PEMBAHASAN
كٍ َِس ب ِْن َمال ِ يرينَ ع َْن َأن ِ ير ع َْن ُم َح َّم ِد ْب ِن ِس ٍ ار َح َّدثَنَا َح ْفصُ بْنُ ُسلَ ْي َمانَ َح َّدثَنَا َكثِي ُر بْنُ ِش ْن ِظ ٍ َح َّدثَنَا ِه َشا ُم بْنُ َع َّم
ض ُع ْال ِع ْل ِم ِع ْن َد َغي ِْر َأ ْهلِ ِه َك ُمقَلِّ ِد
ِ ضةٌ َعلَى ُك ِّل ُم ْسلِ ٍم َو َوا َ طلَبُ ْال ِع ْل ِم فَ ِري
َ صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم
َ ِ قَا َل َرسُو ُل هَّللا: الَ َق
َ ير ْال َجوْ ه ََر َواللُّْؤ لَُؤ َوال َّذه
َب ِ ْال َخن
ِ َاز
Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Hisyam bin Ammar berkata, telah
menceritakan kepada kami Hafsh bin Sulaiman berkata, telah menceritakan
kepada kami Katsir bin Syinzhir dari Muhammad bin Sirin dari Anas bin Malik ia
berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Menuntut ilmu adalah
kewajiban bagi setiap muslim. Dan orang yang meletakkan ilmu bukan pada pada
ahlinya, seperti seorang yang mengalungkan mutiara, intan dan emas ke leher
babi.” (Ibnu Majah: 220)
ِ س ع َْن َأن
َس ب ِْن ٍ َي ع َْن ال َّربِي ِع ْب ِن َأن ِ ال َح َّدثَنَا خَ الِ ُد بْنُ يَ ِزي َد ْال َعتَ ِك ُّي ع َْن َأبِي َج ْعفَ ٍر ال ر
ِّ َّاز َ ََح َّدثَنَا نَصْ ُر بْنُ َعلِ ٍّي ق
ِ ِب ْال ِع ْل ِم َكانَ فِي َسب
يل هَّللا ِ َحتَّى يَرْ ِج َع ِ َصلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َم ْن َخ َر َج فِي طَل
َ ِ قَا َل َرسُو ُل هَّللا: ال َ َك ق
ٍ َِمال
Artinya: “Telah bercerita kepada kami Nahsr bin Ali dia berkata, telah bercerita
kepada kami Khalid bin Yazid Al Ataki dari Abu Ja’far Ar Razi dari Ar Rabi’ bin
Anas dari Anas bin Malik dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda: “Barangsiapa keluar dalam rangka menuntut ilmu maka dia berada di
jalan Allah sampai dia kembali.” (Tirmidzi: 2571)
Ilmu laksana pelita yang menerangi setiap kegelapan. Manusia tidak akan
mampu melakukan apa pun tanpa memiliki ilmu atau mengetahui apa yang ia
kerjakan. La hanya bisa meraba-raba dan menerka-nerka seperti orang yang
berada dalam gelap gulita. Ilmu adalah penuntun manusia dalam mengarungi
kehidupan ini. Dalam Hadis ini dijelaskan bahwa Islam memerintahkan umatnya
3
4
untuk menuntut ilmu. Dan menuntut ilmu disini mengandung makna yang sangat
luas, yaitu mencari ilmu pengetahuan melalui proses belajar, baik secara mandiri
atau otodidak maupun melalui bimbingan seorang guru. Belajar secara mandiri
dapat dilakukan dengan membaca, mengamati dan mempelajari suatu ilmu tanpa
bantuan seorang guru atau pengajar. Sedangkan belajar di bawah bimbingan guru,
yaitu mempelajari suatu ilmu dengan bantuan orang yang ahli di bidangnya,
seperti yang kita temukan di sekolah, di kampus, dan lembaga-lembaga
pendidikan Iainnya.
Artinya: “Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: Barang
siapa yang menempuh perjalanan dalam rangka menuntut ilmu, maka Allah akan
memudahkan jalannya menuju surga”. (HR. Muslim)
Menuntuti lmu adalah pekerjaan yang sangat mulia di hadapan Allah SWT,
karena dengan menuntut ilmu manusia dapat mengetahui segala hal termasuk
mengetahui kebesaran dan kekuasaan Allah sehingga dengan begitu manusia
dapat selalu dekat dengan Sang Maha Penciptanya. Oleh sebab itu, Hadis di atas
menggambarkan bagaimana Allah sangat apresiatif kepada orang yang menuntut
ilmu, yaitu Allah akan memudahkan jalan menuju surga baginya.
ٍ يَرْ فَ ِع هَّللا ُ الَّ ِذينَ آ َمنُوا ِم ْن ُك ْم َوالَّ ِذينَ ُأوتُوا ْال ِع ْل َم َد َر َجا
ت ۚ َوهَّللا ُ بِ َما تَ ْع َملُونَ خَ بِي ٌر
Iman kepada hari akhir merupakan sesuatu yang wajib kita percayai. Hal ini
sesuai dengan firman Allah swt. Yang berbunyi sebagai berikut:
Artinya: “Dan sungguh, (hari) Kiamat itu pasti datang, tidak ada keraguan
padanya; dan sungguh, Allah akan membangkitkan siapa pun yang di dalam
kubur.” (Q.S. al-Hajj/22: 7)
Berdasarkan firman Allah swt. Tersebut, bahwa hari kiamat pasti akan
datang. Hanya waktunya kapan itu merupakan rahasia Allah dan tidak seorang
pun yang mengetahuinya. Sebagaimana firman Allah swt. Dalam surah al-A‘raf
ayat 187:
ت
ِ اوا َّ ت فِي
َ الس َم ْ َك َع ِن السَّا َع ِة َأيَّانَ ُمرْ َس اهَا ۖ قُ لْ ِإنَّ َم ا ِع ْل ُمهَ ا ِعن َد َربِّي ۖ اَل يُ َجلِّيهَ ا لِ َو ْقتِهَ ا ِإاَّل هُ َو ۚ ثَقُل َ َيَ ْسَألُون
﴿ َاس اَل يَ ْعلَ ُمون َ َض ۚ اَل تَْأتِي ُك ْم ِإاَّل بَ ْغتَةً ۗ يَ ْسَألُون
ِ َّك َكَأنَّكَ َحفِ ٌّي َع ْنهَا ۖ قُلْ ِإنَّ َما ِع ْل ُمهَا ِعن َد اللَّـ ِه َولَ ٰـ ِك َّن َأ ْكثَ َر الن ِ َْواَأْلر
١٨٧﴾
Peristiwa kiamat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kiamat sugra dan
kiamat kubra:
6
a. Kiamat sugra atau kiamat kecil, yaitu peristiwa rusaknya sebagian alam
seperti matinya sebagian makhluk hidup, rusaknya lingkungan alam, gunung
meletus, gempa bumi, dan lain-lain.
b. Kiamat kubra atau kiamat besar, yaitu rusaknya seluruh alam semesta
beserta isinya. Pada peristiwa itu tidak ada satu makhluk pun ciptaan Allah SWT.
Yang tidak rusak atau hancur. Semua binasa dan berubah menjadi alam akhirat.
Artinya: “Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup dan diangkatlah bumi dan
gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali benturan. Maka pada hari itu
terjadilah hari Kiamat. (Q.S. al-Haqqah/69:13-15)
Artinya: “Langit terbelah pada hari itu. Janji Allah pasti terlaksana. (Q.S. al-
Muzzamil/73: 18)
Dari ayat di atas diketahui bahwa langitpun mengalami pecah belah, dengan
demikian seisinya pun mengalami kerusakan yang sangat parah. Rasulullah saw.
Menjelaskan mengenai kejadian kiamat sebagai berikut:
7
ت يَ وْ َم ْالقِيَا َم ِة ِ ط ِوي هَّللا ُ َع َّز َو َج َّل ال َّس َما َواْ َصلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ي
َ ِ قَا َل َرسُو ُل هَّللا:ال َ ََأ ْخبَ َرنِي َع ْب ُد هَّللا ِ بْنُ ُع َم َر ق
ضينَ بِ ِش َمالِ ِه ثُ َّم يَقُو ُل َأنَ اِ ط ِوي اَأْل َر ْ َك َأ ْينَ ْال َجبَّارُونَ َأ ْينَ ْال ُمتَ َكبِّرُونَ ثُ َّم ي ُ ِثُ َّم يَْأ ُخ ُذه َُّن بِيَ ِد ِه ْاليُ ْمنَى ثُ َّم يَقُو ُل َأنَا ْال َمل
َك َأ ْينَ ْال َجبَّارُونَ َأ ْينَ ْال ُمتَ َكبِّرُون
ُ ِْال َمل
Artinya: “Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar r.a, berkata: Rasulullah saw.
Bersabda bahwa pada hari kiamat Allah swt. Melipat langit kemudian
menggegamnya dengan tangan kanan lalu berfirman: Akulah raja! Dimanakah
orang yang gagah perkasa? Di manakah orang yang menyombongkan diri?
Kemudian Allah swt. Melipat bumi dengan tangan kiri-Nya lalu berfirman:
Akulah Raja! Di manakah orang gagah perkasa? Di manakah orang yang
menyombongkan diri?” (H.R. Al-Bukhari/6863; Muslim/4995).
a. Qanaah
1. Pengertian Qanaah
Artinya:: “Telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Abu Az Zinad dari
Abdurrahman Al A’raj dari Abu Hurairah dan sanadnya sampai kepada Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa Salam, beliau bersabda: “Kekayaan itu bukanlah diukur dari
banyaknya harta benda akan tetapi pada hakekatnya kekayaan itu adalah kekayaan
hati” (Ahmad: 7015)
Contoh yang pas untuk menggambarkan orang yang memiliki sifat qanaah
adalah pribadi Rasulullah saw. Sendiri. Beliau adalah seorang utusan Allah yang
bergelar Rasulullah dan Khatamun nabiyyin, sekaligus pemimpin pemerintahan
dalam urusan duniawi. Namun demikian, beliau tak jarang mengalami kekurangan
Tak jarang beliau siang hari hanya menyantap sebutir atau dua butir korma,
namun beliau tak pemah merasa kekurangan. Takjarang beliau memperbaiki
sendiri alas kaki atau menjahit pakaiannya yang robek, padahal kalau beliau mau
menggunakan pendekatan kekuasaan, beliau bisa menumpuk berapapun harta
yang beliau mau, sebab beliau adalah pemimpin negara. Namun beliau tidak
membutuhkan semua itu. Beliau merasa sudah cukup dengan apa yang ada di
tangan beliau. Sebagian besar waktu beliau dihabiskan untuk berjuang
menegakkan Islam.
miliki untuk perjuangan Islam. Mereka merasa bahagia kalau hartanya itu
bermanfaat untuk menegakkan ajaran Islam.
Keagungan pribadi Rasulullah dan para sahabat inilah yang harus kita
teladani agar kita dapat memiliki sifat qanaah, karena dengan memiliki sifat
qanaah, kita akan bahagia di dunia dan di akherat.
Memang tidak mudah untuk memiliki sifat qanaah. Namun jika kita
memiliki kemauan untuk membiasakan diri, maka kitapun akan mampu
menjadikan sifat ini menjadi kebiasaan dalam kehidupan kita sehari-hari .
Biasakanlah jika kamu mendapatkan kenikmatan, kamu mensyukurinya. Kalau
suatu ketika kamu menginginkan sesuatu, yang kamu dapatkan tidak sesuai yang
kamu inginkan, terimalah dengan lapang dada dan penuh keikhlasan serta rasa
syukur yang mendalam. Lebih rincinya membiasakan sikap qanaah dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut :
2) Senantiasa berpikir positif, berapapun rezeki yang dia dapatkan, itulah yang
terbaik baginya, karena harta yang melimpah belum tentu mendatangkan kebaikan
baginya, sebaliknya, harta yang pas-pasan kadang justru yang terbaik baginya
3) Tidak pernah frustasi untuk selalu ikhtiar guna mendapatkan kehidupan yang
lebih baik.
a. Tasamuh
1. Pengertian tasamuh
dengan manusia yang lainnya. Manusia tidak bisa hidup sendiri. Dalam segala
bentuknya, manusia selalu membutuhkan keberadaan manusia lain untuk
memenuhi keperluan hidupnya.
Dalam kehidupan sehari-hari, baik atau tidaknya kualitas hidup kita sangat
ditentukan oleh diri kita sendiri. Apabila kita selalu berperilaku terpuji, maka akan
terpancar kualitas yang baik dari diri kita. Demikian juga sebaliknya, apabila kita
hanya berbuat kejahatan, maka kita pun akan dikenal sebagai orang yang tidak
baik.
Ketika bergaul dengan orang lain, dapat timbul permasalahan dalam segala
bentuknya. Sifat orang yang berbeda-beda dapat menimbulkan benturan-benturan
kepentingan. Akibatnya, bisa mengganggu hubungan kita dengan orang lain.
Toleransi yang kedua dengan pemeluk agama Iain. Bentuk toleransi yang
perlu kita biasakan ialah kita tidak menghalang-halangi orang Iain yang ingin
melaksanakan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya.
3. Fungsi Tasamuh
Artinya: Dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah bersabda: Siapa yang membantu
menghilangkan kesulitan orang mukmin satu kesulitan di dunia, niscaya Allah
akan menghilangkan kesulitan dia dari kesulitan pada hari kiamat. Dan barang
siapa yang memberikan kemudahan kepada orang yang menghadapi kesulitan,
12
a. Aqiqah
1. Pengertian aqiqah
Anak yang baru lahir tersebut sepantasnya diberi nama yang baik, karena
nama yang disandangnya merupakan doa untuknya. Nama-nama yang baik
tersebut antara Iain diambil dari nama – nama Nabi dan Rasul serta orang-orang
saleh dengan harapan semoga anak kelak dapat mengikuti jalan hidup terpuji yang
telah ditempuh oleh orang -orang saleh sebelumnya, karena kehidupan dunia
ibarat mata rantai yang tiada putusnya, setelah generasi dahulu akan muncul
generasi berikutnya yang akan menggantikan kedudukannya.
13
َ َح َّدثَنَا َس ِعي ُد بْنُ َأبِي َعرُوبَ ةَ ع َْن قَتَ ا َدةَ ع َْن ْال َح َس ِن ع َْن َس ُم َرةَ ع َْن النَّبِ ِّي
ص لَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َس لَّ َم قَ ا َل ُك لُّ غُاَل ٍم
ق َرْأ ُسهُ َويُ َس َّمى
ُ َُمرْ تَهَ ٌن بِ َعقِيقَتِ ِه تُ ْذبَ ُح َع ْنهُ يَوْ َم السَّابِ ِع َويُحْ ل
Artinya : “Telah menceritakan kepada kami Sa’id bin Abu ‘Arubah dari Qatadah
dari Al Hasan dari Samrah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau
bersabda: “Setiap anak tergadai dengan aqiqahnya, maka hendaklah
disembelihkan untuknya pada hari ketujuh (dari kelahirannya), dicukur rambutnya
dan diberi nama.”(IBNUMAJAH-3156)
2. Hukum aqiqah
3. Syarat Aqiqah
2) Hewan yang disembelih harus dalam keadaan sehat dan usianya sudah
memenuhi syarat untuk aqiqah
4) Sebagian daging hewan aqiqah disedekahkan, sebagian lagi boleh dimakan oleh
keluarga yang melaksanakan aqiqah .
14
4. Fungsi Aqiqah
3) Memupuk rasa solidaritas sesama Muslim, dan menekan keegoan yang pada
awalnya menjadj sifats eseorang .
4) Sedekah (melalui aqiqah) merupakan sarana untuk meraih ridha Allah SWT.
b. Kurban
1. Definisi Qurban
2) Hewan qurban adalah binatang ternak, seperti : kambing, domba, sapi, kebau
atau unta.
3) Hewan qurban adalah hewan yang sempurna anggota tubuhnya, tdk cacat.
15
4) Hewan qurban telah cukup umur ( yaitu kambing berumur 2 tahun, domba
berumur 1 tahun, sapi dan kerbau berumur 2 tahun dan unta berumur 1 tahun)
6) Hewan disembelih pada waktu yang ditentukan yaitu tanggal 10, 11, 12, dan 13
Zulhijjah.
3. Fungsi Qurban
2) Memberi kegembiraan di hati kaum dhu lafa, anak yatim dan fakir miskin.
5) Melatih sikap kepekaan sosial terhadap orang yang lebih membutuhkan uluran
tangan kita.
2) Mempersiapkan pisau atau alat pemotong Iainnya yang benar- benar tajam
4) Membaca basmalah
6) Membaca takbir.
a. Haji
1. Pengertian Haji
Artinya :“Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan
ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan
perjalanan ke sana. “ (Q.S. ali-Imran/3:97)
Melaksanakan Ibadah haji dan umrah dapat dilaksanakan dengan tiga cara
yaitu:
1) Haji Ifrad, melaksanakan ibadah haji dan umrah secara terpisah dalam bulan
haji yang sama. Pelaksanaan haji dilakukan tertebih dahulu, kemudian baru
melaksanakan umrah
2) Haji Tamattu’, adalah kebalikan dan Haji Ifrad yaitu melaksanakan umrah
tedebih dahulu kemudian melakukan haji di bulan yang sama. Pelaksanaan haji
seperti ini menyebabkan harus membayar Dam (denda).
3) Haji Qiran, rnelaksanakan haji dan umrah secara bersamaan. Pelaksanaan haji
sepetti ini juga menyebabkan harus membayar Dam (denda).
b. Syarat Haji
Ada beberapa syarat, jika seseorang akan menunaikan ibadah haji, yaitu,
1) beragama islam
3) sudah baligh
a) Memiliki bekal yang cukup, artinya harta yang dimiliki cukup untuk membayar
ongkos naik haji (ONH) dan cukup untuk bekal selama mengerjakan haji serta
cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga yang ditinggalkan
c) Aman, artinya di dalam melaksanakan ibadah haji dijamin kesehatan harta dan
jiwanya, tidak terjadi perang, kerusuhan dan sebaginya.
3. Rukun Haji
Rukun haji adalah perbuatan yang wajib dilakukan dalam berhaji, dan
tidak dapat diganti dengan membayar denda (dam). Jika orang meninggalkan
salah satu rukun haji, maka hajinya tidak sah. Rukun haji ada 6 macam sebagai
berikut:
Wukuf artinya hadir di Padang Arafah. Wukuf pada waktu zuhur, dimulai
sejak tergelincirnya matahari pada tanggal 9 Zulhijah sampai terbit fajar sidik
tanggal 10 Zulhijah. Wukuf dilakukan setelah khotbah dan salat jamak qasar
takdim zuhur dan asyar berjamaah. Wukuf dapat dilakukan berjamaah atau sendiri
dengan memperbanyak zikir, istigfar, dan doa. Waktu wukuf tidak disyaratkan
harus suci dari hadas besar atau kecil.
3) Tawaf
Tawaf adalah mengeliligi ka’bah tujuh kali putaran. Tawaf. Dimulai dari
Hajar Aswat dengan posisi Ka’bah di sebelah kiri orang yang .tawaf. Orang yang
tawaf. Harus menutup aurat dan suci dari hadas dan najis. Ada beberapa macam
tawaf,. Sebagai berikut:
a) Tawaf Qudum, yaitu tawaf yang dilakukan ketika baru datang di Mekah.
b) Tawaf Ifadah, yaitu tawaf yang dilakukan karena melaksana-kan rukun haji.
c) Tawaf Tahallul, yaitu tawaf yang dilakukan untuk melepaskan diri dari yang
diharamkan sebab ihram.
e) Tawaf sunah, yaitu tawaf yang dilakukan untuk mencari keutamaan ibadah.
4) Sa’i
Sa’i adalah lari-lari kecil di antara bukit Safa. Dan Marwah. Sa’i dimulai
dari Bukit Safa. Dan diakhiri di bukit Marwah. Sa’i dilakukan 7 kali bolak-balik
dan dikerjakan setelah tawaf.
Waktu mencukur setelah melempar jumrah aqabah pada hari mahar bila
mempunyai kurban, mencukur setelah menyembelih hewan, mencukur minimal 3
helai rambut.
6) Tertib
4. Wajib Haji
Dengan mengucapkan
2) Mabit di Musdalifah
3) Melontar Jumrah
Jama’ah haji yang tidak melontar jumrah selama 3 hari wajib membayar
dam dan jika meninggalkan sebagian lontaran maka harus membayar fidyah.
Pembayaran dam yaitu dengan menyembelih seekor kambing, jika tak mampu
20
menyembelih kambing diganti puasa 10 hari, jika puasa tak mampu diganti
dengan memberi makan kepada beberapa fakir miskin yang nilainya sama dengan
harga satu ekor kambing.
4) Mabit di mina
Mabit di mina hukumnya wajib, jika tidak mabit maka harus membayar dam.
(3) memakai penutup kepala yang melekat, jika tidak melekat hukumnya boleh,
contohnya payung
b. Umrah
1. Definisi Umrah
2. Hukum Umrah
3. Waktu Umrah
4. Rukun Umrah
3) Sai
4) Tahalul
5) Tertib
6) Wajib Umrah.
1) Ihram di Miqat
Bagi orang yang telah berada di Tanah Haram (Mekah), jika hendak
melakukan umrah harus keluar dari tanah Haram ke tanah Halal. Tanah Halal
yang biasa digunakan untuk mulai ihram adalah: Ji’ranah dan Tan’im. Sementara
bagi Yang datang dari luar tanah Haram, dapat memulai ihram pada tempat-
tempat yang sama sepeti di dalam ibadah haji. Sementara miqat zamani boleh
sepanjang tahun.
2) Menjauhkan diri dari hal – hal yang dilarang seperti larangan dalam ibadah haji
laksanakan Sali dengan berlari-lari kecil antara bukit Shafa dan Marwa. Kemudian
dilanjutkan dengan menggunting rambut.