Anda di halaman 1dari 12

Mahsyar

Mahsyar (Arab: ‫ )محشر‬adalah dataran yang sangat luas tempat berkumpul


para makhluk pertama, hingga makhluk yang terakhir hidup.[1] Dataran Mahsyar
berada di alam akhirat, dan dikatakan berpasir, tidak terlihat tinggi maupun rendah.[2]
Di Mahsyar inilah semua makhluk  Allah yang berada di tujuh
lapis langit dan bumi termasuk malaikat, jin, manusia, binatang berkumpul dan
berdesak - desakan. Setiap manusia pada hari pengadilan akan hadir di mahsyar,
diiringi oleh dua malaikat, yang satu sebagai pengiringnya dan yang satu lagi
sebagai saksi atas segala perbuatannya di dunia.
Menurut ajaran Islam, manusia yang pertama kali dibangkitkan oleh Allah
adalah Muhammad.[3] Hari-hari di Mahsyar itu disebut sebagai Yawm al Mahsyar 
(‫وم المحشر‬.....‫ي‬, Yaumul Hasyir). Kemudian dikatakan dalam sebuah hadits oleh
Muhammad bahwa Palestina adalah tanah Mahsyar (dikumpulkan)
dan Mansyar (disebarkan) manusia.  Di Indonesia, tanah Mahsyar ini lebih dikenal
[4]

dengan sebutan Padang Mahsyar, begitupula dengan orang-orang yang


berbahasa Melayu.

Yawm al Ba'ats (Hari Kebangkitan)


Artikel utama: Yaumul Qiyamah
Keadaan manusia pada hari kebangkitan berbeda-beda sesuai dengan amal
ibadahnya di dunia. Setelah fase kebangkitan makhluk dari alam kubur, maka
manusia dan makhluk lainnya akan memasuki fase di Mahsyar, yang selanjutnya
akan diberikan/ dihadapkan;

 Ita al-Kitab sebuah catatan amal masing-masing yang diberikan tiap-tiap


makhluk,
 Mizan Kemudian akan dihadapkan sebuah neraca yang akan menimbang
antara pahala dan dosa setiap makhluk.
 Haudh (telaga) setiap nabi akan memiliki telaga ini. Menurut ajaran Islam,
Muhammad memiliki telaga yang diberi nama Kautsar, namun hanyalah calon
penduduk surga yang dapat meminum airnya, dan para penguasa zalim[5] dan
pelaku bid'ah dilarang untuk mendekatinya.[6]
Selama hari yang sangat menyiksa itu, Muhammad akan memberikan pertolongan
untuk seluruh makhluk yang disebut sebagai Syafa'at Udhma, ia akan memohon
kepada Allah supaya secepatnya diadakan hisab.
Keadaan Mahsyar

Sebuah foto rekayasa tentang tempat yang disebut sebagai Mahsyar oleh umat Islam

Keadaan manusia akan tergantung dari amalan apa yang telah mereka kerjakan
semasa hidup, ketika itu semua manusia akan sibuk dengan urusan mereka masing-
masing. Sehingga orang terdekat kita tidak lagi memperdulikan keadaan kita, begitu
pula sebaliknya disebabkan karena takut terhadap dosa-dosa yang pernah dilakukan
semasa hidup di dunia.
Ketika Matahari padam sehingga bumi dalam kegelapan. Takala mereka dalam
keadaan demikian, langit di atas mereka berputar-putar dan meledak pecah
berkeping-keping selama 500 tahun sehingga langit terbelah dengan segala
kekuatannya kemudian meleleh dan mengalir bagaikan perak yang dipanaskan
hingga berwarna merah dan manusia bercampur baur seperti serangga yang
bertebaran dalam keadaan telanjang kaki, tidak berpakaian dan berjalan kaki.
Kemudian matahari diterbitkan oleh Allah, tepat di atas kepala dengan jarak hanya 2
busur, sehingga manusia terpanggang oleh teriknya matahari yang intensitas
panasnya telah dinaikkan dan keringat pun mengalir deras, menggenangi padang
mahsyar seiring dengan rasa takut yang luar biasa karena mereka akan dihadirkan
dihadapan Allah. Bagi orang yang beriman, beramal shaleh serta banyak
mengerjakan kebaikan akan terlindungi dari terik sengatan sinar matahari.
Kemudian keringat tersebut naik ke badan mereka, sesuai dengan tingkatan mereka
dihadapan Allah. Bagi sebagian orang keringat akan menggenang mencapai lutut,
bagi sebagian lain mencapai pinggang dan bagi sebagian lainnya mencapai
lubang hidung bahkan ada sebagian manusia nyaris tenggelam di dalamnya.
Bagi orang yang beriman akan diberikan syafaat oleh Muhammad, syafaat itu
berupa:

 Dipercepatkan pembicaraan dan dipermudahkannya memasuki surga,


 Ditambahkan timbangan pahala supaya lebih berat daripada dosa,
 Dimasukkan ke surga tanpa hisab.
Menurut ajaran Islam, manusia yang menerima syafaat di Mahsyar adalah orang
Islam yang selalu berzikir, bershalawat kepada Muhammad, ikhlas membantu orang
yang sedang kesulitan.[7]
Pada hari ini dinamakan juga "Hari Panggil Memanggil" di dalam Al Qur'an al-Mu'min
32 surah, karena semua orang yang berkumpul di mahsyar sebagian memanggil
sehagian yang lain untuk meminta pertolongan.

“ ”
Hai kaumku, sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan siksaan hari panggil-
memanggil. (Al-Mu'min 32)

Pengelompokkan manusia[sunting | sunting sumber]


Umat manusia[sunting | sunting sumber]
Pada hari kebangkitan ini seluruh manusia akan dibangkitkan dalam 3 kelompok,
yaitu:

 Kelompok yang berkendaraan,


 Kelompok yang berjalan kaki,
 Kelompok yang berjalan dengan wajahnya.
Ada salah seorang sahabat yang menanyakan, bagaimana bisa sekelompok
tersebut berjalan dengan wajahnya, kemudian Muhammad menjawab "Allah yang
menjadikan mereka berjalan dengan kaki, pasti mampu membuat mereka berjalan
dengan wajah."
Dua belas kelompok umat Islam
Pada masa ini umat Islam datang secara berkelompok, berdasarkan surah An-
Naba'[8] dan hadits shahih,[9] Golongan itu adalah seperti berikut:

1. Dibangkitkan dari kubur dengan keadaan tanpa tangan dan berkaki. Mereka
adalah orang yang ketika di dunia dulu suka mengganggu tetangganya.
2. Dibangkitkan dari kubur dengan keadaan berupa babi hutan. Mereka adalah
orang yang ketika hidupnya meringankan malas dan lalai dalam salat.
3. Dibangkitkan dari kubur dengan keadaan keledai, mereka Sedangkan perut
membesar seperti gunung dan di dalamnya penuh
dengan ular dan kalajengking. Mereka ini adalah orang yang enggan
membayar zakat.
4. Dibangkitkan dari kubur dengan keadaan darah memancut keluar
dari mulut mereka. Mereka ini adalah orang yang berdusta di dalam jual beli.
5. Dibangkitkan dari kubur dengan keadaan berbau busuk lebih daripada
bangkai. Mereka ini adalah orang yang melakukan maksiat sembunyi-
sembunyi kerana takut dilihat orang, tetapi tidak takut kepada Allah.
6. Dibangkitkan dari kubur dengan keadaan leher mereka terputus. Mereka
adalah orang yang menjadi saksi palsu.
7. Dibangkitkan dari kubur tanpa mempunyai lidah dan dari mulut mereka
mengalir keluar nanah serta darah. Meraka itu adalah orang yang enggan
memberi kesaksian di atas kebenaran.
8. Dibangkitkan dari kubur dengan keadaan terbalik yaitu kepala ke bawah dan
kaki ke atas, serta farajnya mengeluarkan nanah yang mengalir seperti air.
Meraka adalah orang yang berbuat zina dan mati tanpa sempat bertaubat.
9. Dibangkitkan dari kubur dengan keadaan wajah hitam gelap dan bermata biru
serta perutnya dipenuhi api. Mereka itu adalah orang yang memakan harta
anak yatim dengan cara zalim.
10. Dibangkitkan dari kubur dengan keadaan tubuh mereka penuh
dengan sopak dan kusta. Mereka adalah orang yang durhaka kepada orang
tuanya.
11. Dibangkitkan dari kubur dengan keadaan buta, gigi mereka memanjang
seperti tanduk lembu jantan, bibir mereka melebar sampai ke dada dan lidah
mereka terjulur memanjang sampai ke perut. Perutnya pula menggelebeh
hingga ke paha dan keluar beraneka kotoran. Mereka adalah orang yang
minum arak.
12. Dibangkitkan dari kubur dengan keadaan wajah yang bersinar-sinar
bercahaya laksana bulan purnama. Mereka melalui titian sirath
seperti kilat yang menyambar. Mereka adalah orang yang beramal soleh dan
banyak berbuat baik, selalu menjauhi perbuatan durhaka, mereka
memelihara salat lima waktu, ketika meninggal dunia keadaan mereka
bertaubat dan mendapat ampunan, kasih sayang dan keridhaan Allah.

Barisan di Mahsyar
Di padang mashyar nanti bendera-bendera dipasang oleh pemimpin-pemimpin
kebenaran dan di bawahnya terdapat barisan-barisan pengikutnya. Bendera itu
dipasang dan dikibarkan oleh:
1. Bendera liwaus shidqi (Kebenaran) dikibarkan oleh Abu Bakar Al-Shiddiq bagi
semua orang yang benar dan jujur akan berada di bawah bendera tersebut.
2. Bendera fuqaha' untuk Mu'adz bin Jabal bagi semua orang yang alim fiqih
akan berada dan berbaris di bawah bendera panji-panji ini.
3. Bendera zuhud untuk Abu Dzar Al-Ghiffari bagi semua manusia yang
menjiwai dan membudi daya dengan zuhud akan berada di bawah bendera
ini.
4. Bendera dermawan untuk Utsman bin Affan bagi para dermawan akan
berada di bawahnya.
5. Bendera syuhada untuk Ali bin Abi Thalib bagi setiap orang yang mati syahid
sama berbaris di bawah bendera ini.
6. Bendera qurra' untuk Ubay bin Ka'ab bagi para qari' sama berbaris di bawah
bendera panji-panji ini.
7. Bendera mu'adzin untuk Bilal bin Rabah bagi para mu'adzin akan berada
pada barisan di bawah bendera ini.
8. Bendera orang-orang yang dibunuh dengan aniaya untuk Husain bin Ali bagi
orang-orang yang dibunuh dengan aniaya akan berada di bawah bendera ini.
Tujuh orang yang mendapatkan naungan
Di Mahsyar dengan suhu yang sangat panas pada hari hisab, tentulah para manusia
menjadi bingung dan panik ingin mencari tempat perlindungan, dan pada hari itulah
manusia akan berkata: "Ke mana tempat lari?". Dalam Al-Quran disingkapkan
dengan tegas dan jelas sekali perihal keadaan itu sebagaimana firman Allah yang
berbunyi:

“ ”
Pada hari itu manusia berkata: 'Ke mana tempat lari?' Sekali-kali tidak! Tidak ada tempat
berlindung! (Al-Qiyamah 75:10-11)

Tetapi dengan kehendak Allah akan terdapat beberapa orang yang mendapatkan
naungan, tetapi tidak semua manusia dapat berteduh di bawahnya, itu merupakan
rahmat Allah dan naungannya. Ada tujuh orang yang akan mendapatkan naungan
dari Allah dengan rahmatNya pada hari yang tiada naungan selain naunganNya
ialah:

1. Penguasa/ pemimpin yang adil.


2. Seorang remaja yang mengawali keremajaannya dengan beribadah kepada
Allah.
3. Seorang lelaki yang hatinya dipertautkan dengan masjid-masjid.
4. Dua orang yang saling cinta-mencintai karena Allah, yakni yang keduanya
berkumpul dan berpisah kerana Allah.
5. Seorang lelaki yang ketika dirayu oleh wanita bangsawan lagi rupawan, lalu ia
menjawab: "Sesungguhnya aku takut kepada Allah".
6. Seorang yang mengeluarkan sedekah dan disembunyikan, sampai tangan
kirinya tidak mengetahui apa yang diperbuat oleh tangan kanannya itu
(artinya dia bersedekah dan tidak menceritakan sedekahnya itu kepada
orang lain).
7. Seorang yang berzikir kepada Allah di tempat yang sunyi, sehingga kedua
matanya mencucurkan air mata." [10]
Yawm al Hisãb (Hari Perhitungan)
Yawm al Hisãb artinya hari perhitungan/ penghakiman amal baik dan amal buruknya
manusia. Setelah berada di Mahsyar selanjutnya mereka satu persatu dihisab.
Sebelum dihisab, mereka diberitahu tentang amal perbuatan yang telah mereka
kerjakan meskipun mereka telah lupa apa yang mereka kerjakan. Amal manusia
didunia telah dicatat oleh Malaikat Kirâman Kâtibîn, tanpa ada kekeliruan sedikitpun.
Manusia akan menerima buku catatan amal yang telah dilakukan ketika di dunia.
Amal-amal tersebut kemudian ditimbang di atas mizan atau neraca. Barang siapa
yang berat amal kebaikannya akan dimasukkan ke surga dan yang ringan
kebaikannya akan dimasukkan ke neraka. Apabila buku (catatan) itu berat amal
kebaikkannya akan diterima tangan kanan, sebaliknya bila buku itu berat amal
kejahatannya akan diterima tangan kiri. Sesuai dengan Firman Allah Al-Isra ayat 71,


Ingatlah suatu hari yang saat itu Kami panggil tiap umat dengan pemimpinnya, dan
barang siapa yang diberikan kitab amalannya di tangan kanannya maka mereka ini akan
membaca kitab itu, dan mereka tidak dianiaya sedikitpun. (Al-Isra ayat 71) ”
Firman Allah dalam Al-Insyiqaq ayat 7-12:


Maka adapun orang yang diberi kitabnya dari arah kanannya, akan diperhitungkan amal
perbuatannya dengan mudah, dan kembali kepada ahlinya riang gembira. Adapun orang
yang diberikan kitab amalannya dari arah kirinya dia akan mengalami kesengsaraan, dan
dimasukakan kedalam Neraka Sa'ir. (Al-Insyiqaq ayat 7-12) ”
Titian Shirath
Artikel utama: Shirath
Setelah habis masa penghakiman, kemudian makhluk yang telah dihisab digiring
untuk melalui titian shirath yang lebih tipis dari rambut dan lebih tajam dari mata
pedang.[11] Dalam kisah lain dikatakan titian ini setipis rambut dibelah tujuh, tetapi
tidak pernah ditemukan dalil yang menguatkannya. Di titian tersebut Muhammad-lah
yang pertama kali menginjakkan kakinya dan kemudian diikuti oleh kesepuluh
kumpulan umatnya.

Catatan kaki
1. ^ "...dan (ingatlah) akan hari (yang ketika itu) Kami perjalankan gunung-gunung dan kamu akan
melihat bumi itu datar dan Kami kumpulkan seluruh manusia, dan tidak Kami tinggalkan seorang
pun dari mereka." (Al-Kahfi 18:47)
2. ^ Mahsyar dataran raksasa yang tidak bertepi, tidak ada lembah, sungai maupun laut di
EraMuslim.com
3. ^ Diriwayatkan oleh Utsman bin Affan bin Dahaak bin Muzahim daripada Abbas ra.
4. ^ Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dengan sanad dari Maimunah binti Sa’d radhiyallahu ‘anha, dia
berkata, “Wahai nabi Allah, fatwakan kepada kami mengenai Baitul Maqdis. Dia bersabada,
“Tanah Mahsyar dan Mansyar.” Hadits Shahih riwayat Ahmad dan Ibnu Majah.
5. ^ Telah mengabarkan kepada kami ‘Amr bin Ali, ia berkata; telah menceritakan kepada kami
Yahya dari Sufyan dari Abu Hashin dari Asy Sya’bi dari ‘Ashim Al ‘Adawi dari Ka’ab bin ‘Ujrah ia
berkata, "Rasulullah ‫ ﷺ‬keluar menemui kami, ketika itu kami sembilan orang, lalu dia bersabda:
'Sesungguhnya akan ada setelahku para penguasa, barang siapa yang mempercayai kedustaan
mereka dan membantu kezhaliman mereka, maka ia bukan termasuk golonganku dan aku bukan
darinya, ia tidak akan menemuiku di telaga, dan barangsiapa yang tidak mempercayai kedustaan
mereka dan tidak membantu kezhaliman mereka maka ia adalah termasuk golonganku dan aku
bagian darinya, ia akan datang menemuiku di telaga.'” (Sunan Nasa’i 4136).
6. ^ “Saya berkata: “Mereka termasuk umatku!” Namun muncul jawaban: “Engkau tidak mengetahui
perkara yang mereka ada-adakan (dalam agama ini) sepeninggalmu.” Sayapun berkata:
“Menjauhlah, menjauhlah, bagi orang yang mengubah (ajaran agama) setelahku.” (Hadits shohih.
Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 6097).
7. ^ Keadaan Mahsyar dan orang yang mendapatkan syafaat dari Muhammad
8. ^ yaitu hari (yang pada waktu itu) ditiup sangkakala lalu kamu datang berkelompok-kelompok,
(An-Naba' 78:18)
9. ^ Diriwayatkan oleh Muadz bin Jabal, Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬bersabda, "Wahai Muadz,
sesungguhnya engkau bertanyakan sesuatu yang sangat besar. Ada dua belas kelompok umatku
akan dihalau ke padang Mahsyar. Mereka semuanya itu Allah Maha Kuasa tukarkan, tidak seperti
mereka hidup ketika didunia."
10. ^ Hadits shahih Imam Bukhari & Imam Muslim
11. ^ "Sampai kepadaku bahwa jembatan ini (ash-shirath) lebih lembut dari rambut dan lebih tajam
dari pedang".Hadits diriwayatkan oleh Imam Muslim 1/ 167

Referensi
 Rasulullah ‫ ﷺ‬menangis di Mahsyar disitus web Tranungkite.net
 Kisah di Padang Mahsyar di UstazAzhar.com Diarsipkan 2009-06-14 di Wayback Machine.
 Mashyar di Kamus Besar Bahasa Indonesia Diarsipkan 2009-08-05 di Wayback Machine.
 Pengenalan kiamat
 Alam Mahsyar diScribd.com
 Setelah Kiamat, Bumi Menjadi Padang Mahsyar Yang Panas Diarsipkan 2014-01-08 di Wayback
Machine.

Kategori: 
 Islam
 Eskatologi Islam
Allah mengutus para Nabi dan Rasul untuk menyeru manusia dalam ketaatan kepada-
Nya. Selain itu, para Nabi dan Rasul juga diutus untuk menjadi teladan bagi umat
manusia. Salah satu Nabi yang dapat menjadi panutan perihal kesabaran saat
menghadapi ujian adalah Nabi Ayyub. Bagaimanakah kisahnya? Simak pada uraian
berikut ini!
Nabi Ayyub alaihissalam hidup pada tahun 1420—1540 SM. Beliau berasal dari
Romawi. Beliau diutus Allah untuk menyeru kaumnya, yaitu masyarakat di daerah Huran
(sekitar Yordania dan Syiria), agar menyembah Allah.

Table of Contents
 Kisah Nabi Ayub
 Ujian Kesabaran Nabi Ayyub
 Nabi Ayyub Lulus Ujian dan Diberi Hadiah Melimpah dari Allah
 Sumpah Nabi Ayyub
 Pelajaran dari Kisah Nabi Ayyub
o
 Kategori Ilmu Berkaitan Agama Islam
 Kisah Nabi

Kisah Nabi Ayub


Sebelum ujian kesabaran menimpanya, Nabi Ayyub diberikan limpahan karunia nikmat
oleh Allah. Beliau dikaruniai badan sehat dengan wajah yang rupawan. Beliau juga
diberi anugerah berupa anak-anak keturunan yang baik dan seorang istri yang setia.
Menurut pendapat ulama yang paling populer, nama istri Nabi Ayyub adalah Rahma
binti Afraim bin Yusuf bin Ya’qub.
Di sisi materi, Allah pun memberikan harta yang melimpah sehingga Nabi Ayyub
menjadi seorang yang kaya raya. Tak hanya berupa uang, harta tersebut juga mewujud
dalam bentuk tanah dan bangunan yang luas di daerah Batsniyyah, salah satu wilayah
dari negeri Huran.
Beliau juga memiliki bermacam binatang ternak dalam jumlah yang sangat banyak
hingga tak ada orang yang bisa menandinginya. Binatang ternak tersebut berupa unta,
sapi, kuda, keledai, dan kambing.
Dengan banyaknya nikmat yang telah Allah diberikan, Nabi Ayyub pun rajin bersyukur.
Beliau menjadi seorang hamba yang bertakwa dan menyayangi sesama. Nabi Ayyub
rajin menyantuni anak yatim, janda, duafa, dan orang yang sedang dalam perjalanan
tapi tak punya uang untuk melanjutkan (ibnu sabil), serta memberi makan orang miskin.
 

Dapatkan Koleksi Buku Nabi Ayub

“Sosok Penyabar dan Penuh Rasa Syukur Nabi Ayyub a.s. mempunyai keturunan dan
rezeki yang melimpah. Ia selalu bersyukur dan tekun beribadah. Hal itu membuat Iblis
iri. Ia meminta izin kepada Allah SWT untuk menggoda keimanan Nabi Ayyub a.s. Apa
yang akan dilakukan Iblis kepada Nabi Ayyub a.s.? Apakah Iblis berhasil menggoda
keimanannya?”

Ujian Kesabaran Nabi Ayyub


Nama Ayyub alaihissalam disebutkan Allah bersama para Nabi lainnya pada Al-Qur’an
Surah An-Nisaa’ ayat 163:
“Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah
memberikan wahyu kepada Nuh dan Nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah
memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya’qub dan anak cucunya, Isa,
Ayyub, Yunus, Harun, dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Daud.”
Kemudian Allah menceritakan tentang ujian yang diberikan kepada Ayyub dan
bagaimana beliau bersabar menghadapinya. Sebagaimana firman Allah dalam Surah
Sad ayat 41—44:
“Dan ingatlah akan hamba Kami Ayyub ketika dia menyeru Tuhannya, ‘Sesungguhnya
aku diganggu setan dengan penderitaan dan bencana.’ Allah berfirman, ‘Hentakkanlah
kakimu; inilah air sejuk untuk mandi dan untuk minum.’
Dan Kami anugerahi dia (dengan mengumpulkan kembali) keluarganya dan Kami lipat
gandakan jumlah mereka, sebagai rahmat dari Kami dan pelajaran bagi orang-orang
yang berpikiran sehat.
Dan ambillah seikat (rumput) dengan tanganmu, lalu pukullah dengan itu dan janganlah
engkau melanggar sumpah. Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang
sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sungguh, dia sangat taat (kepada Allah).”
Allah memberi ujian kepada Nabi Ayyub dengan mengambil kembali seluruh nikmat
berlimpah yang Dia berikan kepada beliau. Pertama, Allah timpakan kepada
Ayyub alaihissalam penyakit kulit di sekujur tubuhnya.
Bahkan Ibnu Katsir menafsirkan, tidak ada satu pori-pori pun dari tubuh Nabi Ayyub
yang selamat dari penyakit judzam (kusta) itu. Dengan itu Allah mengangkat nikmat
paras beliau yang rupawan.
Badannya yang semula sehat, segar, dan bugar Allah angkat dengan menimpakan
tubuh yang sangat lemah karena penyakit itu. Saking lemahnya, dikisahkan Nabi Ayyub
sampai tidak sanggup berjalan sendiri untuk buang hajat ke kamar mandi, sehingga istri
beliau harus menemani.
Putra-putri beliau pun Allah ambil, semuanya meninggal dunia. Tak sampai di situ, harta
Nabi Ayyub yang berlimpah dan tak ada yang menandingi jumlahnya juga Allah tarik
kembali.
Nabi Ayyub pun jatuh miskin. Ditambah dengan kondisi penyakitnya, semua orang
menjauhi beliau. Nabi Ayyub pun mengasingkan diri ke suatu tempat. Hanya istri beliau
yang setia menemani, juga dua orang sahabat beliau yang selalu mengunjungi.
Para ulama pun berselisih pendapat mengenai berapa lamanya Nabi Ayyub menjalani
ujian tersebut. Ada yang mengatakan bahwa Nabi Ayyub sakit selama 18 tahun. Ada
juga yang berpendapat hanya tiga tahun saja. Sebagian ulama ada pula yang
menyebutkan bahwa Ayyub alaihissalam ditimpa musibah tersebut selama 7 tahun 7
bulan 7 hari.
Namun Rasulullah shalallahu alaihi wassalam pernah bersabda sebagaimana
diriwayatkan oleh Anas bin Malik tentang berapa lama waktu Nabi Ayyub menjalani ujian
ini:
“Sesungguhnya Nabiyullah Ayyub ‘alaihissalam berada dalam ujiannya selama delapan
belas tahun. Baik keluarga dekat maupun keluarga jauh menolaknya kecuali dua orang
laki-laki dari saudara-saudaranya. Kedua saudara itulah yang selalu memberinya
makan dan menemuinya.”

Istri Nabi Ayyub pun sangat kasihan melihat kondisi suaminya itu. Hingga pada suatu
hari saat membawakan makanan untuk Nabi Ayyub, sang istri mengusulkan sesuatu
kepada beliau.
“Wahai Ayyub, seandainya engkau mau meminta kepada Allah, tentu Dia akan
memberimu jalan keluar,” demikian saran istrinya yang tak tega melihat
Ayyub alaihissalam sakit demikian lama.
Namun, apa jawab Nabi Ayyub? Beliau menolak dengan alasan yang luar biasa.
Jawaban inilah yang menandakan betapa tingginya derajat keimanan Nabi Ayyub.
Kesabaran tingkat tinggi juga beliau perlihatkan melalui jawaban atas saran istrinya
tersebut.
 “Aku telah diberi kesehatan selama 70 tahun. Sakit ini masih derita sedikit yang Allah
timpakan sampai aku bisa bersabar sama seperti masa sehatku yaitu 70 tahun,”
demikian jawaban Nabi Ayyub. Jawaban tersebut juga sekaligus menjadi penegas
bahwa hati beliau sama sekali tidak terpengaruh dengan ujian dahsyat yang ditimpakan
Allah.
Kedua sahabat yang masih setia mengunjungi dan membawakan makanan pun
khawatir akan ujian yang menimpa Nabi Ayyub. Terbersit dalam benak salah satu di
antara keduanya bahwa ujian Nabi Ayyub mungkin disebabkan karena dosa besar yang
pernah beliau perbuat.
Kegundahan itu pun disampaikannya kepada sahabat yang lain. Kemudian sahabat ini
menyampaikannya kepada Nabi Ayyub. Ketika mendengarnya beliau sempat sedih,
tetapi beliau Nabi Ayyub kemudian menceritakan kondisinya secara terbuka dan
menampik prasangka itu.
Walaupun ditimpa berbagai musibah, dimulai dari kematian anak-anaknya, hilang
seluruh harta benda, penyakit yang tak kunjung sembuh, Nabi Ayyub As. justru
menghadapi itu semua dnegna penuh kesabaran. Cerita lengkap dari kisah Nabi Ayyub
bisa kamu temukan pada buku Kisah Abadi Nabi Ayyub As.

Nabi Ayyub Lulus Ujian dan Diberi Hadiah Melimpah


dari Allah
Karena kesabaran Nabi Ayyub yang luar biasa saat menjalani ujian tersebut, Allah pun
menunjukkan jalan keluar. Allah menceritakan hal tersebut pada Al-Qur’an Surah Al-
Anbiya ayat 83—84:
“Dan (ingatlah kisah) Ayyub, ketika dia berdoa kepada Tuhannya, ‘(Ya Tuhanku),
sungguh, aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang
dari semua yang penyayang.’
Maka Kami kabulkan (doa)nya, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan
Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan (Kami lipat gandakan jumlah mereka)
sebagai suatu rahmat dari Kami, dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang
menyembah Kami.”
Kisah tersebut sama dengan firman Allah pada Surah Sad ayat 41—44 di atas. Allah
mewahyukan kepada Nabi Ayyub untuk menghentakkan kaki beliau ke tanah. Kemudian
dari sana Allah pancarkan mata air yang sejuk. Nabi Ayyub pun bergegas mandi di mata
air tersebut hingga sembuhlah penyakit kulit dari badan beliau.
Allah juga memerintahkan kepada Nabi Ayyub untuk minum dari mata air tersebut.
Kesejukan airnya kemudian mampu membasuh batin Nabi Ayyub, sehingga beliau
kembali sehat bugar lahir dan batin. Kekuatannya pun kembali pulih, bahkan seperti
tidak pernah sakit.
Saat beliau hendak menemui istrinya, sang istri sempat tidak mengenali Nabi Ayyub.
Walaupun Nabi Ayyub tampak sama seperti saat beliau sehat dulu. Sebetulnya sang
istri mengingat postur dan wajah Nabi Ayyub sebelum sakit itu.
Akan tetapi, dalam bayangan istri Nabi Ayyub, beliau masih lemah dan berpenyakit kulit,
sehingga ia tidak menyangka bahwa sang suami akan sembuh lebih cepat. Keduanya
pun bersuka cita mengucap syukur kepada Allah.
Sesuai firman Allah pada Surah Al-Anbiya dan Surah Sad tersebut di atas, bahwa Dia
juga mengembalikan anggota keluarga Nabi Ayyub dengan jumlah yang berlipat ganda.
Harta Nabi Ayyub juga Allah kembalikan lagi sebagai hadiah atas keridhaan beliau
menjalani ujian.
Dalam beberapa riwayat dikisahkan untuk mengembalikan harta kekayaan Nabi Ayyub,
Allah mengirimkan dua awan. Satu awan menaungi gundukan gandum, sedangkan
awan lainnya menaungi gundukan jewawut.
Awan yang menaungi gundukan gandum tersebut mengeluarkan “hujan” emas.
Sementara awan yang menaungi juwawut mengeluarkan perak. Dengan demikian harta
Nabi Ayyub pun kembali melimpah.
Dalam versi yang lain, dikisahkan Nabi Ayyub memiliki dua peti. Satu peti tempat
menyimpan gandum dan satu lagi tempat menyimpan jewawut. Allah mengirimkan
kedua awan untuk menghujani peti gandum dengan emas hingga luber. Awan yang satu
lagi mengguyurkan perak ke peti jewawut hingga meluap pula.
Tak sampai di situ, Allah juga mengembalikan kekayaan Nabi Ayyub dengan cara yang
lain. Dalam hadis riwayat Bukhari dan Nasa’i dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda:
“Manakala Ayyub sedang mandi telanjang, sekelompok belalang dari emas jatuh
kepadanya, maka Ayyub memunguti dan menyimpan belalang itu di bajunya. Tuhan
memanggilnya, ‘Wahai Ayyub, bukankah Aku telah membuatmu kaya seperti yang
kamu lihat?’ Ayyub menjawab, ‘Benar ya Rabbi, akan tetapi aku selalu memerlukan
keberkahan-Mu.”
Kisah Nabi Ayyub As. kepada kaumnya dan ketabahannya atas penderitaan yang
diberikan Allah juga diceritakan pada Seri Kisah Nabi: Rasul yang Kesabarannya Dipuji
Allah.

Sumpah Nabi Ayyub


Dalam Surah Sad ayat 44, Allah berfirman:
“Dan ambillah seikat (rumput) dengan tanganmu, lalu pukullah dengan itu dan janganlah
engkau melanggar sumpah. Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang
sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sungguh, dia sangat taat (kepada Allah).”
Sumpah yang Allah maksud pada ayat tersebut adalah nazar Nabi Ayyub ketika beliau
sakit. Nabi Ayyub sempat mengucapkan nazar untuk memukul istrinya saat itu lantaran
sang istri melakukan perbuatan yang tidak berkenan di hati beliau.
Ada beberapa versi cerita tentang kesalahan istri Nabi Ayyub tersebut. Versi yang
pertama, diceritakan bahwa setelah Nabi Ayyub jatuh miskin dan sakit-sakitan, sang istri
harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan mereka berdua. Sang istri pun bekerja di
rumah orang lain.
Suatu hari sang istri terlambat pulang ke rumah sehingga Nabi Ayyub marah. Akhirnya
beliau mengucapkan sumpah tersebut.
Versi cerita yang lain, Nabi Ayyub marah karena sang istri menjual tali pengekang kuda
mereka. Hal tersebut terpaksa dilakukan istri beliau karena tidak memiliki cukup uang
untuk membeli makanan. Akhirnya tali pengekang tersebut dijualnya untuk membeli roti.
Setelah sembuh dan sehat kembali, Ayyub alaihissalam teringat kembali akan nazar
beliau kepada Allah tersebut. Namun, beliau tak tega memukul istrinya yang telah
sepenuh hati merawat Nabi Ayyub saat sakit. Akan tetapi, beliau juga harus menunaikan
nazarnya.
Akhirnya Allah memberikan solusi yang mudah. Allah mewahyukan kepada Nabi Ayyub
untuk mengambil seikat batang gandum dan memukulkan ke istrinya satu kali. Dengan
demikian telah tertunaikan nazar Nabi Ayyub.
Kisah tersebut pun menjadi dasar untuk memberikan hukuman kepada mereka yang
berbuat dosa. Menurut pendapat Imam Ahmad, memukul seorang pendosa yang
terancam hukuman itu diperbolehkan.
Misalnya, memukul seorang pezina dan orang yang menuduh tanpa bukti yang valid.
Mereka boleh dipukul seperti cara Nabi Ayyub memukul istri beliau. Hal tersebut
dilakukan agar si pendosa tidak celaka setelah dipukul.
Pada masa Rasulullah shalallahu alaihi wassalam hukuman seperti itu juga pernah
dipraktikkan. Beliau pernah memerintahkan kepada para sahabat untuk menghukum
seorang laki-laki sakit yang berzina.
Rasulullah menyuruh para sahabat untuk memukul si lelaki tadi dengan satu janjang
kurma. Dalam satu janjang tersebut terdapat seratus cabang. Dengan demikian, satu
pukulan saja sudah melaksanakan hukuman tersebut.
Berbagai kisah nabi, termasuk kisah Nabi Ayyub As. yang menjadi sarana untuk
membangun ikatan batin yang kuat mengenai ajaran Islam dapat kamu temukan pada
buku Amazing Kisah Al-Qur’An Teladan 25 Nabi & Rasul.

Pelajaran dari Kisah Nabi Ayyub


Salah satu tujuan Allah mengutus para Nabi dan Rasul adalah untuk menjadi teladan
bagi umat manusia. Demikian pula Nabi Ayyub, kisah beliau sarat hikmah yang dapat
menjadi pelajaran berharga bagi kita, sebagai berikut:

1. Bersyukur dan bersabar


Seperti telah diceritakan di atas bahwa ketika Allah memberikan limpahan nikmat dan
harta kepada beliau, Nabi Ayyub rajin mensyukurinya. Beliau rajin beribadah sehingga
menjadi insan yang taqwa. Beliau juga rajin menyedekahkan harta kepada mereka yang
membutuhkannya.
Sebaliknya, ketika Allah memberikan ujian kepada beliau, Nabi Ayyub pun memiliki
kesabaran tingkat tinggi. Meski menderita karena penyakit dan kemiskinannya, Nabi
Ayyub tak pernah mencela Allah.
 

2. Harta dan anak hanyalah titipan


Dari kisah Nabi Ayyub kita belajar bahwa semua harta dan anak-anak yang
dikaruniakan Allah hanyalah titipan di dunia. Pemilik sejati dari semua yang kita miliki
saat ini hanyalah Allah subhanahu wata’ala. Sewaktu-waktu Dia bisa mengambilnya
kembali. Karena itu kita hendaklah selalu rendah hati.
 

3. Berprasangka baik kepada Allah


Meski menderita dalam waktu yang tidak singkat, Nabi Ayyub senantiasa berprasangka
baik kepada Allah. Tingginya keimanan yang beliau miliki membuat Nabi Ayyub yakin
bahwa semua yang Allah berikan adalah yang terbaik.
 
4. Selalu menggantungkan diri kepada Allah
Hal ini tercermin dalam kisah yang diceritakan oleh Rasulullah tentang Nabi Ayyub yang
memunguti belalang emas dan dialognya dengan Allah. Meski telah mendapat “jaminan”
kekayaan dari Allah, tetapi Nabi Ayyub masih tetap menggantungkan diri beliau pada
berkah dari-Nya.
 

5. Selalu melaksanakan nazar atau sumpah kepada Allah


Seperti yang dikisahkan dalam Surah Sad ayat 44 tentang solusi yang mudah bagi Nabi
Ayyub untuk melaksanakan nazar memukul istrinya. Melalui ayat tersebut Allah
memberitahukan kepada kita bahwa seperti apa pun kondisinya, nazar tetaplah harus
dilaksanakan.
.

6. Allah akan memberikan balasan hadiah atas kesabaran


Seperti kisah Nabi Ayyub di atas, setelah mendapatkan bukti kesabaran beliau, Allah
pun menggantikan penderitaannya dengan nikmat yang berlimpah. Kesehatan, harta,
dan anak-anak Nabi Ayyub dikembalikan lagi dengan berlipat ganda.
Demikianlah kisah Nabi Ayyub alaihissalam. Semoga kita semua mampu mengambil
hikmah dari kisah beliau, para Nabi dan Rasul, serta orang-orang saleh di masa lampau.
Dengan demikian kita bisa menjadi sebaik-baik manusia seperti mereka. Amin.
Semoga bermanfaat!
Kategori Ilmu Berkaitan Agama Islam
o Buku Sejarah Agama Islam & Peradaban Islam
o Buku Islami Best Seller Terbaru
o Best Seller Buku Agama Islam
o Best Seller Buku Surat Juz Amma Anak
o Best Seller Buku Tafsir Ibnu Katsir

Kisah Nabi
o Urutan 25 Nabi dan Rasul
o Kisah Nabi Adam
o Kisah Nabi Ayub
o Kisah Nabi Dzulkifli
o Kisah Nabi Daud
o Kisah Nabi Harun
o Kisah nabi Hud
o Kisah Nabi Ibrahim
o Kisah Nabi Idris
o Kisah Nabi Ilyas
o Kisah Nabi Ilyasa
o Kisah Nabi Ismail
o Kisah Nabi Isa
o Kisah nabi Ishaq
o Kisah Nabi Luth
o Kisah Nabi Muhammad
o Kisah Nabi Musa
o Kisah Nabi Nuh
o Kisah Nabi Saleh
o Kisah Nabi Sulaiman
o Kisah Nabi Syuaib
o Kisah Nabi Yakub
o Kisah Nabi Yunus
o Kisah Nabi Yusuf
o Kisah nabi Zakaria
o Kisah Nabi Zulkifli
o Kisah 25 Nabi dan Rasul
o Kisah Sahabat Nabi

Anda mungkin juga menyukai