GLAUKOMA AKUT
Disusun Oleh
K1B1 20 006
Pembimbing:
FAKULTAS KEDOKTERAN
KENDARI
2022
HALAMAN PENGESAHAN
Telah menyelesaikan tugas Referat dalam rangka kepaniteraan klinik pada Bagian
Mengetahui :
Pembimbing,
A. PENDAHULUAN
kebiruan, yang memberi kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma.
Glaukoma akut adalah suatu kondisi dimana terjadi aposisi iris dengan jalinan
trabekular pada sudut bilik mata. Saat kondisi iris terdorong atau menonjol ke
depan maka outflow humor akuos akan terhambat keadaan ini menyebabkan
glaukoma primer sudut terbuka dan glaukoma sudut tertutup kronis. Di negara
glaukoma sudut terbuka populasi kejadian tertinggi terdapat di Inuit, Cina dan
Asia. Dimana pada ras Asia kasus glaukoma sudut tertutup merupakan kasus
terbanyak.3,4
3
peningkatan prevalensi glaukoma menjadi 18,5% dari 76 juta di tahun 2020
B. ANATOMI
1. Sudut Filtrasi5,6
adalah bagian yang dibatasi oleh garis yang menghubungkan akhir dari
bilik mata depan. Akhir dari membran descement disebut garis Schwalbe.
Limbus terdiri dari 2 lapisan yaitu epitel dan stroma. Di dalam stroma
terdapat serat-serat saraf dan cabang akhir dari arteri siliaris anterior.
Sudut bilik mata dibentuk oleh tautan antara kornea dan iris perifer,
pada sklera.
siliaris meridional.
4
d. Ligamentum pektinatum rudimenter, berasal dari dataran depan iris
Dari kanal schlemn, keluar saluran kolektor 20-30 buah, yang menuju ke
pleksus vena didalam jaringan sklera dan episklera dan vena siliaris
2. Humor Akuos5,6
Aqueous humor adalah suatu cairan jernih yang mengisi kamera okuli
oksigen pada kornea dan lensa. Volumenya adalah sekitar 250 μL, dan
5
piruvat, dan laktat yang lebih tinggi dan protein, urea, dan glukosa
6
Pada dasarnya, terdapat 2 rute dalam pengeluaran aqueous humor, yaitu
C. DEFINISI
Glaukoma akut adalah suatu kondisi dimana terjadi aposisi iris dengan
jalinan trabekular pada sudut bilik mata. Saat kondisi iris terdorong atau
menonjol kedepan maka outflow humor akuos akan terhambat, keadaan ini
7
dapat menyebabkan peningkatan tekanan intra okular. Jika penutupan sudut
terjadi secara mendadak, maka gejala yang ditimbulkan sangat berat seperti:
nyeri pada mata, sakit kepala, pandangan kabur, halo, mual dan muntah.
menyebabkan kebutaan.2
D. EPIDEMIOLOGI
glaukoma primer sudut terbuka dan glaukoma sudut tertutup kronis. Di negara
glaukoma sudut terbuka populasi kejadian tertinggi terdapat di Inuit, Cina dan
Asia. Dimana pada ras Asia kasus glaukoma sudut tertutup merupakan kasus
terbanyak.3,4
E. ETIOLOGI
8
dapat disebabkan oleh bertambahnya produksi humor akuos oleh badan siliar
atau di celah pupil. Penyebab dari kedua hal tersebut bisa berbagai macam,
namun tetap memiliki dampak yang sama, dimana terjadi disc cupping dari
lain, seperti uveitis dan katarak imatur. Pada uveitis terjadi proses peradangan
yang dapat terjadi contohnya pada saat keadaan membaca atau terdapat proses
akomodasi dan pelebaran pupil, hal ini akan menyebabkan obstruksi pada jalur
F. KLASIFIKASI
9
a. Glaukoma sudut sempit/tertutup (close angle glaucoma, acute
congestive glaucoma)
2. Glaukoma sekunder, timbul sebagai akibat penyakit lain dalam bola mata,
disebabkan:
prolaps iris
d. Bedah
e. Rubeosis
3. Glaukoma kongenital
a. Membran pratrabekular
b. Kelainan trabekular
c. Kelainan pascatrabekular
10
2. Glaukoma sudut tertutup
a. Sumbatan pupil
c. Pendesakan sudut
G. FAKTOR RESIKO
2. Usia tua
1. Hiperopia
11
2. BMD perifer dangkal
Pada sudut bilik mata yang sempit, letak lensa jadi lebih dekat ke iris,
sehingga aliran cairan bilik mata dari bilik mata belakang ke bilik mata depan
terhambat, inilah yang disebut dengan hambatan pupil. Hal ini dapat
medorong iris ke depan. Pada sudut bilik mata depan yang memang sudah
sehingga cairan bilik mata tidak dapat atau sukar untuk keluar dan terjadilah
Tekanan bola mata, dimana semakin tinggi tekanannya akan semakin berat
dampaknya
tubuh
Ras kulit hitam umumnya lebih mudah mengalami glaukoma sampai 7 kali
12
Pada pasien dengan hipertensi juga cenderung lebih sering mengalami
Pekerja las juga lebih sering terkena sampai 4 kali lebih sering
H. PATOFISIOLOGI
dalam rongga BMD ini terjadi pada jonjot-jonjot siliar. Hasil difusi ini
akan terkumpul pada rongga BMB yang kemudian akan melalui pupil
dimana humour aqueous diserap melalui pembuluh darah uvea dan sklera.
13
Pada glaukoma sudut tertutup, jalinan trabekular normal,
saat menjangkau jalinan trabekular. Keadaan seperti ini sering terjadi pda
glaukoma akut. Disertai dengan gejala berupa rasa nyeri hebat, penglihatan
Selain itu, glaukoma akut juga dapat terjadi pada keadaan gelap
atau pupil yang midriasis (pupil block). Hal ini menyebabkan peningkatan
tekanan intraokuler pada bilik mata belakang dan penebalan iris (iris
bombe) yang membuat kontak antara iris dan jalinan trabekular sehingga
terjadi penutupan sudut bilik mata. Selain itu, dapat pula disebabkan oleh
iris datar (iris plateu) dan posisi lensa ke anterior dapat menyebabkan
terjadinya glaukosa.8,10
14
Gambar 5. Pemeriksaan anterior segment optical coherence tomography
15
I. GEJALA KLINIS
sehingga dapat ditemukan peningkatan TIO yang sangat tinggi dan cepat.
pada mata, sakit kepala dan mual muntah. Kondisi ini dapat hilang dengan
kebutaan. 4
J. PEMERIKSAAN
hanya menggunakan senter dan lup. pada pemeriksaan ini dapat ditemukan
mata merah, bengkak, berair, kornea keruh karena edema, BMD dangkal dan
pupil midriasis.8
1. Visus
16
2. Slit-lamp
Edema kornea (edema mikrositik dan edema stromal sering pada fase
akut)
17
Gambar 7. Glaukomflecken pada lensa subkapsular anterior
Gambar 9. Pupil oval vertikal, mid-dilatasi, tidak ada refleks cahaya dan
akomodasi
3. Tonometri
17,3 mmHg. Seseorang dikatakan berisiko glaukoma bila TIO lebih dari
18
23 mmHg dan suspek glaukoma bila lebih dari 25 mmHg. 8
4. Gonioskop
dilakukan dengan mennyinari mata pasien dari samping dan melihat iris
pasien. jika sudut COA normal akan menunjukkan iris akan terkena sinar
sebagian iris saja yang terkena cahaya. Selain itu, pemeriksaan ini juga
19
5. Funduskopi
yang berarti terjadinya disc cupping atau ekskavasi diskus optikus. Pada
sentral dan perimetri goldman atau octopus digunakan untuk menilai visus
saraf. Adanya skotoma relatif atau absolut pada 300 sentral merupakan
7. Imaging segmen anterior dapat digunakan pada pasien yang tidak dapat
20
Selain itu, dapat pula dilakukan Ultrasound biomicroscopy yang
posterior dan badan siliaris lebih baik dibandingkan AS-OCT. Akan tetapi,
pemeriksaan ini tergantung pada operator dan memakan waktu lebih lama.
UBM merupakan modalitas imaging yang lebih baik dari AS-OCT untuk
badan siliaris. 4
iridotomi perifer4
perifer. 4
21
Gambar 14. Anatomi sudut BMD normal pada UBM.
AC: Anterior Chamber, C: cornea, CB: ciliary body, I: iris, L: lensa, LC: lens
capsule, S: sclera.4
Gambar 15. Perbandingan UBM, sudut terlihat hampir terbuka dalam cahaya
K. DIAGNOSIS
TIO, penurunan luas lapangan pandang dan ekskavasi dari diskus optikus.
Pasien dengan glaukoma kronik, umumnya datang dengan derajat lanjut dan
cenderung terlambat. Oleh karena itu, screening rutin pada orang dengan
22
resiko perlu dilakukan sebagai pencegahan glaukoma kronik. Pada pasien
glaukoma akut, pasien dapat berobat dengan cepat karena terdapat gejala dan
L. DIAGNOSIS BANDING
skleritis. Namun, pada umumnya glaukoma memiliki ciri khas khusus dimana
lainnya. 9,13
Pada uveitis, nyeri yang dirasa tidak sehebat glaukoma akut, selain itu
dibandingkan glaukoma akut. Selain itu, TIO pada iridosilklitis ummnya tidak
meningkat sehebat glaukoma, kornea mengkilat dan tidak terdapat edema serta
terdapat flare atau serbukan sel radang pada COA dan terdapat injeksi siliar
dalam. 9
Pada konjungtivitis akut, tidak terdapat nyeri atau nyeri ringan dan
namun tidak ada injeksi silier. Pupil normal, kornea jernih dan TIO umumnya
tidak meningkat. 9
letak infitratnya. Terdapat injeksi silier, pupil normal, BMD normal dan TIO
umumnya normal. 9
23
M. PENATALAKSANAAN
2. Mengontrol TIO
Kcl 0,5 gr 3 x 1
Terapi simptomatik
24
penatalaksanaan yaitu:
pencegahan dilakukan
yang dilakukan
25
1. Medika mentosa
glaukoma akut sudut tertutup dan terkadang digunakan pada pra an pasca
oral 1ml/kgBB dalam larutan 50% dicamour dengan air jeruk dingin. Bila
2 tetes tiap 15 menit selama beberapa jam, akan menciutkan pupil dan
26
kecuali jika sudah terjadi perlengketan permanen. Karbakol memiliki
pemberian miotika yaitu nyeri periorbita, dahi dan dalam mata yang
terancam lagi.4,7,9
IV yang disusul dengan 250 mg tablet tiap 4 jam sesudah keluhan mual
CAI oral dapat menurunkan TIO pada glaukoma sudut tertutup. Efek
tangan dan kaki, kulit gatal, merah dan dermatitis eksfoliasi. Dapat
27
untuk mengurangi reaksi inflamasi, dan bila perlu dapat diberikan
2. Non medikamentosa
pada glaukoma akut sudut tertutup. Tindakan bedah dilakukan jika TIO
a. Iridotomi laser16
sinar laser diarahkan pada jaringan yang akan diperbaiki. Bedah laser
Pada tindakan ini dibuat lubang kecil pada selaput iris perifer
b. Terapi bedah
trabekulotomi.8,9,14
28
1) Iridektomi perifer dilakukan pada glaukoma akut fase prodormal
dan pada stadium akut yang belum terjadi sinekia anterior perifer.
Iridektomi perifer ini biasanya dibuat pada sisi temporal atas. Pada
tindakan ini dibuat insisi kornea perifer. Pada tempat insisi ini iris
Melalui luka ini, iris dijepit dan ditarik keluar, lalu dipotong dan
29
3) Transfiksi dilakukan pada glaukoma akibat terdapatnya iris bombe
ruang subkonjungtiva.
30
7) Siklodialisis dilakukan dengan harapan cairan BMD masuk ke
episklera.16
rawat jalan dan tidak lebih dari 1 jam serta tanpa rasa sakit.
Pasca bedah pasien harus memakai penutup mata dan mata yang
dibedah tidak boleh terkena air. Untuk sementara pasien pasca bedah
dilakukan jika TIO yang tinggi mulai menurun. Bila dilakukan ketika
31
sangat tinggi sehingga lensa, iris dan pupil terdorong ke depan
N. PENCEGAHAN
faktor resiko yang dimiliki oleh pasien. pencegahan yang dapat dilakukan
screening rutin untuk orang yang memiliki faktor resiko. Selain itu, dapat juga
ke COA.7,8,9,14
obat simpatomimetik yang tidak diawasi dan aktivitas yang membebani mata
O. PROGNOSIS
kebutaan bila tidak ditangani dengan cepat an tepat. Bila pasien diberikan
penanganan yang tepat maka prognosisnya baik. Bila terjadi kelalaian dalam
32
DAFTAR PUSTAKA
Closure Glaucoma in Basic and Clinical Science Course, Section 10. Page :
122-126.
4. Gedde SJ, Chen PP, Muir KW, et al. Primary angle closure disease preferred
5. Shock JP, Harper RA, Vaughan D, Eva PR. 1996. Lensa, Glaukoma.
Elsevier Saunders.
33
10. Ilyas S, Maliangkay H, Taim HGB, Saman RR, Simarmata M, Widodo PS.
Glaukoma. Ilmu Penyakit Mata Untuk Dokter Umum Dan Mahasiswa Edisi
13. Ilyas S. Glaukoma. Dasar Teknik Pemeriksaan Dalam Ilmu Penyakit Mata
14. Ilyas S. Mata Merah Dengan Visus Menurun. Penuntun Ilmu Penyakit Mata
Indonesia; 2005; 6 : 91 – 4
16. Ilyas S. Kerusakan Saraf Mata Akibat Glaukoma. Glaukoma Tekanan Bola
34