Anda di halaman 1dari 28

SARI PUSTAKA

November 2015

ANATOMI DAN FISIOLOGI HUMOR AKUOUS

Oleh :

Olly Congga

Pembimbing :

dr. A. TENRISANNA DEVI, Sp.M(K), M.Si, MARS


Dr. dr. NORO WASPODO, Sp.M

KONSENTRASI PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS TERPADU


BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015
DAFTAR ISI

Pendahuluan .................................................................................................................. 1

Embriologi .................................................................................................................... 2

Anatomi Humor Akuous

Bilik Mata Depan (BMD) ..................................................................................... 4

Trabecular Meshwork ........................................................................................... 5

Kanalis Schlemm ................................................................................................... 7

Korpus Siliaris ....................................................................................................... 8

Produksi Humor Akuous .............................................................................................. 12

Regulasi Produksi Humor Akuous ............................................................................... 15

Komposisi Humor Akuous ........................................................................................... 16

Aliran Humor Akuous .................................................................................................. 20

Fungsi Humor Akuous .................................................................................................. 22

Penutup ......................................................................................................................... 25

Daftar Pustaka ............................................................................................................... 26


ANATOMI DAN FISIOLOGI HUMOR AKUOUS

PENDAHULUAN

Bola mata dibagi atas 3 kompartemen; bilik mata depan, bilik mata belakang dan

kavum vitreus. Bilik mata depan merupakan ruangan yang dibatasi oleh kornea di anterior

dan iris di posterior. Kedalamannya ± 3,15 mm dengan volume rata-rata 220 µL dan diisi

oleh humor akuous. Bilik mata belakang; ruangan yang lebih kecil, dibatasi oleh iris,

korpus siliaris, lensa dan permukaan depan vitreus, volumenya ± 60 µL, juga diisi oleh

humor akuous. Sedang kavum vitreus merupakan kompartemen bola mata yang paling

besar, mengisi 2/3 bagian bola mata dan diisi oleh cairan vitreus. 1,2,3

Gambar 1. Penampang struktur anterior bola mata di daerah bilik mata depan8

Humor akuous merupakan cairan jernih yang diproduksi oleh korpus siliaris dan

mengisi permukaan anterior bola mata, bilik mata depan dan bilik mata belakang yang

berperan penting dalam proses fisiologi mata manusia, terutama menyediakan medium

yang transparan dan tidak berwarna sehingga menjadi komponen yang penting dalam

sistem optik mata.5

Pada mata sehat, aliran humor akuous menghasilkan tekanan bola mata sekitar 15

mmHg yang penting dalam menjaga integritas struktur dan fungsi bola mata. Selain itu,

humor akuous juga berperan dalam menyediakan makanan (glukosa dan asam amino)

untuk mensupport fungsi jaringan segmen anterior seperti lensa, kornea dan trabecular

meshwork. Selain itu, humor akuous mengangkut sampah-sampah metabolik dari jaringan-

jaringan ini (asam laktat & asam piruvat) 1,6,7.

Humor akuous diproduksi oleh epitel tidak berpigmen prosessus siliaris.

Volumenya sekitar 250 µL dengan kecepatan produksi rata-rata 2-3 µL melalui 3 proses

fisiologis yaitu difusi, ultrafiltrasi dan sekresi aktif. Hasil produksinya akan dikeluarkan ke
1
bilik mata belakang. Setelah melalui bilik mata belakang, drainase humor akuous melalui 2

cara, yaitu: sebagian besar melalui pupil dan masuk ke bilik mata depan dan selanjutnya

menuju vena episklera melalui sudut bilik mata depan dan sebagian lagi diabsorbsi melalui

iris dan korpus siliaris.1,6,7

Kecepatan produksi humor akuous harus seimbang dengan kecepatan

drainasenya. Ketika ada hambatan dalam pengaliran humor akuous akan menyebabkan

peningkatan tekanan intraokuler yang akan menyebabkan kerusakan saraf optik. Kondisi

ini disebut glaukoma.1,2,3 Mekanisme peningkatan tekanan intraokuler pada glaukoma

adalah gangguan aliran keluar keluar humor akuous akibat kelainan sistem drainase sudut

kamera anterior (glaukoma sudut terbuka) atau gangguan akses humor akuous ke sistem

drainase (glaukoma sudut tertutup).6 Untuk mengetahui patogenesis glukoma, perlu kita

ketahui anatomi dan fisiologi humor akuous yang akan dibahas dalam sari pustaka ini.

EMBRIOLOGI

Perkembangan bola mata berasal dari tiga jaringan embrional: ektoderm

permukaan, krista neural, dan mesodermal. Ketiga jaringan ini akan mengalami proses

pertumbuhan dan differensiasi membentuk struktur bola mata yang kompleks. 8,9 Segmen

anterior bola mata dibentuk melalui invasi sel-sel mesenkim krista neuralis ke dalam ruang

diantara ektoderm permukaan (yang berkembang menjadi epitel kornea) dan vesikel lensa

(yang telah terpisah darinya). Invasi tersebut berlangsung dalam 3 tahap: yang pertama

bertugas membentuk endotel kornea, yang kedua membentuk stroma iris, dan yang ketiga

membentuk stroma kornea. Sudur bilik mata depan terbentuk dari kondensasi sisa

mesenkim di tepian anterior cawan optik.6

2
Gambar 2. Perkembangan bilik mata depan, I : membentuk endotel konea, II : membentuk iris dan
membran pupil, III : membentuk stroma kornea.1

Pembentukan sudut bilik mata depan:

a. pada bulan ke-3 masa gestasi resesus angularis berada di depan kanalis Schlemm dan

scleral spur telah terbentuk. Endotel kornea memanjang sampai di resesus angularis.

Epitel berpigmen dan sinus marginalis dari ektoderm optic cup berada di belakang

resesus angularis

b. pada bulan ke-4 masa gestasi, resesus angularis lebih masuk ke dalam dan sinus

marginalis bergerak ke depan. Resesus angularis lebih panjang dari endotel kornea.

Jaringan yang terbentuk di belakang kanalis Schlemm adalah scleral spur. Muskulus

dilator iris telah mencapai akar iris.10

Sudut bilik mata depan dibentuk pada bulan ke-3 dan ke-4 masa gestasi. Pada

bulan ke-5 masa gestasi berada setingkat dengan kanalis Schlemm dan pada waktu lahir,

kanalis Schlemm berada sejajar dengan scleral spur.2

Trabecular meshwork mulai berkembang pada bulan ke-3 sampai ke-4 masa

gestasi dari jaringan sel-sel mesenkim yang tidak berdifferensiasi dari krista neural. Pada

bulan ke-5 sampai bulan ke-7 masa gestasi, jaringan trabekular mengalami pertumbuhan

dan differensiasi progresif membentuk multipel lamel. Pada waktu lahir, akar iris berada di

posterior scleral spur.2,9

ANATOMI HUMOR AKUOUS

Struktur anatomi mata yang berhubungan dengan humor akuous adalah korpus

siliaris, sudut kamera okuli anterior dan sistem dari aliran humor akuous. Pada sistem

aliran humor akuous terdiri dari trabecular meshwork, kanalis Schlemm dan saluran

kolektor.1,2 Humor akuous diproduksi oleh epitel tidak berpigmen prosesus siliaris. Hasil

produksinya akan dikeluarkan ke bilik mata belakang. Setelah melalui bilik mata belakang,

3
drainase humor akuous melalui 2 cara, yaitu sebagian besar melalui pupil dan masuk bilik

mata depan dan selanjutnya menuju vena episklera melalui sudut bilik mata depan, dan

sebagian lagi diabsorbsi melalui iris dan korpus siliaris.1,6,7

A. SUDUT BILIK MATA DEPAN (BMD)

Bilik mata depan di anterior dibatasi oleh permukaan dalam kornea dan di

posterior oleh permukaan anterior lensa. Diameter bilik mata depan bervariasi antara 11.3

– 12.4 mm. Kedalamannya ± 3,15 mm dengan volume rata-rata 220 µL dan diisi oleh

humor akuous.1,2,3

Gambar 3. Struktur bilik mata depan potongan cross-sectional 7


Sudut bilik mata depan dibentuk oleh akar iris, bagian paling anterior dari korpus

siliaris, skleral spur, trabecular meshwork dan Schwalbe’s line.1,2,4

Gambar 4. struktur sudut bilik mata depan.


SL: Schwalbe’s line, TM: trabecular
meshwork, SS: scleral spur, C: kornea, I:
iris, IP: prosesus iris, SC: kanalis Schlemm,
CB: korpus siliaris5

4
Garis Schwalbe menandai berakhirnya endotel kornea. Jalinan trabekula

berbentuk segitiga pada potongan melintang, yang dasarnya mengarah ke korpus siliaris.

Garis ini tersusun dari lembar-lembar berlobang jaringan kolagen dan elastik yang

membentuk suatu filter dengan memperkecil ukuran pori ketika mendekati kanalis

Schlemm. Bagian dalam jalinan ini, yang menghadap kamera anterior, dikenal sebagai

jalinan uvea; bagian luar, yang berada di dekat kanalis Schlemm disebut jalinan

korneoskleral. Serat-serat longitudinal muskulus siliaris menyisip ke dalam jalinan

trabekula tersebut. Taji sklera merupakan penonjolan sklera ke arah dalam diantara korpus

siliaris dan kanalis Schlemm, tempat iris dan korpus siliare menempel. Saluran-saluran

eferen dari kanalis Schlemm (sekitar 300 saluran pengumpul dan 12 vena aquaeus)

berhubungan dengan vena episklera.6

B. TRABECULAR MESHWORK

Trabecular meshwork merupakan jaringan ikat yang berbentuk spons sirkular yang dilapisi

oleh trabekulosit. Sel-sel ini bersifat kontraktil yang berpengaruh terhadap resistensi

outflow humor akuous. Pada potongan melintang, jalinan ini berbentuk segitiga dengan

Schwalbe’s line sebagai apeks serta scleral spur dan korpus siliaris sebagai dasar. 11

Trabekula meshwork dibagi atas 3 lapisan :

1. Uveal meshwork

Merupakan bagian paling dalam dari trabekular meshwork, memanjang dari akar iris

dan badan siliar ke arah garis Schwalbe. Susunan anyaman trabekula dari uvea

memiliki ukuran lubang kira-kira 25 µm. Ruangan intertrabekular relatif besar dan

memberikan sedikit tahanan pada jalur humor akuous.

2. Korneoskleral meshwork

5
Merupakan bagian tengah dari trabekular meshwork, dan bagian yang terbesar.

Berasal dari ujung sklera sampai garis Schwalbe. Terdiri dari kepingan trabekula yang

berlubang elips yang lebih kecil dari uveal meshwork.

3. Juxtacanalicular (endothelial) meshwork.

Merupakan bagian paling luar dari trabekular meshwork, yang menghubungkan

korneoskleral meshwork dengan endothel dari dinding bagian dalam kanalis

Schlemmm. Bagian ini berperan besar pada tahanan normal aliran humor akuous.11

Gambar 5. Tiga lapisan trabecular meshwork: uveal, korneosklera, dan jukstakanalikular3,5

C. KANALIS SCHLEMM

Merupakan suatu saluran berbentuk sirkuler yang menyerupai pembuluh limfe.

Saluran ini merupakan saluran tunggal, mempunyai diameter ± 370 µl. Dindingnya

dibentuk oleh 1 lapis endotel tidak berfenestrasi dan jaringan ikat yang tipis. Sel-sel

endotel dihubungkan satu sama lain dengan dengan tight junction. Pada dinding kanal

bagian dalam biasanya ditemukan vesikel yang besar, yang disebut Giant Vacuole. Vesikel

ini dilapisi oleh satu lapis membran dimana ukuran dan jumlahnya meningkat seiring

dengan peningkatan tekanan intraokuler. Vesikel ini mempengaruhi aliran humor akuous.11

6
Saluran Kolektor

Merupakan pembuluh akuous intrasklera, jumlahnya 25-35 dan meninggalkan

kanalis Schlemm pada sudut lingkaran ke arah tepi kedalam vena episklera. Pembuluh

akuous intrasklera ini dibagi kedalam 2 sistem ; pembuluh terbesar berjalan sepanjang

intrasklera dan berakhir langsung kedalam vena episklera (sistem direk), dan beberapa

saluran kolektor membentuk pleksus intrasklera sebelum memasuki vena episklera (sistem

indirek)11

Gambar 6. Skematik kanalis Schlemm dan hubungannya dengan pembuluh darah.3


D. KORPUS SILIARIS

Korpus siliaris merupakan bagian uvea yang berbentuk segitiga pada potongan

melintang dan mengandung muskulus, jaringan vaskuler dan epitel. Apeksnya berada di

posterior, berbatasan langsung dengan ora serata. Bagian basalnya berbatasan dengan akar

iris.Lebar korpus siliaris 6-7 mm dan dibagi atas 2 bagian yaitu pars plana dan pars

plikata.11,13

Pars plana lebarnya ± 4 mm, meluas dari ora serata sampai prosesus siliaris dan

terdiri dari stroma yang relatif avaskuler dan dibatasi oleh 2 lapisan sel epitel; epitel

berpigmen dan epitel tidak berpigmen. Pars plana korpus siliaris memiliki permukaan yang

7
lebih halus; di lapisan bawah terdapat lapisan stroma yang tipis dan serat otot siliaris

longitudinal yang berakhir di ora serata.2,9,13

Pars plikata kaya akan vaskularisasi dan mengandung ± 70 prosesus siliaris yang

memperluas permukaan korpus siliaris. Prosesus siliaris merupakan tempat humor akuous

dibentuk dan diatur sekresinya.2,9,13

Processus siliaris ukurannya panjang ± 2 mm, lebar ± 0.5 mm, dan tingginya ±

0.9 mm dan terutama terbentuk dari kapiler-kapiler dan vena yang bermuara ke vena-vena

vorteks. Kapiler-kapilernya besar dan berlobang-lobang sehingga membocorkan fluorosein

yang disuntikkan secara intravena. Prosesus siliaris dan epitel siliaris pembungkusnya

berfungsi sebagai pembentuk humor akuous.6

Setiap prosesus siliaris mengandung pleksus kapiler yang disuplai oleh arteriol

anterior dan posterior yang berasal dari arteri sirkulus mayor. Sedangkan drainase setiap

pleksus dilakukan oleh 1 atau 2 venula besar yang berada pada bagian depan tepi prosessus

siliaris. Tonus sfingter otot polos arteriol mempengaruhi tekanan hidrostatik kapiler dan

aliran darah ke pleksus kapiler yang selanjutnya berpengaruh langsung terhadap drainase

ke vena koroid. 11,13

Muskulus Siliaris

Bagian terluar dari korpus siliaris adalah muskulus siliaris yang terbagi atas 3

kelompok serat otot; serat longitudinal pada bagian terluar, serat radial pada bagian tengah

dan serat sirkuler pada bagian dalam.1,3,5

8
Gambar 7. Muskulus siliaris.1

Serat longitudinal berinsersi pada scleral spur dan sebagian lagi berinsersi pada

jaringan trabekular. Serat otot ini berjalan ke posterior dan masuk ke dalam lamina

suprakoroid. Kontraksi dari serat otot ini menyebabkan tertariknya scleral spur sehingga

terjadi pembukaan ruang jaringan trabekula dan kanalis Schlemm yang akan meningkatkan

outflow dari humor akuous.1,9

Serat sirkuler terletak pada bagian dalam dan anterior korpus siliaris. Berjalan

paralel dengan limbus dan lebih banyak berperan dalam kontraksi dan relaksasi zonula

zinnii pada proses akomodasi. Serat radial yang berada di tengah menghubungkan serat

sirkuler dan longitudinal.1,9

Innervasi utama yang mempersarafi muskulus siliaris adalah saraf parasimpatis

dari nervus okulomotoris melalui nervus siliaris brevis. Sedangkan saraf simpatis juga

mempersarafi muskulus siliaris yang berperan dalam merelaksasi otot.9

Vaskularisasi Korpus Siliaris

Vaskularisasi korpus siliaris terutama berasal dari arteri siliaris anterior dan arteri

siliaris posterior longus, cabang dari arteri oftalmika dengan beberapa cabang-cabangnya

yang beranastomose membentuk sirkukus arterial mayor (MAC).12

9
Drainase korpus siliaris melalui venula-venula yang mengalir masuk ke vena-

vena koroid dan pars plana yang selanjutnya masuk melalui sistem vortex, sebagian lagi

terjadi melalui pleksus vena intraskleral dan vena epikleral di daerah linbus.1,9,12

Suplai darah ke korpus siliaris sangat tinggi, yaitu ± 154 µL/ menit sedang

kecepatan rata-rata pembentukan humor akuous ± 2 – 4 µL/menit. Dengan demikian

produksi HA hanya menggunakan ± 4-8 % dari volume plasma yang masuk ke prosesus

siliaris.13

Gambar 8. Vaskularisasi korpus siliaris. ACA : arteri siliaris anterior, LPCA : arteri siliaris posterior
longus, MAC : sirkulus arterial mayor, LCM : serat longitudinal muskulus siliaris, radier, dan sirkuler
(CCM), CE : epitel korpus siliaris 3,4

10
Epitel Prosesus Siliaris

Secara histologis, setiap prosesus mengandung inti fibrovaskuler dan 2 lapis

epitel: epitel tidak berpigmen dan epitel berpigmen. Pembentukan humor akuous dimulai

dengan tahap ultrafiltrasi plasma melalui kapiler endotel, diikuti dengan sekresi aktif oleh

epitel siliaris ke bilik mata belakang.1,13

Gambar 9. Epitel siliaris berpigmen dan tidak berpigmen.5

Lapisan epitel tidak berpigmen, berbatasan langsung dengan bilik mata belakang

sedang epitel berpigmen berbatasan dengan stroma korpus siliaris. Epitel siliaris tidak

berpigmen melanjutkan diri ke anterior sebagai epitel pigmen dari iris dan ke posterior

sebagai lapisan neursensori retina. Sedangkan epitel berpigmen melanjutkan diri ke

anterior sebagai lapisan myoepitel anterior iris dan ke posterior melanjutkan diri sebagai

epitel pigmen retina.1,9

Sel-sel epitel berpigmen relatif seragam dengan bentuk kuboid, nukleus yang

besar, mitokondria dan, retikulum endoplasma yang luas dan bayak melanosom. Sel epitel

nonpigmen cenderung kuboid pada pars plana dan kolumner pada pars plikata.. Sel-sel

epitel berpigmen banyak mengandung melanosom dan sejumlah mitokondria, retikulum

endoplasma dan apparatus golgi. Sedangkan epitel tidak berpigmen tidak memiliki
11
melanin tetapi banyak mengandung mitokondria, kaya akan retikulum endoplasma dan

disuplai oleh sejumlah jaringan kapiler yang mendukung aktivitas metabolik yang tinggi

dari sel ini.1,13

Pada celah interselular dekat tepi apikal epitel tidak berpigmen terdapat tight

junction (zonula ocludens) yang berfungsi sebagai blood aquous barrier yang selektif yang

mencegah terjadinya difusi bebas makromolekul ke bilik mata posterior namun

memungkinkan untuk difusi cairan dan mikromolekul. Tight junction juga berfungsi

memelihara gradient osmotik pada epitel siliaris yang penting untuk terjadinya transport

aktif pada pembentukan humor akuous.1,9

PRODUKSI HUMOR AKUOUS

Pembentukan humor akuous merupakan proses biologis yang dilakukan oleh

posessus siliaris. Humor akuous dibentuk dari plasma yang berasal dari pleksus kapiler

pada prosessus siliaris. Sel-sel epitel tidak berpigmen pada prosessus siliaris merupakan

tempat pembentukan humor akuous. Prosessus siliaris mempunyai permukaan yang luas

untuk sekresi humor akuous. Kecepatan rata-rata pembentukannya sekitar 2-6µL/menit

dan total volume bilik mata depan dan belakang sekitar 0,2-0,4 mL, dan sekitar 1-2 %

humor akuous terganti setiap menit.7,11

Pembentukan dan sekresi humor akuous ke bilik mata posterior merupakan hasil

kombinasi dari 3 mekanisme, yaitu :

1. Ultrafiltrasi

Pada proses ultrafiltrasi terjadi perpindahan air dan zat-zat yang terlarut dalam air

melalui membran sel yang bersifat semi-permiabel. Kecepatan rata-rata ultrafiltrasi

dipengaruhi oleh level tekanan darah pada kapiler siliaris, tekanan onkotik plasma dan

besarnya tekanan cairan interstitial. Proses ultrafiltrasi cairan dari plasma ke bilik
12
mata belakang bertanggung jawab atas 70-80 %terhadap produksi humor akuous jika

terjadi gangguan pada proses transport aktif.1,2,13

Tekanan hidrostatik dan tekanan osmotik kapiler epitel siliaris mendorong

terjadinya reabsorbsi humor akuous ke dalam prosessus siliaris. Perbedaan konsentrasi

protein ekstravaskuler menyebabkan tekanan onkotik lebih tinggi (± 14 mmHg) pada

stroma korpus siliaris,sehingga cairan berpindah dari intravaskuler yang memiliki

tekanan onkotik lebih rendah. Tekanan hidrostatik kapiler lebih dari 29 mmHg

mengakibatkan terjadinya proses ultrafiltrasi. Sedang tekanan hidrostatik pada

prosessus siliaris sekitar 27-32 mmHg.2,6

Gambar 10. skematik proses ultrafiiltrasi pada pembentukan humor akuous.6

2. Sekresi atau transpor aktif

Merupakan proses metabolisme aktif yang menyebabkan pergerakan zat-zat

terlarut melewati membran sel. Dalam keadaan normal,sekresi aktif berperan

sebanyak 80-90% dari pembentukan humor akuous dan tidak tergantung pada

besarnya tekanan intraokuler. Sebagian besar sekresi aktif terjadi pada epitel siliaris

tidak berpigmen. Kecepatan rata-rata pembentukan akuous tergantung pada kecepatan

transport aktif zat terlarut melalui epitel siliaris.

13
Sekresi aktif menggunakan energi dari hidrolisis ATP agar dapat melawan

perbedaan konsentrasi sehingga bisa mensekresi substrat yang ukurannya besar dan

membutuhkan energi aktif untuk melewati membran sel. Identifikasi ion-ion yang

terlibat belum diketahui secara tepat, namun dapt dipastikan bahwa natrium, klorida

dan bikarbonat terlibat dalam proses ini.1,2,11,13

Sistem enzin NaK-ATP ase dan glikolitik yang terdapat pada epitel tidah

berpigmen juga terlibat pada sekresi aktif. Biasanya Na+ mengalami transport aktif

yang kemudian diikuti dengan transport Cl- dan HCO3- untuk memelihara

keseimbangan elektron. Transport aktif menurun pada keadaan hipoksia, hipotermia

dan adanya inhibitor aktif metabolism. Adanya hambatan pada kerja enzim NaK-

ATPase akan mengakibatkan penurunan produksi HA mencapai 70-80%.3,4,6

Selain enzim NaK-ATPase ditemukan juga enzim Carbonic anhidrase (CA) pada

membran sel dan sitoplasma epitel pigmen dan non-pigmen prosessus siliaris. Enzim
Ca
ini akan mengkatalisasi reaksi : CO2 + H2O ↔ H2CO3

Adanya hambatan terhadap enzim ini akan menurunkan kadar ion bikarbonat

dalam HA sekaligus menghambat transport aktif Na+ melalui epitel non pigmen

sehingga dapat mengurangi produksi HA.5,13

3. Difusi sederhana

Merupakan pergerakan pasif ion-ion atau zat terlarut melewati membran dari

daerah yang konsentrasinya lebih tinggi ke daerah yang konsentrasinya lebih rendah

tersebut. Zat-zat yang terlarut dalam lemak dengan mudah menembus membran sel

dengan cara difusi. Ultrafiltrasi meningkat akibat adanya tekanan hidrostatik yang

menyebabkan pengaliran zat-zat melalui membran.1,2 Walaupun ketiga proses tersebut

di atas berperan serta dalam pembentukan humor akuous, namun kontribusi terbesar

berasal dari transport aktif zat diikuti oleh aliran osmotik air ke bilik mata belakang.2
14
Gambar 11. Skematik mekanisme transpor aktif dan difusi sederhana pembentukan humor akuous. 6

REGULASI PRODUKSI HUMOR AKUOUS

Tekanan intaokuler sangat dipengaruhi oleh rata-rata kecepatan produksi humor

akuous. Epitel siliaris mengandung kompleks reseptor enzim (adenilat siklase) yang

kolamin pada merespon pembentukan siklik AMP (cAMP), second messenger di

intraseluler. Stimulasi pada komplek enzim ini dapat menurunkan kecepatan produksi

humor akuous. Adenilat siklase diaktivasi oleh katekolamin, hormon glikoprotein, flurida

organik dan lain-lain.2

Produksi cAMP oleh adenilat siklase berperan penting dalam jalur akhir pada

regulasi tekanan intraokuler yang kemungkinan diatur oleh sejumlah hormon,

neurohormonal dan obat-obatan farmakologik.2

Pada mata yang sehat, kecepatan rata-rata pembentukan humor akuous 2.75

µL/menit. Penurunannya hanya berkisar 30% seumur hidup dan jumlahnya sama antara

laki-laki dan perempuan. Dalam sehari, produksi humor akuous yang paling rendah terjadi

pada malam hari ; sekitar 1,2 µL/menit, sedang pada pagi hari prodiksinya meningkat lebih

dari 2 kali lipat yaitu sekitar 3 µL/menit. Kemungkinan hal ini terjadi akibat penurunan

stimulasi oleh sirkulasi katekolamin pada epitel siliar.1,13

15
KOMPOSISI HUMOR AKUOUS

Komposisi cairan dan elektrolit dalam humor akuous mirip dengan komposisi

plasma. Komposisi humor akuous tidak hanya tergantung pada produksi alami, tetapi juga

pada perubahan metabolik yang terjadi pada jaringan sekitar, khususnya perubahan difusi

melalui iris.2,7,9,13

Ada 2 hal yang membedakan humor akuous dengan plasma, yaitu :

1. jumlah askorbat yang berlebih (15-20 kali lebih besar dibanding plasma)

2. jumlah protein lebih rendah (200 kali lebih kecil dibanding plasma) 2,7,9,13
Tabel 1. Konsentrasi elektrolit pada humor akuous7

Akuous Akuous
Substance Plasma
Anterior Posterior
Sodium/Na (µmol/ml) 146 143,5 146

Potassium/Ka (µmol/ml) 5,25 5,4 5,50

Ca 2+(µmol/ml) 1,70 1,76 2,60

Mg 2+(µmol/ml) 0,8 0,78 1,00

Cl - (µmol/ml) 109,5 109,00 108,00

HCO3 – (µmol/ml) 33,6 34,1 27,4

Oksigen (mmHg) 55 --- 100-150

Ion hidrogen (mmHg) 7,60 7,57 7,40

Fosfat (µmol/ml) 0,62 0,57 1,11

Berikut ini adalah sifat-sifat fisik dari humor akuous :

pH : 7,1 – 7,3 (alkalin)

Gaya gravitasi : 1,002 – 1,004

Viskositas : 1,029

Indeks refraksi : 1,34

Komposisi air : 98,69 %

16
Solid : 1,31 % 2
Tabel 2. Kadar zat-zat organik dalam humor akuous7

Substansi Humor Akuous Plasma

Askorbat ((µmol/ml) 0,96 0,02

Citrat (µmol/ml) 0,38 – 0,48 -

Glukosa (µmol/ml) 4,9 – 6,9 5,9 – 8,30

Laktat (µmol/ml) 7,40 4,30

Kreatinin (µmol/ml) 0,18 0,18

Piruvat (µmol/ml) 0,66 0,22

Hialuronat (µmol/ml) 4,0 4,1

Protein (mg/100 ml) 13,5 -

Urea (µmol/ml) 6,3 7,3

Berikut ini adalah zat-zat yang terkandung dalam humor akuous, yaitu:

1. Ion inorganik

Konsentrasi kalium, natrium dan magnesium pada akuous hampir sama dengan

plasma, hanya kadar kalsiumnya setengah dari kadar kalsium plasma. Ada 2 anion

utama dalam akuous yaitu klorida dan bikarbonat. Fosfat juga ditemukan pada akuous

dengan perbandingan akuous : plasma = 0,5. Besi, tembaga dan zinc juga ditemukan

pada humor akuous dengan konsentrasi ± 1 mg/ml.9

2. Anion organik

Laktat merupakan anion organik yang terbanyak dalam humor akuous dengan

konsentrasi yang selalu lebih tinggi dibandingkan plasma. Asam askorbat dalam

dalam humor akuous konsentrasinya 10 – 15 kali lebih banyak dibandingkan plasma ;

berkisar antara 0,6 – 1,5 µmol/ml. Perannya sebagai antioksidan yang penting baik

dalam humor akuous maupun bagi struktur lain pada segmen anterior. Asam askorbat

17
secara aktif ditransportasikan oleh sel epitel dari stroma ke bilik mata posterior

melalui sebuah Na+ dependent L-ascorbic acid transporter.9

3. Karbohidrat

Konsentrasi glukosa dalam humor akuous sekitar 70% dari konsentrasi glukosa

dalam plasma, dimana konsentrasi ini meningkat pada penderita diabetes. Glukosa

masuk ke dalam plasma melalui proses difusi sederhana dari plasma. Transport

glukosa melalui korpus siliaris meningkat seiring dengan peningkatan permeabilitas

epitel siliaris sepeti yang ditemukan pada penderita diabetik. 2,9

4. Glutation dan urea

Glutation merupakan tripeptida penting yang ditemukan di humor akuos.

Kadarnya 1-10 µmol/ml. Selain glutation berasal dari difusi darah atau melalui

transport aktif melalui epitel siliaris, kemungkinan juga berasal dari pelepasan

glutation dari lensa dan kornea. Konsentrasi urea dalam akuous berkisar antara 80-

90% dari konsentrasinya dalam plasma. Senyawa ini didistribusikan secara aktif

melalui sistem membran biologik disekitarnya.9

5. Protein

Protein plasma masuk ke dalam akuous kemungkinan melalui akar iris, karena

adanya blood-akuous barrier pada epitel siliaris tidak berpigmen yang menghambat

difusi protein plasma ke bilik mata belakang. Pada manusia, normalnya akuous

mengandung sekitar 0,02 g/100 ml protein, sedangkan protein plasma berkisar 7 g/100

ml. Jenis protein plasma yang paling banyak ditemukan dalam akuous adalah albumin

dan transferin.9

6. Growth Modulatory Factor

Sifat-sifat fisik dan kimia humor akuous berperan penting dalam pengaturan

proliferasi, diferensiasi, fungsi viabilitas dan penyembuhan luka jaringan okuler. Sifat
18
ini sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang memacu pertimbuhan dan differensiasi

yang ditemukan pada humor akuous, seperti di bawah ini :


-
Transforming Growth Factor 1 dan 2 (TGF-1 dan -2)

-
Acidic and Basic Fibroblast Growth Factor (aFGF dan bFGF)

-
Insulin - Like Growth Factor (IGF-I)

-
Insulin - Like Growth Factor Binding Protein (IGFBPs)

-
Vasculer Endothelial Growth Factor (VEGF)

-
Transferin 2,9

7. Oksigen dan Karbondioksida

Tekanan parsial oksigen dalam humor akuous berkisar 55 mmHg ; sepertiga dari

kadar oksigen di atmosfer. Berasal dari pembuluh darah di korpus siliaris dan iris.

Endotel kornea sangat bergantung pada oksigen akuous untuk mekanisme transport

aktif dalam memelihara transparansi kornea. Lensa dan endotel pada jaringan

trabekula juga mendapat suplai oksigen dari humor akuous.9

Kadar karbondioksida dalam humor akuous berkisar antara 40-60 mmHg dan

mengandung sekitar 3% dari total bikarbonat. Kadar CO2 dan HCO3- menentukan

derajat pH humor akuous yang berkisar antara 7,5 – 7,6. Karbondioksida dalam humor

akuous berkurang secara bertahap melalui proses difusi melewati kornea ke dalam tear

film dan udara.9

Blood Aqueous Barrier

Blood aqueous barrier terdiri dari seluruh pertahanan yang ada dari produksi,

regulasi, hingga aliran substansi dari plasma menuju humor akuous. Sebagai contoh,

pertahanan yang ada di korpus siliaris adalah endotel vaskular, membrana basalis, stroma,

dan epitel berpigmen dan tidak berpigmen. Meskipun semua struktur berperan dalam
19
blood aqueous barrier, zonula okluden (tight junction) yang menghubungkan bagian

apikal sel epitel tidak berpigmen di prosesus siliaris sering dijadikan sebagai letak

pertahanan yang sebenarnya. Junction ini tidak seketat seperti namanya karena masih ada

ion dan air yang bisa melewatinya. Blood aqueous barrier berperan dalam

mempertahankan perbedaan kadar komposisi kimia antara plasma dan humor akuous.4,5

Banyak stimulus endogen dan eksogen yang meningkatkan permeabilitas epitel

dan endotel vaskular, sehingga meningkatkan konsentrasi protein di humor akuous.

Penyakit, obat-obatan, trauma dapat menginduksi kerusakan di blood aqueous barrier.

Ketika terjadi kerusakan, cairan kaya protein akan terkumpul di antara sel-sel epitel di

korpus siliaris, terjadi peningkatan komponen plasma yang memasuki humor akuous.

Proses inflamasi yang terjadi selama kerusakan berlangsung akan mereduksi sekresi aktif

humor akuous melalui mekanisme transpor aktif. Pengurangan sekresi humor akuous pada

akhirnya akan menurunkan tekanan intraokular. Prostaglandin yang dihasilkan turut

menyebabkan hipotoni dengan meningkatkan alira humor akuous uveosklera.4,5

Tabel 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi blood aqueous barrier4

ALIRAN HUMOR AKUOUS

20
Aliran humor akuous terjadi melalui 2 mekanisme utama, yaitu : aliran trabecular

meshwork dan aliran uveoskleral. Nilai rerata outflow adalah 0,22–0,30 µL/menit/mmHg.

Aliran humor akuous menurun sesuai dengan peningkatan umur dan dipengaruhi juga oleh

faktor bedah, trauma, obat-obatan dan endokrin. Ada 2 jalur yang dilewati akuous keluar

dari bola mata, yaitu: aliran jaringan trabekula (conventional outflow) yang merujuk pada

pressure dependent outflow dan aliran uveoskleral yang merujuk pada pressure

independent outflow.2,3

1. Aliran Trabecular Meshwork

Jalur ini disebut juga jalur konvensional. Sebagian besar humor akuous melewati

jalur ini; sekitar 80% dari total aliran HA. Jalur ini meliputi jaringan trabekuler –

kanalis Schlemm – Sistem vena. Aliran ini melalui pori-pori kecil pada jaringan

trbekula, selanjutnya akan masuk ke kanalis Schlemm, kemudian ke kolektor channel

dan selanjutnya akan masuk ke vena-vena episkleral. Trabekular meshwork berfungsi

sebagai katub 1 arah, sehingga memungkinkan akuous dialirkan keluar bola mata

tanpa adanya aliran balik.2,11,13

Gambar 12. aliran humor akuous melewati jalur konvensional.4

21
2. Aliran uveoskleral

Jalur ini disebut juga jalur nontrabekular. Persentasi humor akuous yang mengalir

melalui jalur ini hanya sekitar 10-15% pada orang dewasa, sedang pada anak-anak

sekitar 40-50%. Mekanismenya bervariasi, yang dominan adalah aliran humor akuous

di bilik mata depan masuk ke muskulus siliaris dan selanjutnya memasuki ruang

suprasiliaris dan suprakoroid, yang akan didrainase oleh sirkulasi vena pada korpus

siliaris, koroid dan sklera.

Pada jalur ini, akuous merembes melalui permukaan korpus siliaris. Akuous

disaring kembali oleh korpus siliaris dan koroid yang sebagian akan diabsorbsi oleh

pembuluh darah dan sebagian lagi melalui pori-pori yang terdapat pada sklera untuk

selanjutnya akan masuk ke jaringan orbita.2,11,13

Aliran melalui jalur ini dapat meningkat dengan pemberian sikloplegik, epinefrin,

prostaglandin analog dan beberapa prosedur operasi seperti siklodialisis serta dapat

menurun dengan pemberian miotik.13

Gambar 13. sirkulasi dan drainase humor akuous melewati aliran trabekulokanalikular dan
uveoskleral.5

22
Pada glaukoma, mekanisme terjadinya glaukoma dapat dijelaskan melalui dua

teori, yaitu teori mekanikal dan teori vaskular. Teori mekanikal mengatakan glaukoma

terjadi sebagai akibat peningkatan tekanan intraokular (TIO) sehingga menyebabkan saraf

optik mengalami penekanan dan kerusakan. Peningkatan TIO disebabkan oleh gangguan

aliran ke luar humor akuous akibat kelainan dari sistem drainase sudut BMD (glaukoma

sudut terbuka) maupun gangguan akses humor akuous ke sistem drainase (glaukoma sudut

tertutup. Teori vaskular mengemukakan bahwa glaukoma terjadi sebagai akibat penurunan

tekanan perfusi okular (OPP) sehingga aliran darah okular menurun yang berujung pada

kerusakan iskemik sel ganglion retina meskipun TIO normal atau rendah.11-12

Disfungsi endotel akan mengeluarkan endotelin 1 (ET-1) dan nitrit oksida (NO).

ET-1 berperan sebagai vasokonstriktor dan peningkatan permeabilitas vaskular yang dapat

mengakibatkan perdarahan retina, dan biasanya ditemukan pada kasus normotension

glaucoma. ET-1 juga meningkatkan pengeluaran prostaglandin E2 (PGE2) yang dapat

menurunkan kompleks tight junction endothelial. ET-1 menyebabkan stres iskemik dengan

menginduksi vasokonstriksi dan mengubah akitivitas pompa Na+/K+ bergantung ATP. NO

berperan dalam vasodilatasi, kontraktilitas, neurotransmisi, neurotoksisitas, dan inflamasi.

NO juga berperan terhadap keseimbangan tonus pembuluh darah dan memodulasi pompa

natrium selular sehingga meningkatkan produksi glutamat dan messenger intraselular yang

lain dan menyebabkan perubahan berkepanjangan aktivitas pompa Na+/K+ bergantung

ATP yang merupakan mekanisme yang terlibat dalam terjadi glaukoma.11-13

FUNGSI HUMOR AKUOUS

Humor akuous sangat penting dalam proses fisiologi mata. Berikut ini beberapa

fungsi dari humor akuous, yaitu :

23
1. Memberi suplai nutrisi (seperti glukosa, oksigen, dan asam amino) untuk jaringan

avaskuler di segmen anterior bola mata seperti lensa, kornea, dan jaringan trabekular.

2. Membuang sisa metabolisme (seperti asam laktat,karbondioksida, dan asam piruvat)

yang dihasilkan oleh lensa, kornea, dan jaringan trabekuler keluar dari bola mata .

3. Mempertahankan tekanan intraokuler bola mata.

4. Membantu mempertahankan integritas struktur bola mata.

5. Berperan sebagai media refrakta yang mentransmisikan cahaya melalui jalur visual

6. Menfasilitasi respon imun seluler dan humoral terutama saat terjadi infamasi dan

infeksi.

7. Berperan dalam transpor askorbat di segmen anterior agar dapat berfungsi sebagai

antioksidan yang melindungi dari efek sinar ultraviolet.3,9,12

24
PENUTUP

 Humor akuous (HA) merupakan cairan jernih yang mengisi bilik mata depan (BMD)

dan bilik mata belakang (BMB) yang berasal dari plasma dan diproduksi pada korpus

siliaris.

 HA berperan penting dalam proses fisiologi mata manusia terutama dalam menjaga

integritas struktur dan fungsi bola mata. Selain itu, humor akuous juga berperan dalam

memberi nutrisi pada struktur mata yang avaskular seperti lensa, kornea, dan jaringan

trabekular dan sebagai media refrakta yang mentransmisikan cahaya melalui jalur

visual.

 Drainase humor akuous melalui dua jalur yaitu jalur trabekula dan jalur uveaskleral.

Sebagian besar HA (80 %) didrainase melalui jalur trabekula.

 Kecepatan produksi dan drainase HA keluar dari bola mata harus seimbang agar dapat

mempertahankan tekanan intraokuler yang normal.

25
DAFTAR PUSTAKA

1. American Academy of Ophthalmology. Basic and Clinical Science Course: Sec 2:


Fundamentals and Principles of Ophthalmology. San Fransisco, 2014-2015. p. 229-
40, 305-41.
2. American Academy of Ophthalmology. Basic and Clinical Science Course: Sec 10:
Glaucoma. San Fransisco, 2014-2015. p. 13-26.
3. Allinghamm RR, Damji KF, Freedman S., et al. Shields’ Textbook of Glaucoma, 6th
ed. USA; Lippincott Williams & Wilkins; 2011. Sec 1: 1-28.
4. Levin LA, Nilsson SFE, et al. Adler’s Physiology of The Eye, 11th ed. China; Saunders
Elsevier; 2011. Chap. 11: 274-99.
5. Stamper RL, Lieberman MF, Drake MV. Becker-Shaffer’s Diagnosis and Therapy of
the Glaucomas, 8th ed. China; Mosby Elsevier; 2009. Chap 2-3: 8-42.
6. Azuara-Blanco A, Costa VP, and Wilson RP. Handbook of Glaucoma. UK; Martin
Dunitz; 2002. Sec 1: 4-14.
7. Riordan-Eva P. and Whitcher JP. Vaughan dan Asbury’s General Ophthalmology, 17th
ed. McGraw-Hill; 2007. Chap. 11.
8. Khurana AK. Comprehensive Ophtalmology, 4th ed. New Age International; 2007. p.
135-6,205-41.
9. Levin LA, Albert DM. Ocular Disease: Mechanisms and Management. USA;
Saunders Elsevier; 2010. Chap.19,22,25,29.
10. Sihota R, Tandon R. Parson’s Diseases of the Eye, 21st ed. USA; Elsevier; 2011.
p.280-300.
11. Kalua K. Hubungan antara Glaukoma dengan Diabetes Mellitus dan Hipertensi.
Perpustakaan UNS [Internet]. 2014 Dec [cited 2015 Nov 23]. Available from:
https://eprints.uns.ac.id/18227/3/11.BAB_II_LANDASAN_TEORI.pdf
12. Atas M, Arifoglu HB, Hashas ASK et al. Reseacrh article: Systemic Endothelial
Function in Primary Open Angle Glaucoma. J Ophth Hindawi [Internet]. 2014 Jun
[cited 2015 Nov 23];2014:[about 4 pp.] Available from:
http://www.hindawi.com/journals/joph/2014/529082/
13. Alexandrescu C, Dascalu AM, Mitulescu C et al. Evidence-based Pathophysiology of
Glaucoma. J Clin Med [Internet]. 2010 [cited 2015 Nov 23];5(3):207-13. Available
from: http://www.researchgate.net/publication/51697204_Evidence-
based_pathophysiology_of_glaucoma

26

Anda mungkin juga menyukai