Anda di halaman 1dari 7

ADAB PENUNTUT ILMU

AISYAH ZAHRA GHAISANI


Ikhlas dalam menuntut ilmu
 ilmu adalah ibadah yang paling mulia sebagaimana sabda Nabi SAW
‫ط ِريقًا إِلَى ْال َجنَّ ِة‬
َ ‫ط ِريقًا يَ ْلتَ ِمسُ فِي ِه ِع ْل ًما َسه ََّل هَّللا ُ لَهُ بِ ِه‬
َ ‫ك‬
َ َ‫َو َم ْن َسل‬
“Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan
baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim, no. 2699)
 kemudian Allah SWT pun berfirman
َ ‫ين لَهُ ال ِّد‬
‫ين‬ َ ‫ص‬ِ ‫َو َما أُ ِمرُوا إِاَّل لِيَ ْعبُ ُدوا هَّللا َ ُم ْخ ِل‬
“Padahal mereka tidaklah diperintahkan kecuali untuk beribadah kepada Allah
dengan mengikhlashkan agama kepada-Nya” (QS. Al Bayyinah : 5)
Niat Dalam Menuntut Ilmu
 dikatakan dalam hadist Rasulullah SAW bahwa

ٍ ‫ال إِنَّ َما اأْل َ ْع َما ُل بِالنِّيَّ ِة َو ِل ُكلِّ ا ْم ِر‬


‫ئ َما نَ َوى‬ َ َ‫صلَّى هَّللا َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ق‬ َ ‫َع ْن ُع َم َر أَ َّن َرس‬
َ ِ ‫ُول هَّللا‬

Dari Umar radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam


bersabda, “Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan
sesuai niatnya.” (HR. Bukhari, Muslim, dan empat imam Ahli Hadits)
Niat Yang Salah
Sebagaimana yang dikatakan oleh imam Al-Ghazali di dalam kitab Bidayatul Bidayah. Yakni :

‫ و المباهة وتقدم على االقران والستمالة وجوه الناس عليك و جمع‬،‫ان كنت تقصد بطالب العلم المنافسة‬
‫خطام الدنيا فانت ساع فى هدم دينك واهالك نفسك وبيع اخرتك بدنياك‬

Yang artinya: “ Barangsiapa yang bertujuan dengan ilmu itu untuk bersaing-saingan, berbangga-banggaan, merasa
paling unggul diantara kawan-kawan, mencari perhatian orang lain, mengambil keuntungan duniawi. Maka engkau
telah berusaha menghancurkan agamamu, membinasakan dirimu dan menjual akhiratmu dengan duniamu.”
Ancaman dari Allah untuk orang yang salah
dalam niatnya
 Rasulullah SAW bersabda:

‫ف ْال َجنَّ ِة يَ ْو َم‬


َ ْ‫يب بِ ِه َع َرضًا ِم َن ال ُّد ْنيَا لَ ْم يَ ِج ْد َعر‬ ِ ‫َم ْن تَ َعلَّ َم ِع ْل ًما ِم َّما يُ ْبتَ َغى بِ ِه َوجْ هُ هَّللا ِ َع َّز َو َج َّل الَ يَتَ َعلَّ ُمهُ إِالَّ لِي‬
َ ‫ُص‬
‫ْالقِيَا َم ِة‬
 
“Barangsiapa menuntut ilmu yang seharusnya ia lakukan untuk mencari wajah Allâh
dengan ikhlas, namun ia tidak melakukannya melainkan untuk mencari keuntungan
duniawi, maka ia tidak akan mencium aroma Surga pada hari Kiamat.” [HR. Ahmad,
Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban, Shahîh ath-Targhib, no. 105]
Nabi SAW bersabda bahwa :

ِ َّ‫ فَهُ َو فِي الن‬،‫اس إِلَ ْي ِه‬


‫ار‬ َ ‫ أَ ْو يَصْ ِر‬،‫ي بِ ِه ال ُّسفَهَا َء‬
ِ َّ‫ف بِ ِه ُوجُوهَ الن‬ ِ ‫ أَ ْو يُ َم‬،‫َم ْن تَ َعلَّ َم ْال ِع ْل َم لِيُبَا ِه َي بِ ِه ْال ُعلَ َما َء‬
َ ‫ار‬
 
“Barang siapa menuntut ilmu untuk membantah orang yang bodoh, atau menantang
para ulama, atau mencari perhatian manusia, maka dia masuk neraka” [Diriwayatkan
oleh Ibnu Majah dalam Muqaddimah 253, dan dishahihkan Al–Albani lihat Al–
Misykat 225–226 ; bersumber dari sahabat Ibnu Umar Rhadiyallahu ‘anhu]
Dan ada sebuah kisah dimana ada tiga orang yang pertama kali diseret ke dalam neraka. Dan
Rasulullah menyebutkan salah satu diantara mereka.

َ َ‫ت فِيهَا؟ ق‬
:‫ال‬ َ ‫ فَ َما َع ِم ْل‬:‫ال‬ َ َ‫ ق‬،‫ فَأُتِ َي بِ ِه فَ َع َّرفَهُ نِ َع َمهُ فَ َع َرفَهَا‬،‫آن‬َ ْ‫ َو َعلَّ َمهُ َوقَ َرأَ ْالقُر‬،‫َو َر ُج ٌل تَ َعلَّ َم ْال ِع ْل َم‬
َ ‫ َوقَ َر ْأ‬،‫ َعالِ ٌم‬:‫ال‬
‫ت‬ َ َ‫ت ْال ِع ْل َم لِيُق‬
َ ‫ك تَ َعلَّ ْم‬
َ َّ‫ َولَ ِكن‬،‫ْت‬َ ‫ َك َذب‬:‫ال‬ َ َ‫ ق‬،‫آن‬ َ ْ‫ك ْالقُر‬َ ‫ت فِي‬ ُ ‫ َو َعلَّ ْمتُهُ َوقَ َر ْأ‬،‫ت ْال ِع ْل َم‬ ُ ‫تَ َعلَّ ْم‬
ُ َ ‫ ثُ َّم أُ ِم َر بِ ِه فَس ُِح‬،‫يل‬
ِ َّ‫ب َعلَى َوجْ ِه ِه َحتَّى أ ْلقِ َي فِي الن‬
‫ار‬ َ ِ‫ فَقَ ْد ق‬،ٌ‫ارئ‬ ِ َ‫ هُ َو ق‬:‫ال‬ َ َ‫آن لِيُق‬ َ ْ‫ْالقُر‬
“Seseorang yang menuntut ilmu, mengajarkannya, dan membaca Al Qur’an. Lalu ia didatangkan
dan dipaparkan kepadanya segala nikmat yang telah ia raih, lantas ia mengakuinya. Lalu ia ditanya,
“Apa yang sudah kamu lakukan terhadap nikmat tersebut?”. Ia menjawab, “Aku menuntut ilmu juga
mengajarkannya, aku juga membaca Al Qur’an karena-Mu”. Lalu dikatakan padanya, “Kamu dusta!
Kamu itu menuntut ilmu supaya dijuluki sebagai orang yang berilmu! Kamu juga membaca Al
Qur’an karena ingin dikenal sebagai qari! Dan kamu pun telah mendapatkannya!”. Lalu orang tadi
diseret di atas wajahnya lalu dilempar ke neraka” (HR. Muslim)

Anda mungkin juga menyukai