Anda di halaman 1dari 4

Sebelum membahas tentang sistem pencegahan kebakaran, ketahui dulu kalsifikasi

kebakaran itu sendiri:


Klasifikasi Kebakaran menurut National Fire Protection Association (NFPA) 10 dan SNI
180/2021 dibagi menjadi 6 (enam) kelas yaitu : Kebakaran Kelas A, Kebakaran Kelas B,
Kebakaran Kelas C, Kebakaran Kelas D, Kebakaran Kelas E dan Kebakaran Kelas K.
Klasifikasi (kelas) kebakaran berguna untuk menentukan media pemadam yang efektif untuk
memadamkan api/kebakaran menurut sumber api/kebakaran tersebut, serta berguna untuk
menentukan tingkat keamanan jenis media pemadam sebagai media pemadaman suatu
kelas kebakaran berdasarkan sumber api/kebakarannya.
Klasifikasi Kebakaran dan media pemadam berdasarkan NFPA 10 sebagai berikut:

Sistem pencegahan kebakaran


Sistem yang dirancang untuk memadamkan ataupun mencegah kebakaran baik secara aktif
maupun pasif. Dalam sistem pencegahan kebakaran terdapat dua sistem proteksi
kebakaran yaitu sistem proteksi pasif dan aktif.

Sistem Proteksi Pasif


Sistem proteksi kebakaran pasif adalah sistem proteksi kebakaran yang terbangun melalui
pengaturan penggunaan bahan dan struktur bangunan. Sistem proteksi kebakaran pasif
dapat memberikan alternatif yang efektif terhadap sistem proteksi aktif untuk melindungi
fasilitas dari kebakaran.
Sistem proteksi pasif umumnya terdiri dari pelapisan material tahan api kepada permukaan
tembok, mesin, atau bagian lain. Adapun contoh sistem proteksi kebakaran pasif antara lain
adalah pintu dan jendela tahan api untuk menahan kebakaran, bahan pelapis interior untuk
meningkatkan kemampuan permukaan untuk menahan api, penghalang api untuk
membentuk ruangan tertutup, dan partisi penghalang asap untuk membagi-bagi ruangan
guna membatasi gerakan asap.

Sistem Proteksi aktif


Sistem proteksi kebakaran aktif adalah sistem proteksi kebakaran yang memiliki sistem
pendeteksi kebakaran baik manual maupun otomatis secara lengkap. Fungsi sistem proteksi
kebakaran adalah untuk memadamkan api, mengendalikan kebakaran, atau menyediakan
pengendalian paparan sehingga efek lanjutan dapat dikendalikan. Sistem proteksi
kebakaran ada yang beroperasi secara otomatis seperti sprinkler otomatis dan ada juga
yang beroperasi secara manual seperti Alat Pemadam Api Ringan.

Jenis jenis pencegahan kebakaran dengan sistem Proteksi aktif pada rumah tinggal
Pada rumah tinggal sistem proteksi kebakaran yang sering digunakan yaitu APAR dan
smoke detektor
Sedangkan pada bangunan bertingkat biasanya menggunakan APAR, alarm baik itu
otomatis ataupun manual, smoke detektor, serta sprinkler.

Fire Extinguisher (Alat pemadam api ringan)


Tabung pemadam kebakaran ini ada beberapa jenis dan cocok untuk memadamkan api
kecil. Untuk kebutuhan rumah maka bisa dikonsultasikan pada jasa fire protection yang
menyediakan beragam jenis fire extinguisher. Jumlah tabung pemadam yang dibutuhkan
dapat disesuaikan dengan jumlah ruangan dan luas dari rumah. Selain menyediakan fire
extinguisher yang cukup, penghuni rumah juga perlu dilatih soal cara penggunaannya. Akan
percuma jika tiba-tiba terjadi kebakaran namun alatnya tak bisa digunakan.
Standar penempatan APAR sebenarnya sudah dirangkum dalam Peraturan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi No : PER.04/MEN/1980 Tentang Syarat-syarat Pemasangan dan
Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan,
Sebagai berikut:
Lokasi penempatan APAR adalah pada area yang mudah diakses dan tidak terhalang oleh
benda atau gangguan lainnya.
Tepat di atas APAR haruslah dipasang atau diberi tanda APAR yang jelas dan sesuai
standar.
Pasang APAR di dinding dengan jarak minimal 15 cm dari lantai atau idealnya adalah 125
cm dari lantai.
Jarak antara APAR satu dengan lainnya adalah 15 meter

Adapun jenis jenis apar antara lain :


Jenis cairan/air (water)
Kegunaan APAR ini untuk memadamkan kebakaran kelas A, yakni kayu, kertas, tekstil, dan
plastik. APAR jenis cairan (air) menggunakan kode warna merah pada tabungnya. APAR
jenis ini tidak boleh digunakan untuk kebakaran yang melibatkan cairan dan gas mudah
terbakar, instalasi/peralatan listrik bertegangan, dan logam mudah terbakar karena dapat
memperburuk situasi.
Jenis busa (foam)
Kegunaan APAR ini untuk memadamkan kebakaran:
Kelas A, seperti kayu, kertas, tekstil, dan sebagainya.
Kelas B, cairan mudah terbakar.
APAR jenis busa menggunakan kode warna krem pada tabungnya. APAR jenis ini tidak
boleh digunakan pada jenis kebakaran yang melibatkan instalasi/peralatan listrik
bertegangan dan logam mudah terbakar.
Jenis tepung kering (powder)
Kegunaan APAR ini untuk memadamkan kebakaran:
Kelas A, seperti kayu, kertas, tekstil, dan plastik.
Kelas B, cairan dan gas mudah terbakar.
Kelas C, instalasi/peralatan listrik bertegangan.
APAR jenis busa menggunakan kode warna biru pada tabungnya. APAR jenis ini tidak
diperuntukkan pada jenis kebakaran yang melibatkan instalasi hubungan dan logam mudah
terbakar.
Jenis karbon dioksida (carbon dioxside)
Kegunaan APAR ini untuk memadamkan kebakaran kelas B, yakni cairan mudah terbakar,
serta baik sekali untuk memadamkan kebakaran yang melibatkan sejumlah besar
instalasi/peralatan listrik bertegangan. APAR jenis karbon dioksida (CO₂) menggunakan
kode warna hitam pada tabungnya. APAR jenis ini tidak disarankan digunakan pada jenis
kebakaran kelas A, terutama dalam ruangan kecil yang tertutup di mana terdapat orang-
orang di dalamnya dan tidak dapat dipakai pada jenis kebakaran yang melibatkan logam
mudah terbakar.
Jenis bahan kimia basah (wet chemical)
Kegunaan APAR ini untuk memadamkan kebakaran kelas K, yakni minyak goreng dan
lemak (lemak hewani dan nabati). Beberapa dapat digunakan pada kebakaran kelas A.
APAR jenis bahan kimia basah menggunakan kode warna kuning pada tabungnya. APAR
jenis ini tidak disarankan digunakan pada jenis kebakaran yang melibatkan peralatan listrik
yang sedang beroperasi, cairan mudah terbakar, dan logam mudah terbakar.

Pemasangan Alarm
Alarm otomatis jadi satu dengan detector, akan berbunyi ketika ada indikator panas, asap,
gas, atau api. Alarm manual harus diaktifkan oleh tenaga manusia, posisinya disimpan di
kotak kaca ketika tidak digunakan.
Sprinkler Otomatis
Sprinkler sering ditemui dalam suatu ruangan. Sensor panas dari lingkungan sekitarnya
akan memicu alarm. Kemudian secara otomatis sprinkler ini akan menyemburkan air ke
sekitarnya dengan jangkauan lebar.

Smoke Detector
Detektor untuk asap sebaiknya dipasang khususnya bagi yang memiliki rumah besar. Alat
yang dapat mendeteksi munculnya asap ini bisa ditempatkan di setiap lantai serta di
ruangan yang rawan seperti dapur dan basement. Di dapur, detektor ini perlu ditempatkan
agak jauh dari peralatan memasak agar tidak mendeteksi asap yang salah yang biasanya
muncul dari proses memasak. Sedangkan di basement perlu ditempatkan di bagian atap,
dekat pijakan bawah tangga yang menuju lantai pertama.

Anda mungkin juga menyukai