Anda di halaman 1dari 76

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

STRATEGI KEBERHASILAN SUKU WAORANI DALAM


MEMENANGKAN LITIGASI KASUS PENCEMARAN MINYAK
PERUSAHAAN TEXACO

SKRIPSI

DISUSUN OLEH:
NADIA HAYU PASTIKA
NIM: 071711233098

PROGRAM STUDI S-1 HUBUNGAN INTERNASIONAL


DEPARTEMEN HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SEMESTER GANJIL 2020/2021

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

STRATEGI KEBERHASILAN SUKU WAORANI DALAM


MEMENANGKAN LITIGASI KASUS PENCEMARAN MINYAK
PERUSAHAAN TEXACO

SKRIPSI

DISUSUN OLEH:
NADIA HAYU PASTIKA
NIM: 071711233098

PROGRAM STUDI S-1 HUBUNGAN INTERNASIONAL


DEPARTEMEN HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SEMESTER GANJIL 2020/2021

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

HALAMAN PERNYATAAN TIDAK MELAKUKAN PLAGIAT


Bagian atau keseluruhan skripsi berjudul:
“STRATEGI KEBERHASILAN SUKU WAORANI DALAM

MEMENANGKAN LITIGASI KASUS PENCEMARAN MINYAK


PERUSAHAAN TEXACO”

ini tidak pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademis pada bidang studi dan/atau
universitas lain dan tidak pernah dipublikasikan atau ditulis oleh individu selain penulis
kecuali bila dituliskan dengan format kutipan (langsung ataupun tidak langsung) dalam
isi Skripsi.
Apabila ditemukan bukti bahwa pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia
menerima sanksi sesuai ketentuan yang berlaku di Universitas Airlangga.

Surabaya, 14 Januari 2020

Nadia Hayu Pastika


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURAT KETERANGAN TES KESAMAAN (SIMILITARY)


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

STRATEGI KEBERHASILAN SUKU WAORANI DALAM MEMENANGKAN


LITIGASI KASUS PENCEMARAN MINYAK PERUSAHAAN TEXACO

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi S1

pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Airlangga

Disusun Oleh:

NADIA HAYU PASTIKA

071711233098

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL


DEPARTEMEN HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SEMESTER GANJIL 2020/2021

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

HALAMAN PERSEMBAHAN

Pertama tama saya ingin mempersembahkan skripsi ini untuk diri saya sendiri, karena
tanpa adanya kemauan yang kuat dari diri saya sendiri maka skripsi ini tidak mungkin
akan selesai dalam waktu yang singkat. Terimakasih juga kepada saya karena sudah
berhasil melewati berbagai suka maupun duka yang tentu banyak sekali dukanya selama
perkuliahan, terimakasih kepada diri saya sendiri yang sudah berhasil bertahan selama
3,5 tahun dan lulus dengan membawa gelar S. Hub. Int.

Skripsi ini juga saya persembahkan kepada Bapak dan Ibuk yang selalu mendukung
segala keputusan Nadia dan mendoakan atas kebaikan Nadia. Menyelesaikan skripsi ini
merupakan salah satu bentuk tanggung jawab dan pembuktian kepada Bapak dan Ibuk
bahwa segala doa dan amanah yang sudah diberikan dengan meninggalkan Nadia
sendirian di Surabaya untuk menuntut ilmu, telah terbayarkan dan tidak sia-sia. Semoga
segala usaha yang sudah dilakukan oleh Nadia tidak mengecewakan Bapak dan Ibuk.

Terimakasih juga kepada seluruh keluarga Alm. Sidha Indra, khususnya Akung yang
sudah mendukung dan mendoakan Nadia meskipun tidak dapat melihat seluruh proses
ini secara langsung. Terimakasih juga kepada Uti dan keluarga lainnya yang telah
mendukung dan mendoakan

ii

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

HALAMAN INSPIRASIONAL

“Semakin cepet skripsimu selesai, semakin cepet kamu bisa marathon liat Mark Sloan
di Greys Anatomy”

Naila Mufidah

“We don’t grow when things are easy, we grow when we face challenges”

Unknown

iii

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

HALAMAN TERIMAKASIH

Saya ingin mengucapkan Alhamdulillah sebesar-besarnya sebagai rasa syukur saya


karena telah berhasil menyelesaikan skripsi ini dan melalui proses sidang yang cukup
menguras tenaga. Terimakasih sebanyak-banyaknya kepada Allah SWT Karena telah
meridhoi hamba untuk menyelesaikan skripsi saya dan memberikan saya kesehatan dan
kelancaran selama proses penulisan skripsi hamba.

Terimakasih sebanyak-banyaknya juga saya sampaikan kepada kedua orang tua saya, Ir.
Sugeng Rochadi dan Inaka Makanti, SE. Karena telah memberikan dukungan dan
mengirimkan berbagai doa-doa yang dapat menguatkan Nadia selama ini. Terimakasih
karena telah yakin kepada Nadia untuk mampu menyelesaikan perkuliahan dalam waktu
3,5 tahun. Terimakasih karena telah mengizinkan Nadia untuk kuliah di tempat yang
jauh dari rumah, dan mendukung segala keputusan Nadia. Terimakasih atas segala kasih
sayang yang sudah diberikan oleh Ibuk dan Bapak untuk Nadia yang masih belum
membanggakan dan belum bisa membalas budi. Semoga Nadia bisa terus berusaha
keras untuk membanggakan Ibuk dan Bapak kedepannya. Untuk kedua saudara
kandungku, tuts dan fahrezi, trims karena nggak mengganggu dan tidak menyebalkan
selama pengerjaan skripsi. Trims juga untuk fahrezi karena sudah memasakkan aku
steak yang sangat enak sebelum aku ngurus yudisium ke Surabaya.

Untuk keluarga besar Sidha Indraku yang paling kusayang, Alm Akung dan Uti, Bude-
bude dan Pakde-pakdeku, terimakasih banyak sudah percaya sama Nadia dan
mendukung Nadia sampai sejauh ini. Terimakasih banget banget banget untuk Mba Ina
sepupuku yang paling menyebalkan tapi aku tau u ♡ me, karena mau bantu aku latihan
sidang. Terimakasih banget banget banget juga untuk Mba Hana yang mau kurepotin
dan kuberisikin tentang skripsi dan sidang, dan selalu yakin kalau aku bisa nyelesaikan
skripsi dengan cepet dan bisa melewati sidang dengan baik. Terimakasih Mba Ina dan

iv

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Mba Hana yang sudah ikut andil untuk ngebimbing aku selama pengerjaan skripsi dan
persiapan sidang ♡♡.

Untuk Mbak Irfa, terimakasih sudah menjadi pembimbing yang sangat baik hati,
responsif, dan mendukung Nadia untuk menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih karena
sudah mengarahkan Nadia sampai sejauh ini, karena tanpa kebaikan Mbak Irfa Nadia
tidak mungkin bisa menyelesaikan skripsi ini dalam waktu yang cukup singkat.
Kemudian untuk ketiga dosen penguji skripsi saya, Mas Yunus, Bu Lilik, dan Bu Ani.
Terimakasih banyak atas kritik, saran, dan tambahan ilmu-ilmu yang dimiliki dan
diberikan untuk perbaikan skripsi saya. Terimakasih karena telah bersedia menguji
Nadia dan sudah memberikan nilai yang tidak mengecewakan Nadia. Untuk dosen-
dosen S1 Departemen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Airlangga yang tidak
dapat saya sebutkan satu persatu. Terimakasih banyak telah memberikan ilmu dan
pengalaman perkuliahan yang sangat bermanfaat untuk menambah wawasan
pengetahuan saya. Semoga saya dapat menggunakan ilmu- ilmunya dengan baik di
dunia pekerjaan nanti.

Banyak-banyak terimakasih juga untuk Zahra karena nggak mungkin aku ada disini
ngurus yudisium bareng kamu kalau kamu nggak ngedorong-dorong aku buat nyicil
skripsi, walaupun aku selalu balesnya sewot, jutek, dan marah-marah karena aku gasuka
dipaksa apalagi diatur. Buat kali ini aku sangat berterimakasih karena kamu ngotot mau
maksa aku ngerjain skripsi dan lulus bareng 3,5 tahun yang padahal akupun nggak ada
ambisi buat nyelesaikan secepet ini. Terimakasih ya zahra dan keluarga Setiawan
lainnya karena sudah mau menampung aku kalau aku lagi sedih di Surabaya hehe♡
terimakasih zahra karena selalu punya segudang cermis yang super seru, terimakasih
zahra selalu aku bikin ngakak tiap bangun tidur dirumahmu karena kamu pasti ngomel
malemnya setiap nonton film bareng aku pasti tidur duluan. Terimakasih ya zar sudah
mau jadi temen baikku semoga selalu temenan sampe selamanya dan bisa sukses
bersama ♡♡♡♡.

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Untuk Naila dan Rere dua sahabatku yang paling gabisa digantikan sama siapapun,
terimakasih sudah mendukung aku dan meyakinkan kalo aku bisa ditengah-tengah
keputus asaanku. Makasih sudah jadi teman yang sangat baik dan suportif kalau aku di
Malang karena temenku juga cuma bisa dihitung jari kalau di Malang☺️I love you guys
beyond words, semoga kita bisa saling mendukung dan sukses bareng-bareng di bidang
yang kita geluti ini. Semoga kita bisa terus berteman dan keep in touch walaupun bakal
kepisah banget di masa depan, aku super sayang kalian. Terimakasih juga buat Novia
Nabila dan Jihan Kamila, dayang-dayangnya Pak Sarsono dan Pak Suryo, yang
walaupun kita kepisah lama banget dan jarang ketemu tapi kita bisa berkembang
sendiri-sendiri dan ujungnya saling mendukung. Selalu gapernah bosen dan gapernah
kehabisan topik tiap bertemu, mungkin kita emang sudah ditakdirkan untuk berteman
sampai sejauh ini ☺️

Kemudian untuk ♡Bahrudins Family♡ kesayanganku selamanya Bu Suri Nabila


Xiaonag*** trims karena selalu menuntunku aku ke jalan yang benar, ayo bu sur 2021
kamu harus percaya kalo sehun itu sama suho ok!!!! Busi Tyas Pamelia yang selalu
mendukung aku dan selalu mendengar segala ceritaku sampe aku pun masih sempet
kirim chat ke busi pas lagi di sidang Bu Ani, adalah pertanda bahwa kalau ada apa-apa
aku selalu berkeluh kesah kepada busi. Si hobi cermis dan tukang masak di 3910. Ceu
Hilde yang cuma bisa nyambung diajak ngomong sama aku perkara deep talk, band
band jadul KARENA TASTE MUSIK KITA YANG SAMAAN ATAU MIRIP
AAAKKK♡, temen yang bisa kuajak ngomong panjang lebar tentang kepercayaan
Yahudi karena aku sangat kepo. Semangat ya ce, semoga kita bisa bertemu dan
berenang bareng lagi wkwk!!! semoga ceu hilde juga selalui bahagia dan minum air
putih yang banyak darah itu bisa ngalirin oksigen, bukan kafein!! ada Enjel juga si
gemini yang tidak tau diri semoga sisi gemini yang nyebelinnya bisa dikurang kurangin
lagi, semoga paketannya ga kesasar lagi ke rumah mba Nur. Semoga selalu baik hati
tapi jangan mau lagi dimainin sama temen-temen yang tidak tau diri, please ya njel u
selalu terlalu baik ke orang orang tau g. Terimakasih untuk enji karena mau repot bareng

vi

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ngurus PIHI yang subhanallah ya bun bikin lelahnya. Terakhir buat awo suwowo
terimakasih supirku selama beberapa dekade sebelum aku pindah ke Ngagel, tolong
whatsappnya jangan di block lagi terimakasih. Semoga di kemudian hari kita nggak
tengkar tengkar lagi☺️ semoga bisa selalu bahagia setelah berhasil keluar dari rumah,
semoga nggak selalu merasa sendiri karena ada aku dan ♡Bahrudins Family♡.
Pokoknya inget ya o kalo mau pisah harus pamit!!! ♥️u semoga kita semua bisa kumpul
lagi di 3910 ya, aku sayang banget sama ♡Bahrudins Family♡.

Untuk Icun dan Ijul terimakasih banyaaakk sudah jadi stress relief selama aku skripsian
dan kuliah, sayang banget sama kalian semoga kita bakal selalu berteman sampe
selamanya juga. Terimakasih juga untuk temen mainku yang lain Hugo, Vero, Memble,
Bimo, Lovi, Umik Intan, Kidil, Edo, Rifqi, Fauzi, Porol yang selama aku kuliah sering
diajak nonton bareng, ngejar konser bareng sampe pulang jam 3 pagi, duduk duduk di
Darryl sampe subuh dan berbagai memori lainnya yang bikin aku betah kuliah di HI
UNAIR meskipun aku ga betah sama jurusannya☺️ terimakasih untuk mom Geby yang
mau kurepotin jadi asdos bareng di PIHI, kamu pahlawan tanpa tanda jasa. Buat teman-
temanku HI17 lainnya Demas, Aya, Qory, Maretha, Syahro, Ayah Yute, Brian, Raeno,
Majidun, Kebot, Nurina, Putra, Putri, dan semua temen-temen lainnya yang tidak bisa
disebutkan satu-satu, terimakasih sudah mengisi kehidupan perkuliahanku menjadi
sangat menyenangkan, dan terimakasih sudah mau berbagi ilmu karena dibandingkan
kalian aku bener-bener nggak ada apa-apanya ♥️♥️

Terimakasih juga untuk katingku Mbak Yocii karena mau mau aja kurepotin selama mau
sidang, dan selalu baik hati dan mengarahkan aku dengan baik hehe. Pokoknya aku
sangat berterimakasih kepada Mbak Yoci karena bikin tenang juga semangat-
semangatnya menuju sidang hwhw. Juga untuk Mas Rusli karena sudah nraktir di kintan
ditengah penatnya skripsian bareng zahra.

Saya ingin berterimakasih banyak untuk semua teman-teman saya dan orang- orang
yang terlibat dalam keseharian hidup saya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

vii

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Terimakasih banyak untuk uluran tangan dan doanya selama ini untuk Nadia. Semoga
kebaikan kalian dibalas oleh Tuhan Yang Maha Esa. Aamiin

viii

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul:


STRATEGI KEBERHASILAN SUKU WAORANI DALAM MEMENANGKAN
LITIGASI KASUS PENCEMARAN MINYAK PERUSAHAAN TEXACO

Disusun oleh:
Nadia Hayu Pastika
NIM. 071711233098

Skripsi ini telah memenuhi persyaratan dan disetujui untuk diujikan.

Dosen Pembimbing

Irfa Puspitasari, S.IP, MA.


NIP. 198503252 01012 2 002

ix

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

HALAMAN PENGESAHAN PANITIA PENGUJI

Skripsi ini telah diujikan dan disahkan dihadapan Komisi Penguji

Program Studi S1 Ilmu Hubungan Internasional Departemen Hubungan


Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga
Pada hari
Rabu, 13 Januari 2021
Pukul 13.30-15.30
Komisi Penguji terdiri dari:

Ketua Penguji

Moch. Yunus, S.IP. MA


NIP. 19731025 200501 1 002

Anggota I Anggota II

Hj. Lilik Salamah, Dra., M.Si, Baiq L. S. Wahyu Wardhani,


Dra., MA., Ph.D.
NIP. 19560507 198601 2 001 NIP. 19640331 198810 2 002

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan
kesehatan dan kekuatan yang tiada henti untuk penulis selama proses pengerjaan
skripsi ini sebagai tugas akhir penulis untuk mendapatkan gelar Sarjana
Hubungan Internasional. Tanpa bimbingan dan ridho-Nya, penulis menyadari
bahwa tidak dapat dengan mudah menyelesaikan penelitian ini dalam kurun
waktu dua semester, yaitu satu semester pengerjaan proposal skripsi dan satu
semester pengerjaan skripsi. Tentunya, dalam melakukan penelitian untuk
pengerjaan skripsi ini, penulis menghadapi berbagai macam hambatan dan
kesulitan yang berdampak pada kesehatan penulis. Kendati demikian, dikarenakan
tekad yang sudah bulat untuk segera menyelesaikan penelitian ini tanpa
menundanya untuk membanggakan kedua orang tua, maka penulis berhasil
melewati segala hambatan dan kesulitan tersebut hingga berada di titik ini.

Hal lain yang mendorong penulis untuk terus menyelesaikan penelitian ini
dikarenakan ketertarikan penulis terhadap negara Ekuador serta berbagai negara
yang berada di Amerika Latin, Sehingga penulis ingin mengkaji lebih dalam
mengenai dampak sosial keberadaan pengungsi Venezuela bagi penduduk
Ekuador. Maka dari itu, dikarenakan penulis memiliki latar belakang sebagai
mahasiswi Hubungan Internasional ingin memperluas wawasan masyarakat
internasional mengenai berbagai dampak sosial yang disebabkan kehadiran
pengungsi dalam jumlah banyak pada suatu negara. Dengan demikian,
dikarenakan tidak adanya penelitian di Universitas Airlangga maupun universitas-
universitas lainnya yang membahas mengenai kasus pencemaran lingkungan di
kawasan Amazon, maka penulis memilih untuk menjadikan penelitian yang
berjudul “Strategi Keberhasilan Suku Waorani dalam Memenangkan Litigasi
Kasus Pencemaran Minyak Perusahaan Texaco” sebagai skripsi penulis. Awal
mula penulis memilih topik tersebut untuk dijadikan sebagai topik penelitian
dilatarbelakangi oleh adanya kasus pencemaran minyak di kawasan yang
ditinggali oleh suku Waorani yang kemudian dilanjutkan dalam proses litigasi
oleh para korban. Sehingga penulis ingin mencari tahu latar belakang keberhasilan

xi

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

suku Waorani dalam proses litigasi tersebut, yang dituangkan oleh penulis dalam
skripsi ini.

Dalam melakukan penelitian ini, penulis sadar bahwa untuk merealisasikan


penelitian ini tidak dapat tercapai tanpa bantuan dosen pembimbing, dosen-dosen
pengajar, keluarga, dan teman-teman penulis. Penulis ingin menyampaikan
permohonan maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan kata yang kurang
berkenan di penelitian ini, dikarenakan dalam pengerjaan penelitian ini tidak luput
dari ketidaksempurnaan. Penulis memiliki harapan besar terhadap penelitian ini
untuk dapat berkontribusi bagi studi Ilmu Hubungan Internasional, dan
menambah wawasan pengetahuan yang bermanfaat untuk khalayak umum. Akhir
kata, penulis ucapkan terima kasih.

Surabaya, 29 Desember 2020

Nadia Hayu Pastika

xii

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL I...................................................................................................0


HALAMAN PERNYATAAN TIDAK MELAKUKAN PLAGIAT ..............................i
SURAT KETERANGAN TES KESAMAAN (SIMILARITY) ...................................ii
HALAMAN JUDUL II ................................................................................................iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................................iv
HALAMAN INSPIRASIONAL ...................................................................................v
HALAMAN TERIMAKASIH ....................................................................................vi
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...........................................................ix
HALAMAN PENGESAHAN PANITIA PENGUJI .....................................................x
KATA PENGANTAR ..................................................................................................xi
DAFTAR ISI................................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK..........................................................................xv
DAFTAR AKRONIM.................................................................................................xvi
ABSTRAK................................................................................................................xviii
ABSTRACT...............................................................................................................xix
BAB I ............................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1. Latar Belakang......................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah................................................................................................3
1.3. Tujuan Penelitian..................................................................................................3
1.4. Kerangka Pemikiran ............................................................................................5
1.5. Hipotesis ..............................................................................................................8
1.6. Manfaat Penelitian................................................................................................8
1.7. Metode Penelitian.................................................................................................8
1.7.1. Definisi Konseptual dan Operasional................................................................8
1.7.1.1. Grassroots...............................................................................................8
1.7.1.2. Pressure Group .......................................................................................9
1.7.1.3. Jaringan Advokasi Transnasional............................................................9
1.7.1.4. Leverage Politics...................................................................................10
1.7.1.5. Accountability Politics...........................................................................10
xiii

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

1.7.1.6. Information Politics..............................................................................11


1.7.2. Tipe Penelitian.................................................................................................11
1.7.3. Teknik Pengumpulan Data..............................................................................11
1.7.4. Teknik Analisis Data.......................................................................................11
1.7.5. Jangkauan Penelitian ......................................................................................11
1.7.6. Sistematika Penulisan ....................................................................................12
BAB II ........................................................................................................................13
POSISI MASYARAKAT WAORANI SEBAGAI PRESSURE GROUP
DALAM POLITIK EKUADOR, SERTA PERJUANGAN TERHADAP
HAK-HAK MASYARAKAT ADAT ........................................................................13
2.1. Bentuk Penyelewengan Pemerintah Ekuador dan Perusahaan Texaco..............13
2.2. Upaya Suku Waorani sebagai Pressure Group dalam Memperjuangkan Hak
Masyarakat Adat.......................................................................................................16
2.3. Keterlibatan NGO dalam Keberlangsungan Proses Litigasi..............................19
BAB III........................................................................................................................22
ANALISA STRATEGI MODEL BUMERANG PERUSAHAAN
DALAM MENEKAN PERUSAHAAN CHEVRON .............................................22
3.1. Information Politics...........................................................................................22
3.2. Leverage Politics...............................................................................................25
3.3. Accountability Politics.......................................................................................29
BAB IV........................................................................................................................32
ANALISA KEBERHASILAN SUKU WAORANI TERHADAP
PEMERINTAHAN EKUADOR DAN PERUSAHAAN CHEVRON...................32
4.1. Proses Kemenangan Masyarakat Adat dalam Hasil Akhir Litigasi ...................32
4.2. Perubahan Kebijakan Ekuador............................................................................35
4.3. Perubahan Kebijakan Perusahaan Chevron
4.3.1. Hak Asasi Manusia Masyarakat Adat ......................................................36
4.3.1. Standar Lingkungan .................................................................................38
BAB V.........................................................................................................................41
KESIMPULAN..........................................................................................................41
KESIMPULAN..........................................................................................................45

xiv

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK

GAMBAR

Gambar 3.2.1. Animasi The Adventure of Dony Rico................................................. 16


Gambar 3.2.2 Kampanye oleh Selebriti

xv

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR AKRONIM

AFN the Assembly of First Nations

CalEPA California Environmental Protection Agency

CDES Centro de Derechos Economicos y Sociales

CHRB The Corporate Human Rights Benchmark

CONAIE Confederation of Indigenous Nationalities of


Ecuador

CONCONAWEP Coordinating Council of the Waorani Nationality of


Ecuador-Pastaza

CONFENIAE Confederation of Indigenous Nationalities of the


Ecuadorian Amazon

EHS Environment, Health, and Safety

EPS Environmental Performance Standards

ES Environmental Stewardship

ESHIA Environmental, Social and Health Impact


Assessment

FDA Front for the Defense of the Amazon

FPIC Free, Prior, and Informed Consent

HAM Hak Asasi Manusia

ICCR Interfaith Center on Corporate Responsibility

IFC International Finance Corporation

ILO International Labour Organization

INGO International Non-Governmental Organization

ISO International Organization for Standardization

xvi

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LRQA Lloyd's Register Quality Assurance

NGO Non-Governmental Organization

OEMS Operational Excellence Management System

OHSAS Occupational Health and Safety Assessment Series

ONHAE Organization of Waorani Nationalities of Ecuador

SEC Securities and Exchange Comission

SIL Summer Institute of Linguistics

TAN Transnational Advocacy Networks

UNDRIP United Nations Declaration on the Rights of


Indigenous Peoples

WBT Wycliffe Bible Translators

xvii

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ABSTRAK

Kasus ini dimulai pada tahun 2007 pasca dilakukannya ekstraksi minyak bumi
yang dilakukan secara besar-besaran oleh perusahaan Texaco tanpa
memperhatikan keberlanjutan hidup dari suku Waorani yang menetap dan
menggantungkan kehidupannya dengan sumber daya alam hutan Amazon,
tepatnya di Taman Nasional Yasuni. Selama prosesnya tersebut tim hukum
Aguinda hadir sebagai representatif yang mengatasnamakan masyarakat adat
setempat khususnya suku Waorani. Suku Waorani sendiri pada dasarnya
merupakan salah satu tertua dengan jumlah anggota yang cukup besar,
dibandingkan dengan masyarakat adat lainnya. Kemenangan litigasi tersebut
terjadi ditengah minimnya dukungan perlindungan dari pemerintah Ekuador
terhadap hak suku Waorani. Pemerintah memang telah mengesahkan kebijakan
untuk melindungi hutan Amazon dan hak masyarakat adat, namun implementasi
pemerintah cenderung lemah. Dengan minimnya peran pemerintah tersebut,
menimbulkan pertanyaan yaitu, bagaimana suku Waorani mampu memenangkan
proses litigasi terhadap kasus pencemaran lingkungan perusahaan multinasional
Texaco. Guna menjawab pertanyaan tersebut, penulis mengelaborasikan konsep
pressure group sebagai bentuk gerakan aksi kolektif dari tingkat lokal untuk
melakukan perubahan di tingkat lokal, regional, nasional, atau internasional serta
pendekatan TAN sebagai kontributor utama konvergensi norma sosial dan budaya
yang dapat mendukung proses integrasi regional dan internasional. Penelitian ini
bersifat kualitatif dengan mengumpulkan berbagai data yang bersumber dari
literatur yang kredibel dan berbagai media elektronik. Dari hasil analisis data yang
ada, maka penulis berasumsi bahwa keberhasilan suku Waorani mendapatkan
berbagai dukungan dari sejumlah NGO dan membentuk TAN dengan
menggunakan strategi politik informasi, politik mempengaruhi, dan politik
akuntabilitas dalam mendesak perusahaan korporasi yang diarahkan oleh
Donziger sebagai salah satu pengacara yang terlibat dalam proses litigasi.

Kata Kunci: Litigasi, Pemerintah Ekuador, Perusahaan Chevron, Perusahaan


Texaco, Suku Waorani

xviii

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ABSTRACT

This case began in 2007 after the Texaco company carried out large-scale oil
extraction without paying attention to the sustainability of the Waorani tribe, who
live and depend their life on the natural resources of the Amazon forest, precisely
in the Yasuni National Park. During the process, Aguinda's legal team was
present as a representative on behalf of the local indigenous people, especially the
Waorani tribe. The Waorani tribe itself is basically one of the oldest with a fairly
large number, compared to other indigenous peoples. The litigation victory came
amid the lack of support for the protection of the Ecuadorian government for the
rights of the Waorani people. The government has indeed passed policies to
protect the Amazon forest and the rights of indigenous peoples, but its
implementation tends to be weak. Due to minimum role of the government, raises
a question, of how the Waorani tribe was able to win the litigation process against
the environmental pollution case of the multinational company Texaco. In order to
answer this question, the author elaborated on the concept of pressure groups as
a form of collective action movement from the local level to make changes at the
local, regional, national or international level and the TAN approach as the main
contributor to the convergence of social and cultural norms that can support the
regional and international integration process. This research is qualitative by
collecting various data sourced from credible literature and various electronic
media. From the results of the analysis of existing data, the authors assume that
the success of the Waorani tribe has received various support from a number of
NGOs and formed a TAN by using political information strategies, influencing
politics, and politics of accountability in pressing corporate companies directed
by Donziger as one of the lawyers involved in litigation process.

Key Words: Chevron Company, Ecuador Government, Litigation, Texaco


Company, The Waorani Tribe

xix

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada tahun 2019 suku Waorani di Ekuador berhasil memenangkan proses litigasi
yang dilakukan dengan perusahaan minyak asal Amerika Serikat yakni Texaco
dan Gulf yang kini tergabung dalam perusahaan Chevron, terkait dengan isu
lingkungan. Kasus ini dimulai pada tahun 2007 pasca dilakukannya ekstraksi
minyak bumi yang dilakukan secara besar-besaran oleh perusahaan Texaco tanpa
memperhatikan keberlanjutan hidup dari suku Waorani yang menetap dan
menggantungkan kehidupannya dengan sumber daya alam hutan Amazon,
tepatnya di Taman Nasional Yasuni. Selama prosesnya tersebut tim hukum
Aguinda hadir sebagai representatif yang mengatasnamakan masyarakat adat
setempat khususnya suku Waorani. Sejumlah lembaga swadaya masyarakat
(LSM) penggugat juga hadir untuk membantu masyarakat adat untuk
mendapatkan dukungan atas hak-hak mereka, baik dari masyarakat di sekitar
Ekuador bahkan dalam jangkauan internasional sekalipun.

Kemenangan litigasi tersebut terjadi ditengah minimnya dukungan perlindungan


dari pemerintah Ekuador terhadap hak suku Waorani. Pemerintah memang telah
mengesahkan kebijakan sebagaimana yang telah tertuang dalam janji publik
termasuk konstitusional pengakuan pada tahun 1984, mengenai hak individu
untuk hidup di lingkungan yang bebas dari kontaminasi, serta perluasan hak
lingkungan konstitusional untuk kelompok pada tahun 1988. Namun
implementasi pemerintah dapat dikatakan cukup lemah, terlebih lagi terkait
hukum lingkungan mengenai ladang minyak yang terhambat karena kurangnya
andil politik, pendanaan yang tidak memadai, kurangnya kapasitas teknis,
pengaruh industri minyak dan resistensi terhadap peraturan, dan kontrol
perusahaan terhadap pengambilan keputusan lingkungan menjadi bentuk
kegagalan dari hukum dan pemerintahan setempat (Kimerling, 2016). Meskipun
Ekuador telah mengakui hak kolektif masyarakat adat melalui ratifikasi Konvensi
Organisasi Buruh Internasional 169, sebagaimana yang telah diwujudkan dengan
1

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

memasukkan hak-hak masyarakat adat dalam konstitusi baru termasuk beberapa


pengakuan atas hak tanah kolektif. Faktanya yang terjadi justru di bawah hukum
Ekuador sendiri, tidak terdapat sertifikat tanah yang benar-benar aman karena
semua mineral di bawah permukaan diklaim sebagai milik negara, dan ekstraksi
minyak diizinkan yang diperuntukkan bagi masyarakat adat tanpa persetujuan
mereka (Kimerling, 2013).

Konflik timbul setelah suku Waorani menuntut operasi minyak perusahaan Texaco
pada tahun 1993 yang mulai dirasa dampaknya mendapatkan sejumlah tantangan
dengan dibubarkannya tuntutan tersebut oleh Texaco, karena tidak memenuhi
ketentuan dari kelas putatif yang diharuskan untuk mencakup setidaknya 30.000
orang secara geografis, sedangkan keluhan yang ada tidak teridentifikasi meliputi
semua kelompok masyarakat adat baik yang terkena dampak secara langsung atau
dengan klaim yang berbeda. Terlebih setelah diketahui bahwa kontrak yang
dimiliki perusahaan minyak Texaco dengan pemerintah Ekuador telah usai sejak
tahun 1992, sehingga perusahaan pusat menyatakan bahwa anak perusahaan
mereka yakni Texaco yang belum beroperasi lagi di Ekuador tidak dapat dituntut
dan klaim hukum yang dikeluhkan kepada mereka tersebut sepatutnya
diselesaikan di Ekuador tidak di Amerika Serikat. Texaco juga membantah kontrol
perusahaan induk atas operasi, pernyataan tersebut diduga oleh perusahaan
sebagai upaya untuk menjauhkan perusahaan induk dari operasi Ekuador dengan
menyatakan bahwa Texaco tidak berperan dalam pengolaan lingkungan di tempat
yang mana disanggah oleh pemimpin industri mengingat citra mereka untuk
berkomitmen pada praktik yang bertanggung jawab terhadap lingkungan di mana
pun Texaco beroperasi (Kimerling, 2016). Demikian pula, keluhan tersebut juga
dinilai tidak termasuk klaim berdasarkan norma-norma hak asasi manusia ataupun
hak-hak khusus masyarakat adat, dikarenakan suku Waorani melandasi
tuntutannya melalui analisa epidemiologi yang mana tidak dinilai sebagai bukti
yang cukup kuat (Loue, 2013). Menanggapi gugatan tersebut, Texaco membantah
melakukan kesalahan dan dengan gigih memperjuangkan tindakan hukum. Dalam
pengajuan ke pengadilan dan di media, Texaco bertahan dengan pernyataannya

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

bahwa operasi yang dilakukan telah mematuhi hukum Ekuador serta praktik
industri yang berlaku pada masanya (Kimerling, 2016).

Menarik untuk dibahas lebih lanjut, dikarenakan Waorani sebelumnya juga


mendapatkan perlakuan serupa oleh perusahaan Maxus Energy. Namun
permasalahan diantara keduanya tidak berlangsung lama dikarenakan perusahaan
korporasi masih menghargai dan tidak mengabaikan keputusan dari suku Waorani,
berbeda halnya dengan penyikapan Texaco. Latar belakang masalah ini
menekankan pada perihal upaya masyarakat Waorani dalam mendapatkan
keadilan terhadap tanahnya yang telah dicemari oleh perusahaan Texaco, serta
pemerintah Ekuador yang cenderung memihak perusahaan Texaco atas
keuntungan negaranya dibandingkan menyelamatkan hak-hak dari masyarakat
Waorani. Pengupayaan tersebut tidak lepas dari kontribusi beberapa LSM utama
antara lain Amazon Frontlines dan Amazon Watch yang juga dibantu oleh
Donziger sebagai salah satu pengacara yang terlibat dalam proses litigasi dan
berperan cukup vital, melalui jaringan advokasi transnasional (TAN). Hal ini
mendasari dilakukannya penelitian terhadap upaya suku Waorani dengan
sejumlah NGO sehingga mampu mengubah sikap perusahaan Texaco dan
menegaskan kebijakan pemerintah Ekuador mengenai hak masyarakat adat.

1.2 Rumusan Masalah


Mengapa suku Waorani sebagai masyarakat adat mampu memenangkan proses
litigasi terhadap kasus pencemaran lingkungan perusahaan mutinasional Texaco,
meskipun peran pemerintah sangat minim?

1.3 Tujuan Penelitian


Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui apa saja bentuk bantuan yang
didapat oleh suku Ekuador dari sejumlah NGOs serta sejauh mana strategi yang
dilakukan hingga dapat memenangkan ltigasi bahkan menyudutkan pemerintah
hingga Amazon terbebas dari perusaan minyak manapun.

1.4 Tinjauan Literatur


3

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Pada literatur review ini, penulis menggarisbawahi hasil penelitian berdasarkan


pembahasan yang diangkat, yaitu (1) peneliti berfokus pada berbagai upaya yang
dilakukan oleh masyarakat Waorani sebelum melakukan gugatan; (2) peneliti
berfokus pada strategi yang diaplikasikan sehingga mereka mendapatkan sorotan
dari pihak luar.

Dalam proses mencapai kemenangannya tersebut suku Waorani telah melakukan


berbagai cara dimulai dari yang paling dasar yakni dengan melakukan protes
melalui aksi unjuk rasa secara langsung terhadap perusahaan yang sekiranya
dengan segera akan dapat diadili, hal ini dimaksudkan agar permasalahan yang
terjadi dapat diakhiri secara damai oleh kedua belah pihak tanpa adanya campur
tangan dari pihak-pihak luar. Namun adanya dorongan pemerintah Ekuador yang
cenderung memihak pada perusahaan Texaco menjadi hambatan bagi suku
Waorani untuk segera mendapatkan keadilan karena tentu saja kekuatan yang
dimiliki oleh masyarakat adat tidak mampu mengimbangi kekuatan yang dimiliki
oleh perusahaan Texaco, terlebih dengan adanya pemerintah Ekuador yang
memihak didalamnya. Aksi ini pada awalnya diutarakan karena suku Waorani
yang merasa tidak diuntungkan atas berjalannya operasi minyak dari Texaco
dengan membangun pipa dan jalan dengan jarak 100 km yang mencapai
pemukiman Waorani, sehingga wilayah, tanah, dan sumber daya yang menjadi
milik masyarakat adat pun berkurang secara signifikan. Pemerintah juga
mengecam beberapa pihak yang melakukan unjuk rasa untuk meredam suara
mereka dengan mengkriminalkan adanya perbedaan pendapat dan menekan
kebebasan dalam berekspresi dengan menggunakan pencemaran nama baik pidana
atau hukum kontraterorisme yang terlalu luas untuk menuntut para demonstran
dan kritikus yang berpengaruh (Kimerling, 2016).

Sebagaimana yang juga dipaparkan oleh Sawyer (2004) bahwa fase awal yang
dilakukan oleh suku masyarakat adat dalam mengatasi isu yang dihadapkan dan
melakukan environmental justice ialah dengan mengorganisir dan melakukan
protes pada tingkat yang rendah. Sementara federasi pribumi pertama didirikan
pada tahun 1960-an dan jaringan asosiasi pun mulai tumbuh yang mana saat ini
4

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

diorganisasikan pada tingkat lokal, regional, dan nasional dengan Confederation


of Indigenous Nationalities of Ecuador (CONAIE) membentuk the umbrella
organization. Masyarakat adat yang menyadari akan minimnya kapabilitas
mereka dalam melakukan hubungan dengan pihak luar pun membentuk
Organization of Waorani Nationalities of Ecuador (ONHAE) yang juga kemudian
tergabung dalam CONAIE. Adanya ketidakadilan prosedural ditunjukkan pada
tahun 1992 dimana pembagian tanah menjadi beberapa bagian yang berbeda tanpa
memperhatikan batas-batas wilayah yang dipersepsikan oleh masyarakat adat
didalamnya, yang mana mengakibatkan konflik antar klan sehingga koherensi dan
solidaritas yang telah terbentuk menjadi rusak. Kegagalan masyarakat Waorani
dalam mendapatkan pengakuan atas kepemilikan tanah dinilai menjadi dasar atas
eksploitasi yang dilakukan sehingga memberikan dampak yang cukup serius,
ditunjukkan dengan degradasi lingkungan.

Mendukung berbagai pernyataan tersebut Espinosa (2013) juga menerangkan


bahwa sebelum masyarakat Waorani melakukan gugatan, mereka mengajukan
permintaan atas penghentian operasi minyak selama satu dekade, dengan harapan
untuk memperkuat organisasi perwakilan mereka serta mengembangkan strategi.
Pada saat itu mereka juga berupaya untuk menarik perhatian dengan melakukan
kampanye Amazonia por la Vida untuk mengatur LSM lingkungan terhadap
kegiatan perminyakan di Amazon Ekuador (Varea 1997, dalam Espinosa, 2013).
Minimnya kekuatan yang dimiliki oleh masyarakat Waorani meskipun telah
didukung oleh sejumlah organisasi untuk menarik perhatian media dan publik,
salah satunya ditunjukkan dengan bagaimana para aktivis menduduki kantor
perusahaan minyak Conoco di Quito (Hoy 1990, dalam Espinosa, 2013).
Keberhasilan suku Waorani dalam menarik perhatian media pun menjadi langkah
awal dari perjuangan mereka untuk menyatakan ketidaksetujuannya terhadap
kegiatan ekstraksi minyak di tanah mereka untuk melindungi lingkungan demi
kebaikan warga Ekuador dan dunia, yang mana dilakukan melalui siaran pers
pada akhir 1992.

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Berdasarkan hasil penelitian dari para pemikir sebelumnya, penulis akan


membahas dari sudut pandang lain mengenai konflik yang terjadi antara
masyarakat Waorani dan perusahaan Texaco mengingat suku ini berhasil
memenangkan persidangan yang berlangsung selama lebih dari 10 tahun. Dalam
hal ini penulis akan meneliti strategi apa saja yang digunakan oleh suku Waorani
sehingga mereka mampu mendapatkan hak dan keadilan setelah dilakukannya
litigasi sekian lamanya. Penulis akan menganalisis bagaimana upaya-upaya yang
dilakukan oleh suku Waorani serta bagaimana bentuk dukungan yang lantas ia
dapatkan dari pihak luar sehingga mereka berhasil memenangkan persidangan
terakhir pada tahun 2019. Hal ini mernarik untuk diteliti melihat suku Waorani
merupakan masyarakat yang terbelakang dan minim dalam segala hal, namun
mereka terus berupaya untuk mendapatkan hak atas Taman Nasional Yasuni dan
keadilan bagi mereka pula.

1.5 Kerangka Pemikiran


Hak-hak masyarakat adat sejatinya telah berkembang dan berada dalam naungan
hukum internasional melalui perjanjian hak asasi manusia yang secara spesifik
menangani keadaan masyarakat adat, serta prioritas mereka antara lain hak atas
tanah, wilayah, sumber daya mereka, dan penentuan nasib mereka sendiri. Sering
kali masyarakat adat mendapatkan tantangan dalam pelaksanaan hak mereka
terutama tekanan pada tanah, wilayah, dan sumber daya mereka sebagai akibat
dari kegiatan yang berkaitan dengan pembangunan serta ekstraksi sumber daya.
Tidak hanya itu, budaya mereka terus terancam bahkan perlindungan atas
pemajuan hak-hak mereka pun dilanggar. Meskipun telah dideklarasikan
sedemikian rupa, secara fakta dan hukum tanah, wilayah, dan sumber daya yang
seharusnya milik masyarakat adat justru dikendalikan oleh orang lain atau
tepatnya pemerintah setempat. Tanah menjadi salah satu aspek paling vital bagi
masyarakat adat karena bukan semata-mata soal penguasaan dan produksi, namun
terdapat unsur material dan spiritual terkait budaya yang harus mereka lestarikan
serta wariskan kepada generasa mendatang (UNHR, 2013).

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Adapun langkah awal masyarakat adat dalam melakukan perlawanan ialah


membentuk pressure group sebagai bentuk gerakan aksi kolektif dari tingkat lokal
untuk melakukan perubahan di tingkat lokal, regional, nasional, atau
internasional. Gerakan grassroots dikaitkan dengan aksi yang mengimplikasikan
bahwa pengambilan keputusan sepatutnya dari bawah ke atas bukan dari atas ke
bawah. Disamping itu gerakan ini juga dilandasi sebagai bentuk tanggapan
masyarakat terhadap masalah khusus, serta tuntutan dari masyarakat terhadap
aspek tertentu. Escobar (1995) berargumen bahwa meskipun dunia tengah di era
modernitas, namun dengan kapitalisme yang semakin kuat gerakan ini
dilumrahkan sebagai pengingat dalam penghormatan terhadap kemanusiaan yang
mulai luntur, begitu juga terhadap budaya dan sejarah dari masing-masing
wilayah (Escobar, 1995). Gerakan grassroots memiliki penekanan terhadap tiga
pilar yang meliputi ekonomi solidaritas atau pilar ekonomi, pentingnya gerakan
sosial atau pilar sosial, dan relevansi ekologi politik sebagai pilar lingkungan.
Pendekatan ini juga merujuk pada kasus dari Waorani, bagaimana dengan
pendekatan ini penulis dapat menganalisis gerakan perlawanan yang dilakukan
oleh suku adat dalam mempengaruhi perusahaan minyak (De Sena et. al., 2017).

Dimulai dari pilar ekonomi, dalam pandangan konvensional pilar ini memiliki
tujuan utama meliputi pertumbuhan ekonomi utama atau keuntungan. Analisa
terhadap isu oleh pilar ekonomi juga cenderung melalui aspek mikroekonomi dan
makroekonomi. Selanjutnya pada pilar sosial, menurut Sachs (2008) pandangan
pilar ini terhadap situasi sosial yang buruk di belahan dunia memiliki keterkaitan
dengan pengabaian otoritas pemerintah terhadap kondisi sosial yang telah
terakumulasi selama bertahun-tahun (Sachs 2008, dalam De Sena et.al., 2017).
Selanjutnya adalah pilar lingkungan yang meliputi perjuangan terhadap isu
lingkungan. Aspek lingkungan menjadi sesuatu yang vital, mengutip dari
Balasubramaniam & Ferreira (2009) bahwa konflik yang timbul dalam kehidupan
akan memaksa manusia untuk meninjau kembali, bagaimana tindakan yang telah
dilakukan terhadap lingkungan serta hubungan sosial karena ditemukan adanya
timbal balik antara keduanya (Balasubramaiam & Ferreira 2009, dalam De Sena
et. al., 2017). Diantara ketiga pilar tersebut penelitian ini lebih condong pada pilar
7

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

sosial dan pilar lingkungan, sebab pilar ekonomi dinilai tidak sesuai dengan
peneliti membahas seputar proses litigasi diantara masyarakat Waorani dengan
perusahaan transnasional.

Dalam penetapan suatu kebijakan tertentu, kehadiran dari kelompok masyarakat


sipil mampu berpengaruh melalui pergerakan yang dilakukan. Hal tersebut dapat
terjadi apabila suatu organisasi masyarakat sipil mendapatkan dukungan dan
motivasi dari sejumlah institusi internasional, sehingga mampu mendorong
keterlibatan masyarakat sipil dalam melegitimasi proses pengambilan keputusan
terhadap suatu kebijakan. Secara umum, kehadiran dari masyarakat sipil ini
dipaparkan oleh Ghaus-Pasha (2004) sebagai agen vital untuk mewujudkan
pemerintahan yang transparan, efektif, terbuka, tanggap serta memiliki sifat
akuntabilitas. Kelompok masyarakat sipil ini memiliki berbagai golongan, salah
satu dari kelompok tersebut yang menjadi fokus pada penelitian ini ialah
kelompok penekan atau pressure group. Hal ini juga didukung oleh pemaparan
Sikkink (1999) bahwa jaringan transnasional biasanya melibatkan sejumlah kecil
aktivis dalam kampanye atau peran advokasi tertentu. Adanya penggabungan hak-
hak masyarakat adat dan perjuangan lingkungan khususnya, merupakan sebuah
contoh yang efektif dari pergeseran strategis oleh para aktivis seputar masyarakat
adat.

Kehadiran dari kelompok masyarakat sipil sejatinya dianggap memiliki


kapabilitas untuk mengendalikan pemerintah serta lembaga-lembaga internasional
yang berfungsi untuk membuat kebijakan serta melakukan program tertentu agar
dapat konsisten dan berkomitmen sehingga penyimpangan tidak terjadi
(Richardson, 1993). Selain itu keberadaan dari pressure group menjadi pandangan
baru dalam representasi politik dan membuka kesempatan lebih besar bagi
kelompok-kelompok lainnya yang memiliki kepentingan untuk mendapatkan
kesejahteraannya (Richardson, 1993). Byrt (1990) dan Milbarth (1976) juga
menggarisbawahi bahwasanya pressure group terutama akan menggunakan
berbagai taktik baik legal maupun ilegal, beberapa diantaranya yakni kesaksian di
persidangan, kontak langsung atau tidak langsung dengan pejabat yang
8

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

berkepentingan, partisipasi dalam koalisi dengan orang lain, diskusi dengan


wartawan, kampanye penulisan surat yang menginspirasi, pemasangan kampanye,
iklan di media, dan sebagainya.

Disamping itu keberadaan TAN berpotensi sebagai kontributor utama konvergensi


norma sosial dan budaya yang dapat mendukung proses integrasi regional dan
internasional, dengan membangun hubungan baru diantara para aktor dalam
masyarakat sipil, negara bagian dan organisasi internasional. Dalam bidang isu-
isu seperti lingkungan dan hak asasi manusia, mereka mengupayakan sumber
daya internasional tersedia bagi para aktor baru dalam perjuangan politik dan
sosial domestik. Dengan demikian batas-batas antara hubungan negara dengan
warga negaranya sendiri dapat dikaburkan, yang secara garis besar menunjukkan
bahwa fungsi dari TAN ini ialah untuk membantu dalam mengubah praktik
kedaulatan nasional. Dalam TAN ini sendiri terdapat tujuh aktor utama yang
mampu memberikan kontribusi, antara lain NGO yang berskala domestik atau
internasional, local social movements, yayasan, media, organisasi keagamaan,
pelaku aktivitas perdagangan dan para peneliti, bagian dari organisasi regional
dan intergovernmental, serta badan eksekutif atau parlemen dari suatu
pemerintahan (Keck & Sikkink, 1999).

TAN hadir dengan berbagai pendekatan yang dilakukan antara lain dengan
membentuk kerangka kerja berupa corporate boomerang model. Adapun
pendekatan tersebut dikelompokkan kedalam empat strategi yang mewakili
prinsip mereka meliputi politik informasi (information politics), politik simbolik
(symbolic politics), politik mempengaruhi (leverage politics), dan politik
akuntabilitas (accountability politics). Dalam politik informasi, para anggota yang
terlibat dalam jaringan berusaha secara cepat dan kredibel untuk menghasilkan
informasi politik yang dapat digunakan untuk menggerakkan targetnya sehingga
mampu terpengaruh dan merubah kebijakannya. Selanjutnya pada upaya politik
simbolik, anggota jaringan memiliki kemampuan untuk menarik perhatian dari
pihak yang posisinya jauh melalui simbol-simbol, aksi, dan cerita-cerita. Leverage
politik atau politik mempengaruhi dapat berfungsi dengan mengumpulkan para
9

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

aktor yang memiliki kekuatan untuk mempengaruhi sehingga keberadaan mereka


tersebut mampu menguatkan pergerakan yang dilakukan oleh anggota jaringan
dan pada akhirnya melemahkan kekuatan dari pihak perusahaan transnasional
tersebut. Terakhir, anggota jaringan dapat menggunakan upaya politik
akuntabilitas yang mana upaya ini ditunjukkan dengan menuntut
pertanggungjawaban dari pihak-pihak yang berkuasa untuk konsisten pada
kebijakan yang telah ditetapkan sebelumnya, bersama dengan para aktor yang
mendukung dibaliknya (Keck & Sikkink, 1999).

1.6 Hipotesis
Berdasarkan proses suku Waorani dalam memenagkan litigasi atas kasus
pencemaran lingkungan oleh perusahaan Texaco di Ekuador. Penulis memiliki
dua hipotesis yang dapat dijadikan sebagai aspek yang melatarbelakangi
kemenangan suku Waorani atas ketidakadilan pemerintah dan perusahaan Texaco.
Pertama, suku Waorani mendapatkan berbagai dukungan dari sejumlah NGO
utama antara lain Amazon Watch dan Amazon Frontlines. Selanjutnya, lembaga
tersebut membentuk TAN dengan menggunakan strategi politik informasi
(information politics), politik mempengaruhi (leverage politics), serta politik
akuntabilitas (accountability politics) dalam mendesak perusahaan korporasi yang
diarahkan oleh Donziger sebagai salah satu pengacara yang terlibat dalam proses
litigasi.

1.7 Metode Penelitian


1.7.1 Definisi Konsep dan Operasionalisasi
1.7.1.1 Grassroots
Grassroots pada dasarnya menjadi salah satu faktor yang mendukung dalam
keberhasilan proses litigasi antara suku Waorani dan perusahaan Texaco.
Rothschild & Leach (2010) mendefinisikan grassroots sebagai kemampuan
individu untuk bergabung bersama di tingkat lokal, dan mengambil tindakan
kolektif yang diarahkan untuk memperbaiki situasi mereka sendiri serta
masyarakat yang lebih luas. Meskipun begitu gerakan grassroots sering kali
mendapatan tentangan, dengan oligarki dan birokrasi yang sering kali menjadi
10

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

aspek yang menggagalkan energi gerakan ini. Sedangkan menurut Yenerall


(2017) grassroots merupakan sebuah gerakan yang menggunakan orang-orang
dari tingkatan kabupaten, wilayah, atau komunitas tertentu sebagai basis dalam
memperjuangkan kepentingan politik atau ekonomi. Gerakan atau organisasi
grassroots menggunakan aksi kolektif untuk mempengaruhi perubahan di tingkat
lokal, regional, nasional, hingga internasional. Melalui berbagai definisi tersebut,
dalam penelitian ini grassroots ditujukan pada masyarakat adat yang bersatu
secara kolektif tanpa mengenal suku, mengatasnamakan suku Waorani untuk
menentang ketidakadilan pemerintah yang memihak pada perusahaan Texaco.

1.7.1.2 Pressure Group


Demokrasi merupakan sebuah bentuk pemerintahan yang dijalankan dari rakyat,
untuk rakyat, dan oleh rakyat yang menggambarkan bagaimana masyarakat
merupakan tujuan utama dan memiliki keterlibatan yang sangat besar didalamnya,
khususnya terkait pembentukan kebijakan. Hal tersebut diwujudkan melalui
pemilihan umum sebagai hak masyarakat untuk memilih pemimpin mereka,
namun tidak hanya melalui jalan tersebut, kontribusi masyarakat juga dapat
diwujudkan melalui kelompok-kelompok yang dikenal sebagai pressure group
atau juga interest group (anon, tt). Dalam negara demokratis khususnya pressure
groups memiliki peran yang cukup signifikan, kehadirannya tersebut mampu
berpengaruh pada kebijakan yang dibentuk oleh pemerintah. Secara umum kedua
kelompok tersebut seringkali dianggap serupa namun keduanya masing-masing
memiliki karakteristik yang berbeda. Hal tersebut ditunjukkan dengan bagaimana
interest groups cenderung lebih terorganisir dengan baik serta berupaya untuk
mencapai kepentingannya tersebut bersama-sama dengan anggotanya,
mempromosikan dengan cara yang baik dengan tujuan untuk menarik perhatian
pihak-pihak yang memiliki kekuatan lebih besar dari mereka. Disamping itu
pressure group sama halnya dengan interest group merupakan sebuah kelompok
dengan kepentingan didalamnya, namun dalam upaya pencapaiannya tersebut
dilakukan dengan menekan target dari kepentingannya tersebut yang mayoritas
ditujukan pada pemerintah maupun korporasi (Richardson, 2003). Berkaitan
dengan definisi-definisi tersebut, dalam penelitian ini pressure group ditujukan
11

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

kepada suku Waorani disertai dengan berbagai NGO bersatu untuk mencapai
kepentingan mereka dengan mendesak pemerintah Ekuador dan perusahaan
Texaco.

1.7.1.3 Jaringan Advokakasi Transnasional


Jaringan Advokasi Transnasional (TAN) menurut Keck dan Sikkink (1999)
merupakan aktor-aktor yang bekerja dalam skala internasional pada suatu isu,
aktor-aktor ini disatukan atas dasar nilai bersama, wacana bersama, serta
pertukaran informasi dan bantuan yang padat. TAN sejatinya terdiri atas
organisasi advokasi, organisasi internasional, organisasi gerakan sosial dan atau
berbagai aktor terkait yang bekerja secara internasional pada suatu masalah yang
terikat bersama oleh kesamaan nilai, wacana umum, pertukaran informasi serta
layanan yang padat (Risse & Sikkink, 1999). Jaringan ini biasanya terbentuk
dalam lingkungan politik tertentu, antara lain represi dari negara maupun oposisi
yang lemah. Sebagaimana yang didefinisikan oleh Tarrow (1998) yang
memandang TAN sebagai kelompok yang memiliki kapabilitas untuk melakukan
perubahan terhadap kepitusan politik baik secara domestik maupun internasional
(Tarrow, 1998). TAN menjalankan fungsinya tersebut TAN cenderung
mengandalkan jaringan dari aktor advokasi yang memiliki pengaruh sehingga
menjadikan mereka sebagai aktor yang diperhitungkan, dibandingkan
mengunggulkan kekuatan fisik melalui aspek ekonomi maupun militer. TAN
mampu menjadi sebuah aktor yang sangat vital keberadaannya melalui
pendekatan yang mereka lakukan dalam mengatasi suatu isu, dengan
berkampanye salah satunya (Keck & Sikkink, 1999). Dalam penelitian ini
jaringan transnansional advokasi terdiri atas sejumlah NGO utama yang
membantu suku Waorani antara lain Amazon Watch, Amazon Frontlines, Amnesty
International, serta Oxfam International dengan Acción Ecológica. TAN juga
menjadi kunci dalam penelitian ini dikarenakan pendekatan yang dilakukan
melalui boomerang effect sebagai aspek vital keberhasilan suku Waorani.

1.7.1.4 Leverage Politics

12

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Leverage politics atau politik yang mempengaruhi pada dasarnya dipahami


sebagai sebuah kemampuan untuk menarik serta mengumpulkan para aktor yang
memiliki kekuatan lebih besar dan pengaruh lebih besar, yang mana akan
mengangkat mereka dari jaringan yang cenderung lemah. Leverage politics
sendiri menurut pemaparan Keck & Sikkink (1999) mengandung dua jenis yakni
material leverage dan moral leverage. Material leverage ini menjelaskan
bagaimana sejumlah isu yang disajikan dengan melibatkan uang maupun barang
berpotensi untuk memberikan keuntungan dengan meningkatkan perhatian serta
dukugan sehingga kelompok tersebut mampu melemahkan ketetapan yang ada
dan merubah kebijakan sesuai dengan kepentingan mereka. Kemudian moral
leverage berbeda dengan kosep sebelumnya cenderung menitikberatkan
mobilisation of shame, yang mana difokuskan pada perilaku dari aktor yang
ditargetkan sebagai alat pengawasan internasional.

1.7.1.5 Accountability Politics


Accountability politics atau politik akuntabilitas pada dasarnya diimplementasikan
untuk mendorong pihak tujuan baik pemerintah maupun korporasi tersebut untuk
tegas dalam menetapkan pernyataan tekait kebijakan karena sering kali
ditemukannya ketidak konsistenan dari sikapnya tehadap memutuskan kebijakan.
Aktor dalam jaringan advokasi memiliki dua pilihan dalam mengimplementasikan
politik akuntabilitas menurut Fox (2000) antara lain dengan horizontal atau secara
langsung mendorong terbentuknya institusi untuk melakukan check and balance,
atau juga dapat dilakukan secara tidak langsung dengan memperkuat lembaga
akuntabilitas vertikal yang kehadirannya tersebut bertujuan untuk mendukung
jaringan seperti demokrasi elektroral serta media independen (Fox, 2000). Konsep
dari politik akuntabilitas juga memberikan wewenang pada TAN untuk
melakukan pengawasan terhadap aktor yang telah melaksanakan kinerjanya secara
sesuai dan sebaliknya memberikan tekanan pada aktor yang tidak mampu
bertanggung jawab atas sikap dan ketetapannya (Grant & Keohane, 2005).

1.7.1.6 Information Politics

13

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Information politics atau politik informasi pada dasarnya merupakan kemampuan


untuk mengumpulkan sejumlah informasi kredibel yang secara politik ditujukan
pada kawasan yang berpotensi memiliki dampak paling masif. Informasi yang
disebarkan tersebut sejatinya akan membawa pengaruh yang signifikan bagi
masing-masing pihak baik pergerakan TAN pembentuk kebijakan. Informasi yang
disebarluaskan tersebut pasalnya tidak hanya berupa fakta yang ada, namun juga
beberapa masukan serta suara dari pihak masyarakat yang mana akan semakin
mendorong kelompok tersebut untuk mendapatkan simpati lebih besar lagi.
Berbagai informasi yang terkumpul tersebut kemudian akan diinterpretasikan
pada umumnya oleh kelompok aktivis, sehingga mereka akan mengajak
masyarakat untuk mengambil tindakan melalui sebuah petisi contohnya atau juga
penggalangan dana.

1.7.2 Teknik Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pengumpulan data sekunder,
yang mana data-data dapat didapatkan melalui sejumlah literatur berupa buku-
buku, majalah, surat kabar, dokumen pemerintah, laporan, makalah yang
dipublikasikan, serta sejumlah artikel. Data-data yang terkumpul ini merupakan
data kualitatif sebab data yang dipaparkan berhubungan dengan fenomena tertentu
secara sistemik, dan berkaitan dengan ide, persepsi, pendapat, atau kepercayaan
orang yang diteliti; kesemuanya tidak dapat diukur dengan angka (Sulistyo-
Basuki, 2006).

1.7.3 Teknik Analisis Data


Dalam proses melakukan analisis data penelitian ini menggunakan teknik analisis
deskriptif kualitatif, hal tersebut dikarenakan data empiris yang diperoleh oleh
penulis merupakan data kualitatif yang dipaparkan berupa rangkaian kata dan
bukan numerik. Menurut Singarimbun (1989) penelitian deskriptif ini
dimaksudkan untuk melakukan pengukuran secara cermat terhadap fenomena
sosial tertentu, dan bertujuan untuk mengetahui perkembangan fisik tertentu serta
mendeksripsikan secara terperinci suatu fenomena sosial.

14

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

1.7.4 Jangkauan Penelitian


Penelitian ini dibatasi dalam ruang lingkup pembahasan mengenai pemberian
bantuan secara eksternal oleh NGO dalam bentuk jaringan transnasional advokasi
karena suku Waorani secara mandiri tidak mampu menjatuhkan perusahaan
tersebut, sehingga butuh dukungan lebih dari pihak eksternal untuk
memperhatikan eksistensi masyarakat adat ini. Pembatasan ruang lingkup
penelitian ini dilakukan guna memfokuskan pembahasan agar dapat disajikan
secara komprehensif serta mengingat ada berbagai upaya yang dilakukan oleh
masyarakat adat selama proses berlangsung. Jangkauan penelitian ini dimulai
pada tahun 2007 ketika pengajuan litigasi akhirnya diterima oleh pihak Texaco
mengingat beberapa tahun sebelumnya masyarakat adat telah mengajukan pada
salah satu pengadilan di New York, namun pihak perusahaan menolak. Penolakan
tersebut disebabkan karena pihak Texaco merasa bahwa konflik yang terjadi
diantara perusahaan dengan suku Waorani bersifat domestik dan pengajuan
tersebut sepatutnya dibebankan pada pemerintah Ekuador. Batas akhir penelitian
dipilih hingga pertengahan 2019 karena pada tahun tersebut proses litigasi yang
dilakukan telah usai dan berhasil dimenangkan oleh pihak Waorani. Namun
begitu penulis tidak menutup kemungkinan untuk memasukkan data-data di luar
jangkauan penelitian, jika bermanfaat dan berkaitan dengan penelitian ini.

1.7.5 Sistematika Pembahasan


Sistematika penulisan ini terdiri dari lima bab, yaitu:
Bab I: Pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah,
tinjauan pustaka, kerangka berpikir, dan metodologi penelitian.
Bab II: Menjelaskan mengenai posisi masyarakat Waorani sebagai pressure group
dalam politik Ekuador, serta perjuangan terhadap hak-hak masyarakat adat yang
sebetulnya dilindungi dalam hukum internasional.
Bab III: Memaparan terhadap strategi TAN yang diimplementasikan oleh para
aktor. Berisikan bukti-bukti strategi INGO yang dimaksud dalam menggunakan
politik information politics, leverage politics, dan accountability politics.

15

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Bab IV: Menjelaskan keberhasilan suku Waorani dan dukungan TAN yang
mengubah kebijakan pemerintah Ekuador dan sikap Texaco, yang kemudian juga
membawa perubahan dalam proses litigasi nya.
Bab V: Kesimpulan

16

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


BAB II
POSISI MASYARAKAT WAORANI SEBAGAI PRESSURE GROUP DALAM POLITIK
EKUADOR, SERTA PERJUANGAN TERHADAP HAK-HAK MASYARAKAT ADAT

Pada bab ini, penulis akan memaparkan penjelasan mengenai variabel dependen yaitu tentang
kemenangan litigasi. Pada bagian pertama, penulis memaparkan isu lebih terperinci antara suku
Waorani, pemerintah Ekuador, dan perusahaan Texaco sebagai kasus yang akan ditekankan pada
penelitian ini. Sementara pada bagian kedua, penulis akan memaparkan mengenai upaya Waorani
yang bersatu sebagai grup penekan untuk memperjuangkan haknya sebagai masyarakat adat,
sebagai penjelasan yang lebih merujuk pada permasalahan penelitian. Terakhir, pada bagian ketiga,
penulis memaparkan penjelasan mengenai bagaimana proses NGO yang kemudian menyalurkan
tangannya untuk membantu suku Waorani dalam menekan pemerintah Ekuador serta menarik
lembaga lain untuk memperhatikan kasus suku Waorani dengan perusahaan Texaco tersebut.

2.1 Bentuk Penyelewengan Pemerintah Ekuador dan Perusahaan Texaco


Sebelum suku Waorani mengambil keputusan untuk melakukan proses litigasi, terdapat berbagai
penyimpangan yang dilakukan oleh pemerintah Ekuador dengan perusahaan Texaco terhadap
masyarakat Waorani. Ketika proses ekstraksi minyak tersebut dilakukan, institusi Ekuador memiliki
pengaruh yang sangat minim di Amazon. Adapun ekstraksi tersebut dilakukan diatas tanah leluhur
yang luasnya berkisar pada 120 mil dan lebarnya 75 hingga 100 mil, disamping itu adanya
penemuan emas hitam juga semakin mendorong penaklukan Amazonia, sehingga pemerintah pun
melakukan pengawasan yang cukup ketat terhadap masyarakat Waorani agar tidak menghalangi
agenda mereka tersebut. Pemerintah Ekuador bahkan menyediakan infrastruktur untuk menembus
daerah terpencil yang sebelumnya tidak dapat diakses, serta menyediakan uang untuk mendukung
militer dan birokrasi. Ekuador meluncurkan kebijakan integrasi nasional untuk memasukkan
wilayah Amazon ke dalam ekonomi negara dan mengasimilasi penduduk aslinya ke dalam budaya
nasional yang dominan. Pemerintah juga berturut-turut telah memandang Amazon sebagai
perbatasan yang harus ditaklukkan, sebagai sumber kekayaan bagi negara karena sumber dayanya
yang masih berlimpah, serta katup pelarian untuk tekanan distribusi tanah di dataran tinggi dan
kawasan pesisir (Kimerling, 2013). Tanpa mempedulikan hak dari suku Waorani sendiri,
pemerintah secara agresif mempromosikan migrasi internal dengan menawarkan sertifikat tanah
serta kredit mudah kepada pemukim yang bermigrasi ke Amazon, merambah hutan dan menanam
tanaman atau padang rumput, meskipun sebagian besar tanah di wilayah tersebut tidak cocok untuk
peternakan atau produksi tanaman tunggal. Para pejabat pemerintah bahkan telah berjanji untuk
17

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


membudayakan suku Waorani dan masyarakat Amazon lainnya, apabila agenda tersebut
terealisasikan.

Dalam mendukung agendanya tersebut, hukum Ekuador memasukkan doktrin terra nullius atau
doktrin rasis yang digunakan oleh kekuatan kolonial Eropa untuk memberikan pembenaran hukum
dalam merampas hak wilayah yang dihuni oleh masyarakat adat serta menegaskan kedaulatan
hukum dan politik atas masyarakat adat. Adanya doktrin tersebut menyangkal atas kepemilikan dan
hak politik masyarakat adat berdasarkan anggapan yang cenderung rasis, bahwa meskipun
masyarakat adat telah tinggal di tanah tersebut jauh sebelum negara tersebut berdaulat, masyarakat
adat dipandang sebagai kaum liar karena tidak mampu menjalankan kedaulatan politik atau
memiliki tanah mereka, serta perekonomian mereka yang terbelakang sehingga keberadaan mereka
sebagai masyarakat yang mengatur serta merasa berhak atas tanah tersebut, dapat disangkal
(Kimerling, 2006). Tidak hanya itu, melalui doktrin tersebut, pemerintah Ekuador lantas dengan
tegas memiliki hak tertinggi yang utama atas tanah, wilayah, sumber daya Waorani bahkan
memiliki hak untuk mendudukkan serta memerintah suku Waorani, dan mengambil alih tanah untuk
ekstraksi minyak tanpa persetujuan atau kompensasi. Namun pada tahun 1997, pemerintah Ekuador
kembali menegaskan untuk memperbarui kebijakan sebelumnya yang berlandaskan pada terra
nullius dengan memberikan hak pada suku Waorani untuk memilki dan mengontrol tanah, wilayah,
dan sumber daya mereka yang tersisa mengingat ekstraksi minyak telah dilakukan, namun
pemberian wewenang tersebut juga dibatasi dengan undang-undang serta kebijakan yang
mengontrol karakterisasi dan pemberian hak beserta kebijakan terkait pembangunan dan kegiatan
konservasi (Kimerling, 2013).

Sementara itu ketika perusahaan Texaco melakukan ekstraksi minyak di lahan milik Waorani,
pemerintah Ekuador justru menunjukkan sikap yang minim atas kesadaran publik atau kepentingan
politik yang meliputi isu lingkungan dan keberadaan suku Waorani. Ekuador mengandalkan Texaco
untuk merancang, memperoleh, memasang, dan mengoperasikan infrastruktur yang mengubah
Ekuador menjadi pengekspor minyak. Dalam kontraknya dengan Ekuador, Texaco telah menyetujui
untuk menggunakan peralatan yang modern dan efisien yang kemudian akan diserahkan kepada
perusahaan Petroecuador pada tahun 1992. Namun, karena kosongnya peraturan lingkungan dari
Ekuador, Texaco lantas menetapkan standar lingkungannya dan mengawasi dirinya sendiri. Standar
dan praktik Texaco, bagaimanapun, tidak mencakup perlindungan lingkungan. Perusahaan Texaco
juga tidak menginstruksikan pegawai Ekuador mengenai isu lingkungan yang cukup minim
terhadap pengetahuan tersebut. Adapun area yang terkena dampak meliputi wilayah sekitar sumur,
18

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


stasiun tempat minyak mentah yang diekstraksi serta diproses, dan kolam terbuka tempat minyak
yang diproduksi secara langsung dibuang tanpa adanya tindakan pengamanan. Konsekuensi dari
perilaku yang tidak bertanggung jawab tersebut lantas menimbulkan dampak negatif terhadap
seluruh ekosistem, mulai dari sumber daya air hingga tanah dan udara.

Selama Texaco mengoperasikan situs tersebut, mereka telah menumpahkan langsung kedalam air
dengan total 18 miliar galon air formasi dengan jumlah 3,2 juta galon limbah air yang terproduksi
setiap harinya, disertai kecepatan mendekati 10 juta liter air beracun per hari melalui lubang-lubang
pembuangan yang terbuka dan tidak dilapisi tanpa pengolahan atau pemantauan (Kimerling, 2016).
Selain itu, Texaco juga menumpahkan 16.800 juta galon minyak mentah melalui pipa Trans-
Ecuadorian di Cekungan Amazon. Melalui catatan tersebut polusi yang telah dilakukan oleh Texaco
terhitung 30 kali lipat lebih banyak dari tumpahan minyak dalam bencana Exxon Valdez di Alaska.
Tumpahan dari pipa sekunder, jalur aliran, tangki, stasiun produksi, dan fasilitas lainnya juga sering
terjadi bahkan masih berlanjut higga hari ini sebagai akibat dari aktivitas tersebut. Perusahaan ini
juga mengasilkan emisi rutin yang disengaja karena penggunaan teknik kuno untuk pembakaran gas
terkait minyak, hingga sekitar 6.667 juta meter kubik gas dibakar di luar ruangan selama masa
operasi. Secara keseluruhan wilayah terdampak telah mencapai 450.000 hektar dan jumlah
penduduk yang terkena dampak mencapai 30.000 korban. Pencemaran ini tidak hanya merusak
ekosistem, namun juga menghancurkan kehidupan masyarakat adat yang terkena dampak, juga
sangat mempengaruhi budaya mereka (Beristain 2009, dalam Suman, 2017).

Pasca digalakkannya Amazon Crude atau sebuah gerakan untuk menyelamatkan minyak mentah di
Amazon, perlindungan lingkungan telah menjadi perkara kebijakan yang vital di Ekuador. Pada
awal 1990-an, pejabat pemerintah dan perusahaan minyak telah menunjukkan kepeduliannya
terhadap upaya penghijauan. Namun, implementasi terhadap perubahan lingkungan yang signifikan
di ladang minyak dikatakan cukup terlambat. Meskipun pemerintah telah memberikan janji publik
dengan semakin banyaknya perusahaan dengan secara sukarela meningkatkan standar lingkungan
disertai dengan berbagai hak dan persyaratan hukum lingkungan, termasuk pengakuan
konstitusional sejak 1984 atas hak individu untuk hidup dalam lingkungan yang bebas dari
kontaminasi, perluasan hak lingkungan konstitusional untuk kelompok sejak 1998, serta pengakuan
konstitusional atas hak alam sejak 2008. Akan tetapi kenyataannya penerapan hukum lingkungan di
ladang minyak terhambat oleh ketiadaan kemauan politik, pembiayaan yang tidak memadai,
kurangnya kapasitas teknis, pengaruh dan penolakan industri minyak terhadap regulasi,
pengendalian perusahaan atas pengambilan keputusan lingkungan, serta kegagalan supremasi
19

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


hukum dan pemerintahan yang baik secara umum (Kimerling, 2013). Disamping itu, selama
berlangsungnya berbagai proses tersebut, suku Waorani sama sekali tidak dilibatkan oleh
pemerintah Ekuador dalam proses pengambilan keputusan terhadap lahan, sedangkan suku Waorani
merupakan pihak yang seharusnya paling berhak atas lahan tersebut.

Upaya pertama yang dilakukan oleh suku Waorani pada saat Texaco memperluas operasinya dan
maju ke wilayah mereka, para pejuang Waorani mencoba mengusir penjajah minyak dengan
menggunakan tombak kayu keras sebagai senjata utama. Namun dalam menanggapi amukan dari
suku Waorani, pemerintah Ekuador, perusahaan Texaco, dan misionaris dari Summer Institute of
Linguistics (SIL) dan Wycliffe Bible Translators (WBT) bekerja sama untuk menenangkan
masyarakat adat dengan mengakhiri hidup mereka. Di waktu yang bersamaan dengan aktivitas
Texaco yang berjalan, suku Waorani tengah dihadapkan dengan wabah polio. Mencari celah, SIL
dan WBT menjebak suku Waorani dengan memberikan sejumlah bantuan yang mungkin tidak bisa
didapatkan oleh masyarakat sendiri untuk menimbulkan rasa ketergantungan antara suku Waorani
dengan para misionaris (Kimerling, 2013). Suku Waorani menganggap bahwa keberadaan
kebijakan integrasi nasional serta peradaban yang dibawa oleh orang luar atau cowode, menjadi
sebuah pertanda bahwa tanah leluhur mereka telah diserang dan didegradasi oleh cowode dengan
kekuatan teknologi, militer, dan ekonomi yang tiada henti.

2.2 Upaya suku Waorani sebagai Pressure Group dalam Memperjuangkan Hak Masyarakat
Adat
Sebagai akibat dari operasi Texaco, suku Waorani telah kehilangan kedaulatan politik dan
kedaulatan atas sumber daya alam mereka meliputi wilayah, tanah, dan sumber daya mereka yang
berkurang secara signifikan. Banyak lahan dan sumber daya yang tersisa telah terdegradasi, dan
polusi merupakan masalah yang terus berlanjut, diikuti dengan ancaman yang kian meningkat
terhadap sejumlah komunitas. Perubahan ini telah menghasilkan sejumlah masalah dan tantangan
baru bagi suku Waorani, termasuk erosi ketahanan pangan dan kemandirian dalam memehuni
kebutuhan dasar, sebab mereka telah menyadari kelicikan dari misionaris yang berusaha untuk
mengikat mereka. Tidak hanya itu, karena budaya Waorani berevolusi bersama dengan ekosistem
hutan, terdapat hubungan tak kasat mata yang tidak bisa terpisahkan antara budaya Waorani dengan
ekosistem Waorani. Akibatnya, kerusakan lingkungan dan perpindahan dari tanah leluhur tidak
hanya merugikan mata pencaharian suku Waorani, namun juga melemahkan kemampuan mereka
untuk melakukan praktik budaya tertentu dan mewariskan budaya mereka pada generasi mendatang.

20

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


Fase awal yang dilakukan oleh masyarakat adat dalam mengatasi isu yang dihadapkan tersebut ialah
dengan mengorganisir dan melakukan protes pada tingkat yang rendah. Aliansi pribumi pertama
kemudian didirikan pada tahun 1960-an dan jaringan asosiasi pun mulai tumbuh yang mana saat ini
diorganisasikan pada tingkat lokal, regional, dan nasional dengan Confederation of Indigenous
Nationalities of Ecuador (CONAIE) membentuk the umbrella organization. Masyarakat adat yang
menyadari akan minimnya kapabilitas mereka dalam melakukan hubungan dengan pihak luar pun
membentuk Organization of Waorani Nationalities of Ecuador (ONHAE) yang juga kemudian
tergabung dalam CONAIE. Meskipun begitu aksi protes yang sebelumnya telah disusun sedemikian
rupa tersebut baru dilaksanakan pada tahun 1990-an, dengan sejumlah 2000 penduduk berbaris
untuk menuntut pengakuan hukum atas sertifikat tanah terhadap lahan hutan hujan tradisional untuk
melarang serta menghentikan kegiatan ekstraktif pada teritorial mereka kepada pemerintah (Sawyer
2004, dalam Finer et. al., 2009). Meskipun aksi tersebut digubris namun kebijakan yang lantas
dikeluarkan pun tidak serta merta memberikan keadilan terhadap masyarakat Waorani dan lahan
dari hutan itu sendiri. Adanya ketidakadilan prosedural ditunjukkan pada tahun 1992 dimana
pembagian tanah menjadi beberapa bagian yang berbeda tanpa memperhatikan batas-batas wilayah
yang dipersepsikan oleh masyarakat adat didalamnya, yang mana mengakibatkan konflik antar klan
sehingga koherensi dan solidaritas yang telah terbentuk menjadi rusak. Selain itu adanya celah
hukum yang parah mempengaruhi hak kepemilikan tanah dan hak konstitusional, akibatnya
sertifikat tanah mampu melindungi penduduk asli dari invasi dan penghancuran lebih lanjut atas
wilayah mereka oleh perusahaan minyak serta kepada siapapun negara sebagai pemilik sumber daya
telah memberikan konsesi.

Namun karena minimnya andil pemerintah Ekuador dalam menindaklanjuti permasalahan antara
suku Waorani mengenai lahan leluhur mereka dengan aktivitas perusahaan Texaco, mereka pun
melanjutkan permasalahan tersebut dalam ranah hukum dengan menggugat perusahaan Texaco.
Pada masa awal pengajuannya ke pengadilan, Texaco menyangkal kontrol perusahaan induk atas
operasi yang telah dilakukan. Mereka bahkan menegaskan bahwa Texaco tidak memiliki peran
dalam pengelolaan lingkungan di lahan Waorani karena bertentangan dengan citra yang ditanamkan
Texaco Petroleum di Ekuador. Perusahaan minyak ini juga membantah telah melakukan kesalahan
dan dengan gencar memperjuangkan tindakan hukum tersebut. Dalam pengajuan ke pengadilan dan
media, Texaco menuduh bahwa operasi tersebut telah sesuai dengan hukum Ekuador beserta praktik
industri yang berlaku saat itu. Mereka juga memperkuat argumentasi dengan menekankan Texaco
yang tidak lagi beroperasi di Ekuador sejak tahun 1990, sehingga mereka menyanggah bahwa klaim
hukum apa pun seharusnya diajukan di Ekuador bukan di Amerika Serikat. Pada proses selanjutnya
21

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


tahun 2002, Pengadilan Banding Amerika Serikat pun menegaskan pemindahan proses kasus ke
Ekuador. Pengadilan Ekuador pun secara terbuka menyediakan forum yang adil dan alternatif untuk
mengelola keadilan, namun masyarakat adat tetap berjuang untuk mendapat keadilannya dari
perusahaan Texaco melalui pengadilan tinggi di Amerika Serikat meskipun upaya tersebut
memakan waktu yang cukup lama hingga mendapatkan persetujuan. Hal tersebut dikarenakan
pengadilan Ekuador dinilai tidak bersifat transparan dan cenderung tunduk pada pihak perusahaan
yang mereka takuti, dibandingkan pada penegakan keadilan.

Pada tahun 2007, pengajuan litigasi yang mengatasnamakan masyarakat Waorani terhadap
perusahaan Texaco pun diterima oleh pengadilan federal Amerika Serikat. Namun dalam beberapa
waktu yang cukup berdekatan, Texaco melakukan arbitrase terhadap pemerintah Ekuador atas
pelanggaran terhadap penolakan keadilan terkait dengan Pasal III yang dikutip dari perjanjian
investasi bilateral, karena tujuh klaim mereka belum dibawa ke pengadilan Ekuador. Pada tahun
selanjutnya, majelis arbitrase memutuskan untuk mempertimbangkan klaim Texaco, dan berakhir
dengan mendukung perusahaan penggugat dan meminta pemerintah Ekuador untuk memberi
kompensasi kepada perusahaan (Kimerling, 2013). Tujuan dari gugatan tersebut pada dasarnya
bukan didasari pada penyelewengan terhadap lingkungan yang telah dilakukan oleh perusahaan
Texaco, melainkan kerusakan sebagai dampak dari keputusan para eksekutif Texaco yang diambil
dengan keadaan sadar untuk meningkatkan pengembaliannya dengan mengeksekusi biaya
pembuangan air formasi setiap harinya ke 330 lokasi sumurnya pada lingkungan. Setelah hampir
dua dekade litigasi, tepat pada 14 Februari 2011 pengadilan Ekuador pada tingkat pertama,
memutuskan untuk menuntut kerugian terhadap Texaco dengan bertanggung jawab atas $19 miliar
sebagai kompensasi dan ganti rugi. Pengadilan menjelaskan bahwa hukuman ganti rugi yang
diberikan didasarkan pada “kesalahan Texaco atas itikad buruk yang telah dilakukan oleh terdakwa
dalam proses pengadilan, serta kegagalan untuk secara terbuka mengakui martabat dan penderitaan
para korban dari perilaku terdakwa” (Suman, 2016).

Sementara itu Texaco dibawah naungan Chevron sebagai perusahaan induknya, telah memindahkan
semua asetnya dari Ekuador untuk menghindari penegaka hukum. Oleh karena itu, pengacara dari
pihak korban yang terkena dampak dari aktivitas Texaco tetap melanjutkan tindakan hukum pada
berbagai negara yang memiliki riwayat dengan Texaco sebelumnya antara lain Argentina, Brazil,
dan Kanada untuk memulihkan pembayaran denda (Amazon Watch, 2014). Pada 4 September
2015, terdapat tujuh hakim Mahkamah Agung Kanada yang kemudian membulatkan keputusannya
dengan menyatakan bahwa penggugat Aguinda, sebagai representasi dari korban antara lain
22

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


masyarakat adat, diperbolehkan untuk menuntut Texaco di Kanada. Keputusan tersebut lantas
menjadi preseden dunia untuk keadilan lingkungan global. Meskipun demikian, tindakan dilatasi
dan penyalahgunaan undang-undang oleh perusahaan Texaco yang bertujuan untuk menghindari
denda pembayaran telah berdampak pada para korban dengan terpaksa harus hidup di lingkungan
yang tercemar, tanpa keadilan dan reparasi (Suman, 2016). Disamping itu masyarakat Waorani juga
berhasil menyudutkan pemerintahan Ekuador dengan menentang klaim mereka yang menyatakan
bahwa proses konsultasi dengan masyarakat adat telah dilakukan dengan benar. Pemerintah
Ekuador juga tidak memenuhi bahasa aspirasi mereka dalam konstitusinya dan proses konsultasi
yang mereka lakukan juga jauh dari standar internasional tentang Persetujuan Bebas, Didahulukan,
dan Diinformasikan (FPIC).

2.3 Keterlibatan NGO dalam Keberlangsungan Proses Litigasi


Diluar proses litigasi tersebut, suku Waorani kerap mendapatkan bantuan dan dukungan dari
sejumlah lembaga swadaya masyarakat (NGO). Pada dasarnya Amazon, Ekuador dikenal sebagai
tempat perlindungan Pleistosen, episentrum Amazon, yang mengisi kembali seluruh cekungan
setelah perubahan iklim ekstrim yang terjadi selama periode geologi ini. Taman Nasional yasuni
memiliki salah satu konsentrasi keanekaragaman hayati tertinggi di dunia dan di Lembah Amazon.
Dalam upaya masyarakat adat untuk menentukan nasib sendiri, ekowisata telah membuktikan
keberhasilannya dalam pengaturan kelompok kecil. Hal ini lantas menjadi cara yang efektif untuk
menarik minat para NGO, tidak hanya bagi mereka yang tertarik pada hak-hak serta komunikasi
masyarakat adat seperti Amazon Alliance, namun juga terdapat kelompok lain yang juga tertarik
pada aspek lingkungan. Adapun Amazon Watch yang bekerja untuk melindugi hutan hujan dan
memajukan hak-hak masyarakat adat di Lahan Amazon. NGO ini juga bermitra dengan organisasi
masyarakat adat setempat, akuntabilitas perusahaan dan pelestarian sistem ekologi Amazon
(Amazon Watch, tt). Keterkaitan yang erat antara perlawanan masyarakat adat dan lingkungan
hidup telah membuka pintu bagi banyak masalah untuk ditangani dengan dukungan kelompok
pendukung internasional, salah satunya NGO (Grench, 2009). Dengan adanya penyelewengan dari
Texaco, keberadaan NGO sedikit banyak telah membantu organisasi masyarakat dalam menyatukan
dua permasalahan yang mereka hadapi yakni terkait kerusakan ekologi dan pelanggaran hak-hak
masyarakat adat.

Pada awal 1990-an dunia mulai melihat perubahan dalam representasi masyarakat adat yang
dimulai dengan demonstrasi massa, tetapi apa yang bisa dikatakan sebagai perubahan terbesar
dalam representasi ini pada dasarnya merupakan konsekuensi dari tindakan hukum yang diambil di
23

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


luar negeri dan di Ekuador terhadap perusahaan minyak secara langsung. Perlawanan secara
langsung ini dikemas dalam bentuk satu gugatan yang telah mengubah arah konfrontasi masyarakat
adat. Perubahan ini menyebabkan semakin luasnya dukungan yang datang, baik secara internasional
maupun nasional. Hal ini juga sekaligus mampu menurunkan posisi internasional dari praktik
perusahaan yang sebelumnya dianggap sebagai tujuan yang lebih tinggi daripada masyarakat adat
(Grench, 2009). Adapun kelompok-kelompok seperti CONFENIAE yang telah berjuang keras
untuk mejaga keseimbangan kekuasaan antara masyarakat adat dan pemerintah telah bekerja keras
untuk mencari tahu bagaimana mereka akan berakhir, apakah akan menang atau justru terkutuk
dalam kemiskinan yang ekstrim sebagai konsekuensi dari penjajah asing serta pengesahan
kebijakan domestik di wilayah mereka. Pandangan bahwa politik luar Barat ini secara inheren buruk
pada awalnya dapat dilihat telah menghambat pertumbuhan gerakan masyarakat adat. Pada
awalnya, masyarakat adat tidak menyimpang keluar dari wilayah budaya mereka sendiri ketika
mencoba untuk mendapatkan pengakuan. Namun adanya globalisasi juga sedikit banyak
mempengaruhi pandangan mereka sehingga mereka juga membutuhkan bantuan serta solidaritas
diiringi dengan pemahaman mereka atas budaya milenial dari kekuatan destruktif globalisasi.
Kampanye yang dilakukan oleh NGO serta kampanye perusahaan minyak yang didukung oleh
pemerintah Ekuador secara tidak langsung, merupakan salah satu bentuk proses perebutan
kekuasaan yang cukup panjang di Amerika Latin (Grench, 2009).

Seperti yang telah disinggung sebelumnya bahwa di belakang pihak penggugat dan tim lain yang
mengawasi prosesnya, terdapat banyak NGO yang telah menunjukkan pengaruh yang sangat besar
pada kampanye terhadap publik dan pendanaan untuk kasus tersebut. Adapun beberapa NGO
terbesar yang memegang peran cukup vital dibalik aksi penggugatan ialah Amazon Watch dan
Amazon koalisi pertahanan. Di sisi lain, perusahan Texaco dibawah Chevron tidak berafiliasi
dengan NGO manapun, namun perusahaan ini memiliki jangkauan internasional yang cukup luas
sebab perusahaan ini beroperasi di lebih dari 100 titik, sehingga perusahaan ini mengakui pengaruh
internasionalnya sebagai sebuah perusahaan (Grench, 2009). Selama proses litigasi sedang
berlangsung masyarakat adat juga tidak tinggal diam, dia tetap menggencarkan gerakan mereka
untuk menuntut self-determination dan kedaulatan teritorial sebagai pusat pembentukan negara
majemuk terhadap pemerintah Ekuador. NGO lingkungan dan pemerintah teritorial adat telah
menggantikan peran Ekuador dalam menyediakan layanan publik di beberapa daerah, yang
menuntun mereka pada tatanan environmental citizenship yang dibentuk berdasarkan pemahaman
Barat terkait konservasi. Meskipun masyarakat Waorani relatif marjinal dalam politik adat nasional,
adanya kolaborasi dengan aktivis lingkungan memiliki kehadiran yang berkembang terhadap
24

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


generasi baru pemimpin Waorani. Salah satu dari perkembangan tersebut ditunjukkan dengan
beberapa diantara kelompok Waorani berhasil bekerja secara independen dan tidak lagi terjerat
dengan kepentingan minyak dengan Ekuador, ini menunjukkan bahwa disamping upaya mereka
dalam proses litigasi dan penyebaran kampanye NGO juga menjembatani masyarakat adat dalam
menunjukkan berbagai kesempatan lain yang mereka miliki untuk melanjutkan hidup (High, 2007).

Disamping komunitas tersebut, terdapat Acción Ecológica sebagai NGO domestik utama yang
mendukung suku Waorani. Organisasi tersebut telah terlibat dalam sejumlah masalah minyak di
kawasan tersebut selama beberapa dekade dan memiliki tim yang sepenuhnya menangani masalah
minyak di Amazon Utara. Selain itu, anggota staf CDES dan Pachamama melaporkan beberapa
keterlibatan seputar konflik Texaco dengan Waorani. CDES terutama menawarkan nasihat hukum
terkait gugatan Texaco, sedangkan Pachamama yang keberadaannya untuk mendukung prakarsa
peningkatan kapasitas di masyarakat adat. Seperti yang telah disinggung juga bahwa Amazon
Watch, Amnesty International, dan Oxfam International sebagai NGO internasional utama yang
terlibat. Amazon Watch juga sempat disebutkan memiliki peran yang vital, hal ini dikarenakan
lembaga ini bertindak sebagai jembatan utama antara masyarakat Waorani dan pemegang saham
AS. Seorang anggota Amazon Watch mendekati Trillium Asset Management yang merupakan fira
investasi independen tertua dan terbesar di Amerika Serikat. Pengambilan sikap yang dilakukan
oleh Amazon Watch terbukti berhasil membawa pengaruh terhadap perusahaan Texaco karena
Trillium yang berada di pihak mereka, dengan mengajukan resolusi pertamanya yang secara
eksplisit membahas mengenai apa yang telah ditinggalkan oleh Texaco di Ekuador pada
pemungutan suara Chevron tahun 2004 (McAteer & Pulver, 2009). Melalui berbagai desakan dari
para NGO, perusahaan Chevron lantas melakukan perubahan terhadap kebijakannya yang
mengutamakan hak masyarakat adat dan mempertegas hukum lingkungan. Hal tersebut juga serupa
dengan pemerintah Ekuador yang cenderung mematuhi perusahaan Chevron, pun turut
mempertegas penyikapannya terhadap hak indigenous people mengingat kawasan ini telah
mendapatkan cukup pengawasan dari beberapa institusi internasional karena pelanggarannya
tersebut.

25

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


BAB III
ANALISA STRATEGI MODEL BUMERANG PERUSAHAAN DALAM MENEKAN
PERUSAHAAN CHEVRON

Pada dasarnya Jaringan Advokasi Transnasional (TAN) merupakan sebuah istilah yang merujuk
pada jaringan atau konfigurasi dari para aktivis yang berkolaborasi untuk meyakinkan pemerintah
nasional ataupun tujuan lainnya dalam memenuhi tuntutan aktivis. Banyak jaringan advokasi
transnasional yang menghubungkan para aktivis di negara maju dengan orang lain di atau dari
negara yang kurang berkembang. Kebanyakan disebabkan oleh terputusnya hubungan antara aktor
negara dengan domestik. Hal tersebut juga berlaku pada upaya yang dilakukan oleh NGO dan
INGO dalam mendesak perusahaan Texaco yang berada dibawah naungan Chevron serta
pemerintah Ekuador. Pola ini disebut sebagai efek bumerang sebab desakan yang dilakukan oleh
jaringan transnasional mampu mengubah perilaku dari sasaran kegiatannya, yang dalam isu ini
merupakan perusahaan korporasi. Kontak internasional melalui TAN dapat memperkuat tuntutan
kelompok domestik, membuka ruang terbuka untuk masalah baru karena pemerintah yang tidak
responsif terhadap kelompok domestik. Adapun bentuk kegiatan yang kerap dilakukan oleh TAN ini
ialah dengan melakukan tindakan represif terhadap sasaran untuk melakukan perubahan sesuai
dengan tuntutan yang diajukan. Keberhasilan dari aksi TAN antara lain dapat dilihat berupa
kebijakan pihak sasaran yang berubah, melakukan pertanggung jawaban atas kasus yang telah
dilakukan, dan sebagainya. Adapun Model Bumerang Perusahaan sebagai perluasan dari TAN yang
mengkemas berbagai strategi dalam empat kategori antara lain information politics, leverage
politics, accountability politics, dan symbolic politics. Disamping kinerja dari TAN, pastinya
terdapat aktor lain yang juga menunjang keberhasilan kegiatan. Dalam konteks ini terdapat
Donziger sebagai pengacara yang memihak masyarakat adat, turut berperan secara aktif dan vital
dalam mengatur bagaimana jalannya kampanye dan tekanan lainnya dari para NGO.

3.1 Information Politics


Strategi information politics atau politik informasi sejatinya merupakan upaya dalam
mempengaruhi politik yang dikumpulkan dalam sejumlah informasi kredibel yang berpotensi
memiliki dampak paling masif. Dalam pergerakan jaringan sendiri para anggota berfungsi untuk
menyediakan sumber beserta informasi yang kemudian akan disebarluaskan oleh NGO yang
menyediakan platform jaringan untuk mempengaruhi masyarakat. Amazon Watch merupakan salah
satu NGO yang konsen terhadap indigenous people dan berperan cukup vital dalam mendukung
suku Waorani. Mereka memanfaatkan pengorganisasian online dan alat media sosial untuk
26

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


memobiliasasi dukungan. Hal tersebut dikarenakan jaringan konstituen online Amazon Watch telah
berkembang pesat selama beberapa tahun terakhir dan mencakup hampir 200.000 pelanggan email,
98.000 penggemar Facebook, dan 32.000 pengikut Twitter. Lebih dari 800.000 tindakan telah
diambil di situs web dengan melibatkan konstituen melalui buletin berkala, pembaruan email
bertarget, dan peringatan tindakan. Amazon Watch beserta dengan rekan lainnya melancarkan
upayanya melalui siaran pers dan pembuatan kartun yang memojokkan perusahaan Chevron atas
salah satu catatan kasusnya, dengan membuang 18 miliar galon limbah beracun pada kawasan
Amazon yang merugikan masyarakat adat.

Tidak hanya itu Amazon Watch juga membentuk sebuah laman lainnya yang secara terperinci
mendokumentasikan berbagai dampak yang telah ditimbulkan oleh perusahaan Texaco atau
Chevron dari sudut pandang masyarakat adat yang menjadi korbannya, dalam Chevron Toxico.
Laman ini cukup aktif digunakan sejak tahun 2000-an hingga 2018 sebagai bentuk kampanye yang
dilakukan melalui media dan berfokus pada keadilan masyarakat adat di Ekuador dan cenderung
menyorot berbagai korban baik dari masyarakat adat hingga para pekerja di perkebunan melalui
video yang diunggah di Youtube melalui berbagai sumber. Salah satu pihak yang mewakili
masyarakat adat sebagai narasumber Chevron Toxico dalam menyuarakan pendapatnya ialah
Humberto, yang berkedudukan sebagai seorang pemimpin masyarakat adat di Ekuador, dengan
video yang telah ditonton sebanyak 12 ribu kali. Dalam liputan tersebut Humberto menerangkan
bagaimana vitalnya keberadaan hutan Amazon bagi masyarakat adat sebagai sumber kehidupan
mereka. Hutan yang dimanfaatkan demi keuntungan material oleh perusahaan Chevron merupakan
sumber pengetahuan bagi masyarakat adat khususnya dukun dan para tetuah bijak, dan sumber
pengobatan bagi mereka melalui tumbuhan. Namun setelah adanya aktivitas dari perusahaan
minyak, mereka justru harus berupaya untuk menjaga keselamatan mereka dari sumber daya yang
telah tercemar agar tidak kesehatan mereka tidak terpapar oleh racun. Melalui berbagai cerita dari
sudut pandang masyarakat yang menjadi korban dari aktivitas ekstraksi minyak semakin
menguatkan bukti-bukti nyata dan kedudukan NGO dalam memperjuangkan masyarakat adat di
pengadilan dalam menuntut perusahaan Chevron. Kampanye Chevron Toxico dianggap sebagai
pencapaian penting sebab keberadaan jaringan advokasi yang mengorganisir masyarakat terdampak
mampu menjaga komunitas untuk tetap terhubung dengan perkembangan di persidangan. Laman ini
juga kembali menekankan perusahaan Chevron yang lepas dari tanggung jawab mereka dan
kewajiban mereka untuk memulihkan bencana yang telah ditimbulkan, pun justru meluncurkan
serangkaian tindakan hukum pembalasan massal dan strategi hubungan masyarakat. Laman

27

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


Chevron Toxico ini pada dasarnya merupakan situs web yang diperbarui dari kampanye Clean Up
Ecuador.

Disamping itu Amazon Frontlines yang selalu memperbarui kabar terkait isu diantara suku Waorani
dengan Texaco pada laman mereka, juga berkolaborasi dengan CONCONAWEP, organisasi yang
mewakili komunitas Waorani di wilayah Pastaza di Amazon Ekuador, Ceibo Alliance, organisasi
nirlaba pribumi Ekuador dengan membentuk platform kampanye melalui sosial media untuk
menarik masyarakat dalam ranah internasional yang dikenal dengan Waorani Resistance. Platform
ini juga menarik masyarakat secara global untuk mengisi petisi sebagai bentuk pengikutsertaan
dalam mendukung gerakan Waorani Resistance yang hingga saat ini telah ditandatangani sebanyak
378.108 orang. Platform ini juga menyediakan tempat bagi mereka untuk melakukan penggalangan
dana kepada suku Waorani untuk melindungi hutan dan melanjutkan hidup mereka, dimulai dari
$25 untuk mendanai pekerjaan sehari seorang pembuat peta Waorani dan penjaga patroli darat; $50
memungkinkan satu tetua Waorani melakukan perjalanan dari Amazon ke Quito, Ekuador untuk
melakukan protes dan menuntut kepatuhan pemerintah terhadap keputusan pengadilan dan
penghormatan terhadap hak-hak masyarakat adat; $100 dalam mendukung perjalanan para
pemimpin Waorani untuk menjalin aliansi dengan negara-negara tetangga dalam perlawanan
terhadap ekstraksi minyak; $1200 untuk mendukung pendampingan hukum yang berkelanjutan
untuk Waorani; dan $2400 untuk menyediakan satu sistem energi surya untuk keluarga Waorani
tanpa jalan, mendukung swasembada dan otonomi (Amazon Frontlines, tt). Sejatinya Donziger
mengadopsi strategi media yang agresif karena meyakini bahwa pengadilan opini publik sama
pentingnya dengan yang lain.

Berbagai upaya melalui pendekatan information politics ini juga membawa dampak yang cukup
signifikan dengan menarik perhatian masyarakat di belahan dunia lain, hal ini dibuktikan dengan
Global Justice Now yang merupakan sebuah NGO dari London, kemudian turut bergabung dengan
268 organisasi, serikat pekerja, gerakan, dan jaringan dari beberapa negara lainnya untuk
mengungkapkan keprihatinannya mengenai tindakan Chevron terhadap Ekuador. Mereka juga turut
menyuarakannya dalam aksi hari global yang jatuh pada tanggal 21 Mei sebagai bentuk
dukungannya pada Ekuador dalam pertempurannya yang sedang berlangsung dengan perusahaan
raksasa minyak Amerika Serikat. Adapun beberapa NGO lainnya juga turut mendukung para korban
dan melakukan aksi antara lain Via Campesina yakni NGO yang pusatnya terletak di Zimbabwe,
Friends of the Earth dari Belanda, European Environment Bureau yang berasal dari Belgia, dan lain
sebagainya (Guerrero, 2019). Tidak berhenti sampai situ saja, jaringan transnasional juga terus
28

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


menyudutkan perusahaan Chevron dan mendapat dukungan dari beberapa selebriti melalui
pendekatan lainnya yakni leverage politics, yang akan dijabarkan oleh penulis pada poin
selanjutnya.

3.2 Leverage Politics


Pada jenis ini para NGO dan rekan lainnya berupaya untuk mendesak perusahaan dengan
kemampuannya untuk menarik serta mengumpulkan aktor yang memiliki kekuatan dan pengaruh
lebih besar untuk mendukung mereka. Singkatnya, leverage politics digunakan oleh para aktor
dalam jaringan untuk dapat memperolah pengaruh secara moral maupun material atas aktor negara
serta organisasi internasional, yang akan berdampak cukup besar dalam mendorong para NGO.
Terlebih dalam sebuah tatanan demokrasi, organisasi dalam keanggotaan besar yang mendapatkan
banyak dukungan cukup mendapatkan kemudahan dalam mempengaruhi suara dan kebijakan (Keck
& Sikkink, 1999). Pada tahun 2014 Amazon Watch bekerja sama dengan Mark Fiore, seorang
animator politik yang memiliki predikat pemenang Penghargaan Pulitzer dengan menciptakan
kartun serial satir yang berjudul The Adventures of Donny Rico. Serial pendek ini lantas
mendapatkan perhatian yang cukup besar pada masyarakat, dengan ribuan penonton yang
mengakses melalui laman Youtube ataupun web milik Amazon Watch. Fokus dari serial yang
berjumlah enam episode ini adalah untuk menekankan taktik tidak etis dan curang dari firma hukum
Chevron terhadap gugatan. Sebagian besar isi dalam kartun tersebut menggambarkan fakta atas
situasi yang terjadi di Ekuador dibalik upaya Chevron yang berusaha untuk mengalihkan perhatian
media dari kenyataan.

Dalam serial ini juga ditunjukkan bagaimana perusahaan Chevron telah membayar mantan hakim
Ekuador, Alberto Guerra, sebesar $12.000 setiap bulan selama setidaknya dua tahun. Tidak hanya
itu mantan hakim tersebut juga mendapatkan rumah yang terletak di Amerika Serikat, mobil,
bahkan juga membayar biaya hukum Guerra agar dapat memperoleh status sebagai pengungsi
politik di Amerika Serikat. Dibalik itu semua Guerra dituntut untuk bersaksi bahwa salah satu
pengacara lingkungan yang mewakili masyarakat adat, Steven Donziger, menyuapnya untuk
memerintah demi rakyat Amazon. Hal tersebut diupayakan sebagai bentuk pengalihan sehingga
perusahaan Chevron tidak perlu melakukan pembayaran sebesar $9,5 miliar untuk biaya
pembersihan. Sebab meskipun Chevron telah diperintahkan oleh pengadilan sebanyak dua kali
untuk membayar $9,5 miliar untuk membersihkan kerusakan dari tumpahan minyak di hutan
Amazon, perusahaan telah menyatakan bahwa mereka tidak akan membayar denda dan berupaya
mendiskreditkan para aktivis dan pengacara mereka. Meninjau lebih lanjut, satu pengadilan banding
29

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


federal di Philadelphia sebenarnya membatalkan perintah penemuan karena berbagai bukti yang
mendukung klaim Chevron sebagian besar berbentuk tuduhan dan bukanlah temuan faktual (Rucke,
2014). Upaya ini dapat dikatakan berhasil menyinggung perusahaan karena tidak lama kemudian
Chevron mengklaim Amazon Watch, Rainforest Action Network, dan rekan lainnya telah melakukan
tindakan ilegal dengan menyebarkan konspirasi, sebagai upaya untuk melumpuhkan dan menyerang
kredibilitas para NGO. Namun pengadilan menolak upaya Chevron menggunakan gugatan RICO
(Undang-Undang Organisasi yang Dipengaruhi dan Korup) dalam mengkriminalisasi para
aktivisme (Amazon Watch, 2014).

Gambar 3.2.1. Laman Amazon Watch

Selanjutnya, masih di bawah kendali Donziger, mereka melakukan representasi palsu dan
pernyataan yang menyesatkan untuk menghasut tindakan pemerintah melawan Chevron. Ia beserta
tim hubungan masyarakatnya bekerja sama-sama dalam upaya untuk memicu tindakan dan
memberikan tekanan pada Chevron dari pejabat, lembaga federal, dan negara bagian. Salah satu
tujuannya adalah untuk menciptakan persepsi bahwa tuntutan hukum tersebut mengancam kerugian
serius bagi perusahaan, material bagi keuntungan Chevron, dan akan menghasilkan harga saham
yang lebih rendah serta keuntungan yang lebih rendah pula bagi pemegang saham Chevron. Untuk
itu, pada tahun 2005 mereka membuat draf surat yang akhirnya dikirimkan oleh Amazon Watch
kepada Securities and Exchange Comission (SEC). Surat tersebut mempromosikan remediasi yang
menyatakan bahwa pembersihan dasar yang seharusnya ditanggung oleh Chevron diperkirakan akan
menelan biaya setidaknya $6 miliar berdasarkan ahli perbaikan lingkungan yang telah melakukan
survei, terlepas dari fakta bahwa Donziger mengetahui adanya ketidakakuratan dalam pernyataan
tersebut. Surat tersebut juga menegaskan bahwa Chevron telah menciptakan kontaminasi racun 30
kali lebih besar dari Exxon Valdez dan mengecam dugaan kegagalan Chevron untuk
mengungkapkan potensi kewajiban pada pemegang sahamnya. Tim penggugat juga menggunakan
angka yang sama, meskipun selanjutnya dikonfirmasi bahwa pernyataan tersebut dibesar-besarkan,
30

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


dalam kesaksian berikutnya di depan komisi Kongres terkait hak asasi manusia, dan dalam siaran
pers (United States District Court, 2014).

Disamping itu Amazon Watch sebagai organisasi yang besar juga bekerjasama dengan tim
penggugat untuk melobi badan pengatur dan pejabat terpilih, mencari dukungan di antara pemegang
saham Chevron untuk penyelesaian, dan mencari perhatian media melalui siaran pers. Dalam
konteks interaksi antara perusahaan dan pemegang saham, muncul spekulasi dari aktivis lingkungan
dan sosial tentang kekuasaan dan pengaruh pemegang saham. Banyak pemegang saham yang
berubah menjadi pelobi aktif, sehingga mereka mampu mempengaruhi perilaku perusahaan dengan
menegakkan hak kepemilikan melalui proses persiapan atau pemungutan suara pada proposal
langsung dengan manajemen (Raghupathi et. al., 2020). Kinerja dari Amazon Watch dapat dikatakan
efektif sebab muncul resolusi pertama oleh investor institusional dan investor yang bertanggung
jawab secara sosial, termasuk Dana Pensiun Umum Negara Bagian New York, Manajemen Aset
Trillium, Amnesty International USA, dan anggota Interfaith Center on Corporate Responsibility
(ICCR). Para investor yang memiliki lebih dari $1 miliar saham Chevron mengajukan resolusi
dengan menuduh perusahaan Chevron yang lebih mengutamakan image nya daripada penderitaan
berat manusia yang diakibatkan oleh ulah mereka di Ekuador, serta mempertanyakan logika dari
pihak perusahaan karena menghindari tanggung jawab yang cukup besar dengan mempertaruhkan
nyawa banyak orang. Para investor juga menggarisbawahi beberapa permasalahan yang dipandang
cukup vital akibat ulah anak perusahaan mereka antara lain (1) banyaknya jenis infeksi dan kanker
oleh kontaminasi permukaan air oleh Texaco; (2) ditemukan delapan jenis kanker yang sekarang
telah ditemukan di satu desa dekat sumur Texaco; dan (3) anak-anak berusia 14 tahun ke bawah
berpotensi besar mengembangkan leukimia di bekas konsesi Texaco daripada di tempat lain di
Amazon (Amazon Watch, tt).

Kampanye Waorani Resistance yang telah disinggung sebelumnya juga cukup menarik perhatian
banyak orang setelah beberapa selebritis juga turut meramaikan seperti Mark Ruffalo, Mishell
Coppianoa, Rea Garvey dan lainnya (Amazon Frontlines, tt). Kampanye yang memanfaatkan
selebriti ini diusung oleh Donziger sebagai pengacara yang turut andil dalam proses litigasi antara
suku adat dengan perusahaan Chevron ini. Bersama sama para aktor ini membuat dan mengelola
konten, desain, dan pesan sebagai bagian dari gerakan Perlawanan Waorani. Sejalan dengan
kampanye yang diramaikan oleh para selebriti melalui platform dari NGO ini, terdapat beberapa
selebriti hingga musisi lainnya yang menggunakan platform mereka untuk menunjukkan bagaimana
kekacauan yang telah dilakukan oleh Chevron dikarenakan kebencian mereka terhadap ulah
31

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


Chevron selama ini. Proses litigasi antara masyarakat adat dengan perusahaan Chevron yang
berlangsung cukup lama memicu mereka untuk menyuarakan keresahan mereka, adapun beberapa
selebriti yang menentang perusahaan Chevron untuk turut membela Ekuador antara lain Cher, dan
Danny Glover (Barrett, 2014). Danny Glover merupakan aktor di Amerika Serikat serta aktivis
sosial, ia mendapatkan undangan yang kemudian disepakati untuk berpartisipasi dalam kampanye
Justice in Ecuador yang dipenuhi dengan mendatangi hutan Amazon pada kawasan yang cukup
berdampak. Kemudian Cher juga turut berpartisipasi dengan menyuarakan melalui video dengan
durasi dua menit yang berjudul “Drive Past Chevron Until They Fix Their Mess in Ecuador”. Ia
mengunggah video tersebut melalui akun Youtube miliknya pada tahun 2013 dengan jumlah
penontonnya sebanyak 66 ribu, dengan menyertakan sejumlah foto yang menggambarkan situasi
masyarakat yang terkena dampaknya serta seruan untuk memboikot produk dari Chevron.

Gambar 3.2.2. Laman Amazon Frontlines

Tidak hanya dalam bentuk kampanye, adapun dukungan yang diberikan kepada masyarakat adat
untuk menekan perusahaan Chevron dalam menerima kewajibannya untuk membayar $9,5 miliar
dilakukan dalam bentuk lainnya oleh Assembly of First Nations (AFN). AFN pada dasarnya
merupakan sebuah majelis yang menyerupai Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang
diwakili oleh ketua-ketua mereka untuk menggantikan Persaudaraan India Nasional Kanada. Pada
tahun 2017 AFN dan Domingo Paes, selaku perwakilan dari suku Achuar, mengatasnamakan
masyarakat adat lainnya dalam menandatangani protokol untuk meminta pertanggungjawaban
perusahaan atas pembuangan miliaran galon limbah beracun. Perjanjian tersebut ditandatangani di
Sidang Ketua Khusus AFN di Ottawa oleh Ketua Nasional AFN yakni Perry Bellegarde; Jamie
Vargas, Kepala Nasional Ekuador dan Presiden CONAIE; dan Carmen Cartuche selaku Presiden
Front for the Defense of the Amazon (FDA), organisasi berbasis komunitas di wilayah Amazon
yang mengajukan gugatan terhadap Chevron atas nama masyarakat adat dan petani. Perjanjian
tersebut didukung oleh resolusi yang disahkan dengan suara bulat oleh Ketua Majelis pada saat itu.

32

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


Protokol ini ditujukan untuk membuat Chevron dan semua perusahaan mengetahui bahwa AFN
mengawasi dan semakin waspada dalam melindungi hak dan wilayah Amazon. Protokol ini juga
merupakan bentuk langkah maju yang besar bagi masyarakat adat di Ekuador dan Kanada untuk
menuntut pertanggungjawaban, dengan AFN yang akan mengawal mereka. Protokol antara dua
federasi nasional berpotensi menjadi pukulan besar bagi upaya Chevron yang berupaya untuk
menghindari tanggung jawab terhadap isu lingkungan di Ekuador, yang turut menghancurkan
budaya lima kelompok masyarakat adat – cofan, Secoya, Waorani, Kichwa, dan Siona – yang besar
di Amazon menurut bukti di hadapan pengadilan Ekuador. Protokol ini pada dasarnya berisikan
kesepakatan oleh semua pihak untuk memastikan Chevron menghormati hak dan wilayah
masyarakat adat dalam semua aktivitasnya. Protokol ini dapat dilihat cukup berpengaruh, sebab
meskipun Chevron lantas berupaya untuk memperoleh impunitas di Kanada dengan mengklaim
bahwa asetnya tidak dapat disita, namun secara keseluruhan, 21 hakim banding di Ekuador serta
Kanada telah menolak argumen Chevron dan mendukung berbagai aspek klaim kelompok
masyarakat adat. Tidak ada satu pun hakim banding di salah satu dari kedua negara yang memihak
perusahaan Chevron (Assembly First Nations, 2017).

3.3 Accountability Politics


Politik akuntabilitas pada dasarnya merupakan bentuk upaya untuk mewajibkan aktor yang dituju
untuk bertindak berdasarkan kebijakan atau prinsip yang mereka adopsi sebelumnya. Pendekatan ini
juga melibatkan usaha-usaha dari jaringan advokasi untuk menekan pihak yang dituju untuk
menepati janjinya terhadap norma-norma internasional, dalam konteks ini ialah perihal hak asasi
manusia terlebih hak-hak masyarakat adat. Adapun Donziger yang menginisiasi atas dilakukannya
kampanye divestasi dalam menekan perusahaan dengan meyakinkan investor institusi untuk
menjual saham Chevron, dan bahkan kasus kriminal di Ekuador sebagai upaya untuk mendapatkan
pertanggungjawaban perusahaan Texaco yang kini kembali pada Chevron atas kerugian lahan
Amazon (United States District Court, 2014). Investor yang melepaskan sahamnya dari perusahaan
ini dan mempertahankan jumlah saham yang terbatas serta menurun, dengan tujun untuk menekan
perilaku dari perusahaan Chevron.

Resolusi pun kembali hadir, digagas oleh Masyarakat Misionaris Domestik dan Gereja Episkopal
Asing dan diajukan bersama oleh Catholic Health Care Partners dan Bon Secours Health Care
Systems, menunjuk pihak Chevron telah mekakukan kelalaian lingkungan di negara berkembang
yang secara khusus menyebutkan Ekuador. Resolusi tersebut mendesak perusahaan untuk
berkomitmen dalam mematuhi semangat dan isi dari semua hukum serta peraturan lingkungan,
33

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


kesehatan, keselamatan, terlepas dari tingkat penegakannya, namun komitmen tersebut gagal
dipenuhi oleh Chevron di Ekuador. Perusahaan ini juga didesak untuk menerapkan standar
lingkungan yang tidak kalah ketatnya dengan yang ditetapkan berdasarkan hukum dan peraturan
California, negara bagian di mana Chevron berkantor pusat dan letak produksi minyak mentah serta
kapasitas kilang terbesarnya. Adapun standar lingkungan yang diterapkan di California telah
ditetapkan oleh California Environmental Protection Agency (CalEPA) dimulai dari indikator udara;
air; pengelolaan lahan, sampah, dan bahan-bahan; pestisida; lintas batas; dan kesehatan ekosistem
(CalEPA, 2004). Adapun yang telah dilanggar oleh perusahaan Texaco ketika melakukan
aktivitasnya di kawasan Amazon ialah dengan meninggalkan limbah yang berbahaya baik di tanah
maupun di perairan mereka dan emisi udara yang berbahaya bagi warga setempat. Resolusi ketiga
pun kemudian dikeluarkan pada tahun 2006 oleh Society of Jesus-Wisconsin Province terkait
dengan aspek hak asasi manusia karena Chevron dianggap telah gagal memenuhi klaim tanggung
jawab perusahaannya yang diagung-agungkan tersebut. Mereka menyerukan kepada Chevron untuk
menerapkan kebijakan hak asasi manusia yang lebih komprehensif, transparan, dan dapat
diverifikasi (Amazon Watch, tt). Tidak hanya itu para investor yang turut mendesak perusahaan
Chevron untuk mengakui kesalahannya juga disebabkan dengan pelanggaran dari anak perusahaan
mereka, Texaco, yang sebelumnya telah berkomitmen pada penerapan Standar dan Pedoman
Lingkungan, Kesehatan, dan Keamanan (EHS) melalui pengawasan Program Audit EHS yang
dibentuk bersama konsultan Arthur D. Little, Inc. Adapun beberapa protokol yang ditekankan oleh
pengawas hanya sebatas mengutamakan keamanan, mengurangi pelepasan bahan kimia, dan
pemotongan emisi yang mana dapat dilihat kondisi di hutan Amazon sendiri bahwa ketika aktivitas
ekstraksi minyak dilakukan, perusahaan Texaco jelas telah melanggar ketiganya (Texaco Inc Annual
Report, 1996).

Disamping itu adapun upaya Chevron yang terus menerus mengelak untuk membayar denda pun
dilakukan dengan menyelidiki seluruh klaim dari pihak penggugat atas kerugian sosial, kesehatan,
dan lingkungan. Atas permintaan Chevron, banyak ahli toksikologi, epidemiologi, ekologi,
antropologi, dan ahli geologi terkemuka dunia telah mempertimbangkan bukti tersebut dan
menyimpulkan bahwa tidak ada dukungan ilmiah untuk klaim tersebut. Sebaliknya, semua bukti sah
yang diajukan ke pengadilan Ekuador menunjukkan bahwa bekas operasi perusahaaan minyak
Texaco tidak menimbulkan risiko bagi kesehatan penduduk dan tidak mengakibatkan dampak yang
signifikan terhadap air tanah, air minum, keanekaragaman hayati, atau budaya asli. Mendapatkan
pernyataan tersebut tim penggugat pun segera mengajukan klaim lanjutan yang menyatakan
sebaliknya, bahwa pernyataan atau bukti ilmiah yang diajukan oleh Chevron tidak benar (Weyler,
34

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


2017). Dalam menyelidiki klaim dari perusahaan tersebut tim penggugat pun kemudian berhasil
mengekspos adanya tindakan korupsi antara perusahaan Chevron dengan Kaplan, sebagai hakim
yang dipilih oleh perusahaan Chevron, untuk membantu dan berpihak pada Chevron selama proses
litigasi berlangsung. Sebab nyatanya kerusakan yang disebabkan oleh perusahaan Chevron cukup
fatal dan hal tersebut juga diamini oleh para aktivis lingkungan. Meskipun pada akhirnya
perusahaan Chevron dibebaskan oleh Republik Ekuador melalui pengadilan arbitrasi internasional
di Den Haag, yang diselenggarakan di bawah orotitas Perjanjian Investasi Bilateral AS-Ekuador dan
dikelola oleh Pengadilan Arbitrase Permanen di Den Haag, sebab terbukti bahwa perusahaan
Chevron tidak melanggar kontrak perjanjian yang dilakukan dengan pemerintah Ekuador.
Disamping itu pengadilan juga telah memutuskan bahwa keputusan $9,5 miliar yang dijatuhkan
terhadap Chevron diperoleh melalui kecurangan dan semata ambisi dari pemerintah Ekuador dan
pengacara mereka yang mengatasnamakan masyarakat adat serta korban lainnya, sehingga kedua
pihak pun sama salahnya (Chevron, 2018). Namun kemenangan tetap dirasakan oleh masyarakat
adat dan para warga yang bermukim di kawasan hutan Amazon sebab pengadilan telah memutuskan
bahwa mereka telah memiliki hak sepenuhnya terhadap hutan Amazon dan hak asasi manusia pun
diperjuangkan dengan semakin diketatkannya aturan bagi perusahaan untuk tunduk pada UNHR
yang memuat aturan untuk mengedepankan hak asasi manusia masyarakat adat didalamnya
termasuk perusahaan Chevron itu sendiri. Didukung dengan perusahaan Chevron yang semakin
memperbaiki kebijakannya terkait aspek lingkungan untuk mencapai standar ISO4401 (United
States District Court, 2014).

35

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


BAB IV
ANALISA KEBERHASILAN SUKU WAORANI TERHADAP PEMERINTAHAN
EKUADOR DAN PERUSAHAAN CHEVRON

Selama proses litigasi berlangsung, berbagai pendekatan telah dilakukan oleh para NGO dalam
TAN bersama dengan tim penggugat yang kemudian berhasil memenangkan proses litigasi melalui
berbagai pendekatan. Diantara berbagai pendekatan yang telah dilakukan tersebut, penulis
menganalisa bahwa information politics serta leverage politics menjadi aspek yang paling mengusik
perusahaan Chevron dengan banyaknya perhatian yang ditunjukkan oleh lapisan masyarakat di
berbagai belahan dunia, serta tekanan dari pihak investor. Meskipun tidak dapat dipungkiri juga
bahwa aspek akuntabilitas juga memiliki peran yang cukup penting dalam mempengaruhi
perusahaan Chevron. Sehingga dalam bab penelitian ini penulis menitik beratkan pada bagaimana
kinerja dari TAN selanjutnya mampu berdampak pada kemenangan litigasi, dengan membawa
perubahan terhadap kebijakan pemerintah Ekuador terhadap hak indigenous people sebagai
keputusan dari panel hakim, diikuti juga dengan perusahaan Chevron yang memperbaiki
kebijakannya pada aspek hak asasi manusia terkait indigenous people dan lingkungan

4.1 Proses Kemenangan Masyarakat Adat dalam Hasil Akhir Litigasi


Selama kurang lebih 20 tahun, komunitas dari enam kelompok masyarakat adat menjadi korban
kelalaian perusahaan Texaco. Kebutuhan mereka akan air yang aman untuk diminum, kebersihan
sungai dan tanah sebagai sumber hidup bagi mereka untuk bergantung, terganggu karena aktifitas
perusahaan tsb. Akibatnya banyak orang yang terjangkit penyakit keras sebagai dampak dari polusi
sementara tidak tersedia fasilitas kesehatan dan kesejahteraan yg memadai. Selama itu pula
perusahaan Chevron telah mencoba untuk menghindar dari tanggung jawab, berusaha agar kasus
tersebut dihentikan baik di sistem pengadilan AS maupun Ekuador. Hingga pada tahun 2011
Chevron bersikeras agar kasus tersebut dipindahkan dari pengadilan AS ke pengadilan Ekuador,
permohonan tersebut dikabulkan setelah pihak Chevron memberikan alasannya bahwa sistem
hukum Ekuador dipandang “adil dan memadai” serta mereka berkomitmen untuk mematuhi
keputusan pengadilan terakhir di sana, pengadilan Ekuador pun mengeluarkan putusan berupa
denda $19 miliar terhadap Chevron untuk kasus kontaminasi. Namun beberapa kejanggalan mulai
terasa selama persidangan dilanjutkan di Ekuador. Dimulai pada tahun 2012, ketika putusan tersebut
dikuatkan pada tingkat banding bahkan putusan pengadilan tertinggi Ekuador pada November 2013
menguatkan putusan terhadap Chevron, tetapi denda tersebut dikurangi setengahnya setelah
Chevron membatalkan perintah pengadilan yang lebih rendah tentang hukuman ganti rugi terhadap
36

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


Chevron karena pelanggaran selama persidangan dan penolakan untuk meminta maaf atas
tindakannya (Valencia, 2013). Tidak hanya itu pengadilan eskstra-yudisial yang berpihak pada
Chevron juga mengambil langkah lebih jauh dengan bertindak seolah-olah keputusan pengadilan
yang berdaulat dan persidangan selama dua dekade tidak pernah terjadi. Alih-alih memeriksa alur
kinerja pengadilan setempat, pengadilan tinggi justru mengudang Chevron untuk membuat argumen
yang sama lagi, sebagaimana yang dilakukan oleh perusahaan ketika kali pertama mengikuti
persidangan. Hal tersebut juga termasuk klaim berulang Chevron yang mengutarakan seputar
perjanjian yang telah disepakati pada tahun 1955 antara pemerintah Ekuador dan Texaco, salah
satunya yakni secara tidak langsung telah menghapus hak kolektif warga Ekuador untuk menuntut
atas kerusakan yang disebabkan oleh perusahaan (Aguinda, 2011). Perjanjian tersebut juga dapat
dikatakan tidak mengikat perusahaan untuk membersihkan sebagian dari kontaminasi massal di
Amazon dan sebagai gantinya, dan pemerintah setuju untuk tidak mengajukan klaim lingkungan di
masa depan atas polusi di masa lalu.

Adapun kasus senilai $9,5 miliar terhadap perusahaan Chevron atas sisa pencemaran Amazon pada
dasarnya tidak dibawa oleh pemerintah ataupun indigenous people, melainkan pengajuan dari
Steven Donziger (lihat penjelasan bab 3) yang mengatasnamakan para korban dari dampak polusi.
Namun pada akhirnya tuntutan tersebut tidak dilanjutkan sebab Steven Donziger sendiri dijatuhi
kasus tuduhan oleh Chevron karena telah melakukan kasus penipuan, setelah ia mengungkapkan
bahwa perusahaan tersebut telah melakukan tindakan penyuapan terhadap salah satu mantan hakim
di pengadilan Ekuador untuk berpihak kepada Chevron. Kedua pihak tersebut lantas melanjutkan
kasus tersebut diatas meja hijau pada waktu lainnya, tanpa melibatkan pihak Ekuador. Selanjutnya
Chevron pun lantas melanjutkan kasus sebelumnya dengan Ekuador melalui pengadilan arbitrasi
internasional di Den Haag, di bawah otoritas Perjanjian Investasi Bilateral AS-Ekuador serta
Pengadilan Arbitrase Permanen. Pada pengadilan ini kemudian terbukti bahwa perusahaan Chevron
tidak sepenuhnya melanggar kontrak perjanjian yang dilakukan dengan pemerintah Ekuador.
Pengadilan juga memberi keputusan bahwa tuntutan sebesar $9,5 miliar yang dijatuhkan merupakan
bentuk ambisi dari pemerintah Ekuador dan Steven Donziger sebagai pengacara mereka, dengan
mengatasnamakan masyarakat adat (Chevron, tt). Kasus yang melilit perusahaan Texaco ini pun
pada akhirnya menemui titik tengah dengan segala pertanggungjawaban yang dikembalikan lagi
kepada pemerintah Ekuador, khususnya dalam menyelesaikan keresahan korban dan masyarakat
adat terkait dengan hak mereka atas lahan di Amazon. Mereka pun memutuskannya melalui
penggugatan lago agrio dengan keputusan pengadilan yang membawa kemunduran besar bagi
rencana pemerintah Ekuador untuk mengembangkan sumber daya minyak di seluruh bagian selatan
37

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


Amazon, dan turut menandai momen penting terhadap gerakan masyarakat adat untuk secara
permanen melindungi hutan mereka dari pengeboran minyak, serta bentuk proyek ekstraktif
lainnya. Panel hakim memutuskan bahwa pemerintah Ekuador diwajibkan untuk menguasai
kembali pola proses persetujuan bebas, didahulukan, dan diinformasikan sesuai dengan standar
hukum internasional dan Mahkamah Kostitusi Ekuador. Tidak hanya itu Kementerian Energi dan
Sumber Daya Tak Terbarukan beserta Kementerian Lingkungan juga bertanggung jawab atas
pejabat pemerintah dalam memahami hak dari indigenous people sebelum mengirim para pejabat
tersebut pada proyek lapangan (Amazon Frontlines, 2019). Gugatan masyarakat Waorani pada
dasarnya telah muncul sebagai titik nyala di negara Amerika Selatan, dengan menyoroti
kesenjangan yang mencolok antara keserakahan pejabat pemerintah Ekuador terhadap pendapatan
minyak untuk menyepelekan hutan internasional dan hak masyarakat adat yang diakui secara
internasional atas persetujuan bebas, didahulukan dan diinformasikan, penentuan nasib sendiri,
wilayah kolektif dan hak terhadap alam. Di tengah latar belakang kontaminasi yang telah terjadi
selama beberapa dekade dan gangguan budaya di wilayah adat di seluruh Amazon oleh operasi
minyak, kemenangan yang berhasil dicapai oleh pengadilan Waorani dipandang sebagai langkah
besar dan sangat penting bagi sejumlah negara dengan jumlah masyarakat adat yang masih
berkembang didalamnya, atas perjuangan yang dilakukan untuk melindungi pemberian terakhir dari
alam yang berharga nilainya bagi mereka (Amazon Frontlines, 2019).

Melalui berbagai penekanan yang telah dilakukan oleh NGO serta tim penggugat lainnya dimulai
dari aspek informasi, tekanan dari aktor yang berpengaruh, serta akuntabilitas proses litigasi ini
semakin diperkeruh dengan ditemukannya bentuk korupsi perusahaan Chevron terhadap hakim
pengadilan Ekuador untuk menghindari tuntutan pembayaran denda. Tidak hanya itu, Ekuador yang
terjebak dengan perjanjiannya dengan perusahaan Chevron sebelumnya tidak dapat menuntut lebih.
Pada akhirnya kasus ini sejatinya berfokus pada apakah kehidupan dan hak indigenous people di
hutan Amazon sama berharganya bagi perusahaan multinasional seperti kehidupan orang di negara
maju. Jika perusahaan Chevron dapat dimintai pertanggungjawaban atas tindakannya di Ekuador,
bentuk pertanggungjawaban tersebut cenderung pada insentif baru bagi Chevron dan semua
perusahaan minyak untuk meningkatkan standar praktik mereka di seluruh dunia berkembang
termasuk. Disamping itu sebagai akibatnya, pada akhirnya melalui proses litigasi ini terungkap
bagaimana sikap pemerintah Ekuador yang lalai karena tidak memperhatikan secara seksama baik
dari poin-poin perjanjian dengan perusahaan Chevron yang pada akhirnya cukup merugikan warga
Ekuador, maupun indigenous people yang sebagian besar masih tinggal dan bergantung di hutan
Amazon khususnya suku Waorani sebagai korban dari proyek ini. Namun kemenangan tetap
38

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


dirasakan oleh indigenous people sebab menurut keputusan pengadilan Ekuador dalam melawan
pemerintahan setelah kasus Chevron usai, telah ditetapkan bahwa indigenous people kini memiliki
hak seutuhnya terhadap kawasan Amazon sesuai dengan perbatasan yang telah ditetapkan sejak
awal. Berkut merupakan kutipan dari Maria Espinosa, yang berperan besar dalam persidangan
sebagai pengacara dari suku Waorani dari NGO Amazon Frontlines
“The Court’s ruling today declaring the violation of the Waorani’s rights to free, prior
and informed consent and self-determination means that the Waorani territory
overlapped by Oil Block 22 cannot be sold at auction until those rights are
guaranteed. But it should also be interpreted to mean that the State cannot auction off
the territories of the six other indigenous nations in the southern Ecuadorian Amazon,
which were subject to the government’s same flawed and unconstitutional prior
consultation process in 2012. The advance of oil destruction in the southern Amazon
was brought to a halt today in this court by the courage and dignity of the Waorani of
Pastaza” (Amazon Frontlines, 2019).

4.2 Perubahan Kebijakan Ekuador


Pada dasarnya masyarakat adat selama beberapa dekade telah berjuang untuk memperdalam
otonomi dan martabat sebagai masyarakat, terlebih setelah kasus Chevron yang secara tidak
bertanggung jawab meninggalkan sejumlah polusi terhadap sumber kehidupan masyarakat adat
setempat. Pemerintahan Ekuador menjadi pihak yang pada akhirnya bertanggung jawab atas kedua
pihak tersebut, sebagaimana hasil akhir dari litigasi lago agrio yang mengungkap bahwa
pemerintahan Ekuador telah melakukan kegagalan mendasar yang cukup dalam karena
mengabaikan tata kelola tradisional Waorani dan praktik pengambilan keputusan, dengan
menghilangkan penyertaan pikenani – para pemimpin adat Waorani yang sah – secara luas gagal
menjamin bahwa suku Waorani sepenuhnya memahami implikasi rencana pemerintah untuk
pengeboran minyak di wilayah mereka, dan tidak memastikan bahwa mereka diberi kesempatan
untuk membuat keputusan bersama terkait rencana tersebut (Amazon Frontlines, 2019). Hasil akhir
dari litigasi lantas memutuskan bahwa pemerintah Ekuador wajib untuk mengganti rugi,
melindungi, dan membela penggugat sehubungan dengan litigasi lago agrio yang berarti membela
masyarakat adat, termasuk pembayaran kepada penggugat atas semua kerusakan yang mungkin
diberikan terhadap Chevron dalam proses litigasi.

Penghancuran Amazon dan hutan lain di seluruh dunia dicatat telah menyebabkan perpindahan
komunitas adat, yang menguasai sekitar 20% dari tanah dunia, namun hanya memiliki hak hukum
39

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


10%, menurut World Resources Institute. Hal yang serupa juga dirasakan oleh masyarakat adat
terhadap pemerintahan Ekuador yang kurang transparan dan tidak menjalankan perannya dalam
“melindungi kawasan Amazon serta keberadaan masyarakat adat”. Banyaknya diskriminasi dan
penindasan yang terus dihadapi oleh masyarakat adat juga mendorong banyaknya instrumen
internasional yang semakin dikembangkan dengan tujuan untuk memastikan bahwa hak-hak mereka
dilindungi setiap saat. Diantara yang paling penting adalah Deklarasi PBB tentang hak-hak
masyarakat adat, dengan melibatkan “hak-hak masyarakat adat untuk tanah leluhur mereka dan
sumber daya alam yang terletak di atau di bawah tanah itu”. Dalam laporan terakhir pada tahun
2019, Ekuador telah berkomitmen untuk memberikan hak kepada masyarakat adat dan masyarakat
untuk berkonsultasi sebelumnya, yaitu, untuk berpartisipasi dalam keputusan tentang eksploitasi
sumber daya tak terbarukan yang terletak di tanah mereka yang dapat mempengaruhi budaya atau
lingkungan mereka, meskipun organisasi masyarakat adat mencatat sektor publik dan swasta para
aktor sering mengabaikan konsultasi sebelumnya yang terbentuk dalam sebuah konstitusi.
Konstitusi juga mengizinkan penduduk asli untuk berpartisipasi dalam manfaat ekonomi yang
mungkin dibawa oleh proyek ekstraksi sumber daya alam dan menerima kompensasi atas segala
kerusakan yang diakibatkannya. kemudian dalam kasus kerusakan lingkungan, undang-undang
mengamanatkan tindakan pemerintah korektif segera dan restitusi penuh dari perusahaan yang
bertanggung jawab, meskipun beberapa organisasi masyarakat adat menyatakan kurangnya
konsultasi dan tindakan perbaikan. Undang-undang mengakui hak masyarakat adat untuk memiliki
properti secara komunal, meskipun proses sertifikasi tetap tidak lengkap di beberapa bagian negara
(Bureau of Democracy, Human Rights and Labor, 2019).

4.3 Perubahan Kebijakan Perusahaan Chevron


Sebagaimana hasil dari pengadilan di Den Haag, telah diputuskan bahwa perusahaan Chevron
memiliki kewajiban untuk meningkatkan standarnya sesuai dengan standar internasional sebagai
bentuk tanggung jawabnya terhadap kelalaian yang telah dilakukan oleh anak perusahaannya.
Adapun standar yang dituntut terhadap perusahaan ini ialah standar terkait aspek HAM khususnya
masyarakat adat, dan standar lingkungan sebagai syarat untuk melangsungkan proyeknya di negara
berkembang.

4.3.1 Hak Asasi Manusia Masyarakat Adat


Perusahaan Chevron juga memegang kata-katanya dengan menunjukkan berbagai perubahan
kebijakan terhadap aspek HAM yang meliputi hak masyarakat adat sebagai bentuk tanggung
jawabnya atas kelalaian anak perusahaannya, perusahaan Texaco. Dalam kebijakannya perusahana
40

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


Chevron berkomitmen untuk menghormati HAM sebagaimana yang ditetapkan dalam Deklarasi
Universal Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Deklarasi Organisasi Buruh
Internasional (ILO). Chevron juga kini memimiliki manajemen yang mengatasi isu komunitas yang
terkait hak asasi manusia diintegrasikan ke dalam Sistem Manajemen Keunggulan Operasional
(OEMS), sehingga apabila di kemudian hari ditemukan potensi masalah yang terkait dengan
indigenous people, perusahaan Chevron memiliki panduan yang terstruktur terhadap cara
menavigasi situasi tersebut dengan cara yang menghormati pemegang hak yang terlibat didalamnya.
Dalam kebijakannya pun juga telah ditetapkan bahwa Chevron mengakui UNDRIP dan berusaha
untuk mendapatkan persetujuan atas dasar informasi awal tanpa paksaan dari masyarakat adat
sebagaimana yang dijelaskan dalam Standar Kinerja 7 Korporasi Keuangan Internasional (IFC)
2012 beserta panduan pendukungnya, serta sesuai dengan hukum (Chevron, tt). Sejatinya
masyarakat adat merupakan pihak yang sangat rentan terhadap dampak buruk terkait dengan
pengembangan proyek, termasuk risiko pemiskinan dan hilangnya identitas, budaya, dan mata
pencaharian yang berbasis sumber daya alam. Standar Kinerja 7 dari IFC hadir sebagai upaya untuk
memastikan bahwa kegiatan bisnis meminimalkan dampak negatif, mendorong penghormatan
terhadap HAM, martabat dan budaya penduduk asli, dan mempromosikan manfaat pembangunan
dengan cara yang sesuai dengan budaya. Konsultasi dan partisipasi yang diinformasikan dengan
masyarakat adat selama proses proyek merupakan persyaratan inti dan dapat mencakup persetujuan
tanpa paksaan, didahulukan, dan diinformasikan dalam keadaan tertentu (IFC, 2012).

Chevron berkomitmen untuk berinteraksi dengan masyarakat adat dengan cara yang menghormati
sejarah, budaya, dan adat istiadar mereka, dalam kerangka hukum dan konstitusional yang berlaku.
Disamping menerapkan OEMS dan Kebijakan HAM, perusahaan Chevron juga menetapkan
keputusan dengan berkonsultasi dengan masyarakat adat serta memahami perspektif mereka seputar
proyek Chevron dan operasi apapun yang sedang berjalan. Adapun dokumen Panduan Masyarakat
Adat milik Chevron memuat penguraian terhadap ketentuan-ketentuan utama untuk pengelolaan
hubungan yang efektif dengan indigenous people, yang mencakup identifikasi pemangku
kepentingan, mendefinisikan kerangka pengaturan, menentukan metode pelibatan yang disukai,
menilai potensi dampak dan manfaat, melakukan konsultasi masyarakat, dan mengembangkan serta
mengelola rencana (Chevron, tt). Kebijakan HAM Chevron juga menetapkan harapan untuk
menghindari terjadinya relokasi atau pemukiman kembali bila memungkinkan terhadap indigenous
people. Apabila hal tersebut tidak dapat dihindari, perusahaan juga berkomitmen untuk berusaha
dan bekerja secara kolaboratif serta transparan dengan komunitas lokal, termasuk indigenous
people, untuk mendorong dukungan berkelanjutan bagi kegiatan perusahaan (Chevron, tt).
41

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


Meskipun perusahaan Chevron telah memiliki OEMS, pihak investor sendiri tidak dapat menilai
keefektifan sistem tersebut dalam mengidentifikasi risiko, memastikan keterlibatan pemangku
kepentingan yang berarti, mengurangi dampak negatid pada masyarakat dan lingkungan, serta
penyediaan pemulihan. Dalam tolak ukur HAM Perusahaan 2019, Chevron menerima poin nol dari
Dewan Standar Akuntansi Keberlanjutan untuk pemulihan, mengevaluasi efektivitas tindakan
HAM, dan mengkomunikasikan bagaimana dampak akan ditangani. Hal ini disebabkan kebijakan
perusahaan Chevron tidak mencapai standar ILO 169 meskipun mereka telah memenuhi komitmen
untuk menghargai hak masyarakat adat. Selain itu Chevron juga dinilai masih kurang transparan
karena tidak mengungkapkan secara publik Dokumen Panduan Masyarakat Adat mereka serta tidak
jelas dari penjelasakan perusahaan mengenai dokumen tersebut, apakah perusahaan bekerja sama
dengan masyarakat adat dan komunitas dalam proses mereka untuk mengidentifikasi pemegang hak
tenurial yang sah (CHRB, 2019). Para investor dan dewan tentu memiliki tolak ukur yang tinggi,
mengingat perusahaan ini merupakan perusahaan energi terintegrasi terbesar kedua di Amerika
Serikat serta pengoperasiannya yang selama ini berkontribusi pada krisis iklim, menambah dampak
pada masyarakat yang sudah terbebani (Chevron, 2020). Meskipun kebijakan yang dimiliki oleh
perusahaan Chevron masih didapati kekurangannya, namun dengan adanya pengawasan ketat setiap
tahunnya dari Corporate Human Rights Benchmark (CHRB) serta para petinggi mampu
memastikan minimnya kelalaian dari perusahaan di masa mendatang.

4.3.2 Standar Lingkungan


Dalam aspek lingkungan pun perusahaan Chevron juga meningkatkan standarnya dengan mematuhi
OEMS sebagaimana aspek HAM, yang awalnya standar lingkungan dari perusahaan ini hanya
mengacu pada beberapa prinsip tanpa adanya landasan yang kuat dan jelas. Perusahaan ini juga
meningkatkan kualitasnya dengan membentuk ES Corporate Process untuk mendorong konsistensi
dalam memenuhi harapan Area Fokus Lingkungan. Proses ES merupakan sebuah upaya untuk
mengarahkan bisnis perusahaan dalam membentuk inventaris atas bagaimana aktivitas mereka
berinteraksi dengan lingkungan. Aspek lingkungan serta potensi dampak yang terjadi kemudian
akan digunakan untuk mengidentifikasi, menilai, dan memprioritaskan risiko lingkungan dan
peluang perbaikan. Selain proses tersebut, perusahaan Chevron juga memiliki proses Analisis
Dampak Lingkungan, Sosial, dan Kesehatan (ESHIA). Proses ESHIA tersebut dirancang untuk
secara konsisten mengidentifikasi dan menangani dampak lingkungan, sosial, dan kesehatan yang
berpotensi secara signifikan terkaitan proyek. Chevron juga memiliki sembilan standar lingkungan
yang menerapkan tingkat ketelitian yang konsisten dalam mengelola aspek lingkungan bisnis
perusahaan Chevron. Standar perusahaan ini mencakup pemeliharaan limbah pihak ketiga,
42

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


pengelolaan dampak sisa lokasi dan kesehatan, lingkungan dan keselamatan properti. Perusahaan
Chevron juga memiliki enam standar kinerja lingkungan (EPS) untuk mengelola emisi udara,
pembakaran dan ventilasi, sumber daya alam termasuk penggunaan air dan lahan, cairan dan stek
pengeboran lepas pantai, air produksi dan pengelolaan limbah (Chevron, tt).

Perusahaan ini juga memiliki empat prinsip lingkungan yang menentukan komitmen perusahaan
untuk diterapkan dalam melakukan aktivitas bisnis dengan cara yang bertanggung jawab terhadap
lingkungan. Prinsip pertama ialah dengan menyertakan aspek lingkungan dalam pengambilan
keputusan, dimulai dati tindakan sehari-hari hingga investasi modal utama perusahaan Chevron,
pertimbangan terhadap lingkungan sangat diperhitungkan; kedua dengan mengurangi jejak
lingkungan. Hal ini dimaksudkan dengan bagaimana perusahaan menggunakan proses bisnis untuk
mengidentifikasi dan mengelola risiko terhadap lingkungan dan mengurangi potensi dampak
lingkungan selama masa berlaku yang ditentukan; ketiga dengan pengoperasian secara bertanggung
jawab. Perusahaan Chevron menerapkan prinsip tersebut dan meningkatkan keandalan serta
keamanan proses untuk mencegah pelepasan yang tidak disengaja; terakhir ialah prinsip
pengelolaan situs perusahaan. Perusahaan akan bekerja untuk menonaktifkan, memulihkan, dan
mengklaim kembali baik situs yang beroperasi maupun situs lama dengan tujuan untuk digunakan
kembali secara bermanfaat (Chevron, tt).

OEMS pada dasarnya telah menjadi landasan kebijakan bagi perusahaan Chevron, namun adanya
tuntutan setelah litigasi mengenai situsnya yang terbengkalai di hutan Amazon, mendorong mereka
untuk memperbarui OEMS untuk menekankan keterkaita yang lebih terlihat antara risiko, jaminan,
dan pengamanan serta pendekatan yang disederhanakan untuk mengelola risiko. Pembaruan ini juga
membantu untuk meningkatkan perusahaan dalam mencegah insiden dan dampak konsekuensi
tinggi di masa mendatang. Pada dasarnya sejak tahun 2004, Chevron telah meliatkan organisasi
independen yakni LRQA, untuk memverifikasi bahwa OEMS perusahaan telah memenuhi standar
dan spesifikasi sistem manajemen lingkungan dan keselamatan internasional. LRQA menjadi badan
yang secara tidak langsung mengawasi serta membuktikan keselarasan OEMS milik perusahaan
Chevron dengan persyaratan ISO 14001 dan OHSAS 18001, dan hal tersebut telah dikonfirmasi
melalui laporan LRQA pada tahun 2019 (Chevron, tt). Sebelumnya, perusahaan ini mengacukan
OEMS pada standar BS11000 namun kemudian melakukan transisi ke ISO9001:2015 mengenai
sistem manajemen mutu dan sertifikasi ke ISO14001:2015 mengenai sistem manajemen
lingkungan, yang kemudian berhasil membantu perusahaan Chevron untuk mengadopsi Struktur
Tingkat Tinggi yang membuat perusahaan ini lebih mudah untuk mengintegrasikan sistem
43

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


manajemen mereka. Adapun perubahan signifikan dari BS11000 ke ISO 14001 meliputi (1)
penekanan lebih lanjut pada penciptaan nilai; (2) penekanan yang lebih besar pada kompetensi dan
perilaku kolaboratif; (3) pengenalan Struktur Tingkat Tinggi; dan (4) memungkinkan integrasi yang
lebih besar antara standar manajemen (Chevron, 2017).

Dalam laporan tahunannya mengenai aspek lingkungan, perusahaan Chevron telah menerangkan
bahwa mereka berkomitmen untuk melindungi lingkungan dan kesehatan masyarakat dengan
menggunakan pendekatan berbasis risiko yang menangani potensi dampak akut dan kumulatif.
Perusahaan ini juga menerapkan standar desain lingkungan dan hierarki mitigasi untuk memandu
pemilihan pengamanan yang (1) mengurangi emisi udara; (2) mencegah pembuangan yang tidak
disengaja; (3) penghemata energi dan mengurangi gas rumah kaca; (4) mengelola limbah dan air
limbah, termasuk yang dibuang di fasilitas pihak ketiga; (5) melestarikan dan melindungi air dan
sumber daya alam; (5) menghentikan aset yang tidak digunakan dan mengklaim kembali situs yang
terkena dampak. Kelima hal tersebut dilakukan oleh pihak manajemen melalui pemantauan, analisis
kinerja, serta identifikasi yang disusul dengan upaya mengatasi celah (Chevron, 2019).

44

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan penjelasan empat bab yang telah disampaikan, penulis menyimpulkan bahwa asumsi-
asumsi yang telah tertulis pada hipotesis dapat terkonfirmasi sepenuhnya. Indigenous people yang
bermukim di hutan Amazon mengajukan litigasi terhadap perusahaan minyak ChevronTexaco,
untuk memperjuangkan haknya terhadap lahan mukim mereka di kawasan Amazon. Hal ini
sejatinya disebabkan karena kelalaian perusahaan Texaco yang secara langsung menumpahkan
limbah dengan total 18 miliar galon air formasi dengan jumlah 3,2 juta galon limbah air yang
terproduksi setiap harinya. Tidak hanya itu, Texaco juga menumpahkan 16.800 juta galon minyak
mentah melalui pipa Trans-Ecuadorian di Cekungan Amazon. Konsekuensi dari perilaku yang tidak
bertanggung jawab tersebut lantas menimbulkan dampak negatif terhadap seluruh ekosistem, mulai
dari sumber daya air hingga tanah dan udara.

Sementara itu ketika perusahaan Texaco melakukan ekstraksi minyak di lahan milik Waorani,
pemerintah Ekuador justru menunjukkan sikap yang minim atas kesadaran publik atau kepentingan
politik yang meliputi isu lingkungan dan keberadaan suku Waorani dan masyarakat adat lain yang
bermukim di kawasan tersebut. Akibatnya, kerusakan lingkungan dan perpindahan dari tanah
leluhur tidak hanya merugikan mata pencaharian suku Waorani, namun juga melemahkan
kemampuan mereka untuk melakukan praktik budaya tertentu dan mewariskan budaya mereka pada
generasi mendatang. Dalam menghadapi hal tersebut, mereka pun membentuk perkumpulan yang
terorganisir untuk melakukan protes pada tingkat yang rendah. Aliansi pribumi pertama kemudian
didirikan pada tahun 1960-an dan jaringan asosiasi pun mulai tumbuh yang mana saat ini
diorganisasikan pada tingkat lokal, regional, dan nasional dengan CONAIE membentuk the
umbrella organization. Mereka juga meningkatkan kapabilitas mereka untuk melakukan hubungan
dengan pihak luar dengan membentuk ONHAE yang juga kemudian tergabung dalam CONAIE.
Namun karena minimnya andil pemerintah Ekuador, suku Waorani melanjutkan permasalahan
tersebut dalam ranah hukum dengan menggugat perusahaan Texaco yang kemudian dialihkan pada
Chevron, sebagai perusahaan induknya.

Diluar proses litigasi tersebut, suku Waorani kerap mendapatkan bantuan dan dukungan dari
sejumlah NGO. Dengan adanya penyelewengan dari Texaco, keberadaan NGO sedikit banyak telah
membantu organisasi masyarakat dalam menyatukan dua permasalahan yang mereka hadapi yakni
terkait kerusakan ekologi dan pelanggaran hak-hak masyarakat adat. Kampanye yang dilakukan
45

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


oleh NGO memegang peran cukup vital dibalik aksi penggugatan ialah Amazon Watch dan Amazon
koalisi pertahanan. Di sisi lain, perusahan Texaco dibawah Chevron tidak berafiliasi dengan NGO
manapun, namun perusahaan ini memiliki jangkauan internasional yang cukup luas sebab
perusahaan ini beroperasi di lebih dari 100 titik, sehingga perusahaan ini mengakui pengaruh
internasionalnya sebagai sebuah perusahaan. Melalui berbagai desakan dari para NGO, perusahaan
Chevron lantas melakukan perubahan terhadap kebijakannya yang mengutamakan hak masyarakat
adat dan mempertegas hukum lingkungan.

Adapun strategi model bumerang digunakan oleh para NGO melalui TAN guna mendesak
perusahaan Texaco yang berada dibawah naungan Chevron serta pemerintah Ekuador. Adapun
Model Bumerang Perusahaan sebagai perluasan dari TAN yang mengkemas berbagai strategi dalam
empat kategori antara lain information politics, leverage politics, accountability politics, dan
symbolic politics. Dimulai dari strategi information politics, Amazon Watch menjadi salah satu
NGO yang konsen terhadap indigenous people dan berperan cukup vital dalam mendukung suku
Waorani dengan memanfaatkan pengorganisasian online dan alat media sosial untuk memobiliasasi
dukungan. Kampanye Chevron Toxico dianggap sebagai pencapaian penting sebab keberadaan
jaringan advokasi yang mengorganisir masyarakat terdampak mampu menjaga komunitas untuk
tetap terhubung dengan perkembangan di persidangan.

Selanjutnya melalui leverage politics, Amazon Watch bekerja sama dengan Mark Fiore, seorang
animator politik yang memiliki predikat pemenang Penghargaan Pulitzer dengan menciptakan
kartun serial satir yang berjudul The Adventures of Donny Rico. Sebagian besar isi dalam kartun
tersebut menggambarkan fakta atas situasi yang terjadi di Ekuador dibalik upaya Chevron yang
berusaha untuk mengalihkan perhatian media dari kenyataan. Disamping itu Amazon Watch sebagai
organisasi yang besar juga bekerjasama dengan tim penggugat untuk melobi badan pengatur dan
pejabat terpilih, mencari dukungan di antara pemegang saham Chevron untuk penyelesaian, dan
mencari perhatian media melalui siaran pers. Kinerja dari Amazon Watch dapat dikatakan efektif
sebab muncul resolusi pertama oleh investor institusional dan investor yang bertanggung jawab
secara sosial, termasuk Dana Pensiun Umum Negara Bagian New York, Manajemen Aset Trillium,
Amnesty International USA, dan anggota Interfaith Center on Corporate Responsibility (ICCR).
Para investor mengajukan resolusi dengan menuduh perusahaan Chevron yang lebih mengutamakan
image nya daripada penderitaan berat manusia yang diakibatkan oleh ulah mereka di Ekuador.

46

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


Selanjutnya yang terakhir TAN berupaya melalui politik akuntabilitas, dalam hal ini resolusi
kembali hadir, digagas oleh Masyarakat Misionaris Domestik dan Gereja Episkopal Asing dan
diajukan bersama oleh Catholic Health Care Partners dan Bon Secours Health Care Systems,
menunjuk pihak Chevron telah mekakukan kelalaian lingkungan di negara berkembang yang secara
khusus menyebutkan Ekuador. Resolusi tersebut mendesak perusahaan untuk berkomitmen dalam
mematuhi semangat dan isi dari semua hukum serta peraturan lingkungan, kesehatan, keselamatan,
terlepas dari tingkat penegakannya, namun komitmen tersebut gagal dipenuhi oleh Chevron di
Ekuador. Disamping itu adapun upaya Chevron yang terus menerus mengelak untuk membayar
denda pun dilakukan dengan menyelidiki seluruh klaim dari pihak penggugat atas kerugian sosial,
kesehatan, dan lingkungan yang dikonfirmasi oleh pengadilan Ekuador. Tim penggugat pun
kemudian berhasil mengekspos adanya tindakan korupsi antara perusahaan Chevron dengan
Kaplan, sebagai hakim yang dipilih oleh perusahaan Chevron, untuk membantu dan berpihak pada
Chevron selama proses litigasi berlangsung.

Proses kemenangan masyarakat adat dalam hasil dari litigasi berhasil dicapai setelah beberapa
dekade dilakukannya tuntutan untuk mencari gagasan atas keadilan yang menurut mereka adalah air
yang aman untuk diminum, pembersihan sungai dan tanah tempat hidup mereka bergantung, dan
perawatan kesehatan bagi banyak orang yang terkena penyakit terkait polusi. Pemerintahan Ekuador
kemudian menjadi pihak yang pada akhirnya bertanggung jawab atas kedua pihak tersebut,
sebagaimana hasil akhir dari litigasi lago ario yang mengungkap bahwa pemerintahan Ekuador telah
melakukan kegagalan mendasar yang lebih dalam karena mengabaikan tata kelola tradisional
Waorani dan praktik pengambilan keputusan, menghilangkan penyertaan pikenani, para pemimpin
adat Waorani yang sah dengan cara apa pun yang signifikan, secara luas gagal menjamin bahwa
Waorani sepenuhnya memahami implikasi rencana pemerintah untuk pengeboran minyak di
wilayah mereka, dan tidak memastikan bahwa mereka diberi kesempatan untuk membuat keputusan
bersama terkait rencana tersebut. Banyaknya diskriminasi dan penindasan yang terus dihadapi oleh
masyarakat adat juga mendorong banyaknya instrumen internasional yang semakin dikembangkan
dengan tujuan untuk memastikan bahwa hak-hak mereka dilindungi setiap saat. Dalam laporan
terakhir pada tahun 2019, Ekuador telah berkomitmen untuk memberikan hak kepada masyarakat
adat .

Perusahaan Chevron juga memegang kata-katanya dengan menunjukkan berbagai perubahan


kebijakan terhadap aspek HAM yang meliputi hak masyarakat adat sebagai bentuk tanggung
jawabnya atas kelalaian anak perusahaannya, perusahaan Texaco. Dalam kebijakannya perusahana
47

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


Chevron berkomitmen untuk menghormati HAM sebagaimana yang ditetapkan dalam Deklarasi
Universal Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Deklarasi Organisasi Buruh
Internasional (ILO). Dalam aspek lingkungan pun perusahaan Chevron juga meningkatkan
standarnya dengan mematuhi OEMS sebagaimana aspek HAM, yang awalnya standar lingkungan
dari perusahaan ini hanya mengacu pada beberapa prinsip tanpa adanya landasan yang kuat dan
jelas. Perusahaan ini juga meningkatkan kualitasnya dengan membentuk ES Corporate Process
untuk mendorong konsistensi dalam memenuhi harapan Area Fokus Lingkungan.

Adapun beberapa poin yang mengkonfirmasi hipotesis penulis ialah dengan suku Waorani yang
mendapatkan berbagai dukungan dari sejumlah NGO utama antara lain Amazon Watch dan Amazon
Frontlines. Dilanjutkan dengan lembaga tersebut yang membentuk TAN dengan mengaplikasikan
beberapa strategi, yakni pendekatan leverage politics, information politics, dan accountability
politics, untuk mendesak perusahaan Chevron yang diarahkan oleh Donziger sebagai salah satu
pengacara selama proses litigasi berlangsung. Adapun dari beberapa strategi tersebut pendekatan
information politics, leverage politics menjadi dua aspek yang paling mempengaruhi proses litigasi
dan perubahan sikap dari perusahaan. Hal itu terbukti dengan leverage politics yang dapat
mempengaruhi melalui simpati dari para investor perusahaan Chevron, sehingga perusahaan
tersebut terpengaruh dengan merubah sikapnya menjadi tidak sekeras sebelumnya dalam mengelak
kesalahannya. Information politics juga terbukti berpengaruh, sebab berbagai kampanye yang
diunggah dalam situs NGO berhasil menarik perhatian masyarakat di berbagai belahan dunia.
Setelah proses litigasi yang panjang tersebut, pengadilan atas hak masyarakat adat pun
dikembalikan pada pemerintah yang menghasilkan kemenangan bagi suku Waorani, sebab
masyarakat adat kini mendapatkan hak yang penuh terhadap kawasan mereka di Amazon dan
pemerintah pun berkomitmen untuk meminimalisir penderitaan akibat polusi yang telah dilakukan
oleh Chevron terhadap masyarakat setempat.

48

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


Daftar Pustaka
Buku atau Bab dalam Buku
Anon. tt. “Political Parties and Pressure Groups” in Social Science. Chapter 21. [daring] tersedia
dalam: https://nios.ac.in/media/documents/SecSocSciCour/English/Lesson-21.pdf
Basuki, Sulistyo. 2006. Metode Penelitian. Jakarta: Wedatama Widya Sastra
Escobar, Aturo. 1995. Encountering Development. The Making and the Unmaking of the Third
World. Princeton, NJ: Princeton University Press. [daring] tersedia dalam:
https://voidnetwork.gr/wp-content/uploads/2016/09/Encountering_Development-The-
Making-and-the-Unmaking-of-the-Third-World-by-Arturo-Escobar.pdf
Grant, Ruth W. & Robert O. Keohane. 2005. “Accountability and Abuses of Power in World
Politics”, American Political Science Review, Vol.99, No.1. Pp. 29-43. [daring] tersedia
dalam: https://scholar.princeton.edu/sites/default/files/rkeohane/files/apsr_abuses.pdf
Keck. Margaret E. & Kathryn Sikkink. 1998. Activists beyond Borders: Advocacy Networks in
International Politics. 2; Cornell University Press. [daring] tersedia dalam:
http://web.stanford.edu/class/polisci243b/readings/v0002555.pdf
Loue, Sana. ed., 2013. Forensic epidemiology in the global context. Springer. [daring] tersedia
dalam: https://books.google.co.id/books?
id=DXlDAAAAQBAJ&pg=PA106&lpg=PA106&dq=waorani+complaint+on+2001+against+
texaco&source=bl&ots=QDQe23Wk-
D&sig=ACfU3U0xd32n29RcSJCBMJlziJdF_QNMbA&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwisutaI0
5ToAhUQdCsKHaDfBEYQ6AEwAHoECAkQAQ#v=onepage&q=spiral&f=false
Richardson, Jeremy. 1993. Pressure Groups and Government. Oxford University Press
Singarimbun, Masri & Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survey. LP3ES. Jakarta.

Jurnal Daring
De Sena, Augusto Marcos Carvalho, et. al., 2017. Grassroots Approach and Resistance: upgrading
the conception of sustainable development. Cadernos EBAPE.BR. Volume 15. No 3. Rio de
Janeiro [daring]. Tersedia dalam: https://www.scielo.br/pdf/cebape/v15n3/en_1679-3951-
cebape-15-03-00651.pdf
Finer, Matt et. al., 2009. Ecuador’s Yasun´i Biosphere Reserve: a brief modern history and
conservation challenges. Environmental Research Letters. IOP Publishing. [daring] tersedia
dalam: https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1748-9326/4/3/034005/pdf
Grench, Eileen. 2009. Globalization and Indigenous Empowerment in Amazonian Ecuador. The
Ohio University. [daring] tersedia dalam: https://core.ac.uk/download/pdf/159570312.pdf
49

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


Keck, Margaret E. & Kathryn Sikkink. 1999. Transnational Advocacy Networks in International
and Regional Politics. Blackwell Publisher. [daring] tersedia dalam:
https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1111/1468-2451.00179
Lewis, David. 2010. Nongovernmental Organizations, Definition and History. London School of
Economics and Political Science. Heidelberg: Springer. [daring] tersedia dalam:
https://www.researchgate.net/publication/302391474_Nongovernmental_Organizations_Defin
ition_and_History
Suman, Anna Berti. 2017. Human rights violations in the ChevronTexaco case, Ecuador: Cultural
genocide?. Global Campus Human Rights Journal. [daring] tersedia dalam:
https://repository.gchumanrights.org/bitstream/handle/20.500.11825/429/04_art._GC_
%20Journal_2017_2.pdf?sequence=1&isAllowed=y

Artikel Ilmiah atau Jurnal


Espinosa, Cristina. 2013. “The riddle of leaving the oil in the soil—Ecuador's Yasuní-ITT project
from a discourse perspective” on Forest Policy and Economics. Germany: Elsevier B.V.
Fox, Jonathan. 2000. Civil Society and Political Accountability: Propositions for Discussion
Institution, Accountability and Democratic Governance in Latin America. University of
Notre Dame. 1
Gausha-Pasha, Aisha. 2004. Role of Civil Society Organizations in Governance . Global Forum on
Reinventing Government Towards Participatory and Transparent Governance. 3
Kimerling, Judith. 2006. Indigenous Peoples and The Oil Frontier in Amazonia: The Case of
Ecuador, Chevrontexaco, and Aguinda V. Texaco. International Law and Politics. Vol
38:413
Kimerling, Judith. 2013. Oil, Contact, and Conservation in the Amazon: Indigenous Huaorani,
Chevron, and Yasuni. Colo J Int Environ Law Policy 24(1):43–115.
Kimerling, J. 2016. Habitat as human rights: Indigenous Huaorani in the Amazon rainforest, oil,
and Ome Yasuni. Vermont Law Review, 40, 445-524.
McAteer, Emily & Pulver, Simone. 2009. The Corporate Boomerang: Shareholder Transnational
Advocacy Networks Targeting Oil Companies in the Ecuadorian Amazon. Global
Environmental Politics. 9. 1-30. 10.1162/glep.2009.9.1.1.

Publikasi Daring
Aguinda. 2011. Superior Court. Pp 173
50

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


Amazon Frontlines. 2019. Waorani People Win Landmark Legal Victory Against Ecuadorian
Government. [daring] tersedia dalam: https://www.amazonfrontlines.org/chronicles/waorani-
victory/#:~:text=Waorani%20People%20Win%20Landmark%20Legal%20Victory
%20Against%20Ecuadorian%20Government,-A%20Half-Million&text=Puyo%2C
%20Ecuador%2C%20April%2026%2C,being%20earmarked%20for%20oil%20drilling.
Amazon Frontlines. tt. Protect The Amazon from Oil Driling. [daring] tersedia dalam:
https://waoresist.amazonfrontlines.org/action/
Amazon Watch. 2014. Amazon in Focus. Annual report. [daring] tersedia dalam:
https://amazonwatch.org/assets/files/2014-amazon-in-focus.pdf
Amazon Watch. 2015. The Adventures of Donny Rico. [daring] tersedia dalam:
https://amazonwatch.org/news/2015/0428-the-adventures-of-donny-rico
Amazon Watch. tt. Investing in Amazon Destruction. [daring] tersedia dalam:
https://amazonwatch.org/assets/files/2017-investing-in-amazon-destruction.pdf
Assembly First Nations. 2017. Assembly of First Nations Lends Support to CONAIE and FDA
Efforts to Hold Chevron Accountable for Environmental Damage in Ecuador. [daring]
tersedia dalam: http://www.afn.ca/assembly-first-nations-lends-support-conaie-fda-efforts-
hold-chevron-accountable-environmental-damage-ecuador/
Barrett, Paul M. 2014. Ecuador Mobilizes Celebrity Friends as Chevron Verdict Nears. [daring]
tersedia dalam: https://www.bloomberg.com/news/articles/2014-01-29/ecuador-mobilizes-
celebrity-friends-as-chevron-verdict-nears
Bureau of Democracy, Human Rights and Labor. 2019. Ecuador 2019 Human Rights Report.
[daring] tersedia dalam: https://www.state.gov/wp-content/uploads/2020/02/ECUADOR-
2019-HUMAN-RIGHTS-REPORT.pdf
California Environmental Protection Agency. 2004. Environmental Protection Indicators in
California. [daring] tersedia dalam: https://oehha.ca.gov/media/downloads/risk-assessment/
document/epicupdate2004a.pdf
Chevron. 2017. Chevron achieves ISO44001 , the new international standard for collaborative
working. [daring] tersedia dalam:
https://www.chevrontm.com/traffic-management-news/chevron-achieves-iso44001-new-
international-standard-collaborative-working
Chevron. 2018. International Tribunal Rules for Chevron in Ecuador Case. [daring] tersedia dalam:
https://www.chevron.com/stories/international-tribunal-rules-for-chevron-in-ecuador-case

51

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


Chevron. 2019. Environment. [daring] tersedia dalam:
https://www.chevron.com/-/media/chevron/PDF-Reports/Corporate-Responsibility/
corporate-responsibility-environment.pdf
Chevron. tt. About our human rights policy. [daring] tersedia dalam:
https://www.chevron.com/-/media/shared-media/documents/AboutOurHumanRightsPolicy.p
df
Chevron. tt. Human rights. [daring] tersedia dalam:
https://www.chevron.com/sustainability/social/human-rights
Chevron. tt. LRQA Assurance Statement. [daring] tersedia dalam:
https://www.chevron.com/-/media/shared-media/documents/chevron-attestation.pdf
Chevron. tt. Operational excellence management system: human energy. [daring] tersedia dalam:
https://www.chevron.com/-/media/shared-media/documents/OEMS_Overview.pdf
Corporate Human Rights Benchmark. 2019. Corporate Human Rights Benchmark 2019 Company
Scoresheet. World Benchmarking Alliance
Eco Watch. 2019. Indigenous Peoples Go to Court to Save the Amazon from Oil Company Greed.
[daring] Tersedia dalam: https://www.ecowatch.com/waorani-resistance-2634313869.html
Guerrero, Dorothy Grace. 2019. Around the world people are standing with Ecuador against
Chevron. [daring] tersedia dalam:
https://www.globaljustice.org.uk/blog/2019/may/22/around-world-people-are-standing-
ecuador-against-chevron
International Finance Corporation. 2012. Indigenous Peoples. [daring] tersedia dalam:
https://www.ifc.org/wps/wcm/connect/9baef8f6-9bd9-4d95-a595-7373059081d4/
GN7_English_2012.pdf?MOD=AJPERES&CVID=mRQk089
Rucke, Katie. 2014. Cartoon Highlights Gibson Dunn’s “Legal Thuggery” on Chevron’s Behalf.
Chevron in Ecuador. [daring] tersedia dalam: https://chevroninecuador.org/news-and-
multimedia/2014/0701-cartoon-highlights-gibson-dunns-legal-thuggery-on-chevrons-behalf
Texaco Inc. 1996. Annual Report. [daring] tersedia dalam: http://media.corporate-ir.net/media_files/
irol/19/197255/reports/1996_texaco_ar.pdf
United States District Court. 2014. Chevron Corporation plaintiffs against Steven Donziger et. al.,.
[daring] tersedia dalam: https://www.theamazonpost.com/wp-content/uploads/Chevron-
Ecuador-Opinion-3.4.14.pdf
Valencia, Alexandra. 2013. “Ecuador High Court Upholds Chevron Verdict, Halves Fine”, Reuters.
[daring] tersedia dalam: https://www.reuters.com/article/cbusiness-us-chevron-ecuador-
idCABRE9AC0YY20131113
52

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA


Weyler, Rex. 2017. Chevron’s Amazon Chernobyl Case Moves to Canada. [daring] tersedia dalam:
https://wayback.archive-it.org/9650/20200331212306/http://p3-raw.greenpeace.org/
international/en/news/Blogs/makingwaves/chevron-amazon-indigenous-people-legal-case-
canada/blog/60241/

53

SKRIPSI STRATEGI KEBERHASILAN SUKU… NADIA HAYU PASTIKA

Anda mungkin juga menyukai