Anda di halaman 1dari 10

1

Kengerian Adzab di Alam Mahsyar


Ujang Jaenal Mutakin, S.Ag.,MM*

I. Landasan Ayat Qur’an

A. Surat Ibrohim Ayat : 49 - 50

‫األص َف ِاد‬ ‫ني يِف‬ِ ٍ ‫ِئ‬ ِ


ْ َ ‫َوَتَرى الْ ُم ْج ِرم‬
َ ‫ني َي ْو َم ذ ُم َقَّرن‬
Artinya : Dan kamu akan melihat orang-orang yang berdosa pada hari itu
diikat bersama-sama dengan belenggu.
ٍ ِ ِ
‫َّار‬ َ ‫َسَرابِيلُ ُه ْم م ْن قَطَران َوَت ْغ َشى ُو ُج‬
ُ ‫وه ُه ُم الن‬
 Artinya : Pakaian mereka adalah dari pelangkin (ter) dan muka mereka ditutup
oleh api neraka

II. Pembahasan
A. Manusia di Kumpulkan Dalam Keadaan Tanpa Alas Kaki, Telanjang
dan Belum di Khitan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ً‫يُحْ َش ُر النَّاسُ يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة ُحفَاةً ُع َراةً ُغرْ ال‬
“Manusia akan dikumpulkan pada hari Kiamat dalam keadaan tidak
beralas kaki, tidak berpakaian dan belum dikhitan.” (Hadits shohih.
Diriwayatkan oleh Muslim, no. 5102 dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha).
Demikianlah keadaan manusia tatkala bertemu dengan Allah Ta’ala di
Padang Mahsyar dalam keadaan tidak beralas kaki, tidak berpakaian dan belum
dikhitan. Meskipun demikian, akhirnya mereka diberi pakaian juga. Dan manusia
yang pertama kali diberi pakaian adalah Nabi Ibrahim ‘alaihis salam.

 Materi Pengajian/Bimbingan Penyuluhan ini pernah di sampaikan di MT Masjid Agung


Nurul Ikhlas Cilegon, MT Al-Iman BBS III, MT Baiturrohman BBS III, MT Al-Hikmah Cigading,
MT Baitul Muhlisin Cigading, MT Al-Mubarok Komplek Sinyar Cilegon, MT Abtadiul
Mubtadi’in Jombang Cilegon, MT Al-Inaroh Jombang Cilegon
* Penyuluh Agama Madya Kota Cilegon
2

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫ِإ َّن َأ َّو َل َم ْن يُ ْك َسى يَ ْو َم ْالقِيَا َم ِة ِإ ْب َرا ِه ْي ُم‬


“Sesungguhnya orang pertama yang diberi pakaian pada hari Kiamat adalah
Nabi Ibrahim.” (Hadits shahih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 4371).
Adapun pakaian yang dikenakannya ketika itu adalah pakaian yang
dikenakan ketika mati. Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu mengatakan,
“Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ُ ‫ث فِ ْي ثِيَابِ ِه الَّتِ ْي يَ ُم ْو‬


‫ت فِ ْيهَا‬ ُ ‫اَ ْل َمي‬
ُ ‫ِّت يُ ْب َع‬
“Mayit akan dibangkitkan dengan pakaian yang dikenakannya ketika
mati.” (Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Ibnu Hibban dalam Shahih-nya.
Haditsini dinilai shahih oleh al-Albani dalam Shohiih at-Targhib wat-Tarhib, no.
3575)
Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, tatkala hendak menguburkan
jenazah ibunya, beliau meminta agar jenazah ibunya dikafani dengan pakaian
yang baru. Beliau mengatakan, “Perbaguskanlah kafan jenazah kalian, karena
sesungguhnya mereka akan dibangkitkan dengan (memakai) pakaian itu.” (Fat-
hul Bari Syarah Shahih al-Bukhari, 11/383).
B. Bagaimana Manusia Digiring Ke Padang Mahsyar?
Manusia digiring ke Padang Mahsyar dengan berbagai kondisi yang
berbeda sesuai dengan amalnya. Ada yang digiring dengan berjalan kaki,
sebagaimana dikabarkan oleh
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

‫ِإنَّ ُك ْم ُمالَقُو هللاِ ُحفَاةً ُع َراةً ُم َشاةً ُغرْ ال‬


“Sesungguhnya kalian akan menjumpai Allah dalam keadaan tidak
beralas kaki, tidak berpakaian, berjalan kaki, dan belum dikhitan.” 
 Ada juga yang berkendaraan. Namun tidak sedikit yang diseret di atas
wajah-wajah mereka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫ِإنَّ ُك ْم تُحْ َشر ُْو َن ِر َجاالً َو ُر ْكبَانًا َوتُ َجرُّ ْو َن َعلَى ُوج ُْو ِه ُك ْم‬
3

“Sesungguhnya kalian akan dikumpulkan (ke Padang Mahsyar) dalam


keadaan berjalan, dan (ada juga yang) berkendaraan, serta (ada juga
yang) diseret di atas wajah-wajah kalian.” (Diriwayatkan oleh at-
Tirmidzi, dan beliau mengatakan, “Hadits hasan.” Hadits ini dinilai
hasan oleh al-Albani dalam Shahiih at-Targhib wat-Tarhib, no. 3582).
Abu Said al-Khudri radhiyallahu ‘anhu mengatakan bahwa ada seseorang
berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

َ tَ‫ ِة؟ ق‬t‫و َم ْالقِيَا َم‬t


:‫ال‬t ْ tَ‫ ِه ي‬t‫افِ ُر َعلَى َوجْ ِه‬tt‫ ُر ْال َك‬t‫ف يُحْ َش‬t
َ t‫ول هللاِ َك ْي‬
َ t‫يَا َر ُس‬
‫يَهُ َعلَى‬t‫ا ِدرًا َعلَى َأ ْن يُ ْم ِش‬ttَ‫ ُّد ْنيَا ق‬t‫ْس الَّ ِذي َأ ْم َشاهُ َعلَى ِرجْ لَ ْي ِه فِي ال‬
َ ‫َألَي‬
!‫َوجْ ِه ِه يَ ْو َم ْالقِيَا َم ِة؟‬
“Wahai Rasulullah, bagaimana bisa orang kafir digiring di atas wajah
mereka pada hari Kiamat?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
menjawab: “Bukankah Rabb yang membuat seseorang berjalan di atas
kedua kakinya di dunia, mampu untuk membuatnya berjalan di atas
wajahnya pada hari Kiamat?!” Qatadah mengatakan, “Benar, demi
kemuliaan Rabb kami.” (Hadits shahih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no.
6042 dan Muslim, no. 5020).

C. Ketika Matahari Didekatkan Dengan Jarak Satu Mil

Kaum muslimin yang kami muliakan, ketika manusia dikumpulkan di padang


Mahsyar, matahari didekatkan sejauh satu mil dari mereka, sehingga manusia berkeringat,
hingga keringat tersebut menenggelamkan mereka sesuai dengan amalan masing-masing
ketika di dunia.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


،‫ل‬t ِ ‫ َد‬t ‫ق َحتَّى تَ ُك ْو َن ِم ْنهُ ْم َك ِم ْق‬
ٍ t‫ار ِم ْي‬ ِ ‫تُ ْدنَى ال َّش ْمسُ يَ ْو َم ْالقِيَا َم ِة ِم َن ْال َخ ْل‬
َ‫افَة‬tt‫ل َأ َم َس‬ttِْ ‫ا يَ ْعنِي ِب ْال ِمي‬tt‫ا َأ ْد ِري َم‬tt‫ َم‬،ِ‫ فَ َوهللا‬: ‫ا ِم ٍر‬tt‫لَ ْي ُم ب ُْن َع‬tt‫ال ُس‬tt َ َ‫ق‬
‫و ُن النَّاسُ َعلَى‬t ْ t‫ فَيَ ُك‬: ‫ال‬t َ tَ‫ ق‬،‫ ِه ْال َعي ُْن‬tِ‫ ُل ب‬t‫ض َأ ْم ْال ِمي َْل الَّ ِذي تُ ْكتَ َح‬ ِ ْ‫اَْألر‬
‫ َو ِم ْنهُ ْم َم ْن‬،‫ ِه‬ttْ‫و ُن ِإلَى َك ْعبَي‬tt ْ ‫ق فَ ِم ْنهُ ْم َم ْن يَ ُك‬ َ ‫الِ ِه ْم فِي ْال َع‬tt‫ ْد ِر َأ ْع َم‬ttَ‫ق‬
ِ ‫ر‬tt
ُ‫ ه‬t‫ َو ِم ْنهُ ْم َم ْن ي ُْل ِج ُم‬،‫ ِه‬t‫و ُن ِإلَى َح ْق َو ْي‬t ْ t‫ َو ِم ْنهُ ْم َم ْن يَ ُك‬،‫يَ ُك ْو ُن ِإلَى ُر ْكبَتَ ْي ِه‬
‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم بِيَ ِد ِه ِإلَى فِ ْي ِه‬ َ ِ‫ار َرس ُْو ُل هللا‬ َ ‫ َوَأ َش‬،‫ق ِإ ْل َجا ًما‬ُ ‫ْال َع َر‬
4

“Pada hari kiamat, matahari didekatkan jaraknya terhadap makhluk hingga tinggal
sejauh satu mil.” –Sulaim bin Amir (perawi hadits ini) berkata: “Demi Allah, aku
tidak tahu apa yang dimaksud dengan mil. Apakah ukuran jarak perjalanan, atau
alat yang dipakai untuk bercelak mata?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda: “Sehingga manusia tersiksa dalam keringatnya sesuai dengan
kadar amal-amalnya (yakni dosa-dosanya). Di antara mereka ada yang keringatnya
sampai kedua mata kakinya. Ada yang sampai kedua lututnya, dan ada yang sampai
pinggangnya, serta ada yang tenggelam dalam keringatnya.” Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam memberikan isyarat dengan meletakkan tangan ke mulut beliau.”
(Hadits shahih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 2864)
Syaikh Muhammad bin Sholih Al-‘Utsaimin rahimahullah mengatakan, “Jarak satu
mil ini, baik satu mil yang biasa atau mil alat celak, semuanya dekat. Apabila sedemikian rupa
panasnya matahari di dunia, padahal jarak antara kita dengannya sangat jauh, maka
bagaimana jika matahari tersebut berada satu mil di atas kepala kita?!” (Syarah al-‘Aqidah al-
Wasithiyyah, 2/134).
Jika matahari di dunia ini didekatkan ke bumi dengan jarak 1 mil, niscaya bumi akan
terbakar. Bagaimana mungkin di akherat kelak matahari didekatkan dengan jarak 1 mil namun
makhluk tidak terbakar?
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah mengatakan bahwa pada
hari Kiamat kelak tatkala manusia dikumpulkan di padang mahsyar, kekuatan mereka tidaklah
sama dengan kekuatan mereka ketika hidup di dunia. Akan tetapi mereka lebih kuat dan lebih
tahan. Seandainya manusia sekarang ini berdiri selama 50 hari di bawah terik matahari tanpa
naungan, tanpa makan, dan tanpa minum, niscaya mereka tidak mungkin mampu
melakukannya, bahkan mereka akan binasa. Namun pada hari Kiamat kelak, mereka mampu
berdiri selama 50 tahun tanpa makan, tanpa minum, dan tanpa naungan, kecuali beberapa
golongan yang dinaungi Allah Ta’ala. Mereka juga mampu menyaksikan kengerian-
kengerian yang terjadi. Perhatikanlah keadaan penghuni Neraka yang disiksa (dengan begitu
kerasnya), namun mereka tidak binasa karenanya. Allah Ta’ala berfirman:

َ ‫ت ُجلُ ْو ُدهُ ْم بَ َّد ْلنَاهُ ْم ُجلُ ْودًا َغي َْرهَا لِيَ ُذ ْوقُوا ْال َع َذ‬
)56( ‫اب‬ ِ َ‫ُكلَّ َما ن‬
ْ ‫ض َج‬
“Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain,
supaya mereka merasakan adzab.” (An-Nisa': 56). (Syarah Al-‘Aqidah Al-
Wasithiyyah, 2/135)
D. Golongan Yang Akan Mendapatkan Naungan ‘Arsy Allah Ta’ala
Pada hari yang sangat panas itu, Allah Ta’ala akan memberikan naungan
kepada sebagian hamba pilihan-Nya. Tidak ada naungan pada hari itu kecuali
naungan-Nya semata. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang
5

artinya): “Ada tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah dengan naungan
‘Arsy-Nya pada hari dimana tidak ada naungan kecuali hanya naungan-Nya
semata.

ٌّ‫اب‬tt‫ َو َش‬،ُ‫ ْاِإل َما ُم ْال َعا ِدل‬:ُ‫َس ْب َعةٌ يُ ِظلُّهُ ْم هللاُ فِي ِظلِّ ِه يَ ْو َم الَ ِظ َّل ِإالَّ ِظلُّه‬
‫ َو َر ُجالَ ِن تَ َحابَّا فِي‬،‫ا ِج ِد‬t ‫ق فِي ْال َم َس‬ ٌ َّ‫ َو َر ُج ٌل قَ ْلبُهُ ُم َعل‬،‫نَ َشَأ بِ ِعبَا َد ِة َربِّ ِه‬
‫ب‬
ٍ t‫ص‬ِ ‫ات َم ْن‬ ُ ‫رَأةٌ َذ‬tَ ‫هُ ا ْم‬t‫ ٌل طَلَبَ ْت‬tُ‫ َو َرج‬،‫ ِه‬tْ‫ا َعلَي‬tَ‫ ِه َوتَفَ َّرق‬tْ‫هللاِ اجْ تَ َم َعا َعلَي‬
‫ق َأ ْخفَى َحتَّى الَ تَ ْعلَ َم‬ َ ‫ َّد‬t ‫ص‬
َ َ‫ ٌل ت‬t‫ َو َر ُج‬،َ‫اف هللا‬tُ t‫ ِإنِّ ْي َأ َخ‬:‫ال‬tَ tَ‫ال فَق‬t ٍ t‫َو َج َم‬
tْ ‫ض‬
ُ‫ت َع ْينَاه‬ ُ ِ‫ِش َمالُهُ َما تُ ْنف‬
َ ‫ َو َر ُج ٌل َذ َك َر هللاَ َخالِيًا فَفَا‬،ُ‫ق يَ ِم ْينُه‬
“Ada tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah dengan naungan
‘Arsy-Nya pada hari dimana tidak ada naungan kecuali hanya naungan-
Nya semata.
1. Imam (pemimpin) yang adil.
2. Pemuda yang tumbuh besar dalam beribadah kepada Rabbnya.
3. Seseorang yang hatinya senantiasa terpaut pada masjid.
4.  Dua orang yang saling mencintai karena Allah, dimana keduanya
berkumpul dan berpisah karena Allah.
5. Dan seorang laki-laki yang diajak (berzina) oleh seorang wanita yang
berkedudukan lagi cantik rupawan, lalu ia mengatakan: “Sungguh aku
takut kepada Allah.”
6. Seseorang yang bershodaqoh lalu merahasiakannya sehingga tangan
kirinya tidak mengetahui apa yang diinfaqkan oleh tangan kanannya.
7.   Dan orang yang berdzikir kepada Allah di waktu sunyi, lalu
berlinanglah air matanya.” (Hadits shahih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari,
II/143 – Fat-h,dan Muslim, no. 1031).
Golongan lain yang mendapatkan naungan Allah Ta’ala adalah orang
yang memberi kelonggaran kepada orang yang kesulitan membayar hutang
kepadanya atau memutihkan hutang darinya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
6

‫ض َع َع ْنهُ َأظَلَّهُ هللاُ فِي ِظلِّ ِه‬


َ ‫َم ْن َأ ْنظَ َر ُم ْع ِسرًا َأ ْو َو‬
“Barangsiapa yang memberi kelonggaran kepada orang yang sedang
kesulitan membayar hutang atau memutihkan hutang orang tersebut,
niscaya Allah akan menaunginya dalam naungan Arsy-Nya (pada hari
Kiamat).” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 3006)
Semoga Allah Ta’ala memberikan hidayah taufiq dan pertolongan-Nya
kepada kita untuk menjadi bagian dari golongan yang mulia ini.

E. Pertanyaan – pertanyaan di Alam Mahsyar

Di Padang Mahsyar, seluruh manusia akan dikumpulkan kembali. Padang


yang terhampar luas dan rata, serta terang benderang disinari cahaya Allah swt.
Manusia akan berjejer, berbaris-baris menghadapkan wajahnya kepada Allah
menanti perhitungan diri masing-masing. Akan ditimbang seluruh kebaikan dan
keburukan manusia, apa yang pernah dikerjakan dan apa yang pernah
ditinggalkan. Sebesar debu kebaikan ia akan melihatnya, dan sebesar debu
kejahatannya ia akan melihatnya pula. Tidak ada yang luput dari catatan aparat
malaikat yang bertugas mencatatnya sewaktu di dunia.

Tentu banyak pertanyaan yang akan dihadapi, apalagi terkait urusan dengan
manusia yang belum selesai saat di dunia. Disinilah pengadilan yang hakiki.
Namun ada sabda Nabi saw sbb: Tidak boleh melangkah kaki seseorang di
hari kiamat (mahsyar) sehingga ia ditanya tentang empat perkara. Tentang
umurnya, untuk apa dia habiskan. Tentang jasadnya, untuk apa dia pergunakan.
Tentang hartanya, dari mana dia dapatkan dan ke mana dia belanjakan. Tentang
ilmunya, apa amal yang diperbuatnya"~ Al-Hadits.
Ini adalah pertanyaan yang berat dan tidak mudah dijawab. Ketika
seseorang dikarunia Allah swt berumur panjang, untuk apa dia habiskan. Apakah
untuk beribadah kepada Allah swt atau justru untuk maksiat. Umur dari tahun ke
tahun, bulan ke bulan, hari ke hari, bahkan dari menit ke menit akan
dipertanggung jawabkan di Padang Mahsyar kelak.
7

Ketika kita diberi tubuh yang sehat, paras yang cantik atau ganteng, untuk
apa kita gunakan. Apakah untuk ketaatan kepada Allah, atau melalaikan perintah-
perintahNya.
Ketika kita diberikan harta, dari mana diperoleh. Halal atau haramkah
harta itu. Lalu dibelanjakan untuk apa? Apakah untuk mendekatkan diri pada-
Nya, atau justru berleha-leha semakin jauh dari penghambaan diri kepada Allah
swt?
Tentang ilmu dan kepintaran yang kita miliki, adakah pengamalannya
sudah sesuai dengan tuntunan syariat. Bagaimana akibatnya, jika yang
bersangkutan malah menuntut ilmu hitam dan melakukan kedurhakaan dan
kejahatan. Amat pelik persoalan yang akan melilitnya esok saat yaumul hisab, hari
perhitungan. Seorang ayah akan ditanya tanggung jawabnya terhadap isteri dan
anak-anaknya, sudahkah ia mendidik dan membimbing anak isterinya ke jalan
Allah. Ataukah ia abai terhadap amanah tersebut. Seorang ibu akan ditanya
tentang rumah suaminya, tanggung jawab terhadap anak-anaknya. Bahkan
seorang pemimpin akan ditanya tentang orang-orang yang dipimpinnya. Sehingga
para pemimpin akan dihisab belakangan, setelah orang-orang biasa selesai.

Lalu berapa lamakah manusia akan berada di Padang Mahsyar. Satu keterangan
hadits, mengatakan lamanya ribuan tahun. "Siapa yang dirincikan hisabnya, maka
ia akan celaka," ujar Nabi saw. "Allahumma yassir hisabanaa, Wa Yammin
kitaabana..Ya Allah mudahkanlah hisab kami. Dan berilah kitab kami dari sebelah
kanan"
F. Wajah Manusia Pada Saat di Tiup Sangkakala Yang Kedua
  Kita meyakini, kelak alam semesta akan hancur ketika Allah telah
menetapkan berdirinya kiamat. Tiupan sangkakala malaikat Israfil telah
menyebabkan seluruh yang bernyawa menjadi mati dan menyebabkan
kehancuran total langit dan bumi. Setelah alam semesta hancur dan seluruh
makhluk yang bernyawa telah meninggal, kecuali yang dikehendaki olah Allah,
maka ruh  manusia dan jin tetap berada di alam kubur selama rentang waktu
empat puluh. (demikian dijelaskan dalam hadist yang shahih, tanpa ada penegasan
8

dari Rasulullah saw apakah empat puluh tahun, empat puluh bulan, atau empat
puluh hari. Sebagian riwayat yang lain menegaskan bahwa bilangan empat puluh
tersebut adalah empat puluh tahun) Jasad manusia dan jin telah hancur binasa.
Satu-satunya jasad yang masih utuh adalah jasad para Nabi dan Rasul.
Semua tulang belulang dan anggota badan manusia hancur, kecuali satu tulang,
yaitu tulang ekor. Dari tulang ekor inilah Allah menyatukan bagian-bagian tubuh
manusia yang lain. Allah kemudian menurunkan hujan dari langit, yang
menyatukan anggota-anggota badan manusia dan mengembalikannya seperti sedia
kala, sebagaimana saat ia belum mati.
Setelah jasad seluruh manusia kembali seperti sedia kala, Allah kemudian
mengembalikan ruh kepada jasadnya, dan memerintahkan malaikat Israfil untuk
meniup sangkakala untuk yang kedua kalinya. Dengan tiupan inilah, seluruh
manusia dan jin bangkit dari alam kubur. Inilah peristiwa yang dinamakan
dengan yaumul ba’ts (hari kebangkitan) dan yaumul hasyr (hari pengumpulan).
Begitu malaikat Israfil meniup sangkakala kembali, semua makhluk yang
telah mati kembali hidup. Mereka keluar dari kubur dengan cepat dan bergegas,
berjalan cepat untuk menghadap Rabb mereka, untuk menjalani pengadilan amal.
Amal-amal mereka akan dipertanyakan, dihitung, ditimbang, dan dibalas
oleh Allah dengan balasan yang setimpal. Segala apa yang mereka perdebatkan
kala masih hidup di dunia; keadilan dan kezhaliman, keimanan dan kekafiran,
amal kebajikan dan amal keburukan; semuanya diputuskan balasannya pada hari
tersebut. Allah swt berfirman : “Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa
yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah, kemudian ditiup
sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusan
masing-masing). (QS Az-Zumar 39: 68) “Lalu ditiuplah sangkakala, seketika itu
mereka keluar dari kuburnya (dalam keadaan hidup), menuju kepada Rabb-Nya.
Mereka berkata, ‘Celakalah kami! Siapakah yang telah membangkitkan kami dari
tempat tidur kami (kubur)?’ Inilah yang dijanjikan oleh Allah Ta’ala Yang Maha
Pemurah dan benarlah para rasul-Nya. Teriakan itu hanya sekali, maka seketika
itu mereka semua dihadapkan kepada kami (untuk dihisab). Maka pada hari itu
9

seseorang tidak akan dirugikan sedikitpun dan kalian tidak akan diberi balasan,
kecuali sesuai dengan apa yang telah kalian kerjakan”. (QS Yasin 36: 51-54)
Ini adalah tiupan sangkakala yang kedua, yaitu tiupan untuk
membangkitkan mereka dari alam kubur. Tentang ayat ini, imam Mujahid berkata,
“Sebelum hari kiamat, orang-orang kafir akan terlelap, mereka akan merasakan
tidur. Ketika ada yang menyeru, ‘Wahai para penghuni kubur, bangkitlah kalian,’
mereka pun bangun dalam keadaan ketakutan dan terburu-buru sambil menunggu
keputusan Allah. Itulah makna dari firman Allah yang ditujukan untuk mereka :
“Kemudian ditiuplah (sekali lagi) sangkakala itu, maka seketika itu mereka
terbangun (dari kuburnya) menunggu keputusan (Allah)”. (QS. Az-Zumar 39: 68).
Allah juga telah memberitahukan tentang keadaan orang-orang kafir yang
mengatakan, “Aduh, celakalah kami, siapakah yang telah membangunkan kami
dari tidur (kematian) kami”. (QS Yasin 36: 52)
Proses kebangkitan seluruh makhluk hidup dari alam kubur untuk
menjalani pengadilan Allah di akhirat diingkari oleh orang-orang kafir dan
musyrik. Padahal, ia merupakan hal yang sangat mudah bagi Allah. Menciptakan
makhluk pada kali yang pertama tentunya lebih sulit dari membangkitkan mereka.
Jika Allah mampu menciptakan seluruh makhluk hanya dengan mengucapkan satu
kata ‘kun’ (jadilah), maka membangkitkan mereka kembali setelah mereka hancur
berkalang tanah adalah jauh lebih mudah. Sebagaimana dijelaskan oleh Allah
dalam firman-Nya: “Dan Dialah yang menciptakan makhluk dari permulaan,
kemudian Dia membangkitkannya (menghidupkannya) kembali, dan
menghidupkan kembali itu adalah lebih mudah bagi-Nya”. (QS. Ar-Ruum 30: 27)
“Tidaklah, Allah menciptakan kalian dan membangkitkan kalian dari alam kubur
kecuali seperti (menciptakan dan membangkitkan) satu jiwa saja”. (QS. Luqman
31: 28) Mereka mengatakan, “Siapakah yang akan menghidupkan tulang belulang
yang telah hancur menjadi tanah?,”Jawablah, “Ia akan dihidupkan kembali lagi
oleh Allah Yang menciptakannya pada kali permulaan”. (QS. Yasin 36: 78-79)
Manusia pertama kali dibangkitkan dan keluar dari alam kubur adalah Nabi
Muhammad saw. Sebagaimana dijelaskan dalam hadist shahih dari Abu Hurairah
bahwasanya Rasulullah saw bersabda, “Janganlah kalian melebihkan seorang
10

Nabi atas para Nabi yang lain. Sesungguhnya sangkakala akan ditiup, maka
seluruh makhluk yang ada di langit dan di bumi akan mati, kecuali makhluk yang
dikehendaki oleh Allah. Kemudian sangkakala ditiup sekali lagi, maka aku adalah
orang yang pertama kali dibangkitkan. Atau aku termasuk orang yang pertama
kali dibangkitkan, karena ternyata Musa sudah memegang tiang ‘Arsy. Aku tidak
tahu, apakah ia telah dibalas (dihitung mati) dengan pingsan yang ia alami saat
di GunungThur, ataukah memang ia dibangkitkan sebelumku. Aku pun tidak
mengatakan ada seorang Nabi yang lebih utama dari Yunus bin Mata”. (HR.
Bukhari no.3162 dan Muslim no.4376)
Dari Abu Sa’id Al-Khudriy bahwasanya Rasulullah saw bersabda,
“Janganlah kalian menganggap seorang Nabi lebih baik dari Nabi yang lain.
Sesungguhnya manusia akan mati pada hari kiamat, maka aku adalah orang yang
pertama kali keluar dari kubur. Namun ternyata Musa sudah memegang salah satu
tiang ‘Arsy. Aku tidak tahu, apakah Musa termasuk orang yang mati pada saat
tiupan sangakakala, ataukah ia telah dibalas dengan pingsan kali yang pertama (di
Gunung Thur)”. (HR. Bukhari no.2235 dan Muslim no. 4378)
III. Khulasoh
Dalam makalah ini bayak hal yang dapat kita jadikan pelajaran bagi
pembaca pada umumnya dan khususnya bagi penulis. Berdasarkan pembahasan
dan penelitian ini, maka penulis dapat meyimpulkan beberapa hal : Yaumul
mahsyar adalah : tempat dikumpulkannya seluruh manusia dan makhluk hidup
lainnya dari awal zaman hingga akhir jaman untuk dilakukan hisab atau peradilan
tuhan yang sejati pada yaumul hisab. Ada 7 golongan yang mendapat syafa’at
yang luar biasa nanti di yaumul mahsyar . Ada 12 golongan yang akan di halau di
padang mahsyar`

Daftar Pustaka
http://adimassutrisno72.blogspot.co.id/2015/03/makalah-aqidah-aklak-tentang-
yaumul.html
adimassutrisno72.blogspot.com/2015/03/makalah-aqidah-aklak-tentang-
yaumul.htm
waroeng-studies.blogspot.com/2013/01/padang-mahsyar.html

Anda mungkin juga menyukai