Anda di halaman 1dari 21

BAB II

PEMBAHASAN

A. Kewajiban Menuntut Ilmu

Agama Islam mewajibkan umatnya menuntut ilmu. Banyak hadis yang


berisikan kewajiban menuntut ilmu. Hadis tersebut antara lain sebagai berikut.

‫ك‬ٍ ِ‫َس ب ِْن َمال‬ ِ ‫يرينَ ع َْن َأن‬ ِ ‫ير ع َْن ُم َح َّم ِد ْب ِن ِس‬ ٍ ‫ار َح َّدثَنَا َح ْفصُ بْنُ ُسلَ ْي َمانَ َح َّدثَنَا َكثِي ُر بْنُ ِش ْن ِظ‬ ٍ ‫َح َّدثَنَا ِه َشا ُم بْنُ َع َّم‬
‫ض ُع ْال ِع ْل ِم ِع ْن َد َغي ِْر َأ ْهلِ ِه َك ُمقَلِّ ِد‬
ِ ‫ضةٌ َعلَى ُك ِّل ُم ْسلِ ٍم َو َوا‬ َ ‫طلَبُ ْال ِع ْل ِم فَ ِري‬
َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
َ ِ ‫ قَا َل َرسُو ُل هَّللا‬: ‫ال‬َ َ‫ق‬
َ ‫ير ْال َجوْ ه ََر َواللُّْؤ لَُؤ َوال َّذه‬
‫َب‬ ِ ‫ْال َخن‬
ِ ‫َاز‬

Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Hisyam bin Ammar berkata, telah
menceritakan kepada kami Hafsh bin Sulaiman berkata, telah menceritakan
kepada kami Katsir bin Syinzhir dari Muhammad bin Sirin dari Anas bin Malik ia
berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Menuntut ilmu adalah
kewajiban bagi setiap muslim. Dan orang yang meletakkan ilmu bukan pada pada
ahlinya, seperti seorang yang mengalungkan mutiara, intan dan emas ke leher
babi.” (Ibnu Majah: 220)

ِ ‫س ع َْن َأن‬
‫َس ب ِْن‬ ٍ َ‫ي ع َْن ال َّربِي ِع ْب ِن َأن‬ ِ ‫ال َح َّدثَنَا خَ الِ ُد بْنُ يَ ِزي َد ْال َعتَ ِك ُّي ع َْن َأبِي َج ْعفَ ٍر ال ر‬
ِّ ‫َّاز‬ َ َ‫َح َّدثَنَا نَصْ ُر بْنُ َعلِ ٍّي ق‬
ِ ِ‫ب ْال ِع ْل ِم َكانَ فِي َسب‬
‫يل هَّللا ِ َحتَّى يَرْ ِج َع‬ ِ َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َم ْن َخ َر َج فِي طَل‬
َ ِ ‫ قَا َل َرسُو ُل هَّللا‬: ‫ال‬ َ َ‫ك ق‬
ٍ ِ‫َمال‬

Artinya: “Telah bercerita kepada kami Nahsr bin Ali dia berkata, telah bercerita
kepada kami Khalid bin Yazid Al Ataki dari Abu Ja’far Ar Razi dari Ar Rabi’ bin
Anas dari Anas bin Malik dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda: “Barangsiapa keluar dalam rangka menuntut ilmu maka dia berada di
jalan Allah sampai dia kembali.” (Tirmidzi: 2571)

Ilmu laksana pelita yang menerangi setiap kegelapan. Manusia tidak akan
mampu melakukan apa pun tanpa memiliki ilmu atau mengetahui apa yang ia
kerjakan. La hanya bisa meraba-raba dan menerka-nerka seperti orang yang
berada dalam gelap gulita. Ilmu adalah penuntun manusia dalam mengarungi
kehidupan ini. Dalam Hadis ini dijelaskan bahwa Islam memerintahkan umatnya

3
4

untuk menuntut ilmu. Dan menuntut ilmu disini mengandung makna yang sangat
luas, yaitu mencari ilmu pengetahuan melalui proses belajar, baik secara mandiri
atau otodidak maupun melalui bimbingan seorang guru. Belajar secara mandiri
dapat dilakukan dengan membaca, mengamati dan mempelajari suatu ilmu tanpa
bantuan seorang guru atau pengajar. Sedangkan belajar di bawah bimbingan guru,
yaitu mempelajari suatu ilmu dengan bantuan orang yang ahli di bidangnya,
seperti yang kita temukan di sekolah, di kampus, dan lembaga-lembaga
pendidikan Iainnya.

Mengingat pentingnya ilmu pengetahuan, Islam memberikan apresiasi yang


tinggi bagi orang Yang menuntuti lmu. Dalam Hadis di atas, setelah mewajibkan
untuk menuntut ilmu, Rasulullah saw, mengabarkan berita gembira sebagai
sebuah apresiasi atau penghargaan bagi penuntut ilmu bahwa semua (makhluk)
bahkan sampai binatang binatang di lautan akan memohonkan ampun terhadap
dosa orang-orang yang menuntut ilmu. Dalam Hadis Iain, Nabi saw menegaskan
apresiasinya:

‫ك طَ ِريقً ا يَ ْلتَ ِمسُ فِي ِه ِع ْل ًم ا َس هَّ َل هَّللا ُ لَ هُ بِ ِه‬


َ َ‫ َم ْن َس ل‬:‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬ َ َ‫ع َْن َأبِي هُ َري َْرةَ ق‬
َ ِ ‫ قَا َل َرسُو ُل هَّللا‬: ‫ال‬
‫طَ ِريقًا ِإلَى ْال َجنَّ ِة‬

Artinya: “Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: Barang
siapa yang menempuh perjalanan dalam rangka menuntut ilmu, maka Allah akan
memudahkan jalannya menuju surga”. (HR. Muslim)

Menuntuti lmu adalah pekerjaan yang sangat mulia di hadapan Allah SWT,
karena dengan menuntut ilmu manusia dapat mengetahui segala hal termasuk
mengetahui kebesaran dan kekuasaan Allah sehingga dengan begitu manusia
dapat selalu dekat dengan Sang Maha Penciptanya. Oleh sebab itu, Hadis di atas
menggambarkan bagaimana Allah sangat apresiatif kepada orang yang menuntut
ilmu, yaitu Allah akan memudahkan jalan menuju surga baginya.

Dalam Al-Qur’an, tidak sedikit ayat yang menjelaskan tentang apresiasi


Allah terhadap orang yang menuntut ilmu. Pada surat al-Mujadalah, ayat 11,
Allah berfirman:
5

ٍ ‫يَرْ فَ ِع هَّللا ُ الَّ ِذينَ آ َمنُوا ِم ْن ُك ْم َوالَّ ِذينَ ُأوتُوا ْال ِع ْل َم َد َر َجا‬
‫ت ۚ َوهَّللا ُ بِ َما تَ ْع َملُونَ خَ بِي ٌر‬

Artinya: “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan


orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

B. Iman kepada Hari Akhir

Iman kepada hari akhir merupakan sesuatu yang wajib kita percayai. Hal ini
sesuai dengan firman Allah swt. Yang berbunyi sebagai berikut:

ِ ‫ث َمن فِي ْالقُب‬


٧﴿ ‫ُور‬ ُ ‫ْب فِيهَا َوَأ َّن اللَّـهَ يَ ْب َع‬
َ ‫﴾ َوَأ َّن السَّا َعةَ آتِيَةٌ اَّل َري‬

Artinya: “Dan sungguh, (hari) Kiamat itu pasti datang, tidak ada keraguan
padanya; dan sungguh, Allah akan membangkitkan siapa pun yang di dalam
kubur.” (Q.S. al-Hajj/22: 7)

Berdasarkan firman Allah swt. Tersebut, bahwa hari kiamat pasti akan
datang. Hanya waktunya kapan itu merupakan rahasia Allah dan tidak seorang
pun yang mengetahuinya. Sebagaimana firman Allah swt. Dalam surah al-A‘raf
ayat 187:

‫ت‬
ِ ‫اوا‬ َّ ‫ت فِي‬
َ ‫الس َم‬ ْ َ‫ك َع ِن السَّا َع ِة َأيَّانَ ُمرْ َس اهَا ۖ قُ لْ ِإنَّ َم ا ِع ْل ُمهَ ا ِعن َد َربِّي ۖ اَل يُ َجلِّيهَ ا لِ َو ْقتِهَ ا ِإاَّل هُ َو ۚ ثَقُل‬ َ َ‫يَ ْسَألُون‬
﴿ َ‫اس اَل يَ ْعلَ ُمون‬ َ َ‫ض ۚ اَل تَْأتِي ُك ْم ِإاَّل بَ ْغتَةً ۗ يَ ْسَألُون‬
ِ َّ‫ك َكَأنَّكَ َحفِ ٌّي َع ْنهَا ۖ قُلْ ِإنَّ َما ِع ْل ُمهَا ِعن َد اللَّـ ِه َولَ ٰـ ِك َّن َأ ْكثَ َر الن‬ ِ ْ‫َواَأْلر‬
١٨٧﴾

Artinya: “Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang Kiamat, “Kapan


terjadi?” Katakanlah, “Sesungguhnya pengetahuan tentang Kiamat itu ada pada
Tuhanku; tidak ada (seorang pun) yang dapat menjelaskan waktu terjadinya selain
Dia.” (Q.S. al-A‘raf 7: 187)

Peristiwa kiamat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kiamat sugra dan
kiamat kubra:
6

a. Kiamat sugra atau kiamat kecil, yaitu peristiwa rusaknya sebagian alam
seperti matinya sebagian makhluk hidup, rusaknya lingkungan alam, gunung
meletus, gempa bumi, dan lain-lain.

b. Kiamat kubra atau kiamat besar, yaitu rusaknya seluruh alam semesta
beserta isinya. Pada peristiwa itu tidak ada satu makhluk pun ciptaan Allah SWT.
Yang tidak rusak atau hancur. Semua binasa dan berubah menjadi alam akhirat.

Sebagaimana firman Allah swt. Dalam surah al-Haqqah ayat 13 – 15 yang


berbunyi:

13﴿ ٌ‫ور نَ ْف َخةٌ َوا ِح َدة‬


ِ ُّ‫﴾فَِإ َذا نُفِ َخ فِي الص‬

14﴿ ً‫ت اَأْلرْ ضُ َو ْال ِجبَا ُل فَ ُد َّكتَا َد َّكةً َوا ِح َدة‬


ِ َ‫﴾ َو ُح ِمل‬

15﴿ ُ‫ت ْال َواقِ َعة‬


ِ ‫﴾فَيَوْ َمِئ ٍذ َوقَ َع‬

Artinya: “Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup dan diangkatlah bumi dan
gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali benturan. Maka pada hari itu
terjadilah hari Kiamat. (Q.S. al-Haqqah/69:13-15)

Setelah malaikat meniup sangkakala, semua makhluk hidup mengalami ajalnya


kecuali Allah swt. Yang kekal selama-lamanya.

Firman Allah swt.:

18﴿ ‫﴾ال َّس َما ُء ُم ْنفَ ِط ٌر بِ ِه َكانَ َو ْع ُدهُ َم ْفعُوال‬

Artinya: “Langit terbelah pada hari itu. Janji Allah pasti terlaksana. (Q.S. al-
Muzzamil/73: 18)

Dari ayat di atas diketahui bahwa langitpun mengalami pecah belah, dengan
demikian seisinya pun mengalami kerusakan yang sangat parah. Rasulullah saw.
Menjelaskan mengenai kejadian kiamat sebagai berikut:
7

‫ت يَ وْ َم ْالقِيَا َم ِة‬ ِ ‫ط ِوي هَّللا ُ َع َّز َو َج َّل ال َّس َما َوا‬ْ َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ي‬
َ ِ ‫ قَا َل َرسُو ُل هَّللا‬:‫ال‬ َ َ‫َأ ْخبَ َرنِي َع ْب ُد هَّللا ِ بْنُ ُع َم َر ق‬
‫ضينَ بِ ِش َمالِ ِه ثُ َّم يَقُو ُل َأنَ ا‬ِ ‫ط ِوي اَأْل َر‬ ْ َ‫ك َأ ْينَ ْال َجبَّارُونَ َأ ْينَ ْال ُمتَ َكبِّرُونَ ثُ َّم ي‬ ُ ِ‫ثُ َّم يَْأ ُخ ُذه َُّن بِيَ ِد ِه ْاليُ ْمنَى ثُ َّم يَقُو ُل َأنَا ْال َمل‬
َ‫ك َأ ْينَ ْال َجبَّارُونَ َأ ْينَ ْال ُمتَ َكبِّرُون‬
ُ ِ‫ْال َمل‬

Artinya: “Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar r.a, berkata: Rasulullah saw.
Bersabda bahwa pada hari kiamat Allah swt. Melipat langit kemudian
menggegamnya dengan tangan kanan lalu berfirman: Akulah raja! Dimanakah
orang yang gagah perkasa? Di manakah orang yang menyombongkan diri?
Kemudian Allah swt. Melipat bumi dengan tangan kiri-Nya lalu berfirman:
Akulah Raja! Di manakah orang gagah perkasa? Di manakah orang yang
menyombongkan diri?” (H.R. Al-Bukhari/6863; Muslim/4995).

Dari hadits Rasulullah saw. Di atas kita mengetahui betapa kecilnya


manusia-manusia yang ketika di dunia mengaku perkasadan bersikap sombong
akhirnya menemui siapa yang sesungguhnya perkasa dan berhak sombong yaitu
Allah swt.

C. Qanaah dan Tasamuh

a. Qanaah

1. Pengertian Qanaah

Qanaah menurut bahasa artinya merasa cukup. Sedangkan menurut istilah


artinya merasa cukup atas pemberian dari Allah swt. Setelah berusaha dan berdoa.
Jika merasa qanaah kita akan selalu bisa mensyukuri nikmat yang diberikan oleh
Allah swt. Orang yang qanaah akan dikarunai batin yang tentram dan selalu
berpikir positif. Bagi mereka, ukuran kekayaan tidak ditentukan oleh seberapa
banyak harta yang dipunyai. Akan tetapi lebih pada bentuk rasa bersyukur atas
apapun pemberian Allah swt. Kaya harta bukan utama, tapi kaya hati adalah
segalanya.

Sabda Rasulullah SAW:


8

َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َس لَّ َم لَي‬


‫ْس‬ َ ‫ي‬َّ ِ‫ج ع َْن َأبِي هُ َر ْي َرةَ يَ ْبلُ ُغ بِ ِه النَّب‬
ِ ‫َح َّدثَنَا ُس ْفيَانُ ع َْن َأبِي ال ِّزنَا ِد ع َْن َع ْب ِد الرَّحْ َم ِن اَأْل ْع َر‬
ِ ‫ض َولَ ِك ْن ْال ِغنَى ِغنَى النَّ ْف‬
‫س‬ ِ ‫ْال ِغنَى ع َْن َك ْث َر ِة ْال َع َر‬

Artinya:: “Telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Abu Az Zinad dari
Abdurrahman Al A’raj dari Abu Hurairah dan sanadnya sampai kepada Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa Salam, beliau bersabda: “Kekayaan itu bukanlah diukur dari
banyaknya harta benda akan tetapi pada hakekatnya kekayaan itu adalah kekayaan
hati” (Ahmad: 7015)

Dari hadis di atas secara jelas diketahui bahwa ukuran kebahagiaan


bukanlah ditentukan oleh jumlah kekayaan yang dipunyai oleh seorang manusia
lebih pada kelapangan hati dan rasa syukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah
swt.

2. Contoh perilaku Qanaah

Contoh yang pas untuk menggambarkan orang yang memiliki sifat qanaah
adalah pribadi Rasulullah saw. Sendiri. Beliau adalah seorang utusan Allah yang
bergelar Rasulullah dan Khatamun nabiyyin, sekaligus pemimpin pemerintahan
dalam urusan duniawi. Namun demikian, beliau tak jarang mengalami kekurangan

Tak jarang beliau siang hari hanya menyantap sebutir atau dua butir korma,
namun beliau tak pemah merasa kekurangan. Takjarang beliau memperbaiki
sendiri alas kaki atau menjahit pakaiannya yang robek, padahal kalau beliau mau
menggunakan pendekatan kekuasaan, beliau bisa menumpuk berapapun harta
yang beliau mau, sebab beliau adalah pemimpin negara. Namun beliau tidak
membutuhkan semua itu. Beliau merasa sudah cukup dengan apa yang ada di
tangan beliau. Sebagian besar waktu beliau dihabiskan untuk berjuang
menegakkan Islam.

Keteladanan Rasulullah saw. Ini juga diikuti para sahabat, contohnyaAbu


Bakar Ash-Shidiq dan Utsman bin Affan. Mereka berdua ini adalah para saudagar
kaya raya. Namun hati mereka tidak dikuasai oleh harta benda yang mereka
miliki. Mereka dengan ikhlas menyumbangkan sebagian besar harta yang mereka
9

miliki untuk perjuangan Islam. Mereka merasa bahagia kalau hartanya itu
bermanfaat untuk menegakkan ajaran Islam.

Keagungan pribadi Rasulullah dan para sahabat inilah yang harus kita
teladani agar kita dapat memiliki sifat qanaah, karena dengan memiliki sifat
qanaah, kita akan bahagia di dunia dan di akherat.

3. Membiasakan sikap qanaah.

Memang tidak mudah untuk memiliki sifat qanaah. Namun jika kita
memiliki kemauan untuk membiasakan diri, maka kitapun akan mampu
menjadikan sifat ini menjadi kebiasaan dalam kehidupan kita sehari-hari .
Biasakanlah jika kamu mendapatkan kenikmatan, kamu mensyukurinya. Kalau
suatu ketika kamu menginginkan sesuatu, yang kamu dapatkan tidak sesuai yang
kamu inginkan, terimalah dengan lapang dada dan penuh keikhlasan serta rasa
syukur yang mendalam. Lebih rincinya membiasakan sikap qanaah dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1) Merasa cukup berapapun rezeki yang didapatkan dari Allah SWT.

2) Senantiasa berpikir positif, berapapun rezeki yang dia dapatkan, itulah yang
terbaik baginya, karena harta yang melimpah belum tentu mendatangkan kebaikan
baginya, sebaliknya, harta yang pas-pasan kadang justru yang terbaik baginya

3) Tidak pernah frustasi untuk selalu ikhtiar guna mendapatkan kehidupan yang
lebih baik.

4) Menerima dengan ikhlas semua ujian yang diberikan Allah SWT.

5) Tidak membelanjakan dengan boros uang yang ia miliki.

a. Tasamuh

1. Pengertian tasamuh

Tasamuh menurut artinya adalah tenggang rasa. Sedangkan menurut istilah


artinya adalah saling menghormati dan meng-hargai antara manusia yang satu
10

dengan manusia yang lainnya. Manusia tidak bisa hidup sendiri. Dalam segala
bentuknya, manusia selalu membutuhkan keberadaan manusia lain untuk
memenuhi keperluan hidupnya.

Dalam kehidupan sehari-hari, baik atau tidaknya kualitas hidup kita sangat
ditentukan oleh diri kita sendiri. Apabila kita selalu berperilaku terpuji, maka akan
terpancar kualitas yang baik dari diri kita. Demikian juga sebaliknya, apabila kita
hanya berbuat kejahatan, maka kita pun akan dikenal sebagai orang yang tidak
baik.

Ketika bergaul dengan orang lain, dapat timbul permasalahan dalam segala
bentuknya. Sifat orang yang berbeda-beda dapat menimbulkan benturan-benturan
kepentingan. Akibatnya, bisa mengganggu hubungan kita dengan orang lain.

Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman yang lebih besar, sifat


tasamuh atau tenggang rasa sangat diperlukan. Apabila kita mempunyai sifat
tenggang rasa, maka kita tidak akan mengedepankan emosi dalam menyelesaikan
persoalan. Orang dengan sifat tasamuh akan mempunyai hati yang lembut dan
penuh pengertian. Rasulullah saw. Bersabda:

‫ص لَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه‬ َ ِ ‫ك َأ َّن َر ُس و َل هَّللا‬ ِ ‫ب ع َْن َأن‬


ٍ ِ‫َس ْب ِن َمال‬ ِ ‫ك ع َْن ا ْب ِن ِش هَا‬ ُ ‫َح َّدثَنِي يَحْ يَى بْنُ يَحْ يَى قَا َل قَ َرْأ‬
ٍ ِ‫ت َعلَى َمال‬
ً‫َو َسلَّ َم قَا َل اَل تَبَا َغضُوا َواَل تَ َحا َسدُوا َواَل تَدَابَرُوا َو ُكونُوا ِعبَا َد هَّللا ِ ِإ ْخ َوان‬

Artinya: “Telah menceritakan kepadaku Yahya bin Yahya berkata; ‘Aku


membaca Hadits Malik dari Ibnu Syihab dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Janganlah saling memarahi, saling
mendengki, saling membelakangi, tetapi jadilah kalian hamba Allah yang
bersaudara.” (HR. Muslim: 4641)

Dalam hadis tersebut Rasulullah saw. Menyerukan tentang pentingnya


hidup berdampingan secara rukun layaknya saudara. Dengan bersikap tasamuh
maka kita akan mempunyai teman dan saudara yang banyak. Karena orang
dengan jiwa tasamuh akan senantiasa memancarkan pesona teduh dan jauh dari
kesan-kesan jahat.
11

2. Arti Pentingnya Tasamuh

Sikap tasammuh atau toloransi akan bordampak positif bagi hubungan


antar beragama. Sisi positifnya antara Iain:

1) Akan terhindar dari rasa saling curiga mencurigai;

2) Akan terhindar konflik antar umat beragama.

3) Akan memperkuat jalinan sosial.

4) Akan terbina perdamaian dan ketenteraman

3) Membiasakan diri Bersikap Tasamuh

Mengingat pentingnya sikap toleransi ini, kita harus membiasakan diri


dengan sikap ini. Toleransi itu ada dua hal, pertama yaitu toleran dengan sesama
muslim yang berbeda pendapat. Bentuk toleransi disini, kita membiasakan diri
menghargai pendapat orang Iain yang berbeda dengan pendapat kita. Kita tidak
perlu perang urat syaraf dengan orang yang memiliki pendapat yang kita anggap
salah. Kita berdo’a kepada Allah saja mudah mudahan yang salah segera
mendapat hidayah. Dengan cara seperti ini, akan dapat dihindari permusuhan dan
pertikaian.

Toleransi yang kedua dengan pemeluk agama Iain. Bentuk toleransi yang
perlu kita biasakan ialah kita tidak menghalang-halangi orang Iain yang ingin
melaksanakan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya.

3. Fungsi Tasamuh

Segala sesuatu yang bersumber dari ajaran agama mengandung kebaikan


atau hikmah maupun fungsi. Sabda Rasulullah saw.:

Artinya: Dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah bersabda: Siapa yang membantu
menghilangkan kesulitan orang mukmin satu kesulitan di dunia, niscaya Allah
akan menghilangkan kesulitan dia dari kesulitan pada hari kiamat. Dan barang
siapa yang memberikan kemudahan kepada orang yang menghadapi kesulitan,
12

Allah akan memberikan kemudahan kepadanya di dunia dan di akhirat.” (H.R.


Muslim/4867)

Hadis di atas menerangkan bahwa apabila kita ingin meng-hilangkan


kesulitan yang dihadapi, hendaknya kita melakukan sesuatu yang bisa
menghilangkan kesulitan orang lain terlebih dahulu. Apabila ingin memudahkan
semua urusan kita, maka kita harus memudahkan urusan yang dihadapi orang lain
terlebih dahulu.

D. Aqiqah dan Kurban

a. Aqiqah

1. Pengertian aqiqah

Aqiqah adalah menyembelih kambing dan daging hasil penyembelihan itu


disedekahkan kepada orang Iain sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT
atas kelahiran seorang anak di keluarga Muslim. Bagi seorang muslim yang baru
saja melihat kelahiran anaknya, tentu merasakan sebuah kegembiraan yang tiada
terhingga. Karena anak adalah mutiara yang sangat berharga. Anak adalah obat
duka yang tak ada bandingannya.

Sehingga di dalam agama Islam kegembiraan tersebut perlu diwujudkan


dalam bentuk sedekah untukb erbagi kebahagiaan sebagai rasa syukur kepada
Sang Khaliq. Karena Dialah yang menitipkan mutiara tersebut kepada kita sebagai
amanah yang harus dijaga dan dipelihara.

Anak yang baru lahir tersebut sepantasnya diberi nama yang baik, karena
nama yang disandangnya merupakan doa untuknya. Nama-nama yang baik
tersebut antara Iain diambil dari nama – nama Nabi dan Rasul serta orang-orang
saleh dengan harapan semoga anak kelak dapat mengikuti jalan hidup terpuji yang
telah ditempuh oleh orang -orang saleh sebelumnya, karena kehidupan dunia
ibarat mata rantai yang tiada putusnya, setelah generasi dahulu akan muncul
generasi berikutnya yang akan menggantikan kedudukannya.
13

Di samping memberi nama yang baik, kitajuga mengungkapkan rasa


syukur dengan melakukan aqiqah, dengan ketentuan, jika anak yang baru
dilahirkan tersebut perempuan maka dianjurkan untuk menyembelih 1 ekor
kambing, dan jika laki-laki maka kambing yang disembelih berjumlah 2 ekor.

Rasulullah SAW. Bersabda :

َ ‫َح َّدثَنَا َس ِعي ُد بْنُ َأبِي َعرُوبَ ةَ ع َْن قَتَ ا َدةَ ع َْن ْال َح َس ِن ع َْن َس ُم َرةَ ع َْن النَّبِ ِّي‬
‫ص لَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َس لَّ َم قَ ا َل ُك لُّ غُاَل ٍم‬
‫ق َرْأ ُسهُ َويُ َس َّمى‬
ُ َ‫ُمرْ تَهَ ٌن بِ َعقِيقَتِ ِه تُ ْذبَ ُح َع ْنهُ يَوْ َم السَّابِ ِع َويُحْ ل‬

Artinya : “Telah menceritakan kepada kami Sa’id bin Abu ‘Arubah dari Qatadah
dari Al Hasan dari Samrah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau
bersabda: “Setiap anak tergadai dengan aqiqahnya, maka hendaklah
disembelihkan untuknya pada hari ketujuh (dari kelahirannya), dicukur rambutnya
dan diberi nama.”(IBNUMAJAH-3156)

2. Hukum aqiqah

Hukum aqiqah adalah sunnah mutakkadah bagi orangtua anak. Karena


demikian kuat penganjurannya maka sebisa mungkin aqiqah dilaksanakan, kecuali
jika muslim tersebut tidak mampu. Karena Allah SWT tidak mungkin membebani
kepada manusia sesuatu yang tidak mampu dipikulnya.

3. Syarat Aqiqah

Adapun syarat tersebut adalah sebagai berikut:

1) Hewan yang disembelih adalah kambing atau domba.

2) Hewan yang disembelih harus dalam keadaan sehat dan usianya sudah
memenuhi syarat untuk aqiqah

3) Daging hewan aqiqah lebih dianjurkan dimasak terlebih dahulu

4) Sebagian daging hewan aqiqah disedekahkan, sebagian lagi boleh dimakan oleh
keluarga yang melaksanakan aqiqah .
14

4. Fungsi Aqiqah

Aqiqah memiliki fungsi sebagai berikut:

1) Perwujudan ungkapan syukur kepada Allah SWT.

2) Untuk mengikuti Sunnah Rasul.

3) Memupuk rasa solidaritas sesama Muslim, dan menekan keegoan yang pada
awalnya menjadj sifats eseorang .

4) Sedekah (melalui aqiqah) merupakan sarana untuk meraih ridha Allah SWT.

5) Melaksanakan aqiqah secara tidak langsung juga menjalin tali persaudaraan


dengan tetangga terdekat, saudara dan fakir miskin.

b. Kurban

1. Definisi Qurban

Qurban adalah menyembelih binatang ternak pada tanggal 10 Zulhijjah


dengan niat mendekatkan diri kepada Allah SWT Ibadah qurban adalah salah satu
dari sekian banyak ibadah yang erat kaitannya dengan sosial kemasyarakatan,k
arena pelaksanaan penyembelihan binatang qurban setelah menunaikan salat Idul
Adha utamanya diberikan kepada kaum dhulafa, anak yatim dan fakir miskin.
Ibadah qurban merupakan cermin kepatuha hamba kepada Penciptanya.

2. Syarat Pelaksanaan Qurban.

Adapun syarat – syarat pelaksanaan qurban adalah sebagai berikut :

1) Hewan qurban diperoleh dengan cara halal, tidak berhutang,

2) Hewan qurban adalah binatang ternak, seperti : kambing, domba, sapi, kebau
atau unta.

3) Hewan qurban adalah hewan yang sempurna anggota tubuhnya, tdk cacat.
15

4) Hewan qurban telah cukup umur ( yaitu kambing berumur 2 tahun, domba
berumur 1 tahun, sapi dan kerbau berumur 2 tahun dan unta berumur 1 tahun)

5) Orang yang berkurban adalah orang merdeka, baligh dan berakal.

6) Hewan disembelih pada waktu yang ditentukan yaitu tanggal 10, 11, 12, dan 13
Zulhijjah.

3. Fungsi Qurban

Adapun fungsi qurban adalah sebagai berikut:

1) Sebagai cermin kepatuhan seorang hamba kepada Penciptanya.

2) Memberi kegembiraan di hati kaum dhu lafa, anak yatim dan fakir miskin.

3) Melatih sikap solidaritas antara sesama muslim

4) Melatih jiwa pengorbanan.

5) Melatih sikap kepekaan sosial terhadap orang yang lebih membutuhkan uluran
tangan kita.

4. Cara penyembelihan hewan aqiqah dan qurban adalah sebagai berikut:

1) Berniat menyembelih hewan qurban atau aqiqah karena Allah SWT

2) Mempersiapkan pisau atau alat pemotong Iainnya yang benar- benar tajam

3) Mengikat dengan kuat dan menghadapkan hewan qurban menghadap kiblat.

4) Membaca basmalah

5) Membaca salawat kepada Nabi Muhammad saw. Dan keluarganya.

6) Membaca takbir.

7) Memotong hewan aqiqah atau qurban sampai putus urat lehernya

8) Membaca doa agar qurban diterima Allah SWT.


16

E. Haji dan Umroh

a. Haji

1. Pengertian Haji

Haji adalah mengunjungi Baitullah (Ka’bah) untuk melakukan ibadah


dengan syarat dan rukun tertentu. Setiap muslim yang mampu, berkewajiban
menunaikan ibadah haji satu kali dalam hidupnya. Adapun selebihnya hukumnya
sunah. Perintah tentang haji tersebut terdapat dalam surah ali-Imron: 97

ِ ‫اس ِحجُّ ْالبَ ْي‬


‫ت َم ِن ا ْستَطَا َع ِإلَ ْي ِه َسبِياًل‬ ِ َّ‫ۚ َوهَّلِل ِ َعلَى الن‬

Artinya :“Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan
ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan
perjalanan ke sana. “ (Q.S. ali-Imran/3:97)

Melaksanakan Ibadah haji dan umrah dapat dilaksanakan dengan tiga cara
yaitu:

1) Haji Ifrad, melaksanakan ibadah haji dan umrah secara terpisah dalam bulan
haji yang sama. Pelaksanaan haji dilakukan tertebih dahulu, kemudian baru
melaksanakan umrah

2) Haji Tamattu’, adalah kebalikan dan Haji Ifrad yaitu melaksanakan umrah
tedebih dahulu kemudian melakukan haji di bulan yang sama. Pelaksanaan haji
seperti ini menyebabkan harus membayar Dam (denda).

3) Haji Qiran, rnelaksanakan haji dan umrah secara bersamaan. Pelaksanaan haji
sepetti ini juga menyebabkan harus membayar Dam (denda).

b. Syarat Haji

Ada beberapa syarat, jika seseorang akan menunaikan ibadah haji, yaitu,

1) beragama islam

2) sehat jasmani dan rohani


17

3) sudah baligh

4) bukan merupakan budak ( orang merdeka )

5) orang yang mampu, yang meliputi :

a) Memiliki bekal yang cukup, artinya harta yang dimiliki cukup untuk membayar
ongkos naik haji (ONH) dan cukup untuk bekal selama mengerjakan haji serta
cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga yang ditinggalkan

b) Ada kendaraan, artinya ada alat transportasi yang dapat mengangkut ke


Baitullah

c) Aman, artinya di dalam melaksanakan ibadah haji dijamin kesehatan harta dan
jiwanya, tidak terjadi perang, kerusuhan dan sebaginya.

d) Bagi wanita hendaknya disertai mahramnya.

3. Rukun Haji

Rukun haji adalah perbuatan yang wajib dilakukan dalam berhaji, dan
tidak dapat diganti dengan membayar denda (dam). Jika orang meninggalkan
salah satu rukun haji, maka hajinya tidak sah. Rukun haji ada 6 macam sebagai
berikut:

1) Memakai ihram dan niat haji

Ihram adalah memakai pakaian berwarna putih yang tidak berjahit.


Sebelum memakai pakaian ihram terlebih dahulu mandi jinabat. Setelah memakai
pakaian ihram dilanjutkan salat 2 rakaat di mikat kemudian niat haji, dengan lafal

‫لبيك اللهم حجا‬

Artinya : “Aku sambut panggilanmu, ya Allah untuk berhaji.”

2) Wukuf di Padang Arafah


18

Wukuf artinya hadir di Padang Arafah. Wukuf pada waktu zuhur, dimulai
sejak tergelincirnya matahari pada tanggal 9 Zulhijah sampai terbit fajar sidik
tanggal 10 Zulhijah. Wukuf dilakukan setelah khotbah dan salat jamak qasar
takdim zuhur dan asyar berjamaah. Wukuf dapat dilakukan berjamaah atau sendiri
dengan memperbanyak zikir, istigfar, dan doa. Waktu wukuf tidak disyaratkan
harus suci dari hadas besar atau kecil.

3) Tawaf

Tawaf adalah mengeliligi ka’bah tujuh kali putaran. Tawaf. Dimulai dari
Hajar Aswat dengan posisi Ka’bah di sebelah kiri orang yang .tawaf. Orang yang
tawaf. Harus menutup aurat dan suci dari hadas dan najis. Ada beberapa macam
tawaf,. Sebagai berikut:

a) Tawaf Qudum, yaitu tawaf yang dilakukan ketika baru datang di Mekah.

b) Tawaf Ifadah, yaitu tawaf yang dilakukan karena melaksana-kan rukun haji.

c) Tawaf Tahallul, yaitu tawaf yang dilakukan untuk melepaskan diri dari yang
diharamkan sebab ihram.

d) Tawaf. Nazar, yaitu tawaf yang dilakukan karena nazar.

e) Tawaf sunah, yaitu tawaf yang dilakukan untuk mencari keutamaan ibadah.

f) Tawaf. Wada’, yaitu tawaf yang dilakukan karena meninggalkan Mekah

4) Sa’i

Sa’i adalah lari-lari kecil di antara bukit Safa. Dan Marwah. Sa’i dimulai
dari Bukit Safa. Dan diakhiri di bukit Marwah. Sa’i dilakukan 7 kali bolak-balik
dan dikerjakan setelah tawaf.

5) Menggunting (mencukur) rambut


19

Waktu mencukur setelah melempar jumrah aqabah pada hari mahar bila
mempunyai kurban, mencukur setelah menyembelih hewan, mencukur minimal 3
helai rambut.

6) Tertib

7) Menertibkan rukun-rukun tersebut artinya harus berurutan dimulai dari niat


(ihram) wukuf, tawaf, sa’i dan menggunting rambut.

4. Wajib Haji

Wajib haji adalah ketentuan-ketentuan baik perbuatan maupun perkataan


yang wajib dilaksanakan dalam ibadah haji. Apabila wajib haji dilanggar, hajinya
tetap sah, tetapi wajib membayar dam, meliputi :

1) Ihram dari miqat.

Dengan mengucapkan

‫لبيك اللهم حجا‬

Artinya: “Ku penuhi ya Allah panggilan-Mu untuk berhaji”

2) Mabit di Musdalifah

Mabit dilaksanakan dengan cara berhenti sejenak dalam kendaraan atau


turun dari kendaraan. Pada saat mabit dipergunakan untuk mencari kerikil
sebanyak 49 atau 70 butir atau 7 butir untuk melempar jumrah akabah. Jama’ah
haji yang tidak mabit di Musdalifah wajib membayar dam yaitu menyembelih
seekor kambing, jika tidak mampu, berpuasa 10 hari yaitu 3 hari ditanah suci dan
7 hari di tanah air.

3) Melontar Jumrah

Jama’ah haji yang tidak melontar jumrah selama 3 hari wajib membayar
dam dan jika meninggalkan sebagian lontaran maka harus membayar fidyah.
Pembayaran dam yaitu dengan menyembelih seekor kambing, jika tak mampu
20

menyembelih kambing diganti puasa 10 hari, jika puasa tak mampu diganti
dengan memberi makan kepada beberapa fakir miskin yang nilainya sama dengan
harga satu ekor kambing.

Waktu melontar jumrah Pada tanggal 10 Zulhijah yang dilontar hanya


jumrah akabah saja, dimulai tengah malam sampai terbenam matahari Pada hari-
hari tasyrik tanggal 11, 12 dan 13 Zulhijah yang dilontar ketiga-tiganya yaitu,
jumrah ula, wusta dan akabah.

Cara melontar jumrah Melontar masing-masing 7 kerikil dengan tujuh kali


lontaran. Jama’ah haji yang melaksanakan nafar awal melontar jumrah dengan 49
butir, yaitu 7 butir untuk jumrah akabah pada tanggal 10 dzulhijah dan masing-
masing 7 butir untuk jumrah ula, wusta dan akabah pada tanggal 11 dan 12
Zulhijah, sedangkan bagi jama’ah haji yang melaksanakan nafar sani melontar
jumrah dengan 70 butir, karena di tambah lagi masing-masing 7 butir untuk
jumrah ula, wusta dan akabah pada tanggal 13 Zulhijah.

4) Mabit di mina

Mabit di mina hukumnya wajib, jika tidak mabit maka harus membayar dam.

5) Meninggalkan larangan-larangan ihram

Larangan-larangan itu adalah :

a) bagi pria dilarang,

(1) memakai pakaian berjahit

(2) memakai sepatu menutupi mata kaki

(3) memakai penutup kepala yang melekat, jika tidak melekat hukumnya boleh,
contohnya payung

b) bagi wanita dilarang :

(1) berkaus tangan


21

(2) menutup muka

c) bagi pria dan wanita dilarang :

(1) memakai wangi-wangian

(2) memotong kuku, bulu dan rambut

(3) memburu /membunuh binatang

(4) kawin, mengawinkan atau meminang

(5) bercumbu atau bersetubuh

(6) mencaci, bertengkar

(7) memotong pepohonan di tanah haram[29]

b. Umrah

1. Definisi Umrah

Umrah menurut bahasa adalah berkunjung atau berziarah. Umrah menurut


istilah adalah berkunjung ke Baitullah dengan memenuhi wajib dan rukun tertentu
pada waktu kapanpun kecuali pada hari arafah, Idul Adha dan I hari Tasyriq.

2. Hukum Umrah

Hukum umrah adalah Sunnah Muakkadah. Sesuai dengan sabda Rasulullah


SAW. Ketika ditanya apakah Umrah wajib? Maka beliau menjawab, Artinya :
Hadis jabir berkata, bersabda rasululullah SA W : ‘Tidak, tapi jika kamu
melakukan umrah itu lebih baik” (H.R. Ahmad dan Tirmizi) .

3. Waktu Umrah

Melaksanakan ibadah umrah disunnahkan pada bulan Ramadhan.


Melaksanakan ibadah umrah dibolehkan pada waktu kapan saja sepanjang tahun,
kecuali pada waktu-waktu tertentu yaitu sebagai beriku:
22

1) Hari Raya Idul Fitri (10 Zulhijjah)

2) Hari Tasyriq,(ll, 12, dan 13 Zulhijjah)

3) Hari Arafah ( 9 Zulhijjah )

4. Rukun Umrah

Rukun Umrah adalah sebagai berikut :

1) Ihram disertai niat umrah .

2) Tawaf (7 kali putaran)

3) Sai

4) Tahalul

5) Tertib

6) Wajib Umrah.

5. Wajib umrah adalah sebagai berikut:

1) Ihram di Miqat

Bagi orang yang telah berada di Tanah Haram (Mekah), jika hendak
melakukan umrah harus keluar dari tanah Haram ke tanah Halal. Tanah Halal
yang biasa digunakan untuk mulai ihram adalah: Ji’ranah dan Tan’im. Sementara
bagi Yang datang dari luar tanah Haram, dapat memulai ihram pada tempat-
tempat yang sama sepeti di dalam ibadah haji. Sementara miqat zamani boleh
sepanjang tahun.

2) Menjauhkan diri dari hal – hal yang dilarang seperti larangan dalam ibadah haji

Orang yang akan melaksanakam umrah terlebih dulu membersihkan diri


dan bersuci, kemudian memakai pakaian ihram , salat dua rakaat, dan berniat
umrah . Selanjutnya pergilah menuju Mekah. Setelah tiba di Mekah, lakukan
tawaf sebanyak 7 kali putaran. Setelah selesai tawaf salatlah dua rakaat dan
23

laksanakan Sali dengan berlari-lari kecil antara bukit Shafa dan Marwa. Kemudian
dilanjutkan dengan menggunting rambut.

Anda mungkin juga menyukai