Anda di halaman 1dari 5

TUGAS METHEDOLOGI ARSITEKTUR

Nama:Muh Zhaky S Pabata


NIM:230211500023

1. OBSERVASI LANGSUNG
Metode pengumpulan data observasi langsung memiliki beberapa jenis dan ciri khas. Berikut
adalah penjelasan mengenai jenis dan ciri khas metode observasi langsung, beserta contohnya:
Observasi Partisipan
 Deskripsi : Peneliti terlibat secara aktif dalam situasi atau kelompok yang diamati.
 Ciri Khas :Peneliti menjadi bagian dari situasi yang diamati. Interaksi langsung
dengan subjek observasi.
 Contoh :Seorang antropolog yang tinggal di sebuah desa untuk belajar tentang
budaya lokal dengan berpartisipasi dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat.
Observasi Non-Partisipan
 Deskripsi :Peneliti hanya mengamati tanpa terlibat langsung dalam situasi atau
kelompok yang diamati.
 Ciri Khas :Peneliti tidak berinteraksi secara langsung dengan subjek observasi.
Observasi dilakukan dengan menjaga jarak dari subjek.
 Contoh :Pengamat burung yang duduk di hutan untuk mengamati perilaku dan
pola migrasi burung tanpa campur tangan dalam aktivitas burung tersebut.
Observasi Terarah
 Deskrips :Observasi dilakukan dengan tujuan atau fokus tertentu yang telah
ditentukan sebelumnya.
 Ciri Khas :Peneliti memiliki tujuan spesifik dalam melakukan pengamatan.Fokus
observasi diarahkan pada aspek tertentu dari fenomena yang diamati.
Contoh :Seorang peneliti lingkungan melakukan pengamatan terarah terhadap
pola perilaku manusi terkait dengan pengelolaan sampah di sebuah kota.
Contoh Kasus:
Seorang peneliti lingkungan ingin memahami perilaku pengunjung di sebuah taman kota terkait
dengan penggunaan tempat sampah. Dia memilih untuk menggunakan metode observasi
langsung dengan pendekatan observasi terarah. Peneliti memutuskan untuk mengamati
pengunjung pada hari Sabtu selama empat jam berturut-turut. Selama pengamatan, dia mencatat
interaksi pengunjung dengan tempat sampah, apakah mereka membuang sampah dengan benar
atau tidak, dan pola penggunaan tempat sampah selama berbagai jam dalam sehari. Dengan
demikian, penelitian ini memadukan antara observasi langsung, pendekatan terarah, dan fokus
pada perilaku tertentu dari fenomena yang diamati.
2. OBSERVASI TAPAK DAN KONTEKS
Metode pengumpulan data observasi tapak dan konteks adalah cara untuk mengumpulkan data
dengan mengamati dan merekam fenomena atau peristiwa yang terjadi di tempat dan situasi yang
nyata. Berikut adalah penjelasan tentang jenis-jenis dan ciri khas dari kedua metode tersebut
beserta contohnya:
1. Observasi Tapak:
Jenis:
 Observasi terbuka: Observasi tapak terbuka tidak memiliki kerangka atau rencana yang
ketat. Peneliti membiarkan aliran observasi mengikuti kejadian alami tanpa campur
tangan yang signifikan.
 Observasi terarah: Observasi tapak terarah melibatkan pengamatan yang difokuskan
pada aspek-aspek tertentu dari fenomena yang diamati. Peneliti memiliki tujuan dan
fokus tertentu dalam pengamatan mereka.
Ciri Khas:
Observasi tapak cenderung dilakukan di lingkungan yang alamiah, seperti di lapangan, tempat
kerja, atau tempat umum.Peneliti biasanya mengamati situasi yang tidak terstruktur dan
mengumpulkan data dalam waktu nyata.Observasi tapak sering melibatkan penggunaan catatan
lapangan, gambar, atau rekaman audio/video untuk merekam data.
Contoh:
Seorang antropolog melakukan observasi tapak di sebuah desa untuk mempelajari kehidupan
sehari-hari masyarakat. Mereka menghabiskan waktu di pasar desa, mengamati interaksi antara
pedagang dan pembeli, mencatat pola-pola pembelian, dan mengamati ritual atau kegiatan
keagamaan yang terjadi di desa tersebut.
2. Observasi Konteks:
Jenis:
 Observasi sosial: Observasi konteks sosial melibatkan pengamatan terhadap interaksi
antara individu atau kelompok dalam konteks sosial tertentu. Peneliti memperhatikan
dinamika sosial, perilaku, dan pola komunikasi.
 Observasi tempat kerja: Observasi konteks tempat kerja fokus pada pengamatan
terhadap dinamika dan interaksi di lingkungan kerja. Ini bisa termasuk pengamatan
terhadap interaksi antara rekan kerja, atasan-bawahan, atau pelanggan.
Ciri Khas:

Observasi konteks sering kali dilakukan di tempat-tempat yang memiliki struktur atau aturan
tertentu, seperti sekolah, tempat kerja, atau lembaga sosial.Peneliti memperhatikan bagaimana
individu berperilaku dan berinteraksi dalam konteks yang sudah ditentukan.Observasi konteks
sering kali melibatkan identifikasi dan analisis terhadap norma-norma sosial atau aturan budaya
yang berlaku di lingkungan tersebut.
Contoh:
Seorang psikolog melakukan observasi konteks di sebuah pabrik untuk memahami faktor-faktor
yang memengaruhi stres kerja karyawan. Mereka mengamati interaksi antara karyawan di lantai
pabrik, memperhatikan kondisi kerja, dan mencatat situasi atau peristiwa yang mungkin
menyebabkan stres. Observasi ini membantu mereka memahami dinamika lingkungan kerja yang
mempengaruhi kesejahteraan mental karyawan.

3. PARTISIPATORI
Metode pengumpulan data partisipatori melibatkan partisipasi aktif subjek atau peserta dalam
proses pengumpulan data. Peserta tidak hanya dianggap sebagai objek penelitian, tetapi juga
sebagai subjek yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang berharga yang dapat
berkontribusi pada pemahaman yang lebih baik tentang fenomena yang diteliti. Berikut adalah
beberapa jenis dan ciri khas dari metode pengumpulan data partisipatori:
 Wawancara Partisipatori: Dalam metode ini, peserta diundang untuk berpartisipasi
dalam wawancara sebagai rekan sejawat. Mereka tidak hanya menjadi objek wawancara,
tetapi juga berkontribusi pada pembentukan pertanyaan, membagikan pengalaman dan
pengetahuan mereka secara aktif. Ciri khasnya adalah pendekatan kolaboratif di mana
peserta dianggap sebagai mitra dalam proses penelitian.
 Diskusi Kelompok Partisipatori: Metode ini melibatkan kelompok diskusi di mana
peserta secara aktif berpartisipasi dalam berbagi ide, pengalaman, dan pemahaman
mereka tentang topik yang diteliti. Diskusi ini dipandu oleh fasilitator, namun peserta
memiliki peran utama dalam membangun pengetahuan bersama. Ciri khasnya adalah
adanya kolaborasi dan interaksi antara peserta dalam pembentukan pemahaman.
 Observasi Partisipatori: Dalam observasi partisipatori, peneliti terlibat secara aktif
dalam situasi atau konteks yang diamati. Mereka tidak hanya mengamati, tetapi juga
berinteraksi dengan subjek observasi dan terlibat dalam kegiatan yang diamati. Ciri
khasnya adalah peneliti membangun hubungan dekat dengan subjek observasi untuk
memperoleh wawasan yang lebih dalam.

Contoh:
Sebagai contoh, kita bisa mempertimbangkan sebuah proyek penelitian tindakan partisipatori di
sebuah komunitas pedesaan yang mengalami masalah sanitasi yang buruk. Para peneliti bekerja
sama dengan anggota komunitas untuk mengidentifikasi masalah, merencanakan solusi, dan
mengimplementasikan perubahan yang dibutuhkan. Dalam proses ini, anggota komunitas tidak
hanya berperan sebagai subjek penelitian, tetapi juga sebagai agen perubahan yang aktif yang
terlibat dalam merancang dan menerapkan solusi yang relevan bagi mereka. Ini merupakan
contoh bagaimana metode partisipatori memungkinkan kolaborasi antara peneliti dan peserta
untuk mencapai pemahaman yang lebih baik tentang masalah yang dihadapi dan menghasilkan
solusi yang lebih berkelanjutan.
4. MAPPING
Metode pengumpulan data mapping adalah sebuah pendekatan yang digunakan untuk
mengumpulkan data dan informasi dengan cara memvisualisasikan hubungan spasial antara
entitas atau fenomena yang diamati. Berikut adalah beberapa jenis dan ciri khas metode
pengumpulan data mapping beserta contohnya:
 Peta Konsep (Concept Mapping):
Ciri Khas: Peta konsep digunakan untuk memvisualisasikan hubungan antara konsep atau ide
dalam bentuk diagram yang terdiri dari simpul (node) yang mewakili konsep dan panah yang
menghubungkan simpul tersebut untuk menunjukkan hubungan antara konsep tersebut.
Contoh: Seorang peneliti ingin memetakan pemahaman siswa tentang topik Matematika.
Mereka dapat meminta siswa untuk menulis konsep-konsep yang mereka pahami tentang topik
tersebut dan kemudian membuat peta konsep yang menghubungkan konsep-konsep tersebut
sesuai dengan hubungan logis di antara mereka.
 Pemetaan Lokasi (Spatial Mapping):
Ciri Khas: Pemetaan lokasi melibatkan pengumpulan data geografis atau spasial untuk
memetakan lokasi atau distribusi geografis dari entitas atau fenomena tertentu.
Contoh: Seorang peneliti ingin memahami distribusi pohon-pohon tertentu di suatu hutan.
Mereka dapat menggunakan teknologi GPS untuk memetakan lokasi setiap pohon dan kemudian
membuat peta yang menunjukkan distribusi spasial dari pohon-pohon tersebut.
 Pemetaan Jaringan (Network Mapping):
Ciri Khas: Pemetaan jaringan digunakan untuk memvisualisasikan hubungan antara entitas
dalam jaringan kompleks, seperti jaringan sosial, jaringan komunikasi, atau jaringan transportasi.
Contoh: Seorang peneliti ingin memahami hubungan antara individu dalam sebuah komunitas.
Mereka dapat meminta peserta untuk menyebutkan orang-orang yang mereka kenal dan cara
hubungan tersebut terjalin. Kemudian, data tersebut digunakan untuk membuat peta jaringan
yang menunjukkan hubungan antara individu-individu tersebut.
 Pemetaan Proses (Process Mapping):
Ciri Khas: Pemetaan proses digunakan untuk memvisualisasikan langkah-langkah atau proses
yang terjadi dalam suatu sistem atau aktivitas tertentu.
Contoh: Seorang manajer ingin memahami alur kerja dalam proses produksi di pabrik mereka.
Mereka dapat mengamati dan mencatat setiap langkah dalam proses produksi, dan kemudian
membuat peta yang menunjukkan urutan langkah-langkah tersebut beserta hubungan antara
langkah-langkah tersebut.
Dalam semua jenis metode pengumpulan data mapping ini, ciri khasnya adalah penggunaan
visualisasi untuk memahami dan menganalisis hubungan antara entitas atau fenomena yang
diamati.
5. TRACKING
Metode pengumpulan data tracking melibatkan pemantauan dan pencatatan terus-menerus
terhadap perubahan atau aktivitas dari suatu objek atau subjek selama periode waktu tertentu. Ini
dapat dilakukan secara manual atau dengan bantuan teknologi seperti sensor, GPS, atau
perangkat elektronik lainnya. Jenis dan ciri khas metode pengumpulan data tracking antara lain:
 Tracking Observasi: Metode ini melibatkan pengamatan langsung dan terus-menerus
terhadap perilaku, aktivitas, atau perubahan dari objek atau subjek yang diamati. Data
yang terkumpul biasanya bersifat deskriptif dan memungkinkan analisis tren atau pola
perilaku.
 Tracking Sensor: Metode ini menggunakan sensor atau perangkat teknologi lainnya
untuk mengumpulkan data secara otomatis. Sensor dapat dipasang pada objek atau subjek
yang diamati untuk memantau parameter tertentu seperti suhu, gerakan, atau tingkat
aktivitas. Data yang terkumpul bersifat kuantitatif dan seringkali dapat direkam secara
real-time.
 Tracking GPS (Global Positioning System): Metode ini memanfaatkan teknologi GPS
untuk melacak lokasi atau pergerakan objek atau subjek yang diamati. Data yang
terkumpul mencakup informasi tentang rute perjalanan, kecepatan, dan durasi aktivitas.
Metode ini sering digunakan dalam penelitian geografis, penelusuran hewan, atau
pemantauan kendaraan.
Ciri khas dari metode pengumpulan data tracking adalah kemampuannya untuk memberikan
informasi yang kontinu dan terperinci tentang perubahan atau aktivitas dari objek atau subjek
yang diamati selama periode waktu tertentu. Data yang terkumpul seringkali dapat digunakan
untuk menganalisis tren, memahami pola perilaku, atau mengidentifikasi faktor-faktor yang
memengaruhi perubahan.
Contoh metode pengumpulan data tracking adalah:
 Pemantauan Lingkungan dengan Sensor Cuaca: Sebuah stasiun cuaca dilengkapi
dengan sensor untuk mengukur suhu udara, kelembaban, kecepatan angin, dan curah
hujan secara terus-menerus. Data yang terkumpul digunakan untuk memantau kondisi
cuaca lokal, memprediksi cuaca mendatang, dan memberikan peringatan dini tentang
kondisi cuaca ekstrem.
 Penelusuran Hewan dengan GPS: Para peneliti memasang perangkat GPS pada hewan
liar seperti burung atau mamalia untuk melacak rute perjalanan dan pola migrasi mereka.
Data yang terkumpul membantu memahami perilaku migrasi hewan, habitat yang
digunakan, dan faktor-faktor yang memengaruhi pergerakan mereka.

Anda mungkin juga menyukai