Anda di halaman 1dari 46

PELAKSA

No. Standar

PPI.1 (Ditetapkan organisasi untuk melakukan


koordinasi semua kegiatan PPI yang melibatkan
pemimpin rumah sakit, staf klinis dan nonklinis
1 sesuai dengan ukuran, serta kompleksitas rumah
sakit dan peraturan perundang-undangan.)

PPI.2 EP.1 (Ditetapkan perawat PPI atau IPCN


(Infection Prevention and Control nurse) yang
memiliki kompetensi untuk mengawasi serta
supervisi semua kegiatan pencegahan dan
pengendalian infeksi.)
2

PPI.2 EP.2 (Ditetapkan perawat PPI atau IPCN


(Infection Prevention and Control nurse) yang
memiliki kompetensi untuk mengawasi serta
3 supervisi semua kegiatan pencegahan dan
pengendalian infeksi.)

PPI.3 (Rumah sakit mempunyai perawat


penghubung PPI atau IPCLN (Infection Prevention
and Control Link Nurse) yang jumlah dan
kualifikasinya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.)

4
PPI.4 EP.1 (Pimpinan rumah sakit menyediakan
sumber daya untuk mendukung pelaksanaan
program PPI.)
5

PPI.4 EP.2 (Pimpinan rumah sakit menyediakan


sumber daya untuk mendukung pelaksanaan
program PPI.)

PPI.4 EP.3 (Pimpinan rumah sakit menyediakan


sumber daya untuk mendukung pelaksanaan
program PPI.)

PPI.4 EP.4 (Pimpinan rumah sakit menyediakan


sumber daya untuk mendukung pelaksanaan
program PPI.)

8
PPI.5 (Rumah sakit mempunyai program PPI dan
kesehatan kerja secara menyeluruh untuk
mengurangi risiko tertular infeksi yang berkaitan
dengan pelayanan kesehatan pada pasien, staf
klinis, dan nonklinis.)

PPI.5 EP.1 (Rumah sakit mempunyai program PPI


dan kesehatan kerja secara menyeluruh untuk
mengurangi risiko tertular infeksi yang berkaitan
dengan pelayanan kesehatan pada pasien, staf
klinis, dan nonklinis.)

10
PPI.5 EP.2 (Rumah sakit mempunyai program PPI
dan kesehatan kerja secara menyeluruh untuk
mengurangi risiko tertular infeksi yang berkaitan
dengan pelayanan kesehatan pada pasien, staf
klinis, dan nonklinis.)

11

PPI.6 (Program surveilans rumah sakit


menggunakan pendekatan berdasar atas risiko
dalam menetapkan fokus program terkait dengan
pelayanan kesehatan.)

12

(Program surveilans rumah sakit menggunakan


pendekatan berdasar atas risiko dalam
menetapkan fokus program terkait dengan
pelayanan kesehatan.)

13
PPI.6.1 (Rumah sakit menelusuri risiko infeksi,
tingkat infeksi, dan kecenderungan dari infeksi
terkait layanan kesehatan untuk menurunkan
14 angka infeksi tersebut.)

(Rumah sakit menelusuri risiko infeksi, tingkat


infeksi, dan kecenderungan dari infeksi terkait
layanan kesehatan untuk menurunkan angka
infeksi tersebut.)

15

(Rumah sakit menelusuri risiko infeksi, tingkat


infeksi, dan kecenderungan dari infeksi terkait
layanan kesehatan untuk menurunkan angka
infeksi tersebut.)

16

PPI.6.2 (Rumah sakit secara proaktif melakukan


asesmen risiko infeksi yang dapat terjadi dan
menyusun strategi untuk menurunkan risiko infeksi
17 tersebut.)
(Rumah sakit secara proaktif melakukan asesmen
risiko infeksi yang dapat terjadi dan menyusun
strategi untuk menurunkan risiko infeksi tersebut.)
18

PPI.7 EP.1 (Rumah sakit melaksanakan identifikasi


prosedur dan proses asuhan invasif yang berisiko
infeksi serta menerapkan strategi untuk
menurunkan risiko infeksi.)
19

PPI.7 EP.2 (Rumah sakit melaksanakan identifikasi


prosedur dan proses asuhan invasif yang berisiko
infeksi serta menerapkan strategi untuk
menurunkan risiko infeksi.)

20

PPI.7 Ep.3 (Rumah sakit melaksanakan identifikasi


prosedur dan proses asuhan invasif yang berisiko
infeksi serta menerapkan strategi untuk
menurunkan risiko infeksi.)
21

PPI.7 EP.4 (Rumah sakit melaksanakan identifikasi


prosedur dan proses asuhan invasif yang berisiko
infeksi serta menerapkan strategi untuk
menurunkan risiko infeksi.)

22
PPI.7.1 EP.1 (Rumah sakit melaksanakan identifikasi
prosedur dan kegiatan penunjang pelayanan yang
berisiko infeksi serta menerapkan strategi untuk
menurunkan risiko infeksi.)

23

PPI.7.1 EP.2 (Rumah sakit melaksanakan identifikasi


prosedur dan kegiatan penunjang pelayanan yang
berisiko infeksi serta menerapkan strategi untuk
24 menurunkan risiko infeksi.)

PPI.7.1 EP.3 (Rumah sakit melaksanakan identifikasi


prosedur dan kegiatan penunjang pelayanan yang
berisiko infeksi serta menerapkan strategi untuk
25 menurunkan risiko infeksi.)

PPI.7.1 EP.4 (Rumah sakit melaksanakan identifikasi


prosedur dan kegiatan penunjang pelayanan yang
berisiko infeksi serta menerapkan strategi untuk
26 menurunkan risiko infeksi.)

PPI.7.1 EP.5 (Rumah sakit melaksanakan identifikasi


prosedur dan kegiatan penunjang pelayanan yang
berisiko infeksi serta menerapkan strategi untuk
27 menurunkan risiko infeksi.)

PPI.7.1 EP.6 (Rumah sakit melaksanakan identifikasi


prosedur dan kegiatan penunjang pelayanan yang
berisiko infeksi serta menerapkan strategi untuk
28 menurunkan risiko infeksi.)
PPI.7.2 (Rumah sakit menurunkan risiko infeksi
dengan melakukan pembersihan dan sterilisasi
peralatan dengan baik serta mengelola dengan
benar.)

29

(Rumah sakit menurunkan risiko infeksi dengan


melakukan pembersihan dan sterilisasi peralatan
30 dengan baik serta mengelola dengan benar.)

PPI.7.2.1(Bila sterilisasi dilakukan melalui kerjasama


dengan pihak di luar rumah sakit harus dilakukan
oleh lembaga yang memiliki sertifikasi mutu.)

31

(Bila sterilisasi dilakukan melalui kerjasama dengan


pihak di luar rumah sakit harus dilakukan oleh
lembaga yang memiliki sertifikasi mutu.)

32

PPI.7.3 (Rumah sakit menurunkan risiko infeksi


pada pengelolaan linen atau londri dengan benar
33 sesuai dengan peraturan perundang-undangan.)
(Rumah sakit menurunkan risiko infeksi pada
pengelolaan linen atau londri dengan benar sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.)
34

PPI.7.3.1 (Pengelolan linen atau londri dilaksanakan


sesuai dengan prinsip-prinsip pencegahan dan
pengendalian infeksi (PPI).)

35

PPI.7.4 (Rumah sakit mengurangi risiko infeksi


melalui pengelolaan limbah infeksius dengan
benar.)
36

(Rumah sakit mengurangi risiko infeksi melalui


pengelolaan limbah infeksius dengan benar.)

37

PPI.7.4.1 (Rumah sakit menetapkan pengelolaan


kamar mayat dan kamar bedah mayat sesuai
38 dengan peraturan perundang-undangan.)

(Rumah sakit menetapkan pengelolaan kamar


mayat dan kamar bedah mayat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.)
39

(Rumah sakit menetapkan pengelolaan kamar


mayat dan kamar bedah mayat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.)
40
PPI.7.6 (Rumah sakit mengurangi risiko infeksi
terkait penyelenggaraan pelayanan makanan.)

41

(Rumah sakit mengurangi risiko infeksi terkait


penyelenggaraan pelayanan makanan.)

42
(Rumah sakit mengurangi risiko infeksi terkait
penyelenggaraan pelayanan makanan.)

43

PPI.7.7 (Rumah sakit menurunkan risiko infeksi


pada fasilitas yang terkait dengan pengendalian
mekanis dan teknis (mechanical dan enginering
controls) serta pada saat melakukan
pembongkaran, konstruksi, dan renovasi gedung.)
44

PPI. 7.1.1 ( Ada kebijakan dan prosedur untuk


mengidentifikasi proses pengelolaan perbekalan
yang kadaluwarsa dan menetapkan kondisi untuk
penggunaan ulang (reuse) dari alat sekali pakai
(single-use) bila peraturan dan perundangan
mengijinkan.)

45

PPI.8.1 (Rumah sakit menetapkan penempatan


dan proses transfer pasien dengan airborne
diseases di dalam rumah sakit dan keluar rumah
sakit.)

46
(Rumah sakit menetapkan penempatan dan proses
transfer pasien dengan airborne diseases di dalam
rumah sakit dan keluar rumah sakit.)

47

(Rumah sakit menetapkan penempatan dan proses


transfer pasien dengan airborne diseases di dalam
rumah sakit dan keluar rumah sakit.)

48

PPI.8.2 (Rumah sakit menetapkan penempatan


pasien infeksi air borne dalam waktu singkat jika
rumah sakit tidak mempunyai kamar dengan
tekanan negatif (ventilasi alamiah dan mekanik).)

49

PPI.8.2 EP.1 (Rumah sakit menetapkan


penempatan pasien infeksi air borne dalam waktu
singkat jika rumah sakit tidak mempunyai kamar
dengan tekanan negatif (ventilasi alamiah dan
mekanik).)
50
PPI.8.2 EP.2 (Rumah sakit menetapkan
penempatan pasien infeksi air borne dalam waktu
singkat jika rumah sakit tidak mempunyai kamar
dengan tekanan negatif (ventilasi alamiah dan
mekanik).)

51

PPI.8.3 EP.1 (Rumah sakit mengembangkan dan


menerapkan sebuah proses untuk menangani
lonjakan mendadak (outbreak) penyakit infeksi air
borne.)
52

PPI.8.3 Ep.3 (Rumah sakit mengembangkan dan


menerapkan sebuah proses untuk menangani
lonjakan mendadak (outbreak) penyakit infeksi air
borne.)

53

PPI.9 (Kebersihan tangan menggunakan sabun dan


desinfektan adalah sarana efektif untuk mencegah
dan mengendalikan infeksi.)
54

(Kebersihan tangan menggunakan sabun dan


desinfektan adalah sarana efektif untuk mencegah
dan mengendalikan infeksi.)
55
(Kebersihan tangan menggunakan sabun dan
desinfektan adalah sarana efektif untuk mencegah
dan mengendalikan infeksi.)

56

PPI.9.1 (Sarung tangan, masker, pelindung mata,


serta alat pelindung diri lainnya tersedia dan
digunakan secara tepat apabila disyaratkan.)

57

PPI.10 (Kegiatan PPI diintegrasikan dengan program


PMKP (Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien)
dengan menggunakan indikator yang secara
epidemiologik penting bagi rumah sakit.)
58

PPI.11 (Rumah sakit melakukan edukasi tentang PPI


kepada staf klinis dan nonklinis, pasien, keluarga
pasien, serta petugas lainnya yang terlibat dalam
pelayanan pasien.)

59

(Rumah sakit melakukan edukasi tentang PPI


kepada staf klinis dan nonklinis, pasien, keluarga
pasien, serta petugas lainnya yang terlibat dalam
pelayanan pasien.)

60
(Rumah sakit melakukan edukasi tentang PPI
kepada staf klinis dan nonklinis, pasien, keluarga
61 pasien, serta petugas lainnya yang terlibat dalam
pelayanan pasien.)

(Rumah sakit melakukan edukasi tentang PPI


kepada staf klinis dan nonklinis, pasien, keluarga
pasien, serta petugas lainnya yang terlibat dalam
pelayanan pasien.)

62
PELAKSANAAN PPS PPI RS ALI SIBROH M

Langkah Pemenuhan EP Metode Perbaikan

Melaksanakan Rapat Koordinasi komite PPI dengan Meningkatkan konsistensi rapat


IPCN secara konsisten yang dilaksanakan setiap bulan koordinasi antara Ketua PPI dengan
sesuai dengan pedoman laporan IPCN kepada Ketua IPCN sesuai dengan pedoman buat
Tim PPI secara terstruktur laporan IPCN tersruktur setiap bulan
kepada ketua Tim PPI

Melakukan supervisi kegiatan pencegahan dan Membuat form cecklist supervisi


pengendalian infeksi pada semua kegiatan di RS oleh meliputi semua kegiatan pengawasan
IPCN yang dilaksanakan setiap harinya dan terhadap kegiatan PPI dan
terdokumentasi dengan baik mendokumentasikan semua kegiatan
supervisi IPCN

Membuat laporan kegiatan supervisi IPCN kepada Membuat laporan IPCN secara
ketua Tim PPI secara resmi tersruktur yang meliputi kegiatan
IPCN setiap bulan kepada ketua Tim
PPI

Terlaksananya tugas perawat penghubung PPI IPCLN Terlaksananya tugas sebagai perawat
diseluruh unit pelayanan di RS sesuai dengan a sampai penghubung PPI IPCLN di semua
dengan f. (a. mencatat data survilens dari setiap pasien ruangan unit pelayanan sesuai dengan
diunit rawat inap masing-masing; b.memberikan a sampai f pada maksud dan tujuan
motivasi dan meningkatkan pelaksanaan kepatuhan dan dokumentasikan
PPI pada setiap personil ruangan di unitnya masing-
masing; c. memonitor kepatuhan petugas kesehatan
yang lain dalam penerapan kewaspadaan isolasi; d.
memberitahukan kepada IPCN apabila ada kecurigaan
HAIs pada pasien; e. bila terdapat infeksi potensial KLB
melkukan penyuluhan bagi pengunjung dan konsultasi
prosedur PPI, serta berkoordinasi dengan IPCN; f.
memantau pelaksanaan penyeuluhan bagi pasien,
keluarga dan pengunjung, serta konsultasi perosedur
yang harus dilaksanakan.)
Membuat anggaran untuk program PPI di RBA RS Memasukkan anggaran kerja TIM PPI
dalam RBA rumah sakit

Menyediakan fasilitas yang cukup untuk menunjang Melengkapi fasilitas untuk menunjang
pelaksanaan program PPI secara lengkap, seperti kegiatan PPI di seluruh unit kerja
tersedianya wastafel di seluruh unit kerja dan seperti APD ,hansdsrub tersedia di
handsrub disetiap TT tempat sampah ada beberapa setiap TT, Spill kit harus ada di setiap
yang belum menggunakan pedal tempat sampah RT ruangan, plastik sampah RT dan
tidak diberi plastik IPAL dan TPS limbah B3 tidak tempat sampah berpedal
tersedia APD Spilkit belum tersedia di seluruh unit
ruangan

Mengoptimalkan SIM RS untuk data PPI sehingga data Mengintegrasikan pelaporan data PPI
PPI dapat terintegrasi dalam pelaporan data PPI terkait ke dalam SIM RS dengan
analisis angka infeksi mengembangkan SIMRS, sehingga
tersedia sistem pencatatan dan
pelaporan data surveilans PPI di
sistem RS manajemen data surveilans
analisis serta publikasi hasil analisis
angka infeksi di dalam SIMRS

RS Menyediakan sumber informasi dan referensi RS Menyediakan sumber referensi


terkini terkini yang dapat diperoleh dari
sumber nasional maupun
internasional diantaranya USCDC
evidence base practise and guidelines
dari WHO peraturan perundangan
publikasi serta penetapan standar dari
berbagai profesi bidang kesehatan
pedoman pedoman pemerintah
terkait pencegahan infeksi dll
Membuat program PPI di rumah sakit untuk Menyempurnakan program PPI sesuai
menurunkan risiko infeksi terkait dengan pelayanan dengan maksud dan tujuan mengacu
kesehatan pada pasien yang mengacu dan sesuai dan sesuai dengan ilmu pengetahuan
dengan ilmu pengetahuan terkini, pedoman praktik terkini, pedoman praktik terkini,
terkini, standar kesehatan lingkungan terkini, dan standar kesehatan lingkungan terkini,
peraturan perundang undangan program kesehatan dan peraturan perundang undangan,
kerja. meliputi kebersihan tangan,
surveilans infeksi, investigasi wabah
outbreak, penyakit infeksi,
pengawasan anti mikroba, assesmen
risiko infeksi, dan penetapan
sasarannya, mengukur dan mereview
risiko infeksi yang ada di RS

Terdapat bukti dokumen yang menunjukkan bahwa Melaksanakan program PPI meliputi a
pelaksanaan program PPI untuk menurunkan s/d g di maksud dan tujuan secara
penularan infeksi pada pasien sudah dilaksanakan terus menerus, secara konsisten dan
secara konsisten dan terus menerus yang meliputi adanya bukti bukti kegiatan berupa
meliputi a s/d g (a. Kebersihan tangan; b. survilens data hasil surveilan, foto foto,
resiko infeksi; c. investigasi wabah (outbreak) penyakit observasi lapangan, dokumen rapat,
infeksi; d. meningkatkan pengawasaan terhadap rapat pembahasan program, kegiatan
penggunaan antimikroba secara aman; e. asesmen pelatihan, dan sosialisasi data, data
berkala terhadap resiko; f. menetapkan sasaran audit Hand higiene, pemakaian APD,
penurunan resiko; g. mengukur dan me-review risiko pembuangan , limbah dsb.
infeksi.)
Melakukan pemeriksaan berkala pegawai, melakukan Melaksanakan program PPI untuk
laporan pajanan, pengobatan dan melaksanakan menurunkan risiko penularan staf
konseling pegawai, Menyediakan APD di Instalasi Gizi meliputi: 1) Pemeriksaan berkala
IPAL dan TPS, Limbah B3 seluruh pegawai termasuk screening
hepatitis B, HIV untuk unit berisiko;
2. Laporan pajanan tertusuk jarum
dilaksanakan secara konsisten; 3)
Imunisasi; 4.) Pengobatan dan
konseling pegawai sebagai tindak
lanjut pajanan. Memilih fokus
program untuk menurunkan risiko
penularan infeksi pada staf petugas
seperti ketersediaan APD ruang Gizi,
IPAL, TPS, B3, dan sanitasi terutama
petugas pemungut sampah. harus
disiapkan sarung tangan kerja rumah
tangga, kepatuhan cuci tangan dan
penaganan limbah

Bukti pelaksanaan pengumpulan data menggunakan Laksanakan pengumpulan data dari


format surveilans infeksi dilakukan setiap hari oleh butir a s d f lengkapi bukti bukti
IPCLN analisis dan intepretasi data dilakukan secara kegiatan berupa 1 hasil pengumpulan
manual wawancara dengan Tim PPI untuk analisis data 2 Data dianalisis dan dibuat
masih terkendala penurunan angka infeksi belum bisa interpretasi data 3 Buat penetapan
dilakukan prioritas untuk menurunkan tingkat
infeksi prioritas untuk pasien apa saja
prioritas untuk staf apa saja prioritas
untuk pengunjung apa saja prioritas
untuk lingkungan rs apa saja
kegaiatannya

Pelaksanaan tentang strategi pengendalian infeksi Melaksanakan strategi pengendalian


berdasarkan prioritas tampak pada semua program infeksi berdasar atas prioritas sesuai
yang dijalankan dan berjalan secara konsisten untuk dengan EP 2 dengan melibatkan
penurunan angka infeksi. seluruh pimpinan unit kerja dalam
mendukung keberhasilan penurunan
tingkat infeksi di RS seperti Kabid,
Karu, IPCLN dan IPCN dengan
mengumpulkan bukti bukti kegiatan
berupa dokumen pencatatan dan
pelporan, dokumen rapat, dan foto
foto kegiatan PPI di RS.
Data surveilans HAIs bulanan dianalisis oleh Tim PPI Melakukan secara konsisten
dan dibahas dengan Tim mutu untuk dilakukan investigasi dan analisis risiko infeksi
pembahasan dan redesain yang melibatkan ketua yang diintegrasikan dengan Tim Mutu
komite mutu dilaksanakan secara konsisten. RS bersama sama menyelesaikan
masalah mutu RS

Bukti penyusunan rancang ulang sebagai tindak lanjut Melaksanakan penyusunan rancang
dari EP 1 Hasil surveilans HAIs belum dibuat tren ulang berdasar atas hasil investigasi
infeksi dan belum dibuat redesain untuk menurunkan sebagai tindak lanjut dari EP 1 dengan
infeksi yang cenderung meningkat wawancara dengan membuat redesain untuk
IPCN menyatakan belum memahami cara membuat menurunkan infeksi yang cenderung
PDSA sebagai upaya menurunkan infeksi meningkat berdasar data-data yang
sudah diukur, diidentifikasi masalah,
cari akar penyebab masalah dengan
fishbone diagram dan membuat
solusi alternatif pemecahan masalah
dan melakukan implementasi ,
mempelajari dan memonitoring
evaluasi kegiatan yang telah dilakuan.
Jika belum berhasil menurunkan
angka infeksi melakukan proses ulang
dari awal , melakukan refreshing cara
membuat PDSA dengan
menghadirkan nara sumber yang lebih
kompeten.

Bukti rancang ulang sebagai tindak lanjut dari Hasil Laksanakan rancang ulang yang ada di
surveilans HAIs belum dibuat tren dan belum dibuat EP 2 Kumpulkan bukti bukti berupa
redesain untuk menurunkan infeksi data primer hasil surveilan dokumen
rapat UMAN pembahasan PDSA
dokumen presentasi sosialisasi
implementasi implementasi
penurunan infeksi di ruangan dan
pelatihan pelatihan untuk
menurunkan risiko infeksi

Melaksanakan assesmen risiko infeksi Melakukan asesmen risiko infeksi


yang dapat terjadi paling sedikit
setahun sekali
RS melaksanakan strategi menurunkan risiko infeksi Membuat ICRA HAIs di RS termasuk
dengan membuat ICRA HAI's seluruh unit dan menetapkan strategi
untuk menurunkan risiko infeksi
tersebut.

RS Menetapkan risiko infeksi pada prosedur dan proses Mentapkan risiko infeksi pada
asuhan invasif yang berisiko infeksi serta strategi untuk prosedur dan proses asuhan invasif
menurunkan risiko infeksi. yang berisiko infeksi serta
menetapkan strategi untuk
menurunkan risiko infeksi bila tim PPI
sudah paham setelah mengikuti
pelatihan

RS mengidentifikasi prosedur dan proses asuhan Melakukan identifikasi dengan


invasif serta strategi untuk menurunkan risiko infeksi. membuat daftar prosedur dan proses
asuhan invasif serta mebuat strategi
untuk menurunkan infeksi, tata kelola
risiko infeksi, Instrumen pengukuran
dengan ceklist tindakan invasif
dilakukan ketika observasi,
mengumpulkan data hasil survei
kepatuhannya dan memberikan
feedback kepada unit terkait

RS mengidentifikasi prosedur dan proses asuhan Melakukan strategi penurunan infeksi


invasif serta strategi untuk menurunkan risiko infeksi. pada prosedur dan proses asuhan
invasif yang telah disusun dengan
benar dan melakukan sosialisasi dan
edukasi pada staf tentang strategi
penurunan infeksi tersebut.

RS melaksanakan pelatihan tentang Penurunan risiko Melaksanakan pelatihan dan adanya


infeksi pada prosedur dan proses asuhan invasif. bukti pelaksanaan pelatihan tentang
Penurunan risiko infeksi pada
prosedur dan proses asuhan invasif
dengan TOR, undangan, daftar hadir,
materi, laporan, evaluasi dan
sertifikat.
RS menetapkan risiko infeksi pada proses kegiatan Mengikuti pelatihan ICRA yang
penunjang pelayanan, membuat ICRA tentang diselenggarakan oleh HIPPI Perdalin,
sterilisasi alat, pengelolaan linen, pengelolaan mengimplementasikan pelatihan yang
sampah, penyediaan makanan, kamar jenazah sebagai didapat dengan membuat ICRA HAIs
upaya memprioritaskan menurunkan risiko infeksi di secara menyeluruh antara lain
RS sterilisasi alat, pengelolaan linen,
pengelolaan sampah, penyediaan
makanan, kamar jenazah setahun
sekali untuk memprioritaskan
program menurunkan risiko infeksi
tahun yang akan datang yang di
tetapkan oleh direktur, daftar risiko
infeksi tersebut.

RS mengidentifikasi dan membuat strategi untuk Melakukan identifikasi dan


menurunkan risiko infeksi pada kegiatan sterilisasi menetapkan strategi untuk
alat . menurunkan risiko infeksi pada
kegiatan sterilisasi alat.

RS mengidentifikasi dan membuat strategi untuk Melakukan identifikasi dan


menurunkan risiko infeksi pada kegiatan pengelolaan menetapkan strategi untuk
linen londri menurunkan risiko infeksi pada
kegiatan pengelolaan linen londri

RS mengidentifikasi dan membuat strategi untuk Melakukan identifikasi dan


menurunkan risiko infeksi pada kegiatan pengelolaan menetapkan strategi untuk
sampah. menurunkan risiko infeksi pada
kegiatan pengelolaan sampah

RS mengidentifikasi dan membuat strategi untuk Melakukan identifikasi dan


menurunkan risiko infeksi pada kegiatan penyediaan menatapkan strategi untuk
makanan. menurunkan risiko infeksi pada
kegiatan penyediaan makanan

RS mengidentifikasi dan membuat strategi untuk Melakukan identifikasi dan


menurunkan risiko infeksi di kamar jenazah. menetapkan strategi untuk
menurunkan risiko infeksi di kamar
jenazah.
Tindakan sterilisasi di luar CSSD dilakukan di setiap unit Melaksanakan secara kontinyu dan
diantaranya desinfeksi permukaan meja, brankard TT, berkoordinasi antara bagian sterilisasi
stetoskop, ambu bag , boor gigi diawasi oleh bagian dengan unit-unit pelayanan dan tim
sterilisasi dan Tim PPI. PPI. Melengkapi dengan adanya bukti
Undangan materi daftar hadir dan
notulen. Melaksanakan supervisi oleh
bagian sterilisasi dilengkapi dengan
cecklis supervisi.

Melaksanaan supervisi ke Unit-unit pelayanan terkait


proses sterilisasi.

Membuat regulasi tentang penetapan batas kadaluarsa Membuat regulasi tentang penetapan
bahan medis habis pakai dan yang akan digunakan batas kadaluarsa bahan medis habis
kembali (reuse) meliputi butir a sampai dengan g pakai dan yang akan digunakan
pada maksud dan tujuan belum dibuat kembali (reuse) meliputi butir a
sampai dengan g pada maksud dan
tujuan

Membuat bukti monitoring evaluasi dan tindak lanjut Melakukan monitoring evaluasi dan
pelaksanaan penggunaan kembali reuse bahan medis tindak lanjut dengan menggunakan
habis pakai sesuai butir a sampai dengan g pada cecklist pelaksanaan penggunaan
maksud dan tujuan (a. alat dan material yang dapat kembali reuse bahan medis habis
dipakai kembali; b. jumlah maksimum pemakaian pakai sesuai butir a sampai dengan g
ulang dari setiap alat secara spesifik; c. identifikasi pada maksud dan tujuan
kerusakan akibat pemakian dan keretakan yang
menandakan alat tidak dapat dipakai; d. proses
pembersihan setiap alat yang segera dilakukan
sesudah pemakian dan mengikuti protokol yang jelas;
e. pencantuman identifikasi pasien pada bahan medis
haabis pakai untuk hemodialisis; f. pencatatan bahan
medis habis pakai yang di reuse di rekam medis ; g.
evaluasi untuk nenurunkan risiko infeksi bahan medis
habis pakai yang direuse.

Membangun alur dan fasilitas londri yang sesuai Melakukan penataan fasilitas dan alur
dengan peraturan perundang undangan di unit londri sesuai PMK 27 tahun
2017 tentang PPI
Membangun alur dan fasilitas londri yang sesuai Melakukan penataan fasilitas dan alur
dengan peraturan perundang undangan di unit londri sesuai PMK 27 tahun
2017 tentang PPI

Memilah linen kotor antara infeksius dan non infeksius, Melakukan pengelolaan linen sesuai
pengangkutan linen menggunakan alat transportasi PMK 27 tahun 2017 tentang PPI
khusus, proses pencucian linen dipisah antara linen
infeksius dan non infeksius di unit londry yang
memenuhi syarat PPI.

Adanya dokumen untuk pelaporan pajanan limbah Membuat laporan pajanan limbah bila
infeksius. ada kejadian dan melengkapi laporan
dengan pelaporan hasil monev
evaluasi dan tindak lanjut atas
pelaporan pajanan limbah infeksius
tersebut.

Adanya bukti monev dan tindak lanjut penanganan, Melakukan monitoring dengan cecklis
handling serta pembuangan darah dan komponen penanganan handling serta
darah. pembuangan darah dan evaluasi serta
tindak lanjuti dikelola sesuai dengan
peraturan perundangan PMK 27
tahun 2017 ttg PPI

Adnya kamar jenazah yang digunakan hanya untuk Melengkapi fasilitas untuk
transit, tidak ada aktifitas pemulasaran ataupun bedah pemulasaran jenazah sesuai dengan
mayat karena fasilitas belum memenuhi syarat prinsip prinsip PPI

Membuat kamar jenazah yang sudah


memenuhi syarat, sehingga segala
kegiatan di kamar mayat ataupun
bedah mayat yang dilakukan dapat
sesuai peraturan perundangan
didokumentasikan

Melakukan pelaksanaan supervisi dan kepatuhan Supervisi dilakukan dengan


prinsip prinsip PPI sesuai dengan peraturan perundang menggunakan cecklis supervisi kamar
undangan dikamar jenazah jenazah, saat pelaksanaan supervisi
dan kepatuhan prinsip prinsip PPI
sesuai dengan peraturan perundang
undangan
Ruangan dapur gizi tertata sesuai dengan standar Melaksanakan renovasi ruang gizi dan
Ruang tempat masak . Ruang produksi tidak sesuai dengan standar, dengan
bercampur dengan ruang saji. dan menjaga memisahkan ruangan tempat racik
kebersihan di dapur, ditempat penyimpanan alat tempat masak, ruang penyimpanan
makan. Membuat alur gizi yang sesuai standar . makanan basah, makanan kering ,
ruang untuk pembagian pemorsian
makanan harus bersih bebas debu
dan ber AC , petugas harus
menggunakan APD, Catatan semua
makanan yang didistribusikan diambil
sampel , diamkan sampai 24 jam bila
tidak ada keluhan makanan bisa
dibuang , Gas untuk memasak di
dalam ruangan , APAR disiapkan ,
insect control dipasang , Wastafel cuci
tangan disediakan, tempat
pembagian pemorsian makanan harus
dalam ruangan tertutup dan ber
AC ,pasang sekat separasi untuk
ruangan tersebut dan ajarkan
petugas pengelola makanan tentang
hand higiene, APD dan pencegahan
infeksi lainnya, pasang exhause van
berukuran besar di areal tempat
masak supaya udara panas tidak
masuk ke ruang produksi , alur gizi
harus sesuai dengan peraturan
perundangan, acuan pedoman
pelayanan gizi PMK No 78 tahun 2013
tentang pelayanan gizi RS

Memperhatikan sanitasi suhu, pencahayaan, Melakukan penyekatan ruangan dan


kelembaban ventilasi dan keamanan di dapur. untuk ruangan pembagian pemorsian
Petugas di RS tidak bebas keluar masuk, pintu tertutup, dipasang AC dan insect control di
Ruangan pembagian pemorsian tertutup dan terdapat pintu masuk dan pintu keluar pasang
rak rak tempat penyimpanan alat makan bersih dan alat monitoring suhu tempat
tidak berdebu penyimpanan daging beku dan
penyimpanan makanan basah.
Memonitoring terhadap kepatuhan prinsip prinsip PPI Melakukan supervisi secara periodik
di Instalasi gizi dilakukan pelaksanaannya secara terutama kebersihan petugas,
konsisten penggunaan APD, kebersihan
makanan, melakukan secara teratur
dan membuat laporan capaian
kepatuhan petugas dalam memakai
APD. Laporan dianalisis dan dibuat
rencana tindak lanjut dilaporkan ke
PMKP dan Komite PPI . Monitoring
dilakukan dengan mengunakan ceklis
dan Laporan pelaksanaan supervisi.

Membuat program pengendalian mekanis dan teknis Membuat dan melaksanakan Program
sistem ventilasi bertekanan positif termostat almari pengendalian mekanis dan teknis
pendingin dan pemanas air utk sterilisasi piring dan sistem ventilasi bertekanan positif
alat dapur. kamar operasi, termostat almari
pendingin dan pemanas air utk
sterilisasi piring dan alat dapur,
membuat laporan pelaksanaannya
dan di dokumentasikan.

Membuat ICRA Renovasi pada beberapa bangunan Melaksanakan ICRA bangunan baru
yang dilengkapi dengan dokumen rapat dengan pihak dan hasil pemantauan kualitas udara
pengembang , dilengkapi MOU dengan pihak akibat bangunan baru. dan
pengembang dan ada pemantauan selama proses melengkapi dokumen ICRA kontruksi
konstruksi. berupa 1)rapat ICRA menghadirkan
pihak pengembang pelaksana proyek
dibuktikan dengan UMAN ; 2) MOU
dengan pihak pengembang : 3) bukti
foto pemasangan barier pada saat
pengerjaan proyek ; 4) dokumen
pengawasan dan pemantauan ICRA
selama kontruksi.

Membangun ruangan khusus isolasi untuk pasien Menyiapkan ruang isolasi pasien
airborne disease yang memenuhi standar isolasi pasien airborne disease dengan mengacu
airborne disesase pada permenkes No 24 tahun 2016
tentang persyaratan teknis bangunan
dan pra sarana rumah sakit Sosialisasi
staf dan petugas tentang standar
precaution dan universal precaution
termasuk tata cara bekerja di ruang
isolasi
Supervisi dan monitoring oleh IPCN terhadap Laksanakan konsistensi pelaksanaan
penempatan dan proses transfer pasien airbone supervisi dan monitoring oleh IPCN
disease belum konsisten dilaksanakan cecklis supervisi terhadap penempatan dan proses
ada pasien airborne disease dengan
menggunakan cecklis yang sudah
dibuat

Supervisi dan monitoring oleh IPCN terhadap ruang Melaksanakan konsistensi


tekanan negatif dan penempatan pasien airbone pelaksanaan supervisi dan monitoring
disease yang dilaksanakan secara konsisten dengan oleh IPCN terhadap ruang tekanan
form cecklis supervisi yang ada. negatif dan penempatan pasien
airbone disease dengan menggunakan
cecklis yang sudah dibuat

Membuat ruangan khusus yang memiliki fasilitas Menyediakan ruang khusus


ruangan bertekanan negatif ventilasi alamiah mekanik bertekanan negatif terpasang Hepa
Filter untuk ventilasi mekanik baik di
IGD maupun ruang rawat inap atau
dengan menggunakan ventilasi
alamiah dengan menggunakan
exhause van , tata ruang sesuai
Pedoman Teknis Sarana dan Pra
Sarana RS Kelas B sesuai dengan
permenkes No 24 tahun 2016
tentang persyaratan teknis bangunan
dan pra sarana rumah sakit.

Membuat bukti pelaksanaan supervisi dan monitoring Melaksanakan secara konsisten


terhadap penempatan pasien infeksi airborne dalam supervisi dan monitoring terhadap
waktu singkat jika rumah sakit tidak mempunyai kamar penempatan pasien infeksi airborne
dengan tekanan negatif sesuai dengan prinsip PPI yang dalam waktu singkat jika rumah sakit
dilaksanakan secara konsisten. tidak mempunyai kamar dengan
tekanan negatif sesuai dengan prinsip
PPI.
Membuat bukti dilakukan edukasi kepada staf tentang Melakukan edukasi staf tentang
pengelolaan pasien infeksius jika terjadi lonjakan pengelolaan pasien infeksius jika
pasien masuk dengan penyakit menular atau rumah terjadi lonjakan pasien masuk dengan
sakit tidak mempunyai kamar dengan tekanan negatif penyakit menular atau rumah sakit
tidak mempunyai kamar dengan
tekanan negatif ventilasi alamiah dan
mekanik lengkapi dengan TOR daftar
hadir materi laporan dan evaluasi.

Membuat ruangan khusus isolasi yang memiliki RS menyediakan ruangan khusus


fasilitas ruangan bertekanan negatif ventilasi alamiah isolasi yang memiliki fasilitas ruangan
mekanik bertekanan negatif ventilasi alamiah
mekanik bila terjadi ledakan pasien
outbreak sesuai dengan peraturan
perundangan.

Melakukan edukasi kepada staf tentang pengelolaan Melakukan edukasi staf tentang
pasien infeksius jika terjadi ledakan pasien outbreak pengelolaan pasien infeksius jika
masuk dengan penyakit airborne terjadi ledakan pasien outbreak
dengan penyakit menular airborne
disiease atau rumah sakit tidak
mempunyai kamar dengan tekanan
negatif ventilasi alamiah dan mekanik
lengkapi dengan TOR daftar hadir
materi laporan dan evaluasi

Menyediakan fasilitas lengkap untuk cuci tangan Menyediakan fasilitas untuk cuci
seperti IPAL, TPS limbah B3, Instalasi gizi dan tangan, sabun desinfektans, tissu,
beberapa ruang rawat inap handuk sekali pakai harus tersedia di
tempat cuci tangan di semua unit
ruangan.

Perawat , security , staf kasir dan seluruh pegawai RS Mesosialisasi kembali kepada seluruh
bisa melakukan cuci tangan sesuai prosedur staf rumah sakit untuk melakukan
cuci tangan sesuai dengan prosedur
lakukan monitoring dan evaluasi
pelaksaan pasca sosialisasi
Pelaksanaan pelatihan hand hygiene kepada semua Melaksanakan ulang pelatihan hand
pegawai termasuk tenaga kontrak dan bukti hygiene kepada semua pegawai
pelaksanaan kegiatan yaitu TOR evaluasi dan sertifikat termasuk tenaga kontrak target 100
persen lengkapi bukti pelatihan
dengan TOR Daftar hadir materi
laporan evaluasi dan sertifikat

Pelaksanaan pelatihan penggunaan APD kepada semua Melaksanakan ulang pelatihan


pegawai termasuk tenaga kontrak dan bukti penggunaan APD kepada semua
pelaksanaan kegiatan yaitu TOR evaluasi dan sertifikat pegawai termasuk tenaga kontrak
belum ada target 100 persen lengkapi bukti
pelatihan dengan TOR Daftar hadir
materi laporan evaluasi dan sertifikat

Ada data surveilans HAIs bulanan dan dianalisis sendiri Melakukan secara berkala dengan
oleh Tim PPI dan dibahas dengan Tim mutu untuk komite mutu untuk pembahasan hasil
dilakukan pembahasan dan redesain yang dilaksanakan surveilans dan merancang ulang untuk
secara konsisten . perbaikan.

Pelaksanaan pelatihan untuk staf klinis dan nonklinis Melaksanakan pelatihan untuk semua
sebagai bagian dari orientasi pegawai baru tentang staf klinis dan nonklinis sebagai bagian
regulasi dan praktik program PPI dari orientasi pegawai baru tentang
regulasi dan praktik program PPI
secara konsisten dilakukan dan di
lengkapi bukti pelaksanaannya
dengan TOR Daftar hadir materi
laporan evaluasi dan sertifikat

Pelaksanaan edukasi secara berkala bila ada Melaksanakan edukasi secara berkala
perubahan regulasi serta praktik program PPI dan bila bila ada perubahan regulasi serta
ada kecenderungan khusus new re emerging diseases praktik program PPI dan bila ada
data infeksi untuk staf klinis dan nonklinis kecenderungan khusus new re
emerging diseases data infeksi untuk
staf klinis dan nonklinis secara berkala
sesuai dengan pedoman yang dibuat
dan lengkapi bukti pelaksanaan
kegiatan yaitu TOR daftar hadir
materi dan laporan evaluasi
Pelaksanaan edukasi untuk pasien keluarga dan Melaksanakan secara konsisten
pengunjung tentang program PPI konsisten edukasi untuk pasien keluarga dan
dilaksanakan pengunjung tentang program PPI

Pelaksanaan penyampaian temuan dan data berasal Melaksanakan penyampaian temuan


dari kegiatan pengukuran mutu indikator mutu dan data berasal dari kegiatan
measurement ke seluruh unit di rumah sakit sebagai pengukuran mutu indikator mutu
bagian dari edukasi berkala rumah sakit namun belum measurement ke seluruh unit di
secara berkala konsisten dilaksanakan rumah sakit sebagai bagian dari
edukasi berkala rumah sakit secara
berkala konsisten dan
dokumentasikan
PS PPI RS ALI SIBROH MALISI
Penanggung Keterangan
Indikator Pencapaian Waktu
Jawab (OPEN/CLOSED)
Tersediannya laporan PPI Tahun 2020 Tim PPI CLOSED
perbulan

Tersedianya dokumentasi bukti Tahun 2020 Tim PPI CLOSED


perawat PPI/IPCN melaksanakan
pengawasan serta supervisi
semua kegiatan pencegahan
dan pengendalian infeksi di RS
dan tersedianya form ceklist
supervisi

Tersedianya bukti terlaksananya Tahun 2019, Tim PPI CLOSED


pelaporan perawat PPI/IPCN Februari 2020
kepada ketua Komite/Tim PPI.

Ada bukti dokumntasi Tahun 2020 Tim PPI OPEN


pelaksanaan tugas perawat
penghubung PPI/IPCLN sesuai
dengan a) sampai dengan f)
Tersedia anggaran yang cukup Tahun 2019, Tim PPI OPEN
untuk menunjang pelaksanaan Tahun 2020
program PPI di RS dan dapat
terlihat di RBA RS

Tersedia fasilitas yang cukup Tahun 2020 Tim PPI, OPEN


untuk menunjang pelaksanaan Pokja MFK
program PPI (tersedianya
wastafel di seluruh unit
pelayanan di RS, handrub
disetiap tempat tidur,
tersedianya pelastik sampah
dan tempat sampah berpedal di
RS)

Rumah sakit mempunyai sistem Tahun 2020 Tim PPI, OPEN


informasi untuk mendukung Pokja MIRM
program PPI, khususnya terkait
dengan data dan analisis angka
infeksi.

Rumah sakit menyediakan Tim PPI,


sumber informasi dan referensi Pokja MIRM
terkini yang dapat diperoleh dari
a) sampai dengan f) pada
maksud dan tujuan. (D,O,W)
Ada program PPI dan kesehatan Tahun 2020 Tim PPI, OPEN
kerja yang komprehensif di Pokja KKS
rumah sakit untuk menurunkan
risiko infeksi terkait dengan
pelayanan kesehatan pada
pasien yang mengacu dan sesuai
dengan ilmu pengetahuan
terkini, pedoman praktik terkini,
standar kesehatan lingkungan
terkini, dan peraturan
perundang-undangan.

Ada bukti pelaksanaan program Tahun 2020 Tim PPI OPEN


PPI untuk menurunkan risiko
tertular infeksi pada pasien.
Ada bukti pelaksanaan program Tahun 2020 Tim PPI, OPEN
PPI untuk menurunkan risiko Pokja KKS
tertular infeksi pada staf klinis
dan nonklinis (kesehatan kerja).
Adanya Fokus Program terkait
pelayanan kesehatan di RS

Ada bukti pelaksanaan Tim PPI


pengumpulan data dari butir a)
sampai dengan f), analisis dan
interpretasi data, serta
membuat prioritas untuk
menurunkan tingkat infeksi.
(D,W )

Ada bukti pelaksanaan strategi Tahun 2020 Tim PPI OPEN


pengendalian infeksi berdasar
atas prioritas untuk
menurunkan tingkat infeksi.
Ada bukti rumah sakit telah Tahun 2020 Tim PPI, Tim OPEN
melakukan investigasi dan PMKP
analisis risiko infeksi serta
diintegrasikan dengan program
mutu dan keselamatan pasien.

Ada bukti rumah sakit telah Tahun 2020 Tim PPI, TIm OPEN
merancang ulang penurunan PMKP
infeksi berdasar atas investigasi
dan hasil analisis.

Ada bukti rumah sakit telah Tim PPI, tim


melaksanakan rancang ulang PMKP
yang ada di EP 2 (D,W)

Ada bukti rumah sakit secara Tahun 2020 Tim PPI, OPEN
proaktif melakukan asesmen Direktur RS,
risiko infeksi yang dapat terjadi Pokja PMKP
paling sedikit setahun sekali.
Ada bukti rumah sakit Tahun 2020 Tim PPI, OPEN
menyusun strategi untuk Direktur RS,
menurunkan risiko infeksi Pokja PMKP
tersebut. Adanya ICRA HAI's di
seluruh unit pelayanan di RS

Rumah sakit menetapkan risiko Tahun 2020 Tim PPI, OPEN


infeksi pada prosedur dan Pokja PAB
proses asuhan invasif yang
berisiko infeksi serta strategi
untuk menurunkan risiko
infeksi. Dan tim PPI seluruhnya
telah mengikuti Pelatihan PPI

Ada bukti identifikasi prosedur Tahun 2020 Tim PPI, OPEN


dan proses asuhan invasif serta Pokja PAB
strategi untuk menurunkan
risiko infeksi.

Rumah sakit melaksanakan Tahun 2020 Tim PPI, OPEN


strategi untuk menurunkan Pokja KKS,
risiko infeksi pada prosedur dan Pokja TKRS,
proses asuhan invasif yang Pokja MKE
berisiko infeksi. Adanya bukti
pelksanaan kegiatan

Rumah sakit telah Tahun 2020 Tim PPI, OPEN


melaksanakan kegiatan Pokja KKS,
pelatihan untuk menurunkan Pokja TKRS,
risiko infeksi di dalam proses- Pokja MKE
proses kegiatan tersebut.
Adanya TOR, undangan, daftar
hadir, materi, laporan, evaluasi
dan sertifikat pelatihan.
Rumah sakit menetapkan risiko Tahun 2020 Tim PPI, OPEN
infeksi pada proses kegiatan Direktur RS
penunjang pelayanan (medik
dan nonmedik) yang berisiko
terjadi infeksi serta strategi
pencegahannya.

Ada bukti identifikasi dan Tahun 2020 Tim PPI, OPEN


strategi untuk menurunkan CSSD
risiko infeksi pada kegiatan
sterilisasi alat.

Ada bukti identifikasi dan Tahun 2020 Tim PPI, Unit OPEN
strategi untuk menurunkan Linen Londri
risiko infeksi pada kegiatan
pengelolaan linen/londri.

Ada bukti identifikasi dan Tahun 2020 Tim PPI, OPEN


strategi untuk menurunkan Kesling
risiko infeksi pada kegiatan
pengelolaan sampah.

Ada bukti identifikasi dan Tahun 2020 Tim PPI, Unit OPEN
strategi untuk menurunkan Dapur
risiko infeksi pada kegiatan
penyediaan makanan.

Ada bukti identifikasi dan Tahun 2020 Tim PPI, OPEN


strategi untuk menurunkan Kamar
risiko infeksi di kamar jenazah. jenazah
Rumah sakit mengoordinasikan Tahun 2020 Tim PPI, OPEN
pelayanan sterilisasi dan CSSD
disinfeksi di luar pusat sterilisasi.
Adanya bukti pelaksanaan
supervisi oleh bagian
sterilisasi.Rumah sakit
menjamin proses sterilisasi dan
disinfeksi di luar pusat sterilisasi
seragam

Ada regulasi tentang penetapan Tahun 2020 Tim PPI, OPEN


batas kadaluarsa bahan medis Direktur RS,
habis paka dan yang akan CSSD, Pokja
digunakan kembali (reuse) PAB
meliputi butir a) sampai dengan
g) pada maksud dan tujuan.

Ada bukti monitoring, evaluasi, Tahun 2020 Tim PPI, OPEN


dan tindak lanjut pelaksanaan Pokja PKPO
penggunaan kembali (reuse)
bahan medis habis pakai sesuai
butir a) sampai dengan g) pada
maksud dan tujuan.

Membangun bangunan, alur, Tahun 2020 Tim PPI, OPEN


dan fasilitas londri sesuai Pokja MFK
dengan peraturan perundang-
undangan.
Tahun 2020 Tim PPI,
Pokja MFK

Bila linen/londri dilaksanakan OPEN


oleh pihak di luar rumah sakit,
harus memenuhi sertifikasi
mutu dan sesuai dengan
peraturan perundang undangan

Prinsip-prinsip PPI diterapkan Tahun 2020 Tim PPI, OPEN


pada pengelolaan linen/londri, Pokja MFK
termasuk pemilahan,
transportasi, pencucian,
pengeringan, penyimpanan, dan
distribusi.

Adanya pelaporan pajanan Tahun 2020 Tim PPI, OPEN


limbah infeksius sesuai dengan Kesling
regulasi dan dilaksanakan
monitoring, evaluasi, serta
tindak lanjutnya.

Ada bukti penanganan Tahun 2020 Tim PPI, OPEN


(handling) serta pembuangan Kesling
darah dan komponen darah
sudah dikelola sesuai dengan
peraturan perundang-
undangan.

Pemulasaraan jenazah dan Tahun 2020 Tim PPI, Unit OPEN


bedah mayat sesuai dengan Kamar
regulasi. Jenazah,
Pokja MFK

Ada bukti kegiatan kamar mayat Tahun 2020 Tim PPI, Unit OPEN
dan kamar bedah mayat sudah Kamar
dikelola sesuai dengan Jenazah,
peraturan perundang- Pokja MFK
undangan.

Ada bukti pelaksanaan supervisi Tahun 2020 Tim PPI, Unit OPEN
dan kepatuhan prinsip-prinsip Kamar
PPI sesuai dengan peraturan Jenazah
perundang-undangan.
Ada bukti pelaksanaan Tahun 2020 Tim PPI, OPEN
penyimpanan bahan makanan, Pokja MFK
pengolahan, pembagian/
pemorsian, dan distribusi
makanan

sudah sesuai dengan


peraturan perundang-
undangan.

Ada bukti pelaksanaan Tahun 2020 Tim PPI, OPEN


penyimpanan makanan, bahan Pokja MFK
makanan dan produk nutrisi
dengan memperhatikan
kesehatan lingkungan meliputi
sanitasi, suhu, pencahayaan,
kelembapan, ventilasi, dan
keamanan untuk mengurangi
risiko infeksi.
Ada bukti pelaksanaan Tahun 2020 Tim PPI OPEN
monitoring kepatuhan prinsip-
prinsip PPI sesuai dengan
peraturan perundang-
undangan.

Fasilitas yang tercantum pada Tahun 2019 Tim PPI CLOSED


butir a) sampai dengan e) sudah
dilakukan pengendalian mekanis
dan teknis (mechanical dan
engineering control). Adanya
ICRA Konstruksi

Rumah sakit telah Tahun 2019 Tim PPI CLOSED


melaksanakan penilaian risiko
pengendalian infeksi (infection
control risk assessment/ICRA)
pada semua renovasi, kontruksi
dan demolisi sesuai dengan
regulasi.

Adanya ruang isolasi airbone Tahun 2020 Tim PPI, OPEN


disease . Penempatan dan Pokja MFK
transfer pasien airborne
diseases sesuai dengan
peraturan perundang-undangan
termasuk di ruang gawat
darurat dan ruang lainnya.
Ada bukti pelaksanaan supervisi Tahun 2048 Tim PPI OPEN
dan monitoring oleh IPCN
terhadap penempatan dan
proses transfer pasien airborne
diseases wsesuai dengan prinsip
PPI. (D,O,W)

Ada bukti pelaksanaan Tahun 2020 Tim PPI OPEN


monitoring ruang tekanan
negatif dan penempatan pasien
secara rutin.

Adanya penempatan pasien Tahun 2020 Tim PPI, OPEN


infeksi, air borne, dalam waktu Pokja MFK
singkat jika rumah sakit tidak
mempunyai kamar dengan
tekanan negatif sesuai dengan
peraturan perundang-undangan
termasuk di ruang gawat
darurat dan ruang lainnya.

Ada bukti pelaksanaan supervisi Tahun 2019, Tim PPI CLOSED


dan monitoring oleh IPCN Tahun 2020
terhadap penempatan pasien
infeksi air borne dalam waktu
singkat jika rumah sakit tidak
mempunyai kamar dengan
tekanan negatif sesuai dengan
prinsip PPI.
Ada bukti dilakukan edukasi Tahun 2020 Tim PPI, OPEN
kepada staf tentang Direktur RS,
pengelolaan pasien infeksius jika Pokja ARK
terjadi lonjakan pasien masuk
dengan penyakit menular atau
rumah sakit tidak mempunyai
kamar dengan tekanan negatif
(ventilasi alamiah dan mekanik).

Rumah sakit menyediakan ruang Tahun 2020 Tim PPI, OPEN


isolasi dengan tekanan negatif Pokja MFK
bila terjadi ledakan pasien
(outbreak) sesuai dengan
peraturan perundangan.

Ada bukti dilakukan edukasi Tahun 2020 Tim PPI, OPEN


kepada staf tentang Pokja ARK
pengelolaan pasien infeksius jika
terjadi ledakan pasien
(outbreak) penyakit infeksi air
borne.

Sabun, disinfektan, serta Tahun 2020 Tim PPI, CLOSED


tissu/handuk sekali pakai Kesling ,
tersedia di tempat cuci tangan Pokja MFK
dan tempat melakukan
disinfeksi tangan.

Hand hygiene sudah Tahun 2019, Tim PPI CLOSED


dilaksanakan dengan baik. Tahun 2020
Ada bukti pelaksanaan pelatihan Tahun 2019, Tim PPI, CLOSED
hand hygiene kepada semua Tahun 2020 Pokja SKP
pegawai termasuk tenaga
kontrak.

Ada bukti pelaksanaan Tahun 2019, Tim PPI CLOSED


pelatihan penggunaan alat Tahun 2020
pelindung diri kepada semua
pegawai termasuk tenaga
kontrak.

Ada bukti pertemuan berkala Tahun 2019, Tim PPI, CLOSED


antara Komite PMKP Tahun 2020 Pokja PMKP
(Peningkatan Mutu dan
Keselamatan Pasien) dengan
Komite atau Tim PPI untuk
membahas hasil surveilans dan
merancang ulang untuk
perbaikan.

Ada bukti pelaksanaan pelatihan Tahun 2019, Tim PPI, CLOSED


untuk semua staf klinis dan Tahun 2020 Pokja KKS,
nonklinis sebagai bagian dari Pokja TKRS,
orientasi pegawai baru tentang Pokja MKE
regulasi dan praktik program
PPI.

Ada bukti pelaksanaan edukasi Tahun 2019, Tim PPI, CLOSED


secara berkala bila ada Tahun 2020 Pokja MKE
perubahan regulasi, serta
praktik program PPI dan bila ada
kecenderungan khusus (new/re-
emerging diseases) data infeksi
untuk staf klinis dan nonklinis.
Ada bukti pelaksanaan edukasi Tahun 2019, Tim PPI, CLOSED
untuk pasien, keluarga, dan Tahun 2020 Pokja KKS,
pengunjung tentang program Pokja TKRS,
PPI. Pokja MKE

Ada bukti pelaksanan Tahun 2019, Tim PPI CLOSED


penyampaian temuan dan data Tahun 2020
berasal dari kegiatan
pengukuran mutu/indikator
mutu (measurement) ke
seluruh unit di rumah sakit
sebagai bagian dari edukasi
berkala rumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai