DISUSUN OLEH :
ABD. MALIK FACHREZA
230211502031
Bangunan harus dilengkapi dengan peralatan medis yan diperlukan memberikan perawatan dan
layanan yan tepat
Aksesibilitasi yang dimana bangunan harus mudah di akses oleh pasien termasuk dengan mobiltas
terbatas .inin dapat mencakup akses tanpa hambatan , tangga yang aman dan fasilitas parkir yang
memadai.
Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam merencanakan rumah bidan, seperti jumlah
pasien yang akan dilayani, kebutuhan ruang pemeriksaan dan bersalin, aksesibilitas bagi ibu hamil
dan pasien, serta keselamatan dan privasi pasien. Faktor-faktor tersebut harus diperhatikan agar bidan
dapat memberikan pelayanan yang efisien dan nyaman kepada pasien
landasan hukum IMB adalah Peraturan Pemerintah Nomor 16 tahun 2021 tentang peraturan
pelaksanaan UU Nomor 28 tahun 2002 tentang bangunan gedung. Peraturan ini menjadi tindak lanjut
dari UU Nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja.
a) UU No 34 Tahun 2001 Tentang Pajak dan Retribusi Daerah
b) UU No 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung
peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 28 tahun 2017 tentang izin dan
penyelenggaraan praktik bidan
BAB III
ACUAN PERANCANGAN
3.1 lokasi
Mengingat bangunan yang direncankan adalah sebuah rumah praktik bidan tentu saja ada beberapa
kriteria yang harus di penuhi yaitu :
a) Ketersedian ruang yang memadai untuk melakukan proses persalinan
b) Lokasi yang dekat dengan pemukiman rumah warga
c) Akses yang mudah di jangkau
d) lokasi tapak harus sesuai dengan RTRW ( Rencana Tata Ruang Wilayah )
3.2 kebutuhan ruang
Kebutuhan ruang ditentukan oleh :
A. Jenis/macam kegiatan yang ada
B. Sifat kegiatan
C. Kebutuhan pelaku kegiatan
D. Pengelompokan pelaku kegiatan
Kebutuhan ruang rumah tinggal bidan :
a) Kebutuhan ruang untuk kegiatan bidan :
1. Ruang operasi
2. Ruang pemeriksasaan
3. Ruang Nifas
4. Toilet pasien