Anda di halaman 1dari 38

Tonsilitis Kronis

Bed Side Teaching

Amanda Besta R. 1010313110


Isnainia Azarine K. 1110312014
 

Preseptor :
dr. H. M. Yunus, Sp.THT-KL
ANATOMI TONSIL
 Tonsil lingualis → radix linguae.

 Tonsil palatina (tonsil) → isthmus


faucium antara arcus glossopalatinus
dan arcus glossopharingicus.

 Tonsil pharingica (adenoid) →


dinding dorsal dari nasofaring.

 Tonsil tubaria → lateral nasofaring


di sekitar ostium tuba auditiva.
Vaskularisasi
cabang-cabang arteri karotis eksterna
1) arteri maksilaris eksterna dengan
cabangnya arteri tonsilaris dan
arteri palatina asenden

2) arteri maksilaris interna dengan


cabangnya arteri palatina
desenden

3) arteri lingualis dengan cabangnya


arteri lingualis dorsal

4) arteri faringeal asenden


 Aliran Limfe : rangkaian getah bening servikal
profunda (deep jugular node) bagian superior di
bawah muskulus sternokleidomastoideus,
selanjutnya ke kelenjar toraks dan akhirnya menuju
duktus torasikus.

 Innervasi : Innervasi terutama oleh n. IX


(glossopharyngeus) dan juga oleh n. Palatina minor
(cabang ganglion sphenopalatina).
 Tonsilitis: peradangan pada
tonsila palatina yang biasanya
disebabkan oleh infeksi bakteri,
virus & beberapa faktor
predisposisi lain

 Tonsilitis:
› Tonsilitis akut
› Tonsilitis membranosa
› Tonsilitis kronik
Tonsilitis kronik
 Rangsangan menahun dari rokok, makanan, higiene mulut
yang buruk, pengaruh cuaca, kelelahan fisik, pengobatan
tonsilitis akut yang tidak adekuat.

 Gejala:
› Tonsil membesar
› Permukaan tidak rata
› Kripti melebar terisi detritus
› Rasa mengganjal ditenggorok
› Rasa kering di tenggorok
› Napas berbau
Patogenesis
Epitel mukosa Jar.limfoid
proses radang dan jaringan diganti
berulang limfoid jaringan
terkikis parut

Jaringan
Kripta terisi Kripta
akan
oleh detritus melebar
mengerut

Perlengketan
Proses Menembus
di fosa
meluas kapsul tonsil
tonsilaris
T0 = tonsil masuk di dalam fosa/ post tonsilektomi
T1 = Tonsil masih berbatas dalam fosa tonsilaris
T2 = pembesaran tonsil sudah melewati pilar anterior tetapi belum masuk
garis paramedian
T3 =pembesaran tonsil berada diantara garis paramedian dengan garis
median
T4 = pembesaran tonsil melewati garis mediana
Tatalaksana
O Pengobatan pasti untuk tonsilitis kronik adalah
dengan pengangkatan tonsil (tonsilektomi
diseksi)
O Dilakukan apabila terapi konservatif maupun
terapi medikamentosa dengan antibiotika
spektrum luas tidak berhasil.
Tonsilektomi
Berdasarkan AAO-HNS tahun 1995, indikasi tonsilektomi
dibagi menjadi dua:

Indikasi Absolut
O Tonsil yang besar hingga mengakibatkan gangguan pernafasan, nyeri
telan yang berat, gangguan tidur atau komplikasi penyakit-penyakit
kardiopulmonal.
O Abses peritonsiler (Peritonsillar abscess) yang tidak menunjukkan
perbaikan dengan pengobatan
O Tonsillitis yang mengakibatkan kejang demam.
O Tonsil yang diperkirakan memerlukan biopsi jaringan untuk
menentukan gambaran patologis jaringan.
Indikasi Relatif
O Jika mengalami tonsilitis 3 kali atau lebih dalam satu tahun dan tidak
menunjukkan respon sesuai harapan dengan pengobatan
medikamentosa yang memadai.

O Bau mulut atau bau nafas tak sedap yang menetap pada tonsillitis
kronis yang tidak menunjukkan perbaikan dengan pengobatan.

O Tonsillitis kronis atau tonsilitis berulang yang diduga sebagai carrier


kuman Streptokokus yang tidak menunjukkan repon positif terhadap
pengobatan dengan antibiotika.

O Pembesaran tonsil di salah satu sisi (unilateral) yang dicurigai


berhubungan dengan keganasan (neoplastik)
Kontraindikasi
Radang akut tonsil.

Demam, albuminuria.

Penyakit paru-paru

Hipertensi.

Poliomielitis epidemic
Brodsky
Tonsilektomi pada tonsilitis rekuren :

O > 7 x dalam 1 tahun


O > 5 x dalam setahun, 2 tahun pengamatan
O > 3 x dalam setahun, 3 tahun pengamatan
LAPORAN KASUS
Identitas
Nama : Ny. B
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 32 tahun
Alamat : Malalak
Tanggal Pemeriksaan: 25 Juli 2016
Anamnesis
Keluhan Utama : Nyeri tenggorok dirasakan makin meningkat sejak 1
minggu yang lalu 

Riwayat Penyakit Sekarang :


O Nyeri tenggorok hilang timbul makin meningkat sejak 1 minggu
yang lalu. Sebelumnya nyeri dirasakan sejak 1 tahun yang lalu,
hilang timbul, lebih kurang 5x dalam tahun ini.
O Nyeri saat menelan sejak 1 minggu yang lalu
O Pasien merasa merasa ada sesuatu yang mengganjal di tenggorok
sejak 1 tahun yang lalu
O Sakit kepala (+) hilang timbul sejak 1 bulan yang lalu.
Demam (-), Sesak nafas (-), Tidur mengorok (-)
O Riwayat gigi berlubang (+), mulut kering dan napas
berbau (-)
O Hidung tersumbat (-), Batuk pilek (-)
O Keluhan bersin-bersin di pagi hari disertai hidung
gatal dan mata berair (-)
O Nyeri telinga (-), Rasa penuh pada telinga (-), Keluar
cairan dari telinga (-)
O Pasien sudah berobat ke bidan dan puskesmas dan
diberi obat, salah satunya Paracetamol dan keluhan
hilang setelah konsumsi obat. Namun sekarang nyeri
tidak hilang dengan Paracetamol
O Riwayat Penyakit Dahulu
O Pasien tidak pernah mengalami keluhan seperti ini
sebelumnya
O Riwayat Penyakit Keluarga
O Tidak ada keluarga pasien yang memiliki keluhan
yang sama
O Riwayat Pekerjaan, Sosial Ekonomi dan Kebiasaan
O Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga
O Pasien tidak memiliki kebiasaan merokok,dan minum
alkohol
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
O Keadaan umum : Tidak tampak sakit
O Kesadaran : Compos mentis cooperative
O Tekanan darah : 110/70 mmHg
O Pernafasan : 18x/menit
O Nadi : 78x/ menit
O Suhu : Afebris
Status Lokalis THT
Telinga
Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra

Daun telinga Kel. Kongenital Tidak ada Tidak ada

Trauma Tidak ada Tidak ada

Radang Tidak ada Tidak ada

Kel. Metabolik Tidak ada Tidak ada

Nyeri Tarik Tidak ada Tidak ada

Nyeri Tekan Tidak ada Tidak ada

Dinding liang telinga Cukup Lapang (N) Ya Ya

  Sempit Tidak Tidak

  Hiperemis Tidak ada Tidak ada

  Edema Tidak ada Tidak ada

  Massa Tidak ada Tidak ada


Serumen Bau Tidak ada Tidak ada

  Warna Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan

  Jumlah Banyak Banyak

  Jenis Kental Kental

Membran Timpani

Utuh Warna Sulit dinilai Sulit dinilai

  Reflex cahaya Sulit dinilai Sulit dinilai

  Bulging Sulit dinilai Sulit dinilai

  Retraksi Sulit dinilai Sulit dinilai

Perforasi Jumlah perforasi Sulit dinilai Sulit dinilai

  Jenis Sulit dinilai Sulit dinilai

  Kuadran Sulit dinilai Sulit dinilai

  Pinggir Sulit dinilai Sulit dinilai


Mastoid Tanda radang Tidak ada Tidak ada

  Fistel Tidak ada Tidak ada

  Sikatrik Tidak ada Tidak ada

  Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada

  Nyeri ketok Tidak ada Tidak ada

Tes garputala Rinne (+) (+)


512 Hz
  Swabach Sama dengan pemeriksa Sama dengan pemeriksa

  Weber Tidak ada lateralisasi

  Kesimpulan Dalam batas normal


Hidung
Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra

Hidung luar Deformitas Tidak ada Tidak ada

  Kelainan congenital Tidak ada Tidak ada

  Trauma Tidak ada Tidak ada

  Radang Tidak ada Tidak ada

  Massa Tidak ada Tidak ada

Sinus Paranasal
Inspeksi
Pemeriksaan Dekstra Sinistra

Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada

Nyeri ketok Tidak ada Tidak ada


Rinoskopi Anterior
Pemeriksaan Kelainan Dextra Sinistra
 

Vestibulum Vibrise Ada Ada

  Radang Tidak ada Tidak ada

Kavum nasi Cukup lapang (N) Cukup lapang Cukup lapang

Sempit  - - 

Lapang - -

Sekret Lokasi Tidak ada Tidak ada

  Jenis  -  -

  Jumlah  - - 

  Bau Tidak ada Tidak ada


Konka inferior Ukuran eutrofi Eutrofi

  Warna Merah muda Merah muda

  Permukaan Licin Licin

  Edema Tidak ada Tidak ada

Ukuran Eutrofi Eutrofi

 Konka media Warna Sukar dinilai Sukar dinilai

  Permukaan Sukar dinilai Sukar dinilai

  Edema Sukar dinilai Sukar dinilai

Septum Cukup lurus/ deviasi Cukup lurus Cukup lurus

  Permukaan Rata Rata

  Warna Merah muda Merah muda

  Spina - -

  Krista - -

  Abses - -

  Peforasi - -
Massa Lokasi - -

  Bentuk - -

  Ukuran   -

  Permukaan - -

  Warna - -

  Konsistensi - -

  Mudah digoyang - -

  Pengaruh - -
vasokonstriktor

Rinoskopi Posterior : sulit dinilai


Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra

Trismus   Tidak ada

Uvula Edema Tidak ada Tidak ada

  Bifida Tidak ada Tidak ada

Palatum mole arkus faring Simetris/ tidak Simetris Simetris

  Warna Merah muda Merah muda

  Edema Tidak ada Tidak ada

  Bercak/ eksudat Tidak ada Tidak ada

Dinding faring Warna Merah muda Merah muda

  Permukaan Licin Licin

Tonsil Ukuran T3 T2

  Warna Merah muda Merah muda

  Permukaan Tidak rata Tidak rata

  Muara/kripti Melebar Tidak melebar

  Detritus Ada Tidak ada

  Eksudat Tidak ada Tidak ada

  Perlengketan dengan pilar Tidak ada Tidak ada


Peritonsil Warna Merah muda Merah muda

  Edema Tidak ada Tidak ada

  Abses Tidak ada Tidak ada

Tumor Lokasi Tidak ada Tidak ada

  Bentuk - -

  Ukuran - -

  Permukaan - -

  Konsistensi - -

Gigi Karies/ radiks Ada Ada

  Kesan Oral higiene kurang baik

Lidah Warna Merah muda Merah muda

  Bentuk  Normal  Normal

  Deviasi Tidak ada Tidak ada

  Massa Tidak ada Tidak ada


Laringoskopi Indirect

 Epiglotis Bentuk Tidak ada Tidak ada

  Wana Tidak ada Tidak ada

Edema Tidak ada Tidak ada

  Pinggir - -

  Massa - -

 Aritenoid Warna - -

  Edema - -

Massa

Gerakan

Ventrikular band Warna

Edema

Massa
 Plica vokalis Warna Tidak ada Tidak ada

  Gerakan Tidak ada Tidak ada

Pinggir Medial Tidak ada Tidak ada

  Massa - -

 Sinus piriformis Massa - -

Sekret - -

 Valekulae Sekret - -

Jenis sekret

Massa

Pembesaran Kelenjar Getah Bening


Inspeksi : Tidak tampak pembesaran kgb
Palpasi : Tidak teraba pembesaran KGB
Resume
Anamnesis
O Nyeri tenggorok meningkat sejak 1 minggu
yang lalu, dirasakan hilang timbul sejak 1
tahun yang lalu.
O Nyeri menelan sejak 1 minggu yang lalu,
pasien merasa ada yang mengganjal di
tenggorok sejak 1 tahun yang lalu.
O Sakit kepala (+), gigi berlubang (+)
Pemeriksaan fisik
O Telinga :
O Auris sinistra : liang telinga cukup lapang, serumen ada,
membrane timpani sulit dinilai
O Auris dekstra : liang telinga cukup lapang, serumen ada,
membrane timpani sulit dinilai
O Cavum nasi:
O Dekstra : konka inferior : eutrofi edem(-) dan hiperemis(-)
sekret (-).
O Sinistra konka inferior : eutrofi edem (-) dan hiperemis(-)
sekret (-). Septum deviasi (-)
O Oral Cavity : arkus faring simetris, uvula di tengah,
tonsil T3/T2, detritus (+/-), muara kripti melebar pada
tonsil kanan
Diagnosis utama : Edukasi:
Tonsilitis kronik O Istirahat dan minum
yang cukup
Diagnosis tambahan : -
O Jaga kebersihan mulut
Pemeriksaan anjuran : O Hindari makanan
Pemeriksaan darah berminyak dan pedas
lengkap
Prognosis :
Terapi : Tonsilektomi Quo ad vitam: bonam
Quo ad sanam: dubia ad
bonam
Diskusi
O Telah dilaporkan seorang pasien perempuan usia 32
tahun dengan diagnosis tonsilitis kronis. Diagnosis
ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik.
O Dari anamnesis didapatkan keluhan utama berupa nyeri
tenggorok yang terasa semakin meningkat sejak 1
minggu yang lalu, Nyeri tenggorok hilang timbul sejak 1
minggu yang lalu, dirasakan hilang timbul sejak 1 bulan
yang lalu, nyeri menelan hilang timbul sejak 1 minggu
yang lalu, dan pasien merasa ada yang mengganjal di
tenggorok sejak 1 tahun yang lalu.
O Pasien juga mengeluhkan sakit kepala , demam tidak
ada pada pasien. Keluhan mulut berbau dan mulut
kering tidak ada, sesak nafas dan tidur mengorok tidak
ada. Pasien memiliki riwayat gigi berlubang. Riwayat
nyeri pada telinga, teling aberdengung, keluar cairan
dari telinga tidak ada. Riwayat bersin-bersin pagi hari,
hidung gatal dan mata berair tidak ada.
O Dari pemeriksaan fisik daerah orofaring dan mulut
didapatkan gigi karies, uvula di tengah, arkus faring
simetris, tonsil T3-T2, warna merah muda, terdapat
detritus dan muara kripti yang melebar pada tonsil
kanan.
O Berdasarkan kepustakaan, peradangan pada mukosa
jaringan tonsil akan menimbulkan pengikisan pada
mukosa jaringan linfoid dan timbulnya sikatrik. Jaringan
sikatrik akan tampak sebagai kripti yang melebar, bisa
disertai detritus dan pembesaran tonsil. Hal ini sesuai
dengan hasil pemeriksaan yang ditemukan pada pasien
ini.
O Pemeriksaan anjuran yang akan dilakukan untuk pasien
ini adalah pemeriksaan laboratorium darah lengkap.
Pasien direncanakan untuk dilakukan tonsilektomi
karena terdapat indikasi relatif yaitu terjadi 3 episode
atau lebih infeksi tonsil per tahun dengan terapi
antibiotik yang adekuat.

Anda mungkin juga menyukai