Anda di halaman 1dari 16

TERM OF REFERENCE (TOR)

PRASARANA BIDANG KESEHATAN


PENGADAAN JASA KONSULTAN PERENCANA
RENOVASI GEDUNG RAWAT INAP
RSAB HARAPAN KITA TAHUN 2024

Kementerian Negara : Kementerian Kesehatan


Unit eselon I/II : Ditjen Pelayanan Kesehatan / RSAB Harapan
Kita
Program : Program Pelayanan Kesehatan dan JKN
Sasaran Program : Meningkatnya akses pelayanan kesehatan
dasar dan rujukan yang berkualitas bagi
masyarakat
Indikator Kinerja Program : 1. Persentase fasilitas kesehatan tingkat
pertama (FKTP) sesuai standar
2. Persentase rumah sakit terakreditasi
3. Persentase fasilitas kesehatan tingkat
pertama terakreditasi
4. Persentase FKTP terakreditasi
Kegiatan : Belanja Modal Gedung dan Bangunan
Sasaran Kegiatan : Renovasi Gedung Layanan
Indikator kinerja Kegiatan : Renovasi Gedung Rawat Inap
Klasifikasi Rincian Output (KRO) : (6388.CBV) Prasarana Bidang Kesehatan
Indikator KRO : Tersedianya Prasarana Bidang Kesehatan
Ditjen Pelayanan Kesehatan
Rincian Output (RO) : (6388.CBV.002) Renovasi Gedung Layanan
Indikator RO : Luas Renovasi Gedung Layanan yang
dibangun
Volume RO : 1 (10.274 m2)
Satuan RO : Paket

A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a. Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
b. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
c. Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
d. Peraturan Pemerintah RI No. 23 Tahun 2005 tanggal 13 Juni 2005 tentang
pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum (BLU);
e. Peraturan Pemerintah RI No. 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan
Berusaha Berbasis Resiko;
f. Peraturan Pemerintah RI No. 16 Tahun 2021 tentang Peraturan pelaksanaan
Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung; Peraturan
Pemerintah No. 47 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang
Perumahsakitan;
g. Peraturan Presiden RI No. 12 Tahun 2021 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah;
h. Peraturan Presiden RI No. 16 tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah;
i. Peraturan Menteri PU No. 14 Tahun 2020 Tentang Standar dan Pedoman
Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia
j. Peraturan Menteri PU No. 22/PRT/M/2018 tentang Pedoman Pembangunan
Bangunan Gedung Negara;
k. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
271/MENKES/SK/II/2005, tanggal 23 Februari 2005, tentang perubahan nama
Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita menjadi Rumah Sakit Anak dan
Bunda HarapanKita;
l. Peraturan Menteri Kesehatan No. 53 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita;
m. Peraturan Menteri Kesehatan No. 24 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan
Bidang Perumahsakitan;

2. PENDAHULUAN
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Bidang Perumahsakitan, kelas rawat inap standar dilaksanakan
paling lambat 1 Januari 2023, namun dalam pelaksanaannya akan dilakukan
secara bertahap oleh seluruh rumah sakit baik milik kementerian/lembaga,
pemerintah daerah atau swasta yang bekerja sama dalam program JKN. Selain
pentahapan diatas, juga dilakukan pentahapan kriteria kelas standar yang dimulai
dari kriteria 1-9 dan dilanjutkan dengan kriteria 10-12. Berdasarkan hal tersebut,
maka diperlukan suatu petunjuk teknis yang diharapkan dapat menjadi acuan
dalam mempersiapkan sarana prasarana rumah sakit dalam penerapan kelas
rawat inap standar untuk program jaminan kesehatan nasional di seluruh Rumah
Sakit di Indonesia.

Pada tahun 2019 RSAB Harapan Kita telah ditetapkan menjadi Pusat
Kesehatan Ibu dan Anak melalui SK Menteri Kesehatan No. HK.01.07/ Menkes/
638/ 2019 tentang Rumah Sakit Harapan Kita Jakarta sebagai Pusat Kesehatan Ibu
dan Anak Nasional. RSAB Harapan Kita memiliki tujuan yaitu “Terwujudnya
pelayanan kesehatan Ibu dan Anak yang aman dan berkualitas dengan pelayanan
unggulan Birth Defect Integrated Center (BIDIC), Perinatal Terpadu dan Rujukan,
dan Teknologi Reproduksi Berbantu melalui kerja sama tim, jejaring dan sistem
rujukan serta terselanggaranya pendidikan, pelatihan, dan penelitian yang
terintegrasi dengan aktivitas pelayanan”.
RSAB Harapan Kita merupakan Rumah Sakit khusus tipe A fokus pada
pelayanan kesehatan Ibu dan Anak juga mempunyai program unggulan yang
diharapkan dapat menjadi daya ungkit terhadap pengembangan pelayanan di era

persaingan global dalam bidang kesehatan. Layanan unggulan RSAB Harapan


Kita difokuskan ke dalam 3 (tiga) bundle layanan yaitu Birth Defect Integrated
Center (BIDIC), Perinatal Terpadu dan Pengampuan Jejaring, serta Teknologi
Reproduksi Berbantu.
Selain itu, sebagai Rumah Sakit Pusat Kesehatan Ibu dan Anak Nasional
yang diharapkan mampu menangani kasus rujukan kesehatan ibu dan anak secara
paripurna, layanan rawat inap, kemuning lv. 2, rehab medik di RSAB Harapan Kita
perlu didukung dengan sarana prasarana yang lengkap dan memadai. Untuk
mendukung program tranformasi kesehatan, RSAB Harapan Kita juga bermaksud
mengembangkan sistem safety hospital dan green hospital yang sudah ada, untuk
meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan pasien di lingkungan RSAB Harapan
Kita. Keamanan dan kenyamanan dalam melakukan perawatan terhadap pasien
juga penting untuk dicermati, karena dengan melakukan perawatan yang baik,
tentu hasil perawatan yang diharapkan juga akan dapat terwujud.
Dalam upaya peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan Ibu
dan Anak tersebut, RSAB Harapan Kita telah berdiri dan beroperasional selama
lebih dari 44 tahun, sehingga dipandang perlu untuk membuat dan menyusun
rencana renovasi dan pengembangan sarana dan prasarana rumah sakit ini.
Berikut ini rincian dari renovasi ruang Rawat Inap RSAB Harapan Kita:
No Rincian Renovasi Volume
1 Ruang Menur dan Melati 1.498 m2
2 Ruang Kenanga dan Mawar 1.540 m2
No Rincian Renovasi Volume
3 Ruang Rehab Medik dan Cempaka 1.852 m2
4 Ruang Larat dan Seruni 1.600 m2
5 Ruang Anggrek dan Teratai 1.876 m2
6 Ruang Gambir dan Tanjung 1.908 m2
Total 10.274 m2

B. KRITERIA KELAS RAWAT INAP STANDAR


Dalam pelaksanaan kelas rawat inap standar dibutuhkan kriteria berdasarkan
sarana prasarana yang harus dipenuhi oleh rumah sakit. Saat ini telah ditetapkan
kriteria kelas standar yang ditujukan untuk pelayanan rawat inap secara umum.
Semua lingkungan perawatan pasien di ruang rawat inap secara umum diupayakan
seminimal mungkin kandungan partikel debu, mikroorganisme dan spora.
Kelas rawat inap standar mempunyai 12 kriteria yang harus dipenuhi, antara lain:
1. Komponen bangunan yang digunakan tidak boleh memiliki tingkat porositas
yang tinggi.
a. Maksud dan Tujuan
Komponen bangunan tidak memiliki porositas yang tinggi agar tidak mudah
menyimpan debu dan mikroorganisme yang menyebabkan transmisi serta
memudahkan untuk dibersihkan.
b. Uraian
Objek komponen-komponen bangunan yang di cek, antara lain:
1) Permukaan lantai terbuat dari bahan yang kuat, halus, kedap air mudah
dibersihkan, tidak licin, permukaan rata, tidak bergelombang, dan tidak
menimbulkan genangan air.
2) Dinding, plafon/langit-langit, pintu, jendela tidak terdapat lekukan-lekukan
(profil) dan tidak berpori yang berpotensi menyimpan debu, material/bahan
pelapis dinding anti bakteri.

2. Ventilasi Udara
a. Maksud dan Tujuan:
Pertukaran udara dalam ruang perawatan bertujuan untuk kepentingan dilusi
udara (konsentrasi mikroorganisme didalam ruangan tetap rendah sehingga
mengurangi resiko transmisi).
b. Uraian
Pertukaran udara pada ruang perawatan biasa (non intensif) minimal 6x
pergantian udara perjam dan untuk ventilasi alami harus lebih dari nilai
tersebut serta ruang isolasi minimal 12x pergantian udara perjam. Untuk
mengukur pertukaran udara dilakukan dengan menggunakan alat bantu
Velocitymeter/ Anemometer/ Vaneometer dan dilakukan secara berkala.
Ruangan perawatan pasien harus memiliki bukaan jendela yang aman untuk
ventilasi alami dan kebutuhan pencahayaan. Apabila menggunakan ventilasi
alami, maka pada malam hari jendela dapat ditutup antara lain dengan tirai
yang tidak berpori, bertekstur dan dapat mudah dibersihkan. Selain ventilasi
alami, dapat dilakukan dengan ventilasi mekanik dan campuran (hybrid).

3. Pencahayaan Ruangan
a. Maksud dan Tujuan
Pencahayaan yang baik bertujuan agar pasien dan petugas dapat melihat
dengan jelas kegiatan yang sedang dilakukan dan menghindari bahaya.
Selain itu pencahayaan dilakukan untuk penyesuaian biologis tubuh dan
siklus sirkadian (ritme circadian).
b. Uraian
Pencahayaan ruangan buatan harus mengikuti kriteria yang ditetapkan
dengan standar 250 lux untuk penerangan dan 50 lux untuk pencahayaan
tidur. Pencahayaan diukur dengan luxmeter pada bidang kerja (tempat tidur).

4. Kelengkapan Tempat Tidur


a. Maksud dan Tujuan
Kelengkapan tempat tidur diberikan untuk kebutuhan daya listrik alat
kesehatan dengan memperhatikan keselamatan pasien serta memudahkan
pasien bila membutuhkan bantuan tenaga kesehatan.
b. Uraian
Setiap tempat tidur di ruang rawat inap memiliki 2 kotak kontak dan tidak
boleh percabangan/sambungan langsung tanpa pengamanan arus serta bel
perawat/nurse call Yang terhubung dengan pos perawat/nurse station.

5. Nakas per Tempat Tidur


a. Maksud dan Tujuan
Nakas bertujuan untuk menyimpan barang pribadi pasien.
b. Uraian
Setiap tempat tidur memiliki lemari kecil tempat penyimpanan barang pasien
yang dilengkapi dengan kunci.

6. Suhu dan Kelembapan Ruangan


a. Maksud dan Tujuan
Pengaturan suhu dilakukan untuk kenyamanan pasien dan petugas, jika tidak
dipenuhi maka dapat mempengaruhi metabolisme tubuh.
Pengaturan kelembaban dilakukan untuk mencegah pertumbuhan kolonisasi
mikroorganisme.
b. Uraian
Pengaturan suhu dalam ruangan rawat inap harus berada pada rentang 20°C
hingga 26°C (Suhu kamar).
Pengaturan kelembaban ruangan adalah ≤ 60%.
Pengukuran suhu dan kelembaban dilakukan menggunakan
thermometer dan hygrometer ruangan secara berkala.

7. Ruang rawat dibagi berdasarkan Jenis Kelamin, Usia, Penyakit (Infeksi, Non
Infeksi), dan ruang rawat gabung.
a. Maksud dan Tujuan
Pembagian ruang rawat dilakukan untuk kenyamanan dan
keselamatan pasien serta pencegahan terjadinya transmisi.
b. Uraian
Dalam 1 (satu) blok/klaster ruang perawatan terdiri dari beberapa ruangan
perawatan.

8. Kepadatan Ruang Rawat (kamar) dan Kualitas Tempat Tidur (TT)


a. Maksud dan Tujuan
Pengaturan kepadatan ruang rawat bertujuan untuk mencegah transmisi,
memudahkan pergerakan petugas dan alat kesehatan serta kebutuhan
ventilasi.
b. Uraian
Kepadatan ruang rawat inap dilihat dari:
1) Antar tepi tempat tidur minimal 1,5 m adalah jarak antara tepi tempat tidur
ke tepi tempat tidur sebelahnya.
2) Jumlah maksimal tempat tidur per ruang rawat inap 4 tempat tidur.
3) Ukuran tempat tidur minimal P:200 cm L:90 cm T:50-80 cm. Pada ruang
rawat inap anak, ukuran tempat tidur dapat disesuaikan dengan usia.
4) Pengukuran tempat tidur dari titik luar ke titik luar tempat tidur. Tempat
tidur menggunakan minimal 2 posisi yaitu elevasi area kepala dan area
kaki (2 crank) dan menggunakan pengaman di sisi tempat tidur.

9. Tirai/Partisi Antar Tempat Tidur


a. Maksud dan Tujuan
Tirai/partisi Bertujuan untuk menjaga kenyamanan pribadi pasien (privacy)
dan rel menempel dengan kokoh di plafon ataupun menggantung di plafon
dengan tujuan untuk keamanan dan keselamatan pasien.
b. Uraian
1) Rel dibenamkan menempel di plafon atau menggantung dengan jarak tirai
30 cm dari lantai dan panjang tirai (bagian non porosif) minimal 200 cm.
Jika rel menempel di plafon menggunakan tirai dengan bahan jaring untuk
memperbaiki ventilasi dan pencahayaan.
2) Tirai menggunakan bahan non porosif (tidak berpori/tidak menyerap air)
berwarna cerah, mudah dibersihkan untuk pencegahan dan pengendalian
infeksi serta memudahkan kontrol kebersihan.
10. Kamar Mandi Dalam Ruangan Rawat Inap
a. Maksud dan Tujuan
Kamar mandi didalam ruang rawat inap bertujuan untuk memudahkan akses
ke kamar mandi dan kenyamanan.
b. Uraian
Setiap ruang rawat inap memiliki minimal 1 kamar mandi. Arah bukaan pintu
keluar (jika pasien jatuh dapat dibuka), kunci pintu dapat dibuka dari dua sisi
dan memastikan adanya ventilasi (exhaust fan atau jendela boven).

11. Kamar Mandi Sesuai Dengan Standar Aksesabilitas


a. Maksud dan Tujuan
Bertujuan untuk keselamatan pasien
b. Uraian
Kamar mandi memenuhi standar aksesibilitas sebagai berikut:
1) Ada tulisan/symbol “disable” pada bagian luar.
2) Memiliki ruang gerak yang cukup untuk pengguna kursi roda.
3) Dilengkapi pegangan rambat (handrail).
4) Permukaan lantai tidak licin dan tidak boleh menyebabkan genangan.
5) Bel perawat yang terhubung pada pos perawat.

12. Outlet Oksigen


a. Maksud dan Tujuan
Tujuannya agar dapat memenuhi kebutuhan oksigen pasien setiap
dibutuhkan.
b. Uraian
Setiap tempat tidur memiliki outlet oksigen yang dilengkapi dengan flowmeter
yang berada pada dinding belakang tempat tidur pasien (bedhead).

C. Maksud dan Tujuan


a. Term Of Reference (TOR) ini merupakan petunjuk bagi Konsultan Perencana yang
memuat kriteria, keluaran dan proses yang harus dipenuhi dan diperhatikan serta
diinterprestasikan ke dalam pelaksanaan tugas Renovasi Gedung Rawat Inap
lantai 1 dan lantai 2.
b. Dengan penugasan ini diharapkan Konsultan Perencana dapat melaksanakan
tanggung jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang memadai
sesuai Term Of Reference (TOR) dengan membuat Renovasi Gedung Rawat Inap
lantai 1 dan lantai 2.

D. Target dan Sasaran


Target dan sasaran yang ingin dicapai dengan kegiatan pengadaan ini adalah
untuk mendapatkan jasa konsultan perencana yang baik dan berkualitas dalam
rangka penyusunan dokumen Detail Engineering Drawing Renovasi Gedung Rawat
Inap lantai 1 dan lantai 2 RSAB Harapan Kita Tahun Anggaran 2023.
Perencana Kegiatan yang dimaksud adalah Perencanaan DED (Detail
Engineering Drawing) yang merupakan rangkaian pengembangan layanan (Master
Plan) di RSAB Harapan Kita antara lain:
a. Terlaksananya DED baik Interior maupun renovasi Fasad & Atap Gedung Rawat
Inap RSAB Harapan Kita
b. Tersedianya dokumen perencanaan yang mengikuti standar pembangunan
Gedung Rumah Sakit yang tertuang dalam peraturan Kementerian Kesehatan RI
tentang Persyaratan Teknis Bangunan dan Prasarana RS dan Standar bangunan
gedung negara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
c. Terindentifikasinya kebutuhan jenis pelayanan yang dibutuhkan masyarakat
untuk meningkatkan mutu layanan kesehatan di rumah sakit sebagai Pusat
Kesehatan Ibu dan Anak Nasional di seluruh Indonesia sebagai pusat pendidikan,
penelitian dan pengembangan serta penampisan teknologi di bidang Ibu dan
Anak
d. Terencananya layanan, kapasitas kebutuhan sumber daya yang dibutuhkan agar
rumah sakit dapat berfungsi sebagai Pusat Kesehatan Ibu dan Anak Nasional
secara optimal
e. Terintegrasinya bangunan Gedung Rawat Inap dengan Gedung Lain nya secara
alur operasional dan sistem
f. Sebagai dasar bagi perencanaan yang efektif dan efisien sesuai fungsi-fungsi
pelayanan Pusat Kesehatan Ibu dan Anak Nasional dalam lingkungan rumah
sakit
g. Teridentifikasinya Ruang Rawat Inap Ibu dan Anak secara fisik ruangan maupun
layanan dan menjadi Ikon dari Rumah Sakit Pusat Kesehatan Ibu dan Anak
Nasional.

h. Memiliki SBU AR 101,AR102 yang masih berlaku / AR 001 dan AR 002


E. Uraian Kegiatan
1. Spesifikasi/Kualifikasi Personil
Jumlah Jenis Pengal
No Uraian Pendidikan Volume Satuan
Personil SKA / SKK aman
A BIAYA LANGSUNG PERSONIL
A.I TENAGA AHLI
STRA –
S2 Utama/ Ahli
1 Team Leader 1 10 3,00 OB
Arsitektur Arsitek (101)
– Utama
Ahli Teknik
Bangunan
2 Tenaga Ahli Struktur 1 S1 Sipil 10 3,00 OB
Gedung
(201) Madya
Ahli Desain
Tenaga Ahli Desain S1
3 1 Interior (102)- 10 3,00 OB
Interior Arsitektur/D
Madya
esain
Interior
Ahli Arsitekur
S1
Tenaga Ahli Lansekap
4 1 Arsitektur 10 3,00 OB
Lanskap (103) -
Lanskap
Madya
Ahli Teknik
Tenaga Ahli Teknik S1 Teknik Mekanikal
5 1 10 3,00 OB
Mekanikal Mesin (301) –
Madya
Ahli Teknik
Sistem Tata
S1 Teknik
Tenaga Ahli Teknik Udara dan
6 1 Mesin/Tekni 10 3,00 OB
Sistem Tata Udara Refrigerasi
k Elektro
(302) –
Madya
Ahli Teknik
S1 Teknik Proteksi
Tenaga Ahli Teknik
7 1 Mesin/Tekni Kebakaran 10 3,00 OB
Proteksi Kebakaran
k Elektro (304) -
Madya
Ahli Teknik
Tenaga Ahli Teknik S1 Teknik Tenaga
8 1 10 3,00 OB
Tenaga Listrik Elektro Listrik (401) -
Madya
Ahli Teknik
Elektronika
Tenaga Ahli Teknik dan
Elektronika dan S1 Teknik Telekomunik
9 1 10 3,00 OB
Telekomunikasi Elektro asi Dalam
dalam Gedung Gedung
(402) –
Madya

A.II ASISTEN TENAGA AHLI


Ahli Teknik
Asisten Tenaga Ahli Bangunan
1 1 S1 Sipil 5 3,00 OB
Struktur Gedung
(201) - Muda
S1
Ahli Desain
Asisten Tenaga Ahli Arsitektur/D
2 1 Interior (102)- 5 3,00 OB
Desain Interior esain
Muda
Interior
S1 Ahli Arsitekur
Asisten Tenaga Ahli
3 1 Arsitektur Lansekap 5 3,00 OB
Lanskap
Lanskap (103) - Muda
Ahli Teknik
Asisten Tenaga Ahli S1 Teknik
4 1 Mekanikal 5 3,00 OB
Teknik Mekanikal Mesin
(301) – Muda
Ahli Teknik
Asisten Tenaga Ahli S1 Teknik Sistem Tata
5 Teknik Sistem Tata 1 Mesin/Tekni Udara dan 5 3,00 OB
Udara k Elektro Refrigerasi
(302) – Muda
Ahli Teknik
Asisten Tenaga Ahli S1 Teknik
Proteksi
6 Teknik Proteksi 1 Mesin/Tekni 5 3,00 OB
Kebakaran
Kebakaran k Elektro
(304) - Muda
Ahli Teknik
Asisten Tenaga Ahli
S1 Teknik Tenaga
7 Teknik Tenaga 1 5 3,00 OB
Elektro Listrik (401) -
Listrik
Muda
Ahli Teknik
Elektronika
Asisten Tenaga Ahli
dan
Teknik Elektronika S1 Teknik
8 1 Telekomunik 5 3,00 OB
dan Telekomunikasi Elektro
asi Dalam
dalam Gedung
Gedung
(402) – Muda

A.III TENAGA SUB PROFESIONAL


S1
Arsitektur/Si
Cost Estimator 2 2 3,00 OB
pil/Mesin/El
1 ektro
S1
CAD/CAM Arsitektur/Si
2 2 3,00 OB
OPERATOR pil/Mesin/El
2 ektro
S1
SURVEYOR 2 Arsitektur/Si 2 3,00 OB
3 pil
S1 Semua
Administrasi Proyek 2 2 3,00 OB
4 Jurusan

2. Biaya Langsung Non Personil


Jumlah
No Uraian Waktu Volume Satuan
Alat
B BIAYA LANGSUNG NON PERSONIL
1 Biaya ATK dan Penggandaan 1 3 3 Bulan
2 Biaya Transportasi 1 3 3 Bulan
3 Biaya Komunikasi 1 3 3 Bulan
4 Sewa Computer Desk Top 4 3 12 Unit.Bulan
5 Sewa Notebook 10 3 30 Unit.Bulan
6 Sewa Printer Laserjet Ukuran A3 2 3 6 Unit.Bulan
7 Sewa Printer Laserjet Ukuran A4 2 3 6 Unit.Bulan
8 Biaya Konsumsi Rapat 70 12 1 Ls
9 Test Struktur 1 1 1 Ls
- Hammer Test
- Ultasonic Pulse Velocity
- Core Drill & Crushing Test
- Rebar Scanner
10 Biaya Pelaporan
a. Laporan Pendahuluan 5 1 5 Expl
b. Laporan Antara 5 1 5 Expl
c. Laporan Akhir 5 1 5 Expl
d. Laporan Pengawasan Berkala 5 1 5 Expl
e. Laporan Soft Copy (Hardisk
5 1 5 Unit
Eksternal 2 TB)
Dok Detail Engineering Design
11 5 1 5 Expl
(DED), terdiri dari :
a. Gambar Detail Perencanaan
dan Gambar Isometrix format
minimal A3
b. Rencana Kerja dan Syarat-
syarat (RKS)
c. Rencana Anggaran Biaya
(RAB)
d. Bill of Quantity (BOQ)
e. KAK Lelang Konstruksi
3. Lokasi Pekerjaan
Lokasi kegiatan di Gedung Rawat Inap Lantai 1 & 2, RSAB Harapan Kita.
4. Lingkup Tugas
a. Persiapan atau Konsepsi Perencanaan
Persiapan atau konsepsi perencanaan, seperti mengumpulkan data dan informasi
lapangan, membuat interprestasi secara garis besar terhadap Term Of Reference
(TOR), konsep perencanaan, sketsa gagasan, konsultasi dengan pemerintah
daerah setempat mengenai peraturan daerah/ perijinan bangunan.
b. Penyusunan Pra Rencana
1) Menguraikan penjelasan konsep rancangan yang dilengkapi gambar dan
diagram untuk Gedung Rawat Inap Ibu dan Anak, meliputi:

• Program peruntukan lantai dan/atau ruangan, zoning ruang, dan konsep


sirkulasi;

• Rencana lay out ruang kerja beserta ruang penunjangnya;

• Rencana sistem konstruksi yang digunakan beserta penggunaan material


bangunan;

• Rencana penggunaan material, furniture/meubelair dan aspek penunjang


estetika lainnya (interior, furniture, exterior);

• Rencana Way Finding/Signage atau Penanda Arah yang dibutuhkan dan


direncanakan terhadap lingkup program ruang yang dibutuhkan untuk
Gedung Utama.

• Rencana sistem instalasi jaringan utilitas MEP pada bangunan;

• Rencana migrasi dan integrasi fungsi baik secara arsitektural dan MEP

• Paparan konsep perancangan yang disesuaikan dengan Panduan


Perancangan Bangunan (Design Guidelines)

2) Mengajukan skematik desain dalam bentuk 3 dimensi masing-masing instalasi


disertai penjelasan gagasan perancangan arsitektur (interior dan eksterior)
yang dapat memberikan gambaran yang cukup jelas dan dapat diterima serta
disetujui oleh Pemberi Tugas;
3) Menyusun Laporan Penyusunan Pra-Rancangan dan Skematik Desain yang
memuat hasil pekerjaan.
c. Penyusunan Pengembangan Rencana

• Memperoleh kejelasan teknis pelaksanaan agar konsep yang tercermin dalam


rancangan dapat diwujudkan secara fisik;

• Mempertimbangkan kelaikan sistem struktur konstruksi yang telah ditentukan


dan dampaknya terhadap perancangan arsitektural (interior dan eksterior);

• Menyusun perencanaan dan perancangan seluruh elemen arsitektur (baik


interior, furniture, signage dan eksterior), struktur, jaringan instalasi utilitas,
dalam bentuk gambar-gambar yang terukur dan skalatis, dengan
mempertimbangkan nilai manfaat, pengadaan material, konstruksi dan nilai
ekonomi;

• Memberikan usulan pola, warna, dan tekstur material arsitektural (interior,


furniture, signage dan eksterior) yang disusun dengan membuat material
board/material scheme. Usulan harus mempertimbangkan kemudahan dan
ketersediaan material tersebut di kemudian hari dengan spesifikasi yang dapat
dipergunakan secara berulang (continued);

• Melakukan perencanaan terhadap sistem jaringan utilitas bangunan dengan


tetap mempertimbangkan teknis pelaksanaan dan kemudahan
pemeliharaan;dan

• Memperoleh kejelasan secara garis besar agar biaya dan waktu pelaksanaan
pembangunan dapat dihitung dengan seksama dan dipertanggungjawabkan;

• Membuat presentasi ringkasan hasil rancangan untuk masing-masing ruang.


• Menyusun Laporan Penyusunan Pengembangan Pra-Rancangan yang
memuat hasil pekerjaan.
d. Penyusunan Rencana Detail, antara lain membuat:
1) Gambar-gambar detail arsitektur, detail utilitas yang sesuai dengan gambar
rencana yang telah disetujui. Semua gambar arsitektur dan utilitas harus
ditandatangani oleh penanggung jawab perusahaan dan tenaga ahli yang
memiliki ijin sertifikat keahlian.
2) Rencana kerja dan syarat-syarat berdasarkan peraturan bangunan
3) Uraian mengenai spesifikasi teknis pekerjaan.
4) Rincian Volume pelaksanaan pekerjaan, Rencana Anggaran Biaya pekerjaan
konstruksi (Engineering Estimate/EE) termasuk daftar harga satuan dan analisa
harga satuan disertai data dukung.
5) Membuat Perkiraan biaya (BOQ), RKS, dan DED dan gambar isometris ME dan
gambar isometris plumbing serta RAB dari kegiatan kontruksi yang akan
dilaksanakan
6) Laporan akhir perencanaan.
e. Penyusunan laporan tertulis dan dokumentasi kegiatan dalam setiap tahapan
perencanaan kepada PPK.
f. Membantu Persiapan Pelelangan
Mengadakan persiapan pelelangan seperti membantu PPK di dalam penyusunan
dokumen pelelangan dan membantu Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan
dalam menyusun program dan pelaksanaan pelelangan.
g. Proses Pelelangan
Membantu panitia pada waktu penjelasan pekerjaan, termasuk mengisi Berita Acara
penjelasan pekerjaan, membantu panitia pelelangan dalam melaksanakan evaluasi
penawaran, menyusun kembali dokumen pelelangan dan melaksanakan tugas-
tugas yang sama apabila terjadi pelelangan ulang.
h. Mengadakan Rapat dengan PPK, Para Direksi, User dan pihak terkait,
mempersiapkan konsumsi rapat, dan membuat notulensi serta dokumentasi rapat.
i. Pengawasan Berkala
1) Memeriksa kesesuaian antara pekerjaan dengan perencanaan secara berkala
(Harian, Mingguan, Bulanan).
2) Melakukan penyesuaian gambar dan spesifikasi teknis pelaksanaan jika ada
perubahan.
3) Memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang timbul selama masa
pelaksanaan konstruksi.
4) Bertanggung Jawab atas segala ketidaksesuaian antara produk yang dihasilkan
dengan kondisi lapangan.
5) Bertanggung Jawab mengikuti rapat – rapat yang diselenggarakan MK/
Kontraktor dalam klarifikasi hasil product yang dihasilkan perencana.
6) Memberikan saran-saran, pertimbangan dan rekomendasi tentang penggunaan
bahan.
7) Merencanakan bahan bahan yang sesuai standard dan setara dalam menyusun
bahan bahan yang sesuai spesifikasi.
8) Membuat laporan akhir pengawasan berkala.

5. Tanggung Jawab Perencanaan


a. Konsultan Perencana bertanggung jawab secara profesional atas jasa
perencanaan yang berlaku dilandasi Pasal 11 Undang-undang Nomer 2 tahun
2017 tentang Jasa Konstruksi.
b. Secara Umum tanggung jawab Konsultan Perencana sekurang-kurangnya
meliputi:
1) Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus memenuhi persyaratan
standar hasil karya perencanaan yang berlaku, dengan mekanisme
pertanggung-jawaban sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.
2) Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah mengkoordinasikan
batasan-batasan yang telah diberikan oleh kegiatan, termasuk melalui KAK
ini, seperti dari segi pembiayaan, waktu penyelesaian pekerjaan dan mutu
bangunan yang akan diwujudkan.
3) Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah memenuhi peraturan,
regulasi, standar, dan pedoman teknis untuk pembangunan gedung negara
yang berlaku.

6. Keluaran
a. Laporan pendahuluan sebanyak 5 (lima) dokumen yang berisikan proses pada
tahap persiapan perencanaan/ konsep desain :
1) Konsep penyiapan rencana teknis dan uraian rencana kerja konsultan
perencana
2) Konsep skematik rencana teknis
“Laporan pendahuluan ini disampaikan paling lambat 1 (satu) minggu
setelah menerima SPK.”
b. Laporan antara sebanyak 5 (lima) dokumen yang berisikan proses pada tahap:
1) Tahap pra-rencana teknis
a) Gambar-gambar pra-rencana
b) Perkiraan biaya pembangunan
c) Garis besar rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
2) Tahap pengembangan rencana
a) Gambar pengembangan rencana arsitektur, struktur, ME dan utilitas
b) Draft rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
c) Draft rencana anggaran biaya (RAB)
d) Uraian konsep rencana dan perhitungan-perhitungan yang diperlukan
“Laporan antara disampaikan paling lambat 4 (empat) minggu setelah
menerima SPK atau setelah melalui tahapan pengembangan rencana yang
telah disetujui.”
c. Laporan akhir perencanaan sebanyak 5 (lima) dokumen yang menuangkan hasil
perencanaan yang telah disepakati. Laporan akhir perencanaan diserahkan
pada saat masa akhir kontrak.
d. Dokumen perencanaan (Detail Enginering Design) sebanyak 5 (lima) dokumen
yang berisikan rancangan detail dalam bentuk :
1) Gambar detail perencanaan: DED (ARS-INT-MEP)
2) Rencana kerja dan syarat-syarat teknis (RKS)
3) Rencana Anggaran Biaya (RAB)
4) Bill of Quantity (BOQ)
5) Gambar 3 Dimensi dan Animasi
“Dokumen perencanaan diserahkan pada saat masa akhir kontrak.”
e. Laporan pengawasan berkala sebanyak 5 (lima) dokumen yang menuangkan
hasil pengawasan berkala selama masa konstriksi:
1) Hasil pemeriksaan kesesuaian antara pekerja dengan perencana secara
berkala
2) Menyusun petunjuk penggunaan peralatan dan perlengkapan mekanikal
dan elektrikal
“Laporan pengawasan berkala diserahkan pada akhir masa konstruksi.”

7. Klasifikasi dan Kriteria yang Harus Terpenuhi


Desain perencana harus memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut:
1) Standar kebutuhan tata ruang dan operasional RSAB Harapan Kita disesuaikan
dengan Peran, Fungsi, Struktur Organisasi dan Kultur Kinerja sebagai Pusat
Kesehatan Ibu dan Anak Nasional.
2) Desain Interior dan furniture harus memperhatikan aspek estetika, mampu
menarik perhatian, menata pemilihan warna dan bentuk sesuai dengan
kebutuhan rumah sakit sehingga meningkatkan kualitas suasana yang kaitannya
dalam penataan area. Memperhatikan pemilihan teknologi bahan yang tepat
Intresting & Attractive.
3) Desain Signage harus memperhatikan aspek estetika, pemilihan warna, dan
bentuk, kemudahan dalam pembacaan, penentuan arah sehingga memudahkan
alur sirkulasi didalam bangunan.
4) Kesesuaian sistem fungsional dan operasional rumah sakit antara lingkup tata
ruang di dalam bangunan dan tata ruang antar bangunan di dalam lingkungan
kawasan di RSAB Harapan Kita.
5) Adaptatif terhadap performa desain yang telah ada di lingkungan RSAB Harapan
Kita dari sisi arsitektur, interior dan mekanikal elektrikal agar sinergis terhadap
tuntutan kebutuhan, sistem prosedur pelayanan medis dan non medis pada
RSAB Harapan Kita dengan memperhatikan kualitas desain meliputi :
a. Unity (kesatuan)
b. Safety (keselamatan)
c. Security (keamanan)
d. Healtly (kesehatan)
e. Acomodity (kebutuhan)
f. Technology (berteknologi)
g. Luxury (kenyamanan)
h. Accesibility (kemudahan)

F. Waktu Pelaksanaan Kegiatan


Jangka waktu pelaksanaan perencanaan DED Gedung Rawat Inap sampai
dengan persiapan dokumen lelang diperkirakan selama 90 (sembilan puluh) hari
kalender, terhitung sejak terbit SPK.
Konsultan perencana mempunyai kewajiban untuk melaksanakan
Pengawasan Berkala terhadap hasil karyanya selama pelaksanaan pekerjaan fisik.

G. Biaya yang Diperlukan


Biaya pengadaan jasa konsultan perencana renovasi gedung Rawat Inap
sebesar Rp 2.932.509.000,- (terbilang: dua miliar sembilan ratus tiga puluh dua
juta lima ratus sembilan ribu rupiah ) sudah termasuk beban pajak 11%.
Sumber dana seluruh pekerjaan perencanaan dibebankan pada :
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) BLU Petikan Tahun Anggaran 2024
H. Penutup
Demikian TOR ini dibuat semoga dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam
mengambil keputusan, atas perhatian dan bantuannya disampaikan terima kasih.

Jakarta, November 2023


Mengetahui,
Direktur Layanan Operasional Ka. IPSRS

Dr. drg. Viviyanti Azwar, MARS Welli Asmoro, A.Md


NIP 196606041993032006 NIP 919830601201303101

Anda mungkin juga menyukai