Pengaruh Likuid, Kupon, Jangka Waktu, Suku Bunga Rerhadap Harga Pasar Obligasi
Pengaruh Likuid, Kupon, Jangka Waktu, Suku Bunga Rerhadap Harga Pasar Obligasi
Endri Purnomo
Novi Puspitasari
Email : endri1001@gmail.com
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Jember
ABSTRACT
This paper aims to determine the effect of liquidity, coupon, maturity and
market interest rates on the market price of low rated bonds and the market price of
high rated bond. This study conducted on banking companies issuing bonds in the
Indonesia Stock Exchange in the period 2011-2015. Low rated bonds taken out of
bonds that are rated between A- to CCC as many as 52 sample data, while the high-
rated bonds taken out of bonds that are rated AAA and AA + as many as 124 sample
data. The method used in this research is multiple linear regression analysis. The
results of partial testing showed that liquidity, coupon and maturity of no significant
impact on the market price of low rated bonds. The same results were obtained on a
partial test in high rated bonds, the liquidity and maturities have no significant
impact on the market price of the high rated bond. however, the coupons have a
significant effect on the market price of high rated bond. Variable market interest
rate can not be processed because the data is constant so as not to do regression
testing.
Keywords: Liquidity, coupon, maturity, market interest rates and bond market price.
34
35
Kupon, Jangka waktu jatuh tempo dan Harga pasar obligasi berperingkat
Suku bunga pasar berbeda terhadap tinggi di Bursa Efek Indonesia.
Harga pasar obligasi berperingkat
rendan dan Harga pasar obligasi 2. TINJAUAN PUSTAKA
berperingkat tinggi. 2.1 Tinjauan Teori
Tujuan penelitian ini yang 2.1.1 Pasar Modal
pertama adalah menganalisis Menurut Bursa Efek Indonesia
signifikansi pengaruh likuiditas (2010), Pasar modal (capital market)
obligasi terhadap harga pasar obligasi merupakan pasar untuk berbagai
berperingkat rendah dan berperingkat instrumen keuangan jangka panjang
tinggi di Bursa Efek Indonesia. Kedua, yang bisa diperjualbelikan, baik surat
menganalisis signifikansi pengaruh utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa
tingkat bunga kupon (coupon rate) dana, instrumen derivatif maupun
terhadap harga pasar obligasi instrumen lainnya.
berperingkat rendah dan berperingkat 2.1.2 Obligasi
tinggi di Bursa Efek Indonesia. Ketiga, Menurut Tjiptono (2012:12)
menganalisis signifikansi pengaruh Obligasi (bond) adalah surat berharga
jangka waktu jatuh tempo (maturity) yang menunjukkan bahwa penerbit
terhadap harga pasar obligasi obligasi meminjam sejumlah dana
berperingkat rendah dan berperingkat kepada masyarakat dan memiliki
tinggi di Bursa Efek Indonesia. kewajiban untuk membayar bunga
Keempat, menganalisis signifikansi secara berkala, dan kewajiban
pengaruh suku bunga pasar (Bi Rate) melunasi pokok utang pada waktu
terhadap harga pasar obligasi ynag telah ditentukan kepada pihak
berperingkat rendah dan berperingkat pembeli obligasi tersebut.
tinggi di Bursa Efek Indonesia. 2.1.3 Peringkat Obligasi
Kelima, menganalisis perbedaan Menurut Rudiyanto (2011)
signifikansi pengaruh Likuiditas, Peringkat/Rating adalah suatu
Kupon, Jangka waktu jatuh tempo dan penilaian yang terstandarisasi terhadap
Suku bunga pasar terhadap Harga kemampuan suatu negara atau
pasar obligasi berperingkat rendah dan perusahaan dalam membayar hutang-
hutangnya.
37
4.1.3 Uji Asumsi Klasik dalam model regresi memiliki VIF < 2
a. Uji Multikolinieritas dan Tolerance > 0,1. Hal ini berarti
1). Uji Multikolinieritas Obligasi bahwa model regresi obligasi
Berperingkat Rendah berperingkat tinggi tidak melanggar
Tabel 4.3 Nilai Tolerance dan VIF asumsi tidak multikolinieritas.
Pada Obligasi Berperingkat b. Uji Heteroskedastisitas
Rendah 1). Uji Heteroskedastisitas obligasi
Variabel Tolerance VIF berperingkat rendah
Independen
Tabel 4.5. Uji glesjer obligasi
X1i 0,915 1,092
X2i 0,976 1,024 berperingkat rendah
X3i 0,896 1,116
Model T Sig.
Uji multikolinearitas pada
(Constant) 2,279 ,028
obligasi berperingkat rendah yang
X1 1,075 ,289
ditunjukkan pada Tabel 4.3
X2 -1,767 ,084
menunjukkan bahwa masing-masing X3 ,876 ,386
variabel independen memiliki VIF < 2
Uji heteroskedastisitas dalam
dan Tolerance > 0,1. Hal ini berarti
penelitian ini menggunakan uji glesjer.
bahwa model regresi obligasi
Hasil dari uji glesjer menunjukkan
berperingkat rendah tidak melanggar
bahwa model regresi pada obligasi
asumsi tidak multikolinieritas.
berperingkat rendah pada tabel 4.5
2). Uji Multikolinieritas obligasi bebas dari masalah heteroskedastisitas.
berperingkat tinggi 2). Uji Heteroskedastisitas obligasi
Tabel 4.4 Nilai Tolerance dan VIF berperingkat tinggi
Pada Obligasi
Berperingkat Tinggi Tabel 4.6. Uji glesjer obligasi
Variabel Tolerance VIF berperingkat tinggi
Independen
ZX1i ,995 1,005 Model T Sig.
X2i ,978 1,023
X3i ,974 1,026 (Constant) -,742 ,460
Hasil uji glesjer untuk obligasi Tabel. 4.7 Model Regresi Baru
berperingkat tinggi pada tabel 4.6 Obligasi Berperingkat Rendah
menunjukkan terjadi masalah
Model Unstand T Sig.
heteroskedastisitas pada variabel X3. ardized
Coefficie
Untuk mengatasi masalah nts
B
heterokedastisitas dilakukan dengan (Constant) ,816 25,667 ,000
6,948E-
Lag_X1 ,365 ,717
merubah model regresi kedalam 005
Lag_X2 ,509 1,599 ,117
bentuk semi-log, yaitu merubah -4,186E-
Lag_X3 -,895 ,376
006
variabel dependen menjadi bentuk
a. Dependent Variable: Lag_Y1
logaritma natural sedangkan semua
2). Uji Autokorelasi obligasi
variabel independen tetap.
berperingkat tinggi
c. Uji Autokorelasi
1). Uji Autokorelasi obligasi
Model Summaryb
berperingkat rendah R Std. Error of Durbin-
menggunakan uji durbin-waston. Nilai ini berarti bahwa H0 ditolak atau telah
adalah 0,627. Hal ini berarti bahwa H0 regresi berperingkat tinggi maka
orcutt sebanyak 3 kali iterasi. Hasil Tabel 4.8 Model Regresi Baru