Disusun oleh:
Isnainia Azarine Khairul 1110312014
Ridho Pratama 1110312086
Deo Cerlova Milano 1110312145
Pembimbing :
dr. Andrini Ariesti, Sp.M
PENDAHULUAN
optik dengan pencekungan diskus optikus dan gangguan lapangan pandang yang biasanya
disertai peningkatan tekanan intra okular.1 Glaukoma diklasifikasikan atas sudut terbuka dan
Hampir 60 juta orang terkena glaukoma dan 6 juta orang mengalami kebutaan akibat
glaukoma ini.1 Sebagian besar penderita glaukoma adalah ras Asia. Galukoma primer sudut
tertutup merupakan jenis glaukoma terbanyak. Dari semua kejadian kebutaan akibat
glaukoma, glaukoma primer sudut tertutuplah yang mengambil porsi terbesar terjadinya
kebutaan bilateral.3 Prevalensi kebutaan di Indonesia masih sangat tinggi dengan penyebab
utamanya yaitu katarak (0,78%), glaukoma (0,2%), kelainan refraksi (0,14%) dan beberapa
Glaukoma primer sudut tertutup akut merupakan salah satu kedaruratan mata,
sehingga harus ditangani dengan cepat dan tepat untuk mencegah terjadinya keadaan yang
lebih berbahaya. Glaukoma ini dapat terjadi bilateral dan menyebabkan kebutaan tetapi resiko
kebutaan dapat dicegah dengan diagnosis dan penatalaksanaan yang tepat. Penatalaksanaan
glaukoma sebaiknya dilakukan oleh dokter spesialis mata, namun deteksi dan penanganan
awal perlu dipahami dengan baik oleh petugas kesehatan di tingkat primer.
1
1.3 Tujuan Penulisan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Glaukoma adalah suatu neuropati optik yang ditandai oleh pencekungan diskus
optikus dan pengecilan lapangan pandang yang biasanya disertai peningkatan tekanan
intraokular. Pada glaukoma primer tidak ditemukan adanya proses patologis yang mendasari
sumbatan pupil. Sedangkan pada glaukoma primer bisa dijelaskan proses patologi penyebab
Glaukoma primer sudut tertutup akut merupakan kedaruratan mata yang terjadi jika
tekanan intra okuler meningkat dengan cepat sebagai akibat sumbatan mendadak trabekular
meshwork oleh iris (iris bombe). Hal ini menyumbat aliran aquos humor dan tekanan
intraokular meningkat dengan cepat. Glaukoma tipe ini biasanya menimbulkan keluhan
berupa nyeri pada mata, sakit kepala, pandangan kabur, dan adanya gambaran “rainbow-
colored halo” saat melihat sumber cahaya. Secara sistemik, keadaan ini akan menyebabkan
mual dan muntah.2 Dari temuan klinis, glaukoma primer sudut tertutup akut ditandai dengan
IOP lebih besar dari 21 mm Hg, injeksi konjungtiva, edema epitel kornea, dan COA dangkal.3
Bilik mata depan merupakan struktur penting dalam hubungannya dengan pengaturan
tekanan intraokuler. Hal ini disebabkan karena pengaliran cairan aquos harus melalui bilik
mata depan terlebih dahulu sebelum memasuki kanal Schlemm. Bilik mata depan dibentuk
3
Bagian mata yang penting dalam glaukoma adalah sudut filtrasi. Sudut filtrasi
berbatas dengan akar berhubungan dengan sklera dan kornea, di sini ditemukan sklera spur
yang membuat cincin melingkar 360 derajat dan merupakan batas belakang sudut filtrasi,
serta tempat insersi otot siliar logitudinal. Pada sudut filtrasi terdapat garis schwalbe yang
merupakan akhir perifer endotel dan membran descement dan kanal schlemm yang
Bagian terpenting dari sudut filtrasi adalah trabekular, yang terdiri dari :
1. Trabekula korneoskleral
Serabutnya berasal dari lapisan stroma kornea dan menuju ke belakang mengelilingi
2. Trabekula uveal
Serabutnya berasal dari lapisan dalam stroma kornea, menuju ke scleral spur (insersi dari
Ligamentum ini berasal dari dataran depan iris menuju ke depan trabekula.5
Trabekula terdiri dari jaringan kolagen, homogen, elastis dan seluruhnya diliputi oleh
endotel. Keseluruhannya merupakan spons yang tembus pandang, sehingga bila ada darah di
dalam kanalis Schlemm, dapat terlihat dari luar. Kanalis Schlemm merupakan kapiler yang
dimodifikasi, yang mengelilingi kornea. Dindingnya terdiri dari satu lapisan sel, diameternya
0,5 mm. Pada dinding sebelah dalam, terdapat lubang-lubang sehingga terdapat hubungan
langsung antara trabekula dan kanalis Schlemm. Dari kanalis Schlemm keluar saluran
kolektor, 20-30 buah, yang menuju ke pleksus vena di dalam jaringan sklera dan episklera
4
Gambar 1. Anatomi badan siliar (dikutip dari www.berwickeye.com)
Cairan aquos diproduksi epitel non pigmen dari korpus siliaris, tepatnya dari plasma
darah di jaringan kapiler proccesus siliaris. Fungsi cairan aquos adalah sebagai cairan yang
mengisi bilik mata depan untuk menjaga tekanan intraokuler, memberi nutrisi ke kornea dan
lensa dan juga memberi bentuk ke bola mata anterior. Volumenya sekitar 250 µL dengan
kecepatan pembentukannya adalah 2,5 µL/m. Cairan ini bersifat asam dengan tekanan
Aquos humor diproduksi oleh korpus siliare. Ultrafiltrasi plasma yang dihasilkan di
stroma prosesus siliaris dimodofikasi oleh fungsi sawar dan prosesus sekretorius epitel
siliaris. Setelah masuk ke bilik mata belakang, humor aquos mengalir melalui pupil ke bilik
mata depan lalu ke jalinan trabekular di sudut bilik mata depan. Selama periode ini, terjadi
Aquos Humor adalah suatu cairan jernih yang mengisi bilik mata depan dan bilik
mata belakang. Aquos humor dibentuk dari plasma didalam jalinan kapiler prosesus siliaris.
Tekanan osmotiknya sedikit lebih tinggi daripada plasma. Komposisinya serupa dengan
plasma kecuali bahwa cairan ini memiliki konsentrasi askorbat, piruvat, dan laktat yang lebih
5
tinggi; dan protein, urea dan glukosa yang lebih rendah. Unsur pokok dari humor aquos
normal adalah air (99,9%), protein (0,04%) dan lainnya dalam milimol/kg adalah Na + (144),
K+ (4,5), Cl- (110), glukosa (6,0), asam laktat (7,4), asam amino (0,5) dan inositol (0,1).
Jalinan trabekula terdiri dari berkas-berkas jaringan kolagen dan elastik yang
dibungkus oleh sel-sel trabekula yang membentuk suatu saringan dengan ukuran pori-pori
semakin mengecil sewaktu mendekati kanalis Schlemm. Kontraksi otot siliaris melalui
kecepatan drainase Humor Aquos juga meningkat. Aliran Aquos Humor kedalam kanalis
Aquos Humor dari corpus siliaris masuk ke dalam cameraoculi posterior dan berjalan melalui
pupil ke camera oculi anterior.carian bilik mata keluar dari bola mata melalui anyaman
trabekulum dank anal Schlemm yang terletak di sudut bilik mata. Dari kanal Schlemm yang
melingkar disekeliling sudut bilik mata cairan mata keluar melalui kanal kolektor dan masuk
6
Gambar 2 : Aliran humor aquos http://www.perdami.or.id/?page=news.detail&id=7
Aquos humor berperan sebagai pembawa zat makanan dan oksigen untuk organ di
dalam mata yang tidak berpembuluh darah yaitu lensa dan kornea, disamping itu juga
berguna untuk mengangkut zat buangan hasil metabolisme pada kedua organ tersebut.
Adanya cairan tersebut akan mempertahankan bentuk mata dan menimbulkan tekanan dalam
bola mata (tekanan intra okuler).6,8 Untuk mempertahankan keseimbangan tekanan di bola
mata cairan aquos diproduksi secara konstan serta dialirkan keluar melalui sistem drainase.
keluarnya menentukan besarnya tekanan intraokuler. Normalnya tekanan di dalam bola mata
berkisar antara 10-20 mmHg. Peningkatan tekanan intraokuler dapat terjadi akibat produksi
cairan aquos yang meningkat misalnya pada reaksi peradangan dan tumor intraokuler atau
karena aliran keluarnya yang terganggu akibat adanya hambatan pada pratrabekular,
Resistensi utama terhadap aliran keluar humor aquous dari COA adalah lapisan
endotel saluran schlemm dan bagian-bagian jalinan trabekula di dekatnya, bukan dari sistem
pengumpul vena. Tetapi tekanan di jaringan vena episklera menentukan besar minimum
7
2.3 Etiologi dan Faktor Resiko Glaukoma Sudut Tertutup Akut
Predisposisi anatomi mata dengan bilik mata anterior yang dangkal menimbulkan
hambatan relatif terhadap aliran aquous humor melalui pupil. Blok pupil akan mengakibatkan
Penyebab lain yang dapat mengakibatkan tertutupnya bilik mata anterior adalah
karena pelebaran pupil baik di lingkungan gelap atau di bawah tekanan emosional (cemas
atau takut). Selain itu, midriasis farmakologis iatrogenik dan obat psikotropika sistemik juga
Bilik mata anterior akan berkurang kedalaman dan volumenya seiring dengan
bertambahnya usia. Hal tersebut akan menjadi faktor predisposisi terjadinya blok pupil. Pada
pasien dengan hiperopia, bilik anterior dan volume mata menjadi lebih kecil, walaupun
glaukoma primer sudut tertutup dapat terjadi pada semua jenis kelainan refraksi mata, tapi
Faktor risiko terjadinya glaukoma sudut tertutup primer dapat dibagi menjadi faktor
risiko demografi dan faktor risiko okular. Faktor penyakit sistemik belum diketahui perannya
8
dalam kejadian glaukoma sudut tertutup primer. Penelitian di India menunjukkan tidak ada
hubungan antara kejadian glaukoma sudut tertutup primer dengan diabetes atau hipertensi.9
Faktor demografi yang berperan antara lain ras, umur, jenis kelamin, dan riwayat
keluarga.1,9
pada ras Eskimo. Studi lain menunjukkan prevelensi yang lebih tinggi pada populasi
Asia Timur dibandingkan dengan populasi berkulit putih dan hitam. Penelitan di
primer lebih sering terjadi pada ras Tianghoa (Chinase) dibanding ras India dan
Melayu.
2. Jenis kelamin
3. Riwayat keluarga
memiliki risiko 3,5 lebih tinggi untuk menderita penyakit serupa, kemungkinan
Beberapa studi menunjukkan rata-rata kedalaman bilik mata depan pada mata
9
mata normal. Kedalaman bilik mata depan diduga berkaitan dengan faktor ras dan
jenis kelamin. Penelitian mendapatkan kedalaman bilik mata depan pada perempuan
lebih dangkat 0.1-0.2 mm dibandingkan laki-laki. Ras eskimo yang merupakan ras
dengan prevelensi glaukoma sudut tertutup tertinggi dilaporkan sebagai ras dengan
Kedalaman limbal bilik mata depan dapat diestimasikan dengan sistem Van
Herick pada pemeriksaan slit lamp dengan membandingkan kedalaman bilik mata
depan dengan ketebalan kornea. Studi menunjukkan Van Herick kurang dari 15%
memiliki nilai prediktif yang baik untuk kejadian glaukoma sudut tertutup.9
memiliki sumbu axial yang lebih pendek 0.5-1.0 mm dibandingkan mata normal, hal
atau lebih berisiko terkena glaukoma sudut tertutup 3,7 kali dibandingkan penderita
miopi 2 D.9
4. Ketebalan lensa
Rata-rata lensa pada mata penderita glaukoma sudut tertutup lebih tebal 0.2-
usia, hal ini kemungkinan menjelaskan pengaruh usia dengan kejadian glaukoma
sudut tertutup.9
10
kurvutura kornea yang sedikit lebih kecil dibandingkan mata normal, hal ini
1. Pupillary block
dengan pupil membatasi aliran aquous dari epitel siliar ke bilik mata depan sehingga
aposisi iridotrabecular dan penutupan sudut bilik mata depan. Iridektomi dengan
anterior sehingga menurunkan tekanan intra okalar yang menyebabkan iris kembali
2. Non-pupillary block
11
Desakan sudut bilik mata depan akibat tebalnya iris semakin sering ditemukan
pada kasus glaukoma sudut tertutup. Pada saat pupil berdilatasi maka iris akan
berdekatan dengan sudut bilik mata depan, apabila bilik mata depan dangkal maka
dapat terjadi aposisi anyaman trabuculer oleh iris yang tebal sehingga menyebabkan
3. Plateu iris
Pada plateu iris, iris terdorong ke anterior menutup sudut bilik mata depan
akibat rotasi anterior dari badan siliar. Penutupan sudut bilik mata depan dapat
4. Aqueos misdirection9
Kondisi ini juga dikenal dengan glaukoma maligna atau ciliary block
glaucoma. Karakteristiknya antara lain bilik mata depan yang dangkal atau datar dan
12
diikuti peningkatan tekana intra okular. Sering terjadi post-operasi namun juga dapat
terjadi spontan. Cairan aquoes mengalir ke posterior karena terdapat obsturksi aliran
yang terjadi karena rotasi anterior siliaris. Akumulasi caira aquoes di segemen
menyebabkan penutupan sudut bilik mata depan. Kelemahan zonule lensa sehingga
dapat terjadi perubahan posisi lensa ke anterior juga berperan dalam proses ini.
Meskipun gambaran klinis dari glaukoma sudah dapat dijelaskan dengan baik, namun
mekanisme pasti penyebab kerusakan pada nervus opitikus belum diketahui. Peningkatan
tekanan intra okuler berkaitan dengan kejadian glaucomatous optic neurophaty (GON),
1. Teori tekanan
2. Teori vaskuler
Dikenalkan oleh von Jaeger, teori ini mengatakana peningkatan tekanan intra
2.5 Diagnosis
2.5.1 Anamensis
Berdasarkan manifestasi klinis dan onset terjadinya, glaukoma sudut tertutup dapat
dibagi menjadi glaukoma sudut tertutup akut, subakut, kronik, dan laten. Glaukoma sudut
tertutup akut ditandai dengan mata merah dengan penglihatan turun mendadak, biasanya
13
unilateral, disertai nyeri, mata merah, penglihatan kabur, penglihatan halos, sakit kepala,
mual dan muntah. Gejala-gejala tersebut harus ditanyakan dengan rinci pada saat anamnesis.9
Serangan glaukoma akut terjadi secara tiba-tiba dengan rasa sakit hebat di mata dan
kepala, perasaan mula dengan muntah, bradikardia akibat reflek okulokardiak, dan mata
menunjukkan tanda-tanda peradangan seperti mata bengkak, mata merah, tekanan bola mata
yang tinggi mengakibatkan pupil lebar, edema, serta lapangan pandang menciut.11
Gejala spesifik seperti di atas tidak selalu terjadi pada mata dengan glaukoma akut.
Kadang-kadang riwayat mata sakit disertai penglihatan menurun sudah dicurigai telah terjadi
serangan glaukoma akut, apabila tidak diobati dapat menjadi kronis. Tekanan bola mata
antara dua serangan dapat normal, biasanya serang dipicu oleh lebarnya pupil pada saat
merupakan salah satu faktor predisposisi penyakit glaukoma sudut tertutup, sedangkan miopi
merupakan faktor predisposisi glaukoma sudut terbuka. Riwayat keluarga dan ras juga harus
ditanyakan, mengingat hal tersebut juga menjadi faktor predisposisi penyakit ini.9
tertentu, namun apabila serangan bersifat akut dapat ditemukan gejala mata marah,
kornea kabur dengan penurunan tajam penglihatan, dan mid-dilatasi pupi. Mid-
14
dilatasi pupil terjadi akibat iskemik paralisis dari otot sphincter iris akibat tingginya
tekanan intra okuler. Apabila sudah terjadi infark pada otot tersebut maka pupil tidak
dapat kembali normal meskipun tekanan intra okuler sudah normal. Pemeriksaan
tekanan bola mata dengan palpasi akan mendapatkan bola mata yang keras. Pasien
temporal. Iris yang datar dan bilik mata depan yang dalam menyebabkan nasal iris
dapat teriluminasi, namun pada iris conveks dan bilik mata depan yang dangkal,
nasal iris tidak dapat teriluminasi, menyebabkan nasal iris berada dalam bayangan. 9
3. Pemeriksaan slit-lamp
dan perifer. Kedalaman bilik mata depan perifer dapat mengistimasikan sudut bilik
van Herick. Berdasarkan tersebut sudut bilik depan mata dikatakan tertutup apabila
perbandingan tebal bilik mata depan dengan kornea kurang dari seperempat
ketebalan kornea (Grade 1). Klasifikasi ini sangat baik untuk mendeteksi glaukoma
15
Gambar 8. Gambaran grading van Herick.13
4. Pemeriksaan Genioskopi
16
Tabel di atas menunjukkan klasifikasi temuan pada genioskopi menurut Schei,
glaukoma umumnya bersifat lokal,dimulai dari bagian nasal menuju bintik buta, dan
17
Gambar 9. Gangguan lapangan pandang fase awal (Early stage).9
18
Gambar 11. Gangguan lapangan pandang fase akhir (Severe).9
1. Scheimpflug photography
bilik mata depan, namun resolusi yang relative rendah menjadi keterbatasan dalam
depan, irir, iris-lensa, dan badan siliar dengan resolusi yang baik sehingga sangat
19
Gambar 13. Gambaran Ultrasond Biomicroscopy. 9
4. Provocative tests
Dahulu provactive test dilakukan untuk memicu menutupnya sudut bilik mata
depan untuk mengidentifikasi tatalaksana yang tepat. Tes yang dilakukan meliputi
tes kamar gelap dan menggunakan obat pendilatasi pupil. Sekarang tes tidak lagi
Diagnosis banding dari glaukoma sudut tertutup akut antara lain irititis akut dan
konjungtivitis akut. Irititis akut lebih sering menimbulkan fotofobia dibandingkan glaukoma
akut. Tekanan intra okular biasanya tidak meningkat, pupil konstriksi atau bentuknya
ireguler, dan kornea tidak edema. Di bilik mata depan tampak flare dan terdapat injeksi siliar
dalam. Pada konjungtivitis akut biasanya terjadi bilateral, nyeri ringan atau tidak ada, dan
tidak ada gangguan penglihatan, terdapat sekret, respon pupil normal, kornea jernih.
20
Perbedaan glaukoma akut, irititis akut, dan konjungtivitis akut dapat dilihat pada tabel
berikut:1
intravena dan oral bersama obat topikal, seperti penyekat beta dan apraclonidine dan jika
perlu obat hiperosmotik biasanya akan menurunkan tekanan intraokular. Pada layanan primer
Secara umum pengobatan dapat berupa terapi medikamentosa, tindakan terapi laser dan
tindakan bedah. Terapi medikamentosa yang diberikan dapat terdiri dari beberapa obat-
glaukoma yang biasa digunakan. Pada keadaan efusi koroid yang berperan terhadap
penutupan sudut, steroid oral yang diberikan dengan dosis 1-2 mg/kg berat badan
2. Miotik: Pilokarpin digunakan pada sebelum tindakan laser atau bedah. Respon
sebagian kasus terjadi pelebaran sudut dengan penurunan tekanan intraokular, tetapi
21
pada sebagian kasus lain menyebabkan pendangkalan bilik mata depan, penutupan
produksi akuous tetapi tidak memiliki efek yang signifikan terhadap keadaan sudut.
pada terapi yang digabungkan dengan terapi medikamentosa lain, untuk terapi
glaukoma dan terapi sebelum tindakan laser atau bedah. Pada beberapa keadaan
nanophthalmos, pemberian obat golongan ini menyebabkan bilik mata depan lebi
dalam dengan sudut yang lebih terbuka. Contoh obat yang termasuk carbonic
anhydrase adalah acetazolamide 250 mg oral 4x sehari dan dorzolamide eye drop 3 x
sehari.
terhadap tekanan intraokular. Contoh obat ini adalah glycerol 50% 1-2 ml/kg bb,
Tindakan terapi laser yang direkomendasi untuk keadaan sudut tertutup adalah
kurang berespon baik dengan tindakan bedah iridektomi konvensional. Laser iridotomi yang
dikombinasi dengan terapi medika mentosa adalah prosedur pilihan untuk melepaskan blok
pupil dan memperbaiki kedalaman bilik mata depan. Pada nanophthamos memiliki iris yang
secara klinis lebih tebal dibanding normal dan mungkin membutuhkan beberapa kali tindakan
laser untuk mendapatkan iridotomi yang paten. Iridotomi dapat dilakukan dengan
menggunakan terapi laser argon dengan kekuatan rendah yang menyebabkan pendataran iris
dengan pelebaran sudut. Seting laser standar adalah dengan 200-µ spot size, kekuatan 200-
mW, dan durasi 0,2 detik. Lensa 3-cermin Goldmann digunakan untuk mestabilkan posisi
22
mata ketika tindakan dan memberikan visualisasi dari sudut selama tindakan laser.
Gonioplasti merupakan prosedur yang relatif atraumatik dan dapat diulang sesuai
kebutuhan.15-18
Beberapa tindakan bedah dapat dilakukan pada keadaan nanophthalmos sesuai dengan
keadaan klinis yang terjadi.2,4 Pada pasien ini dilakukan terapi medikamentosa dan tindakan
laser peripheral iridoplasty pada kedua mata dan memberikan respon terapi yang cukup baik.
2.8 Prognosis
Prognosis pada pasien ini quo ad vitam ad bonam, quo ad functionam dubia ad bonam
karena respon awal terapi medikamentosa pada pasien ini cukup baik dalam menurunkan
tekanan intraokular. Akan tetapi pada jangka waktu yang lebih lama sulit memprediksi
respon terapi dan kemungkinan perburukan keadaan klinis karena progresifitas penyakitnya
BAB 3
PENUTUP
Glaukoma sudut tertutup akut adalah salah satu kegawatdaruratan pada mata. Penyakit
ini ditandai dengan mata merah disertai penurunan penglihatan mendadak. Berdasarkan studi
23
setelah katarak dan kelaianan refraksi. Faktor risiko dari glaukoma sudut tertutup terdiri dari
faktor demografi yang meliputi ras, umur, jenis kelamin, dan riwayat keluarga serta faktor
okuler yang meliputi kedalaman bilik mata depan, kedalaman limbal bilik mata depan,
Glaukoma sudut tertutup terjadi akibat adanya peningkatan tekanan intra okuler karena
adanya sumbatan aliran aquoes humour. Mekanisme penyebab sumbatan tersebut antara lain
pupillary block, non-pupillary block, plateu iris, dan adanya vektor posterior dari lensa.
Peningkatan tekanan intra okular akan menyababkan kerusakan pada serabut saraf optikus
Pada serangan glaukoma akut akan muncul manifestasi klinis berupa mata merah,
penglihatan kabur, penglihatan halo, sakit kepala, dan keluhan mual muntah. Keluhan-
keluhan tersebut harus dirinci melalui anamnesis. Pemeriksaan mata yang penting untuk
mendiagnosis glaukoma sudut tertutup antara lain pemeriksaan fisik mata, pemeriksaan slit-
yang tepat dibutuhkan untuk mendiagnosis penyakit ini serta menyingkirkan diagnosis
Penatalaksaan awal pada kasus glaukoma sudut terututup bertujuan untuk menurunkan
tekanan intra okuler untuk menghambat progresivitas kerusakan pada nervus optikus.
Pengobatan yang bisa diberikana adalah obat-obatan golongan beta blocker, karbonik
anhidrase, cairan hiperosmotik, miotik, dan steroid. Sedangkan tatalaksana definitif dari
penyakit ini adalah iridektomi dan genioplasti. Apabila penyakit ini dapat dideteksi dari awal
dan mendapat penanganan yang tepat maka prognosisnya akan baik, oleh karena itu dokter
layanan primer harus mampu mendiagnosis, memberikan tatalaksan awal, dan merujuk kasus
24
DAFTAR PUSTAKA
25
5. James B, et all. 2003. Lectures Note On Ophthalmology, Ninth Edition. Blackwell
Publishing: 112-113.
9. Yanoff M, Duker JS, Ophtalmology 4th Edition. Elsavier Saunders; 2014. Part 8 :
Glaucoma; p1001-1180.
10. Shaarawy TM, Sherwood MB, Hitchings RA, Crowston JG. Glaucoma. Elsavier
Sauders; 2015. Chapter 9 : Role of Ocular Blood Flow in the Pathogenesis of Glaucoma;
p88-97.
11. Ilyas S, Yulianti SR. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : Badan Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 2013.
12. Van Herick W, Shaffer RN, Schwartz A. Estimation of width of angle of anterior
chamber. Incidence and significance of the narrow angle. Am. J. Ophthalmol.
1969;68:626-629.
15. Singh OS, Sofinski SJ. Nanophthalmos: Guidelines for Diagnosis and Therapy. In:
Albert DM, Jakobiec FA. Principles and Practice of Ophthalmology: Clinical Practice.
Philadelphia. W.B. Saunders Company; 1994; Vol. 3;1528-1540.
16. Calhoun FP. The Management of Glaucoma in Nanophthalmos. Tr. Am. Ophth.
Soc;1975:73:97-122.
26