Anda di halaman 1dari 3

LO 5

Klasifikasi menurut Oliet dan Pollock

Menurut Oliet dan Pollock (dalam Grossman, 1988) lesi endodontikperiodontik diklasifikasikan
berdasarkan pada prosedur perawatan, terdapat dalam tiga kategori perawatan yang berbeda, yaitu lesi
yang hanya memerlukan prosedur perawatan endodontik, lesi yang hanya memerlukan prosedur
perawatan periodontik dan lesi yang memerlukan perawatan gabungan endodontik-periodontik.

Lesi yang Hanya Memerlukan Prosedur Perawatan Endodontik

Golongan ini merupakan lesi-lesi yang hanya memerlukan perawatan endodontik saja, tanpa
memerlukan perawatan tambahan mengenai periodontiumnya, yaitu pada keadaan :

1. Tiap gigi dengan jaringan pulpa nekrosis dan jaringan granulomatus apikal yang menggantikan
membran periodontium dan tulang, dengan atau tanpa fistula (abses periapikal kronis).

2. Abses periapikal kronis dengan fistula melalui krevis gingival, lewat melalui struktur pendukung pada
seluruh panjangnya disisi akar.

3. Fraktur akar, longitudinal dan hirisontal.

4. Perforasi akar, patologik dan iatrogenik.

5. Gigi-gigi denganperkembangan akar apikal yang tidak sempurna dan pulpa nekrotik atau terinflamasi,
dengan dan tanpa patosis periapikal.

6. Implan endodontik.

7. Replantasi, intensional atau traumatik.

8. transplantasi, autotranplantasi atau alotransplantasi.

9. Gigi yang memerlukan hemiseksi atau radiseksi.

10. Akar terpendam sebagian (submergence).

Lesi yang Hanya Memerlukan Prosedur Perawatan Periodontik

Pada golongan ini lesi-lesi hanya memerlukan perawatan periodontik, tanpa memerlukan perawatan
endodontik, hal ini terdapat pada keadaan :

1. Trauma oklusal yang menyebabkan pulpitis reversibel.

2. Trauma oklusal dengan inflamasi gingival yang menyebabkan pembentukan poket dengan : 1)
Sensitivitas pulpa yang reversibel tetapi meningkat disebabkan oleh trauma atau oleh tubuli dentin
terbuka. 2) Sensitivitas pulpa yang reversibel tetapi meningkat disebabkan oleh terbukanya saluran
lateral atau aksesoris yang menuju ke dalam periodontium.

3. Pembentukan poket supraboni atau infraboni yang dirawat dengan pengikisan akar (root planing) dan
kuretase yang berlebihan, sehingga menyebabkan sensitivitas pulpa.
4. Pembentukan poket infraboni yang ekstensif, meluas melebihi apeks akar dan kadang-kadang disertai
dengan resorpsiapikal atau lateral, tetapi pulpa bereaksi dalam batas-batas normal terhadap tas klinis.

Lesi yang memerlukan Prosedur Perawatan Gabungan Endodontik-Periodontik

Lesi yang memerlukan perawatan gabungan endodontik-periodontik terdapat pada keadaan :

1. Tiap lesi pada kelompok satu yang menghasilkan reaksi ireversibel pada membran periodontium dan
memerlukan perawatan periodontik.

2. Tiap lesi kelompok dua yang menghasilkan reaksi ireversibel pada jaringan pulpa dan memerlukan
perawatan endodontik.

Klasifikasi menurut Cohen & Burn dan Simon

Menurut Cohen & Burn (1994) dan Simon dkk (Harty, 1990) lesi endodontikperiodontik diklasifikasi
berdasarkan sumber utamanya, terbagi atas lima kelas, yaitu lesi endodontik primer, lesi endodontik
primer dan lesi periodontik sekunder; lesi periodontik primer; lesi periodontik primer dan lesi
endodontik sekunder; lesi kombinasi.

Lesi Endodontik Primer

Eksaserbasi akut dari lesi apikal kronis pada gigi dengan pulpa nekrosis dapat menyebar ke koronal
melalui membran periodontium ke sulkus gingiva. Pada keadaan ini terdapat gejala sakit, bengkak dan
mobilitas gigi yang mirip dengan abses periodontal. Lesi endodontik primer biasanya sembuh setelah
terapi saluran akar, gejala-gejala klinis menghilang bila pulpa dirawat.

Lesi Endodontik Primer dan Lesi Periodontik Sekunder

Lesi endodontik primer meluas ke sulkus gingiva atau daerah furkasi, biasanya pada tahap kronis tanpa
gejala. Prognosisnya bergantung pada keberhasilan perawatan endodontik dan perawatan periodontik.
Lesi endodontik primer dengan lesi periodontik sekunder dapat terjadi sebagai akibat perfokasi akar
selama terapi saluran akar atau adanya fraktur akar pada gigi yang dirawat endodontik atau yang
direstorasi dengan mahkota pasak. Gejalanya dapat akut, dengan terjadinya abses periodontal yang
menyebabkan rasa sakit, bengkak, eksudat nanah, pembentukan poket dan goyangnya gigi. Respon yang
kronis kadang-kadang terjadi tanpa menimbulkan rasa sakit

Lesi Periodontik Primer

Lesi periodontik primer disebabkan oleh penyakit periodontium, proses periodontitis kronis berkembang
perlahan di sepanjang permukaan akar sampai mencapai apikal. Gigi biasanya masih vital. Perawatan
saluran akar tidak akan menghasilkan perubahan, karena lesi ini bukan berasal dari pulpa. Prognosis lesi
ini seluruhnya bergantung pada perawatan periodontik.

Lesi Periodontik Primer dan Lesi Endodontik Sekunder

Masih diperdebatkan apakah periodontitis progresif mempunyai efek terhadap vitalitas pulpa. Jaringan
pulpa mempunyai pertahanan yang baik, selama suplai darah melalui apikal masih utuh. Dari segi klinis,
penyakit periodontium yang berhubungan dengan plak jarang menimbulkan perubahan patologis pada
jaringan pulpa. Kerusakan jaringan pulpa dapat terjadi bila poket periodontal sudah mencapai foramen
apikal.

Lesi Kombinasi

Lesi kombinasi terjadi bila lesi endodontik berkembang ke koronal, serta berhubungan dengan poket
yang terinfeksi, yang meluas ke apikal. Diagnosis, perawatan dan prognosisnya bergantung pada
karakteristik ke dua lesi. Bila derajat kerusakan pelekatan pada tipe lesi ini sangat besar, maka
prognosisnya buruk, ini berlaku untuk gigi berakar tunggal.

Anda mungkin juga menyukai