Anda di halaman 1dari 19

AQUEOUS HUMOR DYNAMICS

Masitha Dewi Sari

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2018

1
AQUEOUS HUMOR DYNAMICS

MASITHA DEWI SARI

DEPT I.K.MATA FK USU

ABSTRAK

Akuous humor adalah cairan jernih yang dihasilkan oleh korpus siliaris yang mengisi

kamera okuli posterior dan kamera okuli anterior. Akuous humor memegang peranan penting

dalam fisiologi mata antara lain sebagai pengganti sistem vascular pada bagian mata yang

avaskular seperti kornea dan lensa. Akuous humor mempertahankan tekanan intraocular yang

penting bagi pertahanan struktur dan penglihatan mata Akuous humor diproduksi melalui 3

mekanisme fisiologis yakni secara difusi, ultrafiltrasi dan transport aktif. Mekanisme aliran

akuous humor dari kamera okuli posterior melalui pupil ke kamera okuli anterior keluar ke

sistem sistemik melalui 2 jalur (jalur trabecular outflow dan uveoskleral outflow). 1,2

Penyakit yang berhubungan dengan gangguan pembentukan dan mekanisme aliran

akuous humor adalah glaukoma. Glaukoma adalah suatu kumpulan gejala dengan karakteristik

neuropati optik yang ditandai dengan pencekungan cupping diskus optikus dan gangguan fungsi

penglihatan berupa penyempitan lapang pandangan. Meskipun peningkatan tekanan intraokular

adalah faktor resiko utama, tetapi ada atau tidak adanya peningkatan tekanan intraokular tidak

terlalu berperan untuk terjadinya glaukoma.

Kata kunci : akuous humor, trabecular meshwork, glaukoma

2
I. PENDAHULUAN

Akuous humor adalah cairan jernih yang dihasilkan oleh korpus siliaris yang mengisi

kamera okuli posterior dan kamera okuli anterior.Volumenya sekitar 250 mikroliter dan

kecepatan pembetukannya bervariasi diurnal sekitar 2-3 mikroliter/menit. Komposisi akuous

humor mirip dengan plasma,kecuali pada kosentrasi askorbat, piruvat dan laktat yang lebih tinggi

pada akuous humor dan protein,urea dan glukosa yang lebih rendah. Strukturdasar mata yang

berhubungan dengan akuous humor adalah korpus siliaris, sudut kamera okuli anterior dan

sistem aliran akuous humor. Akuous humor memegang peranan penting dalam fisiologi mata

antara lain sebagai pengganti sistem vascular pada bagian mata yang avaskular seperti kornea

dan lensa.Akuous humor mempertahankan tekanan intraocular yang penting bagi pertahanan

struktur dan penglihatan mata.1,2

Akuous humor diproduksi melalui 3 mekanisme fisiologis yakni secara difusi, ultrafiltrasi

dan transport aktif. Mekanisme aliran akuous humor dari kamera okuli posterior melalui pupil ke

kamera okuli anterior keluar ke sistem sistemik melalui 2 jalur (jalur trabecular outflow dan

uveoskleral outflow).1,2

Penyakit yang berhubungan dengan gangguan pembentukan dan mekanisme aliran

akuous humor adalah glaukoma. Glaukoma adalah suatu kumpulan gejala dengan karakteristik

neuropati optik yang ditandai dengan pencekungan cupping diskus optikus dan gangguan fungsi

penglihatan berupa penyempitan lapang pandangan. Meskipun peningkatan tekanan intraokular

adalah faktor resiko utama, tetapi ada atau tidak adanya peningkatan tekanan intraokular tidak

terlalu berperan untuk terjadinya glaukoma.1,2,3,4

Pada sebagian besar individu dengan glaukoma, kelainan saraf optik dan lapang

pandangan ditentukan oleh tingginya tekanan intraokular dan resistensi dari saraf optik untuk

3
menjadi rusak. Meskipun perubahan progresif pada saraf optik dan lapang pandangan sering

dikaitkan dengan peningkatan tekanan intraokular, tetapi pada beberapa kasus glaukoma tekanan

intraokular dalam batas normal.1,2

Menurut survei kesehatan mata yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan Republik

Indonesia pada tahun 1993-1996 menunjukkan bahwa glaukoma (0,2%) adalah penyebab

kebutaan kedua terbanyak setelah katarak (0,7%) dari 1,5% populasi Indonesia yang telah

mengalami kebutaan. Glaukoma penyebab kebutaan permanen dan merupakan penyebab

kebutaan nomor 2 di dunia.3

Penyebab glaukoma adalah meningkatnya tekanan intraokular, baik akibat produksi

humor akuos yang berlebihan, maupun akibat terhalangnya saluran pembuangan cairan tersebut.

Tekanan ini dapat merusak serabut saraf retina atau jaringan saraf yang melapisi bagian belakang

mata dan saraf optik yang menghubungkan mata ke otak juga. 1,4,5

Tekanan intraokular adalah tekanan yang dihasilkan oleh isi bola mata terhadap dinding

bola mata. Nilai normal tekanan intraokular pada dasarnya dipengaruhi oleh keseimbangan

antara sekresi dan regulasi dari aliran humor akuos. Nilai normal tekanan intraokular yaitu 10-21

mmHg. 1,4,5

4
II.1 ANATOMI

Humor akuos merupakan cairan jernih yang dibentuk oleh korpus siliaris. Setelah

diproduksi, humor akuos disekresikan ke kamera okuli posterior melalui pupil masuk ke kamera

okuli anterior. Humor akuos diekskresikan oleh trabecular meshwork. Humor akuos adalah

sumber makanan dari lensa dan kornea yang avaskuler. 2,7,8

Struktur anatomi mata yang berhubungan dengan humor akuos adalah korpus siliaris,

sudut kamera okuli anterior, dan sistem aliran humor akuos. 2,7,8,9,10,11,12

1. Korpus siliaris

Korpus siliaris berukuran 6-7 mm yang berbentuk segitiga pada potongan melintang.

Korpus siliaris mempunyai dua fungsi utama yaitu pembentukan humor akuos dan akomodasi

lensa. Korpus siliaris juga mempunyai peranan dalam dinamika humor akuos melalui trabecular

dan uveoscleral outflow. Korpus siliaris merupakan bagian anterior dari traktus uvea yang

terletak antara iris dan koroid. 2,7,8,9,10,11,12

Gambar 2-1. Histologi dari Korpus Siliaris 12

Korpus siliaris terdiri dari dua bagian yaitu pars plana dan pars plicata. Bagian anterior

dari korpus siliaris adalah pars plicata atau korona siliaris yang memiliki 70 lipatan radial yang

menghadap prosesus siliaris dan membentuk bilik mata belakang. Pars plicata ini berdekatan
5
dengan permukaan posterior dari iris dengan ukuran panjang 2 mm, 0,5 mm lebar dan 0,8-1 mm

tingginya. Prosesus siliaris memiliki luas permukaan yang besar, diperkirakan berukuran 6 cm2

untuk proses ultrafiltrasi dan transport aktif humor akuos. Pars plicata menyumbang sekitar 25%

dari total panjang prosesus siliaris (2mm). 2,7,8,9,10,11,12

Bagian posterior dari prosesus siliaris adalah pars plana atau disebut juga ciliaris

orbicularis yang berukuran 4 mm memanjang dari ora serrata ke prosesus silisaris. Pars plana

merupakan bagian yang avaskuler dan memiliki permukaan bagian dalam yang relatif datar dan

berpigmen. 2,7,8,9,10,11,12

Pada mata orang dewasa, ukuran anterior-posterior dari korpus siliaris berkisar 4,5-5,2

mm bagian nasal dan 5,6-6,3 mm bagian temporal. Korpus siliaris terdiri dari otot, pembuluh

darah dan epitel. 12

Korpus siliaris memiliki dua lapisan sel epitel siliaris, yaitu 12 :

1. Lapisan Outer Pigmented Epithelial (PE), terdiri dari sel-sel kuboid rendah dan

merupakan lanjutan epitel retinal berpigmen.

2. Lapisan Inner Non-Pigmented Epithelial (NPE), merupakan epitel kolumnar yang

terletak antara humor akuos dan bilik mata belakang merupakan lanjutan neuroretina

dan mensekresikan humor akuos secara aktif.

6
Gambar 2-2. Korpus siliaris yang terdiri dari pars plicata dan pars plana 12

Masing-masing prosesus siliaris mempunyai arterior sentral yang berakhir pada jaringan

yang kaya akan kapiler. Kapiler-kapiler dari stroma dan tiap-tiap prosesus siliaris saling

berhubungan, yang akan memudahkan jalan cairan dan makromolekul. Ikatan yang rapat antara

sel epitel tak berpigmen yang berdekatan membentuk blood-aqueous barrier. 12

Terdapat ruang potensial antara dua lapisan sel epitel yang disebut “ciliary channels”.

Humor akuos dapat disekresikan ke ruang potensial ini setelah mendapat stimulasi agonis beta-

adrenergik. 12

2. Sudut Bilik Mata Depan

Sudut yang dibentuk oleh iris dan kornea disebut sudut bilik mata depan. Iris di insersi ke

dalam bagian anterior korpus siliaris dan memisahkan humor akuos ke dalam bilik mata depan

dan bilik mata belakang. Humor akuos diproduksi oleh prosesus siliaris yang melewati bilik mata

belakang ke bilik mata depan melalui pupil dan keluar melalui sudut bilik mata depan. Sebagian

besar humor akuos keluar melalui jalur trabecular meshwork yang disebut sebagai sistem

7
kanalikular atau konvensional, yaitu sekitar 83-96% dari aliran humor akuos normal. Sisanya

yaitu sekitar 5-15% humor akuos keluar melalui sitem uveoskleral atau sistem unconventional. 12

Bilik mata depan berperan penting dalam proses pengosongan humor akuos. Bilik mata

depan dibentuk oleh akar iris, bagian anterior badan iris, sklera spur, trabecular meshwork, dan

garis Schwalbe (bagian akhir dari membran descement kornea). Sudut bilik mata depan

bervariasi pada setiap individu dan berpengaruh pada patomekanisme tipe-tipe glaukoma yang

berbeda-beda. 2,7,8,9,10,11,12

Gambar 2-3. Struktur bilik mata depan 11

Anatomi dari sudut bilik mata depan (sistem aliran konvensional) terdiri dari : 2,7,8,9,10,11,12

a. Garis Schwalbe

Garis Schwalbe merupakan bagian yang paling depan yang terdiri dari kolagen dan

jaringan elastis dengan lebar bervariasi 50-150 μm dan disebut juga Zona S. Secara

anatomi garis ini merupakan batas antara membran descement perifer dan batas anterior

trabekula.

8
b. Scleral spur

Scleral spur adalah bagian dinding posterior dari sulkus skleral yang dibentuk oleh

sekelompok serat yang sejajar dengan limbus yang membentuk ke dalam seperti cincin

fibrosa. Kumpulan serat ini terdiri atas 80% kolagen dan 5% serat elastis. Bagian anterior

dari scleral spur melekat pada trabecular meshwork dan bagian posteriornya melekat

pada bagian longitudinal dari otot siliar. Ketika muskulus siliaris berkontraksi, scleral

spur tertarik ke arah posterior, sehingga meningkatkan jarak ruang intratrabekular dan

mencegah kanalis Schlemm tertutup.

c. Ciliary body band

Bagian ini terletak di area posterior dari scleral spur berupa pita yang berwarna

kecoklatan. Lebarnya tergantung pada posisi insersi iris.

d. Trabecular meshwork

Sistem konvensional dari aliran humor akuos terdiri dari trabecular meshwork, kanalis

Schlemm, jalur intraskleral, vena episkleral dan vena konjungtiva. Trabecular meshwork

terdiri dari jaringan ikat yang dikelilingi oleh endotelium. Trabecular meshwork

berbentuk segitiga dengan puncak pada garis Schwalbe dan dasarnya berada pada scleral

spur. Jaringan ini terdiri dari tiga bagian yaitu uveal meshwork, corneoscleral meshwork

dan jaringan jukstakanalikular. Dengan menggunakan gonioskopi, trabecular meshwork

dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian anterior (non-pigmented) dan bagian

posterior (pigmented). Bagian luar dari trabecular meshwork dikenal sebagai

corneoscleral meshwork. Bagian ini diinsersi ke dalam sulkus sklera dan scleral spur.

Lapisan ini tidak terlihat dengan gonioskopi.

9
Gambar 2-4. Anatomi sudut bilik mata depan dilihat dengan gonioskopi 13

3. Sistem aliran humor akuos

Sistem aliran humor akuos terdiri dari trabecular meshwork, kanalis Schlemm, saluran

pengumpul, vena akuos, dan vena episklera. 1,4,6,7,8,11

1. Trabecular meshwork

Trabecular meshwork merupakan suatu struktur jaringan ikat seperti spons yang

melingkar dilapisi dengan trabekulosit, 90% humor akuos mengalir melalui

bagian ini. Trabecular meshwork terdiri dari tiga bagian yaitu uveal meshwork

yang merupakan bagian paling dalam dari trabecular meshwork yang memanjang

dari akar iris dan badan siliar ke arah garis Schwalbe. Corneoscleral meshwork

adalah bagian tengah dari trabecular meshwork yang berasal dari ujung-ujung

sklera sampai garis Schwalbe. Juxtacanalicular meshwork merupakan bagian

paling luar dari trabecular meshwork yang menghubungkan corneoscleral

meshwork dengan endotel dari dinding bagian dalam kanal Schlemm, bagian ini

berperan pada tahanan normal aliran humor akuos.

10
Gambar 2-5. Bagian-bagian dari anyaman trabekular 2

2. Kanalis Schlemm

Kanalis Schlemm adalah jalur yang dilapisi 360 derajat oleh endotelial yang

mengelilingi bola mata. Bagian luar dari kanalis Schlemm adalah satu lapisan

endotelium tidak berpori tetapi dengan jalur keluar yang besar dan beberapa

vakuola besar, yang membentuk proyeksi kedalam lumen kanalis Schlemm dan

berfungsi sebagai dinamika humor akuos.

3. Jaringan pengumpul (collector channel)

Kanalis Schlemm mengalir ke dalam vena episklera dan vena konjungtiva oleh

suatu sistem pembuluh darah yang kompleks, dikenal sebagai collector channel

atau outflow channel.

4. Vena episklera

Humor akuos mencapai sistem vena episklera oleh beberapa jalur. Kebanyakan

vena akuos mengalir ke arah posterior menuju vena episklera dan vena

konjungtiva. Beberapa vena akuos berjalan sejajar dengan limbus sebelum ke

11
posterior menuju vena konjungtiva. Vena episklera mengalir ke sinus kavernosus

oleh silia anterior dan vena oftalmika superior. Vena konjungtiva mengalir ke

vena oftalmika superior melalui vena palpebra. Tekanan vena episklera yang

normal diperkirakan sebesar 8-12 mmHg. Peningkatan tekanan vena episklera

sebesar 1 mmHg biasanya akan diikuti peningkatan tekanan intraokular.

II.2 FISIOLOGI HUMOR AKUOS

Humor akuos adalah cairan jernih yang mengisi bilik mata depan dan bilik mata

belakang. Humor akuos dibentuk melalui transfer selektif dari zat terlarut (ion, glukosa, askorbat,

asam amino, dan zat terlarut lainnya) serta air dari darah yang melewati epitel silia. Humor akuos

terus disekresikan oleh epitel badan silia dengan kecepatan 2-3 µL/menit dan masuk terlebih

dahulu ke ruang posterior (0,06 ml) kemudian merembes ke depan melalui celah sempit antara

lensa dan iris lalu memasuki ruang anterior (0,25 ml) melalui pupil. Dari ruang anterior, humor

akuos meninggalkan mata melalui dua jalur aliran keluar di sudut ruang anterior, yaitu sudut

yang dibentuk oleh kornea dan akar iris. 1,4,6,7,8,11

Tekanan intraokular ditentukan oleh kecepatan pembentukan humor akuos dan tahanan

terhadap aliran keluarnya dari mata. Humor akuos adalah cairan jernih yang bernutrisi yang

berfungsi sebagai pengganti sistem vaskuler untuk bagian mata yang avaskuler seperti kornea,

lensa dan vitreus anterior, serta trabecular meshwork dari jalur outflow. Humor akuos memasok

nutrisi dan oksigen ke bagian avaskuler tersebut melalui jalur difusi. Humor akuos juga

mengangkut limbah metabolik atau substansi toksik dari jalur avaskuler melalui bilik mata dan

dialirkan dari mata ke pembuluh vena dengan pembentukan humor akuos secara terus-menerus.

Humor akuos membentuk tekanan hidrostatik yang disebut sebagai tekanan intraokular yang

12
dapat memberikan bentuk terhadap bola mata. Humor akuos juga berfungsi untuk transport

askorbat (agen antioksidan) di segmen anterior. Adanya immunoglobulin dalam humor akuos

menunjukkan adanya fungsi kekebalan tubuh untuk melawan kuman patogen. 1,6,11

Produksi humor akuos melibatkan beberapa proses, yaitu transport aktif, ultrafiltrasi dan

difusi sederhana. Transport aktif di sel epitel yang tidak berpigmen memegang peranan penting

dalam produksi humor akuos dan melibatkan Na+/K+-ATPase. Proses ultrafiltrasi adalah proses

perpindahan air dan zat larut air ke dalam membran sel akibat perbedaan tekanan osmotik.

Proses ini berkaitan dengan pembentukan gradien tekanan di prosesus siliaris, sedangkan proses

difusi adalah proses yang menyebabkan pertukaran ion melewati membran melalui perbedaan

gradien elektron.1,6,11

Sistem pengaliran humor akuos terdiri dari dua jenis sistem pengaliran utama, yaitu aliran

konvensional atau trabecular outflow dan aliran nonkonvensional atau uveoscleral

outflow.1,4,5,6,7,8,11

1. Trabecular outflow (convensional outflow) merupakan aliran utama dari humor

akuos, sekitar 90% dari total. Jalur conventional outflow ini terjadi dari trabecular

meshwork ke dinding bagian dalam kanal schlemm yang terlihat dan membuktikan

resistensi dari outflow. Teori vacuolation adalah teori yang paling dapat diterima. Dimana

ruang transelular yang ada di sel endotelial membentuk lapisan dalam kanal Schlemm. Ini

membuka sistem vakuola dan pori terutama akibat reaksi dari tekanan dan transportasi

humor akuos dari jaringan penghubung juxtacanalicular menuju kanal Schlemm. Dari

kanal Schlemm, humor akuos melalui kanal kolektor eksternal menuju vena episklera.

Perbedaan gradien tekanan antara tekanan intraokular dan tekanan vena intra sklera

sekitar 10 mmHg sebagai penyebab undirect flow dari humor akuos.

13
2. Uveoscleral outflow (unconventional outflow), merupakan sistem pengaliran

utama yang kedua, sekitar 5-10% dari total. Humor akuos mengalir dari bilik anterior ke

muskulus siliaris dan rongga suprakoroidal lalu ke vena-vena di korpus siliaris, koroid,

dan sklera. Sistem aliran ini relatif tidak bergantung kepada perbedaan tekanan.

Gambar 2-6. Skema jalur aliran humor akuos 13

II.3 TEKANAN INTRAOKULAR

Tekanan intraokular (TIO) pada dasarnya adalah keseimbangan antara tingkat produksi

humor akuos dan tingkat drainasenya ke dalam sirkulasi vena. Regulasi normal tekanan

intraokular terjadi terutama melalui pengaturan volume humor akuos di anterior chamber.

Tekanan intraokular sangat dipengaruhi oleh pembentukan dan sekresi humor akuos, resistensi

aliran humor akuos melewati sistem trabecular meshwork-kanalis Schlemm, serta dipengaruhi

oleh tekanan vena episklera. Perubahan pada tekanan intraokular dapat menyebabkan gangguan

penglihatan. Tekanan intraokular merupakan faktor resiko utama yang menimbulkan kerusakan

nervus optikus. Tekanan intraokular dapat diukur dengan memakai tonometri dan nilai

normalnya berkisar 10-21 mmHg.14,15,16,17

14
Tabel 2-1. Hubungan produksi dan ouflow humor akuos dengan TIO.
Perubahan kecil pada aliran humor akuos dapat menghasilkan perubahan yang besar pada TIO,
tergantung dari jumlah aliran outflow humor akuos.9

Outflow facility Perubahan pada humor Tekanan Intraokular

akuos

Outflow ↑ ↑ min ↑ min

Outflow ↓ ↑ min ↑↑

Tekanan intraokular kedua mata biasanya sama dan menunjukkan variasi diurnal7. Pada

malam hari, karena perubahan posisi dari berdiri menjadi berbaring, terjadi peningkatan

resistensi vena episklera sehingga tekanan intraokular meningkat. Kemudian kondisi ini kembali

normal pada siang hari sehingga tekanan intraokular kembali turun. Variasi nomal antara 2-6

mmHg dan mencapai tekanan tertinggi saat pagi hari, sekitar pukul 5-6 pagi. 14,17

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tekanan intraokular, antara lain keseimbangan

dinamis produksi dan ekskresi humor akuos, resistensi permeabilitas kapiler, keseimbangan

tekanan osmotik, posisi tubuh, irama sirkadian tubuh, denyut jantung, frekuensi pernafasan,

jumlah asupan air, dan obat-obatan. 1,5,8,11

Faktor yang mempengaruhi TIO dibedakan menjadi dua, yaitu : 1,5,8,11

1. Faktor Lokal

a. Laju pembentukan humor akuos, dipengaruhi oleh permeabilitas kapiler siliaris dan

tekanan osmotik di darah.

b. Resistensi drainase humor akuos, merupakan faktor terpenting. Sebagian besar

peningkatan TIO disebabkan oleh patologi pada jaringan trabekular.


15
c. Peningkatan tekanan vena episklera.

d. Dilatasi pupil, pada pasien dengan sudut bilik mata anterior yang menyempit.

2. Faktor Umum

a. Herediter

b. Usia

TIO akan meningkat secara bertahap seiring dengan bertambahnya usia, rata-rata

dilaporkan bahwa terjadi peningkatan TIO pada usia diatas 40 tahun, hal ini

kemungkinan berhubungan dengan penurunan fasilitasi outflow humor akuos dan

kedalaman bilik mata anterior. Banyak penelitian menemukan korelasi yang positif

antara TIO dan umur, hal ini juga disebabkan oleh meningkatnya tekanan darah,

meningkatnya denyut nadi dan obesitas.

c. Jenis kelamin

Insiden pada laki-laki dan perempuan rata-rata sama di usia 20-40 tahun, tetapi pada

usia lebih dari 40 tahun, peningkatan TIO lebih sering ditemukan pada wanita.

d. Variasi diurnal

Variasi diurnal menyebabkan peningkatan kortisol pada pagi hari yang berikutnya

menyebabkan peningkatan TIO. Disebut patologis bila fluktuasi peningkatan TIO

lebih dari 8 mmHg.

e. Variasi postural

Posisi supine menyebabkan tekanan vena episklera meningkat sehingga

menyebabkan peningkatan TIO.

f. Tekanan darah

16
Secara garis besar prevalensi glaukoma lebih sering pada orang dengan tekanan

darah yang tinggi disbanding orang dengan tekanan darah normal. Pada penelitian

Baltimore Eye didapatkan bahwa peningkatan darah sebesar 10 mmHg baik sistol

dan diastol akan terjadi peningkatan TIO 0,19-0,25 mmHg. Peningkatan tekanan

vena episklera bisa menyebabkan peningkatan TIO.

g. Tekanan osmotik darah

Studi menunjukkan peningkatan tekanan osmolaritas plasma darah (pemakaian

mannitol intravena, gliserol oral, pasien uremia) menyebabkan penurunan TIO.

h. Olahraga

Kegiatan olah raga berat dapat menurunkan TIO sementara. Fenomena ini

disebabkan karena asidosis dan perubahan osmolaritas serum. Meskipun begitu,

pada olahraga berat yang lebih ekstrim seperti angkat berat, TIO bisa meningkat

secara signifikan, kemungkinan berhubungan dengan maneuver valsava atau

kenaikan tekanan intrakranial yang mempengaruhi sistem vena pada mata.

i. Konsumsi cairan dalam jumlah besar akan menyebabkan terjadinya hemodilusi. Hal

tersebut akan mengakibatkan penurunan humor akuos outflow yang berakhir pada

peningkatan TIO. Hal ini berkebalikan dengan peningkatan osmolaritas plasma

(seperti pasien setelah mendapatkan manitol intravena, gliserol oral) dapat

menurunkan TIO.

j. Obat-obat tertentu

Obat-obatan kolinergik dapat menurunkan TIO dengan cara meningkatkan outflow

dari humor akuos. Konsumsi alkohol dapat menurunkan TIO sedangkan merokok,

kafein dan steroid dapat meningkatkan TIO.

17
DAFTAR PUSTAKA

1. American Academy of Ophthalmology. Glaucoma, in Basic and Clinical Science Course.

Chapter 2. 2014-2015. p13-26.

2. American Academy of Ophthalmology. Fundamentals and Principles of Ophthalmology

in Basic and Clinical Science Course. Chapter 9. 2014-2015. p229-236.

3. Departemen Kesehatan RI. Survei Kesehatan Indera Penglihatan. Depkes RI.

Jakarta;1997.

4. Vaughan Daniel G, MD., Asbury Taylor, MD., Riordan E.. General Ophthalmology, 17th

Edition. Lange McGraw-Hill. 2007. p205-218.

5. Kansky JJ. Glaucoma in Kansky JJ., Clinical Ophthalmology 6th edition. Butterworth

International Edition. London. 2007. p372-376.

6. Khurana AK. Glaucoma in Ophthalmology, 4th edition. New Age International Limited

Publisher. India. 2007. p205-211.

7. Goel, Manik et all. Aqueous Humor Dynamics : A Review. University of Miami, USA.

2010.

8. Shaffer,Becker. Aqueous Humor Formation in Diagnosis and Therapy of the Glaucomas.

8th Edition. Mosby Inc. 2009. p8-38.

9. Barton, K., Hitchings, RA. Medical Management of Glaucoma. Springer Healthcare.

2013. p33-48.

10. Remington, L.A. Clinical Anatomy of the Visual System. Second Edition. Missouri:

Elsevier, 2005.

18
11. Shahidullah, M. Mechanism of Humor akuos Secretion, Its Regulation and Relevance to

Glaucoma. USA, 2011. P12-22

12. Silva, A., Giampani. Anatomy of Ciliary Body, Ciliary Processes, Anterior Chamber

Angle and Collector Vessels. Licensee Intech. 2013. p3-12.

13. Phillpin, H., Shah, P. The next step: Detailed Assesment of an Adult Glaucoma Patient.

Community Eye Health Journal. 2012. 25 (79 & 80): p50-53.

14. Murgatroyd, H., Bembridge, J. Intraocular Pressure. Continuing Education in

Anaesthesia, Critical Care & Pain. 2008; 8(3): p100-103.

15. Agarwal, R., Gupta, S.K., Agarwal, P., Saxena, R., Agarwal S,S. Current Concept in the

Pathophysiology of Glaucoma. Indian J Ophthalmology. 2009; 57(4): p257-266.

16. Lang, Gerhard. K, MD. Ophthalmology A Pocket Textbook Atlas. 2nd Edition. 2006.

p239-244.

17. European Glaucoma Society. Terminology and Guidelines for Glaucoma. 4th Edition.

2014. Italy. European Glaucoma Society. p33-39.

19

Anda mungkin juga menyukai