Kelompok 8:
Nisa Farahdila Trisianly
Niela Fithria
Nuraini Marina Wijaya
Nurina
Maretha Sheila
Tentang Gender
Secara historis, politik
dan Politik
telah menjadi ranah yang
didominasi laki-laki sehingga sebagian besar perempuan
cenderung tidak diikutsertakan. Politik secara sempit
ditafsirkan sebagai aktivitas memerintah atau pemerintahan.
(Dahl, 1984)
“any persistent pattern of human relationships that involves,
to a significant extent, control, influence, power or
authority.”
Menurutnya, perempuan harusnya dianggap setara dan disamakan statusnya dengan lelaki untuk ikut andil dalam
urusan-urusan politik
pada 1946 Supeni mendaftarkan diri ke PNI. Posisinya di PNI dan gerakan perempuan. Supeni menjabat ketua
Kowani pada 1948 di mana Maria Ullfah duduk sebagai wakilnya. Pada 1949, Supeni diangkat menjadi anggota
dewan partai PNI.
Ada pun tahun 2017 banyak muncul menteri wanita di Kabinet Kerja adalah Menko PMK Puan Maharani, Menteri
Keuangan Sri Mulyani, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pujiastuti, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi,
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Kesehatan Nila F
Moeloek, dan Menteri Pemberdayaan Perempuan Yohana Yembise
Kesimpulan
• Berdasarkan studi kasus mengenai Gender dan Politik,
politik telah menjadi ranah yang didominasi laki-laki dan
belum menegakkan kesetaraan gender. Hal ini salah satunya
disebabkan oleh pemikiran bahwa Perempuan dalam tatanan
politik akan disalurkan ke dalam arena tertentu dari
kebijakan publik yang dianggap sebagai “women’s issues”
• Faktor Penyebab kurangnya partisipasi perempuan dapat
diperdalam melalui kacamata feminis liberal dan feminis
radikal
• Signifikansi partisipasi perempuan dapat dilihat dari UU,
Keikutsertaan di PBB, dan peningkatan ekonomi
Terimakasih!