Anda di halaman 1dari 8

RADIAL juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi

Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo


VOLUME 7 NO. 1

MASTERPLAN PUSAT PERKANTORAN KABUPATEN


BOLAANG MONGONDOW SELATAN

Oleh : Dirman Ruchban


Program Studi S1 Arsitektur STITEK Bina Taruna Gorontalo

Dosen Pembimbing:
Mohammad Imran, ST., M.Ars.
Nini A. Kiay Demak, ST.

ABSTRAK

Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan adalah salah satu Kabupaten di Provinsi


Sulawesi Utara, dengan pusat pemerintahan berada di Bolaang Uki. Kabupaten ini dibentuk
berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2008, yang merupakan pemekaran dari Kabupaten
Bolaang Mongondow. Kabupaten yang baru terbentuk ini memiliki luas 1.615,86 km2 dengan
jumlah penduduk 87.012 jiwa. Semua kecamatan berada di pesisir Teluk Tomini dengan panjang
garis pantai 290 km. (BPS Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan), Saat ini sistem pelayanan
pemerintahan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan belum efisien karena Satuan Kerja
Perangkat Derah (SKPD) masih menggunakan bangunan rumah tinggal warga yang disewa untuk
dijadikan sebagai gedung kantor dan letak antara SKPD sangat berjauhan.
Masterplan Pusat Perkantoran bertujuan untuk mendukung aktivitas atau kegiatan dalam
pemerintahan pusat setempat dalam melaksanakan tugas pelayanan kepada masyarakat dan
melayani kepentingan umum serta dapat berperan sebagai symbol filosofi, fungsional, teknis,
monumental, serta memiliki fungsi keterbukaan yang menjadi cerminan kota atau Kabupaten
tersebut. Metode yang digunakan merupakan metode perancangan arsitektur dengan pendekatan
Arsitektur Post Moderen karena cocok untuk karakteristik bangunan perkantoran yaitu lebih
Rasional, modern dan menambahkan unsur klasik pada desain tersebut sehingga menggambarkan
karakter gedung pemerintahan.

Kata Kunci : Masterplan, Kantor, Arsitektur Post Modern

PENDAHULUAN terciptannya kawasan pemerintahan yang


kuat dan konsisten. Disisi lain juga
Pusat Pemerintahan merupakan tempat
permasalahan yang timbul adalah terjadinya
untuk melaksanakan segala hal yang
ketidakteraturan, ketidak efisiensienan dan
berkaitan dengan pemerintahan, baik itu
tersendatnya proses kegiatan pemerintahan
kegiatan politik dan administratif, serta
yang akibatnya berdampak pula terhadap
segala kegiatan yang berkaitan dengan hal-
masyarakat yang dilayani oleh pemerintah.
hal mengenai politik dan pemerintahan.
Perkembangan pembangunan dan
Pusat Pemerintahan tersebut selain sebagai
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten
pusat dari struktur ruang kota, dapat juga
Bolaang Mongondow Selatan dengan gerak
dipahami sebagai pusat kegiatan dari suatu
laju pembangunan sekarang ini, Kabupaten
kota atau wilayah bahkan suatu Negara.
Bolaang mongondow Selatan tumbuh dan
Permasalahan yang sering terjadi pada
berkembang menjadi salah satu Kabupaten
Kawasan pusat pemerintahan adalah tidak
termaju di Sulawesi Utara. Kabupaten

[Masterplan pusat perkantoran Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan : Dirman Ruchban] 95


RADIAL juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 7 NO. 1

Bolaang Mongondow Selatan tumbuh dan Bolaang Mongondow Selatan. Oleh karena
berkembang dengan cepat baik fisik itu penulis tertarik untuk membuat
wilayah, perekonomian, social, budaya, dan UDQFDQJDQ WHQWDQJ ³Masterplan Pusat
jumlah penduduk. Laju perkembangan Perkantoran Kabupaten Bolaang
pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di Mongondow Selatan´ penulis akan
Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan menggunakan desain arsitektur post modern
barkaitan dengan tumbuhnya beberapa pusat karena cocok untuk karakteristik bangunan
perekonomian wilayah. Pembangunan di perkantoran yaitu lebih Rasional, modern
Bolaang Mongondow Selatan di segala dan menambahkan unsur klasik pada desain
bidang harus diiringi dengan pembangunan tersebut sehingga menggambarkan karakter
fasilitas pemerintahan sebagai pengendali gedung pemerintahan.
pada sektor-sektor lain.
Saat ini sistem pelayanan pemerintahan TINJAUAN PUSTAKA
Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan Penyelenggaraan Pemerintahan
belum efisien karena Satuan Kerja Perangkat Daerah di Indonesia meliputi, provinsi dan
Derah (SKPD) masih menggunakan kabupaten/kota terdiri atas kepala daerah
bangunan rumah tinggal warga yang disewa dan DPRD dibantu oleh Perangkat Daerah.
untuk dijadikan sebagai gedung kantor dan Dalam menyelenggarakan pemerintahan,
letak antara SKPD sangat berjauhan. Pemerintahan Daerah berpedoman pada asas
Tercatat Kantor SKPD di Kabupaten penyelenggaraan pemerintahan negara yang
Bolaang Mongondow Selatan sebanyak 23 terdiri atas: kepastian hukum, tertib
Kantor Termasuk Kantor Sekretariat Daerah penyelenggara negara, kepentingan umum,
dan Kantor Sekretariat DPRD dengan keterbukaan, proporsionalitas,
Jumlah pegawai sebanyak 1900 Jiwa dan profesionalitas, akuntabilitas, efisiensi,
melayani penduduk sebanyak 87.012 Jiwa. efektivitas, dan keadilan. Pemerintahan di
Pusat pemerintahan ini sangat penting maka Indonesia merupakan tatanan hukum yang
dalam perancangan arsitektur ini penulis dibentuk setelah meninggalkan tatanan
bermaksud mengangkat Pusat Perkantoran hukum zaman belanda maupun jepang.
Pemerintah Kabupaten Bolaang Setalah dikumandangkannya proklamasi
Mongondow Selatan yang berlokasi di Desa para pemimpin bangsa Indonesia
Tabilaa Kec. Bolaang Uki, berdsarkan membentuk sistem pemerintahan yang
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) mandiri dikarenakan bangsa sudah merdeka.
Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan Sehari setelah proklamasi
daerah ini merupakan daerah perkantoran. kemerdekaan Indonesia atau tepatnya 18
Aktivitas pemerintahan ini agustus 1945 Mulai disahkannya UUD
membutuhkan suatu wadah yang disebut 1945 sebagai bentuk landasan utama
¶¶3XVDW 3HUNDQWRUDQ 3HPHULQWDKDQ¶¶. mengatur pemerintahan. Dengan begitu
Dimana kantor merupakan wadah aktivitas Indonesia sudah dapat menentukan arah
atau kegiatan dalam pemerintahan pusat pembangunannya berdasarkan landasan
setempat dalam melaksanakan tugas hukum yang sudah ditetapkan tersebut.
pelayanan kepada masyarakat dan melayani Setelah Undang-undang ditetapkan
kepentingan umum serta dapat berperan dilanjutkan dengan pemilihan presiden dan
sebagai symbol filosofi, fungsional, teknis, wakil presiden. Calon yang ditetapkan pada
monumental, serta memiliki fungsi awal pemerintahan bangsa Indonesia saat
keterbukaan yang menjadi cerminan kota itu adalah Soekarno dan Hatta.
atau Kabupaten tersebut. Pusat perkantoran Berdasarkan Musyawarah dan
tersebut membutuhkan suatu perencanaan mufakat akhirnya ditatapkanlah sekarno
secara makro terhadap masterplan yang sebagai Pucuk pimpinan di Pemerintahan
akan menjadi dasar dalam penataan unit-unit Republik Indonesia.
bangunan SKPD yang ada di Kabupaten

[Masterplan pusat perkantoran Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan : Dirman Ruchban] 96


RADIAL juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 7 NO. 1

Setelah kepemimpinan di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan ini


pemerintahan ditetapkan kemudian menggunakan Penekanan Arsitektur
dilanjutkan dengan pembagian teritorial Postmodern.
wilayah Indonesia. Tepatnya pada tanggal Tampilan pada bangunan
19 agustus 1945 Wilayah Indonesia merupakan sesuatu yang sangat diperlukan
ditetapkan menjadi 8 bagian provinsi pada suatu rancangan bangunan. Karena
meliputi dari jawa barat, jawa timur, jawa dengan tampilan bangunan dapat diketahui
tengah, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, DI tema dari suatu bangunan yang akan
Yogyakarta hingga sumatera. Setelah dirancang.
pembagian provinsi jelas ditentukan, maka
dilanjutkan dengan para pemimpin yang Objek Perancangan
akan memimpin di kementrian serta Objek yang ingin dirancang pada studi
provinsi. Akhirnya diputuskan untuk kasus ini adalah kawasan yang sesuai
dibentuk tiga belas kementrian di dengan RTRW Kabupaten Bolaang
pemerintahan saat itu. Kemudian dalam Mongondow Selatan yang berlokasi di
kementrian tersebut ditetapkan pula dua Kecamatan Bolaang Uki, Kabupaten
belas departemen dan satu kementrian Bolaang Mongondow Selatan.
Negara.
Tidak lama setelah penetapan Pengumpulan Data dan Pengolahan Data
kementrian tersebut tepatnya tanggal 22 1. Pengumpulan Data
agustus 1945 di lanjutkan dengan Data yang dikumpulkan dari survey
pembentukan KNIP atau disebut juga lapangan dapat berupa : data primer (luas
dengan Komite Nasional Indonesia Pusat. lahan/site, eksisting kawasan pemerintahan
Dimana fungsi dari Organisasi tersebut yang seusai RTRW, kondisi topografi dan
adalah mengawasi jalannya pemerintahan data-data mengenai profil Kabupaten
dan membantu menetapkan Garis-garis Molaang Mongondow Selatan). Sedangkan
Besar Haluan Negara atau GBHN. data sekunder yakni dari google earth yang
Setelah itu Pada tahun 1973 penulis peroleh dari internet.
Berdasarkan Surat Menteri Dalam Negeri a.Data Primer
Nomor Pemda 18/2/6 tanggal 15 Mei 1973, 1) Mengukur luas lahan yang tersedia,
tentang penyusunan Rencana Pembangunan mengambil dokumentasi lahan yang
bagi Ibukota Kabupaten, maka pembentukan tersedia sesuai RTRW Kabupaten,
daerah otonomi baru mulai dilaksanakan mengetahui kondisi topografi,
untuk mengatur arah pembangunan daerah pengumpulan data mengenai profil
sesuai dengan undang-undang yang di Kabupaten Bolaang Mongondow
tetapkan. Dan dalam mengatur pemerintahan Selatan.
daerah agar lebih efisien maka pada suatu 2) Mengetahui area kawasan
daerah dibutuhkan suatu wadah yang Pemerintahan di Kabupaten Bolaang
memusatkan kegiatan pelayanan pada Mongondow Selatan.
daerah tersebut. b. Data Sekunder
1) Studi Literatur
METODE PERANCANGAN Mengkaji skripsi sejenis, buku maupun
Pendekatan Perancangan dan Penekanan literatur lainnya yang berkaitan dengan
Desain perancangan kawasan wisata pantai dan
Pendekatan konsep Dasar terhadap diharapkan menjadi suatu acuan kepada
elemen-elemen arsitektur pada bangunan pihak yang berkepentingan.
akan terwujud dalam bentuk-bentuk baik 2) Penggunaan Peta
bersifat nyata(fisik), maupun sesuatu yang Diperoleh google earth berupa peta
abstrak pada bangunan tersebut. Pada makro (peta Kabupaten Bolaang
Masterplan Pusat Perkantoran Pemerintahan

[Masterplan pusat perkantoran Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan : Dirman Ruchban] 97


RADIAL juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 7 NO. 1

Mongondow Selatan) dan peta mikro telpon dan jalan serta sarana prasarana
(peta site/tapak). penunjang lainya.
2. Pengolahan Data c. Pencapaian yang mudah dari berbagai
a. Data yang dikumpulkan dari survey bagian kota.
lapangan dapat berupa : data primer d. Daerah sekitar site belum terlalu padat
(luas lahan/ Identifikasi masalah, dari pemukiman penduduk.
menguasai masalah-masalah yang e. Lingkungan yang tertib dan teratur.
ada pada kondisi sebenarnya) dan
dapat berupa data sekunder. 2. Penzoningan Tapak
b. Pengumpulan data dan informasi, Kondisi tapak yang berada pada
dengan melakukan survey (observasi) komples perkantoran Kabupaten Bolaang
lapangan, studi literatur, peta bahkan Mongondow Selatan secara umum masih
wawancara dengan pihak-pihak yang belum tertata dengan baik, masih adanya
berkompeten. sirkulasi yang tidak jelas, masih
c. Analisa data, dengan banyaknya area atau ruang luar yang masih
mengidentifikasi masalah dengan terbengkalai dan belum jelasnya
mengelompokan dan mengkaitkan pembagian zona dalam tapak yang ada.
masalah yang satu dengan yang lain Oleh karena itu, akan dilakukan
serta analisa mengenai visual, bentuk penzoningan terhadap tapak yang ada
dan struktur terhadap penekanan dalam kawasan perkantoran terebut,
desain yakni arsitektur postmodern. pembagian zona berdasarkan karakteristik
d. Sintesa, hasil analisa disimpulkan bangunan atau pembagian hirarki
untuk memperoleh persyaratan pekerjaan di masing-masing SKPD yang
tertentu dalam penentuan acuan ada dalam masterplan tersebut
perancangan arsitektur.
e. Transformasi, menguraikan konsep B. Acuan Perancangan Mikro
atau acuan perancangan menjadi 1. Klasifikasi Pengguna
suatu produk desain yakni pusat Pengguna untuk masterplan pusat
perkantoran pemerintah Kabupaten perkantoran Kabupaten Bolaang
Bolaang Mongondow Selatan. Mongondow Selatan dapat digolongkan
dalam tiga kelompok, yaitu :
ACUAN DAN LAPORAN 1) Kelompok pengelola
PERANCANGAN Adapun aktivitas dari Kelompok
pengelola terdiri dari :
A. Acuan Perancangan Makro
a) Mengelola sistem pelayanan
1. Reseume Lokasi dan Site
b) Mengembangkan dan memelihara
Salah satu hal yang cukup
fasilitas sehingga seluruh pengguna
penting dalam resume lokasi dan site
dapat menggunakannya dengan
adalah dengan memperhatikan kriteria
maksimal.
dan kondisi yang ada di lokasi dan site
2) Pekerja/ASN
yang ada dan memenuhi beberapa
a) Melakukan pekerjaan pada masing-
syarat dalam penentuan suatu site
masing SKPD
kawasan :
b) Memanfaatkan fasilitas umum yang
a. Lokasi masterplan telah memenuhi
ada di kompleks/kawasan
peruntukan fungsi kawasan
perkantoran
perkantoran yang ada di RTRW
3) Kelompok pengunjung
Kabupaten Bolaang Mongondow
a) Memanfaatkan fasilitas umum yang
Selatan.
ada di kompleks/kawasan
b. Ditinjau dari sarana dan prasarana
perkantoran
seperti jaringan listtrik, air bersih,

[Masterplan pusat perkantoran Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan : Dirman Ruchban] 98


RADIAL juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 7 NO. 1

b) Berkunjung atau membutuhkan akan digunakan sebagai tempat


informasi di masing-masing SKPD pembangunan adalah :
1) Lokasi masterplan telah memenuhi
2. Kebutuhan Ruang peruntukan fungsi kawasan
Pendekatan dilakukan dari literatur- perkantoran yang ada di RTRW
literatur dan objek lain yang sama kemudian Kabupaten Bolaang Mongondow
digabungkan dengan kebutuhan ruang yang Selatan.
terjadi akibat aktivitas dalam objek yang 2) Ditinjau dari sarana dan prasarana
diwadahi dalam ruang-ruang tertentu. seperti jaringan listtrik, air bersih,
a. Masjid telpon dan jalan serta sarana
= 4.624 m2 prasarana penunjang lainya.
b. Kantor Bupati 3) Pencapaian yang mudah dari
= 8.000 m2 berbagai bagian kota.
c. Kantor SKPD 4) Daerah sekitar site belum terlalu
= 63.100 m2 padat dari pemukiman penduduk.
d. Kantor DPRD 5) Lingkungan yang tertib dan teratur.
= 9.800 m2 b. Pengolahan Tapak
e. Lapangan Upacara 1) Ukuran dan tata wilayah
= 6.500 m2 Building coverage tapak adalah
f. Parkir Masjid 30% dan 70% untuk open space.
= 3.600 m2 Adapun sempadan bangunan
g. Parkir SKPD dimanfaatkan sebagai jalur penghijauan
= 4.200 m2 dan sirkulasi kendaraan bermotor.
h. Parkir Kantor Bupati 2) Zonase
= 6.000 m2 Zonase tapak direncanakan
i. Danau Buatan berdasarkan tingkat privacy masing-
= 22.600 m2 masing kelompok kegiatan. Kegiatan
j. Green Belt Area pekerjaan yang membutuhkan tingkat
= 20.600 m2 ketenangan yang cukup tinggi
k. Area Pengembangan diletakkan pada zona bagian dalam
= 26.800 m2 (kantor Bupati dan Kantor DPRD),
l. RTH sedangkan area publik pada bagian luar
= 7.400 m2 atau depan dekat dengan pintu masuk
m. Sirkulasi kawasan.
= 69.176m2 3) Orientasi matahari dan angin
TOTAL a) Orientasi terhadap sinar matahari
= 257.624 M2 x Mempengaruhi tata letak unit
bangunan yang memiliki area
C. Laporan Perancangan lansekap yang luas serta
1. Data Fisik pertimbangan terhadap
Nama Proyek : Masterplan Pusat pemanfaatan sinar matahari yang
Perkantoran Kabupaten Bolaang masuk ke dalam bangunan
Mongondow Selatan x Area yang banyak menerima sinar
Lokasi Proyek : Blokplan perkantoran matahari dapat dilindungi dengan
Luas Tapak : 257.624 M2 penanaman pohon pelindung dan
penggunaan overstek.
2. Perancangan Ruang Makro
a. Resume Lokasi dan Site b) Orientasi terhadap angin
Adapun kriteria-kriteria untuk x Mempengaruhi kenyamanan
penentuan sebuah lokasi dan site yang terhadap unit bangunan dalam site,

[Masterplan pusat perkantoran Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan : Dirman Ruchban] 99


RADIAL juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 7 NO. 1

pemanfaatan arah angin sebagai k. Area Pengembangan


penghawaan alami digunakan pada = 26.800 m2
ruang melalui bukaan-bukaan yang l. RTH
ada. = 7.400 m2
4) Noise m. Sirkulasi
Noise yang besar berasal dari jalan = 69.176m2
poros, oleh karena itu yang dapat TOTAL
dilakukan dalam desain bangunan = 257.624 M2
sebagai pereduksi kebisingan yakni :
a) Peninggian lantai dasar bangunan 4. Sistem Utilitas
maksimal dua (2) lantai a. Sistem jaringan air bersih
b) pemanfaatan unsur lansekap di Penggunaan air bersih untuk dalam
sekelilinmg bangunan bangunan air dari PAM. Air tersebut
c) Membuat jarak bangunan depan ditampung dulu dalam bak
lebih masuk ke dalam site. penampungan kemudian dialirkan ke
masing-masing unit menggunakan
c. Tata Ruang Luar pompa.
1) Pencapaian dan Sirkulasi b. Sistem jaringan air kotor
Sirkulasi dalam site didasarkan pada Pembuangan air hujan dialirkan
pertimbangan berdasarkan tingkat melalui pipa pada atap plat mengingat
kemudahan dan keamanan sehingga bangunan ini merupakan bangunan
disediakan area masuk sama dengan berlantai. Sedangkan limbah diolah
area keluar. Sirkulasi pada site yakni terlebih dahulu melalui sewerage
: treatment untuk menghilangkan lemak
a) Sirkulasi pejalan kaki, yang ada pada limbah dari bagian
b) Sirkulasi kendaraan roda dua dapur, laboratorium dan tempat
c) Sirkulasi kendaraan roda empat. praktikum.
c. Sistem jaringan listrik
3. Perancangan Ruang Mikro Sumber utama berasal dari PLN dan
a. Masjid pada saat listrik padam dapat
= 4.624 m2 menggunakan Genset. Energi
b. Kantor Bupati cadangan sangat diperlukan apabila
= 8.000 m2 terjadi pemadaman dari PLN.
c. Kantor SKPD d. Sistem penanggulangan kebaran
= 63.100 m2 1) Tabung CO2 ditempatkan ruang-
d. Kantor DPRD ruang publik.
= 9.800 m2 2) Sprinkler dengan detector system
e. Lapangan Upacara yang dihubungkan dengan alarm.
= 6.500 m2 3) Pilar hydrant, diletakkan pada
f. Parkir Masjid halaman dengan jarak antar hydrant 9
= 3.600 m2 ± 150 meter
g. Parkir SKPD 4) Fire hydrant, berupa box berisi
= 4.200 m2 kapak dan selan air sepanjang 25
h. Parkir Kantor Bupati meter yang diletakkan pada tempat
= 6.000 m2 ± tempat strategis, dengan standar
i. Danau Buatan pelayanan 800 m2 / unit.
= 22.600 m2 5) Smoke detector, diletakkan di setiap
j. Green Belt Area ruangan.
= 20.600 m2 e. Sistem penangkal petir

[Masterplan pusat perkantoran Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan : Dirman Ruchban] 100
RADIAL juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 7 NO. 1

Sistem penangkal petir yang buatan yang digunakan yakni dengan


digunakan adalah sistem tongkat penggunaan AC split.
franklin yang dipasang pada ujung c. Sistem akustik
atap. 3HUPDVDODKDQ DNXVWLN PHUXSDNDQ
f. Sistem sirkulasi bangunan PDVDODK \DQJ SHQWLQJ GLFDULNDQ VROXVL EDJL
Sirkulasi horizontal dalam bangunan 3XVDW 3HNDQWRUDQ .DEXSDWHQ %RODDQJ
menggunakan selasar, sedangkan 0RQJQGRZ 6HODWDQ LQL VHEDE
sirkulasi vertikal menggunakan SHUHQFDQDDQQ\D KDUXV PDPSX PHQFHFDK
tangga. SHPDQWXODQ EXQ\L \DQJ WLPEXO EDLN GDUL
g. Sistem pembuangan sampah UXDQJ OXDU RXWGRRU NH GDODP VLWH \DQJ
Pada setiap ruangan disediakan tempat DGD EDKNDQ NH GDODP UXDQJDQ GL PDVLQJ-
sampah yang kemudian diangkut ke PDVLQJ XQLW $GDSXQ DOWHUQDWLYH \DQJ ELDVD
tempat penampungan sampah sementara GLODNXNDQ DGDODK VHEDJDL EHULNXW
oleh petugas cleaning service untuk 1) 3HQJJXQDDQ EDKDQ ± EDKDQ \DQJ
selanjutnya dibawa ke tempat PDPSX PHQ\HUDS VXDUD EDLN GLQGLQJ
penampungan akhir yang diangkut SODIRQG PDXSXQ ODQWDL
dengan mobil sampah. 2) 3HQDWDDQ UXDQJ SDGD EDQJXQDQ VHVXDL
GHQJDQ NDUDNWHULVWLN SHQJJXQDDQ
5. Sistem Pengkondisian Bangunan UXDQJDQ EDQJXQDQQ\D GDQ SHQJJXQDDQ
a. Sistem pencahayaan XQVXU ODQVHNDS MHQLV WDQDPDQ
Sistem pencahayaan yang SHUHGXNVL EXQ\L VHEDJDL DNXVWLN DODPL
digunakan adalah pencahayaan alami
dan pencahayaan buatan. PENUTUP
2. Pencahayaan alami A. Kesimpulan
Memanfaatkan cahaya matahari dengan Masterplan Pusat Perkantoran
menghindarkan pengaruh negatifnya Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan
seperti kemungkinan masuknya sinar ini dengan kesimpulan adalah :
matahari langsung. 1. Lokasi terpilih berada pada
2. Pencahayaan buatan blokplan/kawasan Perkantoran
Dimanfaatkan untuk ruang-ruang yang Kabupaten Bolaang Mongondow
kurang/tidak mendapatkan sinar Selatan.
matahari seperti pada koridor dan pada 2. Masterplan Pusat Perkantoran
saat langit mendung atau waktu malam Pemerintah Kabupaten Bolaang
hari yang tidak ada cahaya langit (sinar Mngondow Selatan adalah:
matahari). merencanakan suatu kawasan
b. Sistem penghawaan pengembangan yang menyediakan
Sistem penghawaan yang sarana aktivitas atau pun kegiatan
digunakan adalah penghawaan alami dan pelayanan berkaitan dengan
penghawaan buatan. pemerintahan yang efektif dan efisien,
1. Penghawaan alami yang di hasilkan dari suatu proses
Memanfaatkan angin dengan berlokasikan di Kecamatan Bolaang
menggunakan ventilasi silang yakni Uki dengan penekanan arsitektur
pengaliran udara dari satu sisi ke sisi postmodern
lainnya. 3. Luasan masterplan Pusat Perkantoran
2. Penghawaan buatan Kabupaten Bolaang Mongondow
Penghawaan buatan diperlukan untuk Selatan sbb :
memberikan kenyamanan di dalam ruang n. Masjid
yang kurang mendapatkan penghawaan = 4.624 m2
alami yang baik. Sistem penghawaan o. Kantor Bupati
= 8.000 m2

[Masterplan pusat perkantoran Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan : Dirman Ruchban] 101
RADIAL juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 7 NO. 1

p. Kantor SKPD 2. Dengan Perancangan ini, dapat


= 63.100 m2 dijadikan sebagai acuan atau contoh
q. Kantor DPRD dalam perancangan
= 9.800 m2 blokplan/kawasan perkantoran yang
r. Lapangan Upacara serupa.
= 6.500 m2
s. Parkir Masjid DAFTAR PUSTAKA
= 3.600 m2 Badan Pusat Statistik. 2018. Provinsi
t. Parkir SKPD Sulawesi Utara.
= 4.200 m2
u. Parkir Kantor Bupati Badan Pertanahan Nasional. 2018.
= 6.000 m2 Kabupaten Bolaang Mongondow
v. Danau Buatan Selatan.
= 22.600 m2
w. Green Belt Area Budiharjo, Eko. 1997. Arsitektur Sebagai
= 20.600 m2 Warisan Budaya. Jakarta :
x. Area Pengembangan Djambatan.
= 26.800 m2
Ching, Francis DK. 1987. Arsitektur:
y. RTH
Bentuk, Ruang and Susunannya.
= 7.400 m2
Jakarta : Erlangga.
z. Sirkulasi
= 69.176m2 Julaihi, Wahid dan Bhakti, Alamsyah. 2013.
TOTAL = 27.624 M2 Teori Arsitektur Suatu Kajian
Perbedaan Pemahaman Teori Barat
B. Saran dan Timur. Yogyakarta : Graha ilmu.
Selama melakukan suvey ataupun
proses penyusunan dan perampungan Mangunwijaya. 1988. Wastu Citra. Jakarta :
Perancangan ini, penulis menyadari Gramedia.
bahwa masih terdapat sejumlah faktor
yang perlu dikembangkan atau Neufert, E. 1993. Data Arsitek. Edisi Kedua.
diperluas. Oleh karena itu penulis Jilid I. Jakarta : Erlangga.
memberikan saran ataupun masukan :
Poerwadarminta WJS. 1991. Kamus Umum
1. Pengembangan Perancangan adalah
Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai
respon pemerintah Kabupaten
Bolaang Mongondow Selatan agar Pustaka.
dapat mengakomodir rancangan
Snyder, James, C, dkk. 1985. Pengantar
nantinya dalam pengembangan Arsitektur. Jakarta : Erlangga.
blokplan/kawasan perkantoran
sudah ada acuan/masterplan yang
siap bangun.

[Masterplan pusat perkantoran Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan : Dirman Ruchban] 102

Anda mungkin juga menyukai