa Pihak Kedua (Penggugat) bersedia mengganti uang muka serta angsuran yang
telah dikeluarkan Pihak Pertama (Tergugat I) sebanyak Rp. 60.000.000,-(enam puluh
juta rupiah) yang dibayarkan pada saat penandatanganan perjanjian ini.
d. Bahwa sejak ditandatangani perjanjian ini, maka Pihak Kedua (Penggugat) adalah
sebagai pemegang Kredit sah atas kendaraan tersebut diatas dengan segala resiko
yang melekat pada perjanjian kredit dengan PT OTO FINANCE yang pernah dibuat
Pihak Pertama sesuai kontrak/akad kredit yang turut dilampirkan dalam surat
perjanjian.
e. Bahwa Pihak Kedua (Penggugat) mulai ditandatanganinya surat perjanjian ini sampai
dengan masa kredit kendaraan tersebut berakhir (sisa masa kredit 26 bulan)
mempunyai kewajiban membayar angsuran paling lambat tanggal 19 (Sembilan
belas) setiap bulannya sebesar Rp. 4.076.000,- (empat juta tujuh puluh enam ribu
rupiah).
f. Bahwa setelah tanggal ditentukan selesai dan lunas, maka Pihak Pertama (Tergugat I)
dengan ini bertanggungjawab membantu, memberi pinjaman KTP asli serta memberi
kuasa kepada Pihak Kedua untuk mengambil Sertipikat berupa Bukti Kepemilikan
Kendaraan Bermotor (BPKB) pada kantor PT. OTO FINANCE yang mana kuasa
mana tidak dapat ditarik kembali.
g. Setelah ditandatangani perjanjian ini, maka segala resiko dan pembiayaan kredit
dengan pihak PT. OTO FINANCEataupun resiko lainnya yang berkaitan dengan
kendaraan tersebut menjadi tanggungjawab pihak Kedua (Penggugat).
h. Di dalam semua dan segala sesuatu yang bertalian dengan perjanjian ini dan segala
akibat-akibatnya, maka para pihak telah memilih tempat kediaman hokum yang
umum dan tetap di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Bandung.
5. Bahwa setelah berjalannya waktu Penggugat melakukan pembayaran cicilan terhadap
Mobil Honda CRV yang di Over Credit yaitu sebesar Rp. 4.076.000,- (empat juta tujuh
puluh enam ribu rupiah) setiap bulannya kepada PT OTO FINANCE, yang terhitung
sejak bulan Maret 2017 sampai Februari 2019, maka sekitar tanggal 21 Februari 2019
Penggugat berniat untuk melunasi cicilannya yang tersisa sebanyak 4 kali (4 bulan)
sebagaimana tersebut dalam Perjanjian Over Kredit tanggal 28 Februari 2017. Namun
oleh PT OTO FINANCE ada pemberitahuan dan penolakan untuk pelunasan sebanyak 4
kali (4 bulan) sisa cicilan berdasarkan Perjanjian tanggal 28 Februari 2017 tersebut
dikarenakan terhadap Mobil Honda CRV sebagaimana tersebut dalam Perjanjian Over
Kredit antara Penggugat dengan Tergugat I tersebut berdasarkan data dan perjanjian
Kredit PT. OTO FINANCE jika dihitung sampai dengan bulan Februari 2019 masih
terdapat adanya kewajiban cicilan selama 12 bulan lagi, hal ini sangat mengejutkan
Penggugat karena tidak sesuai dengan apa yang telah diperjanjikan Penggugat dengan
Tergugat I yang pula disaksikan Tergugat II, serta Tergugat III dalam Surat Perjanjian
tanggal 28 Februari 2017.
6. Bahwa setelah Penggugat mengetahui adanya penolakan dan pemberitahuan dari PT.
OTO FINANCE sebagaimana poin 5 diatas maka Penggugat berusaha menghubungi
Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III, namun tidak ada sikap dan tikad baik dari
Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi
dengan Penggugat hingga sampai dengan gugatan ini diajukan.
7. Bahwa sebagaimana ketentuan Pasal 1339 Kitab Undang-undang Hukum Perdata
(KUHPerdata) menyatakan sebagai berikut :

"suatu perjanjian tidak hanya mengikat untuk hal-hal yang dengan secara tegas
dinyatakan didalamnya, tetapi untuk segala sesuatu yang menurut sifat perjanjian
diharuskan oleh kepatutan, kebiasaan atau undang-undang."

Dengan demikian, maka sudah patut dan wajar dengan telah Penggugat memenuhi semua
kewajibannya sebagaimana dalam Surat Perjanjian tanggal 28 Februari 2017, maka
senyatanya pula Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III telah Wanprestasi;
8. Bahwa oleh karena Perbuatan Wanprestasi yang dilakukan oleh Tergugat I, Tergugat II
dan Tergugat III telah menimbulkan kerugian materiil maupun kerugian imaterfil bagi
Penggugat, maka secara tegas Penggugat menuntut adanya ganti kerugian baik itu
kerugian secara materiil maupun kerugian imateriil dengan perincian sebagai berikut :
 Kerugian Materiil
Membayar kekurangan pembayaran cicilan sebanyak 12 x (12 bulan) diluar dari
yang telah disepakati yaitu 26 kali (26 bulan) dengan perincian sebagai berikut :
- 12 bulan x Rp. 4.076.000,- = Rp. 48.912.000,- Yang mana jumlah cicilan
sebesar Rp. 48.912.000,- (empat puluh delapan juta Sembilan rats dua betas ribu
rupiah) tersebut menjadi kewajiban yang harus dibayar oleh Tergugat I,
Tergugat II dan Tergugat III secara tanggung renteng kepada PT. OTO
FINANCE.

 Kerugian Imateriil
Bahwa selain kerugian materiil diatas, Penggugat telah pula kehilangan waktu,
tenaga, pikiran untuk mengurus perkara a quo. Meskipun tidak dapat dinilai dengan
uang tetapi demi kepastian hukum akan Penggugat tentukan nilainya sebesar Rp.
500.000.000,- (lima ratus juta rupiah).

9. Agar putusan perkara ini tidak sia-sia, maka Penggugat memohon kepada Majelis Hakim
yang memeriksa perkara ini untuk meletakan Sita Jaminan terhadap barang bergerak
maupun barang tidak bergerak milik Para Tergugat.
10. Bahwa oleh karena gugatan Penggugat ini didasarkan pada bukti-bukti otentik yang
mempunyai kekuatan hukum serta scsuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku di Negara Republik Indonesia sehingga Penggugat memohon agar Pengadilan
Negeri Kelas IA Bale Bandung menyatakan putusan ini dapat dilaksanakan terlebih
dahulu walaupun ada upaya perlawanan Banding atau Kasasi;
11. Bahwa demikian juga Penggugat menuntut uang paksa (dwangsom) sebesar Rp.
1.000.000, - (Satu Juta rupiah) per harinya apabila Para Tergugat tidak bersedia
melaksanakan isi putusan perkara ini sejak putusan dibacakan Majelis Hakim yang
memeriksa dan mengadili perkara ini ;
12. Bahwa akibat perbuatan Para Tergugat yang lalai melaksanakan kewajibannya, maka
Penggugat mohon kepada Majelis Hakim agar menghukum Tergugat untuk membayar
seluruh biaya perkara yang timbul akibat adanya kerugian yang diakibatkan oleh PARA
TERGUGAT secara Tanggung Renteng;

Berdasarkan alasan-alasan gugatan tersebut diatas, Penggugat memohon kepada


Ketua Pengadilan Negeri kelas IA Bandung yang memeriksa dan mengadili perkara
ini agar berkenan memanggil pihak-pihak yang berperkara guna menghadap di
persidangan yang telah ditetapkan untuk itu, selanjutnya memberikan amar putusan:
1. Menerima dan mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
2. Menyatakan perjanjian yang telah dibuat oleh Penggugat dan Tergugat I tertanggal 28
Februari 2017 adalah sah dan mempunyai kekuatan Hukum.
3. Menyatakan Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat Ill telah melakukan Perbuatan Wanprestasi.
4. Menghukum Para Tergugat secara tanggung renteng untuk membayar Kerugian Materiil dan
Kerugian Imaetriil, sebagai berikut :

Kerugian Materiil.
• Membayar kekurangan pembayaran cicilan sebanyak 12 x (12 bulan) diluar dari yang telah
disepakati yaitu 26 kali (26 bulan) dengan perincian sebagai berikut :
- 12 bulan x Rp. 4.076.000,- = Rp. 48.912.000,-
Yang mana jumlah cicilan sebesar Rp. 48.912.000,- (empat puluh delapan juta Sembilan rats
dua betas ribu rupiah) tersebut menjadi kewajiban yang harus dibayar oleh Tergugat I,
Tergugat II dan Tergugat III secara tanggung renteng kepada PT. OTO FINANCE.

Kerugian lmateriil.
• Bahwa selain kerugian materiil diatas, Penggugat telah pula kehilangan waktu, tenaga,
pikiran untuk mengurus perkara a quo. Meskipun tidak dapat dinilai dengan uang tetapi demi
kepastian hukum akan Penggugat tentukan nilainya sebesar Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta
rupiah).

5. Menghukum Para Tergugat untuk membayar uang paksa (Dwangsom) sebesar Rp. 1.000.000
(satu juta rupiah) setiap harinya apabila Para Tergugat tidak melaksanakan putusan ini apabila
telah mempunyai kekuatan hukum tetap;
6. Menyatakan Sah Sita Jaminan terhadap harta bergerak maupun tidak bergerak milik Para
Tergugat.
7. Menyatakan putusan ini dapat dilaksanakan terlebih dahulu walaupun ada upaya Perlawanan,
Banding atau Kasasi;
8. Menghukum Tergugat untuk membayar seluruh biaya perkara yang timbul dalam perkara ini.

atau

Apabila Majelis Hakim berpendapat lain dalam peradilan yang baik dan benar, mohon
putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).

Menimbang, bahwa pada hari persidangan yang telah ditentukan untuk kepentingan
Penggugat datang menghadap kepersidangan Kuasanya yang bernama ALEXANDER FINENKO,
S.H., SONI WIDIANARKO, S.H., KARTIKASARI, S.H., untuk kepentingan Tergugat I, Tergugat II
dan Tergugat III datang menghadap kepersidangan Kuasanya yang bernama TURGANI, S.HI,
berdasarkan Surat Kuasa tertanggal 3 Maret 2020 ;
Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah mengupayakan perdamaian antara para pihak yang
berperkara dengan menempuh proses mediasi sebagaimana diatur dalam ketentuan PERMA Nomor. 1
Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan dan Majelis Hakim telah menunjuk
YUSWARDI, SH., MH., sebagai Hakim Mediator berdasarkan Penetapan No.
375/Pdt.G/2019/PN.Bdg. tanggal 2 9Oktober 2019 ;
Menimbang, bahwa dalam proses Mediasi yang telah diupayakan tersebut ternyata tidak
tercapai kesepakatan diantara para pihak untuk menyelesaikan perkaranya melalui perdamaian
sehingga proses mediasi tersebut dinyatakan tidak berhasil atau gagal sebagaimana laporan Hakim
Mediator tanggal 14 November 2019 ;
Menimbang, bahwa oleh karena proses mediasi tidak berhasil atau gagal maka pesidangan
dilanjutkan dengan membacakan Surat Gugatan Penggugat, dan atas pertanyaan Hakim Ketua,
Penggugat menyatakan tetap pada isi surat gugatannya tersebut ;
Menimbang, bahwa terhadap gugatan Penggugat tersebut, Tergugat telah mengajukan
jawaban tertanggal 19 November 2019, sebagai berikut
1. Bahwa Para Tergugat menolak dalil-dalil Penggugat seluruhnya, kecuali yang secara tegas
diakui;
2. Bahwa benar sekitar bulan Januari 2017, Tergugat II menawarkan Over Kredit sebuah
Kendaraan Roda Empat dengan Merk Honda CRV tahun 2008 kepada Penggugat;
3. Bahwa tidak benar Tergugat II dan Tergugat III yang datang menemui Penggugat, namun
yang sebenarnya Penggugat dan Tergugat II lah yang datang ke tempat Tergugat III untuk
rninta diantar bertemu dengan pemilik Kendaraan Roda Empat dengan Merk Honda CRV
tahun 2008 yaitu Tergugat I ;
4. Bahwa kepentingan Penggugat ingin menemui Tergugat I adaiah untuk membahas mengenai
Jual Beli Kendaraan Roda Empat dengan Merk Honda CRV tahun 2008;
5. Bahwa tidak benar Tergugat II datang ke kediaman Penggugat untuk membahas tentang Over
kredit, namun yang sebenarnya Tergugat II datang bersama Penggugat ke show room teman
Tergugat II di daerah Baieendah untuk menindakianjuti keseriusan Penggugat dalam membeli
Kendaraan Roda Empat dengan Merk Honda CRV tahun 2008 milik Tergugat I;
6. Bahwa di Show Room tersebut, Tergugat II telah menjelaskan mengenai harga Mobil Merk
Honda jenis CRV Tahun 2008 adaiah sebesar Rp. 175.000.000,- (seratus tujuh puluh lima juta
rupiah) harga secara cash;
7. Bahwa Penggugat menyampaikan minatnya untuk mengambif mobif tersebut dengan cara
mencicil/ melanjutkan ciciian kepada PT. OTO FINANCE dengan sisa cicilan sebanyak 40
Kali ciciian yang per bulannya sebesar Rp. 4.076.000,- (empat juta tujuh puluh enam ribu);
8. Bahwa Tergugat II menyampaikan bilamana akan meneruskan ciciian bisa saja, karena sudah
masuk ciciian 8 X (delapan kali) ciciian;
9. Bahwa untuk menegaskan jumlah cicilan tersebut, Tergugat II memberikan dokumen kredit
yang yang diantaranya terdapat Jadwal Pembayaran;
10. Bahwa setelah beberapa kali pertemuan sampai akhirnya Penggugat dan Tergugat I
menyepakati untuk Over Kredit Kendaraan Roda Empat dengan Merk Honda CRV Tahun
2008, dengan cara meneruskan Cidlan dan membayar biaya Over Kredit sejumlah Rp.
80.000.000,-(enam puluh juta rupiah);
11. Bahwa benar dart hasil kesepakatan tersebut, Penggugat telah membuat Surat Perjanjian
mengenai Over Kredit Kendaraan Roda Empat dengan Merk Honda CRV Tahun 2008, antara
Penggugat dengan Tergugat I;
12. Bahwa benar Surat Perjanjian itu telah disepakati dan telah menjadi Undang-undang bagi para
pihak yang membuatnya sebagaimana Pasal 1338 KUH Perdata yang menyatakan "semua
perjanjian yang dibuat secara sah bertaku sebagai undang-undang bagi mereka yang
membuatnya";
13. Bahwa dalam Surat Perjanjian yang dibuat oleh Penggugat dan telah disepakati oteh
Penggugat dengan Tergugat I, didalamnya mengatur juga mengenai hak dan kewajiban, yang
diantaranya berbunyi "setelah ditandatanganinya perjanjian init maka segala resiko dan
pembiayaan kredit dengan pihak PT OTO FINANCE ataupun resiko lainnya yang berkaitan
dengan kendaraan tersebut menjadi tanggungjawab PIHAK KEDUA", dalam perjanjian
tersebut PIHAK KEDUA yang dimaksud adaLah Penggugat;
14. Bahwa dalam hal tersebut bilamana terjadi kekurangan Pembiayaan daiam hal kredit adalah
menjadi tanggungjawab Penggugat;
15. Bahwa Penggugat menuntut uang dwongsom tanpa dasar hukum yang jelas serta hal tersebut
tidak ada relevansinya terhadap perkara aquo, bahwasanya dwangsom hanya berlaku terhadap
perkara hutang piutang;
16. Bahwa Penggugat menuntut untuk penggantian Kerugian Immaterif, pertu disampaikan
bahwasanya Kerugian Immateril hanya dapat dimohonkan pada Gugatan Perbuatan Meiawan
Hukum yakni diantaranya tuntutan immateril atas pencemaran nama baik;
17. Bahwa permintaan sita jaminan yang dimohonkan oteh Penggugat, sungguh sangat tidak logis
dan tidak beralasan, karena bahwasanya Objek Sita Jaminan dalam perkara aquo adalah
Kendaraan Roda Empat dengan Merk Honda CRV Tahun 2008 yang dalam hal ini dikuasai
oleh Penggugat, namun bila Penggugat menghendaki Kendaraan Roda Ernpat dengan Merk
Honda CRV Tahun 2008 menjadi objek sita jaminan, maka kami memohon agar Kendaraan
Roda Empat dengan Merk Honda CRV Tahun 2008 dapat di sita oleh Pengadilan;

Berdasarkan uraian tersebut diatas, Mohon kiranya yang Mulia Majelis Hakim yang
memeriksa dan mengadili Perkara Nomor; 395/PDT.6fecourt/2019/PN.Bdg berkenan untuk
menjatukan putusan sebagai berikut:

PRIMER
1. Menolak Gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
2. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya Perkara;

SUBSIDER
Atau Apabila yang Mulia Majelis Hakim berpendapat lain mohon agar kiranya memberikan
putusan yang seadil-adilnya.

Menimbang, bahwa atas Jawaban Para Tergugat tersebut, Penggugat telah


mengajukan Replik tertanggal 7 Januari 2020 dan terhadap Replik Penggugat tersebut,
Tergugat telah mengajukan duplik tertanggal 21 Januari 2020 ;

Menimbang, bahwa untuk membuktikan dalil gugatannya Penggugat telah


mengajukan bukti surat yang diberi tanda bukti P- 1 s/d P- 12, selengkapnya sebagai berikut :

1. Kwitansi pembayaran dari Penggugat ke Tergugat I tanggal 29 Januari 2017 sebesar Rp.
60.000.000,- (enam puluh juta rupiah), untuk selanjutnya diberi tanda bukti P- 1 ;
2. Surat Perjanjian tanggal 28 Februari 2017, untuk selanjutnya diberi tanda bukti P- 2
3. Surat keterangan jaminan Nomor SKJ/00032/102/02/19., tertanggal 21 Februari 2019 yang
dikeluarkan oleh PT. OTO MULTIARTHA, untuk selanjutnya diberi tanda bukti P- 3 ;
4. Kontrak Info tentang Payment Schedule (Payment by Costumer) Nomor Kontrak 10-102-16-
01424 atas nama Teti Irawati H. Spd (Tergugat I) tertanggal 30-4-2019, untuk selanjutnya
diberi tanda bukti P- 4 ;
5. Payment Schedule Paid, tertanggal 30 April 2019, untuk selanjutnya diberi tanda bukti P- 5 ;
6. Bukti transfer angsuran ke- 36 oleh Penggugat ke PT. OTO MULTIARTHA dengan Nomor
Kontrak 101021601424, account Tergugat I : Pembayaran Nomor urut 489, tanggal 15 April
2019, untuk selanjutnya diberi tanda bukti P- 6 ;
7. Surat Pernyataan tanggal 26 Februari 2019, untuk selanjutnya diberi tanda bukti P-7
8. Surat tanggal 8 Maret 2019, untuk selanjutnya diberi tanda bukti P- 8 ;
9. Surat Nomor 014/SU/KHDS/2019, tanggal 13 Mei 2019, Perihal Undangan Klarifikasi, untuk
selanjutnya diberi tanda bukti P- 9 ;
10. Resi Pengiriman Surat Nomor 014/SU/KHDS/2019, tanggal 13 Mei 2019 Perihal Undangan
Klarifikasi ;
11. Surat Nomor 015/SS/KHDS/2019 tanggal 21 Mei 2019, Perihal Somasi, untuk selanjutnya
diberi tanda bukti P- 11 ;
12. Resi Pengiriman Surat Nomor 015/SS/KHDS/2019, tanggal 21 Mei 2019, untuk selanjutnya
diberi tanda bukti P- 12 ;

Menimbang, bahwa bukti P- 1 s/d P- 12 adalah berupa foto copy bermaterai cukup
dan terhadap bukti P- 1, P- 2, P- 3, P- 4, P- 7, P- 8, P- 9, P- 10, P- 12, telah dicocokan dengan
aslinya ternyata sesuai, sedangkan bukti surat P- 5, P- 5 dan P-12 tidak ada aslinya
Menimbang, bahwa atas kesempatan yang diberikan oleh Majelis Hakim didalam
persidangan, Kuasa Penggugat telah mengajukan 2 (dua) orang saksi masing-masing bernama
IHIN SOLIHIN dan ANDRI GUMATI, keduanya telah di sumpah untuk memberikan
keterangan sebagai saksi, selanjutnya saksi-saksi memberikan keterangan sebagai berikut :

1. Saksi IHIN SOLIHIN, ;


 Bahwa saksi kenal dengan Penggugat dan Tergugat ; Bahwa saksi mengetahui
mengetahui ada perjanjian over kredit 1 (satu) unit kendaraan Honda CRV Warna
abu-abu metalik tahun 2008 ;
 Bahwa saksi mengetahui perjanjian over kredit dilakukan sekitar bulan Februari
2017 ;
 Bahwa saksi mengetahui dalam perjanjian over kredit tersebut, Penggugat
menyerahkan uang sejumlah Rp. 60.000.000,- (enam puluh juta) rupiah kepada
Tergugat dan Penggugat akan meneruskan cicilan kredit kendaraan Honda CRV
warna abu-abu metalik kepada PT. Otto Multiartha ;
 Bahwa sepengetahuan saksi sisa cicilan yang akan diteruskan oleh Penggugat
berdasarkan yang diperjanjikan adalah sebanyak 26 (dua puluh enam) kali cicilan
 Bahwa sepengetahuan saksi setiap bulannya pembayaran cicilan sebesar Rp.
4.076.000,- (empat juta tujuh puluh enam ribu rupiah);
 Bahwa saksi pernah melihat bukti surat P- 2 dan P- 1 ;
 Bahwa saksi mengetahui saat ini ada permasalahan antara Penggugat dengan
Tergugat dimana apa yang diperjanjikan pada saat over kredit dilakukan berbeda
dengan dilapangan ; Bahwa saksi mengetahui kalau Penggugat pernah akan
melunasi cicilan ke PT. Otto Finance, dimana anggapan Penggugat bahwa sisa
cicilan sebanyak 4 (empat) kali cicilan lagi, namun menurut PT. Otto Finance,
cicilan masih mencapai 12 (dua belas bulan lagi )
 Bahwa yang saksi dengar dari Penggugat pada saat akan melunasi yang 4 (empat)
bulan cicilan tersebut sesuai dengan yang diperjanjikan dimana pada bulan itu
sisa cicilan tinggal 4 (empat) bulan lagi ;
 Bahwa saksi tidak kenal dengan Tergugat II akan tetapi sepengetahuan saksi
Tergugat II adalah pelantara jual beli mobil antara Penggugat dengan Tergugat ;
 Bahwa saksi mengetahui Tergugat II adalah Shouroom mobil ;
 Bahwa saksi mengetahui saat ini mobil dikuasai oleh Penggugat ;
2. Saksi ANDRI GUMATI ;
 Bahwa saksi kenal dengan Penggugat ;
 Bahwa saksi tidak kenal dengan Tergugat ;
 Bahwa saksi mengetahui pada tahun 2017, Penggugat ganti mobil ;
 Bahwa saksi Penggugat beli mobil secara over kredit kepada Tergugat seharga
Rp. 60.000.000,- enam puluh juta rupiah ;
 Bahwa saksi mengetahui saat ini mobil dikuasai oleh Penggguat ;
 Bahwa saksi mengetahui merk mobilnya yaitu Honda CRV tahun 2008, warna
abu-abu metalik ;
 Bahwa sepengetahuan saksi, over kredit diperantarai oleh Tergugat II yaitu Sdr.
OPIK ;
 Bahwa sepengetahuan saksi over kredit seharga Rp. 60.000.000,- dengan
ketentuan meneruskan cicilan sebanyak 26 kali ;
 Bahwa sepengetahuan saksi cicilan perbulannya sekitar Rp. 4.076.000,- ;
 Bahwa saksi mengetahui saat ini antara Penggugat dengan Tergugat I sedang ada
masalah ,
 Bahwa sepengetahuan saksi jumlah angsuran berbeda dengan dilapangan ; -
 Bahwa saksi mengetahui ada maksud Penggugat akan melunasi 4 (empat) lagi
cicilan ke PT. Otto Finance ;

Menimbang, bahwa untuk membuktikan dalil sangkalannya, Para Tergugat telah mengajukan
bukti sebagai berikut :
1. Surat Perjanjian pembiayaan konsumen atas nama Teti Irawati H, S.Pd.. Nomor 10-102-16-
01424, tertanggal 19 Mei 2016, untuk selanjutnya diberi tanda bukti T.1, T.2, T.3- 1 ;
2. Surat Perjanjian antara Penggugat dengan Tergugat I, untuk selanjutnya diberi tanda bukti
T.1, T.2, T.3- 2 ;

Menimbang, bahwa bukti T.1. T.2, T.3-1 dan T.1, T.2, T.3-2 adalah berupa foto copy bermaterai
cukup dan tidak ada aslinya ;
Menimbang, bahwa atas kesempatan yang diberikan oleh Majelis Hakim didalam persidangan,
Kuasa Para Tergugat tidak menghadirkan saksi ;
Menimbang, bahwa Penggugat telah mengajukan kesimpulan tertanggal 24 Maret 2020,
sedangkan Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III tidak mengajukan kesimpulan ;
Menimbang, bahwa kedua belah pihak menyatakan tidak mengajukan sesuatu apapun lagi dalam
perkara ini, dan pada akhirnya mohon putusan ;
Menimbang, bahwa untuk mempersingkat uraian pertimbangan dalam putusan, maka segala
sesuatu yang tercantum dalam Berita Acara Pemeriksaan Persidangan dianggap merupakan satu
kesatuan yang tidak terpisahkan dengan putusan ini dan telah turut pula dipertimbangkan;

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM :


Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah seperti tersebut diatas;
Menimbang, bahwa Penggugat dalam gugatannya pada pokoknya mendalilkan pada tanggal
28 Februari 2017 antara Penggugat dengan Tergugat I dengan disaksikan oleh Tergugat II dan
Tergugat III membuat Surat Perjanjian Over Kredit sebuah mobil merk Honda CRV Tahun 2008
Warna abu-abu muda metalik Nomor Polisi D 1888 FW Nomor Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor
atas nama LUDFY HERMAWAN, dengan kesepakatan Pihak Pertama (Penggugat) bersedia
mengganti uang muka serta angsuran yang telah dikeluarkan oleh Pihak Pertama (Tergugat I)
sebanyak Rp. 60.000.000,- (enam puluh juta rupiah) yang dibayarkan pada saat penandatanganan
perjanjian, dan sejak ditandatangani Perjanjian, maka Pihak Kedua (Penggugat) adalah sebagai
pemegang kredit sah atas kendaraan tersebut dengan segala resiko yang melekat pada Perjanjian
Kredit dengan PT. OTO FINANCE yang pernah dibuat oleh Pihak Pertama (Tergugat I) sesuai
kontrak/akad kredit yang turut dilampirkan dalam Surat Perjanjian, dan dalam Surat Perjanjian juga
disepakati jika Pihak Kedua (Penggugat) dengan mulai ditandatanganinya Surat Perjanjian sampai
dengan masa kredit kendaraan berakhir (Sisa masa kredit 26 bulan) mempunyai kewajiban membayar
angsuran paling lambat tanggal 19 (Sembilan belas) setiap bulannya sebesar Rp.4.076.000,- (empat
juta tujuh puluh enam ribu rupiah) dan setelah lunas Pihak Pertama (Tergugat I) bertanggung jawab
membantu, memberi pinjaman KTP asli serta memberi kuasa kepada Pihak Kedua (Penggugat) untuk
mengambil Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) pada Kantor PT. OTO FINANCE yang
kuasa mana tidak dapat ditarik kembali;
Menimbang, bahwa selanjutnya Penggugat mendalilkan setelah berjalannya waktu dimana
Penggugat melakukan pembayaran cicilan kepada PT. OTO FINANCE setiap bulannya sebesar
Rp.4.076.000,- (empat juta tujuh puluh enam ribu rupiah) terhitung sejak bulan Maret 2017 sampai
bulan Februari 2019, ketika tanggal 21 Februari 2019 Penggugat berniat untuk melunasi cicilannya
yang tersisa sebanyak 4 (empat) kali angsuran sebagaimana tersebut dalam Surat Perjanjian Over
Kredit tanggal 28 Februari 2017 yang dibuat antara Penggugat dengan Tergugat I, ternyata oleh pihak
PT. OTO FINANCE ada pemberitahuan dan penolakan karena masih terdapat adanya kewajiban
cicilan sebanyak 12 (dua belas) kali angsuran lagi, sehingga hal ini menurut Penggugat tidak sesuai
dengan apa yang telah diperjanjikan yang telah dibuat antara Penggugat dengan Tergugat I yang
disaksikan oleh Tergugat II dan Tergugat III tersebut dalam Surat Perjanjian Over Kredit tanggal 28
Februari 2017 yang dibuat antara Penggugat dengan Tergugat I, yang atas adanya pemberitahuan dan
penolakan dari PT. OTO FINANCE tersebut Penggugat berusaha menghubungi Tergugat I, Tergugat
II dan Tergugat III untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, namun tidak ada sikap dan itikad balk
dari Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III, sehingga menurut Penggugat, Tergugat I, Tergugat II
dan Tergugat III telah melakukan wanpretasi yang menimbulkan kerugian balk materiil maupun
immaterial bagi Penggugat;
Menimbang, bahwa sebaliknya dalam dalil sangkalannya Tergugat I, Tergugat II dan
Tergugat III atau Para Tergugat mengemukakan pada sekitar bulan Januari 2017 Tergugat II
menawarkan Over Kredit sebuah kendaraan roda empat Merk Honda CRV Tahun 2008 kepada
Penggugat, lalu Penggugat dan Tergugat II datang ke tempat Tergugat III untuk minta diantar bertemu
pemilik kendaraan yaitu Tergugat I, selanjutnya untuk membahas Over Kredit tersebut Penggugat
Bersama Tergugat II datang ke Show Rom teman Tergugat II di daerah Baleendah dan Penggugat
menyampaikan minatknya untuk mengambil mobil tersebut dengan cara mencicil atau melanjutkan
cicilan kepada PT. OTO FINANCE dengan sisa cicilan sebanyak 40 (empat puluh) kali cicilan
perbulannya sebesar Rp.4.076.000,- (empat juta tujuh puluh enam ribu rupiah) dan Tergugat
memberikan dokumen kredit yang diantaranya terdapat Jadwal Pembayaran, dan benar kemudian
tercapai hasil kesepakatan antara Penggugat dengan Tergugat I dengan dibuatnya Surat Perjanjian
Over Kredit Kendaraan Roda Empat dengan Merk Honda CRV Tahun 2008 yang dalam Surat
Perjanjian itu disepakati yang didalamnya mengatur hak dan kewajiban, diantaranya berbunyi
"Setelah ditandatanganinya perjanjian ini, maka segala resiko dan pembiayaan kredit dengan pihak
PT. OTO FINANCE ataupun resiko Iainnya yang berkaitan dengan kendaraan tersebut menjadi
tanggungjawab Pihak Kedua (Penggugat)", sehingga bilamana terjadi kekurangan pembiayaan dalam
hal kredit, adalah menjadi tanggung jawab Penggugat;
Menimbang, bahwa berdasarkan dalil gugatan Penggugat dihubungkan dengan dalil
sangkalan Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III pokok permasalahan perkara aquo adalah
berangkat tentang adanya Surat Perjanjian Over Kredit Kendaraan Roda Empat dengan Merk Honda
CRV Tahun 2008 tanggal 28 Februari 2017 yang dibuat antara Penggugat dengan Tergugat I yang
menurut Penggugat, Para Tergugat telah melakukan wanprestasi karena ternyata ketika Penggugat
akan melunasi cicilan atau angsuran kendaraan kepada PT. OTO FINANCE ternyata masih terdapat
adanya kewajiban cicilan sebanyak 12 (dua belas) kali angsuran lagi, sehingga hal ini menurut
Penggugat tidak sesuai dengan apa yang telah diperjanjikan yang telah dibuat antara Penggugat
dengan Tergugat I dan karea Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III tidak ada itikad untuk
menyelesaikan tentang kewajiban sisa angsuran kepada PT. OTO FINANCE tersebut, maka menurut
Penggugat Para Tergugat telah melakukan wanprestasi, sedangkan menurut Tergugat I, Tergugat II
dan Tergugat III mereka tidak melakukan wanprestasi dengan alasan bahwa dalam Surat Perjanjian
salah satunya disepakati jika segala resiko dan pembiayaan kredit dengan pihak PT. OTO FINANCE
ataupun resiko Iainnya yang berkaitan dengan kendaraan tersebut menjadi tanggungjawab Penggugat;
Menimbang, bahwa selanjutnya berdasarkan Ketentuan Pasal 163 HIR disebutkan "Barang
siapa mengatakan mempunyai suatu hak atau mengemukakan suatu perbuatan untuk meneguhkan
haknya itu, atau untuk membantah hak orang lain, haruslah membuktikan adanya hak itu atau adanya
perbuatan itu", sehingga adalah menjadi kewajiban baik bagi Penggugat maupun Tergugat I, Tergugat
II dan Tergugat III untuk membuktikan atas dalil-dalil gugatan dan dalil-dalil sangkalannya;
Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil gugatannya Penggugat telah mengajukan alat
bukti surat sebanyak 12 (dua belas) tertanda bukti P-1 s/d P-12 dan 2 (dua) orang saksi masing-
masing bernama IHIN SOLIHIN dan ANDRI GUMATI;
Menimbang, bahwa sebaliknya dari pihak Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III untuk
membuktikan dalil gugatannya telah mengajukan alat bukti surat sebanyak 2 (dua) masing-masing
tertanda tertanda bukti T.1, T.2, T.3-1 dan T.1, T.2 T.3-2;
Menimbang, bahwa dari bukti surat Penggugat yaitu bukti P-2 berupa Surat Perjanjian yang
dibuat antara TETI IRAWATI H.S. S.Pd (Tergugat I) sebagai Pihak Pertama dengan IR. RIHADI
(Penggugat) sebagai Pihak kedua tertanggal 28 Februari 2017 adalah mengenai Kesepakatan
Perjanjian Over Kredit sebuah Mobil Merk Honda CRV Warna Abu-Abu Metalik Nomor Polisi D
1888 FW melalui angsuran pada Perusahaan Pembiayaan Kredit (Leasing) PT. OTO FINANCE dan
Surat Perjanjian itu tidak dibantah dan dibenarkan oleh Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III;
Menimbang, bahwa dalam Surat Perjanjian Over Kredit tersebut yang menyepakati atau
sebagai pihak yang terikat didalam perjanjian yaitu antara Penggugat dengan Tergugat I saja;
Menimbang, bahwa sesuai ketentuan Pasal 1338 KUHPerdata disebutkan "Semua persetujuan
yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya", sehingga
dalam perkara aquo yang harus tunduk dan terikat kepada Surat Perjanjian Over Kredit tersebut
hanyalah Penggugat dan Tergugat I saja sebagai pihak-pihak yang membuatnya;
Menimbang, bahwa mengenai kapasitas Tergugat II dan Tergugat III sesuai dalil-dalil posita
gugatan Penggugat dan posita dalil-dalil jawaban Para Tergugat dalam kaitannya dengan dibuatnya
Surat Perjanjian Over Kredit antara Penggugat dengan Tergugat I, bahwa Tergugat II dan Tergugat III
keduanya adalah sebatas sebagai perantara saja;
Menimbang, bahwa telah terbukti jika keberadaan Tergugat II dan Tergugat III bukan sebagai
pihak yang ikut dan masuk dalam Surat Perjanjian Over Kredit yang dibuat antara Penggugat dan
Tergugat I, sedangkan disisi lain didalam petitum gugatan Penggugat ternyata dimohonkan sebagai
pihak yang telah ikut melakukan wanprestasi serta dimohonkan pula untuk dihukum membayar ganti
rugi kepada Penggugat;
Menimbang, bahwa dengan diidudukkanya Tergugat II dan Tergugat III sebagai pihak dalam
perkara aquo menurut Majelis Hakim hal ini sebagai suatu gugatan yang mengandung cacat Error In
Persona;
Menimbang, bahwa disisi lain Surat Perjanjian Over Kredit yang dibuat antara Penggugat dan
Tergugat I tertanggal 28 Februari 2017 adalah mengenai Kesepakatan Perjanjian Over Kredit sebuah
Mobil Merk Honda CRV Warna Abu-Abu Metalik Nomor Polisi D 1888 FW melalui angsuran pada
Perusahaan Pembiayaan Kredit (Leasing) PT. OTO FINANCE, sehingga seharusnya pihak PT. OTO
FINANCE ditarik dalam perkara aquo sebagai pihak Turut Tergugat, dengan demikian gugatan
Penggugat tidak lengkap dan mengandung cacat Plurium Litis Consortium;
Menimbang, bahwa berdasarkan uraian diatas maka menurut Majelis Hakim gugatan
Penggugat adalah cacat Error In Persona serta cacat Plurium Litis Consortium, sehingga gugatan
Penggugat harus dinyatakan tidak dapat diterima;
Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Penggugat harus dinyatakan tidak dapat diterima,
maka mengenai seluruh biaya yang timbul akan dibebankan kepada Penggugat;
Mengingat akan Pasal-Pasal dari Undang – Undang [ serta Peraturan Hukum lain yang
bersangkutan;
MENGADILI :
1. Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima;
2. Menghukum Penggugat untuk membayar seluruh biaya yang timbul dalam perkara ini, yang hingga
sekarang ditaksir sebesar Rp. 1.146.000,- (satu juta seratus empat puluh enam ribu rupiah) ;
Demikianlah diputus dalam rapat Permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Negeri
Bandung Kelas IA Khusus pada hari Selasa, Tanggal 21 April 2020 oleh Kami SUKO HARSONO,
SH. MH. Sebagai Ketua Majelis Hakim, RUKMAN HADI, SH. MSi. Dan SRI KUNCORO, SH. MH.
Masing-masing sebagai Hakim Anggota, Putusan mana diucapkan dalam persidangan yang terbuka
untuk umum pada hari Selasa, Tanggal 05 Mei 2020 oleh Ketua Majelis Hakim tersebut dengan
didampingi oleh kedua Hakim Anggota yang sama, dibantu oleh IAR SUGIARSIH, SH. MH. Panitera
Pengganti pada Pengadilan Negeri tersebut, dengan dihadiri oleh Kuasa Penggugat dan Kuasa
Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III.

Anda mungkin juga menyukai