Anda di halaman 1dari 3

Peraturan Pemerintah Tentang Tabung

Pemadam Kebakaran
Hal-hal terkait tabung pemadam kebakaran diatur oleh pemerintah
melalui Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia
No:4/MEN/1980. Peraturan APAR tersebut membahas tentang syarat-syarat
pemasangan dan pemeliharaan alat pemadam api ringan (APAR).

Salah satu hal yang dibahas dalam peraturan tersebut adalah


mengenai pemasangan tabung APAR. Pemasangan alat pemadam kebakaran
harus dilakukan sesuai standar untuk memenuhi syarat keselamatan kerja.
Berdasarkan peraturan tersebut, syarat pemasangan APAR antara lain sebagai
berikut:

 APAR harus diletakkan pada posisi yang mudah dilihat secara jelas
 Tabung APAR harus mudah dicapai dan diambil
 Penempatan tabung APAR harus disertai dengan pemberian tanda APAR 
 Tinggi pemberian tanda pemasangan APAR adalahi 125 cm dari lantai dan tepat di atas
APAR yang bersangkutan
 Pemasangan APAR harus sesuai dengan jenis serta penggolongan kebakaran
 Jarak APAR yang satu dengan lainnya tidak boleh lebih dari 15 meter
 Tabung APAR sebaiknya berwarna merah

Standar Nasional Indonesia (SNI) Terkait Alat


Pemadam Api Ringan (APAR)
Penyediaan APAR dalam suatu tempat kerja adalah untuk menjaga
kesiapsiagaan dalam memadamkan api pada awal kebakaran. Dengan
menggunakan APAR, maka kerugian lebih besar akibat kebakaran bisa dicegah. 

Setiap APAR harus terjamin kemampuannya dalam memadamkan api. Oleh


karena itu, setiap APAR wajib diadakan pengujian atau penilaian untuk
mengetahui bagaimana kemampuan pemadamnya. 

Pengujian alat pemadam api ringan tersebut diatur melalui standar yang telah
ditetapkan di Indonesia, yaitu Standar Nasional Indonesia (SNI). Peraturan SNI
tentang alat pemadam api ringan (APAR) antara lain sebagai berikut:
 SNI 03-3987-1995: Tata Cara Perencanaan, Pemasangan Pemadam Api Ringan untuk
Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung Rumah dan Gedung.
 SNI 03-3988-1995: Pengujian Kemampuan Pemadaman dan Penilaian Alat Pemadam Api
Ringan.
 SNI 19-0180-1987: Tabung Pemadam Api Portable dari Baja Karbon Rendah.
Setiap tabung APAR yang digunakan oleh masyarakat harus memenuhi semua
standar SNI tersebut. Tabung APAR yang sudah sesuai dengan peraturan standar
SNI pastinya akan lebih aman digunakan. Selain itu, alat pemadam api tersebut
juga akan bekerja lebih efektif untuk memadamkan kebakaran.

Klasifikasi Kelas Kebakaran di Indonesia Ada


Empat
Klasifikasi kelas kebakaran merupakan sebuah pengelompokan yang bertujuan
mengidentifikasi kebakaran berdasarkan bahan atau zat pemicunya. Dengan
pemicu kebakaran yang berbeda, maka penanganannya pun juga berbeda. Oleh
sebab itu, dengan memahami kelas kebakaran, kita bisa memilih dengan tepat
proteksi kebakaran yang harus kita persiapkan.
Di Indonesia kita memiliki 4 tipe kelas kebakaran sebagai acuan untuk
mengidentifikasi juga menganalisa risiko kebakaran dan memilih proteksi
kebakaran:
 Kelas Kebakaran A
Klasifikasi kelas kebakaran A adalah kebakaran yang memakai benda padat mudah
terbakar, seperti kertas, kayu, plastik dan sebagainya. Ciri dari kelas kebakaran A adalah
meninggalkan residu setelah kebakaran berupa abu. Area yang berpotensi mengalami
kebakaran jenis ini adalah: showroom furniture, pabrik kayu, pabrik kain dan sektor-
sektor industri serupa.
 Kelas Kebakaran B
Kelas B menggunakan bahan bakar yang berasal dari benda cair mudah terbakar. Ada dua
jenis benda cair mudah terbakar, yang pertama polar, di mana zat ini tidak mudah
bercampur dengan air seperti bensin, minyak dan sejenisnya. Sedangkan, benda cair non-
polar dengan mudah dapat bercampur dengan air seperti alkohol dan sejenisnya. Area
yang berpotensi mengalami kelas kebakaran ini adalah SPBU, pabrik cat, gedung
bertingkat dan industri bahan kimia.
 Kelas Kebakaran C
Kelas C adalah kebakaran yang muncul karena adanya masalah elektrikal, seperti
misalnya arus pendek, korsleting listrik, malfungsi alat elektronik dan sebagainya.
Biasanya, kelas kebakaran ini muncul pada area seperti ruang server, ruang genset dan
sebagainya.
 Kelas Kebakaran D
Klasifikasi kelas kebakaran D memakai bahan logam sebagai pemicu kebakaran, seperti
titanium, lithium, kalium, pottasium, sodium, dan sejenisnya. Kebakaran jenis ini sering
terjadi di pertambangan, pabrik baterai dan sektor sejenisnya.
Itulah keempat kelas kebakaran di Indonesia yang harus Anda ketahui, karena
sangat penting dan berkaitan dengan mitigasi kebakaran aset Anda.

Klasifikasi Kelas Kebakaran Kunci Penting untuk


Menentukan Kebutuhan APAR Anda!
Dengan mengetahui informasi tentang kelas kebakaran, Anda kini memiliki
pedoman untuk menentukan APAR atau proteksi kebakaran apa yang tepat
untuk Anda. Karena, masing-masing jenis kebakaran memiliki karakter masing-
masing, sehingga membutuhkan APAR yang dapat memadamkan sesuai
karakter kebakaran tersebut.

Misalnya, kebakaran elektrikal atau kelas C, tidak dapat dipadamkan


dengan APAR foam karena APAR foam memiliki kandungan air yang merupakan
konduktor dan tentunya dapat memperparah kebakaran. Nah, oleh sebab itu,
silakan cek APAR dan kelas kebakarannya di bawah ini:

 Powder: dapat memadamkan kelas kebakaran ABC.


 Foam: cocok untuk kelas kebakaran A dan B.
 CO2: direkomendasikan untuk kelas kebakaran C, karena bebas residu sehingga aman
untuk alat elektronik, namun juga bisa digunakan untuk kelas kebakaran B.
 APAR liquid gas: bisa digunakan di kelas kebakaran A, B dan C juga merupakan APAR clean
agent.

Anda mungkin juga menyukai