Anda di halaman 1dari 13

Gender & Politik  Week 9

Kelompok 8:
Nisa Farahdila Trisianly
Niela Fithria
Nuraini Marina Wijaya
Nurina
Maretha Sheila
Tentang Gender
Secara historis, politik
dan Politik
telah menjadi ranah yang
didominasi laki-laki sehingga sebagian besar perempuan
cenderung tidak diikutsertakan. Politik secara sempit
ditafsirkan sebagai aktivitas memerintah atau pemerintahan.
(Dahl, 1984)
“any persistent pattern of human relationships that involves,
to a significant extent, control, influence, power or
authority.”

Ciri khas politik adalah sifatnya yang publik atau


umum, tentang bagaimana caranya memengaruhi masyarakat
secara keseluruhan terlepas dari masalah pribadi (Arendt,
1958).
Continued
Fokus tradisional politik sebagai studi tentang cara
kerja pemerintahan dan politik elektoral atau pada elit
politik dan lembaga formal ini membuat perempuan dan
gender seakan tidak terlihat, terlepas dari kepentingan
mendasar mereka untuk membangun kesejahteraan negara.
Namun, partisipasi perempuan dalam politik telah
meluas selama beberapa dekade terakhir di seluruh dunia.
Perempuan telah memperoleh hak untuk memilih dan
mencalonkan diri untuk jabatan di banyak negara, juga
telah memiliki partisipasi yang lebih banyak.
Partisipasi Wanita dalam Politik Indonesia
● Budiarjo (1981)  Partisipasi dalam konteks politik dapat
didefinisikan sebagai keterlibatan warga negara dalam proses
pengambilan kebijakan oleh pemerintah yang dilakukan melalui
berbagai macam tindakan, seperti memberikan suara dalam
pemilu, menjadi anggota dalam partai dan lembaga politik, ikut
serta dalam rapat umum, melakukan komunikasi dengan pejabat
pemerintah atau anggota parlemen, dan lain sebagainya.
● Dalam realitasnya, partisipasi wanita dalam perpolitikan Indonesia
dianggap masih lemah dengan sedikitnya jumlah politikus wanita
yang mampu menduduki berbagai jabatan dalam ranah politik,
padahal jumlah penduduk wanita di Indonesia sendiri hampir
mencapai 50 persen dari keseluruhan jumlah penduduk Indonesia.
Komposisi perempuan Terpilih di DPR per Periode
Pemilu
Faktor Penyebab Rendahnya Partisipasi Wanita
di Politik Indonesia
Feminis Liberal:
- Adanya pelanggaran terhadap Feminis Radikal:
hak-hak kebebasan dan - Adanya sistem patriarki yang
kesetaraan terhadap wanita
masih berkembang di kultur
dalam aspek politik yang
dilatarbelakangi oleh konstruksi masyarakat Indonesia
pemikiran di lingkungan sosial
masyarakat mengenai berbagai - Sebagian besar wanita
sifat yang identik dengan Indonesia merasa bahwa
perempuan, seperti lemah, ketidakadilan yang mereka
emosional, dan lain sebagainya rasakan, termasuk dalam
-
akses politik merupakan
Berdampak pada psikologis dari
mayoritas wanita Indonesia yang suatu “kodrat” yang memang
menjadi semakin enggan untuk harus mereka terima begitu
masuk dalam dunia politik saja
Nengsi (2019)

Partisipasi atau Representasi ?


Urgensi dan Signifikansi Partisipasi Wanita di
Politik Indonesia
Perempuan di ranah politik (Tickner, 1992).

• Dunia Politik = a man’s world


• Tidak mudah bagi perempuan dalam mendapatkan posisi
‘penting’ dalam sebuah negara.
• Perempuan dalam tatanan politik akan disalurkan ke dalam
arena tertentu dari kebijakan publik yang dianggap sebagai
“women’s issues”
• Maskulin dan feminim dalam dunia politik.
• negeri melalui stereotip ini, kemudian menjadi ‘target’
aktivitas gender dalam sistem negara modern, khususnya
politik
Perempuan di Perpolitikan Indonesia, partisipasi atau
representasi?
Expectation Reality
•   • Sebanyak 118 perempuan atau
Undang-undang (UU) No. 12 Tahu setara 20,52% dari total jumlah
n 2003
yang telah berhasil menduduki
 tentang Pemilihan Umum
kursi politik.
•  UU No. 2 Tahun 2008 tentang
• Hadirnya perempuan seakan hanya
Partai Politik
sebagai simbol bahwa negara telah
• UU No 10 Tahun 2008 tentang
menjalankan demokrasi dengan
Pemilihan Umum Dewan
partisipasi perempuan.
Perwakilan Rakyat. • Rendahnya kualitas anggota
Telah telah mengamanatkan kuota
legislatif perempuan.
yang mengharuskan partai politik • Partai politik cenderung
menyertakan keterwakilanperempuan
menempatkan calon anggota
minimal 30% dalam pendirian maupun
legislatif (caleg) perempuan pada
dalam kepengurusan di tingkat pusat
nomor urut akhir dalam pemilihan
sebagai prasyarat mengikuti pemilu.
legislatif.
Signifikansi
Undang-Undang KDRT, perdagangan manusia, cuti hami dll.

Retno Marsudi  (1) mengantarkan Indonesia sebagai Anggota Tidak


Tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk periode
2019-2020; (2) anggota Dewan HAM PBB untuk periode 2020-2022.

Sri Mulyani  (1) mendorong kinerja ekonomi Indonesia hingga


mencapai di atas 6% di tahun 2019 meskipun terdapat tekanan inflasi; (2)
Salah satu tokoh perempuan penggerak politik di
Indonesia  Supeni
Supeni adalah aktivis yang mengkritik konfigurasi politik d Indonesia

Supeni menolak keras pemisahan perempuan dan partai politik.

Menurutnya, perempuan harusnya dianggap setara dan disamakan statusnya dengan lelaki untuk ikut andil dalam
urusan-urusan politik

pada 1946 Supeni mendaftarkan diri ke PNI. Posisinya di PNI dan gerakan perempuan. Supeni menjabat ketua
Kowani pada 1948 di mana Maria Ullfah duduk sebagai wakilnya. Pada 1949, Supeni diangkat menjadi anggota
dewan partai PNI.

Ada pun tahun 2017 banyak muncul menteri wanita di Kabinet Kerja adalah Menko PMK Puan Maharani, Menteri
Keuangan Sri Mulyani, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pujiastuti, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi,
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Kesehatan Nila F
Moeloek, dan Menteri Pemberdayaan Perempuan Yohana Yembise
Kesimpulan
• Berdasarkan studi kasus mengenai Gender dan Politik,
politik telah menjadi ranah yang didominasi laki-laki dan
belum menegakkan kesetaraan gender. Hal ini salah satunya
disebabkan oleh pemikiran bahwa Perempuan dalam tatanan
politik akan disalurkan ke dalam arena tertentu dari
kebijakan publik yang dianggap sebagai “women’s issues”
• Faktor Penyebab kurangnya partisipasi perempuan dapat
diperdalam melalui kacamata feminis liberal dan feminis
radikal
• Signifikansi partisipasi perempuan dapat dilihat dari UU,
Keikutsertaan di PBB, dan peningkatan ekonomi
Terimakasih!

Anda mungkin juga menyukai