Anda di halaman 1dari 16

LEARNING ISSUE LBM 1 4.

4 SURYA

“LI LBM 1 4.4”

1. Bagaimana mekanisme terjadinya rasa sakit dan pembengkakan pd gusi rahang


bawah ?
1. JAWAB :
- Berkembang 2-4 hari
- Perubahan vascular
Initial Lesion - Belum tampak tanda-tanda kelainan
- Histologis mikroskopis: gambaran klasik
keradangan akut pada jaringan ikat di bawah JE

- Berkembang setelah sekitar 1 minggu terjadi akumulasi


plak
Early Lesion - Klinis: eritema, -> proliferasi kapiler, terbukanya
mikrovaskular, dan vasodilatasi terus menerus
- Odema jaringan gingiva
- Histologis: infiltrasi leukosit pada jaringan ikat di bawah JE,
penurunan fibroblast melalui apoptosis
- Pembentukan kolagen oleh gibroblas menigkat

Established - Klinis: perubahan warna, ukuran, tekstur ->


Lesion gingivitis kronis
- Bersifat reversibel

Histologis:
- Kerusakan kolagen di dlam ligament periodontal
dan tulang alveolar
- Neutrophil meningkat di epitel & poket periodontal
& plasma sel meningkat di jaringan ikat
Advanced - Osteklastik resorpsi tulang dimulai & tulang yang
Lesion sebelumnya menjadi mekanisme pertahanan
berubah mencegah penyeberan bakteri ke dalam
tulang

Sudah meluas ke tulang -> periodontitis


LEARNING ISSUE LBM 1 4.4 SURYA

SUMBER:
• Patel VP, Kumar S, Patel A . Periodontal Abscess. Journal of
Clinical and Diagnostic Re search 2011 Apr, Vol - 5(2):404 - 9
• Herrera, David; dkk. (2017). Acute periodontal lesions (periodontal
abscesses and necrotizing periodontal diseases) and endo‐periodontal
lesions. J Clin Periodontal

mekanisme gingivitis

a. Tahap pertama

Plaque yang terdapat pada gigi dekat gusi menyebabkan gusi menjadi merah (lebih tua dari
merah jambu), sedikit membengkak (membulat, dan bercahaya, tidak tipis dan berbintik
seperti kulit jeruk), mudah berdarah ketika disikat (karena adanya luka kecil pada poket gusi),
tidak ada rasa sakit.
b. Tahap kedua

Setelah beberapa bulan atau beberapa tahun peradangan ini berlangsung. Plaque dapat
menyebabkan serabut paling atas antara tulang rahang dan akar gigi membusuk, dan ini
diikuti dengan hilangnya sebagian tulang rahang pada tempat perlekatan. Poket gusi juga
menjadi lebih dalam dengan penurunan tinggi tulang rahang, gusi tetap berwarna merah,
bengkak dan mudah berdarah ketika disikat, tetapi tidak terasa sakit.
c. Tahap ketiga

Setelah beberapa bulan tanpa pembersihan plaque yang baik, dapat terjadi tahap ketiga. Saat
ini akan lebih banyak lagi tulang rahang yang rusak dan gusi semakin turun, meskipun tidak
secepat kerusakan tulang.gusi menjadi lebih dalam (lebih dari enam mm), karena tulang
hilang, gigi menjadi sakit, goyang dan kadang-kadang gigi depan mulai bergerak dari posisi
semula. Kemerahan, pembengkakan, dan perdarahan masih tetap seperti sebelumnya, dan
tetap tidak ada rasa sakit.

d. Tahap keempat
Tahap-tahap ini biasanya terjadi pada usia 40-an atau 50-an tahun, tetapi

terkadang dapat lebih awal. Setelah beberapa tahun lagi tetap tanpa pembersihan plaque yang
baik dan perawatan gusi, tahap terkhir dapat dicapai, sekarang kebanyakan tulang di sekitar
gigi telah mengalami kerusakan sehingga beberapa gigi menjadi sangat goyang, dan mulai
sakit, pada tahap ini merupakan suatu tahap gingivitis yang di biarkan, sehingga gingivitis
terus berlanjut ketahap paling paling akut yaitu periodontitis.

-.Tanda-tanda gingivitis
Menurut Wikipedia (2014) gingivitis merupakan tahap awal dari penyakit

periodontal, gingivitis biasanya ditandai dengan tanda-tanda sebagai berikut: a. Adanya


peradangan pada gingiva
b. Perubahan warna gingiva
c. Perubahan tekstur gingiva
LEARNING ISSUE LBM 1 4.4 SURYA

d. Perubahan posisi dari gingiva e. Perubahan kontur gingiva


f. Adanyarasanyeri

- Akibat gingivitis

Menurut Srigupta ( 2004 ), Gingivitis yang tidak segera ditangani maka dapat mengakibatkan
hal-hal sebagai berikut :
a. Perdarahan pada mulut bisa dikarenakan begitu banyak faktor, gingivitis biasanya
menyebabkan perdarahan pada gingiva yang sering dihiraukan atau sering dilalaikan

b. Periodontitis adalah keradangan yang menyerang jaringan periodontal yang lebih besar
(ligament periodontal, cementum dan tulang alveolar)

SUMBER : Gani, A. Hubungan Kehamilan dan Penyakit Periodontal. Jurnal PDGI


2014;63(3): 71-7 


2. Diagnosis banding (sebutkan minimal 2 diagnosis banding)


JAWAB : Diagnosis banding abses periodontal merupakan langkah penting
secara klinis untuk memahami lebih jelas kondisi atau keadaan; menilai
prognosis yang wajar; merencanakan pengobatan sampai kondisi atau
keadaan dapat diperbaiki, jika memungkinkan.
Diagnosis banding abses periodontal adalah
1) abses gingiva,
Abses gingiva merupakan infeksi purulen terlokalisir yang terbatas pada
margin gingiva atau papilla interdental. Biasanya akibat trauma yang
baru terjadi pada daerah gingiva dan tidak terdapat poket pada gingiva
tersebut.
2) abses periapikal
Abses periapikal merupakan kondisi inflamasi yang menyebabkan
terbentuknya eksudat pus karena nekrosis pulpa gigi. Ciri khas abses
periapikal adalah lesi yang terletak pada ujung akar gigi, gigi non-vital,
restorasi atau tambalan yang besar, peka terhadap makanan dingin atau
panas, dan tidak adanya penyakit periodontal.
3) lesi perio-endo,
Lesi Perio-Endo biasanya terdapat penyakit periodontitis yang parah
sampai terjadi keterlibatan daerah furkasi, periodontitis yang parah
dekat ujung apikal akan mengakibatkan infeksi pulpa, dapat terjadi pada
gigi tanpa karies atau tambalan yang non vital.
4) lesi endo-perio.
Lesi Endo-Perio terjadi karena infeksi pulpa yang menjalar ke arah
vertikal melalui kanal lateral ke dalam poket periodontal, gigi biasanya
non vital dengan radiolusen periapikal dan terdapat poket yang dalam.
5) Lesi lain yang menyerupai abses periodontal adalah osteomyelitis dan
beberapa tumor yang gambaran klinisnya menyerupai abses seperti
karsinoma sel squamos gingiva, karsinoma metastatic dari organ
LEARNING ISSUE LBM 1 4.4 SURYA

pankreas, serta granuloma eosionfilik dengan ciri khas berupa


kerusakan tulang yang cepat setelah perawatan periodontal
• Djais Arni Irawaty. 2014. Perawatan pasien dengan abses periodontal.
Makassar Dental Journal. 3(4) : 1 - 4

Diagnosis banding abses periodontal diantaranya :

No Diagnosis banding Yang membedakan

1 Abses gingiva - Riwayat trauma baru-baru ini;


- Lokalisasi ke gingiva;
- Tidak ada poket periodontal

2 Abses periapikal - Terletak di atas puncak akar


- Gigi non-vital, restorasi berat atau tambalan besar
- Karies besar dengan keterlibatan pulpa.
- Riwayat kepekaan terhadap makanan panas dan
dingin
- Tidak ada tanda/gejala penyakit periodontal.
- Radiolusensi periapikal pada radiografi intraoral.

3 Perio-endo lesi - Penyakit periodontal parah yang mungkin


melibatkan furkasi
- Kehilangan tulang yang parah di dekat apeks,
menyebabkan infeksi pulpa
- Gigi non vital yang sehat atau direstorasi minimal

4 Lesi endo-perio - Infeksi pulpa menyebar melalui kanal lateral ke


dalam kantong
perodontal.
- Gigi biasanya non-vital, dengan radiolusensi
periapikal

• Punit V Patel, et al. 2011. Periodontal Abscess: A Review. Journal of


Clinical and Diagnostic Research. 5(2):404-409
LEARNING ISSUE LBM 1 4.4 SURYA

Diagnosis Banding dan Karakteristik penyakit periodontal


No Diagnosis banding Karakteristik dan Temuan Klinis / Radiografi

1 Abses gingiva - Infeksi purulen lokal yang melibatkan gingiva marginal


- Riwayat trauma baru-baru ini
- Terlokalisasi pada gingiva
- Tanpa poket periodontal

2 Abses periodontal Gejala klinis yang paling menonjol adalah:


o elevasi ovoid pada gingiva di sepanjang bagian lateral akar
o pembengkakan, edema, kemerahan, dan perdarahan saat probing
o nanah baik secara spontan atau karena tekanan dari gingival sulkus atau
sinus
o kedalaman probing yang dalam di lokasi dengan kerusakan periodontal
yang parah
o mobilitas gigi
o kemungkinan nyeri tekan pada palpasi, dan gigi mungkin nyeri tekan

Pemeriksaan radiografi:
Dapat mengungkapkan penampilan normal, pelebaran ruang ligamen
periodontal (PDL) atau derajat tertentu kehilangan tulang radiografi dari gigi
yang terlibat dalam kasus-kasus dengan poket periodontal yang sudah ada
sebelumnya
LEARNING ISSUE LBM 1 4.4 SURYA

3 Abses periapikal o Pembentukan eksudat purulen yang melibatkan pulpa dan jaringan gigi
o sekitar puncak gigi
o Terletak di atas puncak akar
o Gigi non vital
o Karies besar dengan keterlibatan pulpa
LEARNING ISSUE LBM 1 4.4 SURYA

o Riwayat kepekaan terhadap makanan panas atau dingin


o Tidak ada tanda/gejala penyakit periodontal
o Radiolusensi periapikal pada radiografi intraoral

4 Peri-Endo :
o Penyakit periodontal yang parah dengan poket yang dalam yang dapat
o melibatkan furkasi
o Kehilangan tulang yang parah hingga ke apeks yang menyebabkan
infeksi pulpa
o Gigi non vital yang sehat atau direstorasi minimal
o Adanya kantong dalam yang sempit

Endo-Perio:
o Infeksi pulpa menyebar melalui kanal lateral ke dalam jaringan
periodontal
o Gigi biasanya non-vital dengan radiolusensi periapikal
LEARNING ISSUE LBM 1 4.4 SURYA

5 Cracked Tooth o Riwayat nyeri saat pengunyahan


Syndrome o Garis retak terlihat pada mahkota
o Kemungkinan trauma
o Gigi vital
o Nyeri saat dilepaskan setelah menggigit gulungan kapas
o Tidak ada penghilang rasa sakit setelah perawatan saluran akar
LEARNING ISSUE LBM 1 4.4 SURYA

Vertical Root Fracture o Gigi yang direstorasi berat


o Gigi non vital dengan mobilitas
o Pasang mahkota dengan tiang berulir
o Defek osseus dalam (probing dalam) di samping yang dicurigai
fraktur untuk fraktur lama
o Kantong dalam sempit yang terlokalisir, biasanya hanya satu tempat saja
o Kemungkinan garis fraktur dan radiolusen halo di sekitar akar masuk
o radiografi periapikal (gambar 'berbentuk J')
o Mungkin perlu eksplorasi flap terbuka untuk memastikan diagnosis

3. Bagaimana gambaran atau manifestasi klinis yang ada di scenario + gambar


JAWAB : Abses periodontal sering muncul sebagai eksaserbasi akut dari poket
periodontal yang telah ada sebelumnya terutama terkait dengan penyingkiran
kalkulus yang tidak adekuat dan pasien yang menjalani perawatan bedah
periodontal setelah pemberian antibiotik dan pemeliharaan preventif dan akibat
penyakit yang rekuren.
LEARNING ISSUE LBM 1 4.4 SURYA

gambar poket periodontal

gambar abses periodontal


- Gambaran klinis abses periodontal adalah akumulasi pus lokal pada dinding
gingiva dari poket periodontal (biasanya terjadi pada aspek lateral gigi), gingiva
membengkak berwarna merah mengkilat, meningkatnya kedalaman probing,
gigi menjadi sensitif bila diperkusi dan mungkin terjadi kegoyangan gigi serta
kehilangan perlekatan periodontal yang lebih cepat
Gejala dapat bervariasi dari sedikit ketidaknyamanan sampai rasa sakit yang
parah dan pembengkakan.

SUMBER : Renganath M J, et al. 2016. Periodontal abscess to


periodontal Prosthesis : A Multi disclipanary Journey. Internasional
Journal of current Research and Review. 8 (18) : 30-35

4. Interpretasi pemeriksaan intra oral dan radiografi penunjang ?


JAWAB :
LEARNING ISSUE LBM 1 4.4 SURYA

Gambar 2. Gambar ekstra oral tampak samping pembengkakan didaerah inferiororbicularisoris mengecil
(tanda panah merah).

Gambar 3. A. Gambar radiografi tidak ada gambaran radiolusen pada apikal gigi anterior, B. Gambar intra
oral tidak ada fistula pada gingiva

GAMBARAN RADIOGRAFI ABSES PERIODONTAL


Gambaran radiograf pada abses periodontal menunjukkan daerah radiolusensi
sepanjang aspek lateral akar.
LEARNING ISSUE LBM 1 4.4 SURYA

Referensi :
Patel PV, Sheela Kumar G, Patel A. Periodontal abscess: A review. J Clin Dagnostic
Res. 2021;5(2):404–9.
Newman GM, Takei HH, Klokkevold PR, Carranza FA. Newman and carranza's
clinical periodontology. 13th Ed. China: Elsevier. 2018. Pp. 62,112
Yousefi Y, Meldrum J, Jan AH. Periodontal Abscess. [Updated 2021 Aug 20]. In:
StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing: 2022.

5. Hubungan OHI dengan keluhan pasien?

1. JAWAB : Kesehatan gigi dan mulut (oral health) memiliki arti bebas dari rasa nyeri
kronik pada rongga mulut dan wajah, kanker rongga mulut dan tenggorokan, luka
pada rongga mulut, kelainan konginetal seperti bibir atau palatum sumbing, penyakit
periodontal, kerusakan dan kehilangan gigi, dan penyakit atau gangguan lainnya yang
mempengaruhi rongga mulut (Puspita, 2017). Mulut merupakan jendela utama
masuknya berbagai bakteri yang dapat menyebabkan gangguan pada organ tubuh lain
Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan secara umum yang perlu
diperhatikan. Kesehatan gigi dan mulut penting bagi kesehatan dan kesejahteraan
tubuh secara umum dan sangat mempengaruhi kualitas kehidupan termasuk fungsi
bicara, pengunyahan dan rasa percaya diri. Penilaiaan OHI-S tergantung dari adanya
debris dan kalkulus yang

terdapat dalam mulut seseorang, dengan demikian OHI-S merupakan penjumlahan


dari nilai indeks debris dan indeks kalkulus, setiap indeks diberi skala 0-3. Indeks-
indeks kebersihan gigi dan mulut yang biasa digunakan Oral Hygiene Index
Symplified (OHI-S) yaitu mengukur daerah permukaan gigi yang ditutupi oleh food
debris atau kalkulus. Untuk pemeriksaan OHI-S, Green and Vermillion menetapkan
bahwa gigi indeks yang digunakan adalah 4 gigi posterior dan 2 gigi anterior

Kebersihan gigi dan mulut merupakan salah satu masalah yang sering
dialami pertumbuhan dan perkembangan remaja.Kebersihan gigi dan mulut
yang tidak baik dapat menyebabkan terjadinya inflamasi gingiva.Penelitian
inibertujuan untuk mengetahui pengaruh status kebersihan gigi dan mulut
(OHI-S) terhadap status gingiva (GI) pada siswa SMP PSM Kota
Bukittinggi.Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan
cross sectional. Subyek penelitian 66 siswa SMP PSM kota Bukittinggi yang
diambil dengan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan dengan
LEARNING ISSUE LBM 1 4.4 SURYA

melakukan pemeriksaan indeks kebersihan gigi dan mulut (OHI-S) dan


indeks gingiva (GI), analisis data menggunakan uji Kai Kuadrat (chi square
test). Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara
status kebersihan gigi dan mulut (OHI-S) terhadap status gingiva (GI).Hasil
uji “chi square” diperoleh ρ-value<α-value(0,000 < 0,05).Status kebersihan
gigi dan mulut subyek sebagian besar memiliki kriteria sedang dan Status
gingiva sebagian besar memiliki kriteria peradangan sedang. Disarankan
kepada responden agar melakukan perawatan gigi dan mulut sederhana
seperti menyikat gigi 2x sehari dan berkumur-kumur setelah makan untuk
mengontrol plak dan mengurangi resiko keparahan peradangan gingiva.

SUMBER : Eka Sukanti.2017.PENGARUH STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN


MULUT (OHI-S) TERHADAP STATUS GINGIVA (GI) PADA SISWA SMP PSM KOTA
BUKITTINGGI. Vol. XI Jilid 2 No.74

6. Tatalaksana kasus (sebaiknya di apakan) ?


JAWAB :

Perawatan abses periodontal tidak berbeda secara substansial dari abses


odontogenik lainnya. Ini harus mencakup dua fase yang berbeda.
LEARNING ISSUE LBM 1 4.4 SURYA

1) Kontrol kondisi akut untuk menghentikan kerusakan jaringan dan


meringankan gejala.
Kontrol Kondisi Akut:
a) Drainase dan debridement dengan/tanpa antimikroba (sistemik atau
lokal)
Ini termasuk drainase (melalui penskalaan kantong atau melalui
sayatan) dan diikuti debridement permukaan akar dengan irigasi
dengan normal saline/antiseptik. Jika abses dikaitkan dengan
impaksi benda asing, benda asing harus dikeluarkan.
b) Pengurangan rasa sakit
Analgesik harus diresepkan untuk menghilangkan rasa sakit.
Pemilihan analgesik tergantung pada riwayat pasien, profil alergi,
dan tingkat ketidaknyamanan. Pilihan termasuk anti-steroid non-
steroid obat inflamasi (NSAID) dan/atau analgesik opioid
c) Antimikroba
Drainase dan debridement dengan antimikroba tambahan harus
dipertimbangkan jika ada keterlibatan sistemik. Penggunaan
antimikroba sistemik, sebagai satu-satunya pengobatan hanya
dapat direkomendasikan jika:
• ada kebutuhan untuk premedikasi.
• infeksi tidak terlokalisasi dengan baik.
• drainase yang memadai tidak dapat dicapai
2) Penatalaksanaan lesi yang sudah ada sebelumnya dan/atau sisa,
terutama pada pasien dengan periodontitis.
Manajemen Lesi yang Sudah Ada dan/atau Residu
- Rujuk ke periodontist untuk non-bedah/bedah yang tepat perawatan
periodontal
Terapi bedah telah dianjurkan terutama pada abses berhubungan
dengan defek intrabony dalam, furkasi keterlibatan, kalkulus residual
dan anomali gigi di mana resolusi abses dapat dicapai dengan
pembedahan akses
- Pencabutan gigi
Jika gigi memiliki prognosis yang tidak ada harapan, atau tidak
rasional untuk dirawat, sebagai akibat dari kerusakan parah pada
periodonsium, gigi harus diekstraksi. Indikasi untuk gigi ekstraksi
adalah:
o Gigi dengan mobilitas derajat III, dan
o Molar dan bikuspid dengan keterlibatan furkasi Kelas III, dan
o Gigi dengan kedalaman poket probing lebih dari 7 mm, dan
o Gigi dengan kehilangan tulang alveolar lebih dari 65%

Perawatan abses periodontal pada umumnya tidak berbeda dengan perawatan infeksi
pada gigi. Secara prinsip,penanganannya dapat berupasecara lokal dan perawatan lanjutan
yang sesuai setelah keadaan daruratnyaterkontrol.Penatalaksanaan pasien dengan abses
LEARNING ISSUE LBM 1 4.4 SURYA

periodontal dapat dibagimenjadi tiga tahap, yaitu (1) penatalaksanaan segera, (2) penatalaksaan
awal, (3) perawatan definitif.
1) penatalaksanaan segera
Tahap pertama yaknipenatalaksanaan yang bersifatsegera atau keadaan darurat
infeksi. Penanganan inidisertai dengan terapi antimikroba. Penatalaksanaan segera
tergantung dari tingkat keparahan dari infeksi dan tanda/gelaja lokal. Pada kondisi yang
tidak terlalu parah penggunaan obat analgesikdan antimikroba dapat menghentikan gejala
sistemik, trismus, dan penjalaran infeksi.Antibiotik diberikan secukupnya sesuai dengan
derajat keparahan dari infeksi. Antibiotik yang dapat digunakan yaitu
Phenoxymethylepinicillin 250-500 mg, Amoxycilin 250-500 mg, Metronidazole 200-400 mg.
2) penatalaksaan awal
Penatalaksanaan awal dilakukan atas dasar terdapat abses akut tanpa keracunan
sistemik, lesi residual setelah perawatan keracunan sistemik, dan pada abses periodontal
kronis. Penatalaksanaan awal terdiri dari:
1) Insisi dan drainase, sebelum insisi dilakukan irigasi abses terlebih dahulu dengan
menggunakan larutan salin, serta dilakukan pemeriksaan benda asing yang ada didalam
poket periodontal.
2) Lakukan skeling dan root planning untuk membersihkan daerah abses.
3) Operasi periodontal dapat dilakukan untuk mendapatkan drainase langsung melewati
dasar poket, terutama bila terdapat cacattulang secara vertikal yang dalam dan
membersihkan kalkulus sub gingiva yang dalam.
4) Penggunaan obat antibiotik secara sistemik, dosis tinggi dengan durasi pendek
dianjurkan, tetapi prosedur drainase dan skeling subgingiva harus dilakukan setelah
terapi antibiotik selesai. Antibiotik sistemikyang direkomendasikanyaitu
Phenoxymethyl penicillin 250-500 mg, Amoxxycillin/augmentin 250-500 mg, dll.
5) Instruksi oral hygiene.
3) perawatan definitive
Perawatan definitif dilakukan setelah perawatan awal selesai untuk mengembalikan
fungsi, estetik, dan mempertahankan kesehatan jaringanperiodonsium pasien. Perawatan
definitif dilakukan tergantung dari kebutuhan pasien.
LEARNING ISSUE LBM 1 4.4 SURYA

• 2016. Management of Periodontal Abscess(Second Edition).


Malaysia : Oral Health Division Ministry of Health Malaysia

Anda mungkin juga menyukai