Oleh:
َاس َي ْيم َ ْ َ َ َ َ َ ْ َ ْ ُ َ ُ َ ه َه ه ُ َ َ ْ َ َه َ َ ُ ُ ُ ْ َ ُ ه
ُ الن اَّلل صلى اَّلل علي ِه وسلم يليل يحشر
ِ عن ع ِائشث كالج س ِمعج رسيل
ُ َْ ُ ُ ْ َ ً َ ُ َ َ ُ َ
ْض ُىم ْ َ َ ُ َ ً ُ َ ً ُ ًْ ُْ ُ َ َ ُ َ ه
الرجال ج ِميعا ينظر ةع
ِ النساء و
ِ اَّلل
ِ ال ِليام ِث حفاة عراة غرلا كلج يا رسيل
َ ُ ُ ْ َ ُ ْ ْ َ ْ ُّ َ َ ْ َ ْ ُ َ َ َ َ َه ه ُ َ َ ْ َ َه َْ َ
ْ َ َ ُ َ َ
ِإلى ةع ٍض كال صلى اَّلل علي ِه وسلم يا ع ِائشث الأمر أشد ِمن أن ينظر ةعضىم ِإلى
ْ
َةع ٍض
1
2. Hadist tentang kejadian sebelum dikumpulkan pada hari kebangkitan 1
Dari Musnad Ahmad, Shahih Muslim dan Sunan Al -Arba' ah, dari Abu Syari hah
Hudzaifah bin Usaid Radhiy all ahu Anhu, ada Rasulullah Saw. bersabda :
Pada hadist ini api yang dimaksud adalah api yang akan menggiring manusia ke
negeri syam sebagai tempat berkumpul telak.
"Pada Hari Kiamat manusia dikumpulkan dalam tiga golongan. Satu golongan
berjalan kaki. satu golongan berkendaraan, dan satu golongan lagi berjalan dengan
wajah mereka. Para sahabat bertanya, “Ya Rasul Allah, bagaimana cara mereka
berjalan dengan wajahnya?” Rasul menjawab, “Sesungguhnya Allah yang telah
membuat rnereka bisa berjalan dengan kakinya. kuasa pula membuat mereka berjalan
dengan wajahnya. Adapun mereka, sesungguhnya dengan wajahnya, mereka berupaya
menghindari setiap gundukan tanah dan duri."
1
Ibnu Katsir, Huru Hara Kiamat, ed. oleh Nandang Burhanuddin, trans. oleh Anshori Umar Sitanggal
dan Imron Hasan (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2002). hlm 214
2
Katsir. hlm 215
2
4. Dari Imam Ahmad dari Abdullah bin Umar Ra.3
"Akan ada hijrah setelah hijrah. Manusia akan menuju ke tempat hijrah Nabi lbrahim
AS. Waktu itu yang masih hidup di muka bumi tinggal orang-orang yang jahat saja.
Mereka terusir dari negeri mereka masing-masing, dihalau oleh api bersama dengan
monyet-monyet dan babi-babi. Monyet-monyet dan babi-babi itu menginap bersama
mereka di malam hari, dan tidur bersama mereka disiang hari. Siapa saja yang
tertinggal, dimakan api.”
Pada hadist-hadist diatas menurut Ibnu katsir bahwa manusia-manusia
dzholim yang tersisa akan merasakan perjalanan dimana mereka akan berkumpul di
satu tempat yaitu di negeri syam karena keluarnya api yang menggiring mereka.
keadaan mereka terbagi menjadi tiga golongan yaitu berjalan menggunakan kaki,
berjalan menggunakan kendaraan, dan berjalan menggunakan wajahnya. 4
Terdapat perbedaan pendapat mengenai hadist tiga golongan ini. Menurut Al-
Hafizh Abu Bakar Al-Baihaqi, berkesimpulan jika berjalan menggunakan kendaraan
adalah kendaraan untuk menuju kesurga, sedangkan menurut Ibnu Katsir jika tiga
golongan ini adalah bagaimana orang orang terakhir berjalan menuju ke tempat
dikumpulkan.5
5. Dari Ibnu Umar
َ َ َ ً َ َ ْ َ ُ َ َ ْ َ َ َه
ْاب َم ْن ک َا َن ف ْيى ِْم ُثهم ُةع ُث ْيا َع َلى أ ْع َمالىِم ْ
ُ صا َب ال َع َذ إِذا انزل اَّلل ِةلي ٍم عذاةا أ
ِ ِ ِ
"Jika Allah menurunkan azab, maka azab itu akan mengenai siapa saja yang berada
ditengah-tengah mereka, lantas mereka dihisab sesuai amalan mereka." (HR. Bukhari
No.6575)
3
Katsir. hlm 215
4
Katsir. hlm 216
5
Katsir.
3
6. Dari Anas bin Malik
َ َ
َ َْ َ َ َ َ ْ َ َْ ْ َ َ َ ُ َ ْ ُ َ ُْ ََْ ه َ ُ ً َ َ َ َ ُ َ ه
اَّلل كيف يحشر الك ِافر على وج ِى ِه ييم ال ِليام ِث كال أليس ِ أن رجلا كال يا رسيل
َ َ َ َ ْ َ َْ َ َْ ْ َ َ ُ َ َْ ه
ْ َ َ َ ُ َ ْ ُ ْ َ َ ً َ َ ْ ُّ
ال ِذي أمشاه على ِرجلي ِه ِفي الدنيا ك ِادرا على أن يم ِشيه على وج ِى ِه ييم ال ِليام ِث كال
َ َ َ َ َُ ََ َ ه
كتادة ةلى و ِعز ِة ر ِبنا
4
jasadnya dan manusia berdiri dihadapan Allah.6
C. Kewajiban Beriman Kepada Hari Kebangkitan
Hari kebangkitan sama dengan hari pertanggung jawaban manusia yang
terakhir. Hal ini sulit diterima oleh orang-orang Mekkah Jahiliyah,bahkan saat ini pun
masih ada orang yang tidak percaya akan adanya sebuah pertanggung jawaban
diakhirat nanti.
Sesungguhnya apabila seseorang beriman kepada Allah, Malaikat, kitab, dan
rasul. Tetapi tidak beriman kepada hari akhir, maka belum sempurna imannya. Hari
kebangkitan merupakan pokok inti ajaran agama Islam. Beriman kepada hari
kebangkitan hukum nya wajib.
Menurut Alquran, hari kebangkitan sangatlah penting dengan berbagai alasan,
salah satunya untuk menilai perbuatan yang telah dilakukan oleh manusia, karena
bahwasanya keadilan hanyalah milih Allah. Sedangkan menurut ulama kebangkitan
dapat diibaratkan seperti fenomena tidur dan terjaga, pergantian siang dan malam
serta sistem tata surya alam semesta. Mereka menyatakan bahwa kebangkitan
memang akan terjadi, dengan tanda Allah mengeluarkan hidup dari yang mati atau
sebaliknya, dan bagaimana Allah menghidupkan bumi setelah kematian. Ini semua
sebagai bentuk peringatan dan pemberitahuan kepada manusia,bahwa setelah
kematian ada kebangkitan.7
Betapa luar biasa nya kuasa Allah SWT menghidupkan manusia dari tulang
belulang yang sudah lapuk dan menjadi hidup kembali, hal ini menunjukkan kekuasan
Allah SWT dalam menciptakan sesuatu yang mustahil berdasarkan logika manusia.
Dalam kutipan Imam al-Thabari dalam kitab Jami’ al-Bayan fi Ta’wil Aquran yang
mengutip dari Basyar’an, Yazid’an Sa’id’an Qatadah bahwa Allah SWT memiliki
kuasa untuk menyalakan api dari kayu yang hijau. Begitupun iya berkuasa dalam
menghidupkan tulang belulang menjadi manusia kembali.
Dengan demikian sangatlah tepat dengan mengambil perumpamaan
“menyalakan api dari kayu yang hijau”, karena bukan hanya kayu yang kering yang
dapat menghasilkan api, tetapi kayu yang masih hijau pun dapat menghasilkan api.
Sebaliknya tulang belulang yang dapat hidup kembali bukan hanya tulang belulang
yang masih segar, akan tetapi tulang yang sudah lapuk, hancur lebur berkeping-
6
.Siti Aisyah, “Kronogi kejadian hari kebangkitan dalam surat An-Naba ( kajian munasabah
alquran)”skripsi ( Bandar Lampung,2019)hal.18-19
7
.Sifa’ul Qolbi, “( Studi munasabah terhadap surah yasin 77-88 )”Skripsi (Surabaya : Fakultas
Ushuluddin dan Filsafat UIN Sunan Ampel,2021)hal.54
5
keping pun dapat menerima kehidupan dengan kekuasaan Allah.8
D. Keadaan Manusia Saat Dibangkitkan
Sesudah alam semesta hancur dan seluruh makhluk yang bernyawa telah di
wafatkan (Kecuali yang dikendaki oleh Allah), maka ruh manusia dan jin akan tetap
berada di alam kubur selama rentang waktu empat puluh.9 Sebagaimana Rasulullah
bersabda:
"Jarak antara dua tiupan (sangkakala) adalah empat puluh." Ibnu Abbas bertanya,
"Empat puluh hari?" beliau menjawab, "Tidak." Ia bertanya lagi, "Empat puluh
bulan?" bjeliau menjawab, "Tidak." Ia bertanya lagi, "Empat puluh tahun?" Beliau
menjawab, "Tidak." Beliau kemudian bersabda, "Setelah itu, Allah menurunkan air
dari langit, maka mereka pun hidup kembali sebagaimana tumbuhnya sayur-sayuran.
Tidak ada tersisa seorang pun kecuali ia akan binasa, kecuali satu tulang yakni tulang
ekor. Dari tulang itulah, manusia dibangkitkan kembali pada hari kiamat." (HR.
Bukhari No.4554 dan HR. Muslim No.5253)
Demikian yang dijelaskan di dalam hadist yang shahih, tanpa ada penegasan
dari Rasulullah apakah empat puluh hari atau bulan atau bahkan tahun. Sebagian
ulama berpendapat bahwa bilangan empat puluh tersebut adalah empat puluh tahun.
Jasad manusia dan jin telah hancur binasa terkecuali jasad yang masih utuh
adalah jasad para Nabi dan Rasul. Semua tulang belulang dan anggota badan pun
hancur kecuali tulang ekor karena dari inilah, Allah menyatukan bagian-bagian tubuh
manusia yang lain. Kemudian Allah menurunkan hujan yang menyatukan tulang
belulang dan anggota badan yang lain seperti sedia kala, sebagaimana saat ia belum
8
.Nasir Shihabudin,Yusuf Wibono, ” Nalar hadis tentang hari kebangkitan “ ( Gunung Djati confeence
series, volume 4 2021) hal.4
9
Abu Fatiah, Hidup Sesudah Mati (Fase Perjalanan Manusia Menuju Hari Kebangkitan), (Surakata:
Granada Mediatama,2008) hal 62.
6
mati. Setelah jasad kembali seperti sedia kala, Allah mengembalikan ruh kepada
jasadnya dan memerintahkan malaikat Israfil untuk meniup sangkakala yang kedua
kalinya. Dengan tiupan inilah, mereka dibangkitkan dari alam kubur. Kemudian
peristiwa ini dinamakan dengan yaumul ba’ts (hari kebangkitan).
Mereka akan dibangkitkan sesuai dengan kondisi mereka masing-masing
sebelum meninggal. Jika mereka meninggal dalam keadaan syahid yang dengan
kondisi darah menetes maka akan dibangkitkan di hari kiamat nanti saat menghadap
Allah dengan pakaian dan tubuh yang berlumuran darah tetapi mengeluarkan bau
harum misik yang semerbak. Begitu juga orang yang berihram akan dibangkitkan
dengan bertalbiah. Namun, kecelakaanlah bagi mereka yang meninggal karena bunuh
diri baik itu dengan menggunakan belati atau meminum racun, atau melompat dari
atas gedung dan dengan cara yang lainnya. Mereka akan dibangkitkan sesuai dengan
kondisi saat mereka meninggal.10
Keadaan mereka saat dikumpulkan adalah sama persis ketika mereka
diciptakan yaitu tanpa sehelai kain pun yang menempel di badan, tanpa menggunakan
alas kaki, dan dalam keadaan belum dikhitan. Sebagaimana yang disampaikan oleh
Rasulullah:
َ َ َ َ ْ ً َ َ َ َ َ َ َ َ ُ ُ ه َه ه ُ َ َ ْ َ َه َع ْن ْاةن َعه
َ
اَّلل صلى اَّلل علي ِه وسلم خ ِطيتا ِةمي ِعظ ٍث فلال ِ اس كال كام ِفينا رسيل ت
ٍ ِ
َ ْ َ
ُيدهُ ُ ْ َ ََ َ ََ َ ه ً ُ ً ُ ً َ ُ َ َ ه َ ْ ُ ُ ه
ْ ه َ
ُ َيا أيُّىا الن
اَّلل حفاة ع َراة غ ْرلا { كما ةدأنا أول خل ٍق ن ِع ِ اس ِإنكم تحش ُرون ِإلى
ْ ََ ُ ْ َ َ
ْ َ ْ
َ َ ْ
ُ َ َ ْ َ َ َ َ َ ه َه َ َ ْ ً َ َ ْ َ ه ُه
اويم علي ِه َ
ِ وعدا علينا ِإنا كنا ف ِاع ِلين } ألا و ِإن أول الخل ِائ ِق يكسى ييم ال ِليام ِث ِإةر
َ ه
السلام
10
Abu Fatiah al-Adnani, Hidup Sesudah Mati (Fase Perjalanan Manusia Menuju Hari Kebangkitan), 63-64.
7
'alaihis salaam.” (HR. Bukhari No.6045 dan HR. Muslim No.5104)
Meski demikian, tidak ada seorang pun yang mempunyai keinginan dan
mencari kesempatan untuk melihat aurat orang lain, karena masing-masing sibuk
menghadapi urusannya sendiri yaitu mempertanggung jawabkan amal perbuatannya
di hadapan Allah, Sebagaimana Allah menjelaskan dalam QS. Abasa ayat 37:
ُّ ٌ َ َ َ ُ ُ
ٮ ٍذ شاۡن يغ ِۡني ِۡه
ِ ِلك ِل ام ِۡری ٍء ِمنۡىمۡ ييۡم
“Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang menyibukkannya.”
Ada juga hadist yang disampaikan oleh Aisyah, ia berkata: “Aku mendengar
Rasulullah bersabda:
ُ َ َ
ُ َ ُْ َ ُ ه ُ َْ َ ْ َ َ ُ َ ً ُ َ ً ُ ًْ ُْ ُ َ َ ُ َ ه
الرجال
ِ النساء و
ِ اَّلل
ِ يحشر الناس ييم ال ِليام ِث حفاة عراة غرلا كلج يا رسيل
َ
ُّ َ ُ ْ َ ْ ُ َ َ َ َ َ َ َ ه ه ُ َ َ ْ َ َ ه َْ َ ْ ُ ُ َْ ُ ُ ْ َ ً َ
ج ِميعا ينظر ةعضىم ِإلى ةع ٍض كال صلى اَّلل علي ِه وسلم يا ع ِائشث الأمر أشد
َ
َْ َ ْ ُ ُ َْ َ ُ ْ َ ْ ْ
ِمن أن ينظر ةعضىم ِإلى ةع ٍض
"Manusia dikumpulkan pada hari kiamat dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang
dan kulup". Aku bertanya: Wahai Rasulullah, wanita-wanita dan lelaki-lelaki semua
saling melihat satu sama lain?’. Beliau menjawab, "Wahai Aisyah, permasalahnnya
lebih sulit dari saling melihat satu sama lain.” (HR. Bukhari No. 6064 dan HR.
Muslim No. 5102)
Jadi keadaan manusia saat dikumpulkan di Padang Mahsyar sangatlah
bermacam-macam, tergantung dengan keimanan dan amal shalih yang mereka
kerjakan saat di dunia. Allah akan mengumpulkan orang-orang yang bertakwa dengan
penuh kemuliaan. Mereka akan diperlakukan seperti seorang utusan raja. Allah
berfirman dalam QS. Maryam ayat 85:
ً َ ٰ َ َ َ ُ ُ ُه َ َ ه
ييۡم نحۡشر الۡمت ِليۡن ِالى الرحۡم ِن وفۡدا
8
Ali bin Abi Thalib berpendapat bahwa mereka tidak dikumpulkan dengan
berjalan kaki, tidak juga dihalau dengan kasar. Mereka akan dikumpulkan dengan
mengendarai kendaraan yang terbagus dan belum pernah dilihat keindahan seperti itu
sebelumnya, dihiasi dengan hiasan emas permata yang indah dan berkilau.
Orang-orang yang beragama Islam tetapi banyak melakukan dosa dan orang-
orang kafir akan dikumpulkan dengan keadaan muka bermuram durja. Sebagaimana
Allah berfirman dalam QS. Thaha ayat 102:
ً ُ َ ُ ََ ُّ ُ َ
ِ هيي َۡم ُينۡفخ ِفى الصي ِۡر ونحۡشر الۡمجۡ ِر ِميۡن ييۡم
ٮ ٍذ زرۡكا َ َ ُ ُ
“Pada hari (Kiamat) sangkakala ditiup (yang kedua kali) dan pada hari itu Kami
kumpulkan orang-orang yang berdosa dengan (wajah) biru muram”
Sedangkan orang-orang kafir akan merasakan kondisi yang mengenaskan.
Mereka dikumpulkan dalam keadaan yang hina, berjalan dengan muka mereka, dalam
keadaan kehausan, buta, tuli dan bisu.11 Hal ini disampaikan Allah dalam firmannya:
ً َ َ ٰ َ َ ه ُ ُ َُ ه
ونسيۡق الۡمج ِۡر ِميۡن ِالى جىـنم ِورۡدا
“dan Kami akan menggiring orang yang durhaka ke neraka Jahanam dalam keadaan
dahaga.” (QS. Maryam: 86)
ًّ ُ ُ ً ه ُ ً ه ُ ُ ٰ َ َٰ َ َ ُ ُ ُ ََ
ونحۡشرومۡ ييۡم ال ِۡليم ِث على وجي ِۡو ِىمۡ عمۡيا وةكۡما وصما
“Dan Kami akan mengumpulkan mereka pada hari Kiamat dengan wajah tersungkur,
dalam keadaan buta, bisu, dan tuli. Tempat kediaman mereka adalah neraka
Jahanam.” (QS. Al-Isra: 97)
ً َ ُّ َ َ َ َ ه َ ً ه
ٌّ
ُ ٰ َ َ ه
َ ُ ُ ٰ َ َ ُ َ ُ َ َه
ٮك شر مكانا واضل س ِبيۡلاِ ال ِذيۡن يحۡشروۡن على وجي ِۡو ِىمۡ ِالى جىـنمَۙ اول
11
Abu Fatiah al-Adnani, Hidup Sesudah Mati (Fase Perjalanan Manusia Menuju Hari Kebangkitan), 64-67.
9
ْ َ َ َ َ َ َه
ُْ ََْ ه َ ُ ً َ َ َ َ ُ َ ه
َيح َش ُر ال َكاف ُر َع َلى َو ْجىه َي ْيم َ ُ ْ ُ
ِ ِ ِ اَّلل كيف
ِ ك أن رجلا كال يا رسيل ٍ حدثنا أنس ةن ما ِل
َ َ ْ َ َ ُ َ َْ َ َ ََ ْ ه ْ
ْ َ َ َ ُ َ ْ ُ ْ َ َ ً َ َ ْ ُّ ْ َ َ َ
ال ِليام ِث كال أليس ال ِذي أمشاه على ِرجلي ِه ِفي الدنيا ك ِادرا على أن يم ِشيه على وج ِى ِه
َ َ َْ َ ْ َ َ َ َ َ َ َُ ََ َ ه
ييم ال ِليام ِث كال كتادة ةلى و ِعز ِة ر ِبنا
“telah menceritakan kepada kami Anas bin Malik, seseorang bertanya: Wahai
Rasulullah, bagaiaman orang kafir dikumpulkan (dengan berjalan) di atas wajahnya
pada hari kiamat? Beliau menjawab, "Bukankah Yang membuatnya berjalan dengan
dua kaki di dunia mampu untuk membuatnya berjalan di atas wajahnya pada hari
kiamat?" Qatadah menjawab: Benar, demi kemuliaan Rabb kami.” (HR. Muslim
No.5020).12
12
Abu Fatiah al-Adnani, Hidup Sesudah Mati (Fase Perjalanan Manusia Menuju Hari Kebangkitan), 67-68.
10
PENUTUP
Hari kebangkitan adalah hari dimana manusia bangkit dari kematian, kemudian
berkumpul disuatu tempat yang luas yaitu padang Mahsyar untuk menunggu sebelum hari
dimana manusia mempertanggung jawabkan perbuatan mereka
Keadaan manusia pada hari kebangkitan memiliki berbagai keadaan yang berbeda
sesuai amal dan perbuatan selama di dunia. Meskipun keadaan manusia berbeda-beda, akan
tetapi terdapat satu kesamaan keadaan saat manusia bangkit dari kubur, yaitu dalam keadaan
telanjang dan belum dikhitan.
Perkara hari kebangkitan adalah perkara yang sangat besar. Berbagai kabar dari hadist
Nabi Saw. yang memerinci bagaimana keadaan manusia pada saat itu, mulai dari kabar buruk
bagi manusia yang selalu berbuat kejahatan dan kabar baik bagi manusia yang bertakwa.
Sehingga sangatlah perlu bagi kita untuk selalu beramal baik dan mengikuti perintah Allah,
dan juga senantiasa berhati-hati dari perbuatan yang bisa menjerumuskan dari perbuatan yang
dimurkai Allah.
11
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, Siti, “Kronogi kejadian hari kebangkitan dalam surat An-Naba ( kajian munasabah
alquran),” Skripsi. Bandar Lampung, 2019.
Fatiah, Abu. Hidup Sesudah Mati (Fase Perjalanan Manusia Menuju Hari Kebangkitan),
Surakata: Granada Mediatama,2008.
Katsir, Ibnu. Huru Hara Kiamat. Disunting oleh Nandang Burhanuddin. Diterjemahkan oleh
Anshori Umar Sitanggal dan Imron Hasan. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2002.
Shihabudin, Nasir dan Yusuf Wibono, ” Nalar hadis tentang hari kebangkitan “, Gunung
Djati confeence series, volume 4 2021.
Qolbi, Sifa’ul, “Studi munasabah terhadap surah yasin 77-88 ),” Skripsi. Surabaya: Fakultas
Ushuluddin dan Filsafat UIN Sunan Ampel, 2021.
12