Kayu Sebagai Bahan Bangunan Bertingkat Tinggi Yang 220915 080250
Kayu Sebagai Bahan Bangunan Bertingkat Tinggi Yang 220915 080250
Review
Kayu sebagai Bahan Bangunan Gedung Bertingkat Tinggi
yang Ramah Lingkungan
Timber as Environmentally Friendly High-Rise-Building Materials
Ratri Yuli Lestari
Balai Riset dan Standardisasi Industri Banjarbaru
Jl. P. Batur Barat No. 2 Banjarbaru, Kalimantan Selatan. 70711, Indonesia
E-mail : ratri.y.lestari@gmail.com
Diterima 21 Nopember 2016, direvisi 28 Nopember 2016, disetujui 09 Desember 2016
ABSTRAK
Kayu adalah bahan bangunan yang banyak digunakan sejak dahulu. Penggunaan
kayu sebagai bahan bangunan berkembang positif seiring dengan maraknya para arsitek
yang memilih kayu sebagai bahan bangunan utama. Kayu dapat digunakan sebagai
bahan untuk membangun gedung secara keseluruhan mulai dari konstruksi bangunan,
dinding, atap, lantai, interior dan juga furnitur. Kayu dipilih karena mudah untuk
dikerjakan, mudah didesain, mempunyai energi efisiensi yang tinggi, mempunyai energi
terikat yang rendah, tahan terhadap api dan yang paling penting adalah kayu merupakan
sumber daya alam terbarukan dan dapat didaur ulang. Setiap negara mempunyai
peraturan yang berbeda dalam mengatur penggunaan kayu dalam bangunan terutama
bangunan tinggi. Oleh sebab itu, para ahli berusaha untuk membuktikan bahwa kayu
mampu menjadi bahan bangunan bertingkat tinggi dan tetap memenuhi peraturan tentang
keamanan sebuah bangunan.
Kata Kunci : kayu, bangunan tinggi, ramah lingkungan
ABSTRACT
Wood has been widely used as building materials. The trends of using wood as
construction materials in a building are keep increasing because the positive trend in
construction expertise to use wood as building construction. Wood can be used as
building materials such as structural construction, decking, roofing, flooring, cladding,
furniture and interior. Wood is chosen because it is easy to work, flexible in design, high
energy efficiency, low embodied energy, low global warming potential, fire resistance, and
importantly wood is renewable and recyclable resources. Each country has their own
regulations related to the application of wood as materials in high rise building. However,
these regulations stimulated the expertises to demonstrate that wood is capable to be
high-rise building materials and fulfil the safety building requirements.
Keywords : wood, high-rise building, environmentally friendly
I. PENDAHULUAN
Kayu dikenal sebagai bahan semakin berkembang dengan menciptakan
bangunan yang paling lama di dunia. Kayu berbagai macam produk olahan kayu
telah banyak digunakan sejak pertama kali dengan karakteristik yang semakin baik.
manusia menebang pohon dan Kecenderungan penggunaan kayu
membangun tempat berteduh dengannya. sebagai bahan material bangunan terus
Di masa kini, masyarakat memenuhi meningkat dengan adanya kecenderungan
kebutuhan akan kayu dengan membangun untuk menggunakan bahan bangunan yang
hutan produksi lestari. Industri kayu juga ramah lingkungan dengan emisi karbon
99
Jurnal Riset Industri Hasil Hutan Vol.8, No.2, Desember 2016: 99 - 108
rendah (Kuzman & Groselj, 2012). Para lokasi maupun anggaran dana. Sifat dan
ahli konstruksi menyarankan kayu sebagai karakteristik kayu dapat ditingkatkan
alternatif bahan konstruksi bangunan. dengan teknologi pengolahan kayu
Kuzman & Groselj (2012) yang sehingga dapat meningkatkan karakteristik
menganalisa berbagai macam bahan dan sifat kayu yang mengacu pada
konstruksi bangunan bersama para ahli berbagai macam penggunaan kayu.
teknologi kayu, arsitektur dan konstruksi Hampir semua bagian dari rumah dapat
bangunan menyimpulkan bahwa konstruksi dibangun dari kayu mulai dari kontruksi,
dari kayu olahan (engineered wood) jendela, pintu, kusen, dinding, lantai, langit-
diposisikan sebagai prioritas utama dari langit, anak tangga, dan lain-lain.
berbagai macam tipe konstruksi, diikuti Høibø, Hansen, & Nybakk (2015)
konstruksi kayu utuh (solid wood), melakukan eksperimen terkait
konstruksi beton, konstruksi batu bata dan kecenderungan konsumen memilih kayu
konstruksi baja. Hasil analisa menunjukkan sebagai bahan bangunan di masyarakat
bahwa kapasitas menahan beban, perkotaan di Oslo, Norwegia. Berdasarkan
ketahanan api, desain, energi terikat, biaya hasil survey, sebagian konsumen lebih
konstruksi, lama waktu konstruksi dan juga memilih kayu untuk berbagai aplikasi
kualitas tempat tinggal dari bahan kayu bahan bangunan dibandingkan bahan
lebih unggul dibandingkan dengan bahan bangunan lainnya, meskipun para
yang lainnya. responden tersebut tinggal di area yang
Penggunaan kayu sebagai bahan jarang dalam penggunaan kayu.
bangunan tidak hanya memberikan Responden memilih untuk menggunakan
keuntungan bagi pemilik bangunan akan kayu dalam aplikasi dinding, lantai, langit-
tetapi juga bagi lingkungan. Telaahan ini langit, dan interior, namun masih banyak
akan menginformasikan pemanfaatan kayu yang ragu dalam penggunaan kayu sebagi
sebagai bahan bangunan, alasan–alasan bahan konstruksi bangunan. Target market
penggunaan kayu sebagai bahan yang paling besar dalam pemasaran
bangunan dibandingkan dengan bahan bangunan yang berbahan utama kayu
bangunan yang lain, perkembangan adalah kelas masyarakat yang lebih muda
bangunan tinggi dari kayu di dunia serta dan mempunyai jiwa menjaga kelestarian
memberikan beberapa contoh bangunan lingkungan yang tinggi (environmentalist).
tinggi dengan bahan utama kayu.
III. KELEBIHAN KAYU SEBAGAI
II. PEMILIHAN KAYU SEBAGAI BAHAN BANGUNAN
BAHAN BANGUNAN
Kayu mempunyai keunggulan
Kayu sebagai bahan bangunan dibandingkan dengan bahan yang lain
mempunyai beberapa sifat utama (Frick, seperti baja, aluminium, dan beton.
2004) yaitu: kayu merupakan sumber daya Bangunan kayu juga dipercayai
alam terbarui dan tidak akan habis apabila mempunyai berbagai macam kelebihan di
diusahakan / dikelola dengan baik. Kayu antaranya adalah nyaman, menarik, serba
merupakan bahan yang mudah diproses guna, murah, mudah dibangun, biaya
dan dibentuk. Kayu mempunyai sifat rendah, tahan lama dan aman untuk
spesifik yang tidak mudah ditiru oleh bahan lingkungan (Kozak & Cohen, 1999).
lain seperti sifat elastis, ulet, tahan Keunggulan-keunggulan kayu terhadap
terhadap tekanan sejajar dan tegak lurus bahan bangunan yang lain akan
serat. didiskusikan berikut ini.
Kayu dapat digunakan pada berbagai
3.1. Mudah Dikerjakan, Didesain dan
macam bagian bangunan mulai dari
Tahan Lama
konstruksi, dinding, lantai dan furnitur.
Bangunan kayu sangat cocok untuk
Kayu untuk bahan bangunan juga dapat
daerah pada berbagai iklim baik iklim tropis
dengan mudah menyesuaikan dengan
maupun sub-tropis. Kayu telah
desain bangunan berdasarkan gaya hidup,
dimanfaatkan untuk berbagai macam
100
Kayu sebagai bahan bangunan gedung bertingkat tinggi ….Ratri Yuli Lestari
101
Jurnal Riset Industri Hasil Hutan Vol.8, No.2, Desember 2016: 99 - 108
kondisi ruangan seperti kualitas udara, keamanan (Kuzman & Groselj, 2012). Kayu
penggunaan energi, kelembaban dan dapat berfungsi sebagai „carbon sinks’
kenyamanan suhu ruangan. Pertukaran yang menyerap CO2 dan menyimpannya
udara dalam gedung menjadi penting sebagai serat kayu dan selulosa dan
karena kebutuhan energi dan standar karbon akan tetap tinggal pada kayu
kualitas ruangan semakin meningkat. meskipun kayu sudah ditebang dan
Menurut Štefko & Bednár (2016), dijadikan material bangunan (Kennedy et
penggunaan material kayu rekayasa al., 2005). Lippke et al. (2004) melaporkan
seperti OSB (Oriented Strand Boards) bahwa bangunan dengan konstruksi kayu
(ketebalan 15 – 22 mm) dan CLT (Cross mampu menyimpan karbon lebih besar
Laminated Timber) memenuhi syarat daripada emisi dan mampu mencegah 55
pertukaran udara yaitu <0.1m3/(m2.jam). m3 ton emisi CO2. Artinya dengan
menggunakan kayu sebagai bahan
3.3. Energi Terkandung (Embodied
bangunan akan mengurangi potensi
Energy) Rendah
pemanasan global dalam jumlah yang
Energi terikat pada kayu lebih rendah
cukup besar dengan cara menjadikan
dibandingkan dengan bahan bangunan
bangunan sebagai carbon sinks. Hal ini
yang lain. Lippke & Edmonds (2006)
didukung oleh Gustavsson & Sathre
melaporkan bahwa kayu untuk dinding dan
(2006), yang menyatakan bahwa bangunan
lantai lebih efisien dalam penggunaan
kayu menimbulkan emisi CO2 yang lebih
bahan baku dibandingkan dengan baja dan
sedikit yaitu (-44.2) ton sedangkan untuk
beton.
bangunan beton adalah (-16.5) ton.
Bangunan dengan bahan baku kayu
Lippke et al. (2004) menyatakan
mempunyai kesetimbangan energi sebesar
bahwa menggunakan kayu untuk dinding
(-1.110) GJ yang menunjukkan bahwa
akan menurunkan potensi emisi gas rumah
lebih banyak energi dihasilkan
kaca sebanyak 33% dibandingkan baja dan
dibandingkan yang dibutuhkan selama
80% lebih sedikit dibandingkan beton.
proses pembuatannya. Hal ini berbeda
Ditambah lagi, persiapan kayu untuk
dengan bangunan dari beton yang
pembuatan tembok dan lantai
membutuhkan energi 260 GJ (Gustavsson
menggunakan lebih sedikit bahan bakar
& Sathre, 2006). Gustavsson & Sathre
fosil dibandingkan dengan material yang
(2006) juga menambahkan bahwa pada
lain. Lippke & Edmonds (2006)
akhir daur hidupnya bekas bangunan kayu
menyebutkan bahwa insulasi dan
mampu menghasilkan energi sebesar
pembuatan baja membutuhkan 82% lebih
1.860 GJ sedangkan bekas bangunan
banyak bahan bakar fosil dibandingan
beton hanya menghasilkan energi sebesar
dengan kayu. Meskipun demikian, energi
1.100 GJ. Hal ini dikarenakan kayu sisa
yang digunakan pada pembuatan material
bangunan dapat digunakan sebagai
dasar hanya sedikit berkontribusi pada
penghasil energi (biofuels) dan mampu
penggunaan energi dari bahan bakar fosil
menggantikan penggunaan fossil fuels.
(Lippke & Edmonds, 2006). Namun,
3.4. Potensi Pemanasan Global penggunaan baja pada dinding
Rendah membutuhkan 345% lebih banyak energi
Lippke & Edmonds (2006) sedangkan pada lantai beton dibutuhkan
berpendapat bahwa kayu menggunakan 150% lebih banyak energi dibandingkan
lebih sedikit bahan baku, bahan bakar fosil dengan lantai dari kayu. Oleh sebab itu,
dan berkontribusi terhadap global warming kayu menjadi lebih ramah lingkungan
melalui emisi gas rumah kaca jauh lebih dibandingkan dengan baja dan beton serta
sedikit. Penggunaan kayu sebagai bahan menyebabkan lebih sedikit polusi
baku konstruksi pada bangunan dibandingkan baja dan beton. Proses
membutuhkan energi lebih sedikit, desain kayu menyebabkan 181% lebih
menghasilkan emisi yang lebih rendah dan sedikit polusi air dibandingkan dengan baja
mengurangi jejak karbon tanpa dan menyebabkan polusi udara yang lebih
mengorbankan aspek kesehatan dan sedikit karena pembuatannya
102
Kayu sebagai bahan bangunan gedung bertingkat tinggi ….Ratri Yuli Lestari
103
Jurnal Riset Industri Hasil Hutan Vol.8, No.2, Desember 2016: 99 - 108
nilai pasarnya, yaitu kayu yang bernilai tentang semua persyaratan dan kualifikasi
tinggi, sedang dan rendah. Pengkelasan pada bangunan terutama kemanan
kayu dapat dilakukan berdasarkan kelas bangunan. Peraturan tersebut menyatakan
kayu, tipe, kondisi, perlakuan (coating) dan bahwa bangunan dengan kayu hanya
keutuhan kayu (Forsythe, 2011). dapat diterima sampai 6 lantai, apabila
akan dibangun lebih dari itu maka ada
persyaratan-persyaratan tertentu yang
IV. PERKEMBANGAN KAYU SEBAGAI
harus dilengkapi. Syarat yang harus
BAHAN BANGUNAN GEDUNG
dipenuhi di antaranya adalah kemampuan
TINGGI
bangunan untuk mampu tahan terhadap
Membangun gedung tinggi berbahan api (kebakaran) selama 2 jam. Menurut
kayu telah menjadi sebuah kecenderungan Green & Karsh (2012), berdasarkan hasil
di kalangan para arsitek dan mereka saling penelitian dan pengalaman dalam
berkompetisi untuk membangun gedung kebakaran pada bangunan kayu di Eropa
tinggi dengan menggunakan kayu. Adedeji dan Kanada membuktikan bahwa kayu
& Taiwo (2012) menyebutkan bahwa 81% dapat digunakan sebagai bahan konstruksi
dari responden yang terdiri dari arsitek, bangunan dan mampu menunjukkan
insinyur dan surveyor bersedia untuk resistensi terhadap api selama 2 jam
menggunakan kayu sebagai bahan sebagaimana disyaratkan dalam Building
bangunan terutama sebagai bahan Code.
finishing. Beberapa negara
mempertimbangkan aspek keamanan
V. CONTOH BANGUNAN GEDUNG
bangunan tinggi yang berbahan utama
TINGGI BERBAHAN DASAR KAYU
kayu dengan membatasi tinggi maksimum
dari konstruksi gedung. Sebagai contoh
Negara Swiss melarang gedung tinggi
dengan kontruksi kayu dan membatasi
tinggi maksimal gedung dengan kontruksi
dasar kayu untuk tidak melebihi 2 lantai
sejak 2005 dan sekarang sudah diijinkan
sampai enam lantai bangunan dengan
konstruksi kayu (Frangi et al., 2008). Harris
(2012) menegaskan bahwa penemuan
baru dalam bidang rekayasa kayu
membuat menjadi mungkin untuk
membangun gedung tinggi dari kayu.
Para pengguna jasa di Jerman yang
mempertimbangkan biaya dan kualitas
hasil bangunan akan memlilih kayu
dibandingkan bahan lain (Walberg, 2016).
Perkembangan tentang peraturan dalam
hal bangunan di Jerman, Land, mempunyai
peran penting dalam mempengaruhi
penggunaan kayu sebagai bahan
konstruksi bangunan dikarenakan Land
mendukung penggunaan kayu untuk
bangunan bertingkat yang diklaim oleh
industri kayu sebagai bahan bangunan
yang dalam hal kestabilan konstruksi
sesuai dengan yang disyaratkan dalam Gambar 1. Forté di Dockland, Melbourne,
Land. Victoria, Australia
Negara Kanada mempunyai National
Building Code of Canada yang mengatur
104
Kayu sebagai bahan bangunan gedung bertingkat tinggi ….Ratri Yuli Lestari
106
Kayu sebagai bahan bangunan gedung bertingkat tinggi ….Ratri Yuli Lestari
107
Jurnal Riset Industri Hasil Hutan Vol.8, No.2, Desember 2016: 99 - 108
108