Disusun Oleh
TAHUN 2020
A. Peran Kepemimpinan
Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, menjadi
fenomenal melalui berbagai terobosan yang telah dilakukan. Kabupaten yang
beribukota di Wates ini menjadi daerah tujuan wisata, studi banding dan
benchmarking para pegawai termasuk para peserta pendidikan dan pelatihan
(diklat) dari daerah lain. Sebelumnya, kabupaten ini juga mendapatkan beberapa
penghargaan terkait dengan prestasinya dalam inovasi sektor publik, antara lain
dari MenPAN dan RB memberikan penghargan atas inovasi Kelompok Asuh
Keluarga Dinangun (KAKB) dan inovasi “Mengganti Beras Miskin (Raskin) menjadi
Beras Daerah (Rasda). Inovasi ini menjadikan Kabupaten Kulon Progo masuk
dalam Top 99 Inovasi
Pelayanan Publik Tahun 2016 yang diselenggarakan oleh Kemenpan dan RB.
Sedangkan pada pelayanan publik, RSUD Wates dan Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil masing-masing mendapatkan penghargaan sebagai unit
penyelenggaraan pelayanan publik kategori sangat baik dan baik tahun 2018
Capaian-capaian tersebut tentu bukan datang begitu saja, tetapi merupakan
apresiasi atas upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah setempat mulai dari
level staf bawah hingga pimpinan tertinggi. Memimpin perubahan merupakan
salah satu faktor tanggung jawab kepemimpinan terpenting dan tersulit.
Dibutuhkan peran kepemimpinan yang efektif untuk memperbaharui organisasi
dan dapat merubah suatu daerah sehingga lebih maju.
Keberhasilan program perubahan yang terpusat pada peran pimpinannya akan
lebih besar kemungkinannya berhasil. Peran pemimpin sangat penting dalam
memotivasi karyawan untuk melakukan pekerjaan dan menumbuhkan perilaku
yang inovatif. Peran kepemimpinan dalam menumbuhkan inovasi di lingkungan
organisasi pemerintah juga terlihat menonjol, misalnya di Organisasi Perangkat
Daerah (OPD) Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (DPMPT)
Kabupaten Kulon Progro, OPD Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan Pemuda dan
Olahraga (Disdikpora), bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Daerah
dan PDAM Tirta Binangun Kabupaten Kulon Progo. Pergantian pemimpin dari
Bupati periode sebelumnya (Hasto) kepada suksesornya (Sutedjo) membawa
perubahan gaya kepemimpinan, dan pemimpin yang memiliki visi dan komitmen
terhadap perubahan berpotensi melahirkan terobosan atau inovasi di masa
kepemimpinannya. Lesson Learnt yang paling utama dari peran kepemimpinan
bupati Kulonprogro adalah keberhasilan dalam hal transformasional
kepemimpinan yang dapat melanjutkan visi dan misi yang telah dicanangkan serta
kemampuan dalam membangun sinergitas dengan stakeholder internal dan
eksternal dalam bentuk komunikasi yang efektif untuk mewujudkan masyarakat
Kulonprogo kearah yang lebih baik,
Hal hal yang bisa dipetik dari kabupaten Kulonprogo dalam membangun jejaring
kerja dan Kolaborasi adalah kemampuan membangun komunikasi efektif antara
Bupati dan pimpinan organisasi perangkat daerah dibawahnya serta stakeholder
terkait dalam mendukung pencapaian sasaran program dan kegiatan untuk
mewujudkan visi kabupaten Kulonprogo yaitu “Terwujudnya masyarakat Kulon
Progo yang sejahtera, aman, tentram, berkarakter, dan berbudaya berdasarkan
iman dan taqwa”.
Dalam hal mewujudkan Sistim Tata Kelola Pemerintahan yang baik (Good
Governance), penerapan sistem pengendalian instansi pemerintah dilingkungan
kabupaten Kulonprogo sejauh ini telah efektif berjalan dengan memperhitungkan
factor analisis resiko serta membangun dan menumbuhkan budaya resiko dalam
pelaksanaan program dan kegiatan pemerintahan. Penerapan SPIP secara efektif
diharapkan dan diyakini dapat membangun tata pemerintahan yang baik yang
berdampak pada peningkatan efisiensi serta efektifitas atas pemanfaatan seluruh
sumber daya yang ada di seluruh jajaran pemerintahan. Best practice penerapan
manajemen kinerja yang telah dilakukan oleh Pemkab Kulonprogo dapat dilihat
dari capaian output dan outcome (manfaat) yang telah dirasakan oleh masyarakat
dalam hal penyelenggaraan pelayanan public. Indeks Kepuasan Masyarakat
(IKM) Kab. Kulonprogo sejauh ini telah meningkat setiap tahunnya berdasarkan
hasil survey yang dilakukan sehinga menumbuhkan public trust kepada pemimpin
dan organisasi yang dipimpinnya. Outcome (manfaat) yang diperoleh masyarakat
Kulonprogo berdasarkan Indeks Kepuasan Masyarakat tersebut menjadi tolak
ukur keberhasilan pelayanan penyelenggaraan pemerintah yang dapat dipetik dan
sebagai bahan pembelajaran (lesson learnt) dari Kabupaten Kulonprogo.
Berdasarkan hasil Studi lapangan (STULA) melalui media daring dengan Pemerintah
Daerah Kabupaten Kulonprogo, terdapat beberapa hal yang dapat kami simpulkan sebagai
berikut :
1. Capaian dan perolehan yang diraih pemerintah daerah kabupaten Kulonprogo tidak
terlepas dari keberhasilan melakukan transformasi kepemimpinan serta corak
pemimpin yang memiliki karakter kuat (strong leadership) dalam meminpin
daerahnya. Peran pemimpin pengganti sangat vitaldalam meneruskan tongkat
estafet kepemimpinan terhadap program dan kegiatan sebelumnya secara
berkesinambungan.
2. Terobosan inovasi yang sebelumnya manual bergeser dan bertransformasi secara
digital telah diterapkan dalam pelayanan penyelenggaraan pemerintahan di
kabupaten Kulonprogo dengan baik sehingga dapat menimbulkan kepercayaan
masyarakan dan menumbuhkan public trust.
Saran yang dapat kami sampaikan kepada Pemkab Kulonprogo dimasa mendatang adalah
agar dapat menjaring sebanyak banyaknya investor untuk membangun infrastruktur dan
membangun sumber daya manusia kulonprogo sesuai analisis beban kerja ASN
dilingkungan Pemkab. Kulonprogo sehingga dapat mewujudkan visi kabupaten Kulonprogo
yaitu “Terwujudnya masyarakat Kulon Progo yang sejahtera, aman, tentram, berkarakter,
dan berbudaya berdasarkan iman dan taqwa”.