A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a. Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
b. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
c. Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
d. Peraturan Pemerintah RI No. 23 Tahun 2005 tanggal 13 Juni 2005 tentang
pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum (BLU);
e. Peraturan Pemerintah RI No. 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan
Berusaha Berbasis Resiko;
f. Peraturan Pemerintah RI No. 16 Tahun 2021 tentang Peraturan pelaksanaan
Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung; Peraturan
Pemerintah No. 47 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang
Perumahsakitan;
g. Peraturan Presiden RI No. 12 Tahun 2021 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah;
h. Peraturan Presiden RI No. 16 tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah;
i. Peraturan Menteri PU No. 14 Tahun 2020 Tentang Standar dan Pedoman
Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia
j. Peraturan Menteri PU No. 22/PRT/M/2018 tentang Pedoman Pembangunan
Bangunan Gedung Negara;
k. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
271/MENKES/SK/II/2005, tanggal 23 Februari 2005, tentang perubahan nama
Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita menjadi Rumah Sakit Anak dan
Bunda HarapanKita;
l. Peraturan Menteri Kesehatan No. 53 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita;
m. Peraturan Menteri Kesehatan No. 24 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan
Bidang Perumahsakitan;
2. PENDAHULUAN
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Bidang Perumahsakitan, kelas rawat inap standar dilaksanakan
paling lambat 1 Januari 2023, namun dalam pelaksanaannya akan dilakukan
secara bertahap oleh seluruh rumah sakit baik milik kementerian/lembaga,
pemerintah daerah atau swasta yang bekerja sama dalam program JKN. Selain
pentahapan diatas, juga dilakukan pentahapan kriteria kelas standar yang dimulai
dari kriteria 1-9 dan dilanjutkan dengan kriteria 10-12. Berdasarkan hal tersebut,
maka diperlukan suatu petunjuk teknis yang diharapkan dapat menjadi acuan
dalam mempersiapkan sarana prasarana rumah sakit dalam penerapan kelas
rawat inap standar untuk program jaminan kesehatan nasional di seluruh Rumah
Sakit di Indonesia.
Pada tahun 2019 RSAB Harapan Kita telah ditetapkan menjadi Pusat
Kesehatan Ibu dan Anak melalui SK Menteri Kesehatan No. HK.01.07/ Menkes/
638/ 2019 tentang Rumah Sakit Harapan Kita Jakarta sebagai Pusat Kesehatan Ibu
dan Anak Nasional. RSAB Harapan Kita memiliki tujuan yaitu “Terwujudnya
pelayanan kesehatan Ibu dan Anak yang aman dan berkualitas dengan pelayanan
unggulan Birth Defect Integrated Center (BIDIC), Perinatal Terpadu dan Rujukan,
dan Teknologi Reproduksi Berbantu melalui kerja sama tim, jejaring dan sistem
rujukan serta terselanggaranya pendidikan, pelatihan, dan penelitian yang
terintegrasi dengan aktivitas pelayanan”.
RSAB Harapan Kita merupakan Rumah Sakit khusus tipe A fokus pada
pelayanan kesehatan Ibu dan Anak juga mempunyai program unggulan yang
diharapkan dapat menjadi daya ungkit terhadap pengembangan pelayanan di era
2. Ventilasi Udara
a. Maksud dan Tujuan:
Pertukaran udara dalam ruang perawatan bertujuan untuk kepentingan dilusi
udara (konsentrasi mikroorganisme didalam ruangan tetap rendah sehingga
mengurangi resiko transmisi).
b. Uraian
Pertukaran udara pada ruang perawatan biasa (non intensif) minimal 6x
pergantian udara perjam dan untuk ventilasi alami harus lebih dari nilai
tersebut serta ruang isolasi minimal 12x pergantian udara perjam. Untuk
mengukur pertukaran udara dilakukan dengan menggunakan alat bantu
Velocitymeter/ Anemometer/ Vaneometer dan dilakukan secara berkala.
Ruangan perawatan pasien harus memiliki bukaan jendela yang aman untuk
ventilasi alami dan kebutuhan pencahayaan. Apabila menggunakan ventilasi
alami, maka pada malam hari jendela dapat ditutup antara lain dengan tirai
yang tidak berpori, bertekstur dan dapat mudah dibersihkan. Selain ventilasi
alami, dapat dilakukan dengan ventilasi mekanik dan campuran (hybrid).
3. Pencahayaan Ruangan
a. Maksud dan Tujuan
Pencahayaan yang baik bertujuan agar pasien dan petugas dapat melihat
dengan jelas kegiatan yang sedang dilakukan dan menghindari bahaya.
Selain itu pencahayaan dilakukan untuk penyesuaian biologis tubuh dan
siklus sirkadian (ritme circadian).
b. Uraian
Pencahayaan ruangan buatan harus mengikuti kriteria yang ditetapkan
dengan standar 250 lux untuk penerangan dan 50 lux untuk pencahayaan
tidur. Pencahayaan diukur dengan luxmeter pada bidang kerja (tempat tidur).
7. Ruang rawat dibagi berdasarkan Jenis Kelamin, Usia, Penyakit (Infeksi, Non
Infeksi), dan ruang rawat gabung.
a. Maksud dan Tujuan
Pembagian ruang rawat dilakukan untuk kenyamanan dan
keselamatan pasien serta pencegahan terjadinya transmisi.
b. Uraian
Dalam 1 (satu) blok/klaster ruang perawatan terdiri dari beberapa ruangan
perawatan.
• Rencana migrasi dan integrasi fungsi baik secara arsitektural dan MEP
• Memperoleh kejelasan secara garis besar agar biaya dan waktu pelaksanaan
pembangunan dapat dihitung dengan seksama dan dipertanggungjawabkan;
6. Keluaran
a. Laporan pendahuluan sebanyak 5 (lima) dokumen yang berisikan proses pada
tahap persiapan perencanaan/ konsep desain :
1) Konsep penyiapan rencana teknis dan uraian rencana kerja konsultan
perencana
2) Konsep skematik rencana teknis
“Laporan pendahuluan ini disampaikan paling lambat 1 (satu) minggu
setelah menerima SPK.”
b. Laporan antara sebanyak 5 (lima) dokumen yang berisikan proses pada tahap:
1) Tahap pra-rencana teknis
a) Gambar-gambar pra-rencana
b) Perkiraan biaya pembangunan
c) Garis besar rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
2) Tahap pengembangan rencana
a) Gambar pengembangan rencana arsitektur, struktur, ME dan utilitas
b) Draft rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
c) Draft rencana anggaran biaya (RAB)
d) Uraian konsep rencana dan perhitungan-perhitungan yang diperlukan
“Laporan antara disampaikan paling lambat 4 (empat) minggu setelah
menerima SPK atau setelah melalui tahapan pengembangan rencana yang
telah disetujui.”
c. Laporan akhir perencanaan sebanyak 5 (lima) dokumen yang menuangkan hasil
perencanaan yang telah disepakati. Laporan akhir perencanaan diserahkan
pada saat masa akhir kontrak.
d. Dokumen perencanaan (Detail Enginering Design) sebanyak 5 (lima) dokumen
yang berisikan rancangan detail dalam bentuk :
1) Gambar detail perencanaan: DED (ARS-INT-MEP)
2) Rencana kerja dan syarat-syarat teknis (RKS)
3) Rencana Anggaran Biaya (RAB)
4) Bill of Quantity (BOQ)
5) Gambar 3 Dimensi dan Animasi
“Dokumen perencanaan diserahkan pada saat masa akhir kontrak.”
e. Laporan pengawasan berkala sebanyak 5 (lima) dokumen yang menuangkan
hasil pengawasan berkala selama masa konstriksi:
1) Hasil pemeriksaan kesesuaian antara pekerja dengan perencana secara
berkala
2) Menyusun petunjuk penggunaan peralatan dan perlengkapan mekanikal
dan elektrikal
“Laporan pengawasan berkala diserahkan pada akhir masa konstruksi.”